Why did "he" do this??

Started by Kitaro Kurosaki, 10 September 2009, 01:47:40 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Kitaro Kurosaki

hai, teman-teman. namo buddhaya..
saya ingin menceritakan sedikit pengalaman unik...

awal mulanya berasal dari ajakan ortu. Ibu saya mengajak saya untuk mengunjungi sebuah acara "Malam Kesaksian" tentang seorang gangster Taiwan yang bertobat menjadi seorang pendeta. yah, mungkin cerita kayak gitu udah banyaklah... tapi saya bukan mau bahas hal itu, tetapi ada satu pertanyaan besar yang ingin saya sharingkan..

awalnya sih saya sangat MALASSSSSS untuk mengikuti acara itu.. yah, tapi karena ibu saya terus berusaha mengajak saya, katanya sih gak pergi rugi... akhirnya saya ikut aja deh.. gak enak ama ortu. kebetulan acaranya kemarin tanggal 5 September 2009 kebetulan lokasinya di Medan, tepatnya di Yang Min Plaza.

akhirnya pada hari sabtu sore dengan perasaan yang sangat terpaksa... saya pun ikut ortu pergi dengan mengendarai mobil. Setelah hampir sampai di lokasi, wah ternyata hujan turun cukup deras.. banjir yang terjadi pun sangat tinggi. Klo ada teman2x yang tinggal di Medan pasti tahu kalau area di sekitar situ pasti banjir besar... ternyata banyak mobil-mobil yang mogok karena tinggi banjir mencapai tinggi pinggang orang dewasa... dan diantara mobil tersebut MOBIL yang mengangkut jemaat gereja kami juga mogok.. anda bisa bayangkan padahal itu mobil mini bus... yah, begitu ngerinya banjir waktu kemarin..

ternyata, mobil ayah saya tidak mogok karena kami melalui jalan yang berbeda... yah, akhir kata saya dan ortu pun ikut menghadiri acara tersebut... pokoknya menderita deh... berangkat pukul 5 sore sampe di sana pukul 7 malam... yah, karena banjir pendeta pun datang terlambat.. karena pendetanya banyak bicara, akhirnya acara berakhir pukul 10 malam.. padahal seharusnya pukul 9 baru siap...

Anda bisa bayangkan gak penderitaan saya  ??? udah lapar berat, harus mendengarkan lama-lama lagi khotbah pendeta tersebut.. capek deh... sampai di rumah udah malam... yah, gak apa2x deh mungkin ini adalah LATIHAN KESABARAN...

teman-teman dari cerita diatas, muncul satu pertanyaan yang besar......
Kenapa Tuhan memberikan cobaan yang sangat berat kepada orang yang sangat antusias ingin menemuinya?
Kenapa Tuhan menghalangi orang-orang yang ingin meningkatkan iman kepada-Nya?

sekedar info, gara-gara banjir tersebut... Kira-kira separuh dari jemaat gereja tempat saya tidak dapat menghadiri acara kesaksian tersebut.. Tentu muncul pertanyaan besar, "Kenapa???"

pada keesokan harinya, seperti biasa aku ikut ortu ke gereja dengan perasaan mengantuk  :P
pembicaranya juga sedikit bercerita tentang malam kesaksian tersebut... dan kami juga membahas pertanyaan seperti itu...

pembicaranya bertanya, "kenapa?" kepada kami semua..
lalu salah satu jemaat gereja menjawab, "karena iblis!"

yah, saya hampir mau ketawa... coba bayangkanlah sifat beberapa umat K yang kekanak-kanakan yang hobinya mengkambinghitamkan sesuatu yang mereka sebut "iblis/setan".. coba pikir masa sih kuasa iblis itu bisa mengalahkan kuasa Tuhan yang Maha Kuasa, maha ini, maha itu, dan segalanya...

lalu tidak lama, pembicaranya menjawab "Hal itu terjadi karena Tuhan ingin agar orang yang menjumpainya itu dalam keadaan yang KUDUS"... wah, saya makin tersenyum-senyum aja... kalau gitu kok saya bisa menghadiri acara itu?? padahal menurut umat K, pasti orang seperti saya bukan orang yang "kudus"?? ya gak... saya pasti termasuk golongan orang "berdosa/gak kudus", kok bisa sih menghadiri acara itu??

