Antara Terima Kasih dan Anumodana

Started by Sumedho, 30 October 2009, 11:43:11 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Tekkss Katsuo

kalo aye.. ditulisan aja pake Anumodana, itupun ikt2an.,. kalo bicara langsung biasanya Thanks bgt yaaa.. makaciii. atoo Kam Siahhh. Xie xie  :))


Peacemind


Dalam bahasa Pāli, kata anumodana berasal dari akar kata 'mud' yang berarti 'berbahagia, senang atau gembira. Kata-kata seperti pamodana, modana, anumodati, pamodati, modati, pamudita, anumudita, mudita dan masih banyak lagi memiliki akar kata yang sama, 'mud'. Istilah 'anumodana' berasal dari awalan 'anu' + akar kata 'mud' dan akhiran 'ana'. Awalan  'anu' biasanya mengacu pada arti 'mengikuti atau turut'. Sebagai contoh, kata 'anugacchati' yang berarti 'berjalan mengikuti dari belakang atau mengekor :D ' berasal dari awalan 'anu' dan 'gacchati' yang berarti 'pergi'. Akar kata 'mud', seperti yang dijelaskan di depan, bermakna 'berbahagia, senang atau gembira'. Sementara itu, akhiran 'ana' diberikan untuk membuat kata tersebut menjadi kata benda. Mungkin kita bertanya, kenapa setelah awalan, akar kata dan akhiran ini digabung, kok menjadi 'anumudana'? Sudah menjadi rule dalam bahasa Pali bahwa akar kata yang memiliki huruf hidup 'u', setelah diberi akhiran yang membuatnya menjadi kata benda, biasanya akan berubah menjadi 'o'. Contoh yang lain, akar kata 'lubh' diberi akhiran 'a' menjadi lobha; akar kata 'dus' diberi akhiran 'a' menjadi dosa, bahkan kata du + mana (keseluruhannya berarti pikiran stress) menjadi domana. Anumodana yang dikategorikan kedalam kata benda ini  berarti "turut berbahagia". Berikut ini adalah kata2 yang memiliki kemiripan arti:
-   Anumodati – dia berbahagia.
-   Anumodanti – mereka berbahagia.
-   Anumodasi – kamu berbahagia.
-   Anumodatha – anda semua berbahagia.
-   Anumodāmi – saya berbahagia.
-   Anumodāma – kami berbahagia.
-   Anumodana – turut berbahagia (follow to rejoice).
-   Anumodanaṃ katvā – setelah ikut berbahagia.
-   Anumodanakathā – kata2 mengenai anumodana.
-   dll.

Meskipun secara literal kata anumodana berarti 'turut berbahagia', dalam kitab suci agama Buddha kata ini selalu digunakan dalam arti yang positif. Biasanya kata ini diungkapkan sebagai perasaan turut berbahagia ketika orang lain berbahagia karena telah melakukan kebajikan. Dalam Vinayapiṭaka, para bhikkhu bahkan diwajibkan untuk memberikan anumodanakathā kepada umat awam setelah mereka selesai makan terutama dalam undangan makan. Khotbah yang diberikan para bhikkhu sebelum atau sesudah umat awam memberikan dana makanan disebut anumodanakathā. Bahkan ketika seorang bhikkhu atau siapa saja mengucapkan "sukhi hotu –semoga anda bahagia" khususnya sebagai wujud terimakasihnya kepada orang lain yang telah berbuat kebajikan kepadanya, ini juga termasuk anumodana. Sebagai contoh, dalam kitab komentar ada kalimat, "Sā there   gharadvāraṃ   sampatte pattaṃ gahetvā sappiphāṇitayojitassa khīrapiṇḍapātassa pūretvā hatthe ṭhapesi.  Thero "sukhaṃ hotī"ti  anumodanaṃ  katvā pakkāmi – setelah mengambil mangkok bhikkhu (thera) yang telah berdiri di pintu rumah, wanita itu memenuhi (mangkok itu) dengan susu, ghee dan gula dan meletakannya ke tangan (bhikkhu tersebut). Sang bhikkhu pergi setelah memberikan anumodana (dengan mengucapkan), 'semoga anda berbahagia'".

