News:

Semoga anda berbahagia _/\_

Main Menu

Menantang dgn 'sumpah'??

Started by Mr.Jhonz, 17 April 2009, 09:43:52 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Mr.Jhonz

Begini para senior..
Sebagai buddhist yg baik,apakah kita boleh menantang orang lain dgn kata 'sumpah'?
Contoh; "u berani sumpah ga?kalo bohong,7 kehidupan mendatang terlahir cacat lho..."

disatu sisi bertentangan dgn karaniyametta sutta
di sisi lain berusaha mendapatkan pengakuan jujur dgn menakuti orang...

Mohon bantuannya
buddha; "berjuanglah dengan tekun dan perhatian murni"

andry

pertanyaan saya adalah :
Kenapa anda harus MENANTANG ??
baik dengan SUMPAH maupun TIDAK.
toh hukum kamma akan jalan.
Samma Vayama

wirandi

emang gak ad cara laen ap?
klo yg ditantang emang salah gimana? kan kasian 7 turunannya. memang gk mengharap gnrang laen celaka, tp menderita.
with our thought , we make our world ... we make our dimension ....
the question is who will be the MASTER of that dimension?

Mr.Jhonz

Quote from: andry on 17 April 2009, 10:09:10 PM
pertanyaan saya adalah :
Kenapa anda harus MENANTANG ??
baik dengan SUMPAH maupun TIDAK.
toh hukum kamma akan jalan.
soalnya ada beberapa tipe orang menganggap sifat 'tidak jujurnya' sebegai suatu hal yang biasa...

Mereka secara gampang mengucapkan kata2 tidak benar,ketika ditakuti dgn 'sumpah' baru mereka sadar.
Jadi maksud sy adalah menantang sebagai langkah menakuti

memang kalo renungin dgn karaniyametta,
"....
jangan menipu orang lain atau menghina siapa saja,
jangan karena marah dan benci mengharapkan orang lain celaka,
bagaikan ibu yang melindungi anak yang tunggal
demikian...."


jadi serba salah...
Tapi untungnnya niat untuk menantang orang dgn 'sumpah' belum sempat terucap.karena karaniya metta(semoga semua makhluk berbahagia)..
buddha; "berjuanglah dengan tekun dan perhatian murni"

Adhitthana

Kita kahn ada Pancasila Buddhis .....
tak perlu menantang orang agar percaya omongan kita

berlatih saja Pancasila Buddhis, prilaku, tutur kata yg baik lambat laun akan terlihat dilingkungan sekitar kita, dan
orang2 juga bisa menilai ....... apakah seseorang sering berbohong ato tidak


  Aku akan mengalami Usia tua, aku akan menderita penyakit, aku akan mengalami kematian. Segala yang ku Cintai, ku miliki, dan ku senangi akan Berubah dan terpisah dariku ....

adi lim

Bagi orang yang sudah memahami Buddha Dhamma dengan baik, tidak lagi suka kata2 SUMPAH.
karena sudah mengerti tentang bahwa setiap makhluk hidup mewariskan kamma masing2i
Perbuatan baik atau buruk, itulah yang akan diwariskan

coba baca :  ABHINHAPACCAVEKKHANA (Perenungan Kerap Kali)

Semoga bermamfaat

_/\_
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

bond

#6
Bagaimana di dunia kerja atau dalam dunia bisnis, yg mana orang itu berkali2 melakukan kebohongan yg bisa mengakibatkan kerugian materi? dan yg fatalnya orang itu sudah berkali2 di beri nasihat dsb tetapi masih tidak mengerti juga....contoh saja yg nyata , orang2 di DPR.
Apakah kita harus menunggu bekerjanya hukum karma? atau dengan kata metta yg ternyata hanyalah sebuah kecerobohan dan ketidak tegasan kita?
Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

Nevada

Quote from: bond on 18 April 2009, 09:35:32 AM
Bagaimana di dunia kerja atau dalam dunia bisnis, yg mana orang itu berkali2 melakukan kebohongan yg bisa mengakibatkan kerugian materi? dan yg fatalnya orang itu sudah berkali2 di beri nasihat dsb tetapi masih tidak mengerti juga....contoh saja yg nyata , orang2 di DPR.
Apakah kita harus menunggu bekerjanya hukum karma? atau dengan kata metta yg ternyata hanyalah sebuah kecerobohan dan ketidak tegasan kita?

