News:

Semoga anda berbahagia _/\_

Main Menu

emosi

Started by marcedes, 09 July 2009, 07:21:42 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

markosprawira

Quote from: marcedes on 16 July 2009, 06:44:59 PM
Quote from: markosprawira on 15 July 2009, 09:05:00 AM
Quote from: marcedes on 10 July 2009, 12:07:35 AM
yah begitulah "egoisme dan emosinal" adalah 2 hal yang perlu di jauhi...

dear marcedes

kalau saya boleh saran, mgkn lebih tepatnya "dikenali" agar kita bs tahu pada saat 2 hal negatif itu muncul

itu selaras dengan ovada patimokkha yaitu "kurangi akusala"

ada guru yg pernah menyebut bhw kita bs mengenali "kebenaran" setelah tahu "yang tidak benar"

semoga bermanfaat

metta
yah mirip-mirip lah, setelah dikenali kemudian di jauhi.

dear bro,

kalau saya bilang itu beda loh....

kalo menjauh, itu berarti ada sifat penolakan, yg notabene merupakan dosa mula citta terhadap objek

tp kalau mengenali, berarti kita memahami sifat dari akusala itu
krn kita sudah memahami sifatnya/sudah tahu ciri2nya itu maka begitu muncul akusala, kita memang sudah langsung bisa mengerem, bukan menjauh dlm artian menolak

semoga pembedaan ini bisa dimengerti agar "action" kita menjadi lebih jelas dalam "mengurangi akusala", bukannya mau mengurangi akusala tp ternyata menambah akusala lain

metta

markosprawira

berdar KBBI :
Quoteemo·si /émosi/ n 1 luapan perasaan yg berkembang dan surut dl waktu singkat; 2 keadaan dan reaksi psikologis dan fisiologis (spt kegembiraan, kesedihan, keharuan, kecintaan); keberanian yg bersifat subjektif); 3 cak marah;
-- keagamaan getaran jiwa yg menyebabkan manusia berlaku religius;
ke·e·mo·si·an n perihal emosi: kalau pendekatan ini yg dipakai, kita akan dapat menggambarkan derajat ~ seseorang

Diatas jelas bhw emosi itu adalah perasaan yg bergejolak

Kembali ke pernyataan bro upasaka :
Quoteemosi adalah respon batin awal yang menjadi perangkat dalam menyusun sebuah perasaan

Perasaan/vedana itu sendiri sesungguhnya adalah cetasika/faktor2 batin, yg merupakan penyusun cetasika yg terdiri dari :
- vedana di Fisik : menyenangkan dan tidak menyenangkan
- vedana di Batin : menyenangkan, tidak menyenangkan dan netral

jadi venda itu sendiri sudah unsur, yg tidak tersusun atas apapun lagi.

Vedana itu sendiri adalah sabbacittasadharana cetasika yaitu cetasika yg ada dalam semua citta

Jadi emosi dalam artian gejolak perasaan dlm artian umum sebenarnya adalah citta2 yg berkembang terus menerus secara berkelanjutan

hanya saja karena keterbatasan manusia, melihatnya hanya sebagai "perasaan" yg bergejolak saja, tidak melibatkan pikiran yg kalau di komunitas kebanyakan disebut ada di otak


marcedes

Quote from: markosprawira on 17 July 2009, 04:19:50 PM
Quote from: marcedes on 16 July 2009, 06:44:59 PM
Quote from: markosprawira on 15 July 2009, 09:05:00 AM
Quote from: marcedes on 10 July 2009, 12:07:35 AM
yah begitulah "egoisme dan emosinal" adalah 2 hal yang perlu di jauhi...

dear marcedes

kalau saya boleh saran, mgkn lebih tepatnya "dikenali" agar kita bs tahu pada saat 2 hal negatif itu muncul

itu selaras dengan ovada patimokkha yaitu "kurangi akusala"

ada guru yg pernah menyebut bhw kita bs mengenali "kebenaran" setelah tahu "yang tidak benar"

semoga bermanfaat

metta
yah mirip-mirip lah, setelah dikenali kemudian di jauhi.

dear bro,

kalau saya bilang itu beda loh....

kalo menjauh, itu berarti ada sifat penolakan, yg notabene merupakan dosa mula citta terhadap objek

tp kalau mengenali, berarti kita memahami sifat dari akusala itu
krn kita sudah memahami sifatnya/sudah tahu ciri2nya itu maka begitu muncul akusala, kita memang sudah langsung bisa mengerem, bukan menjauh dlm artian menolak

semoga pembedaan ini bisa dimengerti agar "action" kita menjadi lebih jelas dalam "mengurangi akusala", bukannya mau mengurangi akusala tp ternyata menambah akusala lain

metta
seperti nya pernah sy baca ini, entah di buku apa lagi mungkin Ajahn Sumedho....

dikatakan bahwa segala sesuatu yang kita tidak sukai, lebih baik di simpan di dibiarkan berlalu..
karena ketika kita menolak atau menjauhi seperti nya tanpa disadari akan menambah kebencian bersifat halus....

