Patung Budha dengan p*n*s & buah zakar

Started by F.T, 04 January 2008, 11:49:48 AM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

FZ

#15
Quote from: JackDaniel on 06 January 2008, 03:43:21 PM
p*n*s sama Buah Zakar itu apa???
Ketika mandi, u akan tahu..
Kalau tidak tahu.. tanya orang tua u saja jack.. :)

Wew jack kenapa u gak sesekali mengisi di joke campuran saja ?




Kokuzo

gyahahaha... kirain cowo... maap, kuper...
kalo cewe mah laen cerita. kalo gitu digambarin pake *peep* cewe ama *peep* cewe pada tersinggung ga?  ;D

Kelana

IMO
Dalam sejarah agama Buddha, di era awal agama Buddha, tidak ada penggunaan patung sebagai pemujaan. Setelah masyarakat India mengenal seni patung dari bangsa asing maka munculah patung-patung khususnya perwujudan Sang Buddha. Seni patung juga tidak mempengaruhi agama Buddha tetapi juga Brahmanisme / Hindu.

Dalam perkembangannya, dalam agama Buddha terjadi multitafsir ajaran sehingga memunculkan aliran-aliran baru termasuk aliran-aliran yang bersinkretisme dengan Brahmanisme.  Nah, aliran-aliran ini mulai menggunakan patung sebagai sarana puja yang didasari oleh personifikasi sifat-sifat tertentu. Dan akhirnya sampai sekarang muncul bentuk-bentuk patung yang sesuai penafsiran, entah penafsiran yang salah atau benar perlu dicek.

Gambar patung yang diberikan oleh Sdr. Suchamda, sedikit banyak dipengaruhi oleh konsep Brahmanisme yaitu Shakti yang dipersonifikasikan.

Bagi saya masalah ini bukan masalah tersinggung atau tidak tersinggung tapi menyimpang atau tidak menyimpang, layak atau tidak layak sesuatu yang tidak bisa/perlu dipersonifikasikan justru dipersonifikasikan sehingga timbul bias, sesuatu yang harus tertutup justru diumbar.

Tentu saja Sang Buddha memiliki alat vital, tapi apakah semasa hidupnya Ia mengumbar diri bertelanjang ria ke sana-sini mengumbar alat vitalnya dengan mengatakan "ini loh saya juga punya alat vital". Kita juga tahu sebelum menjadi Buddha, ketika menjadi Pangeran Ia juga melakukan hubungan seksual, jika tidak bagaimana bisa ada Rahula. Tapi apakah Ia melakukannya di alun-alun kota untuk dipertontonkan orang ramai? (jangan gilaaa donk...!- ruben mode)

Meskipun Sang Buddha ahli dalam paramatha sacca dimana pikirannya tidak terpengaruh dengan cacian orang lain JIKA Ia bertelanjang ria dijalan, tetapi Ia tetap menutupi jasmaniNya, Ia tetap menggunakan Samuti sacca, ia menghargai norma-norma yang ada.

Ketika kita berbicara mengenai paramatha sacca, maka seharusnya kita juga tidak lagi menggunakan patung sebagai sarana puja sehingga tidak ada alasan untuk membuat patung-patung yang aneh-aneh, dan kita tidak perlu berkomentar macam-macam baik mendukung atau tidak mendukung. Singkatnya pembuatan patung-patung tesebut memang tidak dilandasi oleh paramatha sacca. Dan karena tidak dilandasi oleh paramatha sacca maka adalah wajar jika ada orang yang marah, tidak suka, tentu saja jika dengan alasan dan yang tepat.
GKBU

_/\_ suvatthi hotu


- finire -

gajeboh angek

#18
QuoteTentu saja Sang Buddha memiliki alat vital, tapi apakah semasa hidupnya Ia mengumbar diri bertelanjang ria ke sana-sini mengumbar alat vitalnya dengan mengatakan "ini loh saya juga punya alat vital".

Pernah (kalo ga salah beberapa kesempatan), ketika ada brahamana yang mengecek 32 ciri manusia besar pada Buddha agar yakin bahwa Beliau adalah Buddha, dia cuma bisa melihat 30 ciri. Maka Sang Buddha dengan menjulurkan lidah (1 tanda) dan dengan iddhi (kekuatan adikodrati) Nya memperlihatkan linggaNya (1 tanda lainnya). Tentunya bukan buat tontonan semua orang, tetapi hanya kepada brahmana tersebut.
HANYA MENERIMA UCAPAN TERIMA KASIH DALAM BENTUK GRP
Fake friends are like shadows never around on your darkest days

Kelana

Quote from: karuna_murti on 08 January 2008, 09:58:38 PM
QuoteTentu saja Sang Buddha memiliki alat vital, tapi apakah semasa hidupnya Ia mengumbar diri bertelanjang ria ke sana-sini mengumbar alat vitalnya dengan mengatakan "ini loh saya juga punya alat vital".

