Pertanyaan Kritis Mengenai Buddhisme

Started by Nevada, 15 September 2009, 10:55:04 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Sostradanie

Quote from: ryu on 05 January 2011, 12:15:45 PM
komputer asalnya tidak ada isinya, kemudian di isi porgram dll, ketika program hilang maka "keakuan" hilang ;D


Kalau seperti ini lebih mudah dipahami, tidak rumit, tidak panjang dan tidak berputar-putar.

PEMUSNAHAN BAIK ADANYA (2019)

dilbert

Di dalam banyak cerita ZEN tentang pencerahan para MASTER ZEN... dikenal dengan adanya pencerahan kecil dan pencerahan besar.
Contoh : Cerita pencerahan Master Hui Neng...
- Master Hui Neng di-katakan memiliki kebijaksanaan yang tinggi setelah membalas Gatha yang di-tulis-kan oleh Murid Utama Master Zen Hong Ren

Di sebuah tembok Shen Xiu menulis,
"Tubuh adalah pohon Bodhi
  Pikiran adalah tempat cermin bersih berkilau.
  Usaplah setiap hari dengan penuh perhatian, tanpa henti,
  agar tetap bersih dari debu duniawi"

Huineng adalah seorang murid yang berasal dari keluarga miskin dan buta huruf. Ia tinggal di vihara dengan tugas sebagai tukang giling gandum di dapur, karena ia yang buta huruf dianggap bodoh. Huineng meminta seorang temannya untuk membantunya menulis sementara ia mendiktekan:

"Pada hakikatnya tidak ada pohon pencerahan.
  Tidak juga ada cermin bersih kemilau dan tempat berdirinya.
  Karena sejak semula semuanya kosong,
  di mana pula debu bisa melekat?"

Gatha Hui Neng menimbulkan kehebohan di kalangan vihara karena menjadi semacam tandingan dari Gatha Shen Xiu. Akhirnya Hong Ren mengetahui tentang hal ini dan melihat sendiri Gatha Hui NEng.

Hong Ren : Gatha itu tidak mencerminkan pencerahan. Hapuskan !!

Hari-hari berikutnya, Hong Ren diam diam memperhatikan Hui Neng. dan pada suatu saat Hong Ren meminta Hui Neng datang ke kamar pribadinya pada tengah malam.
Malam itu, Hong Ren menjelaskan Sutra Intan (Vajracheddika Paramita Sutra / Sutra Kebajikan Pemotong Intan) kepada Hui Neng, yang tercerahkan sepenuhnya ketika mendengar kata-kata ini : "JAGALAH PIKIRANMU TETAP WASPADA TANPA MELEKAT PADA APAPUN DIMANAPUN."

Hong Ren memberikan jubah pewaris kepada Hui Neng.

Hong Ren : Di masa lalu, ketika bodhidharma datang ke Cina, orang tidak percaya pada kebenaran yang dikatakannya. Maka dalam Chan ada tradisi menurunkan jubah dan meneruskan pencerahan. Mulai sekarang kamu adalah pemimpin Chan ke-6. Jaga dirimu dan pergilah bertapa sebelum memberikan ajaran. Penyerahan jubah ini mungkin menimbulkan iri hati. Jadi kamu harus pergi dari tempat ini segera.

Sesampainya di tepi sungai.

Hong Ren : Mari kuseberangkan.

Setelah sampai di tengah sungai.

Hong Ren : Ketika murid masih kebingungan, guru harus menyeberangkannya. Bila ia sudah tercerahkan, ia harus menyeberang sendiri.

Hui Neng kemudian mengambil alih dayung.

Hong Reng: Di masa depan, dharma akan berkembang pesat melaluimu. Pergilah ke selatan. Dharma tidak mudah disebarkan. Tunggulah sampai waktunya tiba sebelum menjelaskannya.
Hui Neng : Terima kasih atas nasihat guru.
Hong Ren : Sebarkan benih di antara makhluk yang sadar, dan ia akan berbuah di tanah yang subur. Tanpa kesadaran takkan ada benih yang tumbuh; demikian pula tak ada hidup tanpa alam.
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

K.K.

