Merespon Pertanyaan Rekan-rekan

Started by K.K., 18 June 2009, 10:16:52 AM

Previous topic - Next topic

0 Members and 2 Guests are viewing this topic.

K.K.

Quote from: will_i_am on 06 December 2011, 03:33:53 PM
kalau seandainya seseorang menabrak orang lain tanpa sengaja, apakah termasuk dilandasi kehendak om??
Menyetirnya jelas dilandasi kehendak. Tapi hal menabrak orang tanpa sengaja bukan dilandasi kehendak buruk menabrak orang lain. 

Quotelalu, kalau tertidur lelap, apakah kita membuat kamma??
Entahlah, tapi kalau menurut saya, tidak.

will_i_am

Quote from: Kainyn_Kutho on 06 December 2011, 03:38:13 PM
Menyetirnya jelas dilandasi kehendak. Tapi hal menabrak orang tanpa sengaja bukan dilandasi kehendak buruk menabrak orang lain. 
kesimpulannya, sewaktu kita menabrak orang tersebut termasuk kamma netral donk??

Quote from: Kainyn_Kutho on 06 December 2011, 03:38:13 PM
Entahlah, tapi kalau menurut saya, tidak.
berarti kebanyakan hal yang kita buat itu apakah juga termasuk kamma netral, seperti berjalan, melamun, berbaring, duduk, dll??
soalnya setahu saya dari buku yang pernah saya baca(udah lupa buku apa ;D), kebanyakan manusia berbuat kamma netral daripada kamma-kamma lainnya (buruk ataupun baik)


maaf kalau terkesan agak offensive, tapi disini saya cuma mempertanyakan kok, tidak ada niat untuk mengoffend sama sekali...
hiduplah hanya pada hari ini, jangan mengkhawatirkan masa depan ataupun terpuruk dalam masa lalu.
berbahagialah akan apa yang anda miliki, jangan mengejar keinginan akan memiliki
_/\_

K.K.

Quote from: will_i_am on 06 December 2011, 03:48:11 PM
kesimpulannya, sewaktu kita menabrak orang tersebut termasuk kamma netral donk??
Bukan kamma netral, seperti saya bilang kamma tidak ada yang netral, adanya kamma yang disertai perasaan netral. Kamma apa yang mendorong orang menyetir tentu variatif, tapi jika tidak ada niat menabrak, maka pastinya tidak ada kamma buruk menabrak orang di sana.

Quoteberarti kebanyakan hal yang kita buat itu apakah juga termasuk kamma netral, seperti berjalan, melamun, berbaring, duduk, dll??
soalnya setahu saya dari buku yang pernah saya baca(udah lupa buku apa ;D), kebanyakan manusia berbuat kamma netral daripada kamma-kamma lainnya (buruk ataupun baik)
Kamma yang melibatkan perasaan menyenangkan/tidak menyenangkan, biasanya adalah kamma yang berakar pada lobha dan dosa, juga alobha dan adosa. Sedangkan yang melibatkan perasaan netral, biasanya adalah yang berhubungan dengan moha dan amoha. Ketika kita melakukan hal-hal sesepele apapun, ketika kesadaran kita menyetuh objek dan tidak memahami sebagaimana adanya, mengukuhkan sebuah persepsi 'aku' ada/memiliki/bagian/terpisah dari objek, maka itu pun adalah bentuk kamma yang menyebabkan orang tetap dalam lingkaran samsara.

