Bekerjanya Panca Bala saat Meditasi--Vipasanna

Started by bond, 03 August 2009, 09:10:55 AM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Sunkmanitu Tanka Ob'waci

Menurut saya, keyakinan pertama bagaikan seseorang berada di dasar jurang. kalau tidak yakin seutas tali yang terjulur ke bawah kuat, maka tidak bisa naik ke atas.

Keyakinan yang kedua adalah keyakinan yang sesungguhnya, ketika sudah berada di atas, dan sudah mengalami.
HANYA MENERIMA UCAPAN TERIMA KASIH DALAM BENTUK GRP
Fake friends are like shadows never around on your darkest days

marcedes

betul sekali, karena tanpa keyakinan "dasar"[ sebutan istilah ], nivarana ini menganggu terus loh...vicikicha[keragu-raguan] terhadap ajaran.

paling tidak seperti kata Bhante, guru yang sesuai ucapan dan prilaku nya, kemudian di selidiki dengan waktu yg cukup...ijka sesuai maka itulah guru yg bijak
kalau asal percaya, namanya bodoh.
Ada penderitaan,tetapi tidak ada yang menderita
Ada jalan tetapi tidak ada yang menempuhnya
Ada Nibbana tetapi tidak ada yang mencapainya.

TALK LESS DO MOREEEEEE !!!

Peacemind

Samaneri:

Sebenarnya jawaban sy mengenai pertanyaan anda, secara garis besar, tidak akan berbeda dari jawaban2 yang diberikan saudara Jerry, Gacchapin dan Marcedes. Keyakinan yang pertama adalh pondasi yang harus kita miliki sebelum kita terjun kepada praktik sebenarnya. Keyakinan yang kedua merupakan keyakinan yang muncul setelah kita melihat sendiri KEBENARAN ajaran yang kita praktikkan. Kalau Samaneri membaca Sutta bernama Cankisutta, di sana juga tertulis bahwa seseorang yang mau mempraktikkan sebuat ajaran, pertama2, ia harus yakin (saddahati; kata kerja dari saddha) dengan gurunya. Baru setelah yakin, ia akn pergi guru tersebut, mendengarkan ajarannya, menimba ajarannya, menganalisanya, memunculkan usaha untuk mempraktikkannya, mempraktikkannya dan pada akhirnya menembus ajaran tersebut. Keyakinan pertama yang dicatat di Āpaṇasutta ini tampaknya sama dengan keyakinan yang dijadikan sebagai pondasi di Cankisutta ini. Sementara itu, keyakinan kedua bisa disamakan sebagai aveccapasada (unshakeable faith - keyakinan yang tak tergoyahkan), karena keduanya merupakan keyakinan yang muncul setelah seseorang melihat sendiri Dhamma. Selanjutnya, keyakinan ini pun akan kembali mendorong faktor2 Dhamma lainnya.


                                              May you be happy

7 Tails

korban keganasan

pannadevi

#19
Quote from: Peacemind on 01 November 2009, 02:49:23 PM
Samaneri:

Sebenarnya jawaban sy mengenai pertanyaan anda, secara garis besar, tidak akan berbeda dari jawaban2 yang diberikan saudara Jerry, Gacchapin dan Marcedes. Keyakinan yang pertama adalh pondasi yang harus kita miliki sebelum kita terjun kepada praktik sebenarnya. Keyakinan yang kedua merupakan keyakinan yang muncul setelah kita melihat sendiri KEBENARAN ajaran yang kita praktikkan. Kalau Samaneri membaca Sutta bernama Cankisutta, di sana juga tertulis bahwa seseorang yang mau mempraktikkan sebuat ajaran, pertama2, ia harus yakin (saddahati; kata kerja dari saddha) dengan gurunya. Baru setelah yakin, ia akn pergi guru tersebut, mendengarkan ajarannya, menimba ajarannya, menganalisanya, memunculkan usaha untuk mempraktikkannya, mempraktikkannya dan pada akhirnya menembus ajaran tersebut. Keyakinan pertama yang dicatat di Āpaṇasutta ini tampaknya sama dengan keyakinan yang dijadikan sebagai pondasi di Cankisutta ini. Sementara itu, keyakinan kedua bisa disamakan sebagai aveccapasada (unshakeable faith - keyakinan yang tak tergoyahkan), karena keduanya merupakan keyakinan yang muncul setelah seseorang melihat sendiri Dhamma. Selanjutnya, keyakinan ini pun akan kembali mendorong faktor2 Dhamma lainnya.


