7 Hari Tanpa Seks, Bentuk Aksi Mogok Perempuan Kenya

Started by aitristina, 06 May 2009, 08:37:19 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

aitristina


 

Kisruh dalam dunia politik memang sudah umum terjadi. Perebutan kekuasaan ataupun perbedaan pendapat di parlemen juga sudah biasa. Bahkan tak jarang konflik yang terjadi antara para penguasa tersebut berakhir dengan kekacauan negaranya.

Hal inilah yang saat ini sedang dialami negara Kenya. Perseteruan antara dua penguasa sedang terjadi di sana. Agar perseteruan tidak semakin meluas, kaum perempuan terpaksa turun tangan.

Ratusan perempuan Kenya melakukan mogok melakukan aktivitas seks. Aksi mogok yang akan berlangsung sepanjang minggu ini dilakukan sebagai bentuk protes terhadap kekacauan yang terjadi di negara mereka.


Belakangan ini, hubungan politik antara Presiden Mwai Kibaki dan Perdana Menteri Raila Odinga, tidak terjalin dengan baik. Mereka terlibat perseteruan sengit. Kaum perempuan di sana khawatir pertengkaran antar pemimpin tersebut dapat menghidupkan kembali kekacauan yang pernah memporakporandakan negara Afrika tahun lalu. Inilah yang membuat mereka kemudian berpikir sudah saatnya kaum perempuan bertindak dan melakukan sesuatu untuk negaranya, yaitu dengan cara melakukan aksi mogok melakukan aktivitas seks.

Sekitar 11 kelompok organisasi perempuan ikut berpartisipasi dalam aksi tersebut. Mereka berharap aksi boikot tujuh hari tanpa seks ini dapat membujuk para kaum lelaki untuk menekan pihak pemerintah agar menciptakan perdamaian di negaranya.

Mereka juga berencana membayar tempat-tempat prostitusi untuk ikut bergabung dalam aksinya. Bahkan mereka juga telah mengirim utusan untuk mengajak istri Presiden Kenya, Ida Odinga dan istri Perdana Mentri, Lucy Kibaki ikut berpartisipasi dan tidak melakukan hubungan seks sepanjang minggu dengan suaminya yang kini tengah bertikai.

"Para pekerja seks komersial juga harus terlibat dalam aksi ini, karena ini sangat vital untuk kepentingan negara," ujara Patricia Nyaundi, Direktur Eksekutif dari Perserikatan Pengacara Perempuan.

"Keputusan terbesar biasanya dibuat selama aktivitas malam, jadi kami meminta kepada dua perempuan penting ini (Ida Odinga dan Lucy Kibaki ) untuk berbicara kepada suaminya pada moment intim tersebut, seperti " Sayang bisakah kamu berbuat sesuatu untuk Kenya," tambahnya.

Life is about living...