[Akusala] garuka-kamma, termasuk menghina buddha kah?

Started by marcedes, 22 August 2009, 05:58:17 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Jerry

bukan garuka kamma tp sangat sangat tidak disarankan utk menghina siapapun apalagi seorang suciwan/wati. ;)
appamadena sampadetha

Indra

Quote from: tesla on 23 August 2009, 08:45:50 PM
ehipassiko

maksudnya?
ayo bunuh ibu sendiri, buktikan bener gak masuk avici, begitu kah?

Nevada

Quote from: Indra on 23 August 2009, 09:44:02 PM
Quote from: tesla on 23 August 2009, 08:45:50 PM
ehipassiko

maksudnya?
ayo bunuh ibu sendiri, buktikan bener gak masuk avici, begitu kah?

Ayo hina ajaran ini. Buktikan benar gak masuk avici. Mungkin bisa juga begitu...

Adhitthana

"Jika siapa pun yang mengkritik Aku (Tathāgata), Dhamma, atau Sangha, engkau tidak seharusnya menjadi marah, benci atau bingung karenanya. Karena jika engkau menjadi demikian, hal itu akan mengganggumu, dan engkau tidak akan dapat mengetahui apakah mereka berkata benar atau salah. Maukah engkau menjadi seperti itu?"

"Tidak, Bhante."

"Jadi, jika orang-orang lain mengkritik Aku, Dhamma, atau Sangha, dengan mudah engkau dapat menjelaskan apa saja yang tidak tepat dengan mengatakan, 'itu tidak tepat, itu tidak benar, itu bukan cara kami, kami tidak berbuat itu.' Tetapi juga, jika orang-orang lain memuji-Ku, Dhamma, atau Sangha, engkau tidak seharusnya menjadi gembira, senang atau angkuh karenanya. Karena jika engkau menjadi demikian, hal itu akan mengganggumu. Jadi jika orang-orang memuji-Ku, Dhamma atau Sangha, dengan mudah engkau dapat menjelaskan apa saja yang benar dengan mengatakan, 'Itu tepat, itu benar, itulah cara kami, itulah yang kami perbuat.'" [Dīgha Nikāya I : 3]

[spoiler][/spoiler]
Kerenn nieee ada tulisan Dhammacitta  :D

Sumber Facebook : Hindharta Wirawan    _/\_
  Aku akan mengalami Usia tua, aku akan menderita penyakit, aku akan mengalami kematian. Segala yang ku Cintai, ku miliki, dan ku senangi akan Berubah dan terpisah dariku ....

tesla

Quote from: Indra on 23 August 2009, 09:44:02 PM
Quote from: tesla on 23 August 2009, 08:45:50 PM
ehipassiko

maksudnya?
ayo bunuh ibu sendiri, buktikan bener gak masuk avici, begitu kah?

ini referensi Ehipassiko bro Indra:
"Karena itu, warga suku Kalama, itulah yang Kumaksud dengan mengatakan, 'Janganlah percaya begitu saja berita yang disampaikan kepadamu; atau oleh karena sesuatu yang merupakan tradisi; atau sesuatu yang didesas-desuskan. Janganlah percaya begitu saja apa yang dikatakan di dalam kitab-kitab suci (termasuk kitab suci agama Buddha sendiri); juga apa yang katanya sesuai dengan logika atau kesimpulan belaka; juga apa yang katanya merupakan hasil dari suatu penelitian; juga apa yang katanya telah direnungkan dengan seksama; juga apa yang terlihat cocok dengan pandanganmu; atau karena ingin menghormat seorang pertapa yang menjadi gurumu.'
Tetapi, warga suku Kalama, kalau setelah diselidiki sendiri, kamu mengetahui, 'Hal ini tidak berguna, hal ini tercela, hal ini tidak dibenarkan oleh para Bijaksana; hal ini kalau terus dilakukan akan mengakibatkan kerugian dan penderitaan,' maka sudah selayaknya kamu menolak hal-hal tersebut."