Quotemaaf kalau terkesan agak offensive, tapi disini saya cuma mempertanyakan kok, tidak ada niat untuk mengoffend sama sekali...
Saya juga tidak merasa di-offend kok, santai aja, bro will. ;D
Seperti saya selalu katakan, yang menyangkut perasaan netral ini memang agak rumit untuk dibahas, sedangkan untuk yang 'bergejolak' dan kasar, lebih mudah untuk dilihat.

will_i_am

Quote from: Kainyn_Kutho on 06 December 2011, 04:15:25 PM
Bukan kamma netral, seperti saya bilang kamma tidak ada yang netral, adanya kamma yang disertai perasaan netral. Kamma apa yang mendorong orang menyetir tentu variatif, tapi jika tidak ada niat menabrak, maka pastinya tidak ada kamma buruk menabrak orang di sana.
kalau bukan kamma netral, berarti itu tidak termasuk kamma sama sekali??

Quote from: Kainyn_Kutho on 06 December 2011, 04:15:25 PM
Kamma yang melibatkan perasaan menyenangkan/tidak menyenangkan, biasanya adalah kamma yang berakar pada lobha dan dosa, juga alobha dan adosa. Sedangkan yang melibatkan perasaan netral, biasanya adalah yang berhubungan dengan moha dan amoha. Ketika kita melakukan hal-hal sesepele apapun, ketika kesadaran kita menyetuh objek dan tidak memahami sebagaimana adanya, mengukuhkan sebuah persepsi 'aku' ada/memiliki/bagian/terpisah dari objek, maka itu pun adalah bentuk kamma yang menyebabkan orang tetap dalam lingkaran samsara.
berarti kalau kamma yang melibatkan perasaan netral dalam bentuk moha tidak menghasilkan buah, tetapi hanya membuat seseorang tersebut "menetap" dalam samsara ini ya??
hiduplah hanya pada hari ini, jangan mengkhawatirkan masa depan ataupun terpuruk dalam masa lalu.
berbahagialah akan apa yang anda miliki, jangan mengejar keinginan akan memiliki
_/\_

K.K.

Quote from: will_i_am on 06 December 2011, 04:22:24 PM
kalau bukan kamma netral, berarti itu tidak termasuk kamma sama sekali??
Jika berhubungan dengan 'kebodohan bathin', maka termasuk 'kamma gelap'; jika berhubungan dengan 'kebijaksanaan', maka termasuk 'kamma terang'.

Quoteberarti kalau kamma yang melibatkan perasaan netral dalam bentuk moha tidak menghasilkan buah, tetapi hanya membuat seseorang tersebut "menetap" dalam samsara ini ya??
Tidak juga, tergantung jenis kammanya. Misalnya seseorang dengan kebodohan yang 'pekat', mungkin melakukan hal buruk tapi dengan perasaan netral karena sudah terbiasa (contoh: melontarkan ucapan kasar dengan perasaan 'biasa aja'). Kamma yang disertai perasaan netral ini bukan hanya menjerat orang dalam samsara, namun juga akan berakibat buruk.

hemayanti

Quote from: Kainyn_Kutho on 06 December 2011, 10:08:57 AM
Ya, hanya mimpi. Kamma memang hampir setiap saat ditanam, tapi kadarnya berbeda. Bahkan melamun pun menanam kamma.
[at]  Indra

Bohong, Hema bisa masak, tapi ga mau masakin Bang Indra aja. ;D
iya ya, kalo melamunnya yang jelek2, jadi akusala mano kamma.  :)

hehehe..
bisa sih, tapi rasanya g terdefinisikan oleh kata2.  :))
mau kok, nanti deh saya masakin om indra nasi goreng, pake garam sekilo.  :D


Quote from: Kainyn_Kutho on 06 December 2011, 05:09:03 PM
Jika berhubungan dengan 'kebodohan bathin', maka termasuk 'kamma gelap'; jika berhubungan dengan 'kebijaksanaan', maka termasuk 'kamma terang'.
Tidak juga, tergantung jenis kammanya. Misalnya seseorang dengan kebodohan yang 'pekat', mungkin melakukan hal buruk tapi dengan perasaan netral karena sudah terbiasa (contoh: melontarkan ucapan kasar dengan perasaan 'biasa aja'). Kamma yang disertai perasaan netral ini bukan hanya menjerat orang dalam samsara, namun juga akan berakibat buruk.
walaupun perasaan dan niatnya biasa aja (contoh: melontarkan ucapan kasar) itu tetap kamma buruk kan, om kainyn?
"Sekarang, para bhikkhu, Aku mengatakan ini sebagai nasihat terakhir-Ku: kehancuran adalah sifat dari segala sesuatu yang terbentuk. Oleh karena itu, berjuanglah dengan penuh kesadaran."