Ada penderitaan,tetapi tidak ada yang menderita
Ada jalan tetapi tidak ada yang menempuhnya
Ada Nibbana tetapi tidak ada yang mencapainya.

TALK LESS DO MOREEEEEE !!!

Nevada

Quote from: markosprawira on 17 July 2009, 04:43:40 PM
berdar KBBI :
Quoteemo·si /émosi/ n 1 luapan perasaan yg berkembang dan surut dl waktu singkat; 2 keadaan dan reaksi psikologis dan fisiologis (spt kegembiraan, kesedihan, keharuan, kecintaan); keberanian yg bersifat subjektif); 3 cak marah;
-- keagamaan getaran jiwa yg menyebabkan manusia berlaku religius;
ke·e·mo·si·an n perihal emosi: kalau pendekatan ini yg dipakai, kita akan dapat menggambarkan derajat ~ seseorang

Diatas jelas bhw emosi itu adalah perasaan yg bergejolak

Kembali ke pernyataan bro upasaka :
Quoteemosi adalah respon batin awal yang menjadi perangkat dalam menyusun sebuah perasaan

Perasaan/vedana itu sendiri sesungguhnya adalah cetasika/faktor2 batin, yg merupakan penyusun cetasika yg terdiri dari :
- vedana di Fisik : menyenangkan dan tidak menyenangkan
- vedana di Batin : menyenangkan, tidak menyenangkan dan netral

jadi venda itu sendiri sudah unsur, yg tidak tersusun atas apapun lagi.

Vedana itu sendiri adalah sabbacittasadharana cetasika yaitu cetasika yg ada dalam semua citta

Jadi emosi dalam artian gejolak perasaan dlm artian umum sebenarnya adalah citta2 yg berkembang terus menerus secara berkelanjutan

hanya saja karena keterbatasan manusia, melihatnya hanya sebagai "perasaan" yg bergejolak saja, tidak melibatkan pikiran yg kalau di komunitas kebanyakan disebut ada di otak



OK. Saya cukup paham dengan penjelasan ini. Terima kasih. :)

johan3000

kalau ketemu harimau beneran yg bisa mengigit,
beranikah anda emosi padanya ? (dgn tangan kosong lho)
Nagasena : salah satu dari delapan penyebab matangnya kebijaksanaan dgn seringnya bertanya

Kelana

#20
Ini tidak tahu benar apa tidak, ada hubungan atau tidak, saya rasa emosi itu menyumbat oksigen yang menuju ke otak, karena pengalaman kalau saya emosi (khususnya marah), biasanya setelah itu saya mengantuk, benar tidak ya??

GKBU

_/\_ suvatthi hotu


- finire -

andry

jadi bagaimana dengan kasus, seorang tukang becak mendadak kaya...
agar ia gak lupa diri , gimana caranya?

lalu seorang bos konglomerat menjadi seorang konlomerarat
agar ia gak terhanyut,gimana caranya?

lalu bagaimana menembus dualitas ini?
Samma Vayama

Kelana

Quote from: andry on 19 July 2009, 10:14:41 PM
jadi bagaimana dengan kasus, seorang tukang becak mendadak kaya...
agar ia gak lupa diri , gimana caranya?

lalu seorang bos konglomerat menjadi seorang konlomerarat
agar ia gak terhanyut,gimana caranya?

lalu bagaimana menembus dualitas ini?

"Lihat ke bawah"  _/\_
GKBU

_/\_ suvatthi hotu


- finire -

Sumedho

dualitas apa tah yg dimaksud? belakangan ini banyak digunakan dualitas tapi ambigu maksudnya
There is no place like 127.0.0.1

tula

 [at] sumedho ... ;D ... xixixixixi .. belakangan nya sejak beberpa bulan lalu an kali ...

[at] markos .. makasi lagiiii (gile aku banyak makasi ke markos di forum ini)
kalo kondisi seperti ini ...
saya nyetir mobil, dipotong orang, saya lgsg mengamati batin (or apalah namanya ...) seolah didalam dada itu seperti ada "sesuatu" yg aneh (ga isa di describe dengan kata2), terus kalo aku pikirkan, apakah ini yg disebut marah ? apakah ini dongkol ? knp harus marah ? knp harus dongkol ? terus .. ga lama hilang itu "sesuatu" yg aneh itu .. ya uda  gitu aja werrrrrr .....

nah .. apakah "sesuatu" itu yg disebut sebagai vedana ?

karena terus terang kalo saya pikirkan .. knp "sesuatu" itu (pas di potong) kok menjadikan ke dongkolan, kemarahan, ga bisa memperoleh hasilnya ..... kok seperti instink/naluri gitu, seolah kalo dipotong orang itu ... jalannya di atur menuju ke marah, dongkol ...

