Critic About Buddhaghosa

Started by Sumedho, 29 October 2009, 09:39:28 AM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Tekkss Katsuo

saya kagak percaya berita ituuu

_/\_

Peacemind

Untuk Kawan2 Sedhamma:

Memang dalam Visuddhimagga versi Sri Lanka dan salah satu buku milik Myanmar bernama Buddhaghosuppatti mengatakan bahwa Bhikkhu Buddhaghosa tidak merealisasi nibbāna dan beliau bercita-cita untuk terlahir sebagai manusia pada jaman Buddha Metteyya, namun bukan berarti bahwa beliau tidak yakin bahwa Visuddhimagga yang beliau tulis tidak mengarahkan seseorang pada pencapaian nibbāna. Semua uraian yang ada di Visuddhimagga, secara keseluruhan, bertujuan untuk pencapaian nibbāna dan tidak ada satu pun pernyataan dari Bhikkhu Buddhaghosa di sana yang memberikan keraguan bahwa ajaran Visuddhimagga tidak mengarahkan seseorang untuk mencapai nibbāna. Visuddhimagga sendiri berarti Jalan Kesucian. Dari judul buku yang beliau berikan, ini menunjukkan bahwa beliau berkeyakinan bahwa ajaran yang tertuang dalam buku tersebut merupakan panduan untuk pencapaian nibbāna.

Saya rasa Bhikkhu Dhammika harus bisa membedakan antara menulis buku dan tujuan pribadi seseorang. Saya berpendapat bahwa meskipun Bhikkhu Buddhaghosa tidak bercita-cita untuk mencapai nibbāna dalam kehidupannya, beliau tetap sepenuhnya yakin bahwa Visuddhimagga adalah sebuah buku yang bisa dijadikan petunjuk untuk pencapaian nibbāna. Seseorang orang yang bercita-cita untuk menjadi Buddha pun bisa menulis sebuah buku yang berisi tentang cara mencapai nibbāna di kehidupan ini dan ia yakin dengan buku yang ditulisnya meskipun ia sendiri tidak mau mencapai nibbāna di kehidupan ini. Ini juga bisa terjadi pada Bhikkhu Buddhaghosa, dan kalau pun memang benar, di sana wajar2 saja dan tidak salah.

Sebagai informasi:

Di akhir buku Visuddhimagga versi Sri Lanka, ada beberapa syair yang mengatakan bahwa melalui kebajikan yang muncul karena penulisan Visuddhimagga, bhikkhu Buddhaghosa bercita-cita untuk terlahir di alam Tavatimsa dan mencapai kesucian sotapanna di kehidupan Buddha Metteyya. Visuddhimagga versi Myanmar tidak memberikan pernyataan demikian.

Namun, dalam Buddhaghosupatti, satu buku yang ditulis di Myanmar, ada beberapa fakta yang menyimpulkan bahwa Bhikkhu Buddhaghosa tidak mencapai kesucian. Namun meskipun ia tidak mencapai kesucian, ia seseorang yang memiliki keyakinan kuat terhadap Buddha, Dhamma dan Sangha, dan bahkan karena kepandaian beliau, melalui khobahnya, beliau mampu membimibing ayahnya untuk mencapai kesucian sotapanna. Dalam teks yang sama, dikatakan bahwa pada saat beliau menjelang ajal, ia merenungkan tiga macam kematian yaitu samucchedamaraṇa (kematian seorang arahat), khanikamaraṇa (kematian sementara khususnya yang terjadi setiap saat pada pikiran), samuttimaraṇa (kematian biasa). Ia mengakui bahwa ia akan mati layaknya samuttimaraṇa.

Di dalam Buddhaghosupatti, juga diceritakan bahwa Bhikkhu Buddhaghosa terlahir di alam Tusita dan diramalkan oleh calon Buddha Metteyya bahwa belaiu akan menjadi salah satu murid yang tertinggi (aggasāvaka) khususnya dalam bidang pengetahuan Dhamma dan vinaya dan sebagai seorang bhikkhu yang paling terpelajar. Posisi beliau tampaknya akan disejajarkan dengan Bhikkhu Ānanda, pembantu utama Sang Buddha Gotama. Berikut adalah pernyataan yang tertulis dalam bahasa Pāli dalam Buddhaghosuppatti:

"Cintetvā ca pana maraṇadivase Buddhaguṇena saddhiṃ attano sīlaṃ anussaramāno kalaṃ katvā Tusitapure nibbattitvā dvādasayojanike kanakavimane devaccharasahassapirivārā saddhiṃ paṭivasati.