Quote from: ryu on 05 January 2011, 12:15:45 PM
yeah, ketika seseorang pingsan maka dia otomatis berhenti berpikir, tidak ada pandangan "aku" sama dong seperti vipasana.
:D Ada sama, ada bedanya.
Betul, memang 'pandangan aku' sama-sama tidak jalan.


Quoteyeah, bedanya satu dilakukan dengan sadar, dan satu nya dilakukan tanpa sadar, hampir mirip hasilnya. ketika seseorang pnsan atau vipasana, dia "katanya" tidak melakukan karma baik atau buruk ;D
Walaupun ada persamaan (pikiran tidak bergerak), tapi bedanya sangat jauh antara sesuatu yang dilakukan dengan sadar dan tidak sadar. Saya beri contoh orang puasa, katakanlah subuh/fajar sampai maghrib. Satu orang menjalankan aktifitas tanpa makan, minum, dan menghindari nafsu dalam kurun waktu tersebut. Satu orang lainnya tidur pada waktu tersebut dan beraktifitas dari maghrib sampai Subuh (manusia shift malam). Keduanya sama-sama tidak makan, tidak minum, dan tidak melakukan pemuasan nafsu.

Apakah menurut Bro ryu keduanya adalah sama?


Quoteperbandingannya komputer itu pikiran, "keakuan" adalah program.
komputer asalnya tidak ada isinya, kemudian di isi porgram dll, ketika program hilang maka "keakuan" hilang ;D
Tidak bisa dibandingkan begitu, karena kita bicara proses yang berkesinambungan. Program hilang itu sama seperti seseorang meninggal di mana jasmani (hardware) dan bathin (terurai). Konteksnya berbeda, walaupun sama-sama menggunakan analogi komputer.

ryu

Quote from: Kainyn_Kutho on 05 January 2011, 02:44:29 PM
:D Ada sama, ada bedanya.
Betul, memang 'pandangan aku' sama-sama tidak jalan.
;D

QuoteWalaupun ada persamaan (pikiran tidak bergerak), tapi bedanya sangat jauh antara sesuatu yang dilakukan dengan sadar dan tidak sadar. Saya beri contoh orang puasa, katakanlah subuh/fajar sampai maghrib. Satu orang menjalankan aktifitas tanpa makan, minum, dan menghindari nafsu dalam kurun waktu tersebut. Satu orang lainnya tidur pada waktu tersebut dan beraktifitas dari maghrib sampai Subuh (manusia shift malam). Keduanya sama-sama tidak makan, tidak minum, dan tidak melakukan pemuasan nafsu.

Apakah menurut Bro ryu keduanya adalah sama?
kalau dari segi logika harusnya sih sama aja, kalau dari segi kepatutan dan aturan mereka tidak sama.

QuoteTidak bisa dibandingkan begitu, karena kita bicara proses yang berkesinambungan. Program hilang itu sama seperti seseorang meninggal di mana jasmani (hardware) dan bathin (terurai). Konteksnya berbeda, walaupun sama-sama menggunakan analogi komputer.
program itu ibarat keinginan, di intall, uninstall, ketika sudah tidak ada yang diperlukan lagi uninstall semua sehingga semua program itu hilang.

kalau mati sih seperti semua penunjang seperti power sudah tidak ada lagi maka mati.
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

K.K.

