[ask]membedakan kemelekatan dan tanggung jawab

Started by andry, 06 October 2008, 11:52:16 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Lily W

Saya pernah dengar cerita dari Dr. Mehm Tin Mon yaitu ada seorang Bhikkhu (saya lupa namanya) yang melekat ama jubahnya sehingga setelah meninggal, dia terlahir menjadi seekor kutu yg nempel di jubahnya.

_/\_ :lotus:
~ Kakek Guru : "Pikiran adalah Raja Kehidupan"... bahagia dan derita berasal dari Pikiran.
~ Mak Kebo (film BABE) : The Only way you'll find happiness is to accept that the way things are. Is the way things are

cunda

Quote from: Lily W on 10 October 2008, 05:46:26 PM
Saya pernah dengar cerita dari Dr. Mehm Tin Mon yaitu ada seorang Bhikkhu (saya lupa namanya) yang melekat ama jubahnya sehingga setelah meninggal, dia terlahir menjadi seekor kutu yg nempel di jubahnya.

_/\_ :lotus:


bhikku Tissa kali ya

cunda

Quote from: marcelyne on 09 October 2008, 11:28:03 AM
mungkin maksudnya gk ini gk itu  ;D ;D


gk ini gk itu

nini nini gede lintuh
(nenek nenek besar dan montok)

intermezo

cunda

Quote from: jason alexander on 09 October 2008, 11:38:13 AM
Gak usah menikah ... jalan satu satunya yang terbaik dan tidak melekat...

cukur rambut dan jadi lah suhu/bhikkhu aja.. lama2 kemelekatan akan hilang..

:)

yang benar jangan pakai lem jadi gak melekat

cunda

Quote from: jason alexander on 10 October 2008, 12:00:04 PM

hmm...gimana yah, saya belum nikah sih  ^:)^


segera nikah nanti juga tahu kemelekatan kayak apa

hehehehehe

cunda

Quote from: markosprawira on 10 October 2008, 12:43:27 PM
Quote from: marcelyne on 09 October 2008, 11:32:23 AM
gk ad maksud ap-apa, kan posisi gk lg ;D ;D ;D
gk ini
gk itu
no ini
no itu
stop... :P :P

gk minum?
gk makan?
gk napas?
gk omong?

:))


Jhana udah tercapai atau pingsan?

hehehehe

marcelyne

Quote from: cunda on 11 October 2008, 08:30:05 AM
Quote from: markosprawira on 10 October 2008, 12:43:27 PM
Quote from: marcelyne on 09 October 2008, 11:32:23 AM
gk ad maksud ap-apa, kan posisi gk lg ;D ;D ;D
gk ini
gk itu
no ini
no itu
stop... :P :P

gk minum?
gk makan?
gk napas?
gk omong?

:))


Jhana udah tercapai atau pingsan?

hehehehe
wow... kalau sampai pingsan berarti berlebihan, yg sedang-sedang saja ;D ;D
Namaste..

sobat-dharma

Tanggungjawab = responsibilty

Kata Covey ==> responsibility = respon + ability = mampu memberikan respon

Artinya: responsibility (atau tanggungjawab) merupakan kemampuan untuk mengambil tindakan terhadap situasi. Kata Covey, responsibility bukan semata-mata hasil dari lingkungan. Manusia yang memiliki responsibility bertindak secara proaktif; atau bertindak karena dorongan di dalam dirinya.

Karena itu, responsibility yang dianggap merupakan beban dari luar, sebenarnya bukan responsiblity yang sebenarnya. Responsibility yang sebenarnya harus tumbuh dari dalam.

Oleh karena itu, takut meninggalkan isteri dan anak untuk tujuan spiritual bukan lah responsibility yang sebenarnya.  Menjadi suami yang mencari nafkah sehari-hari atau menjadi ibu rumah tangga semata-mata karena tuntutan sosial bukan lah bentuk responsibility yang sebenarnya. Lebih tepatnya perilaku ini adalah semacam ketakutan dan kecemasan yang tumbuh dari kepatuhan terhadap tekanan sosial. Sedangkan jika seseorang merasa bahwa ia merasa harus bertindak untuk membahagiakan isteri dan anaknya, di situlah wujud responsibilty yang sebenarnya. Dengan visi tertentu ia ingin menjadi orang tua atau pasangan yang baik, di sini lah letak responsibility yang sebenarnya.