Yadā Metteyyo bodhisatto idha manussaloke sabbaññūtapatto hessati tadā so ca tassa sāvako bhavissati aggo ca seṭṭho ca Metteyyassa Bhavagato sabbadhammesu appaṭihatena attano ñāṇavasena. So ca sattakkhattuṃ Metteyyena Bhagavatā etadagge ṭhapito bhavissati— 'Mama sāvakānaṃ dhammavinayadharānaṃ bahussutānaṃ ñāṇagatīnaṃ  ñāṇadharanaṃ yadidaṃ Buddhaghoso' ti".

Yang bisa diterjemahkan sebagai berikut:

"Setelah merenugkan hari kematiaanya, saat mengingat moralitasnya yang sesuai dengan kwalitas seorang Buddha, (Buddhaghosa) meninggal dan terlahir di alam Tusita di mana ia memiliki istana emas terbentang 12 yojana dan hidup dikelilingi seribu bidadari"

Ketika Bodhisatta Metteyya mencapai kebuddhaan (sabbaññūta: all knowing) di alam manusia ini, ia (Buddhaghosa) akan menjadi murid yang tertinggi dan teragung, sempurna (appaṭihana: tanpa cacat) dan berpengetahuan dalam semua ajaran. Beliau akan dinyatakan oleh Sang Buddha Metteyyo sendiri: 'Di antara para muridku yang ahli dalam Dhamma dan vinaya, terpelajar, telah menguasai pengetahuan dan menjaga pengetahuan, Buddhaghosa adalah (yang tertinggi)."

Ingat... menimbang dua catatan di atas pun, ada satu kontroversi. Sinhala Visuddhimagga mengatakan bahwa setelah meninggal, Bhikkhu Buddhaghosa bercita-cita untuk terlahir di alam Tavatiṃsa, sedangkan dalam Buddhaghosupatti, dikatakn ia terlahir di alam Tusita. Kedua pernyataan yang berbeda ini juga menimbulkan keraguan mengenai keabsahan cerita ini.

Thanks.

Sunkmanitu Tanka Ob'waci

Quote from: wangsapala on 29 October 2009, 11:30:42 AM
saya kagak percaya berita ituuu

_/\_

Kecuali Sammasambuddha, gak ada yang lepas dari kritik :)
Di forum ini kecuali Sammasambuddha, gak ada yang lepas dari keripik =))
HANYA MENERIMA UCAPAN TERIMA KASIH DALAM BENTUK GRP
Fake friends are like shadows never around on your darkest days

bond

Bisa jadi tusita dan tavatimsa tetanggaan di satu komplek rumah town house, jadi orang yg melihatnya sering terbolak-balik. Kadang tusita kadang tavatimsa. Tampak depan rumah sama tapi dalamnya beda.  :whistle: ;D
Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

marcedes

kalau begitu mungkin dewa sakka dan bodhisatva metteya itu tetangga.
Ada penderitaan,tetapi tidak ada yang menderita
Ada jalan tetapi tidak ada yang menempuhnya
Ada Nibbana tetapi tidak ada yang mencapainya.

TALK LESS DO MOREEEEEE !!!

char101

Ven. Buddhaghosa beraspirasi ingin lahir di alam Tavatimsa tapi karena kamma baiknya terlalu banyak jadi lahirnya lebih tinggi di alam Tusita.

