masalah terbesar dalam kehidupan manusia

Started by EVO, 04 January 2008, 02:08:32 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 2 Guests are viewing this topic.

EVO

siang all :)
lagi asyik dengar musik nih otak berpikir terus...kamar dah seperti kapal pecah :)
lalu saya lihat nih buku dan saya baca menurut saya bagus
jadi saya ingin berbagi buat semua.... karangan "kulapati yu ting si"
penerbit dian dharma.


NAFAS  SUDAH  BERHENTI
ALAYA-VIJNANA BELUM PERGI

Ketika seseorang "meninggal", alaya-vijnananya belum pergi dan masih ada perasaan. Kita harus menunggu sampai seluruh badanya betul betul dingin, agar yakin bahwa alaya-vijnana-nya telah meninggalkan badanya. Dalam keadaan demikian seseorang baru dapat dinyatakan telah meninggal dunia.

Ketika seseorang telah menghembuskan nafasnya yang terakhir, namun sebelum alaya-vijnana pergi, saat itulah alaya-vijnana mengalamin penderitaan yang hebat. Ada yang ketakutan karna melihat musuhnya. Ada yang menangis karna hal hal yang menyedihkan dimasa yang lampau atau karena harapannya tidak tercapai. Ada juga yang gelisah karena masih terikat dan tidak rela meninggalkan harta benda atau orang yang di cintainya. Pokoknya pada saat itu ia mengalami berbagai macam penderitaan, perasaan takut, sedih dan gelisah, sehingga meninggal dengan tidak tenang, dan tidak rela menutup matanya. Jika ditambah lagi dengan pemindahan jasatnya serta mendengar suara tangisan, maka akan menambah penderitaan dan keterikatannya. Sampai hatikah kita menambah lagi penderitaannya?

Umat awam tidak tahu, mereka berangapan bahwa orang yang berhenti bernapas berarti sudah meninggal. Sering karna salah pengertian ini lah mengakibatkan kesalahan besar. Kita sebagai anak cucu yang berbakti tidak boleh tidak mengetahui hal itu .

Kesalahan umum yang sering dilakukan adalah begitu orang menghebuskan napasnya yang terakhir, mereka segera menangis sambil berteriak, mengusap gusap badannya, menguncang guncang badannya memakai dan menukarkan pakaian serta memindahkannya sebelum badanya dingin betul, atau menyuntikan obat pengawet.
Selain itu suntikan atau ransangan listrik untuk menguatkan atau meransang jantung ketika seseorang dalam keadaan koma juga berpengaruh buruk untuk yang "meninggal".
Alaya-vijnana dari orang yang " meninggal" tersebut boleh dikatakan menerima berbagai siksaan yang luar biasa, bagaikan kura kura yang dikupas kulitnya hidup hidup.

Jika orang hidup tentunya akan berteriak minta tolong atau melawan, tetapi orang yang "meninggal" tidak bisa melakukannya, mulutnya sudah tidak berdaya untuk menyatakan penderitaan hebat yang sedang di alaminya. Disebabkan kita tidak mempunyai pengetahuan tentang orang yang menjelang  kematian, lalu kita melakukan hal hal yang mengakibatkan penderitaan besar, bukan kah ini suatu hal yang menyakitkan hati?
Karma orang yang "meniggal" itu menerima berbagai penderitaan, lalu timbul kemarahan dan kebenciannya, sehingga alaya-vijnana-nya terjerumus kedalam kesengsaraan.
Inikah tindakan kita sebagai anak cucu yang berbakti?

Karna itu, kami menghimbau apabila seseorang jantungnya sudah tidak berdetak, selama 10 sampai 12 jam, ruanggan dimana orang tersebut berbaring suasananya harus dijaga agar tetap tenang dan hening.
Jangan sampai terjadi tindakan yang telah diuraikan diatas, untuk menghindari hal hal yang biasa mencelakakan orang yang "meninggal". Jaga lah keselamatan dan ketenagan alaya-vijnana.

Sikap tidur yang "meninggal" biarkan sebagaimana adanya, jangan di usik. Kira kira 10 sampai 12 jam kemudian, setelah tubuhnya dingin, barulah kita membersihkan dengan handuk hangat pada bagian persendian, sehingga dapat mengerakkanya.sebelum 10 sampai 12 jam , jangan meraba raba tubuhnya untuk mengetahui apakan tubuhnya sudah dingin atau belum? Jangan membiarkan lalat atau nyamuk hinggap ditubuhnya, dan usahakan agar dalam ruangan itu tidak ada yng menangis atau berbicara.

Gunakanlah waktu antara 10 sampai 12 jam untuk melakukan tindakan yang bermanfaat, membimbing alaya-vijnana yang meninggal kearah jalan yang terang, supaya terlahir di alam yang lebih bahagia. Ini adalah kewajiban keluarga yang berduka dan juga merupakan salah satu cara sebagai anak cucu yang berbakti.

semoga bermanfaat :)
apakah masih mau tau.......
KAPAN ALAYA-VIJNANAN MENINGGALKAN BADANNYA???/             


gajeboh angek

HANYA MENERIMA UCAPAN TERIMA KASIH DALAM BENTUK GRP
Fake friends are like shadows never around on your darkest days

EVO

Quote from: karuna_murti on 04 January 2008, 04:37:45 PM
bagaimana pandangan yang Theravada nih?

emang kenapa???
ada yang kurang tepat ya dengan buku ini???

tesla

tidak tahu juga benar atau salah...
tapi bisa jadi persiapan nanti, kalau kita udah dalam state yg penuh penderitaan ini, coba sebisa mungkin utk tetap merenungkan perbuatan2 baik yg telah kita lakukan dalam kehidupan ini.
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

FZ

Hm..
Saya pernah membaca diskusi seseorang dengan B.Uttamo. Kalau saya tidak salah tangkap, menurut Bhante ybs, seseorang bila meninggal langsung bertumimbal lahir.
CMIIW

tesla

mungkin maksud EVO, ybs belum meninggal walau jantung & nafas telah berhenti Fox, secara medis jg katanya masih beberapa jam kemudian kok.
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

tesla

btw judul postingan EVO extreme sekali yah...

