News:

Semoga anda berbahagia _/\_

Main Menu

Tips hidup bahagia...

Started by Rina Hong, 21 July 2009, 12:05:42 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Sandevy

 _/\_ belajar dari kesalahan,
berbuat baik dan benar....
selalu tersenyum...
hidup bahagia hehehe  ;)

hatRed

Quote from: indera_9 on 30 July 2009, 08:23:03 AM
We tend to forget that ...

Happiness doesn't come ... as a result of getting something we don't have

But it rather comes ... by recognizing and appreciating all that we have

Terjemahan :

Kita cenderung melupakan bahwa ...

Kebahagiaan tidak berasal dari hasil mendapatkan sesuatu yang kita tidak miliki

Namun, kebahagiaan itu berasal dari menyadari dan menghargai semua hal yang kita miliki

kukira dari hasil menikmati :-?
i'm just a mammal with troubled soul



CHANGE

Quote from: Sandevy on 30 July 2009, 11:52:03 AM
_/\_ belajar dari kesalahan,
berbuat baik dan benar....
selalu tersenyum...
hidup bahagia hehehe  ;)


Kebahagiaan terletak diantara terlalu banyak dan terlalu sedikit.

Kebahagiaan datang jika kita berhenti mengeluh tentang kesulitan-kesulitan yang kita hadapi,
dan mengucapkan terima kasih atas kesulitan-kesulitan yang menimpa kita.

Kebahagiaan  tidak  berarti tidak ada masalah,  tetapi  kemampuan untuk menghadapi masalah.

Keberhasilan  adalah mendapatkan apa yang anda inginkan.
Kebahagiaan adalah menerima apapun yang anda dapatkan.


Kesimpulan :

Dengan uang kita tidak bisa membeli kebahagiaan, dengan kartu kredit juga tidak lebih baik.Apalagi dengan utang dimana-mana. :))

Jadi untuk mendapatkan kebahagiaaan dimulai pada saat kita menjalankan AJARAN SANG GURU AGUNG. Dan yang paling penting adalah GRATIS. :jempol:


SIKAP MENERIMA APA ADANYA
Senyuman adalah kekayaan
Kekayaan adalah Rasa Cukup
Rasa Cukup / Puas adalah Kebahagiaan


Di Suatu tempat terdapat seorang saudagar kaya yang takkurang satu apapun. Pada suatu waktu, sang Saudagar mendapat berita buruk, ia harus menerima kenyataan bahwa ia menderita suatu kanker stadium 4, yang sulit sekali disembuhkan.

"Dokter, aku akan memberikan kau apapun, agar kau bisa mengobatiku" rengek saudagar.

"Maaf Pak, dengan segala hormat, saya tidak bisa berbuat apa – apa. Dengan sangat terpaksa, saya harus bilang, penyakit anda sangat kronis, dan sulit ditemukan obatnya." Jawab sang Dokter jujur.

Sang Saudagar terkulai, ia berpikir umurnya hanya tinggal menunggu waktu......ia coba semua bentuk pengobatan, mulai dari medis maupun alternatif, tapi semuanya nihil.... tetap saja ia tidak bisa menikmati kebahagiaan.

"Apalah arti hidupku ini, aku kumpulkan uang sedikit – demi sedikit, tapi aku tidak dapat menikmatinya......seakan – akan aku tak punya apa – apa, aku hanya bisa menunggu saat aku diangkat oleh orang Di Suatu tempat terdapat seorang saudagar kaya yang takkurang satu apapun. Pada suatu waktu, sang Saudagar mendapat berita buruk, ia harus menerima kenyataan bahwa ia menderita suatu kanker stadium 4, yang sulit sekali disembuhkan.

"Dokter, aku akan memberikan kau apapun, agar kau bisa mengobatiku" rengek saudagar.

"Maaf Pak, dengan segala hormat, saya tidak bisa berbuat apa – apa. Dengan sangat terpaksa, saya harus bilang, penyakit anda sangat kronis, dan sulit ditemukan obatnya." Jawab sang Dokter jujur.

