comotan dari blog tetangga

Started by bond, 27 July 2009, 11:11:16 AM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

morpheus

ya, lalu? pahamkah anda maksudnya?
* I'm trying to free your mind, Neo. But I can only show you the door. You're the one that has to walk through it
* Neo, sooner or later you're going to realize just as I did that there's a difference between knowing the path and walking the path

ryu

Quote from: morpheus on 11 August 2009, 11:49:26 AM
ya, lalu? pahamkah anda maksudnya?
aye rasa maksud pa Hud itu , dia meragukan "jalan" itu ada, itu berarti dia meragukan juga isi sutta tipitaka, berarti juga ............... dan ........................ dan banyak lagi deh
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

morpheus

Quote from: ryu on 11 August 2009, 11:55:51 AM
aye rasa maksud pa Hud itu , dia meragukan "jalan" itu ada, itu berarti dia meragukan juga isi sutta tipitaka, berarti juga ............... dan ........................ dan banyak lagi deh
hehehe... sebenernya pendapat saya lain, tapi anggaplah anda benar. jadi kenapa? kalo ajahn brahm meragukan abhidhamma pitaka boleh, kalo pak hudoyo gak boleh?
* I'm trying to free your mind, Neo. But I can only show you the door. You're the one that has to walk through it
* Neo, sooner or later you're going to realize just as I did that there's a difference between knowing the path and walking the path

ryu

Quote from: morpheus on 11 August 2009, 12:43:17 PM
Quote from: ryu on 11 August 2009, 11:55:51 AM
aye rasa maksud pa Hud itu , dia meragukan "jalan" itu ada, itu berarti dia meragukan juga isi sutta tipitaka, berarti juga ............... dan ........................ dan banyak lagi deh
hehehe... sebenernya pendapat saya lain, tapi anggaplah anda benar. jadi kenapa? kalo ajahn brahm meragukan abhidhamma pitaka boleh, kalo pak hudoyo gak boleh?
ya terserah sih, mau meragukan atau menghujat ajaran Buddha juga ga apa2 koq, paling karma nya dia yang nanggung juga koq bukan aye, ngapain di pikirin dah :))
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

g.citra

Quote from: ryu on 11 August 2009, 01:14:00 PM
ya terserah sih, mau meragukan atau menghujat ajaran Buddha juga ga apa2 koq, paling karma nya dia yang nanggung juga koq bukan aye, ngapain di pikirin dah :))

Tapi gak berhenti kan ?   :P

markosprawira

Quote from: ryu on 11 August 2009, 01:14:00 PM
Quote from: morpheus on 11 August 2009, 12:43:17 PM
Quote from: ryu on 11 August 2009, 11:55:51 AM
aye rasa maksud pa Hud itu , dia meragukan "jalan" itu ada, itu berarti dia meragukan juga isi sutta tipitaka, berarti juga ............... dan ........................ dan banyak lagi deh
hehehe... sebenernya pendapat saya lain, tapi anggaplah anda benar. jadi kenapa? kalo ajahn brahm meragukan abhidhamma pitaka boleh, kalo pak hudoyo gak boleh?
ya terserah sih, mau meragukan atau menghujat ajaran Buddha juga ga apa2 koq, paling karma nya dia yang nanggung juga koq bukan aye, ngapain di pikirin dah :))

kalo omong2 soal tanpa jalan, mirip bgt ama :

QuoteIntisari ajaran Krishnamurti terkandung dalam pernyataan yang dibuatnya pada tahun 1929, ketika ia berkata, 'Kebenaran adalah wilayah tanpa jalan'




ryu

DHAMMACARIYA SUTTA

Kehidupan yang Baik

Para bhikkhu disarankan menghalau hal-hal yang dapat membuat mereka menyeleweng dari kehidupan suci

1. Jika orang meninggalkan kehidupan berumah tangga, menjadi pertapa dan menjalani kehidupan selibat dan murni; inilah permata yang paling berharga.

2. Tetapi jika secara alami dia terlalu banyak bicara, dan senang menyakiti yang lain secara kasar, kehidupan orang seperti ini menjadi tidak bermanfaat dan kekotoran batinnya meningkat.

3. Seorang bhikkhu yang senang bertengkar karena dikelabuhi kebodohan batin, sekalipun dijelaskan ia tak akan memahami ajaran yang dibabarkan Sang Buddha.

4. Karena dikuasai oleh kebodohan batin, dia tidak memahami bahwa menyakiti orang yang pikirannya terkendali dengan baik merupakan tindakan salah yang menyebabkan dia pergi ke alam menyedihkan.

5. Bhikkhu seperti itu pasti akan mengalami kesengsaraan setelah kematian, karena menuju ke alam-alam menderita dari satu kelahiran ke kelahiran lain, dari kegelapan menuju kegelapan [yang lebih pekat].

6. Bagaikan kubangan yang dipenuhi kotoran selama ratusan tahun, orang tak murni seperti itu sulit disucikan.

7. O, para bhikkhu, jika engkau mengenal orang yang melekat pada kehidupan duniawi, yang memiliki nafsu-nafsu tak luhur, niat-niat tak bersih, dan perilaku jahat.

8. Asingkan dan buanglah dia, semuanya sepakat; bagaikan debu, sapulah dia keluar, bagaikan sampah, singkirkanlah dia.    

9. Kemudian singkirkan mereka yang kosong, yang bukan bhikkhu tetapi berpura-pura menjadi bhikkhu; tolaklah mereka yang memiliki kecenderungan watak yang tidak baik, yang telah disebutkan di depan.

10.    Tetaplah murni, dan bergaullah dengan yang murni; dengan selalu waspada, terpusat dan meningkat; akhirilah penderitaan.    
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

g.citra

Quote from: markosprawira on 11 August 2009, 01:46:03 PM

QuoteIntisari ajaran Krishnamurti terkandung dalam pernyataan yang dibuatnya pada tahun 1929, ketika ia berkata, 'Kebenaran adalah wilayah tanpa jalan'


Dan anda setuju/tidak setuju ? (coret yang tidak perlu) ... :))

Kalo ditinjau dari sisi batin (nama), apa yang bisa menimbulkan pilihan dan memilih ? tentu ada citta dan cetasika yang berperan disana bukan ? Apakah itu jenis-jenis kusala atau akusala yang timbul ?

sebelumnya, anumodana atas penjelasannya yah ...

_/\_

ryu

KIMSILA SUTTA

Perilaku yang Benar

Sariputta:    

1. Orang dengan watak seperti apa, perilaku seperti apa, tindakan seperti apa, yang akan menjadi mantap sehingga mencapai kesejahteraan tertinggi?

Sang Buddha:    

2. Dia adalah orang yang menghormat yang lebih tua; yang tidak iri hati, yang tahu saat yang tepat untuk menjumpai gurunya, yang tahu saat yang tepat untuk mendengarkan dengan penuh perhatian khotbah-khotbah yang dibabarkan dengan baik oleh gurunya itu.

3. Dia adalah orang yang menjumpai gurunya pada saat yang tepat; yang patuh, yang membuang kekeras-kepalaannya. Dia mengingat dan mempraktekkan ajaran, memiliki pengendalian diri dan moralitas.

4. Dia adalah orang yang bergembira dan bersuka cita dalam Dhamma dan yang mantap di dalamnya; dia tidak berbicara bertentangan dengan Dhamma; dia tidak melakukan pembicaraan yang tidak bermanfaat, dia melewatkan waktunya dengan kata-kata yang benar, yang diucapkan dengan baik.

5. Setelah meninggalkan tawa, gosip, keluh kesah, niat buruk, penipuan, kemunafikan, ketamakan, kedengkian, temperamen buruk, ketidakmurnian dan kemelekatan, dia hidup bebas dari kesombongan, dengan pikiran yang mantap.

6. Intisari dari kata-kata yang diucapkan dengan baik adalah pemahaman. Intisari belajar dan memahami adalah konsentrasi. Kebijaksanaan dan pengetahuan orang yang terburu-buru dan sembrono tidak akan bertambah    

7.    Mereka yang bergembira dalam ajaran yang diberikan oleh Orang-orang Suci memiliki keunikan dalam ucapan, pikiran dan tindakan. Mereka mantap dalam kedamaian, kelembutan dan meditasi, serta memperoleh intisari ajaran dan kebijaksanaan.
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

ryu

DUTTHATTHAKA SUTTA

Korupsi

1. Beberapa orang berbicara dengan niat jahat sementara yang lain dengan keyakinan bahwa mereka benar. Tetapi orang bijaksana tidak akan masuk ke dalam persengketaan apa pun yang telah muncul. Karena itu, manusia bijaksana terbebas dari semua penghalang mental.

2. Manusia yang dikuasai oleh nafsu yang kuat dan terus menurutkan kecenderungannya, akan sulit meninggalkan pandangan-pandangan yang dilekatinya. Sesudah sampai pada kesimpulannya sendiri, dia berbicara sesuai dengan pengetahuannya sendiri.

3. Jika seseorang, tanpa diminta, memuji-muji keluhuran dan prakteknya sendiri di depan orang lain, atau berbicara tentang dirinya sendiri, maka para bijaksana mengatakan bahwa dia tidak luhur.

4. Manusia yang tenang dan berdisiplin, yang menghindari perbuatan memuji diri dalam hal keluhurannya, dengan menyatakan, 'Demikianlah saya,' maka para bijaksana menyebut dirinya luhur. Di dalam diri orang itu tidak ada kesombongan tentang dunia.

5. Bila orang memiliki pandangan-pandangan yang tidak murni --walaupun terbentuk secara mental, tersusun karena sebab, dan dianggap tinggi--, pandangan-pandangan yang mementingkan keuntungan pribadi, maka dia akan mengalami ketenangan yang tidak stabil.

6. Sulit untuk meninggalkan ide-ide yang sudah dikukuhi, yang dicapai lewat penilaian tentang doktrin. Oleh karenanya, dalam hal pandangan-pandangan ini, dia menolak satu pandangan dan melekati yang lain.

7. Bagi manusia yang memiliki keutamaan spiritual, di mana pun di dunia ini dia tidak akan memiliki pandangan yang terbentuk secara mental tentang berbagai tingkat dumadi. Karena dia telah mengikis kegelapan batin dan kesombongan, dengan cara bagaimana dia dapat dikategorikan? Dia tidak dapat dikategorikan dengan cara apa pun juga.

8. Dia yang melekat akan masuk ke dalam perdebatan tentang doktrin. Dengan apa dan bagaimana seseorang yang tidak melekat dapat dicirikan? Dia tidak memiliki apa pun untuk direngkuh atau ditolak; dia telah memurnikan semua pandangannya itu di sini.
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

ryu

para pemirsa silahkan membaca sutta diatas untuk kesimpulan ;D
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

morpheus

Quote from: ryu on 11 August 2009, 01:14:00 PM
ya terserah sih, mau meragukan atau menghujat ajaran Buddha juga ga apa2 koq, paling karma nya dia yang nanggung juga koq bukan aye, ngapain di pikirin dah :))
meragukan tipitaka itu menghujad? yah tul, biarlah the unbeliever yg meragukan dan mempertanyakan tipitaka dihukum bapa, dibakar api neraka yg kekal...
* I'm trying to free your mind, Neo. But I can only show you the door. You're the one that has to walk through it
* Neo, sooner or later you're going to realize just as I did that there's a difference between knowing the path and walking the path

K.K.

Quote from: williamhalim on 11 August 2009, 08:47:27 AM
Saya setuju dengan pernyataan Bro Morph ini...
MMD bukanlah penemuan baru... tapi mengapa selama ini MMD bisa tidak selaras dengan JMB-8 dan ayat2 Tipitaka lainnya, sementara pakar2 Meditasi dunia malah cocok dengan Tipitaka? Dimana masalahnya MMD ini?

Sebenarnya, sebagai orang lama yg sudah malang melintang di dunia spiritual selama puluhan tahun, bukannya tidak mungkin bagi Pak Hud untuk menjelaskan seperti penjelasan Bro Kai atau Bro Morph.

Jika saja Pak Hud MAU, sedari dulu Pak Hud bisa fleksibel dengan kata 'Tanpa Usaha' ataupun 'Berhentinya Pikiran'ataupun 'Perlunya sila dalam keseharian'. MASALAHNYA, jika Pak Hud melakukan itu (fleksibelitas) akibatnya MMD akan selaras dgn keseluruhan Tipitaka. MMD akan sesuai dengan JMB-8, MMD tiada bedanya dengan meditasi Buddhist lainnya.... MMD akan kehilangan ekslusivitas-nya.

Jika motivasinya untuk kepentingan pencerahan seluruh manusia, hal ini tidak menjadi maalah, apapun label yg dilekatkan pada MMD, yg penting banyak orang akan terbantu dengan sedikit trik/perumusan berbeda yg Pak Hud konsepkan. Lain halnya jika mempunyai motivasi tertentu. Misalnya ingin MMD berdiri sendiri, ingin ekslusive, ingin beda dgn meditasi Buddhist lainnya, ingin sebagai Buddist Modern, ingin lain dari yg lain... tujuan dari semua ini apa? Dalam dunia marketing perbedaan adalah suatu nilai jual yg berharga. Jika tidak ada perbedaan dgn konsep yg telah ada di pasar, maka pemain baru tidak akan bisa menjual dagangan-nya...

Makanya, selama ini kita cukup heran, kenapa Pak Hud tidak sedari awal bersikap fleksibel dengan teori2 MMD nya, yg sesungguhnya tidak akan sulit diselaraskan dgn Buddhisme, persis seperti yg telah mulai dilakukan Bro Kai dan Bro Morph diatas. Kenapa Pak Hud terkesan sangat ngotot dan kaku, imo tidak lain demi mempertahankan 'nilai beda' itu tadi.

Bro Wili, kalau saya memang mau "menjual" dan "eksklusif", dan saya ada di posisi Pak Hud, sekalian saya bilang bukan meditasi Buddhis sama sekali. Dengan begitu aman dan serangan umat Buddha seperti sekarang ini tidak akan ada. Juga seolah-olah universal tanpa label agama tertentu, jadi cakupan "konsumen"-nya jauh lebih banyak.

Lalu kenapa tidak dilakukan? Karena memang bukan itu tujuannya. Justru seperti dulu saya katakan, kalau Pak Hud ngambil ajaran Buddha lalu ngaku-ngaku ajaran sendiri (bukan ajaran Buddha), itu namanya tidak tahu terima kasih.

Mengenai fleksibilitas, saya bukan Pak Hud, dan Pak Hud bukan saya, jadi tentu saja berbeda. Banyak pandangan saya yang berbeda dan bahkan metode MMD sendiri tidak cocok buat saya. Tetapi bukan berarti saya tidak bisa mengerti kebaikan dan manfaat yang diajarkan oleh Pak Hud dalam MMD-nya. Kalau penilaian saya, mungkin selama ini Pak Hud banyak ketemu orang yang "terperangkap" kata "usaha" sehingga menghambat Vipassana-nya, jadi kecenderungan untuk "menolak" kata "usaha" terus terbawa.


ryu

Quote from: morpheus on 11 August 2009, 02:45:11 PM
Quote from: ryu on 11 August 2009, 01:14:00 PM
ya terserah sih, mau meragukan atau menghujat ajaran Buddha juga ga apa2 koq, paling karma nya dia yang nanggung juga koq bukan aye, ngapain di pikirin dah :))
meragukan tipitaka itu menghujad? yah tul, biarlah the unbeliever yg meragukan dan mempertanyakan tipitaka dihukum bapa, dibakar api neraka yg kekal...

iya pastinya sih Bhikkhu seperti itu pasti akan mengalami kesengsaraan setelah kematian, karena menuju ke alam-alam menderita dari satu kelahiran ke kelahiran lain, dari kegelapan menuju kegelapan [yang lebih pekat]. (kata tipitaka) =))
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

markosprawira

Quote from: g.citra on 11 August 2009, 02:18:05 PM
Quote from: markosprawira on 11 August 2009, 01:46:03 PM

QuoteIntisari ajaran Krishnamurti terkandung dalam pernyataan yang dibuatnya pada tahun 1929, ketika ia berkata, 'Kebenaran adalah wilayah tanpa jalan'


Dan anda setuju/tidak setuju ? (coret yang tidak perlu) ... :))

Kalo ditinjau dari sisi batin (nama), apa yang bisa menimbulkan pilihan dan memilih ? tentu ada citta dan cetasika yang berperan disana bukan ? Apakah itu jenis-jenis kusala atau akusala yang timbul ?

sebelumnya, anumodana atas penjelasannya yah ...

_/\_

dalam memilih, sesungguhnya pasti ada citta dan juga tentunya cetasika

apakah itu kusala atau akusala, tergantung dari org yg bersangkutan.
Karena untuk obyek yg sama, bisa kusala atau bisa juga akusala