                                             May you be happy

Bro Peacemind yg sy hormati,
pls accept my respect bow to u,

saya sesungguhnya tertarik itu karena kenapa dibedakan keyakinan pertama dg keyakinan kedua, dan anda menulis di halaman sebelumnya bhw menarik utk di diskusikan, sehingga sy yg masih belajar ini jadi berminat ingin mendengar lebih lanjut. mungkin pandangan saya yg selama ini masih minim dpt terbantu dari anda.

saya hanya tahu, apabila saya memilih agama buddha hanya berdasarkan main2, maka sia2 belaka.  saya memilih agama buddha dan memilih hidup dalam dhamma karena saya yakin.  setelah saya yakin dan saya membuktikan ajaran dhamma maka keyakinan saya tambah semakin kuat, tp pengertian saya keyakinan ini merupakan keyakinan awal telah ada dg sepenuhnya. tidak ada perbedaan ini keyakinan pertama dan ini keyakinan kedua.  sekali lagi sy sungguh2 ingin menimba ilmu bukan debat, karena saya tidak suka debat bikin pusing. jadi bila saya menanyakan sesuatu itu krn saya berminat utk mengetahui lebih jauh.  

sy ingin menambahkan sedikit saddhanusari adalah sotapanna, maka keyakinan awal dia "saddha" itulah yg mengantarkan dia mjd sotapanna. ini yg sy maksud bhw keyakinan pertama dan kedua bagi saya merupakan satu krn utk menembus saddha hrs memiliki keyakinan utuh.

maafkan jk anda mjd kurang berkenan...semoga anda dapat menerima apa yg saya maksud.

may u always keeping well n happy

may all beings be happy

mettacittena,

Peacemind

Menurut khotbah di atas demikian... Keyakinan juga disebut sebagai keyakinan berakar (mūlakasaddha), dan bukan blind faith.  :)

Peacemind

Samaneri...

Dalam sutta di atas dikatakn demikian. Keyakinan pertama dan kedua sebenarnya hanya istilah untuk mempermudah pembicaraan. Pada hakekatnya yang ada hanya tingkat keyakinan tersebut berbeda. Sebagai contoh, jika seseorang belajar agama Buddha, ia akan memperoleh keyakinan bahwa nibbāna bisa dicapai. Setelah seseorang mempraktikkan ajaran Sang Buddha dan mencapai khanikasamādhi atau upacarasamādhi, keyakinan terhadap Sang Buddha dan ajaran tentang nibbāna, akan semakin kuat, meskipun ia belum mencapai nibbāna. Seiring dengan perkembangan batin melalui pembuktian dalam praktik, semakin keyakinan seseorang terhadap Buddha akan semakin kuat....

                                                    May u be happy

Tekkss Katsuo

^
^
Hingga merealisasikan Sotapana,maka keyakinan terhadap Buddha Dhamma sudah tidak diragukan lagi

pannadevi

#23
Quote from: Peacemind on 01 November 2009, 03:49:18 PM
Samaneri...

Dalam sutta di atas dikatakn demikian. Keyakinan pertama dan kedua sebenarnya hanya istilah untuk mempermudah pembicaraan. Pada hakekatnya yang ada hanya tingkat keyakinan tersebut berbeda. Sebagai contoh, jika seseorang belajar agama Buddha, ia akan memperoleh keyakinan bahwa nibbāna bisa dicapai. Setelah seseorang mempraktikkan ajaran Sang Buddha dan mencapai khanikasamādhi atau upacarasamādhi, keyakinan terhadap Sang Buddha dan ajaran tentang nibbāna, akan semakin kuat, meskipun ia belum mencapai nibbāna. Seiring dengan perkembangan batin melalui pembuktian dalam praktik, semakin keyakinan seseorang terhadap Buddha akan semakin kuat....

                                                   May u be happy

Bro Peacemind yg sy hormati,
salam sejahtera selalu,

thanks. anumodana atas jwbn yg langsung dan segera diberikan.
tanda berwarna biru yg sy tebalin yg menjadi pertanyaan sy (maaf ya, bnyk tanya, krn sy msh belajar  ;D ;D)
1. mohon sutta tsb secara lengkap dlm pali, english n indonesia (maafkan sy yg benar2 ingin belajar)
2. setelah cek ke kamus PTS ttg arti kata tsb
khanikasamādhi : temporary, momentary, unstable
upacarasamādhi : habit, practice, conduct

sekali lagi maaf ya, mohon penjelasan. :)
karena dijelaskan anda bhw setelah seseorang mempraktikkan ajaran sang Buddha maka akan mencapai khanikasamadhi atau upacarasamadhi. pdhal artinya berbeda mnrt kamus. bagaimana bro Peacemind, mhn penjelasannya?
saya menanyakan berkali2 bkn utk debat, tp spy sy memiliki pengetahuan dlm dhamma. ini sungguh2.

may all beings be happy

mettacittena,

char101

Quote from: pannadevi on 01 November 2009, 04:05:03 PM
karena dijelaskan anda bhw setelah seseorang mempraktikkan ajaran sang Buddha maka akan mencapai khanikasamadhi atau upacarasamadhi. pdhal artinya berbeda mnrt kamus. bagaimana bro Peacemind, mhn penjelasannya?

