comotan dari blog tetangga

Started by bond, 27 July 2009, 11:11:16 AM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

markosprawira

Quote from: Kainyn_Kutho on 27 August 2009, 03:11:45 PM
Quote from: markosprawira on 27 August 2009, 01:47:38 PM
Relevan itu khan berhubungan....

dari analogi anda aja, udah jelas ada relevansinya, ada hubungannya walaupun bukan menjadi kepastian

Analogi itu jadi agak sedikit berbeda jika dikembalikan ke perbuatan baik dan vipassana
punya uang banyak, bisa membuat belajar yg lebih baik, lebih pandai
tapi kepandaian, belum tentu membuat punya uang banyak


Sedangkan :
Perbuatan baik mendukung vipassana -> ok
Tapi vipassana (yg benar tentunya) PASTI mendukung perbuatan yg baik


diskusi seru mode : ON

Saya pernah mengenal seseorang (almarhum) yang lahir di keluarga lumayan miskin. Tidak punya fasilitas belajar, sekolahnya bisa sampai kelas 6 SD karena waktu kelas 5 SD, ia memalsukan rapor. Karena tidak ada uang beli barang-barang yang ia suka, maka ia sering pergi ke pasar loak cari rongsokan. Di kemudian hari, suatu kali saya menanyakan kabar tentangnya, saya dapat jawaban yang mencengangkan: Ia sedang memberi bimbingan belajar pada beberapa mahasiswa teknik.

Memang betul kalau tidak ada uang, ia tidak bisa beli makan, tidak bisa hidup. Kalau mati, sakit atau kelaparan berarti tidak bisa belajar dengan baik. Tapi kalau dibilang uang itu relevan dengan kepandaian, menurut saya tidak.


Quote from: xuvie on 27 August 2009, 07:39:52 PM
misiii.. ;D

drop opini dikit aja.. kalo dibilang relevansi uang dng kepandaian, bukan ga ada tapi mungkin udah jauh ya.. uang relevan dng kesempatan belajar. dan kesempatan belajar relevan dg kepandaian. tp kalo antara uang sendiri dg kepandaian.. bukan ga ada tp dah jauh.. dan ga bisa jump to conclusion begitu menurut saya. :)

yup, demikian juga yang saya maksudkan......... karena istilah relevansi itu adalah "berhubungan"

bahkan dari apa yg ditulis oleh bro Kai sendiri (saya quote di bawah) udah jelas, bahwa dengan uang banyak, bisa mendukung kondisi belajar yang baik,
walau bukan berarti bahwa dengan uang banyak, lalu PASTI jadi PINTAR

QuoteSeperti saya tulis sebelumnya, perbuatan baik itu seperti uang, vipassana seperti belajar.

Kalau tidak ada uang,
susah sekali mendapatkan fasilitas,
tidak bisa sekolah, dan
kesempatan belajar sedikit.

Punya uang banyak bisa sekolah bagus,
bisa beli fasilitas (seperti internet, buku2) yang baik,
punya kesempatan belajar yang banyak.

Namun, apakah uang banyak dikatakan relevan dengan kepandaian?

Pun contoh yg diberikan oleh bro Kai, adalah segelintir kisah yg sukses.

Jika berkenan, saya share lingkungan saya...... banyak keluarga yg berasal dari keluarga yg berpenghasilan kecil, dan hasilnya? mayoritas sekolahnya pas2an juga, selain memang fasilitas kurang, pun keluarganya tidak memperdulikan (Sebodo amat si anak mo pinter ato ga, yg penting bs kerja)

Tapi ga menisbikan bhw ada anak yg pintar juga, sampai mereka bisa jadi PNS yg punya kedudukan, jadi staf yg dipercaya

Disini kita bisa lihat (pun dari contoh bro Kai) bhw sesungguhnya ada kondisi2 lain yg mendukung hasil dari PINTAR yaitu :
- kondisi keluarga
- tekad dan kemauan anak itu sendiri
- lingkungan di sekitar keluarga
- dsbnya

Ini diskusi mengenai relevansi/hubungan antara uang banyak dengan pintar yah, walau saya sendiri kurang sreg dengan contoh ini karena tidak bisa dijadikan resiprokal (timbal balik/saling mengkondisikan)
Dimana utk itu, saya setuju dengan ko will yaitu :
Quote from: williamhalimperbuatan baik dan vipassana, dua2nya adalah belajar.

keduanya saling mendukung.


ayo diskusi lagi  ;D

K.K.

Quote from: xuvie on 27 August 2009, 07:39:52 PM
misiii.. ;D

drop opini dikit aja.. kalo dibilang relevansi uang dng kepandaian, bukan ga ada tapi mungkin udah jauh ya.. uang relevan dng kesempatan belajar. dan kesempatan belajar relevan dg kepandaian. tp kalo antara uang sendiri dg kepandaian.. bukan ga ada tp dah jauh.. dan ga bisa jump to conclusion begitu menurut saya. :)

Ya, kehidupan ini bukanlah bagian-bagian yang berdiri sendiri, namun semua terintegrasi dengan kompleks. Kalau memang mau dihubung-hubungkan, seperti salah satu iklan, obat tetes mata dan karir pun ada relevansinya; accu (aki) dan kehidupan percintaan pun juga ada relevansinya. Kalau saya mau berguyon dari kisah-kisah dhamma, pasta gigi dan pencapaian kesucian pun ada relevansinya (Lakuntaka Bhaddiya melihat seorang wanita tertawa yang kelihatan giginya, ia mengambil objek gigi tersebut sebagai objek meditasi, dan mencapai Anagami-Phala).