Peacemind




Quote from: gachapin on 29 October 2009, 12:35:01 PM
Quote from: wangsapala on 29 October 2009, 11:30:42 AM
saya kagak percaya berita ituuu

_/\_

Kecuali Sammasambuddha, gak ada yang lepas dari kritik :)
Di forum ini kecuali Sammasambuddha, gak ada yang lepas dari keripik =))

Sammasambuddha terkadang dikritik sama orang2 yang suka dengannya... :D

Quote from: marcedes on 29 October 2009, 06:12:37 PM
kalau begitu mungkin dewa sakka dan bodhisatva metteya itu tetangga.
Quote from: char101 on 29 October 2009, 06:29:19 PM
Ven. Buddhaghosa beraspirasi ingin lahir di alam Tavatimsa tapi karena kamma baiknya terlalu banyak jadi lahirnya lebih tinggi di alam Tusita.

Memang Sakka dan Metteyya tetangga lah.. Soalnya mereka berbeda alam. Di samping itu, Sakka adalah seorang sotapanna, Metteyya yang sedang menunggu kelahiran terakhirnya di alam Tusita seorang Bodhisatta.

Mungkin saudara Char benar, karena kebanyakan kebajikannya, Bhikkhu Buddhaghosa nyasar ke alam Tusita. Mungkin karena cita2 beliau juga ingin ketemu Buddha Metteyya, beliau pun terlahir di alam Tusita dan ketemu Bodhisatta Metteyya.

May you all be happy..

Jerry

_/\_ Sdr Peacemind

Saya teringat tentang pembicaraan Upasaka Visakha dengan Bhikkhuni Dhammadina yg dimoderasi Sang Buddha dalam Atthakatha Dhammapada. Di sana dikatakan oleh Sang Buddha karena Visakha hanya mencapai kesucian anagami, tidaklah mungkin beliau memahami magga&phala yg beliau belum capai, yaitu arahatta magga&phala. Ada benang merah kasus tsb dengan kasus Buddhaghosa ini. Karena beliau tidak mencapai maka tidak memahami, karena tidak memahami bagaimana beliau bisa membabarkan jalur kesucian yg lebih tinggi tsb scr terperinci dan jelas?

mettacittena

appamadena sampadetha

Jerry

Quote from: char101 on 29 October 2009, 10:18:08 AM
Postscript Visuddhimagga itu kalau dibaca sepertinya ditulis oleh orang lain soalnya menggunakan kata ganti orang ketiga

_/\_ char101

Sang Buddha juga selalu nyebut dirinya dlm kata ganti orang ke-3, tathagata. ;D
appamadena sampadetha

char101

Quote from: Jerry on 29 October 2009, 09:16:05 PM
Quote from: char101 on 29 October 2009, 10:18:08 AM
Postscript Visuddhimagga itu kalau dibaca sepertinya ditulis oleh orang lain soalnya menggunakan kata ganti orang ketiga

_/\_ char101

Sang Buddha juga selalu nyebut dirinya dlm kata ganti orang ke-3, tathagata. ;D

Ketika menggunakan istilah tathagata apakah Sang Buddha menunjuk kenapa dirinya sebagai pribadi atau menunjuk kepada dirinya sebagai representasi seorang Buddha? Karena menurut saya dengan menggunakan istilah tathagata menunjuk juga kepada para Buddha yang lalu dan yang akan datang ;D

pannadevi

 [at] Bro Peacemind yg sy hormati,
terimalah salam hormat sy kpd anda,

sy sebenarnya ingin menanyakan juga masalah ini, karena Ven.Buddhaghosa telah mampu melihat waktu hidup beliau tidak panjang lagi, sehingga beliau harus bergegas ke Burma utk menerjemahkan Visuddhimagga ke dlm bhs.burma, begitu selesai maka beliau menutup mata. demikian pula yg terjadi kepada Ven.Bhikkhu Nyanamoli yang begitu selesai menerjemahkan kedlm english version, sehari sebelum selesai beliau telah pamit bhw telah selesai tugasnya, dan diketemukan meninggal di pembaringan dlm keadaan tersenyum dg terjemahan yg telah lengkap selesai. yangmana menjadi pertanyaan saya dlm hati mungkinkah beliau2 ini arahat? karena masyarakat burma juga mempercayai mereka adalah arahat (relic Ven.Buddhaghosa disemayamkan di Burma di Stupa Buddhaghosa). seblm n sesdhnya diucapkan terima kasih atas kesediaan anda menjawab pertanyaan sy.

