Kupas Tuntas Pro Kontra Seputar Sangha Bhikkhuni

Started by mushroom_kick, 12 May 2008, 06:58:30 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Lex Chan

Quote from: Riky_dave on 30 May 2008, 09:38:33 AM
Apa makna dr kata konservatif?

konservatif = kolot, kaku, keras kepala, tegas, sulit diubah pendiriannya, lembam, inert..

silakan pilih sendiri suka istilah yang mana.. ;D
"Give the world the best you have and you may get hurt. Give the world your best anyway"
-Mother Teresa-

Sunkmanitu Tanka Ob'waci

#16
Quote from: Riky_dave on 30 May 2008, 09:38:33 AM
Apa makna dr kata konservatif?

konservatif = tradisionil, teguh, konsisten, tegas, tidak berubah pendiriannya, asli, orisinil..

silakan pilih sendiri suka istilah yang mana.. ;D
HANYA MENERIMA UCAPAN TERIMA KASIH DALAM BENTUK GRP
Fake friends are like shadows never around on your darkest days

Riky_dave

Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

Riky_dave

1pertanyaan lagi..
kenapa dikatakn tdk begitu konservatif??
Bukankah hal ini terjd karena "banyak yg merasa mencocokan persamaan lbh bagus,menjaga kerukunan sesama umat buddha tp beda aliran lbh bagus??"
_/\_
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

Kelana

Saya pribadi belum bisa menyatakan mendukung maupun menolak. Sekarang marilah kita coba menelaah alasan dari masing-masing pihak. Saya coba untuk sebagai trigger diskusi

Mayoritas rekan-rekan yang pro kemunculan bhikkhuni disini mengatakan hal yang hampir sama. Seperti quote berikut ini

QuoteSejauh bhikkuni2 itu mentaati dhamma dan vinaya, maka pintu kearahatan tetap terbuka bagi mereka.

Selama mereka mau mengikuti Dhamma dan Vinaya, maka mereka juga dapat mencapai pembebasan

Untuk apa sih dilarang-larang untuk melakukan hal yang baik (menjadi bhikkhuni).

Sekilas alasan ini dapat diterima. Tetapi, bagaimana bisa menaati Vinaya sepenuhnya, ketika pada permulaan saja yang bersangkutan sudah melanggar Vinaya? Mengapa melanggar Vinaya pada permulaan? Karena dalam vinaya dikatakan bahwa untuk menjadi seorang bhikkhuni harus ditahbiskan oleh 2 sangha yaitu bhikkhu dan bhikkhuni. Ketika hanya ada sangha bhikkhu maka penahbisan tidak bisa berjalan. Dan kini sangha bhikkhuni sudah tidak ada, jadi ketika seseorang memaksakan diri menjadi bhikkhuni, maka ia sudah melanggar Vinaya yang menetapkan harus adanya sangha bhikkhuni dalam sebuah penahbisan.

Mengikuti Dhamma dan Vinaya yang berakhir pada ke-arahat-an. Pertanyaannya adalah apakah untuk mencapai ke-arahat-an harus memasuki sangha? Jika tidak, untuk apa memaksakan diri membentuk sangha bhikkhuni yang sudah tidak bisa lagi dibentuk? Apakah pangkat, title bhikkhuni bisa menjamin mencapai ke-arahat-an ? Jika tidak, kenapa tidak tetap menjadi anagarini dengan menaati Dhamma dan Vinaya seorang bhikkhuni, toh ke-arahat-an bisa dicapai juga? Kecuali ada larangan bahwa Vinaya hanya untuk bhikkhuni saja.

Inilah sanggahan yang ada untuk alasan dari mereka yang pro.

BTW bukankah sebaiknya topik ini dipindahkan ke ruang diskusi?
GKBU

_/\_ suvatthi hotu


- finire -

Mr. Wei

Jujur... g ikutin thread ini jadi plin plan... kadang g jadi pro kadang jadi kontra...
Ternyata g masih plin plan...
Bingung g mau kontra atau pro... karena koq kayaknya membingungkan sekali ya??

Mohon para senior ajari aku lagi  ^:)^

williamhalim

#21
Quote from: Wei on 12 June 2008, 08:41:30 AM
Jujur... g ikutin thread ini jadi plin plan... kadang g jadi pro kadang jadi kontra...
Ternyata g masih plin plan...
Bingung g mau kontra atau pro... karena koq kayaknya membingungkan sekali ya??

Mohon para senior ajari aku lagi  ^:)^

kadang pro, kadang kontra....  <---- ini bagus

daripada pro atau kontra terus.

pro / kontra terus namanya 'mempertahankan pendapat'.

tapi kalau kadang pro kadang kontra itu namanya belajar, yg namanya belajar, kebijaksanaan pasti bertambah.....

ada kalimat: "aku memegang pemahaman yg terbaik, jika ada dalil baru yg bisa meruntuhkannya, aku akan meninggalkan pemahaman lamaku dan memegang pemahaman baruku."

::
Walaupun seseorang dapat menaklukkan beribu-ribu musuh dalam beribu kali pertempuran, namun sesungguhnya penakluk terbesar adalah orang yang dapat menaklukkan dirinya sendiri (Dhammapada 103)

Riky_dave

Quote from: Wei on 12 June 2008, 08:41:30 AM
Jujur... g ikutin thread ini jadi plin plan... kadang g jadi pro kadang jadi kontra...
Ternyata g masih plin plan...
Bingung g mau kontra atau pro... karena koq kayaknya membingungkan sekali ya??

Mohon para senior ajari aku lagi  ^:)^

Itu pembelajaran bro...Bagus...Asal jangan "ragu2" terus...

Salam,
Riky
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

pendekar kuning

bukan gue punya urusan lho. Mau dimunculkan atau mau dibenamkan silahkan aja. yang penting bisa jaga diri masing masing(vinaya), dan tujuannya jangan di belokan (dhamma). 

Lex Chan

Quote from: mushroom_kick on 12 May 2008, 06:58:30 PM
Waktu   :  Minggu, 25 May 2008
Jam      :  12.00-19.00
Tempat :  Comminity Center Apartement Taman Anggrek
               Jl.S.Parman Kav 21 , Jakarta Barat

Pembicara :
1. Bhikkhu Sujato, Head of Santi Forest Monastery, Sydney, Australia
2. Bhikkhu Tedjadhammo, Head of Sangha lodge, Sydney, Australia
3. Bhikkuni Dhammananda, Thailand

Keynote speaker : Bp. Corneless Wowor MA.
Moderator         : Ibu Lanny Anngawati, Penerjemah Tipitaka dari, Klaten, Jawa Tengah

Buruan dapetin tiketnya di vihara Anda atau telp/sms ke call center ADS : 0815-818-3853 atau 0818-0288-1186  Gratis.

_/\_

waktu itu ada yg pergi?
apa pelajaran yang bisa dipetik?
"Give the world the best you have and you may get hurt. Give the world your best anyway"
-Mother Teresa-