Sang Saudagar terkulai, ia berpikir umurnya hanya tinggal menunggu waktu......ia coba semua bentuk pengobatan, mulai dari medis maupun alternatif, tapi semuanya nihil.... tetap saja ia tidak bisa menikmati kebahagiaan.

"Apalah arti hidupku ini, aku kumpulkan uang sedikit – demi sedikit, tapi aku tidak dapat menikmatinya......seakan – akan aku tak punya apa – apa, aku hanya bisa menunggu saat aku diangkat oleh orang – orang ke liang kubur", gumam saudagar terhadap istrinya dengan putus asa.

Sang istri yang selalu menemaninya kemudian berucap sambil tersenyum, "Papa, kau masih punya aku, kau punya anak – anakmu, kau punya segalanya. Bersyukurlah, kau bisa melihat atap – atap, kau punya mata yang normal, 2 tangan yang gagah, kau juga masih bisa berbicara kepada siapapun yang menjengukmu........"
Sang istri menambahkan, "Lihatlah diluar sana, seperti tukang sapu kantor, tukang becak, meskipun mereka tidak sekaya engkau, mereka masih bisa tersenyum, dengan senyum itu mereka merasa kaya, kaya segalanya. Kaya karena bisa berbahagia dengan senyuman. Lalu mengapa Papa yang memiliki segalanya, tidak bisa tersenyum.......toh juga tidak ada lagi kan yang Papa pikirkan......"

Sang saudagar terhenyak dengan perkataan istrinya. Memang, ia sangat kagum dengan istrinya. Dalam hati ia bertanya, "kenapa istriku selalu tersenyum padaku, padahal aku sangat merepotkannya. Apakah senyumannya itu yang menjadi obat baginya,, obat kebosanan, obat kegundahan, bahkan obat untuk kebahagiaan..."

Mulai saat itu, ia mencoba tuk selalu "tersenyum" menerima keadaannya. "Mengapa aku hanya tersenyum saat di depan kamera saja, senyuman tuk orang lain, bukan untuk diriku sendiri. Kenapa hal terindah tuk bisa tersenyum aku sia – sia kan???" prinsipnya kemudian. Hari – harinya menjadi indah karena ia bisa menebarkan senyuman ke orang lain, sehingga ia mendapat balasan senyum dari orang lain. Akhirnya, ia merasa dirinya orang paling bahagia di dunia, bahagia karena tidak memikirkan dunianya. Serta bahagia karena bisa bersyukur atas semua yang dimilikinya selama ini. Dan yang paling bahagia adalah, akhirnya Sang Saudagar tutup usia dalam kondisi tersenyum,,, tersenyum untuk dunia yang ditinggalkannya, serta alam bahagia yang akan menyambutnya.

Semoga bermanfaat


CHANGE

Artikel lain mengenai kebahagiaan


KAYA ATAU CUKUP


Apapun keadaan kita maka kita harus merasa KAYA dan CUKUP.

Pernyataan ini baik sekali untuk ditempatkan pada konteks "bahagia menikmati hidup". Dan tentu tidak harus kaya material dulu. Nah sekarang pertanyaannya bagaiman kita bisa " bahagia menikmati hidup " dan sekaligus " kaya material " ?.

Untuk masalah "bahagia menikmati hidup", temen saya pernah ngasih tahu caranya dengan menghindari lima hal yang sering menyebabkan kita tak bahagia menikmati hidup :

Pertama,
Adanya keyakinan bahwa Anda tidak akan bahagia tanpa memiliki hal-hal yang Anda pandang bernilai. Anda sudah memiliki pekerjaan tetap dan tingkat kehidupan yang lumayan, tapi Anda masih merasa kurang. Anda merasa akan berbahagia bila memiliki uang lebih banyak, rumah lebih besar, mobil lebih bagus, dan sebagainya.

