kejanggalan RAPB

Started by marcedes, 05 December 2009, 07:35:30 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

marcedes

dikatakan bahwa Pertama dijaman pertapa Sumedha, sudah ada mengenai "Gunung himalaya"

masa sih Gunung Himalaya di India itu? ga salah ya :)
Ada penderitaan,tetapi tidak ada yang menderita
Ada jalan tetapi tidak ada yang menempuhnya
Ada Nibbana tetapi tidak ada yang mencapainya.

TALK LESS DO MOREEEEEE !!!

The Ronald

Himalaya adalah sebuah barisan pegunungan di Asia, yang memisahkan anak benua India dari Dataran Tibet.

Himalaya merupakan tempat di mana gunung-gunung tertinggi di dunia, misalnya Gunung Everest dan Kanchenjunga, berada. Secara etimologi, Himalaya berarti "tempat kediaman salju" dalam bahasa Sansekerta (dari hima "salju", dan aalaya "tempat kediaman").

Himalaya memanjang sepanjang lima negara — Pakistan, India, China, Bhutan dan Nepal. Ia adalah sumber dua sistem sungai besar dunia — Sungai Indus dan Sungai Ganga-Brahmaputra. Sekitar 750 juta orang tinggal di daerah sekitar aliran air dari Himalaya, yang termasuk Bangladesh.

wiki :P
...

Lex Chan

yang namanya "Gunung Himalaya" bukan cuma di planet ini.. ;D
"Give the world the best you have and you may get hurt. Give the world your best anyway"
-Mother Teresa-

chingik

#3
Apalagi di Jataka, ada kota Benares di masa kappa-kappa lalu???

masa sih yg di India itu? ga salah ya
;D

Sunkmanitu Tanka Ob'waci

masalah nama, sudah pernah dibahas bahwa nama pada hakikatnya tergantung bahasa pada waktu itu. misalkan sugih, memiliki nama lain dengan arti yang sama pada bahasa jerman.
HANYA MENERIMA UCAPAN TERIMA KASIH DALAM BENTUK GRP
Fake friends are like shadows never around on your darkest days

adi lim

Quote from: chingik on 05 December 2009, 08:30:16 PM
Apalagi di Jataka, ada kota Benares di masa kappa-kappa lalu???

masa sih yg di India itu? ga salah ya
;D

Boleh yakin atau tidak !, terhadap Sutta yang ada di Tipitaka.
Kembali kepada masing2 batin untuk memahaminya.
_/\_
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

Nevada

Coba baca Ananda Vagga dari Anguttara Nikaya berikut ini...

Quote from: Ananda Vagga - Anguttara NikayaPada suatu ketika, Bhikkhu Ananda pergi menemui Sang Bhagava. Ketika bertemu, ia kemudian menghormat Sang Bhagava, lalu duduk di samping. Setelah duduk ia berkata kepada Sang Bhagava sebagai berikut: "Bhagava, saya sendiri pernah mendengar dari Sang Bhagava, di depan Sang Bhagava, saya menerima kata–kata ini: 'Ananda, murid Buddha Sikkhi yang bernama Abhibhu berada di alam Brahma (Brahma Loka) dan ia dapat memperdengarkan suaranya sampai sejauh seribu tata surya yang lain.'

"Bhagava, berapa jauh seribu tata surya yang lain? Bhagava, berapa jauh seorang Sammasambuddha dapat memperdengarkan suara-Nya?"

Kemudian Sang Bhagava menjawab: "Ananda, Abhibhu masih seorang murid, suara Tathagata adalah tidak terukur jangkauannya."

Untuk kedua kali dan ketiga kalinya, Ananda menanyakan hal tersebut, maka Sang Bhagava pun menjawab:

"Ananda, apakah kau pernah mendengar tentang seribu culanika loka dhatu (seribu tata surya kecil)?"

"Sekarang saatnya, Bhagava, sekarang saatnya, Sugata, bagi Sang Buddha untuk berkata. Para bhikkhu akan memperhatikan dengan sungguh–sungguh apa yang akan Sang Bhagava jelaskan".

"Maka dengarkanlah, Ananda, perhatikanlah, Aku akan berbicara."

"Ya, Bhagava", jawab Ananda.