Sambil menunggu jawaban bro peacemind ;D kalau menurut saya khanikasamadhi, objeknya berubah2 yaitu pancakkhandha yang baru muncul dan faktor yang paling kuat itu sati-sampajjana, sedangkan kalau upacarasamadhi objeknya tiap saat selalu sama (40 kamatthana) dan faktor-faktornya sama dengan faktor-faktor jhana.

Peacemind

Quote from: pannadevi on 01 November 2009, 04:05:03 PM



1. mohon sutta tsb secara lengkap dlm pali, english n indonesia (maafkan sy yg benar2 ingin belajar)
2. setelah cek ke kamus PTS ttg arti kata tsb
khanikasamādhi : temporary, momentary, unstable
upacarasamādhi : habit, practice, conduct

sekali lagi maaf ya, mohon penjelasan. :)
karena dijelaskan anda bhw setelah seseorang mempraktikkan ajaran sang Buddha maka akan mencapai khanikasamadhi atau upacarasamadhi. pdhal artinya berbeda mnrt kamus. bagaimana bro Peacemind, mhn penjelasannya?
saya menanyakan berkali2 bkn utk debat, tp spy sy memiliki pengetahuan dlm dhamma. ini sungguh2.

may all beings be happy

mettacittena,

Khaṇikasamādhi tidak dibahas dalam sutta, namun dijelaskan di kitab2 komentar. Salah satunya terdapat di Visuddhimagga,sebagai berikut:

"Sā panesā pañcavidhā pīti gabbhaṃ gaṇhantī paripākaṃ gacchantī duvidhaṃ passaddhiṃ paripūreti kāyapassaddhiñca cittapassaddhiñca. Passaddhi gabbhaṃ gaṇhantī paripākaṃ gacchantī duvidhampi sukhaṃ paripūreti kāyikañca cetasikañca. Sukhaṃ gabbhaṃ gaṇhantaṃ paripākaṃ gacchantaṃ tividhaṃ samādhiṃ paripūreti khaṇikasamādhiṃ upacārasamādhiṃ appanā samādhinti".

"Sekarang, ada lima macam kegiuran yang apabila dialami (gabbhaṃ gaṇhanti, secara literal bermakna terkandung) dan menjadi matang akan menyempurnakan dua macam ketenangan, yakin ketenangan jasmani dan batin. Ketika ketenangan dialami dan menjadi matang, dua macam kebahagiaan, yakni jasmani dan mental kebahagiaan akan sempurna. ketika kebahagiaan dialami dan menjadi matang, tiga macam konsentrasi yakni konsentrasi sementara (khaṇikasamādhi), konsentrasi yang dekat dengan - jhana (upacarasamādhi) dan konsentrasi yang mencerap (appaṇasamādhi) akan menjadi sempurna".

Istilah 'Khaṇika' memang bisa diterjemahkan sebagai temporary, momentary, atau unstable, namun istilah upacara dalam upacarasamādhi berasal dari dua kata, awalan 'upa' (near, dekat), dan kata dasar 'cara' (walk, wander, berjalan, mengembara). Dalam konteks ini, secara sederhana, upacarasamādhi adalah 'satu kondisi batin' yang sangat dekat dengan konsentrasi (jhana).

Saya tidak secara langsung mengatakn bahwa setelah seseorang mempraktikkan ajaran Sang Buddha, ia akn mencapai khanikasamādhi dan upacarasamādhi, karena pada kenyataannya sangat sedikit di antara kita yang pernah mengalami kedua macam konsentrasi ini. Samaneri bisa membaca lagi pernyataan saya di atas dan di sana akan menemukan perbedaan dari apa yang anda simpulkan mengenai pernyataan saya.

Mengenai perbedaan antara khanikasamādhi dan upacarasamādhi, jawaban kurang lebih hampir sama dengan saudara Char101. Cuma mengenai faktor2 upacarasamādhi akan sedikit memiliki perbedaan dengan jhana. Empat faktor pertama jhana pertama sama dengan upacarasamādhi, namun faktor terakhir agak berbeda. Dalam jhana pertama, faktor terakhir adalh ekaggata (has gone to the oneness), sedangkan dalam upacarasamādhi, ekaggaṃ (going to the oneness).

                                                          May you all be happy


pannadevi

Bro Char101 n Bro Peacemind yg sy hormati,
pls accept my respect bow to both of u,

Anumodana. atas dana dhammanya...
may u always keeping well n happy.

mettacittena,