markosprawira

Quote from: Kelana on 19 July 2009, 10:02:04 PM
Ini tidak tahu benar apa tidak, ada hubungan atau tidak, saya rasa emosi itu menyumbat oksigen yang menuju ke otak, karena pengalaman kalau saya emosi (khususnya marah), biasanya setelah itu saya mengantuk, benar tidak ya??



kalau saya bilang sih, marah itu membuang2 energi, makanya terasa jantung berdenyut lebih kencang, kepala juga rasanya lebih besar...... makanya ga heran kl abis itu rasanya ngantuk (manifestasi butuh asupan energi he3)

jgn heran juga kalo marah justru menjauhkan dari nibbana krn salah 1 pengertian nibbana adalah "coolness"

markosprawira

Quote from: tula on 20 July 2009, 03:14:02 PM
[at] sumedho ... ;D ... xixixixixi .. belakangan nya sejak beberpa bulan lalu an kali ...

[at] markos .. makasi lagiiii (gile aku banyak makasi ke markos di forum ini)
kalo kondisi seperti ini ...
saya nyetir mobil, dipotong orang, saya lgsg mengamati batin (or apalah namanya ...) seolah didalam dada itu seperti ada "sesuatu" yg aneh (ga isa di describe dengan kata2), terus kalo aku pikirkan, apakah ini yg disebut marah ? apakah ini dongkol ? knp harus marah ? knp harus dongkol ? terus .. ga lama hilang itu "sesuatu" yg aneh itu .. ya uda  gitu aja werrrrrr .....

nah .. apakah "sesuatu" itu yg disebut sebagai vedana ?

karena terus terang kalo saya pikirkan .. knp "sesuatu" itu (pas di potong) kok menjadikan ke dongkolan, kemarahan, ga bisa memperoleh hasilnya ..... kok seperti instink/naluri gitu, seolah kalo dipotong orang itu ... jalannya di atur menuju ke marah, dongkol ...

Itu akusala citta bro........ ingat bhw vedana selalu ada dalam semua citta, tapi yg muncul adalah citta, bukannya vedana sebagai cetasika

yg anda lakukan adl mengamati pikiran yg timbul saat disalip..... kenapa marah? krn qta benci/dosa mula citta krn ada yg dirasa mengganggu jalanKU

jengkel menunjukkan sedikit lebih baik ketimbang marah tp tetap aja dosa mula citta

sungguh baik jika anda sudah mulai melakukan pengamatan krn dgn mengenali pikiran akusala, kita bisa mulai utk mengerem akusala citta yg notabene selaras dengan ovada patimokha yaitu : "Kurangi akusala"

salut utk anda yg bersemangat utk belajar mengurangi akusala, dan ingat utk lanjutkan baris kedua yaitu "Perbanyak kusala"

semoga bermanfaat

metta

markosprawira

Quote from: marcedes on 18 July 2009, 09:18:18 AM
Quote from: markosprawira on 17 July 2009, 04:19:50 PM
Quote from: marcedes on 16 July 2009, 06:44:59 PM
Quote from: markosprawira on 15 July 2009, 09:05:00 AM
Quote from: marcedes on 10 July 2009, 12:07:35 AM
yah begitulah "egoisme dan emosinal" adalah 2 hal yang perlu di jauhi...

dear marcedes

kalau saya boleh saran, mgkn lebih tepatnya "dikenali" agar kita bs tahu pada saat 2 hal negatif itu muncul

itu selaras dengan ovada patimokkha yaitu "kurangi akusala"

ada guru yg pernah menyebut bhw kita bs mengenali "kebenaran" setelah tahu "yang tidak benar"

semoga bermanfaat

metta
yah mirip-mirip lah, setelah dikenali kemudian di jauhi.

dear bro,

kalau saya bilang itu beda loh....

kalo menjauh, itu berarti ada sifat penolakan, yg notabene merupakan dosa mula citta terhadap objek

tp kalau mengenali, berarti kita memahami sifat dari akusala itu
krn kita sudah memahami sifatnya/sudah tahu ciri2nya itu maka begitu muncul akusala, kita memang sudah langsung bisa mengerem, bukan menjauh dlm artian menolak

semoga pembedaan ini bisa dimengerti agar "action" kita menjadi lebih jelas dalam "mengurangi akusala", bukannya mau mengurangi akusala tp ternyata menambah akusala lain

metta
seperti nya pernah sy baca ini, entah di buku apa lagi mungkin Ajahn Sumedho....

dikatakan bahwa segala sesuatu yang kita tidak sukai, lebih baik di simpan di dibiarkan berlalu..
karena ketika kita menolak atau menjauhi seperti nya tanpa disadari akan menambah kebencian bersifat halus....



Yup, betul sekali bro......... dengan menolak hal yg tidak menyenangkan, berarti melanjutkan penolakan hanya saja sifatnya lebih halus krn disini kita seolah2 merasa sudah berlaku "benar"