Kemudian Sang Bhagava bersabda:

"Ananda, sejauh matahari dan bulan berotasi pada garis orbitnya, dan sejauh pancaran sinar matahari dan bulan di angkasa; sejauh itulah luas seribu tata surya. Di dalam seribu tata surya terdapat seribu matahari, seribu bulan, seribu Gunung Sineru, seribu Jambudipa, seribu Apara yojana, seribu Uttarakuru, seribu Pubbavidehana, empat ribu maha samudra, empat ribu maha raja, seribu Catummaharajika, seribu Tavatimsa, seribu Yama, seribu Tusita, seribu Nimmanarati,seribu Parinimmita Vassavati, dan seribu alam brahma. Inilah Ananda, yang dinamakan seribu tata surya kecil  (sahasi culanika lokadhatu). Ananda, seribu kali sahasi culanika lokadhatu dinamakan sebagai dvisahassa majjhimanika lokadhatu. Ananda, seribu kali dvisahassa majjhimanika lokadhatu dinamakan sebagai tisahassi mahasahassi lokadhatu. Ananda, bilamana Sang Tathagata mau, maka Beliau dapat memperdengarkan suara-Nya sampai terdengar di tisahassi mahasahassi lokadhatu, ataupun melebihi itu lagi."

"Bhagava, bagaimana hal itu bisa terjadi?"

"Ananda, dalam hal ini Sang Tathagata diliputi cahaya tisahassi mahasahassi lokadhatu. Bila makhluk-makhluk di tata surya itu melihat cahaya ini, maka Sang Tathagata akan berkata–kata dan suara-Nya dapat didengar mereka. Demikianlah hal ini terjadi."

Setelah mendengar hal ini, Bhikkhu Ananda berkata kepada Bhikkhu Udayi: "Suatu keuntungan bagiku, pendapatan yang baik sekali bagiku, karena Guruku memiliki kekuatan dan kemampuan yang hebat sekali."

Lalu Bhikkhu Udayi berkata kepada Bhikkhu Ananda: "Avuso Ananda, apakah manfaatnya bagimu, walaupun Gurumu memiliki kekuatan dan kemampuan yang hebat seperti itu?"

Mendengar kata–kata ini, Sang Bhagava berkata kepada Bhikkhu Udayi: "Janganlah berkata begitu, Udayi, janganlah berkata begitu!" Andaikata Ananda meninggal tanpa mencapai Pembebasan, tapi dengan keyakinan teguh ini, ia akan tujuh kali menguasai para dewata, tujuh kali ia akan menjadi maharaja Jambudipa ini. Tetapi, Udayi, pada kehidupan ini Ananda akan mencapai Parinibbana.

Dalam kosmologi Buddhisme, di setiap bumi pasti ada satu Jambudipa. Di Dalam Jambudipa ini, pasti ada Himava (pegunungan Himalaya). Arti dari pegunungan Himalaya sudah disinggung oleh Bro The Ronald; yaitu sebuh daerah kawasan pegunungan yang diapit dua benua dan satu samudra. Di dalam pegunungan Himalaya, ada sebuah gunung yang dianggap sebagai rajanya gunung dalam kosmologi Buddhisme, yaitu Gunung Sineru (Pali) – Sanskrit: Gunung Sumeru; dalam istilah internasional lebih dikenal dengan nama Gunung Meru.

Setelah membaca referensi ini, dapat kita cermati bahwa Gunung (pegunungan) Himalaya di zaman Petapa Sumedha memang ada. Tapi bukanlah sama dengan Gunung (pegunungan) Himalaya di Planet Bumi di masa kita ini.

Gunung (pegunungan) Himalaya di zaman Petapa Sumedha itu hanyalah sebuah nama pegunungan di masa itu, yang memiliki kriteria sama persis dengan karakteristik Gunung (pegunungan) Himalaya di masa kita sekarang ini.

marcedes

oh, kirain nama himalaya itu sebuah nama gunung yg tak jelas...seperti g.merapi,dsb-nya

QuoteHimalaya merupakan tempat di mana gunung-gunung tertinggi di dunia, misalnya Gunung Everest dan Kanchenjunga, berada. Secara etimologi, Himalaya berarti "tempat kediaman salju" dalam bahasa Sansekerta (dari hima "salju", dan aalaya "tempat kediaman").
Ada penderitaan,tetapi tidak ada yang menderita
Ada jalan tetapi tidak ada yang menempuhnya
Ada Nibbana tetapi tidak ada yang mencapainya.

TALK LESS DO MOREEEEEE !!!

Jerry

Zamannya Sang Buddha sih oleh Sang Buddha disebut Himavanta. Sejak kapan jadi Himalaya sih aye ga tau.. :)

Pegunungan Himalaya merupakan pegunungan yg terbentuk oleh benturan antara lempeng anak benua India dengan lempeng benua Asia.
appamadena sampadetha

marcedes

nah, kemudian dalam RAPB di ceritakan kuda boddhisatta Kanthaka sangat sedih dan meninggal.. aneh nya terlahir di alam dewa...

bukankah dalam beberapa Tipitaka, bisa disimpulkan bahwa jika makhluk itu 99% terlahir melalui kondisi pikiran terakhir..jika bahagia maka ke alam dewa, kalau sedih yah ke alam rendah....gimana itu?
tetapi aneh nya RAPB mengatakan Kelahirannya ke alam dewa, dikarenakan kegembiraannya ketika mendengar boddhisatta ingin melepas keduniawian....jelas saja ini terdengar ANEH..

jadi sebenarnya kuda kanthaka itu meninggal karena apa? sedih atau bahagia sih.