Anda coba bayangkan begitu banyak umat K yang ingin menghadiri acara itu, akhirnya tidak bisa mengikuti gara-gara banjir... coba bayangkan kenapa sih Tuhan kok berbuat kayak gitu?? kenapa orang yang antusias bertemu/melayani-nya menghadapi kendala seperti itu? kenapa saya yang sangat malas menghadiri acara itu bisa menghadirinya??

memang sih pembicara di gereja itu juga agak bimbang ketika memberikan penjelasan.. mungkin pembicaranya juga bingung kenapa... yah, tentunya umat K jarang yang mau membandingkan hal seperti itu? akhirnya tidak ada satu pun jawaban yang memuaskan bagi saya he3x.....

ok, silahkan komentarnya  :)

hatRed

i'm just a mammal with troubled soul



J.W

Karena mereka bukan manusia pilihan

CHANGE

#3
 [at]  Kitaro

Sebenarnya, anda cukup hebat dalam hal keteguhan, dimana anda masih dapat bertahan di antara godaan dari yang coba mengoda . Tentu sungguh luar biasa masih bisa menghibur diri sendiri, ini ada sebuah artikel untuk anda simak dan bermanfaat, karena salah satu pilihan anda yang menentukan diri anda sebagai tokoh cerita ( pemeran utama ). Semoga dengan cerita ini membuat pikiran anda lebih sadar dan tercerahkan, bahwa tokoh dalam cerita hanya bagian dari panggung sandiwara yang sedang berlangsung. Bermain dalam suatu cerita harus menguasai dialognya dan skenarionya. Tanpa penguasaan yang benar, maka penonton akan kecewa dengan panggung sandiwaranya. Semoga cerita ini benar-benar bermanfaat untuk anda.  

Kisah Ikan dan Rubah

Rubah memandangi ikan-ikan yang berenang ke sana kemari dalam air, sambil menelan ludah, ia membujuk dengan rayuan palsu, "Ikan-ikan yang cantik, moncong merah bersirip putih. Saya punya satu rahasia, tapi tidak akan kuberitahu." Ikan-ikan mendengarnya dan berpikir, "Kami juga malas meladenimu, biar saja rahasiamu membusuk di dalam perutmu."

Melihat ikan-ikan tidak meladeninya, si rubah mengganti kata-katanya dan terus berdendang, "Ikan-ikan memang benar-benar manis, moncong merah bersirip putih. Habis makan tidur di lumpur, mengapa selalu berdesakan di dalam air?"

Sebagian besar ikan-ikan tetap tidak mempedulikannya, dan menghindar jauh-jauh dari rubah. Tetapi ada beberapa ikan tidak tahan godaan, lalu dengan perlahan-lahan mendekati pinggir danau, ingin tahu sebenarnya apa yang hendak dikatakan rubah.

Melihat tipuannya mulai berhasil, si rubah melanjutkan rayuannya, membesar-besarkan bagaimana enaknya hidup di atas daratan, serba menyenangkan dan seru ( di baca : pengharapan  ). Beberapa ekor ikan berenang lebih dekat lagi, namun merasa bimbang, tidak berani melompat ke atas.

Si rubah menutupi sinar matanya yang buas, dengan pura-pura lembut berkata, "Keluarlah, ikan yang manis, apa yang ditakutkan?" Dengan jujur ikan mengatakan, "Kami takut pada ayam, dan padamu... rubah!" "Apa yang ditakutkan atas diriku?"

Si rubah pura-pura marah, "Saya mewakili kepentingan yang paling besar atas ikan-ikan, bersama dengan saya, kalian akan lebih aman. Dan mengenai si ayam itu, sekarang juga saya akan membuat mereka mengaku salah dan dihukum mati." Sembari berkata lantas menarik seekor ayam, dan mencabut habis bulu-bulunya, dalam keadaan hidup-hidup dicabik-cabik, kemudian menelan semua dagingnya, dan hanya tersisa beberapa tulang yang berlumuran darah.

Selesai memakan ayam, si rubah menyeka moncongnya dan berkata, "Sudah lihat kan, jika kalian keluar, maka bisa makan tulang yang berdarah ini, dan wah, nikmatnya hidup ini! Tujuan dan maksud utama saya adalah senantiasa memenuhi kebutuhan ikan-ikan akan tulang yang semakin meningkat."

