MAMIT, Kenapa Harus Mati?

Started by CKRA, 13 October 2009, 12:56:06 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Ario_botax

ohh.. jadi jelas..
saya juga mendapat penjelasan dari petinggi EF..

mungkin.. Mamit disubsidi oleh MBI..
tapi apakah disubsidi semuanya? itu yang menjadi pertanyaan..

nah.. mungkin sudah menjadi jelas.. jika ternyata dana yang didapatkan (termasuk dana dari MBI) tidak mampu menutup beban dunk..

apakah anda setuju?

ryu

Quote from: Ario_botax on 07 January 2010, 05:20:48 PM
untuk mengklarifikasi post saya..

yang saya maksudkan berdana tidak layak adalah sebagai berikut..

misal ada 1 majalah mamit..didapatkan dengan berdana..
1 majalah mamit hanya didanai 2000 rupiah??

kira2 itu adalah fenomena yang saya dapati..


maksudnya? orang yang tidak berdana tidak berhak mendapatkan buku ini?
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Indra

yah, mungkin kita sudah sampai pada batasnya, saya tidak bisa mengungkapkan lebih dari ini tanpa menimbulkan kesan pencemaran nama baik, walaupun saya sangat ingin mengungkapkan fakta2 yg ada. maaf saya tidak akan melanjutkan lagi

Hendra Susanto

hehehe.. didapatkan dgn BERDANA... gak jauh beda cm masalah bahasa doank

ryu

Quote from: Indra on 07 January 2010, 05:33:58 PM
yah, mungkin kita sudah sampai pada batasnya, saya tidak bisa mengungkapkan lebih dari ini tanpa menimbulkan kesan pencemaran nama baik, walaupun saya sangat ingin mengungkapkan fakta2 yg ada. maaf saya tidak akan melanjutkan lagi
kalau fakta berarti bukan pencemaran dong.
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

ryu

Quote from: Hendra Susanto on 07 January 2010, 05:39:09 PM
hehehe.. didapatkan dgn BERDANA... gak jauh beda cm masalah bahasa doank
iye, kenapa gak di bandrol aja harga nya berapa, habis perkara.
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Indra

Quote from: ryu on 07 January 2010, 05:40:36 PM
Quote from: Indra on 07 January 2010, 05:33:58 PM
yah, mungkin kita sudah sampai pada batasnya, saya tidak bisa mengungkapkan lebih dari ini tanpa menimbulkan kesan pencemaran nama baik, walaupun saya sangat ingin mengungkapkan fakta2 yg ada. maaf saya tidak akan melanjutkan lagi
kalau fakta berarti bukan pencemaran dong.
tapi bisa bikin orang jadi gelisah dan emosi

ryu

yang mau saya tanya sudah di jelaskan oleh TS khan bahwa MAMIT itu surplus hampir 96 juta, nah kenapa sdr ario bilang tidak surplus?
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Ario_botax

Hendra Susanto:
hmm..
saya sebagai umat awam..
berpikir seperti ini..
jika saya bekerja di bagian menerbitkan buku-buku Buddhis.. di mana saya berpatokkan tidak menjual buku-buku dhamma.. tapi saya menyebarkan secara gratis..

take it for example..
kemudian setiap produk saya berikan secara cuma2..
maka bisakah saya bertahan hidup?

tidak dipungkiri setiap orang apalagi di jaman seperti saat ini.. membutuhkan uang untuk kebutuhan hidup..

singkatnya..
jika memang 1 majalah.. entah namanya apapun itu..
terbentuk dari banyak macam faktor..
misal.. para pembuat artikel.. narasumber.. desain majalah.. editor.. percetakan dan para pendonor.. (mungkin lebih lagi tapi saya rasa cukup untuk menyebutkan) apakah mereka tidak perlu untuk membiayai kebutuhan hidup?

Indra:
menimbulkan kesan pencemaran nama baik? bagaimana bisa seperti itu bro..?? jika anda memiliki bukti yang sangat kuat.. mengapa anda menjadi takut?

ryu:
sdr. Ryu yang baik hati ^^..
di sini.. berdana adalah salah satu wujud latihan dan juga untuk menutup biaya pembuatan dunk.. (kalo kita ngomongin bisnis).. sejujurnya jika saya punya uang yang banyak.. saya mau untuk menyebarkan gratis kepada orang-orang yang memang mau untuk membaca.. baru saya sebarkan kepada orang-orang yang setengah niat untuk membaca.. kemudian baru kepada mereka yang bahkan segan untuk memegangnya..

apakah berhak orang yang tidak berdana? mengapa tidak..? berhak-berhak saja.. jika saya memberikan ke anda secara cuma-cuma.. maka anda berhak memiliki.. jika anda mendapatkan cuma-cuma setidaknya ada perlu merenungkan.. majalah yang ada di hadapan anda itu.. tidak tiba2 muncul begitu saja.. tapi melalui peras keringat dari orang-orang lain.. ^^..