---------------------------------------------------------------

kemudian ketika Boddhisatta bermeditasi di bawah pohon bodhi dan bertekad untuk tidak mengubah postur tubuh
banyak dewa datang memberi puji-pujian,bahkan dewa dan Mahabrahma datang dari seluruh 10 ribu alam semesta berkumpul

tetapi ketika Mara dari vasavatti datang bersama pasukannya dikatakan sangat besar hingga ujung 10 ribu alam semesta

dan pada waktu itu seluruh dewa dan brahma yg datang berkumpul sebelumnya lari terbirit-birit/terlulu lantang menjauh....

apakah ini tidak kedengaran aneh?....
alam semesta 10 ribu memiliki ujung,
kemudian apakah penduduk yg Vasavatti dewa itu lebih banyak dari jumlah dewa dari 10ribu alam semesta?
ataukah penulis nya yang terlalu mem blow up.
Ada penderitaan,tetapi tidak ada yang menderita
Ada jalan tetapi tidak ada yang menempuhnya
Ada Nibbana tetapi tidak ada yang mencapainya.

TALK LESS DO MOREEEEEE !!!

Tekkss Katsuo

^
^
Berdasarkan yang saya baca dr Bro Mercedes...
dikatakan Kuda Kanthaka meninggal disebabkan terlalu sedih,, jikalaupun penyebabnya adalah sedih, belum tentu pada saat menjelang detik detik kematiaannya kesadarannya mengambil object kesedihan, bisa saja dia teringat akan kebajikannya kepada Buddha, shg pas wkt itu jg dia lgsg lahir di alam dewa.. Yg dikatakan kan penyebab, bukan dikatakan ketika menjelang kematiannya dia masih sedihhh.. hehe

Sedangkan mengenai Ujung 10 Ribu Alam semesta, saya no comment bisa saja ini membuat kesan agar lebih waduhaiiii, hehe atao memberi suatu batasan bahwa hanya mencapai 10 ribu alam semesta doang.....


Namasteeee

exam

apapun yg di buat manusia, pasti ada kesalahan
seperti buku kuliah, ada revisi dan ada errata
di koreksi terus

nah apalagi "kitab suci" [agama apapun]yg sudah begitu lama
kalau mau di revisi dan di buat errata pasti banyak hasilnya
cuma pada "gengsi" aja kale

Indra

#12
Saya menerima semua kesalahan sebagai tanggung jawab saya, silahkan mencaci maki penerjemah, walaupun saya sudah berusaha keras untuk meminimalisir error, namun pasti saya masih melakukan kesalahan.

berikut ini penjelasan menurut pendapat saya **bukan pembelaan diri**

seandanya tidak ada translation error maka
mungkin saja penulis menggunakan gaya bahasa demikian untuk memudahkan penyampaian makna yang terkandung dalam teks

Tekkss Katsuo

Wewww...

hahaha, semestinya kita semua harus menghargai para penerjemah, karena mereka sudah berusaha dgn keras...

karena ada penerjemah ini kita bisa baca buku dan mengerti, memang kadang ada sedikit kejanggalan pengunaan kata atao kalimat, tp mungkin itu adalah kalimat yg digunakan yg paling mendekati arti sebenarnya...

_/\_

pannadevi

#14
maaf Bro Indra yang baik,
saya tidak melihat kesalahan dari pihak anda, mengapa anda mengambil alih dan memikul semua kesalahan, bukankah cerita2 tsb sdh benar sesuai aslinya, memang dikatakan kuda Sang Buddha sedih berpisah dg Sang Buddha, tapi terlahir di alam Dewa setelah meninggal, juga tentang cerita2 yang lain. saya jadi heran kesalahan apa yg anda lakukan? memang saya melihat di RAPB anda sebagai penerjemah, tapi yg anda tulis udah sesuai kok.

semoga saya tidak salah tangkap, sepertinya masalah yang ditanyakan rekan2 member adalah cerita nya, bukan terjemahannya, karena selama ini yg ada versi dlm bhs inggris, bagi yg terbatas kemampuannya bhs inggrisnya tentu lebih memilih membaca yg bhs.indonesia, jadi mereka tidak membaca dari edisi tsb, begitu baca yg edisi bhs.indonesia mereka jadi menanyakan, padahal bhs inggrispun jg mencantumkan hal tsb.

may u always keeping well n happy.
may all beings be happy.

mettacittena,