IMO, Seorang Arahat memberitahukan kepada umat, bahwa sudah merealisasi Nibbana, harusnya tidak masalah dan bukanlah kesombongan.
Karena adanya seorang Suciwan (8 makhluk suci), bukankah ini memberi kesempatan kepada makhluk lainnya termasuk makhluk Manusia untuk Berbuat Kebajikan kepada para Suciwan.Yang masalah adalah para umat sendiri, karena keingintahuan seorang umat/manusia masih besar atau LDM masih tinggi, sehingga timbulah isu dan gosip yang beraneka ragam juga sesuai pendapat mereka masing2.
Dan saya kira di masa jaman Buddha Gotama, juga sudah ada masalah seperti ini, tapi pada waktu itu, karena masih ada Buddha, jika ada muridnya yang sudah merealisasikan pencapaian Arahat, biasanya para muridnya yang lain (Bhikkhu) belum mencapai atau umat bisa bertanya langsung kepada Buddha, kemudian Buddha atau Arahat lainnya bisa memberitahukan, jika ada yang bertanya, sehingga kasus jelas.
Untuk jaman sekarang Arahat sudah sedikit (langka), karena tidak ada tempat untuk bertanya pencapaian para Suciwan, jadi nya timbul isu/gosip seperti sekarang yang terjadi.
Kemudian bagi para Bhikkhu yang belum merealisasi Pencapaian, tetapi mengakui bahwa dia sudah mencapai Arahat, itu yang jadi masalah besar bagi Bhikkhu tersebut, karena bisa terlahir di alam Apaya.
Ada Vinaya bagi Bhikkhu dimana, jika seorang Bhikkhu mengaku punya kesaktian, tapi ternyata belum punya kesaktian, maka Bhikkhu tersebut termasuk melakukan perbuatan Parajika, dan konsekuensi nya adalah lahir di AVICI
Memang seorang Arahat belum tentu punya Abhinna/Jhana (menurut Abhidhamma), tetapi umumnya pasti mempunyai Abhinna, tetapi para Arahat pasti tidak akan mempamerkan kesaktian mereka.
Demikian IMO ini