nah dari lagu yg saya rujuk pada quote di atas, tentunya basic dalam Buddhism adalah ajaran tentang Kelahiran kembali dan hukum kamma, kalau HIDUP HANYA SEKALI ini jelas berlawanan dengan buddhism, bukan? pencipta mungkin punya alasan mengapa menggunakan kata-kata seperti itu, namun alasan itu sayangnya tidak termuat dalam lagu, dan menurut saya ini bisa menciptakan pemahaman keliru bagi pendengar.
Sudah saya post sebelumnya, ada beberapa pencipta lagu Buddhis memang sebelumnya non Buddhis, sehingga mereka masih terbawa oleh pola pandang keyakinan yang terdahulu
Seperti pola pikir saya sendiri yang kadang banyak pemahaman dan persepsi saya yang masih belum di jalur Dhamma, tapi semua itu tidaklah harus menyurutkan kita untuk berkarya
Hanya yang disayangkan adalah, ketika suatu produksi album lagu telah beredar di pasaran, apakah masih bisa mungkin merevisi kembali teks lagu yang telah dimuat dan dinyanyikan?
Saya juga pernah menemukan istilah2 Buddhis sendiri yang kurang tepat pada syair lagu, contoh : "Delapan Jalan Utama"
Hanya memang kita tidak punya lembaga khusus untuk penyensor lagu Buddhis
Btw.. Thanks koreksinya Bro Indra