Pikiran Anda dipenuhi oleh benda-benda yang Anda kira dapat membahagiakan Anda. Padahal, Anda tidak bahagia karena lebih memusatkan perhatian pada segala sesuatu yang tidak Anda miliki, dan bukannya pada apa yang Anda miliki sekarang.

Kedua,
Anda percaya bahwa kebahagiaan akan datang bila Anda berhasil mengubah situasi dan orang-orang di sekitar Anda. Anda tak bahagia karena pasangan, anak, tetangga, dan atasan Anda tidak memperlakukan Anda dengan baik. Kepercayaan ini salah. Anda perlu menyadari bahwa amat sulit mengubah orang lain.

Bukannya berarti Anda harus menyerah, silakan terus berusaha mengubah orang lain. Namun, jangan tempatkan kebahagiaan Anda di sana. Jangan biarkan lingkungan dan orang-orang di sekitar Anda membuat Anda tak bahagia. Kalau Anda tak dapat mengubah mereka, yang perlu Anda ubah adalah diri Anda sendiri, paradigma Anda.

Ketiga,
Keyakinan bahwa Anda akan bahagia kalau semua keinginan Anda terpenuhi. Padahal, keinginan itulah yang membuat kita tegang, frustrasi, cemas,gelisah dan takut. Terpenuhinya keinginan Anda paling-paling hanya membawa kesenangan dan kegembiraan sesaat. Itu tak sama dengan kebahagiaan.

Keempat,
Anda tak bahagia karena cenderung membanding-bandingkan diri Anda dengan orang lain. Saya pernah bertemu eksekutif yang berkali-kali pindah kerja hanya karena kawan akrabnya semasa kuliah dulu memperoleh penghasilan lebih besar dari dirinya. Karena itu, setiap ada tawaran kerja, yang dilihat adalah apakah ia dapat mengungguli atau paling tidak menyamai penghasilan kawannya.

Ia bahkan tak peduli bila harus berganti karier dan pindah kebidang lain. Sampai suatu saat ia menyadari bahwa tak ada gunanya "mengejar" sahabat karibnya. Sejak itulah ia mencari pekerjaan yang sesuai dengan bakat dan minatnya sendiri. Ia kini bahagia dengan pekerjaannya dan tak pernah ingin tahu lagi penghasilan sahabatnya.

Kelima,
Anda percaya bahwa kebahagiaan ada di masa depan. Anda terlalu terobsesi pepatah "bersakit-sakit dahulu bersenang-senang kemudian". Kapan Anda bahagia? "Nanti, kalau sudah jadi manajer," kata Anda. Persoalannya, saat menjadi manajer, Anda tambah sibuk, waktu Anda tambah sempit. "Saya akan bahagia nanti, kalau sudah menjadi direktur atau dirjen, gubernur, menteri, presiden."

Nah, daftar tunggu ini masih dapat terus diperpanjang. Namun,Anda tak juga bahagia. Kalau demikian yang terjadi adalah, "bersakit-sakit dahulu, bersenang -senang entah kapan." Kebahagiaan telah Anda letakkan ditempat yang jauh. Padahal, sebenarnya kebahagiaan berada sangat dekat dan dapat Anda nikmati di sini, sekarang juga. SAAT INI


Semoga Bermanfaat

CHANGE

Artikel lain mengenai Kebahagiaan


MENGEJAR KEBAHAGIAAN ?


Suatu ketika, terdapat seorang pemuda di tepian telaga. Ia tampak termenung. Tatapan matanya kosong, menatap hamparan air di depannya. Seluruh penjuru mata angin telah di lewatinya, namun tak ada satupun titik yang membuatnya puas. Kekosongan makin senyap, sampai ada suara yang menyapanya. Ada orang lain disana.

"Sedang apa kau disini anak muda?" tanya seseorang. Rupanya ada seorang kakek tua. "Apa yang kau risaukan..?"

Anak muda itu menoleh ke samping, "Aku lelah Pak Tua. Telah berkilo-kilo jarak yang kutempuh untuk mencari kebahagiaan, namun tak juga kutemukan rasa itu dalam diriku. Aku telah berlari melewati gunung dan lembah, tapi tak ada tanda kebahagiaan yang hadir dalam diriku. Kemanakah aku harus mencarinya? Bilakah kutemukan rasa itu?"

Kakek Tua duduk semakin dekat, mendengarkan dengan penuh perhatian. Di pandangnya wajah lelah di depannya. Lalu, ia mulai bicara, "di depan sana, ada sebuah taman. Jika kamu ingin jawaban dari pertanyaanmu, tangkaplah seekor kupu-kupu buatku." Mereka berpandangan. "Ya ... tangkaplah seekor kupu-kupu buatku dengan tanganmu," sang Kakek mengulang kalimatnya lagi.

Perlahan pemuda itu bangkit. Langkahnya menuju satu arah, taman. Tak berapa lama, dijumpainya taman itu. Taman yang yang semarak dengan pohon dan bunga-bunga yang bermekaran. Tak heran, banyak kupu-kupu yang berterbangan di sana. Sang kakek, melihat dari kejauhan, memperhatikan tingkah yang diperbuat pemuda yang sedang gelisah itu.

Anak muda itu mulai bergerak. Dengan mengendap-endap, ditujunya sebuah sasaran. Perlahan. Namun, Hap! sasaran itu luput. Di kejarnya kupu-kupu itu ke arah lain. Ia tak mau kehilangan buruan. Namun lagi-lagi. Hap!. Ia gagal. Ia mulai berlari tak beraturan. Diterjangnya sana-sini. Ditabraknya rerumputan dan tanaman untuk mendapatkan kupu-kupu itu. Diterobosnya semak dan perdu di sana. Gerakannya semakin liar.

Adegan itu terus berlangsung, namun belum ada satu kupu-kupu yang dapat ditangkap. Sang pemuda mulai kelelahan. Nafasnya memburu, dadanya bergerak naik-turun dengan cepat. Sampai akhirnya ada teriakan, "Hentikan dulu anak muda. Istirahatlah." Tampak sang Kakek yang berjalan perlahan. Tapi lihatlah, ada sekumpulan kupu-kupu yang berterbangan di sisi kanan-kiri kakek itu. Mereka terbang berkeliling, sesekali hinggap di tubuh tua itu.

"Begitukah caramu mengejar kebahagiaan? Berlari dan menerjang? Menabrak-nabrak tak tentu arah, menerobos tanpa peduli apa yang kau rusak?" Sang Kakek menatap pemuda itu. "Nak, mencari kebahagiaan itu seperti menangkap kupu-kupu. Semakin kau terjang, semakin ia akan menghindar. Semakin kau buru, semakin pula ia pergi dari dirimu."

"Namun, tangkaplah kupu-kupu itu dalam hatimu. Karena kebahagiaan itu bukan benda yang dapat kau genggam, atau sesuatu yang dapat kau simpan. Carilah kebahagiaan itu dalam hatimu dan pikiranmu. Telusuri rasa itu dalam kalbumu. Ia tak akan lari kemana-mana. Bahkan, tanpa kau sadari kebahagiaan itu sering datang sendiri."

Kakek Tua itu mengangkat tangannya. Hap, tiba-tiba, tampak seekor kupu-kupu yang hinggap di ujung jari. Terlihat kepak-kepak sayap kupu-kupu itu, memancarkan keindahan. Pesonanya begitu mengagumkan, kelopak sayap yang mengalun perlahan, layaknya kebahagiaan yang hadir dalam hati dan pikiran. Warnanya begitu indah, seindah kebahagiaan bagi mereka yang mampu menyelaminya.

* * * *

Mencari kebahagiaan adalah layaknya menangkap kupu-kupu. Sulit, bagi mereka yang terlalu bernafsu, namun mudah, bagi mereka yang tahu apa yang mereka cari. Kita mungkin dapat mencarinya dengan menerjang sana-sini, menabrak sana-sini, atau menerobos sana-sini untuk mendapatkannya. Kita dapat saja mengejarnya dengan berlari kencang, ke seluruh penjuru arah. Kita pun dapat meraihnya dengan bernafsu, seperti menangkap buruan yang dapat kita santap setelah mendapatkannya.

Namun kita belajar. Kita belajar bahwa kebahagiaan tak bisa di dapat dengan cara-cara seperti itu. Kita belajar bahwa bahagia bukanlah sesuatu yang dapat di genggam atau benda yang dapat disimpan. Bahagia adalah udara, dan kebahagiaan adalah aroma dari udara itu.

Kita belajar bahwa bahagia itu memang ada dalam hati dan pikiran. Semakin kita mengejarnya, semakin pula kebahagiaan itu akan pergi dari kita. Semakin kita berusaha meraihnya, semakin pula kebahagiaan itu akan menjauh.

Cobalah temukan kebahagiaan itu dalam hatimu dan pikiranmu. Biarkanlah rasa itu menetap, dan abadi dalam hati dan pikiran kita. Temukanlah kebahagiaan itu dalam setiap langkah yang kita lakukan. Dalam bekerja, dalam belajar, dalam menjalani hidup kita. Dalam sedih, dalam gembira, dalam sunyi dan dalam riuh.

Temukanlah bahagia itu, dengan perlahan, dalam tenang, dalam ketulusan hati kita.

Saya percaya, bahagia itu ada dimana-mana. Rasa itu ada di sekitar kita. Bahkan mungkin, bahagia itu "hinggap" di hati dan pikiran kita, namun kita tak pernah memperdulikannya. Mungkin juga, bahagia itu berterbangan di sekeliling kita, namun kita terlalu acuh untuk menikmatinya."

Dan paling sederhana adalah kita akan menemukan kebahagiaan dalam keheningan walaupun sesaat, pada saat kita melakukan meditasi. Pada melepaskan kenangan masa lalu, dan harapan masa depan, dan menikmati saat ini ( konsentrasi ).

Semoga bermanfaat


fran

Kita tdk bisa mempertahankan masa lalu, dan masa depan pun sulit ditebak...
Jadi hiduplah pada hari ini, saat ini adalah momennya... ^^
Apa yg bisa saya "lepaskan" jika saya memilih agama Buddha ?

hariyono

Bahagia itu sedehana ,
yakni hidup dengan hati penuh rasa syukur .
Lalu kita tidak perlu menyakiti hati orang lain
serta mau membantu dengan suka cita

johan3000

adakah alat pengukur kebahagiaan seseorang ?

bagaimana supaya bisa bahagia kalau koneksi internet lemot ?
Nagasena : salah satu dari delapan penyebab matangnya kebijaksanaan dgn seringnya bertanya

hariyono

Quote from: johan3000 on 03 August 2009, 02:17:01 PM
adakah alat pengukur kebahagiaan seseorang ?

bagaimana supaya bisa bahagia kalau koneksi internet lemot ?

ya syukurilah koneksi internet nya masih lemot
dari pada tidak ada koneksi
hehehehhe

johan3000

#39
Quote from: hariyono on 03 August 2009, 02:31:46 PM
Quote from: johan3000 on 03 August 2009, 02:17:01 PM
adakah alat pengukur kebahagiaan seseorang ?

bagaimana supaya bisa bahagia kalau koneksi internet lemot ?


atau besok, besok, besok nyoba lagi?

ada yg tau sekarang smart isi 50ribu cuma gratisan internet 20 hari
(dulunya 30 hari lho).....

adakah penawaran yg lebih menarik supaya gw sedikit BAHAGIA ?

ya syukurilah koneksi internet nya masih lemot
dari pada tidak ada koneksi
hehehehhe  :'( :)
Nagasena : salah satu dari delapan penyebab matangnya kebijaksanaan dgn seringnya bertanya

CHANGE

Apakah kita mengetahui bahwa SAAT INI kita berbahagia ? atau

Apakah kita mengetahui bahwa SAAT INI kita menderita ? atau

Apakah kita mengetahui  PERUBAHAN terjadi setiap saat ?

