mikirin apa ketika menjelang ajal?

Started by marcedes, 20 July 2009, 06:01:19 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

marcedes

kata orang jika detik detik ajal ,bagusnya membuat pikiran ini ke kusala-kamma, seperti mengingat perbuatan baik yg pernah di perbuat....hal ini katanya membawa ke alam kelahiran yg baik. [ tetapi hal ini membawa pada tumimbal lahir]

jadi kalau seorang arahat itu, mikir apa ketika dah mau menjelang ajal?
bisa kasih info, atau refrensi sutta.
Ada penderitaan,tetapi tidak ada yang menderita
Ada jalan tetapi tidak ada yang menempuhnya
Ada Nibbana tetapi tidak ada yang mencapainya.

TALK LESS DO MOREEEEEE !!!

Sumedho

There is no place like 127.0.0.1

Jerry

Quote from: marcedes on 20 July 2009, 06:01:19 PM
kata orang jika detik detik ajal ,bagusnya membuat pikiran ini ke kusala-kamma, seperti mengingat perbuatan baik yg pernah di perbuat....hal ini katanya membawa ke alam kelahiran yg baik. [ tetapi hal ini membawa pada tumimbal lahir]

jadi kalau seorang arahat itu, mikir apa ketika dah mau menjelang ajal?
bisa kasih info, atau refrensi sutta.
Kalo Sang Buddha sih masuk ke Jhana2 dulu kan? Konon Thera2 yg dah arahat gitu juga..
appamadena sampadetha

Nevada

Ada satu kisah dahulu di mana seorang Pacceka Buddha yang sedang berpindapata, meninggal karena seorang anak kecil melempar batu hingga menembus kepala beliau. Menurut kisah itu, beliau pun memasuki Parinibbana.

Menilik dari kisah ini, IMO seorang Arahanta sudah memiliki pikiran yang bersih dari kilesa. Oleh karena itu, pikirannya hanya terfokus pada saat ini; sadar penuh pada gejolak batin. Kalau Sang Buddha yang bermeditatif dan memasuki jhana-jhana itu hanyalah metode memasuki Parinibbana (mengakhiri hidup).

Lex Chan

Quote from: xuvie on 20 July 2009, 06:28:08 PM
Quote from: marcedes on 20 July 2009, 06:01:19 PM
kata orang jika detik detik ajal ,bagusnya membuat pikiran ini ke kusala-kamma, seperti mengingat perbuatan baik yg pernah di perbuat....hal ini katanya membawa ke alam kelahiran yg baik. [ tetapi hal ini membawa pada tumimbal lahir]

jadi kalau seorang arahat itu, mikir apa ketika dah mau menjelang ajal?
bisa kasih info, atau refrensi sutta.
Kalo Sang Buddha sih masuk ke Jhana2 dulu kan? Konon Thera2 yg dah arahat gitu juga..

konon katanya, keluar dari jhana lagi sesaat sebelum meninggal..
"Give the world the best you have and you may get hurt. Give the world your best anyway"
-Mother Teresa-

Riky_dave

Quote from: upasaka on 20 July 2009, 06:37:14 PM
Ada satu kisah dahulu di mana seorang Pacceka Buddha yang sedang berpindapata, meninggal karena seorang anak kecil melempar batu hingga menembus kepala beliau. Menurut kisah itu, beliau pun memasuki Parinibbana.

Menilik dari kisah ini, IMO seorang Arahanta sudah memiliki pikiran yang bersih dari kilesa. Oleh karena itu, pikirannya hanya terfokus pada saat ini; sadar penuh pada gejolak batin. Kalau Sang Buddha yang bermeditatif dan memasuki jhana-jhana itu hanyalah metode memasuki Parinibbana (mengakhiri hidup).
Nah,memasuki jhana itu,apakah tidak hanya sekedar dongeng?
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

Mr.Jhonz

Maaf,sekalian numpang tanya..
Kalo umat awam yg menjelang detik2 ajal
sebaiknya mengembangkan pikiran kusala kamma ato berusaha untuk meditasi???
buddha; "berjuanglah dengan tekun dan perhatian murni"

Nevada

Quote from: Riky_dave on 20 July 2009, 07:41:57 PM
Quote from: upasaka on 20 July 2009, 06:37:14 PM
Ada satu kisah dahulu di mana seorang Pacceka Buddha yang sedang berpindapata, meninggal karena seorang anak kecil melempar batu hingga menembus kepala beliau. Menurut kisah itu, beliau pun memasuki Parinibbana.

Menilik dari kisah ini, IMO seorang Arahanta sudah memiliki pikiran yang bersih dari kilesa. Oleh karena itu, pikirannya hanya terfokus pada saat ini; sadar penuh pada gejolak batin. Kalau Sang Buddha yang bermeditatif dan memasuki jhana-jhana itu hanyalah metode memasuki Parinibbana (mengakhiri hidup).
Nah,memasuki jhana itu,apakah tidak hanya sekedar dongeng?