K.K.

Quote from: hemayanti on 06 December 2011, 06:06:35 PM
iya ya, kalo melamunnya yang jelek2, jadi akusala mano kamma.  :)

hehehe..
bisa sih, tapi rasanya g terdefinisikan oleh kata2.  :))
mau kok, nanti deh saya masakin om indra nasi goreng, pake garam sekilo.  :D
Kalo yang berhubungan dengan garam dosis tinggi, itu favoritenya Mr.Jhonz. Kalo Om Indra itu berurusan dengan lemak hewani haram jenuh dengan kolestrol LDP.

Quotewalaupun perasaan dan niatnya biasa aja (contoh: melontarkan ucapan kasar) itu tetap kamma buruk kan, om kainyn?
Iya, niatnya sebetulnya 'tidak biasa', tapi karena sudah terbiasa, jadi kesannya biasa-biasa aja. Sepertinya misalnya free-sex, kalau orang tidak terbiasa, rasanya malu. Tapi kalau sudah terbiasa, yah rasanya biasa-biasa saja, tidak ada perasaan malu, risih atau apa yang timbul. Nah, ini adalah upekkha yang tidak bermanfaat, disertai perasaan netral.

will_i_am

Quote from: Kainyn_Kutho on 06 December 2011, 05:09:03 PM
Jika berhubungan dengan 'kebodohan bathin', maka termasuk 'kamma gelap'; jika berhubungan dengan 'kebijaksanaan', maka termasuk 'kamma terang'.
Tidak juga, tergantung jenis kammanya. Misalnya seseorang dengan kebodohan yang 'pekat', mungkin melakukan hal buruk tapi dengan perasaan netral karena sudah terbiasa (contoh: melontarkan ucapan kasar dengan perasaan 'biasa aja'). Kamma yang disertai perasaan netral ini bukan hanya menjerat orang dalam samsara, namun juga akan berakibat buruk.
maksudnya dalam kasus kecelakaan yang saya tuliskan di atas...
apakah kecelakaan itu tidak bisa disebut kamma??

Quote from: Kainyn_Kutho on 06 December 2011, 05:09:03 PM
Tidak juga, tergantung jenis kammanya. Misalnya seseorang dengan kebodohan yang 'pekat', mungkin melakukan hal buruk tapi dengan perasaan netral karena sudah terbiasa (contoh: melontarkan ucapan kasar dengan perasaan 'biasa aja'). Kamma yang disertai perasaan netral ini bukan hanya menjerat orang dalam samsara, namun juga akan berakibat buruk.
kalau itu kan sudah ada pengaruh dosanya juga om...
engga mungkin donk kita bicara kasar kepada orang yang engga kita kenal??

saya buat perumpamaan lagi ya.. ;D
misalnya pada saat seseorang bermeditasi, suatu saat akan muncul dalam pikiran orang tersebut seperti "saya tenang, saya bahagia", ini kan melibatkan adanya si-Aku...
nah, moha jenis ini apakah ada kamma buruknya, atau hanya membuat orang tersebut menetap di samsara??
hiduplah hanya pada hari ini, jangan mengkhawatirkan masa depan ataupun terpuruk dalam masa lalu.
berbahagialah akan apa yang anda miliki, jangan mengejar keinginan akan memiliki
_/\_

K.K.