Inilah menurut saya alat pengukur yang tidak dapat dibeli dimana-mana, melainkan hanya KESADARAN yang di latih.

Mungkin secara teori, kata syukur atau terima kenyataan secara umum digunakan  untuk menjawab setiap permasalahan, yang artinya gampang diungkapkan susah direalisasikan. Semuanya butuh latihan sampai tahap betul-betul bisa menerima kenyataan.

hatRed

Kalo kebahagiaan anda dari luar itu berarti ada yg menderita demi kebahagiaan ente. Begitu pula sebalikny. Makany kalo ada yg bikin e mndrita, brarti e sedang membahagiakan org :))
i'm just a mammal with troubled soul



hariyono

Quote from: CHANGE on 03 August 2009, 03:10:46 PM
Apakah kita mengetahui bahwa SAAT INI kita berbahagia ? atau

Apakah kita mengetahui bahwa SAAT INI kita menderita ? atau

Apakah kita mengetahui  PERUBAHAN terjadi setiap saat ?

Inilah menurut saya alat pengukur yang tidak dapat dibeli dimana-mana, melainkan hanya KESADARAN yang di latih.

Mungkin secara teori, kata syukur atau terima kenyataan secara umum digunakan  untuk menjawab setiap permasalahan, yang artinya gampang diungkapkan susah direalisasikan. Semuanya butuh latihan sampai tahap betul-betul bisa menerima kenyataan.
betul senior had red
yang terpenting adalah kita melatih pengendalian diri

hariyono

Quote from: hatRed on 03 August 2009, 08:31:29 PM
Kalo kebahagiaan anda dari luar itu berarti ada yg menderita demi kebahagiaan ente. Begitu pula sebalikny. Makany kalo ada yg bikin e mndrita, brarti e sedang membahagiakan org :))

itu sudah hukum
aksi dan reaksi
atau hukum alam ( jagat raya )

CHANGE

Artikel lain mengenai kebahagiaan ;


KEBAHAGIAAN


Kebahagiaan tidak memiliki jawaban yang sama, juga tidak memiliki pola yang tetap. Makna dari kebahagiaan, sangat berlimpah tanpa batasan, harus menggunakan jiwa kita sendiri untuk menangkapnya.

Sebuah musik yang indah, sebuah lagu yang disukai, secangkir teh atau kopi, sebuah ucapan salam yang hangat, sebuah ucapan pesan penuh perhatian, sepoi angin sejuk di awal musim panas..... semua ini bisa membuat orang merasakan sebersit kebahagiaan.....

Jika seseorang mempunyai jiwa dan pikiran yang tidak rumit, maka orang tersebut akan dengan sangat mudah mendapatkan kebahagiaan.

Misalkan seperti ketika kita sedang kehausan dan menemukan sekolam air yang jernih, di tengah dinginnya musim dingin mendapatkan seberkas sinar cahaya mentari yang hangat dan lain sebagainya, kesemuanya ini bisa membawa kebahagiaan dan kegembiraan yang sesungguhnya bagi banyak orang.

Kemungkinan bagi sebagian orang yang memiliki keinginan tinggi, mereka menganggap masalah ini sebagai sesuatu peristiwa yang tepat dan layak, memandang berkah dari langit dan keberuntungan dalam kehidupan sebagai hal yang sudah sewajarnya, hanya ketika mereka sudah mendapatkan benda yang mereka inginkan, barulah mereka merasakan sedikit kepuasan, cara berpikir semacam ini sudah jelas sangat jauh dari kebahagiaan sesungguhnya.