Quote from: ryu on 05 January 2011, 03:33:24 PM
kalau dari segi logika harusnya sih sama aja, kalau dari segi kepatutan dan aturan mereka tidak sama.
Selain dari sisi logika, akibat yang dihasilkan pun berbeda.

ryu

Quote from: Kainyn_Kutho on 05 January 2011, 03:52:04 PM
Selain dari sisi logika, akibat yang dihasilkan pun berbeda.

akibatnya apa?

lebih baik mana?

ada berbagai macam sudut pandang nih ;D
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

morpheus

<ngawur_mode>

ah, ngapain susah2 meditasi, mending konsumsi cannabis aja.

cannabis juga bisa hepi (piti dan sukha), mindful, bliss:
http://www.authorsden.com/visit/viewArticle.asp?id=43518

hasilnya / akibatnya / efeknya sama aja kok.

sekalian ama marijuana juga boleh:
http://www.marijuanameditation.com/jackgarrett/

</ngawur_mode>
* I'm trying to free your mind, Neo. But I can only show you the door. You're the one that has to walk through it
* Neo, sooner or later you're going to realize just as I did that there's a difference between knowing the path and walking the path

ryu

<ngebenerin_mode>

tetap gak bisa, karena ada usaha untuk beli, usaha untuk makainya, tetap diperlukan usaha

<ngebenerin_mode>
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

dilbert

Quote from: morpheus on 05 January 2011, 04:18:06 PM
<ngawur_mode>

ah, ngapain susah2 meditasi, mending konsumsi cannabis aja.

cannabis juga bisa hepi (piti dan sukha), mindful, bliss:
http://www.authorsden.com/visit/viewArticle.asp?id=43518

hasilnya / akibatnya / efeknya sama aja kok.

sekalian ama marijuana juga boleh:
http://www.marijuanameditation.com/jackgarrett/

</ngawur_mode>

tapi sadar gak ya ?
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

K.K.

Quote from: ryu on 05 January 2011, 03:58:57 PM
akibatnya apa?
Tergantung yang menjalankan.

Quotelebih baik mana?
Tergantung penilaian masing-masing.

Quoteada berbagai macam sudut pandang nih ;D
Silahkan dianut pandangan yang cocok. ;D



ryu

Quote from: Kainyn_Kutho on 05 January 2011, 04:54:57 PM
Tergantung yang menjalankan.
Tergantung penilaian masing-masing.
Silahkan dianut pandangan yang cocok. ;D



begini saja, hasil yang selalu perlu di bahas.

pikiran berhenti, hasilnya? atau tidak ada hasil?
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

K.K.

Quote from: ryu on 05 January 2011, 04:58:35 PM
begini saja, hasil yang selalu perlu di bahas.

pikiran berhenti, hasilnya? atau tidak ada hasil?

Secara teori, pikiran (dalam artian aktifitas pikiran yang dilandasi kemelekatan) adalah sebab dukkha. Jika pikiran itu berhenti, maka ia hanya melihat segala sesuatu apa adanya, tidak ada kemelekatan, karena itu tidak ada dukkha.


JimyTBH

Seorang Arahat masih memiliki citta dan cetasika donx??

ryu

Quote from: Kainyn_Kutho on 05 January 2011, 05:07:27 PM
Secara teori, pikiran (dalam artian aktifitas pikiran yang dilandasi kemelekatan) adalah sebab dukkha. Jika pikiran itu berhenti, maka ia hanya melihat segala sesuatu apa adanya, tidak ada kemelekatan, karena itu tidak ada dukkha.


jadi di sini ada pikiran yang  dilandasi kemelekatan apakah ada pikiran yang tidak dilandasi kemelekatan? atau ada pikiran yang berhenti?
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

bond

#344
Quote from: ryu on 05 January 2011, 05:15:15 PM
jadi di sini ada pikiran yang  dilandasi kemelekatan apakah ada pikiran yang tidak dilandasi kemelekatan? atau ada pikiran yang berhenti?

Mayoritas ada kemelekatan. Tidak usah jauh-jauh, yang diskusi disini ada yang tidak melekat ?  ;D

Jadi sulit pada putthujana untuk tidak melekat. Katakanlah melepas sesuatu tetapi melekat disatu sisi yang lain. Kecuali penembusan Dhamma minimal sotapanna, ada yang benar2 dilepas dan tak mungkin dilekati lagi.

Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada