Teman yang Salah/Sesat (P?pamitta)

Started by Adhitthana, 02 December 2009, 12:55:27 AM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Adhitthana

Ada beberapa alasan mengapa seseorang tidak dapat mencapai Dhamma Mulia walaupun ia mempunyai parami untuk mencapainya.
1. Latihan dan Dhamma yang tidak lengkap
2. Walaupun ia mendengar Dhamma dengan lengkap (termasuk Satipatthāna Dhamma), tapi LATIHAN-nya tidak selesai. Tidak berlatih meditasi vipassanā dengan sungguh-sungguh.
3. Tidak Mendengar pembabaran Dhamma yang lengkap (tidak mendengar Satipatthāna Dhamma).
4. Berhubungan dengan teman yang salah (Pāpamitta).

No 1 & 2, saya yakin teman-teman telah memahaminya.
Ini adalah kutipan tentang penjelasan no 4.

Salah satu sebab dari tidak tercapainya Dhamma Mulia adalah karena bergaul atau berhubungan dengan teman yang salah/sesat (Pāpamitta). Bahkan, walaupun seseorang telah memenuhi kesempurnaan dalam kebaikan (Kusala Pārami) dan sekarang dia layak untuk mencapai Sang Jalan (Magga), Buah (Phala) Kesucian, dan Nibbāna, jika dia bergaul dengan teman yang salah, dia tidak akan merealisasi Dhamma Mulia di kehidupan ini juga.

Saya yakin teman-teman se-Dhamma semuanya telah sering mendengar tentang Raja Ajātasattu. Nama itu terdiri dari 2 kata, Ajāta dan Sattu. Ajāta artinya 'bahkan sebelum terlahir' dan Sattu artinya 'musuh.' Bahkan sebelum dia terlahir, ketika masih di dalam kandungan ibunya, dia mendambakan darah dari lengan ayahnya.

Ketika Raja berkonsultasi dengan para penasihat kerajaan, mereka meramalkan bahwa Ajātasattu akan menjadi seorang Pangeran yang akan membunuh ayahnya. Setelah tumbuh dewasa, Ajātasattu bertemu dengan Devadatta yang telah mendapatkan banyak kekuatan supra natural dan menasihatinya untuk membunuh ayahnya, Raja Bimbisara.

Dia membunuh ayahnya dengan keji, mengiris-iris telapak kaki ayahnya dengan pisau, menaburi garam, dan memanggangnya di atas api. Dengan membunuh ayahnya, dia melakukan salah satu dari 5 perbuatan paling buruk (Ānantariya Kamma: membunuh Ayah, Ibu, Arahat, melukai Sang Buddha, dan memecah belah Sangha). Ajātasattu tidak dapat merealisasi Dhamma Mulia karena telah melakukan perbuatan paling buruk tersebut. Sebenarnya, Pangeran Ajātasattu adalah seorang yang dapat menjadi Sotāpanna dan menutup pintu empat alam rendah (Apāya) pada akhir ceramah Sāmana Phala Sutta yang dibabarkan oleh Sang Buddha.

Akibat bergaul dengan orang yang salah (Pāpamitta) seperti Devadatta, Pangeran Ajātasattu bukan hanya kehilangan kesempatan untuk merealisasi Dhamma Mulia, tetapi juga dia terlahir di salah satu alam neraka (Lohakumbhi). Dia masih menderita di alam neraka itu sekarang. Jadi bergaul dengan orang yang salah itu sangat mengerikan. Seseorang, selain tidak dapat merealisasi Dhamma Mulia, juga akan menderita di neraka.

Sekarang tidak ada teman yang salah (Pāpamitta) yang mempunyai kekuatan super normal, tetapi ada teman yang sesat yang mempunyai pandangan salah (Miccha Pāpamitta). Orang-orang yang mempunyai ideologi atau keyakinan yang salah dapat dikatakan sebagai Miccha Pāpamitta. Jika seseorang tertarik pada ideologi yang salah (Miccha Vāda) dan berteman dengan orang yang mempunyai ideologi demikian; dia tidak akan dapat merealisasi Dhamma Mulia walaupun dia telah mempunyai kesempurnaan kebaikan (Kusala Pārami) yang telah dikumpulkannya pada kehidupan lalunya yang tidak terhitung.

Gunakanlah kesempatan kehidupan yang mulia ini, terlahir sebagai manusia, dengan berlatih meditasi sebaik-baiknya. Mereka yang belum berlatih meditasi dengan baik, keyakinannya belum mantap. Mereka dapat dengan mudah berpindah keyakinannya akibat berteman dengan Pāpamitta. Hal itu sangatlah menakutkan. Janganlah hal yang dialami oleh Pangeran Ajātasattu terjadi pada teman-teman se-Dhamma. Kisah Pangeran Ajātasattu adalah salah satu kisah di mana akibat bergaul atau berhubungan dengan teman yang salah/sesat (Pāpamitta), Dhamma Mulia tidak dapat tercapai.

Dikutip dari "Sharpening The Controlling Faculties" by Sayadaw U Kundala, hal 326-328.
=======================================================
Semoga setelah membaca atau mendengar hal ini, semua makhluk dapat mengikuti, berlatih, dan berkembang sesuai kesempurnaan (pārami) masing-masing. Semoga semua makhluk dapat merealisasi Dhamma Mulia dan kedamaian serta kebahagiaan Nibbāna, padamnya semua penderitaan, yang telah semua makhluk cita-citakan dengan latihan yang mudah dan cepat. Sādhu! Sādhu! Sādhu!

Sumber : Facebook Andi Kusnadi
_/\_


  Aku akan mengalami Usia tua, aku akan menderita penyakit, aku akan mengalami kematian. Segala yang ku Cintai, ku miliki, dan ku senangi akan Berubah dan terpisah dariku ....

carinex

Mau tanya, Satipatthāna Dhamma itu apa ya? Apakah maksudnya Dhamma yang dibabarkan langsung dari kata-kata Buddha sendiri?

char101

Quote from: carinex on 02 December 2009, 02:12:10 AM
Mau tanya, Satipatthāna Dhamma itu apa ya? Apakah maksudnya Dhamma yang dibabarkan langsung dari kata-kata Buddha sendiri?

Satipatthana = sati + patthana = landasan perhatian benar

Perhatian terhadap apa? terhadap tubuh dan mental. Setelah memperhatikan tubuh dan mental lalu bisa menyadari sifat sebenarnya dari tubuh dan mental bahwa mereka itu berubah, tidak memuaskan, dan bukan diri kita, maka kekotoran di dalam pikiran bisa dipotong. Kekotoran batin ini yang mengikat kita dalam samsara sehingga mengalami proses kelahiran, sakit, usia tua, dan kematian berulang-ulang.

carinex


Tekkss Katsuo

Terima kasih Guru Virya sudah mengingatkannn.. Thanks bgtt. Rupanya Point 4 sgt berpengaruh. bagaimana jika kita bergaul tp tdk mengikuti tindakan mereka, ya emank sich karena hal itu kita sering di ejek or dikucilkan gt.. bagaimana kalo gt? hehe

_/\_

Adhitthana

^
^
tindakan apa??
misalnya dugem gituu? gak ikut kita dikucilkan ..... cuek!! ;D cari teman baru lagi ;)
_/\_
  Aku akan mengalami Usia tua, aku akan menderita penyakit, aku akan mengalami kematian. Segala yang ku Cintai, ku miliki, dan ku senangi akan Berubah dan terpisah dariku ....

Tekkss Katsuo

teman lain sich byk. cuma semuanya udh tersebar kemana mana, haha, tinggal beberapa aja yg sering bergaul bersama, cuma makin hari ada tambah anggota geng baru jd makin parah, haha, semula cakap kotor dan kasar, menjelekkan org, selalu mempermainkan org lain. gw sempat diblg oleh salah satu teman, walaupun u tdk ikt menjelekkan org atau mengerjain sich ini,, nga ada yg anggap u baik. trus ya liat dari sikap mereka, mereka lebih mengesampingkan saya dr pada yg lain, emank ada beberapa yg menjadi sahabat baik saya, tp malah udh kul keluar negri lagi.. haha. terus tgl 2 org yang sahabat baik gw, tp jarang ikt iktan, saya skrg jg sudah sgt jarang iktan. pas terakhir iktan makin parah jdnya... haha.. sampai ajak minum alkohol karena ke sejenis pub tp mirip diskotik, tp saya tolak mentah mentah, sampai diblg alla kamu itu ini itu bla bla bla. gmanapun saya tdk merasa pergaulan saya bisa cocok, karena selama ini saya tdk mampu beradaptasi dgn kebiasaan mereka. cuma mereka pada dasar baik, mungkin saja karena pengaruh lingkungan atao gmana atao karena suka gengsi, atao karena kebiasaan udh begitu, atao karena itu satu satunya kesenangan bagi mereka, semua itu kembali ke jodoh kamma mereka masing masing... haha...

Teman baru sich byk, cumanya karena dulu udh terbiasa udh bergaul ama mereka krg lebih 3 tahun.. ahaha. cumannya saya jg bukan tipe org yg suka bergaul sini sana, gw tipe org yg suka menyendiri. hehe

_/\_

_/\_

markosprawira

kembali ke hal2 yg bermanfaat untuk batin aja bro....... apakah ikutan dugem kaya gitu, bermanfaat atau tidak untuk perkembangan kita?

Jerry

appamadena sampadetha

Tekkss Katsuo


yanfei

Quote from: Tekkss Katsuo on 02 December 2009, 08:29:01 PM
Terima kasih Guru Virya sudah mengingatkannn.. Thanks bgtt. Rupanya Point 4 sgt berpengaruh. bagaimana jika kita bergaul tp tdk mengikuti tindakan mereka, ya emank sich karena hal itu kita sering di ejek or dikucilkan gt.. bagaimana kalo gt? hehe

_/\_
makanya bro mari kita renungkan arti dari paritta mangala sutta

Demikianlah yang saya dengar:

Pada suatu ketika Sang Bhagava menetap di dekat Savatthi, di hutan Jeta di Vihara Anathapindika, ketika malam menjelang pagi, seorang dewa dengan cahaya yang cemerlang menerangi seluruh hutan Jeta menghampiri Sang Bhagava. Setelah menghormati Beliau, lalu berdiri di satu sisi. Sambil berdiri di satu sisi, dewata itu berkata kepada Sang Bhagava dalam syair:

Banyak dewa dan manusia
berselisih paham tentang berkah
yang diharapkan membawa keselamatan,
terangkanlah, apa berkah utama.

Tidak bergaul dengan orang yang tidak bijaksana,
bergaul dengan mereka yang bijaksana,
menghormati mereka yang patut dihormati,
itulah berkah utama.


Hidup di tempat yang sesuai,
berkat kebajikan-kebajikan hidup yang lampau,
meununtun diri kearah yang benar,
itulah berkah utama.

Memiliki pengetahuan dan ketrampilan,
terlatih baik dalam tata susila,.
ramah tamah dalam ucapan,
itulah berkah utama.

Membantu ayah dan ibu,
menyokong anak dan istri,
bekerja bebas dari pertentangan,
itulah berkah utama.

Dermawan, hidup sesuai dengan Dhamma,
menolong sanak keluarga,
bekerja tanpa cela,
itulah berkah utama.

Menjauhi, tidak melakukan kejahatan,
menghindari minuman keras,
mendengarkan Dhamma pada saat yang tepat
itulah berkah utama.

Selalu hormat dan rendah hati,
merasa puas dan berterima kasih,
mendengarkan Dhamma pada saat yang sesuai,
itulah berkah utama.

Bersemangat, menjalankan hidup suci,
menembus Empat Kesunyataan Mulia,
serta mencapai Nibbana,
itulah berkah utama.

Karena dengan mengusahakan hal-hal itu,
manusia tidak terkalahkan dimanapun juga,
serta berjalan aman kemana juga,
itulah berkah utama.

_/\_

Sostradanie

Terkadang ada pengecualian.Ada juga orang yang keliatan bajingan tapi sebenarnya berhati baik.Saya punya teman seperti itu.Maling,dapat uang maling untuk judi dan minum.dan juga mengedar ganja tapi skala kecil.dia juga termasuk pemakai.Tapi saya malah berteman.Jika saya punya ketertarikan dengan seseorang,saya pasti berusaha mengenali lebih jauh.Ga peduli siapapun dia.Dan yang biasanya saya temui,batinnya menderita tapi ga tau mau ngapain.Umumnya yang seperti itu karena ikut pergaulan dan tidak punya tujuan hidup.Tapi ada juga sih yang emang menyukai dan udah mendarah daging.Yang itu agak susah mau sadar.
PEMUSNAHAN BAIK ADANYA (2019)