Kalau ini hukum harus dipertegas. :)
Jangan sedikit-sedikit main ambil sumpah pocong...

Brado

Kalau kita memaksa orang lain untuk bersumpah, berarti kita telah memaksakan kehendak kita sendiri terhadap orang lain tersebut
Lebih bagus kita membangkitkan kesadaran orang tersebut, bahwa perilakunya itu tidak baik
Lama2 kita yang jadi kebiasaan, dikit2 bawa sumpah melulu terhadap orang lain; "Sumpeh Lo?"
Itukan jadi tidak baik bagi diri kita juga dalam pikiran, ucapan maupun perbuatan

Mr.Jhonz

Quote from: Lokkhitacaro on 18 April 2009, 07:15:17 PM
Kalau kita memaksa orang lain untuk bersumpah, berarti kita telah memaksakan kehendak kita sendiri terhadap orang lain tersebut
Lebih bagus kita membangkitkan kesadaran orang tersebut, bahwa perilakunya itu tidak baik
Lama2 kita yang jadi kebiasaan, dikit2 bawa sumpah melulu terhadap orang lain; "Sumpeh Lo?"
Itukan jadi tidak baik bagi diri kita juga dalam pikiran, ucapan maupun perbuatan
tapi kalo keadaan kepepet/terdesak ga apa2 kan? :)

kalo tantangan 'sumpah' diperhalus bagaimana?
Contoh,"jangan berbohong,ga baik di akhirat,kalo bohong u tahu diapaiin ga di neraka?"
tapi kalo ditantang begitu tu orang mana takut...

Jadi Serba salah
buddha; "berjuanglah dengan tekun dan perhatian murni"

andry

Quote from: bond on 18 April 2009, 09:35:32 AM
Bagaimana di dunia kerja atau dalam dunia bisnis, yg mana orang itu berkali2 melakukan kebohongan yg bisa mengakibatkan kerugian materi? dan yg fatalnya orang itu sudah berkali2 di beri nasihat dsb tetapi masih tidak mengerti juga....contoh saja yg nyata , orang2 di DPR.
Apakah kita harus menunggu bekerjanya hukum karma? atau dengan kata metta yg ternyata hanyalah sebuah kecerobohan dan ketidak tegasan kita?
Jika saya adalah seorang umat buddhis yg baik dan taat, maka tanpa saya bekerja sudah ada yg kerja
Samma Vayama

bond

#11
IMO, tergantung sikon(situasi dan kondisi) dan landasan batin kita ketika menantang dengan sumpah, apabila untuk menyadarkan tanpa ada rasa benci , itu tidak masalah. Daripada kita langsung memberikan sanksi berupa hukuman nyata. Jika iya terkena hukum duniawi adalah juga karmanya, dan apabila dia tidak mengakui maka kelak kena hukum karma juga, dan apabila dia diingatkan tentang sumpah dan tidak menyadari konsekwensinya dan memilihnya untuk tetap berbohong maka itu pilihan karma dia juga (artinya kalau masih bohong berarti memang org itu sudah tidak ada akhlak yg baik) maka bukan berarti kita ingin dia lebih menderita, jadi dikembalikan kepada niat kita. Misal dengan kita tantang dengan sumpah, bisa jadi mengingatkan agar perilaku itu tidak diulang2 dan dia sadar, tetapi kalau dengan sadar dia mengambil konsekwensi yg kita sampaikan, maka itu bukan salah kita tetapi dia yg memilihnya sendiri.
Tetapi memang cara menantang sumpah tidak boleh diumbar sedemikian rupa, gunakan panna kita utk melihat seberapa jauh bandelnya org itu, misal dalam hal kebohongan jika dihubungkan dengan bisnis dan dunia kerja. Jadi ini hanya salah satu cara saja menyadarkan orang, diatas hukum masih ada hukum lagi. Jadi harus ada keseimbangan antara cinta kasih , kebijaksanaan dan ketegasan. _/\_
Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