Kemudian mengenai cara menyelidiki & mengetahui, tidak selalu harus dicoba. misalnya: seseorang tidak perlu memotong tangannya utk mengetahui itu sakit. tidak perlu memotong kepalanya utk tau itu bisa menyebabkan kematiannya, tidak perlu mencoba narkoba utk tau itu menyebabkan ketergantungan.

Ehipassiko adalah anjuran utk menyelidiki bukan utk mencoba.
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

Sumedho

There is no place like 127.0.0.1

ryu

Quote from: marcedes on 22 August 2009, 05:58:17 PM
5 kamma terburuk yang menyebabkan seseorang terlahir dialam AVICI....

1. membunuh ayah
2.membunuh ibu
3.melukai Sammasambuddha.
4.membunuh arahat.
5.memecah belah sangha.

6. menghina sutra/sutta


QuoteDengarkanlah nasib mereka yang telah menghina Sutta seperti ini, baik selama hidup-Ku maupun setelah Ku-capai Nirwana, ataupun mereka yang telah menghina para Bhiksu.

Setelah musna dari lingkungan manusia, mereka akan berdiam dalam neraka yang paling dalam (Avici) selama satu kalpa penuh dan kemudian mereka akan jatuh makin dalam, orang-orang bodoh itu akan melewati kelahiran berulang-ulang selama banyak kalpa.

Dan setelah mereka musnah dari lingkungan penghuni neraka, mereka selanjutnya akan turun dalam keadaan garang, sebagai anjing atau serigala dan menjadi sasaran permainan bagi orang lain.

Dalam keadaan demikian mereka menjadi berwarna hitam, berbisul-bisul, diliputi penyakit, gatal-gatal, lebih lanjut tak berambut dan lemah, mereka semua yang menentang Penerangan-Ku Yang Unggul ini.

Mereka selalu dipandang hina dilingkungan binatang, dilempar-lempari gumpalan tanah atau kena senjata, mereka menjerit-jerit, dimana-mana diperlakukan dengan tongkat dan badannya menjadi kurus karena lapar dan haus.

Kadang-kadang mereka menjelma onta atau keledai pengangkut beban, selalu dipukul dengan cambuk dan tongkat, mereka selalu memikirkan makan, demikianlah orang-orang bodoh yang selalu menghina Ajaran Buddha.

sungguh ironis, jadi semua yang agama Isla*, Kriste* , Hind* , Katoli*
yang menentang dan menghina ajaran buddha hidup nya seperti ini????  ampun dah..  ^:)^ ^:)^ ^:)^


asik khan, berarti bisa kasih sutra ini ke mereka biar bertobat dan menerima Buddha sebagai juru selamat ;D
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

purnama

Quote from: marcedes on 23 August 2009, 02:13:50 PM
jadi apakah sutra ini sama seperti sutra bakti orang tua yang isi nya heboh tapi ternyata palsu...?


Semua sutta dan sutra Buddhis tuh ngak ada yang asli, Semuanya tuh buatan murid - muridnya Buddha, Buddha sendiri ngak pernah menulis.
Quote from: adi lim on 23 August 2009, 07:29:08 AM
Memang hebat, Pengarang Saddharma Pundarika Sutra ?

Jadi silahkan para pembaca memberikan penilaian sendiri melalui Bathin masing-masing
Dapatkah sutra ini di jadikan pedoman !

IMO, Nehi !

_/\_





Pengarang Sandapurika Sutra tuh Sariputta sendiri.

Sutra ini ditujukan untuk satu emang betul supaya orang budhis itu tidak menghina suttra sendiri, aliasnya bersifat kurang ajar, Supaya mau menghormati semua ajaran sang Buddha, supaya tidak merasa dirinya hebat sendiri. Bukan ditunjukan orang yang tidak percaya betul, maksud nya Orang yang sudah belajar, sudah mendengar, tapi malah menghina, malah merasa sok jagoan duluan, Orang tersebut ada didalam suttra ini, supaya orang tersebut mau mampu menjaga ajaran Dhamma

Indra

Quote from: purnama on 24 August 2009, 10:14:23 AM
Quote from: marcedes on 23 August 2009, 02:13:50 PM
jadi apakah sutra ini sama seperti sutra bakti orang tua yang isi nya heboh tapi ternyata palsu...?