may all beings be happy

mettacittena,

Sunkmanitu Tanka Ob'waci

Quote from: Jerry on 29 October 2009, 09:16:05 PM
_/\_ char101

Sang Buddha juga selalu nyebut dirinya dlm kata ganti orang ke-3, tathagata. ;D

Ya, tapi gak ada hubungan dengan Visuddhimagga. Dalam Visuddhimagga hanya bagian itu yang berbeda.
Quote from: Peacemind on 29 October 2009, 07:23:29 PM



Quote from: gachapin on 29 October 2009, 12:35:01 PM
Kecuali Sammasambuddha, gak ada yang lepas dari kritik :)
Di forum ini kecuali Sammasambuddha, gak ada yang lepas dari keripik =))

Sammasambuddha terkadang dikritik sama orang2 yang suka dengannya... :D

Maksudnya dalam Theravada, tidak ada yang luput dari kealpaan, bahkan kedua murid utama.
Dalam tradisi Theravada, yang dianggap otoritas tertinggi adalah Buddha Gotama.
HANYA MENERIMA UCAPAN TERIMA KASIH DALAM BENTUK GRP
Fake friends are like shadows never around on your darkest days

Jerry

Quote from: pannadevi on 29 October 2009, 09:38:36 PM
[at] Bro Peacemind yg sy hormati,
terimalah salam hormat sy kpd anda,

sy sebenarnya ingin menanyakan juga masalah ini, karena Ven.Buddhaghosa telah mampu melihat waktu hidup beliau tidak panjang lagi, sehingga beliau harus bergegas ke Burma utk menerjemahkan Visuddhimagga ke dlm bhs.burma, begitu selesai maka beliau menutup mata. demikian pula yg terjadi kepada Ven.Bhikkhu Nyanamoli yang begitu selesai menerjemahkan kedlm english version, sehari sebelum selesai beliau telah pamit bhw telah selesai tugasnya, dan diketemukan meninggal di pembaringan dlm keadaan tersenyum dg terjemahan yg telah lengkap selesai. yangmana menjadi pertanyaan saya dlm hati mungkinkah beliau2 ini arahat? karena masyarakat burma juga mempercayai mereka adalah arahat (relic Ven.Buddhaghosa disemayamkan di Burma di Stupa Buddhaghosa). seblm n sesdhnya diucapkan terima kasih atas kesediaan anda menjawab pertanyaan sy.

may all beings be happy

mettacittena,
_/\_ Samaneri

Maap nyela pembicaraan Anda,
Ttg meninggalnya Nanamoli Thera, yg saya pernah baca katanya kematian mendadak dalam perjalanan akibat sakit jantung gitu? Dr bukunya Dr. Kingsley Heendeniya.
appamadena sampadetha

pannadevi

 [at] bro Jerry yg baik (ganti nama nihh...),
salam sejahtera selalu,

memang di lembar sampul yg belakang tertulis "in 1960 on one of his rare outings, he suddenly passed away due to heart failure" sedang cerita yg lain (maaf lupa baca dimana) itu beliau sudah pamit sehari sebelumnya, jadi cerita ini sepertinya ada 2 versi.

jika sy dpt menemukan lagi baca dimana sy pasti krm ke anda bro, utk saat ini sy lupa baca dimana.sorry ya...

may all beings be happy

mettacittena,

Tekkss Katsuo

 _/\_

walaupun yg dinyatakan sebagian org adalah benar (kalo emank benar) , saya yakin Buddhagosa memiliki tujuan tertentu yg mulia. bukan berarti dia tdk mampu mencapai kesucian melainkan beliau menunda pencapaiannya. jika seseorg baca yg tertera pada Visuddhi Magga dan praktekkan maka akan tahu apa yg ditulis itu benar ato tdk setelah mempraktekkan sepenuhnya dan saya yakin sepenuhnya di dalam Buku Visuddhi Magga itu bisa membawa seseorg ke tingkat Jhana dan Arupa Jhana dan ke tingkatan kesucian.... ini keyakinan pribadi saya...

Saya sendiri juga berkeinginan untuk terlahir di alam Tavatimsa setelah kelahiran sekarang ini, dan setelah Buddha Metteya datang saya ingin menjadi muridnya...

_/\_