Relevansi yang saya maksudkan di sini adalah yang memang pengaruh dan terikat. Misalnya jumlah uang dan daya beli, itu adalah relevan, terlepas dari pelit tidaknya seseorang, ada tidaknya produk, dan lain sebagainya. Sedangkan uang dan kepandaian saya katakan tidak relevan karena makin banyaknya uang/harta seseorang, tidak pasti menjadikannya makin pandai. Bahkan banyak kasus di mana karena orang mendapatkan uang dengan mudah, cenderung jadi pandir.


Jerry

Sip deh.. Berarti saya lihat sudah ada kesepakatan tak tertulis sebenarnya. Jadi masing2 udah memaparkan pengertian relevansi menurut masing2 dan mengerti pula relevansi menurut pihak seberang. Yg 1 memaknai relevansi scr langsung, dan yg lain scr tidak langsung. Seharusnya tidak perlu lagi memermasalahkan relevansi lebih jauh di sini. Karena realitas bukan mengenai relevansi atau irrelevansi semata. Ke-2 2 nya hanya pandangan, dan realitas adalah mengenai apa adanya.
Mangga atuh dilanjutkeun.. Urang maca-maca deui ^:)^
appamadena sampadetha

ryu

nah sesudah berpuluh2 halaman yang ingin di bicarakan yaitu, bagaimana sikap yang harus di tunjukan apabila ada seseorang yang berpandangan salah? ;D
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Jerry

kalo aye sih kasi tau, kasi saran. tapi kalo ditolak ya wis.. piye toh? dipaksa juga ngga bakal terima. nunggu waktunya dia 'tersadarkan' sendiri. dan kali2 malah kita yg 'tersadarkan' sendiri nanti pd waktunya. hihihi..
yg jelas ga mungkin pake cara kekerasan dg alasan apapun, kalo kekerasan dlm bentuk fisik ga mungkin, kekerasan dlm bentuk ucapan dg sendirinya juga ga ada gunanya dan ga efektif, apalagi kekerasan dlm pikiran, merugikan diri sendiri..
appamadena sampadetha

morpheus

Quote from: ryu on 28 August 2009, 11:07:51 PM
nah sesudah berpuluh2 halaman yang ingin di bicarakan yaitu, bagaimana sikap yang harus di tunjukan apabila ada seseorang yang berpandangan salah? ;D
http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,3921.msg68760.html#msg68760
* I'm trying to free your mind, Neo. But I can only show you the door. You're the one that has to walk through it
* Neo, sooner or later you're going to realize just as I did that there's a difference between knowing the path and walking the path

ryu

Quote from: morpheus on 31 August 2009, 09:19:43 AM
Quote from: ryu on 28 August 2009, 11:07:51 PM
nah sesudah berpuluh2 halaman yang ingin di bicarakan yaitu, bagaimana sikap yang harus di tunjukan apabila ada seseorang yang berpandangan salah? ;D
http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,3921.msg68760.html#msg68760
ok deh ;D
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

markosprawira

Dalam keseharian, memang sering kita mirip seperti dewa itu......

namun kalau saya bilang, sesungguhnya yang paling "halus" adalah bukan krn merasa tidak ada gunanya,
namun karena "sadar" bhw saat itu sudah melekat pada "berbuat baik"-nya sendiri

ratnakumara

Sunyi..
Tak ada pesta yang tak usai ;)
Apakah ada diskusi yang tak usai .. [?]  ;)

May All Beings b Well and Happy,
Sadhu,Sadhu,Sadhu.

markosprawira

khan masih bisa gabung ke thread laen, bro    :D

ratnakumara

 [at] markosprawira,

Iya, saya sendiri juga sering baca2 thread lain kok.

"Syair" saya hanya menyurat dan menyiratkan, memang semuanya tidak ada yang kekal (anicca) , termasuk diskusi akan suatu topik tertentu ;)

Mettacittena. _/\_  ;)  ^_^

williamhalim

Quote from: ratnakumara on 01 September 2009, 01:51:06 PM

"Syair" saya hanya menyurat dan menyiratkan, memang semuanya tidak ada yang kekal (anicca) , termasuk diskusi akan suatu topik tertentu ;)


Sekali lagi ter-ehipassiko bahwa Ajaran Guru kita ternyata memang benar adanya... ;D

::
Walaupun seseorang dapat menaklukkan beribu-ribu musuh dalam beribu kali pertempuran, namun sesungguhnya penakluk terbesar adalah orang yang dapat menaklukkan dirinya sendiri (Dhammapada 103)

Jerry

Tapi lagi2 diskusinya mati gantung tanpa kesimpulan apapun. dan satu hari akan kembali bangkit dari 'kubur', atau mungkin 'dibangkitkan' di pengadilan terakhir. ;D
appamadena sampadetha

williamhalim

^
Diskusi2 begini memang seringkali tiada jawaban yg mutak. Namun, setidaknya alur diskusi telah berperan -sedikit banyak- membentuk pola pemikiran kita, menambah/mengurangi panna kita...

::
Walaupun seseorang dapat menaklukkan beribu-ribu musuh dalam beribu kali pertempuran, namun sesungguhnya penakluk terbesar adalah orang yang dapat menaklukkan dirinya sendiri (Dhammapada 103)

johan3000

Quote from: williamhalim on 02 September 2009, 09:13:09 AM
^
Diskusi2 begini memang seringkali tiada jawaban yg mutak. Namun, setidaknya alur diskusi telah berperan -sedikit banyak- membentuk pola pemikiran kita, menambah/mengurangi panna kita...

::

Diskusi spt apa yg mengurangin pana (kebijaksanaan) ya ?
Nagasena : salah satu dari delapan penyebab matangnya kebijaksanaan dgn seringnya bertanya