Semua sutta dan sutra Buddhis tuh ngak ada yang asli, Semuanya tuh buatan murid - muridnya Buddha, Buddha sendiri ngak pernah menulis.
Quote from: adi lim on 23 August 2009, 07:29:08 AM
Memang hebat, Pengarang Saddharma Pundarika Sutra ?

Jadi silahkan para pembaca memberikan penilaian sendiri melalui Bathin masing-masing
Dapatkah sutra ini di jadikan pedoman !

IMO, Nehi !

_/\_





Pengarang Sandapurika Sutra tuh Sariputta sendiri.

Sutra ini ditujukan untuk satu emang betul supaya orang budhis itu tidak menghina suttra sendiri, aliasnya bersifat kurang ajar, Supaya mau menghormati semua ajaran sang Buddha, supaya tidak merasa dirinya hebat sendiri. Bukan ditunjukan orang yang tidak percaya betul, maksud nya Orang yang sudah belajar, sudah mendengar, tapi malah menghina, malah merasa sok jagoan duluan, Orang tersebut ada didalam suttra ini, supaya orang tersebut mau mampu menjaga ajaran Dhamma


Sah2 aja bro mengajak orang agar tidak menghina sutra, tapi apakah harus dengan ancaman? dan apakah ancaman ini benar?

purnama

Quote from: Indra on 24 August 2009, 10:19:58 AM
Quote from: purnama on 24 August 2009, 10:14:23 AM
Quote from: marcedes on 23 August 2009, 02:13:50 PM
jadi apakah sutra ini sama seperti sutra bakti orang tua yang isi nya heboh tapi ternyata palsu...?


Semua sutta dan sutra Buddhis tuh ngak ada yang asli, Semuanya tuh buatan murid - muridnya Buddha, Buddha sendiri ngak pernah menulis.
Quote from: adi lim on 23 August 2009, 07:29:08 AM
Memang hebat, Pengarang Saddharma Pundarika Sutra ?

Jadi silahkan para pembaca memberikan penilaian sendiri melalui Bathin masing-masing
Dapatkah sutra ini di jadikan pedoman !

IMO, Nehi !

_/\_





Pengarang Sandapurika Sutra tuh Sariputta sendiri.

Sutra ini ditujukan untuk satu emang betul supaya orang budhis itu tidak menghina suttra sendiri, aliasnya bersifat kurang ajar, Supaya mau menghormati semua ajaran sang Buddha, supaya tidak merasa dirinya hebat sendiri. Bukan ditunjukan orang yang tidak percaya betul, maksud nya Orang yang sudah belajar, sudah mendengar, tapi malah menghina, malah merasa sok jagoan duluan, Orang tersebut ada didalam suttra ini, supaya orang tersebut mau mampu menjaga ajaran Dhamma


Sah2 aja bro mengajak orang agar tidak menghina sutra, tapi apakah harus dengan ancaman? dan apakah ancaman ini benar?

itu bukan ancaman Bro indra itu merupakan bentuk kamma, kalo seseorang yang sudah mengikuti ajaran sang Buddha, yang sudah mendengar, yang sudah mempercayainya tapi melakukan perbuatan tercela, sebagai contoh ngak usah jauh - jauh Devata itu salah satunya, Suttra ini untuk menghindari adanya Devata berikutnya, maka sutra ini tercipta.

naviscope

#25
Quote from: xuvie on 23 August 2009, 08:47:17 PM
bukan garuka kamma tp sangat sangat tidak disarankan utk menghina siapapun apalagi seorang suciwan/wati. ;)

^
se7 bro

walaupun bukan garuka karma
tapi menghina sutra ato sutta ajaran sang budha tidak dibenarkan
walau pun hukuman nya belum tahu benar ato tidak, yang jelas menghina sutra ato sutta itu perbuatan yang tidak baik (no good)...

dan agama buddha adalah agama yang penuh toleransi, bahkan jangankan agama tetangga, agama sendiri juga tidak boleh dihina loh :hammer:
Tinggalkan masa lalu, lepaskan beban akan masa depan, tidak terikat dengan yang sekarang maka kamu akan merasakan kedamain batin.