Indra

 [at]  ario_botax, bukti yg saya miliki bisa menghancurkan reputasi seseorang hingga ke akar2nya, saya tentu saja tidak takut, karena saya bukan apa2 tidak punya reputasi yg harus dipertahankan, tapi apakah itu bijaksana menurut anda?

Hendra Susanto

saudara ario, jd maksudnya adalah perusahaan penerbitan buku dhamma. oklah klo gt kan jelas

Ario_botax

waaaaah surplus hingga 96 juta??
woooow.. boleh tuch kalo dituliskan detailnya^^ (kalo ada pm saya yak)

tapi di situ telah ditulis.. setelah melewati masa-masa kesulitan..
hoo.. rasanya perlu kita kaji lebih jauh dech..

terakhir yang saya lihat.. mamit tidak surplus.. maka di sini saya perlu data yang lebih akurat lagi..
dan saya bersedia meminta maaf jika memang saya salah..




Ario_botax

 [at] indra: boleh anda pm saya?

Nevada

Quote from: Ario_botax on 07 January 2010, 05:59:46 PM
Hendra Susanto:
hmm..
saya sebagai umat awam..
berpikir seperti ini..
jika saya bekerja di bagian menerbitkan buku-buku Buddhis.. di mana saya berpatokkan tidak menjual buku-buku dhamma.. tapi saya menyebarkan secara gratis..

take it for example..
kemudian setiap produk saya berikan secara cuma2..
maka bisakah saya bertahan hidup?

tidak dipungkiri setiap orang apalagi di jaman seperti saat ini.. membutuhkan uang untuk kebutuhan hidup..

singkatnya..
jika memang 1 majalah.. entah namanya apapun itu..
terbentuk dari banyak macam faktor..
misal.. para pembuat artikel.. narasumber.. desain majalah.. editor.. percetakan dan para pendonor.. (mungkin lebih lagi tapi saya rasa cukup untuk menyebutkan) apakah mereka tidak perlu untuk membiayai kebutuhan hidup?

Indra:
menimbulkan kesan pencemaran nama baik? bagaimana bisa seperti itu bro..?? jika anda memiliki bukti yang sangat kuat.. mengapa anda menjadi takut?

ryu:
sdr. Ryu yang baik hati ^^..
di sini.. berdana adalah salah satu wujud latihan dan juga untuk menutup biaya pembuatan dunk.. (kalo kita ngomongin bisnis).. sejujurnya jika saya punya uang yang banyak.. saya mau untuk menyebarkan gratis kepada orang-orang yang memang mau untuk membaca.. baru saya sebarkan kepada orang-orang yang setengah niat untuk membaca.. kemudian baru kepada mereka yang bahkan segan untuk memegangnya..

apakah berhak orang yang tidak berdana? mengapa tidak..? berhak-berhak saja.. jika saya memberikan ke anda secara cuma-cuma.. maka anda berhak memiliki.. jika anda mendapatkan cuma-cuma setidaknya ada perlu merenungkan.. majalah yang ada di hadapan anda itu.. tidak tiba2 muncul begitu saja.. tapi melalui peras keringat dari orang-orang lain.. ^^..

OK. Berarti menurut Bro Ario, yang dilakukannya adalah berdagang, bukan? :)
Menurut saya lebih bagus dengan jujur menyatakan berdagang, daripada membuka kesempatan berdana yang sebenarnya adalah mekanisme teknik marketing dalam bisnis.

Perlu dicatat, DhammaCitta Press juga menerbitkan buku-buku Dhamma dan semua orang bisa mendapatkannya secara gratis. Tidak perlu membayar sepeser pun. Tidak perlu mengucapkan "terima kasih" juga. Silakan ambil dan langsung pergi juga boleh.

Saya tidak mempermasalahkan berdagang, bila memang dikemukakan secara transparan. Saya juga berkontribusi dalam organisasi majalah Buddhis nomor satu di Indonesia. Dan majalah ini dipasarkan secara transaksi jual-beli. Semua orang dengan senang hati membelinya. Dan terkadang, mereka memberikan jumlah bayaran yang lebih besar dari harga majalah. Mereka hanya mengatakan bahwa mereka membeli majalah sekalian berdana. Menurut saya, itu lebih baik.

Tentu tidak etis kalau merusak nama baik sebuah organisasi sampai tidak bisa berdagang lagi. Apalagi yang diperdagangkan juga bukanlah jenis perdagangan salah.

:)

Indra

Member Ario_botax,

berarti anda bahkan tidak memiliki MAMIT, TS adalah salah satu penerima majalah MAMIT dan pada setiap edisi, MAMIT selalu melampirkan laporan keuangan, jadi pernyataan TS adalah bersumber dari laporan yg terlampir dalam MAMIT itu sendiri