Apakah cinta membutuh sebuah alasan ??

Started by J.W, 02 August 2009, 07:30:45 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

J.W

Apakah menyukai / mencintai lawan jenis itu memerlukan sebuah alasan ??

Forte

teoritikal tidak..
tapi pada prakteknya iya.. karena manusia itu masih ada ego..
jika tidak ada alasan IMO.. itu lebih cocok disebut metta

hariyono

sepanjang mencintai sebagai sahabat dan tidak melekat rasa ingin memilki dan dicintai ...tidak usah memakai alasan bro  :)

Indra

Quote from: Forte on 02 August 2009, 07:33:00 PM
teoritikal tidak..
tapi pada prakteknya iya.. karena manusia itu masih ada ego..
jika tidak ada alasan IMO.. itu lebih cocok disebut metta


Setuju, cinta tanpa alasan = cinta tanpa syarat = metta

hariyono

Quote from: Indra on 02 August 2009, 07:41:41 PM
Quote from: Forte on 02 August 2009, 07:33:00 PM
teoritikal tidak..
tapi pada prakteknya iya.. karena manusia itu masih ada ego..
jika tidak ada alasan IMO.. itu lebih cocok disebut metta


Setuju, cinta tanpa alasan = cinta tanpa syarat = metta

mantap ..sekali rekan indra

Sandevy

Quote from: Forte on 02 August 2009, 07:33:00 PM
teoritikal tidak..
tapi pada prakteknya iya.. karena manusia itu masih ada ego..
jika tidak ada alasan IMO.. itu lebih cocok disebut metta

setuju.... :D

johan3000

Quote from: JW. Jinaraga on 02 August 2009, 07:30:45 PM
Apakah menyukai / mencintai lawan jenis itu memerlukan sebuah alasan ??

Apakah mencintain perlu SYARAT ?

(sedangkan kata alasan adalah sesuatu yg dicari-cari. dan bukan kebenaran....

Tonny tidak sekolah alasannya hujan deras.
Linda gak jadi mampir alasannya terlalu malam)
Nagasena : salah satu dari delapan penyebab matangnya kebijaksanaan dgn seringnya bertanya

7 Tails

^mantap

kalau cinta emang gak pake alasan, kalau bercinta ? he...
korban keganasan

The Ronald

Quote from: JW. Jinaraga on 02 August 2009, 07:30:45 PM
Apakah menyukai / mencintai lawan jenis itu memerlukan sebuah alasan ??
alasan pertama yaitu..karena dia lawan jenis :P
alasan berikutnya akan menyusul yaitu fisik, materi, kepribadian dll
...

bond

Kalau mencintai lawan jenis, saat munculnya perasaan itu saja sudah merupakan alasan kenapa pilih dia.
Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

dhammasiri

Quote from: JW. Jinaraga on 02 August 2009, 07:30:45 PM
Apakah menyukai / mencintai lawan jenis itu memerlukan sebuah alasan ??
Quote from: hariyono on 02 August 2009, 07:39:38 PM
sepanjang mencintai sebagai sahabat dan tidak melekat rasa ingin memilki dan dicintai ...tidak usah memakai alasan bro  :)
Quote from: Forte on 02 August 2009, 07:33:00 PM
teoritikal tidak..
tapi pada prakteknya iya.. karena manusia itu masih ada ego..
jika tidak ada alasan IMO.. itu lebih cocok disebut metta

Setiap yang ada muncul karena alasan. Alasan itu pun masih ditunjang oleh jutaan alasan yang lain. Kalau tanpa alasan, itu akan termasuk ke dalam ahetukavāda. Apakah itu menyintai lawan jenis atau menyintai dalam konteks metta, alasan tetap dibutuhkan. Cinta Sang Buddha adalah metta. Beliau menebarkan metta karena ada alasan. Alasannya adalah Beliau ingin melihat kita semua hidup dalam kebahagiaan; Beliau ingin kita semua bebas dari penderitaan. Sebab itu, menyintai apapun jenisnya, baik di tingkat theori maupun di level praktik, tetap membutuhkan alasan. Kalau sesuatu muncul tanpa alasan, tidak dibutuhkan konsep paticcasamuppada.
Kedamaian dunia tidak akan tercapai bila batin kita tidak damai

Yumi

Quote
Setiap yang ada muncul karena alasan. Alasan itu pun masih ditunjang oleh jutaan alasan yang lain. Kalau tanpa alasan, itu akan termasuk ke dalam ahetukavāda. Apakah itu menyintai lawan jenis atau menyintai dalam konteks metta, alasan tetap dibutuhkan. Cinta Sang Buddha adalah metta. Beliau menebarkan metta karena ada alasan. Alasannya adalah Beliau ingin melihat kita semua hidup dalam kebahagiaan; Beliau ingin kita semua bebas dari penderitaan. Sebab itu, menyintai apapun jenisnya, baik di tingkat theori maupun di level praktik, tetap membutuhkan alasan. Kalau sesuatu muncul tanpa alasan, tidak dibutuhkan konsep paticcasamuppada.

_/\_
Para bhikkhu, fajar berwarna kuning keemasan adalah pertanda awal terbitnya matahari.
Demikian pula, kesempurnaan sila adalah awal timbulnya Jalan Mulia Berunsur Delapan.
~Silasampada Sutta - Suryapeyyala~

Forte

#12
IMO, based on pertanyaan thread ini, maksudnya adalah apakah mencintai lawan jenis itu membutuhkan alasan lebih mengarah ke bagian pamrih tidaknya? Makanya saya berpendapat, jika ada cinta tanpa alasan pamrih : metta.