Leave the past alone, do not worry about the future, do not cling to the present and you will achieve calm.

Nevada

Quote from: purnama on 24 August 2009, 10:25:28 AM
Quote from: Indra on 24 August 2009, 10:19:58 AM
Quote from: purnama on 24 August 2009, 10:14:23 AM
Quote from: marcedes on 23 August 2009, 02:13:50 PM
jadi apakah sutra ini sama seperti sutra bakti orang tua yang isi nya heboh tapi ternyata palsu...?


Semua sutta dan sutra Buddhis tuh ngak ada yang asli, Semuanya tuh buatan murid - muridnya Buddha, Buddha sendiri ngak pernah menulis.
Quote from: adi lim on 23 August 2009, 07:29:08 AM
Memang hebat, Pengarang Saddharma Pundarika Sutra ?

Jadi silahkan para pembaca memberikan penilaian sendiri melalui Bathin masing-masing
Dapatkah sutra ini di jadikan pedoman !

IMO, Nehi !

_/\_





Pengarang Sandapurika Sutra tuh Sariputta sendiri.

Sutra ini ditujukan untuk satu emang betul supaya orang budhis itu tidak menghina suttra sendiri, aliasnya bersifat kurang ajar, Supaya mau menghormati semua ajaran sang Buddha, supaya tidak merasa dirinya hebat sendiri. Bukan ditunjukan orang yang tidak percaya betul, maksud nya Orang yang sudah belajar, sudah mendengar, tapi malah menghina, malah merasa sok jagoan duluan, Orang tersebut ada didalam suttra ini, supaya orang tersebut mau mampu menjaga ajaran Dhamma


Sah2 aja bro mengajak orang agar tidak menghina sutra, tapi apakah harus dengan ancaman? dan apakah ancaman ini benar?

itu bukan ancaman Bro indra itu merupakan bentuk kamma, kalo seseorang yang sudah mengikuti ajaran sang Buddha, yang sudah mendengar, yang sudah mempercayainya tapi melakukan perbuatan tercela, sebagai contoh ngak usah jauh - jauh Devata itu salah satunya, Suttra ini untuk menghindari adanya Devata berikutnya, maka sutra ini tercipta.

Devadatta masuk Neraka Avici karena memecah-belah Sangha dan melukai Sang Buddha. Bukan karena menghina Ajaran Sang Buddha.

Dan kalau memang ingin ditekankan agar tidak ada pemberontak / Devadatta berikutnya, alangkah lebih efektif dan efisien apabila dengan memberlakukan vinaya (peraturan) untuk "tidak boleh menghina Ajaran Sang Buddha". Itu pun kalau Aliran Mahayana memang merasa perlu membuat ketetapan baru seperti itu. Daripada membuat Sutra yang panjang seperti itu...

purnama

Quote from: upasaka on 24 August 2009, 10:40:40 AM
Quote from: purnama on 24 August 2009, 10:25:28 AM
Quote from: Indra on 24 August 2009, 10:19:58 AM
Quote from: purnama on 24 August 2009, 10:14:23 AM
Quote from: marcedes on 23 August 2009, 02:13:50 PM
jadi apakah sutra ini sama seperti sutra bakti orang tua yang isi nya heboh tapi ternyata palsu...?


Semua sutta dan sutra Buddhis tuh ngak ada yang asli, Semuanya tuh buatan murid - muridnya Buddha, Buddha sendiri ngak pernah menulis.
Quote from: adi lim on 23 August 2009, 07:29:08 AM
Memang hebat, Pengarang Saddharma Pundarika Sutra ?