Sering berdiskusi dengan teman-teman yang masih muda mengenai topik apakah kebahagiaan yang sesungguhnya. Saya pribadi beranggapan bahwa perasaan kebahagiaan dari seseorang pada akhirnya tergantung pada besar kecilnya hasrat keinginan dari orang itu dan nilai sebenarnya yang dia dapatkan, dimana ia menganggap kebahagiaan sama dengan penghasilan/keinginan.

Arti dan hubungan kebahagiaan dari rumus ini ialah taraf dari kebahagiaan berbanding lurus dengan penghasilan, semakin banyak penghasilan seseorang, taraf kebahagiaan dia semakin besar.

Akan tetapi, bersamaan itu dia juga memiliki perbandingan terbalik dengan hasrat keinginan seseorang. Yakni semakin banyak hasrat keinginan seseorang, taraf kebahagiaan dia semakin kecil. Hasrat seseorang semakin besar dan kuat, bersesuaian dengan perasaan dia seharusnya merasakan semakin menderita, atau boleh dikatakan bahwa dia tidak bisa mendapatkan kebahagiaan. Karena materi itu ada batasnya sedangkan hasrat keinginan adalah tanpa batas.

Dari sini sudah jelas, puas akan apa yang telah diperoleh akan selalu bergembira, hati bersih dan sedikit hasrat keinginan dapat merasakan kebahagiaan selalu berada, mempertahankan sebuah hati yang sederhana, akan selalu merasakan kegembiraan yang seharusnya berada di dalam jiwa ini.

Suatu hari, di dalam perjalanan pulang dari kantor melewati tempat konstruksi gedung yang sedang dibangun dekat pepohonan kelapa yang disinari oleh mentari senja.

Sekelompok pekerja bangunan asing, berpakaian lu-suh sedang santai merebahkan diri di atas pasir yang ada di pinggir pantai. Ada yang sedang tidur dan ada yang tidak, wajah senyum mereka yang polos termasuk senyuman yang muncul dari lubuk jiwa yang paling dalam, terang dan cemerlang.

Saya mendadak terpengaruh oleh suasana yang bergembira itu, perasaan bahagia mereka terus berada di dalam ingatan saya sepanjang masa. Kemungkinan mereka bahkan tidak mengerti bahagia itu apa, namun kegembiraan yang sesungguhnya adalah mereka sekelompok orang yang sederhana.

Di dalam kehidupan ini kebahagiaan yang sederhana berada di mana-mana, bukan karena luas dari bidang yang membuat orang menjadi bahagia itu yang terlalu kecil, tetapi manusia yang kurang dapat merasakan dan mengenal kebahagiaan jiwa.

Saya juga teringat pada suatu kejadian, saya pernah melihat sepasang suami-istri pengemis di pinggir jalan, yang masing-masing ingin mengalah untuk menikmati sepotong roti yang sudah jamuran, ketika itu saya juga bisa merasakan kebahagiaan yang termasuk milik orang miskin.

Ditengok dan dipikir kembali, bagi mereka yang setiap hari disertai oleh beraneka macam jenis makanan lezat, bahkan ada yang masih mengeluh jenis makanan ini enak dan itu tidak enak, tetapi mereka dari awal hingga akhir tidak pernah mencicipi makanan yang benar-benar lezat dan nikmat, karena rasa tersebut hanya bisa dirasakan memakai jiwa dan kasih.

Hidup dengan kesederhanaan, Anda dengan mudah akan menghayati kebahagiaan di dalam kehidupan. Tanpa rintangan tidak akan ada keinginan, tanpa keinginan tidak akan ada permintaan, tanpa amarah tidak akan ada musuh, tanpa keluhan, hati akan menjadi lapang, semua kerisauan hanya bersumber dari keterikatan yang tidak bisa dilepaskan.

Maka dari itu, belajarlah hidup dengan kesederhanaan, dengan baik melewatkan kehidupan sehari-hari tanpa keinginan dan permintaan, itu adalah kebahagiaan yang sesungguhnya.


Semoga bermanfaat.