Pernah (kalo ga salah beberapa kesempatan), ketika ada brahamana yang mengecek 32 ciri manusia besar pada Buddha agar yakin bahwa Beliau adalah Buddha, dia cuma bisa melihat 30 ciri. Maka Sang Buddha dengan menjulurkan lidah (1 tanda) dan dengan iddhi (kekuatan adikodrati) Nya memperlihatkan linggaNya (1 tanda lainnya). Tentunya bukan buat tontonan semua orang, tetapi hanya kepada brahmana tersebut.


Saya tidak pernah mengatakan bahwa Sang Buddha tidak pernah menunjukkan alat vitalnya,loh karena saya tahu dalam sutta seperti yang Sdri. Karuna sampaikan. Tapi saya mengatakan :  Ia mengumbar diri bertelanjang ria ke sana-sini mengumbar alat vitalnya dengan mengatakan "ini loh saya juga punya alat vital"

Sedangkan kasus yang Sdri. Karuna berikan, Sang Buddha tidak sedang mengumbar ke sana-sini dan seperti yang Sdri. Karuna sampaikan bahwa tentunya bukan buat tontonan semua orang, tetapi hanya kepada brahmana tersebut.

Jadi jelas bukan untuk diumbar kesana sini.  ^-^

umbar = membiarkan berbuat seenak hatinya.
GKBU

_/\_ suvatthi hotu


- finire -

gajeboh angek

Saya saudara, kelana

Saya tidak bermaksud buruk, hanya salah kata-kata, saya menangkapnya kalau Sang Buddha tidak pernah memperlihatkan sama sekali  ^:)^
HANYA MENERIMA UCAPAN TERIMA KASIH DALAM BENTUK GRP
Fake friends are like shadows never around on your darkest days

williamhalim

Kejadian ketika Sang Buddha memperlihatkan ***nya kepada seorang Brahmana, apakah Brahmana itu bernama: Sela? Kekna diskusi ini nyambung dengan pembahasan di thread:

Milinda Panha (http://www.dhammacitta.org/forum/index.php?topic=827.45)
~ Reply no #47

Quote from: willibordus on 24 November 2007, 09:11:44 AM
Pengen bahas yg ini:

---------

21. Kerendahan Hati Sang Buddha

        "Ini juga telah disabdakan oleh Sang Buddha:

'Mengendalikan badan adalah baik; Baik pula mengendalikan ucapan; Mengendalikan pikiran adalah baik; Baik pula mengendalikan segala hal'. (S.i.73; Dhp.v.361)

Tetapi ketika Sang Tathagata duduk di antara 4 kelompok (bhikkhu, bhikkhuni, umat awam pria, umat awam wanita). Beliau menunjukkan kepada Brahmana Sela sesuatu yang tidak seharusnya dipertontonkan didepan umum, yaitu alat vital pria yang tersembunyi dalam selaput tipis (M.ii.Sta.92; Sn.103). Jika Beliau melakukan hal itu, berarti pernyataan yang pertama tersebut salah".

        "Sang Buddha memang menunjukkan pada Sela si Brahmana sesuatu yang tidak boleh dipertontonkan di depan umum. Tetapi hal itu Beliau lakukan dengan kekuatan kesaktian dalam bentuk bayangan, dan hanya Sela yang dapat melihatnya. Pada Sela yang masih ragu terhadap Sang Tathagata, Sang Guru menunjukkan gambar alat vital pria yang tersembunyi dalam selaput tipis tersebut untuk menyadarkannya terhadap kebenaran. Sang Tathagata, O Baginda, sangat pandai dalam hal sarana. Untuk mencemooh kecantikan jasmani, Sang Guru membawa Bhante Nanda ke alam dewa untuk melihat wanita-wanita yang cantik di sana (Ja.ii.92-94), dan dengan sehelai kain putih Beliau menyadarkan Bhante Culapanthaka terhadap kekotoran tubuh". (Ja.i.116ff)


-------------

Ada yg tau cerita sebenarnya mengenai ini?


Berarti ketika Sang Buddha memperlihatkan 'itu' kepada Brahmana Sela tujuannya adalah untuk meyakinkan Brahmana tersebut, yang hendak melihat keseluruhan 32 ciri seorang Samasambuddha...

_/\_

::



Walaupun seseorang dapat menaklukkan beribu-ribu musuh dalam beribu kali pertempuran, namun sesungguhnya penakluk terbesar adalah orang yang dapat menaklukkan dirinya sendiri (Dhammapada 103)

Kelana

#22
Quote from: karuna_murti on 09 January 2008, 09:22:50 AM
Saya saudara, kelana

Saya tidak bermaksud buruk, hanya salah kata-kata, saya menangkapnya kalau Sang Buddha tidak pernah memperlihatkan sama sekali  ^:)^

:o Aduh Sdri. Karuna, jangan sampai begitu ah, tentu saja anda tidak bermaksud buruk, justru saya berterima kasih karena anda telah menambahkan sesuatu yang perlu ditambahkan yaitu mengenai sutta. _/\_ Jika tidak, maka tidak memicu Sdr. Willi untuk memberikan acuan sutta  ;D 
GKBU

_/\_ suvatthi hotu


- finire -