Jadi silahkan para pembaca memberikan penilaian sendiri melalui Bathin masing-masing
Dapatkah sutra ini di jadikan pedoman !

IMO, Nehi !

_/\_





Pengarang Sandapurika Sutra tuh Sariputta sendiri.

Sutra ini ditujukan untuk satu emang betul supaya orang budhis itu tidak menghina suttra sendiri, aliasnya bersifat kurang ajar, Supaya mau menghormati semua ajaran sang Buddha, supaya tidak merasa dirinya hebat sendiri. Bukan ditunjukan orang yang tidak percaya betul, maksud nya Orang yang sudah belajar, sudah mendengar, tapi malah menghina, malah merasa sok jagoan duluan, Orang tersebut ada didalam suttra ini, supaya orang tersebut mau mampu menjaga ajaran Dhamma


Sah2 aja bro mengajak orang agar tidak menghina sutra, tapi apakah harus dengan ancaman? dan apakah ancaman ini benar?

itu bukan ancaman Bro indra itu merupakan bentuk kamma, kalo seseorang yang sudah mengikuti ajaran sang Buddha, yang sudah mendengar, yang sudah mempercayainya tapi melakukan perbuatan tercela, sebagai contoh ngak usah jauh - jauh Devata itu salah satunya, Suttra ini untuk menghindari adanya Devata berikutnya, maka sutra ini tercipta.

Devadatta masuk Neraka Avici karena memecah-belah Sangha dan melukai Sang Buddha. Bukan karena menghina Ajaran Sang Buddha.

Dan kalau memang ingin ditekankan agar tidak ada pemberontak / Devadatta berikutnya, alangkah lebih efektif dan efisien apabila dengan memberlakukan vinaya (peraturan) untuk "tidak boleh menghina Ajaran Sang Buddha". Itu pun kalau Aliran Mahayana memang merasa perlu membuat ketetapan baru seperti itu. Daripada membuat Sutra yang panjang seperti itu...

Vinaya Mahayana sebenarnya juga ada, itu Sutra dibuat ada harus membuat manusia takut akan karma yang setelah kehidupan meninggal, Tak hanya budhism, agama lain juga ada bro upasaka, memang kadang harus membuat suatu peraturan atau hukum bahwa kehidupan setelah kematian pun ada hukuman, sehingga si pelaku takut akan perbuatanya sendiri, tujuannya kearah moralitas sebenarnya, hingga dia kalo berbuat seperti itu berpikir 2-3 kali dulu impactnya.

Kalo diliat story aslinya Devata tuh pernah menghina ajaran sang Buddha bro Upasaka, contohnya dia pernah mengatakan ke muridnya " pengetauannya jauh lebih hebat dari sang Buddha".

Nevada

#28
Quote from: PurnamaVinaya Mahayana sebenarnya juga ada, itu Sutra dibuat ada harus membuat manusia takut akan karma yang setelah kehidupan meninggal, Tak hanya budhism, agama lain juga ada bro upasaka, memang kadang harus membuat suatu peraturan atau hukum bahwa kehidupan setelah kematian pun ada hukuman, sehingga si pelaku takut akan perbuatanya sendiri, tujuannya kearah moralitas sebenarnya, hingga dia kalo berbuat seperti itu berpikir 2-3 kali dulu impactnya.

Kalo diliat story aslinya Devata tuh pernah menghina ajaran sang Buddha bro Upasaka, contohnya dia pernah mengatakan ke muridnya " pengetauannya jauh lebih hebat dari sang Buddha".

Pengetahuan saya akan Aliran Mahayana masih minim. Bisakah Bro Purnama menyertakan referensi vinaya di Mahayana, di mana dinyatakan untuk tidak boleh menghina Ajaran?