Quote from: will_i_am on 06 December 2011, 09:02:43 PM
maksudnya dalam kasus kecelakaan yang saya tuliskan di atas...
apakah kecelakaan itu tidak bisa disebut kamma??
Tanam kamma atau buah kamma? Kalau buah kamma, ya. Kita bisa ketemu korban, nabrak korban, itu adalah juga buah kamma masa lampau, walaupun sekarang ini tidak kita niati (jadi bukan sedang tanam kamma).

Quotekalau itu kan sudah ada pengaruh dosanya juga om...
engga mungkin donk kita bicara kasar kepada orang yang engga kita kenal??
Ya, ada dosa-nya, juga ada moha-nya yang mengkondisikan perasaan netral tersebut. Yang lebih ekstrem misalnya kita menghindari pembunuhan. Kadang orang khilaf (dikuasai dosa), maka membunuh orang disertai dengan gejolak macam-macam. Tapi kasus lain, misalnya seseorang punya pandangan salah (seperti melekat pada ritual sesat), maka dia bisa bunuh orang dengan perasaan biasa-biasa aja, beranggapan itu baik. Jadi pikirannya seimbang, perasaannya netral, tapi di situ jelas ada kamma tertanam. 


Quotesaya buat perumpamaan lagi ya.. ;D
misalnya pada saat seseorang bermeditasi, suatu saat akan muncul dalam pikiran orang tersebut seperti "saya tenang, saya bahagia", ini kan melibatkan adanya si-Aku...
nah, moha jenis ini apakah ada kamma buruknya, atau hanya membuat orang tersebut menetap di samsara??
Jika seseorang meditasi dengan benar (bukan asal-asalan) kemudian dia berdiam di sana, menguatkan aku, maka itu adalah moha yang halus, tidak akan berakibat buruk apapun (secara langsung) dan hanya akan menjerat orang dalam samsara.

Namun namanya penguatan 'keakuan' ini juga tetap berpotensi 'bahaya', karena tetap akan melibatkan keinginan. Contoh umum seperti Devadatta yang juga melekat pada pencapaian meditasinya (yang memang bukan main-main), jatuh pada kesombongan. Kesombongan ini, ketika terusik (seperti ketika dicela oleh Buddha Gotama), maka timbul kebencian, dan seterusnya.

hemayanti

emm.. iya ya, intinya jagalah hati, jangan kau nodai..  ;D
"Sekarang, para bhikkhu, Aku mengatakan ini sebagai nasihat terakhir-Ku: kehancuran adalah sifat dari segala sesuatu yang terbentuk. Oleh karena itu, berjuanglah dengan penuh kesadaran."

rooney

Quote from: hemayanti on 07 December 2011, 10:31:45 AM
emm.. iya ya, intinya jagalah hati, jangan kau nodai..  ;D

Jagalah hati, lentera hidup ini...

K.K.

Quote from: hemayanti on 07 December 2011, 10:31:45 AM
emm.. iya ya, intinya jagalah hati, jangan kau nodai..  ;D
Ya, jagalah hati, jangan sampai kena hepatitis. ;D

K.K.

Quote from: rooney on 07 December 2011, 10:33:01 AM
Jagalah hati, lentera hidup ini...
Hati apa nih yang bisa berpendar dibuat lentera?

hemayanti

Quote from: rooney on 07 December 2011, 10:33:01 AM
Jagalah hati, lentera hidup ini...
nah, rooney juga tau ternyata.. ;D

Quote from: Kainyn_Kutho on 07 December 2011, 10:40:36 AM
Ya, jagalah hati, jangan sampai kena hepatitis. ;D
:))
"Sekarang, para bhikkhu, Aku mengatakan ini sebagai nasihat terakhir-Ku: kehancuran adalah sifat dari segala sesuatu yang terbentuk. Oleh karena itu, berjuanglah dengan penuh kesadaran."

mettama

Tanya nih _/\_ Kalau di dalam pikirannya timbul curiga terus? masuk kategori karma mana OM? ;D