Kata2 anumodana tidak mengharuskan berupa kata2 yang secara langsung mengungkapkan kata2 terimakasih. Kata2 ini bisa berupa Dhamma. Ini terbukti bahwa pada masa Sang Buddha, banyak orang yang mencapai kesucian ketika mendengarkan anumodanakathā dari Sang Buddha atau para bhikkhu. Contohnya, ibu dan istri Yasa mencapai Sotapanna setelah mendengarkan anumodanakathā yang diberikan Sang Buddha. Contoh lain terdapat dalam Kitab komentar Majjhimanikāya, 3, hal. 283 versi P.T.S sebagai berikut:

"Sā ekadivasaṃ vīthiṃ olokentī ṭhitā kassapassa bhagavato aggasāvakaṃ disvā pakkosāpetvā piṇḍapātaṃ datvā anumodanaṃ suṇamānāyeva sotāpannā hutvā..." – Suatu hari, ketika sedang melihat ke jalan dan berdiri, wanita tersebut melihat murid tertinggi Buddha kassapa. Ia menyapanya dan memberikan dana makanan. Sewaktu mendengarkan anumodana, ia mencapai kesucian sotapanna".

Kesimpulannya, anumodana biasanya digunakan pada saat seseorng mengungkapkan terima kasihnya kepada orang lain yang telah berbuat kebajikan. Oleh karena itu, karena kata ini selalu bersifat positif, maka kalau kita turut berbahagia, sebagai contoh, ketika orang lain bahagia setelah memberikan kita pil koplo, ini namanya bukan anumodana. :D


May you all be happy.

gajeboh angek

HANYA MENERIMA UCAPAN TERIMA KASIH DALAM BENTUK GRP
Fake friends are like shadows never around on your darkest days

Peacemind


markosprawira

Quote from: hengki on 31 October 2009, 05:36:17 AM
Berarti Anumodana itu = Mudita yah. Ikut Berbahagia melihat org lain Berbahagia.
Kalau terima kasih kan misal kita ditolong oleh org lain lalu kita ucapkan terima kasih

yup, semacem itu bro...... cuma setahu saya, anumodana itu ikut berbahagia melihat kebaikan yg dilakukan oleh org lain....

tapi konsepnya sama2 ikut merasa berbahagia

markosprawira

Quote from: Peacemind on 31 October 2009, 05:40:42 PM

Dalam bahasa Pāli, kata anumodana berasal dari akar kata 'mud' yang berarti 'berbahagia, senang atau gembira. Kata-kata seperti pamodana, modana, anumodati, pamodati, modati, pamudita, anumudita, mudita dan masih banyak lagi memiliki akar kata yang sama, 'mud'. Istilah 'anumodana' berasal dari awalan 'anu' + akar kata 'mud' dan akhiran 'ana'. Awalan  'anu' biasanya mengacu pada arti 'mengikuti atau turut'. Sebagai contoh, kata 'anugacchati' yang berarti 'berjalan mengikuti dari belakang atau mengekor :D ' berasal dari awalan 'anu' dan 'gacchati' yang berarti 'pergi'. Akar kata 'mud', seperti yang dijelaskan di depan, bermakna 'berbahagia, senang atau gembira'. Sementara itu, akhiran 'ana' diberikan untuk membuat kata tersebut menjadi kata benda. Mungkin kita bertanya, kenapa setelah awalan, akar kata dan akhiran ini digabung, kok menjadi 'anumudana'? Sudah menjadi rule dalam bahasa Pali bahwa akar kata yang memiliki huruf hidup 'u', setelah diberi akhiran yang membuatnya menjadi kata benda, biasanya akan berubah menjadi 'o'. Contoh yang lain, akar kata 'lubh' diberi akhiran 'a' menjadi lobha; akar kata 'dus' diberi akhiran 'a' menjadi dosa, bahkan kata du + mana (keseluruhannya berarti pikiran stress) menjadi domana. Anumodana yang dikategorikan kedalam kata benda ini  berarti "turut berbahagia". Berikut ini adalah kata2 yang memiliki kemiripan arti:
-   Anumodati – dia berbahagia.
-   Anumodanti – mereka berbahagia.
-   Anumodasi – kamu berbahagia.
-   Anumodatha – anda semua berbahagia.
-   Anumodāmi – saya berbahagia.
-   Anumodāma – kami berbahagia.
-   Anumodana – turut berbahagia (follow to rejoice).
-   Anumodanaṃ katvā – setelah ikut berbahagia.
-   Anumodanakathā – kata2 mengenai anumodana.
-   dll.