Beberapa ekor ikan tak tahan melompat ke daratan. Begitu kenyangnya sang rubah, sampai tidak mampu menelan ikan-ikan ini. Lalu menggali sebuah lubang kecil di pinggir pantai, diisi air, dan memasukkan beberapa potong tulang yang tersisa. Kemudian membalikkan badan dan dengan congkak berkata pada segerombolan ikan di danau, "Adalah saya, si raja rubah, yang telah membereskan masalah makanan ikan-ikan ini."

Setelah itu, hampir setiap hari pasti ada ikan-ikan baru yang tertipu, terkadang, meskipun tidak ada tulang ayam yang tersedia, si rubah lantas dengan segera menggantinya dengan tulang ikan yang masih berdaging untuk menipu. Tipu daya dan rayuan telah menutupi fakta, semakin banyak ikan-ikan datang susul menyusul melompat ke darat, tujuannya adalah mencari "kehidupan baru" ( dibaca : Surga "nanti" sesudah meninggal ) .

Bahkan ada ikan yang disuap oleh rubah, dengan tidak malu membantu rubah mempropaganda kepalsuan. Namun, kebanyakan ikan-ikan yang baru naik ke pantai, lantas ditangkap rubah dan dimakannya. Saking merasa senangnya si rubah agak lupa daratan, syair lagu yang didendangkan dari moncongnya juga telah diubah, "Puas, puas, benar-benar puas, kejahatan bisa mengakali kebaikan. Ajaib, ajaib, benar-benar mujijat, bisa merealisasikan ajaran XXX".

Sejumlah ikan yang berbudi lurus benar-benar tidak tahan lagi, dengan susah payah menasihati kerabat maupun teman mereka, "Jangan lagi sekali-kali pergi ke lubang kecil itu, kita mempunyai makanan kita sendiri, pembawaan lahiriah kita memang makan akar rumput dan tidur di lumpur, sifat dasar kita adalah baik.

Jika kita kehilangan MORALITAS yang paling hakiki, maka kehidupan bagi kita akan tampak seolah-olah ada dan tiada, sedikit pun tidak berarti. Ikan-ikan yang tertipu adalah contohnya, yang mereka telan adalah hasil dari benih yang ditanam sendiri, oh, betapa sengsaranya! Kita tidak boleh tertipu oleh  si rubah".

Ucapan terakhir pas terdengar oleh rubah dan berteriak. "Ajaran sesat!" Dengan mata merah rubah melompat-lompat marah. Fitnahan kotor pun terlontar dari moncongnya. "Kamulah yang menyebarkan ajaran sesat!"

Beberapa ikan menjawab dengan sindiran pedas. "Tipu dayamu sudah saatnya diakhiri, berapa ekor ikan yang telah kamu bunuh, dan berapa yang telah kamu santap, apakah kamu bisa menghitungnya?"

"Saya memberi mereka makan enak dan minum, dan hidup yang paling nyaman, hal ini apakah kalian sanggup memenuhinya?" Sang rubah lagi-lagi menyangkal dengan kata-kata dusta.

"Tentu saja kami ingin hidup bahagia. Kehidupan kami di masa lalu tenang, harmonis dan bebas leluasa; kami mementingkan moralitas, kepercayaan dalam perbuatan, dan menitikberatkan atas hati nurani; kami saling menghormati, serta saling mencintai, apakah itu bukan kebahagiaan?" Jawab Ikan

Dan selanjutnya ikan berkata, "Jangan lagi berpura-pura, kami tahu kau telah mencelakai rekan kami, menghasut dendam di mana-mana, kejahatan ini sudah terlampau banyak; yang lebih memuakkan lagi kau berkhayal untuk menghancurkan moral kami, ikan-ikan yang telah ditipu olehmu bukankah juga telah mulai merasa senang dan gembira dengan membagi makan darah daging sebangsa mereka sendiri? Dan ini, apakah ada bedanya dengan rubah yang jahat itu? Kami hanya ingin menasihati dan memperingatkan pada saudara-saudari kami untuk jangan lagi melakukan perbuatan yang menyalahi sifat hakiki, lantas dicap olehmu sebagai "ajaran sesat", lihatlah tampangmu yang kejam itu, layakkah kau mengatakan orang lain jahat? Dan apakah di dunia ini masih ada makhluk yang lebih kejam daripada kau?"

Melihat perbuatannya sendiri yang memalukan telah gagal dan terbongkar, sesaat kecongkakannya terpuruk, mukanya memucat, lalu dengan histeris berteriak nyaring pada sekelompok ikan yang berani mengatakan dan mendengar fakta yang sebenarnya, dalam kemurkaan, tarikan napasnya berhenti, kemudian si rubah roboh dan mati.... ( mungkin serangan jantung untuk binatang, karena terlalu rakus dan serakah )

Dan segalanya normal kembali hening dan tenang. Semua ikan telah mengetahui, kehidupan kini lebih stabil dibanding pada saat menanggung derita tipuan dan "berkah" si rubah, dan kini lebih aman serta sentosa!

Semoga Bermanfaat

_/\_

williamhalim

Selalu ada penjelasan (bodoh) untuk setiap keraguan terhadap mr. tuhan:
Seperti perumpamaan dibawah ini:

------------------------------

MENGAPA ORANG-ORANG YANG BAIK MATI?

Seorang pendeta di pedesaan mengunjungi rumah seorang nenek tua anggota jemaatnya. Sambil minum kopi, ia menjawab beberapa pertanyaan yang diajukan oleh nenek itu.

'Mengapa Tuhan begitu sering mengirimkan wabah kepada kita?' tanya si nenek.

'Ya, ya, ya ...,' jawab pendeta, 'kadang-kadang orang menjadi begitu jahat, hingga perlu disingkirkan. Maka, Yang Mahabaik mengijinkan datangnya wabah.'

'Tetapi,' tukas si nenek, 'mengapa begitu banyak orang baik juga disingkirkan bersama yang jahat?'

'Orang-orang baik itu dipanggil untuk menjadi saksi,' pendeta menjelaskan. 'Sebab, Tuhan ingin menjalankan pengadilan yang adil bagi setiap jiwa.'

Samasekali tidak ada sesuatu pun yang tidak dapat dijelaskan oleh pemegang kepercayaan yang kaku.

(Burung Berkicau, Anthony de Mello SJ, Yayasan Cipta Loka Caraka, Cetakan 7, 1994)

------------------

jikalau tuhan itu ada, ia adalah yg paling berbahagia di semesta ini, dipuja dan dibela, seburuk apapun tingkah lakunya....

::
Walaupun seseorang dapat menaklukkan beribu-ribu musuh dalam beribu kali pertempuran, namun sesungguhnya penakluk terbesar adalah orang yang dapat menaklukkan dirinya sendiri (Dhammapada 103)

CHANGE

^
^
Nara sumber sama.

Jika manusia tidak melanggar salah satu pancasila Buddhist  yakni mabuk-mabukan, maka dengan pikiran sadar tentu dapat mengerti bagaimana yang terbaik untuk dirinya.

TULANG UNTUK MENGUJI IMAN KITA

Seorang cendekiawan kr****n berpendapat bahwa Kitab Suci harus dianggap benar sampai hal yang sekecil-kecilnya.

Pada suatu ketika ia disapa oleh seorang teman sejawatnya: 'Menurut Kitab Suci, bumi itu diciptakan kira-kira lima ribu tahun yang lalu. Tetapi kami telah menggali tulang-tulang untuk membuktikan bahwa kehidupan sudah ada di planet ini sejak ratusan ribu tahun yang lampau.'

Langsung ditanggapi oleh si cendekiawan: 'Ketika Tuhan menciptakan bumi lima ribu tahun yang lalu, ia sengaja menanam tulang-tulang itu di bumi untuk menguji apakah kita lebih percaya pada pernyataan ilmiah atau pada FirmanNya Yang Kudus.'

Terbukti lagi bahwa kepercayaan yang kaku dapat memutarbalikkan kebenaran.

(Burung Berkicau, Anthony de Mello SJ, Yayasan Cipta Loka Caraka, Cetakan 7, 1994)

hatRed

i'm just a mammal with troubled soul



Rina Hong

The four Reliances
1st,rely on the spirit and meaning of the teachings, not on the words;
2nd,rely on the teachings, not on the personality of the teacher;
3rd,rely on real wisdom, not superficial interpretation;
And 4th,rely on the essence of your pure Wisdom Mind, not on judgmental perceptions