"masalah terbesar dalam kehidupan manusia"

sewaktu pertama kali membaca judulnya, saya merasa sebentar lagi dunia akan damai & tidak ada lagi perang. ;D
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

ryu

Hm aye jg pengen tau nih, lagian khan biasanya prosedur rumah sakit bila sudah dinyatakan meninggal, langsung suntik formalin, betul engga yah? Seharusnya gimana nih? Trus khan kadang perbedaan pandangan agama dlm keluarga juga bisa menjadi masalah dalam mengurus tata caranya.
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Huiono

Quote from: FoxRockman on 04 January 2008, 05:18:49 PM
Hm..
Saya pernah membaca diskusi seseorang dengan B.Uttamo. Kalau saya tidak salah tangkap, menurut Bhante ybs, seseorang bila meninggal langsung bertumimbal lahir.
CMIIW


Yup..
Yang pernah saya dengar juga begitu...
Langsung bertumimbal lahir...
Jadi gak tau juga sih apakah emang harus nunggu 10-12 jam...

Oh ya, 49 hari itu dlm Buddhism juga gak ada ... itu sebenarnya kepercayaan tradisi China...
"During times of universal deceit, telling the truth becomes a revolutionary act"
                                                                                                   -George Orwell

FZ

Quote from: Huiono on 04 January 2008, 07:02:43 PM
Quote from: FoxRockman on 04 January 2008, 05:18:49 PM
Hm..
Saya pernah membaca diskusi seseorang dengan B.Uttamo. Kalau saya tidak salah tangkap, menurut Bhante ybs, seseorang bila meninggal langsung bertumimbal lahir.
CMIIW


Yup..
Yang pernah saya dengar juga begitu...
Langsung bertumimbal lahir...
Jadi gak tau juga sih apakah emang harus nunggu 10-12 jam...

Oh ya, 49 hari itu dlm Buddhism juga gak ada ... itu sebenarnya kepercayaan tradisi China...
Hm.. IMO ya.. ada se.. tapi ybs sudah bertumimbal menjadi makhluk peta..

andry

Quote from: tesla on 04 January 2008, 05:12:03 PM
tidak tahu juga benar atau salah...
tapi bisa jadi persiapan nanti, kalau kita udah dalam state yg penuh penderitaan ini, coba sebisa mungkin utk tetap merenungkan perbuatan2 baik yg telah kita lakukan dalam kehidupan ini.
makanya cepet2 jhana ntar bisa kabur.. >:D
Samma Vayama

andry


[/quote]

Yup..
Yang pernah saya dengar juga begitu...
Langsung bertumimbal lahir...
Jadi gak tau juga sih apakah emang harus nunggu 10-12 jam...

Oh ya, 49 hari itu dlm Buddhism juga gak ada ... itu sebenarnya kepercayaan tradisi China...

[/quote]

kalo menurut saya mungkin aja, tergantung konsepnya..
mis A, seumur hidup berkonsep kalo saya mati ketemu yam lo ong.. ditanya2.. lalu baru bisa ke surga atau ke neraka, masalah tempat tgl dan lain2.. di urus dgn cara bakar2an..( yah bakalan terjadi.. walaupun dia umat theravada)
si B, umat tidak beragama, namun konsep dia, setelah mati lsg tumimbal tergantung karmanya.. yah lsg.. lah...

kalo konsep menunggu mungkin aja..( d mana 4 khanda mencari rupa baru...)
Samma Vayama

Sumedho

kekna ini udah dibahas di thread sebelah tentang, kapankan seseorang resmi dianggap mati itu...

Quotemakanya cepet2 jhana ntar bisa kabur..
kalo jhana emang bisa kabur kemana om ?


Quotekalo konsep menunggu mungkin aja..( d mana 4 khanda mencari rupa baru...)
Kalo ini udah ada 4 khanda, artinya sudah terlahir donk...
There is no place like 127.0.0.1

andry

 kalo yg ai tahu jhana 1 aja bisa ke alam brahma..
kalo baca dr buku irmansyah.. pas wkt sakit2an.. kita bisa kabur.. kalo udah tepat waktunya.. dan nyari rupa yg oke punya lalu kita masuk dan lahir lagi...
Quotemakanya cepet2 jhana ntar bisa kabur..
kalo jhana emang bisa kabur kemana om

Quotekalo konsep menunggu mungkin aja..( d mana 4 khanda mencari rupa baru...)
Kalo ini udah ada 4 khanda, artinya sudah terlahir donk...

[/quote]
Samma Vayama

bond

Yg repot kalau mati suri, gimana ya?keliatannya fungsi nunggu 12 jam , gara2 ada yg mati suri.Tapi memang kalo org yg meninggal ngak boleh dinangisin. Dan ada jeda dimana dia baru sadar bahwa sudah meninggal, kecuali yg org yg batinnnya sudah terlatih bisa lsg bablas.
May be yes may be no, ngak tau juga deh



::)
Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada