News:

Semoga anda berbahagia _/\_

Main Menu

Senyum Sejenak

Started by indera_9, 23 July 2009, 08:35:19 AM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

indera_9

Seorang wanita, umat Buddha dari Amerika ingin belajar meditasi di Myanmar. Bersama seorang temannyayang juga wanita, mereka sedang berjalan-jalan ketika tiba-tiba diganggu oleh seorang pemabuk. Untunglah mereka berhasil meloloskan diri dan kembali ke vihara.

Kedua wanita itu sangat takut dan terkejut, apalagi mereka berada di negara asing dan belum kenal budayanya. Mereka ingin belajar Agama Buddha yang penuh cintakasih, dan tahu-tahu ada insiden yang menakutkan. Sambil tetap masih ketakutan mereka melaporkan hal itu kepada pimpinan vihara. Guru meditasi yang menjadi pimpinan vihara menerima mereka dengan ramah-tamah.

Wanita itu dengan suara yang sangat sopan bertanya, apa yang seharusnya ia lakukan dalam keadaan seperti itu sebagai seorang umat Buddha yang baik.

Dengan suara berat penuh wibawa dan dengan penuh ketenangan Guru Meditasi menjawab :

"Dengan penuh kesadaran, dan dengan penuh cintakasih, HANTAM aja kepalanya pakai payung!"
Hatred doesn't cease through hatred at anytime. Hatred ceases through love. This is the unalterable law

johan3000

Quote"Dengan penuh kesadaran, dan dengan penuh cintakasih, HANTAM aja kepalanya pakai payung!"

sedikit koreksi, supaya efektif, hantan kepalanya yg bagian bawah tuh...
biar klenger......... ;D  ;D  ;D

tanggung2 malah membawa bencana...
Nagasena : salah satu dari delapan penyebab matangnya kebijaksanaan dgn seringnya bertanya

indera_9

Quote from: johan3000 on 23 July 2009, 09:05:30 AM
Quote"Dengan penuh kesadaran, dan dengan penuh cintakasih, HANTAM aja kepalanya pakai payung!"

sedikit koreksi, supaya efektif, hantan kepalanya yg bagian bawah tuh...
biar klenger......... ;D  ;D  ;D

tanggung2 malah membawa bencana...

Uh... bro Johan sungguh mengerikan  :))

;D
Hatred doesn't cease through hatred at anytime. Hatred ceases through love. This is the unalterable law

indera_9

SENYUM LAGI  :)

Seorang pemuda ingin mencari pencerahan. Ia pun mendatangi pusat meditasi di hutan yang terkenal di Thailand.

Guru meditasi menerima, dengan syarat bahwa ada satu peraturan yang mutlak harus dipatuhi. Semua yang ada di pusat meditasi itu harus diam membisu, tidak boleh berbicara.

"Kamu hanya boleh berbicara kepadaku sepuluh patah kata setiap 12 tahun."

Setelah bermeditasi dan diam membisu selama 12 tahun, akhirnya pemuda itu mendapat kesempatan untuk berbicara kepada gurunya. Ia pun berkata : "Hutan ini terlalu banyak nyamuk sehingga saya tidak bisa tidur."

Setelah sepuluh patah kata ini, ia pun diam, kembali membisu dan bermeditasi. Setelah dua belas tahun sekali lagi ada kesempatan berbicara, dan ia berkata kepada gurunya : "Penduduk di sini suka cabai sehingga kalau pindapatta saya kepedasan."

Demikianlah dua belas tahun lagi berlalu. Setelah total 36 tahun, pemuda itu kembali menghadap gurunya : "Saya mau pulang! Sudah sekian lama tapi saya tidak tercerahkan. "

Sang Guru menjawab :
"Syukurlah kamu pulang. Selama di sini kerjamu cuma complain melulu!"
Hatred doesn't cease through hatred at anytime. Hatred ceases through love. This is the unalterable law

indera_9

Seorang bhikshu Jepang sangat pandai dalam menghafal Sutra Teratai (Saddharmapundarika-sutra /Myohorengekyo /Miauw Fa Lien Fa Cing).

Suatu hari dalam perjalanan ia merasa sangat lapar dan haus. Tapi Jepang adalah negara yang sangat komersial, tak ada yang gratis! Padahal ia tak punya uang.

Ia pun berkata kepada nenek penjual kue dan teh di pinggir jalan :

"Nenek, kalau kamu bagi saya kue dan teh, saya akan membagi kamu pengetahuan mengenai Sutra Teratai yang luar biasa ini.

Nenek itu menjawab : "Oh, rupanya bhikshu ahli sutra. Tolong terangkan kepada saya, kalau bhikshu makan kue dan minum teh, pakai batin yang mana? Batin yang dahulu, batin yang sekarang atau batin yang akan datang?"

Bhikshu itu mengernyitkan dahi. Ia coba mengingat-ingat tapi rasa-rasanya dalam Sutra Teratai tidak ada penjelasan mengenai hal itu. Ia pun duduk dan membuka Sutra Teratai dari bungkusan berat yang selalu digendongnya.

Sampai sore hari ia membaca Sutra Teratai, namun tetap tidak berhasil mendapatkan jawabannya. Hari sudah semakin sore dan nenek itu mulai mengemasi dagangannya.

"Kamu memang bhikshu yang bodoh!", kata si nenek.
"Makan kue dan minum teh mah pakai mulut, atuh, bukan pakai batin."

Wkwkwkwkwk....!  :))


Hatred doesn't cease through hatred at anytime. Hatred ceases through love. This is the unalterable law

Adhitthana

^
^
hayoooo ...... yg disana udah di edit
bukan : "Kamu memang bhikshu yang bodoh!", kata si nenek.
tapi udah diganti : "Kamu memang bhikshu yang pandai membaca Kitab!", kata si nenek.

udah gak bisa di edit yaaah?? .....  8)
minta tolong sama suhu .....  ;D
  Aku akan mengalami Usia tua, aku akan menderita penyakit, aku akan mengalami kematian. Segala yang ku Cintai, ku miliki, dan ku senangi akan Berubah dan terpisah dariku ....

indera_9

Quote from: Virya on 24 July 2009, 11:05:37 PM
^
^
hayoooo ...... yg disana udah di edit
bukan : "Kamu memang bhikshu yang bodoh!", kata si nenek.
tapi udah diganti : "Kamu memang bhikshu yang pandai membaca Kitab!", kata si nenek.

udah gak bisa di edit yaaah?? .....  8)
minta tolong sama suhu .....  ;D

Oh udah di ganti ya.  :|

Wah, udah nggak bisa di edit nih  :(. Bagaimana ya ?

Suhu Medho, tolong bantu di editin  ;D .

Terima kasih  ;)
Hatred doesn't cease through hatred at anytime. Hatred ceases through love. This is the unalterable law