Selama kita belum bisa membuktikannya, marilah kita terima hal itu sebagai dongeng yang bukan tidak mungkin untuk dicapai.

Jerry

Quote from: Riky_dave on 20 July 2009, 07:41:57 PM
Quote from: upasaka on 20 July 2009, 06:37:14 PM
Ada satu kisah dahulu di mana seorang Pacceka Buddha yang sedang berpindapata, meninggal karena seorang anak kecil melempar batu hingga menembus kepala beliau. Menurut kisah itu, beliau pun memasuki Parinibbana.

Menilik dari kisah ini, IMO seorang Arahanta sudah memiliki pikiran yang bersih dari kilesa. Oleh karena itu, pikirannya hanya terfokus pada saat ini; sadar penuh pada gejolak batin. Kalau Sang Buddha yang bermeditatif dan memasuki jhana-jhana itu hanyalah metode memasuki Parinibbana (mengakhiri hidup).
Nah,memasuki jhana itu,apakah tidak hanya sekedar dongeng?
Asumsi praduga tak bersalah lah.. Dan karena ini Ajaran Buddha, sebaiknya kita tanggapi dengan asumsi bahwa hal ini benar, pakai kacamata buddhist dulu. Baru selanjutnya kita cross-check lagi dengan pengalaman kita, tanpa kacamata apapun. Kecuali kalo cangkirnya ngga mau dikosongin terlebih dulu.
appamadena sampadetha

Hendra Susanto


hatRed

Dia mikir apa. Hany sang buddha yg tau, karena konon sang juru ketik ananda tdk brada dsana.
i'm just a mammal with troubled soul



hatRed

Dia mikir apa. Hany sang buddha yg tau, karena konon sang juru ketik ananda tdk brada dsana.
i'm just a mammal with troubled soul



Adhitthana

^
^
Heeh?? .... tidak begituu

Ketika Sang Buddha hendak dikremasi, Bhante Ananda bertanya kpd Bhante Anuruddha (betul gak tulisannya)
dan Bhante Anuruddha menjelaskan Sang Buddha memasuki Jhana2 sebelum wafat .....

_/\_
  Aku akan mengalami Usia tua, aku akan menderita penyakit, aku akan mengalami kematian. Segala yang ku Cintai, ku miliki, dan ku senangi akan Berubah dan terpisah dariku ....

hatRed

i'm just a mammal with troubled soul



Adhitthana

Sesaat sebelum mencapai Parinibbana, Sang Buddha menyampaikan kata-kata terakhir Beliau, "O Bhikkhu dengarkanlah baik-baik nasihatku : Segala sesuatu yang terdiri atas paduan unsur-unsur akan hancur kembali. Karena itu berjuanglah dengan sungguh-sungguh". Setelah itu Sang Buddha memasuki Jhana kesatu, lalu Jhana kedua, ketiga, keempat. Kemudian memasuki keadaan 'Ruang Tak Terbatas', kemudian 'Kesadaran Terbatas', keadaan 'Kosong', keadaan 'Bukan Pencerapan pun Bukan Pencerapan' kemudian mencapai 'Penghentian Pencerapan dan Perasaan'.

Pada saat itulah YA Ananda berkata kepada Anuruddha, "Bhante, Sang Bhagava telah Parinibbana!" Tetapi YA Anuruddha menjawab, "Belum, Avuso Ananda. Sang Bhagava belum Parinibbana. Beliau sekarang berada dalam keadaan 'Penghentian Pencerapan dan Perasaan' ".

Kemudian Sang Buddha bangun dari keadaan 'Penghentian Pencerapan dan Perasaan' lalu memasuki keadaan yang telah dijalaninya dengan urutan sebaliknya sampai kembali ke Jhana kesatu. Dari Jhana kesatu, Beliau kembali memasuki Jhana kedua, ketiga dan keempat. Keluar dari Jhana keempat Sang Buddha segera mengakhiri hidupnya dan mencapai Parinibbana.

Ketika Sang Buddha mencapai Parinibbana, YA Anuruddha mengucapkan syair berikut,

" Dengan tiada pergerakan napas,
tetapi dengan keteguhan hati,
Bebas dari keinginan dan tenang,
Demikianlah Sang Petapa mengakhiri hidupnya,
Tak gentar menghadapi saat mautnya,
Batinnya memperoleh kebebasan,
Bagaikan api lampu yang padam".

_/\_
  Aku akan mengalami Usia tua, aku akan menderita penyakit, aku akan mengalami kematian. Segala yang ku Cintai, ku miliki, dan ku senangi akan Berubah dan terpisah dariku ....