Meskipun secara literal kata anumodana berarti 'turut berbahagia', dalam kitab suci agama Buddha kata ini selalu digunakan dalam arti yang positif. Biasanya kata ini diungkapkan sebagai perasaan turut berbahagia ketika orang lain berbahagia karena telah melakukan kebajikan. Dalam Vinayapiṭaka, para bhikkhu bahkan diwajibkan untuk memberikan anumodanakathā kepada umat awam setelah mereka selesai makan terutama dalam undangan makan. Khotbah yang diberikan para bhikkhu sebelum atau sesudah umat awam memberikan dana makanan disebut anumodanakathā. Bahkan ketika seorang bhikkhu atau siapa saja mengucapkan "sukhi hotu –semoga anda bahagia" khususnya sebagai wujud terimakasihnya kepada orang lain yang telah berbuat kebajikan kepadanya, ini juga termasuk anumodana. Sebagai contoh, dalam kitab komentar ada kalimat, "Sā there   gharadvāraṃ   sampatte pattaṃ gahetvā sappiphāṇitayojitassa khīrapiṇḍapātassa pūretvā hatthe ṭhapesi.  Thero "sukhaṃ hotī"ti  anumodanaṃ  katvā pakkāmi – setelah mengambil mangkok bhikkhu (thera) yang telah berdiri di pintu rumah, wanita itu memenuhi (mangkok itu) dengan susu, ghee dan gula dan meletakannya ke tangan (bhikkhu tersebut). Sang bhikkhu pergi setelah memberikan anumodana (dengan mengucapkan), 'semoga anda berbahagia'".

Kata2 anumodana tidak mengharuskan berupa kata2 yang secara langsung mengungkapkan kata2 terimakasih. Kata2 ini bisa berupa Dhamma. Ini terbukti bahwa pada masa Sang Buddha, banyak orang yang mencapai kesucian ketika mendengarkan anumodanakathā dari Sang Buddha atau para bhikkhu. Contohnya, ibu dan istri Yasa mencapai Sotapanna setelah mendengarkan anumodanakathā yang diberikan Sang Buddha. Contoh lain terdapat dalam Kitab komentar Majjhimanikāya, 3, hal. 283 versi P.T.S sebagai berikut:

"Sā ekadivasaṃ vīthiṃ olokentī ṭhitā kassapassa bhagavato aggasāvakaṃ disvā pakkosāpetvā piṇḍapātaṃ datvā anumodanaṃ suṇamānāyeva sotāpannā hutvā..." – Suatu hari, ketika sedang melihat ke jalan dan berdiri, wanita tersebut melihat murid tertinggi Buddha kassapa. Ia menyapanya dan memberikan dana makanan. Sewaktu mendengarkan anumodana, ia mencapai kesucian sotapanna".

Kesimpulannya, anumodana biasanya digunakan pada saat seseorng mengungkapkan terima kasihnya kepada orang lain yang telah berbuat kebajikan. Oleh karena itu, karena kata ini selalu bersifat positif, maka kalau kita turut berbahagia, sebagai contoh, ketika orang lain bahagia setelah memberikan kita pil koplo, ini namanya bukan anumodana. :D


May you all be happy.


anumodana, bro.....


pannadevi

sejujurnya ini yg saya tunggu, penjelasan seperti ini yg saya butuhkan.
sungguh beruntung beliau bergabung kemari shg sy dpt menimba lebih banyak lagi dari yg memang ahlinya.
anumodana Bro Peacemind yg sy hormati, penjelasan ini sangat saya butuhkan.

may u always keeping well n happy

mettacittena,