g.citra

Quote from: Mr.Jhonz on 17 April 2009, 09:43:52 PM
Sebagai buddhist yg baik,apakah kita boleh menantang orang lain dgn kata 'sumpah'?
Contoh; "u berani sumpah ga?kalo bohong,7 kehidupan mendatang terlahir cacat lho..."

disatu sisi bertentangan dgn karaniyametta sutta
di sisi lain berusaha mendapatkan pengakuan jujur dgn menakuti orang...

Kondisinya, disaat orang menekankan kita untuk menyebut kata 'sumpah' intinya orang itu kurang percaya kepada kita... Bukankah itu adalah kamma vipaka kita ? :)

salam... Namo Buddhaya ...  _/\_ ...

Brado

Quote from: Mr.Jhonz on 18 April 2009, 07:36:13 PM
Quote from: Lokkhitacaro on 18 April 2009, 07:15:17 PM
Kalau kita memaksa orang lain untuk bersumpah, berarti kita telah memaksakan kehendak kita sendiri terhadap orang lain tersebut
Lebih bagus kita membangkitkan kesadaran orang tersebut, bahwa perilakunya itu tidak baik
Lama2 kita yang jadi kebiasaan, dikit2 bawa sumpah melulu terhadap orang lain; "Sumpeh Lo?"
Itukan jadi tidak baik bagi diri kita juga dalam pikiran, ucapan maupun perbuatan
tapi kalo keadaan kepepet/terdesak ga apa2 kan? :)

kalo tantangan 'sumpah' diperhalus bagaimana?
Contoh,"jangan berbohong,ga baik di akhirat,kalo bohong u tahu diapaiin ga di neraka?"
tapi kalo ditantang begitu tu orang mana takut...

Jadi Serba salah

Kalo sekadar memberitahu sih tidak apa2, tapi tidak disertai dengan ancaman masuk neraka segala, sebab kita tidak tahu kapasitas dan sejauh mana perbuatan dan buah kamma yang akan dia petik nantinya, selain itu dia sudah besar kan ? apalagi kalo sudah dewasa, yah harus tau diri lah..

ika_polim

Quote from: Mr.Jhonz on 17 April 2009, 09:43:52 PM
Begini para senior..
Sebagai buddhist yg baik,apakah kita boleh menantang orang lain dgn kata 'sumpah'?
Contoh; "u berani sumpah ga?kalo bohong,7 kehidupan mendatang terlahir cacat lho..."

disatu sisi bertentangan dgn karaniyametta sutta
di sisi lain berusaha mendapatkan pengakuan jujur dgn menakuti orang...

Mohon bantuannya

bagi para semua yang cuma "tunduk percaya dan yakin" pd kata "sumpah" , maka mereka akan sering "dikalahkan/dibohongi" oleh penggunaan kata itu!

kenapa??

kita paham dlm buddhism dikatakan bahwa suatu perbuatan disebut "suatu benar2 perbuatan" hanya jika diawali dulu oleh kehendak/niat!

bagaimana dgn perbuatan yang sama sekali tidak diawali oleh niat/kehendak? apakah itu bisa digolongan dlm kelompok kata "perbuatan"?

jadi...

jika ada seorg yang mengaku akan dan atau sdh melakukan sumpah namun dia tidak mengikutsertakan niat atau kehendak utk itu, tentunya tidak akan ada buah karma buruk apapun dr hal itu!


ika.