Intinya, dalam menjawab suatu pertanyaan, juga diperlukan untuk melihat konteks pertanyaan itu apa denotatif / konotatif. Karena jika kita menjawab hanya melihat konteks denotasi saja, maka semua tindakan pasti memerlukan alasan. Menolong orang dibarengi dengan kasihan, maka kasihan menjadi alasannya. Dan perlu dipertanyakan apakah jawaban denotatif yg diinginkan TS ?

K.K.

Quote from: dhammasiri on 07 November 2009, 01:40:13 PM
Quote from: JW. Jinaraga on 02 August 2009, 07:30:45 PM
Apakah menyukai / mencintai lawan jenis itu memerlukan sebuah alasan ??
Quote from: hariyono on 02 August 2009, 07:39:38 PM
sepanjang mencintai sebagai sahabat dan tidak melekat rasa ingin memilki dan dicintai ...tidak usah memakai alasan bro  :)
Quote from: Forte on 02 August 2009, 07:33:00 PM
teoritikal tidak..
tapi pada prakteknya iya.. karena manusia itu masih ada ego..
jika tidak ada alasan IMO.. itu lebih cocok disebut metta

Setiap yang ada muncul karena alasan. Alasan itu pun masih ditunjang oleh jutaan alasan yang lain. Kalau tanpa alasan, itu akan termasuk ke dalam ahetukavāda. Apakah itu menyintai lawan jenis atau menyintai dalam konteks metta, alasan tetap dibutuhkan. Cinta Sang Buddha adalah metta. Beliau menebarkan metta karena ada alasan. Alasannya adalah Beliau ingin melihat kita semua hidup dalam kebahagiaan; Beliau ingin kita semua bebas dari penderitaan. Sebab itu, menyintai apapun jenisnya, baik di tingkat theori maupun di level praktik, tetap membutuhkan alasan. Kalau sesuatu muncul tanpa alasan, tidak dibutuhkan konsep paticcasamuppada.

Betulkah metta harus beralasan? Kalo menurut anda, mengapa Buddha tidak menunda parinibbana sampai akhir ayu-kappa? Bukankah dengan bertambahnya 1 hari saja keberadaannya di sini bisa memberikan manfaat bagi banyak orang?


Saya lihat yang ditanyakan di sini mengacu pada cinta kemelekatan, bukan metta. Juga pertanyaannya kurang tepat karena pertanyaan ini jelas tidak bisa dijawab oleh kaum homoseksual.


dhammasiri

Quote from: Kainyn_Kutho on 07 November 2009, 02:30:38 PM
Quote from: dhammasiri on 07 November 2009, 01:40:13 PM
Quote from: JW. Jinaraga on 02 August 2009, 07:30:45 PM
Apakah menyukai / mencintai lawan jenis itu memerlukan sebuah alasan ??
Quote from: hariyono on 02 August 2009, 07:39:38 PM
sepanjang mencintai sebagai sahabat dan tidak melekat rasa ingin memilki dan dicintai ...tidak usah memakai alasan bro  :)
Quote from: Forte on 02 August 2009, 07:33:00 PM
teoritikal tidak..
tapi pada prakteknya iya.. karena manusia itu masih ada ego..
jika tidak ada alasan IMO.. itu lebih cocok disebut metta

Setiap yang ada muncul karena alasan. Alasan itu pun masih ditunjang oleh jutaan alasan yang lain. Kalau tanpa alasan, itu akan termasuk ke dalam ahetukavāda. Apakah itu menyintai lawan jenis atau menyintai dalam konteks metta, alasan tetap dibutuhkan. Cinta Sang Buddha adalah metta. Beliau menebarkan metta karena ada alasan. Alasannya adalah Beliau ingin melihat kita semua hidup dalam kebahagiaan; Beliau ingin kita semua bebas dari penderitaan. Sebab itu, menyintai apapun jenisnya, baik di tingkat theori maupun di level praktik, tetap membutuhkan alasan. Kalau sesuatu muncul tanpa alasan, tidak dibutuhkan konsep paticcasamuppada.

Betulkah metta harus beralasan? Kalo menurut anda, mengapa Buddha tidak menunda parinibbana sampai akhir ayu-kappa? Bukankah dengan bertambahnya 1 hari saja keberadaannya di sini bisa memberikan manfaat bagi banyak orang?

Kalau metta tanpa harus beralasan, mengapa para bodisatta perlu mengembangkan metta untuk menyempurnakan parami demi tercapainya ke-Buddha-an?

Benar, kalau Sang Buddha menunda parinibbāna, mungkin akan banyak orang yang akan lebih mendapatkan manfaat. Mungkin akan banyak orang yang mencapai kebebasan. Mungkin kita tidak perlu saling bertanya di forum DC, mengapa Sang Buddha tidak menunda parinibbāna. Mungkin, semua member akan mencapai pencerahan. Namun, kalau Sang Buddha menunda untuk parinibbāna, tidakkah akan ada kesan bahwa Sang Buddha hidupnya kekal? (Sekedar saran, mohon baca kembali Bramajāsutta di sesi pandangan salah)

Quote
Saya lihat yang ditanyakan di sini mengacu pada cinta kemelekatan, bukan metta.
Yap, saya melihat pertanyaannya memang begitu. Pertanyaan itu memang mengacu pada sense pleasure. Dia menanyakan apakah cinta semacam itu membutuhkan alasan. Saya pun menjawab bahwa cinta semacam itu membutuhkan alasan bahkan metta sekalipun membutuhkan alasan.
Quote
Juga pertanyaannya kurang tepat karena pertanyaan ini jelas tidak bisa dijawab oleh kaum homoseksual.
Semoga saja di forum ini tidak ada kaum home sehingga pertanyaannya bisa dimengerti oleh semua orang.
Kedamaian dunia tidak akan tercapai bila batin kita tidak damai