Setahu saya, selama ini Sang Buddha tidak pernah menakut-nakuti ataupun mengancam. Beliau selalu mengajarkan suatu hal dari sudut pandang orang yang diajar. Sang Buddha selalu menanamkan pemahaman dan pengertian benar kepada murid-Nya. Sehingga, semua murid-Nya yang bijak akan selalu bisa mengendalikan perbuatan. Bukan karena takut akan ancaman, tapi cenderung pada pengertian benar: "apakah hal ini bermanfaat atau tidak".


Devadatta memang tidak menghormati Sang Buddha. Tapi tindakannya yang memecah-belah Sangha dan melukai Sang Buddha itu yang berimbas pada tumimbal lahir ke Neraka Avici.

Kalau cuma menghina Ajaran Sang Buddha, saya pikir hampir di setiap rumah di Jakarta ini ada yang melakukannya. Terus, pada waktu Sang Buddha kembali ke Kapilavathhu, banyak orang Sakya yang menghina Beliau. Selama masa pembabaran Dhamma, juga banyak yang menghina Sang Buddha dengan sebutan "petapa gundul". Apa semuanya itu masuk Neraka Avici?

Jadi kembali ke poin awal... Apakah isi Sutra ini memang benar? Atau hanya sekadar ancaman agar tidak ada yang berani menghina Ajaran?

marcedes

Quote from: upasaka on 24 August 2009, 11:04:19 AM
Quote from: PurnamaVinaya Mahayana sebenarnya juga ada, itu Sutra dibuat ada harus membuat manusia takut akan karma yang setelah kehidupan meninggal, Tak hanya budhism, agama lain juga ada bro upasaka, memang kadang harus membuat suatu peraturan atau hukum bahwa kehidupan setelah kematian pun ada hukuman, sehingga si pelaku takut akan perbuatanya sendiri, tujuannya kearah moralitas sebenarnya, hingga dia kalo berbuat seperti itu berpikir 2-3 kali dulu impactnya.

Kalo diliat story aslinya Devata tuh pernah menghina ajaran sang Buddha bro Upasaka, contohnya dia pernah mengatakan ke muridnya " pengetauannya jauh lebih hebat dari sang Buddha".

Pengetahuan saya akan Aliran Mahayana masih minim. Bisakah Bro Purnama menyertakan referensi vinaya di Mahayana, di mana dinyatakan untuk tidak boleh menghina Ajaran?

Setahu saya, selama ini Sang Buddha tidak pernah menakut-nakuti ataupun mengancam. Beliau selalu mengajarkan suatu hal dari sudut pandang orang yang diajar. Sang Buddha selalu menanamkan pemahaman dan pengertian benar kepada murid-Nya. Sehingga, semua murid-Nya yang bijak akan selalu bisa mengendalikan perbuatan. Bukan karena takut akan ancaman, tapi cenderung pada pengertian benar: "apakah hal ini bermanfaat atau tidak".


Devadatta memang tidak menghormati Sang Buddha. Tapi tindakannya yang memecah-belah Sangha dan melukai Sang Buddha itu yang berimbas pada tumimbal lahir ke Neraka Avici.

Kalau cuma menghina Ajaran Sang Buddha, saya pikir hampir di setiap rumah di Jakarta ini ada yang melakukannya. Terus, pada waktu Sang Buddha kembali ke Kapilavathhu, banyak orang Sakya yang menghina Beliau. Selama masa pembabaran Dhamma, juga banyak yang menghina Sang Buddha dengan sebutan "petapa gundul". Apa semuanya itu masuk Neraka Avici?

Jadi kembali ke poin awal... Apakah isi Sutra ini memang benar? Atau hanya sekadar ancaman agar tidak ada yang berani menghina Ajaran?
harus nya ketika Bodhisatva menjadi pertapa jotipala dengan menghina Buddha Kassapa,
masuk neraka Avici...tapi kok tidak ya?
Ada penderitaan,tetapi tidak ada yang menderita
Ada jalan tetapi tidak ada yang menempuhnya
Ada Nibbana tetapi tidak ada yang mencapainya.

TALK LESS DO MOREEEEEE !!!