Sang Buddha ketika akan melakukan pelepasan agung, berpikir untuk menemukan "obat" yang melepaskan manusia dari 3 jenis penderitaan yang dilihatnya (tua, sakit, mati); Di dalam dirinya tertanam keinginan untuk menyelematkan umat manusia dari penderitaan, termasuk di dalamnya adalah anak dan isterinya.Dengan demikian, ia bukannya meninggalkan isteri dan anaknya begitu saja atau melarikan diri dari tugasnya; sebaliknya dengan melakukan pelepasan agung, ia memutuskan untuk bertindak (merespon) mengatasi penderitaan yang ada. ia menanggung visi yang lebih tinggi dari sekadar menjalani tuntutan masyarakat belaka.

Pelepasan agung sendiri adalah bentuk responsibility atas suatu pengetahuan yang dimiliki Sang Buddha. Ketika mengetahui hidup pada hakikatnya adalah dukkha, maka responsibility seseorang adalah untuk mencari jalan menuju terhentinya dukkha. Justru jika Buddha sudah mengetahui bahwa hidup itu adalah dukkha, namun ia tidak bertindak mencari jalan menunju terhentinya dukkha ia bisa dianggap  "tidak bertanggungjawab". Karena dengan tidak bertindak, ia membiarkan dirinya, isteri, anaknya, orang tuanya, bahkan seluruh manusia hidup di dalam dukkha.

Kesimpulannya: saya melihat pelepasan agung adalah salah bentuk responsibility tertinggi 

Mereka yang melihat-Ku dari wujud dan mengikuti-Ku dari suara terlibat dalam upaya salah. Mereka takkan melihat Aku. Dari Dharma-lah mestinya ia melihat Para Buddha. Dari Dharmakaya datang tuntunan baginya. Namun hakikat sejati Dharma tak terlihat dan tiada seorangpun bisa menyadarinya sebagai obyek

tesla

Quote from: cunda on 11 October 2008, 08:10:43 AM
Quote from: Lily W on 10 October 2008, 05:46:26 PM
Saya pernah dengar cerita dari Dr. Mehm Tin Mon yaitu ada seorang Bhikkhu (saya lupa namanya) yang melekat ama jubahnya sehingga setelah meninggal, dia terlahir menjadi seekor kutu yg nempel di jubahnya.

_/\_ :lotus:


bhikku Tissa kali ya

iya, tapi setelah kekuatan karma tsb habis, bhikkhu/kutu tsb terlahir di alam surga...
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

epicentrum

terkadang qta suka mengikuti persepsi di masyarakat, padahal belum tentu hal tersebut sesuai dengan apa yg qta pikirkan. jd lakuin aja yg menurut qta tepat untuk dilakukan n tetap menyadari apa yg sedang qta lakukan. saat ini qta masi diliputi kebingungan krn panna-nya blm kuat, jd msi bingung ni melekat ga yah, ni bertanggungjawab ga ya.. dg berlatih lama2 jg pasti lebih baik n ga bingung lg dlm mengambil keputusan :) AYO SEMANGAT LATIHAN... :))

tiada 1 sebab menghasilkan 1 akibat
tiada banyak sebab menghasilkan 1 akibat
tiada 1 sebab menghasilkan banyak akibat
yg ada banyak sebab menghasilkan banyak akibat

markosprawira

Quote from: epicentrum on 11 October 2008, 10:53:48 PM
terkadang qta suka mengikuti persepsi di masyarakat, padahal belum tentu hal tersebut sesuai dengan apa yg qta pikirkan. jd lakuin aja yg menurut qta tepat untuk dilakukan n tetap menyadari apa yg sedang qta lakukan. saat ini qta masi diliputi kebingungan krn panna-nya blm kuat, jd msi bingung ni melekat ga yah, ni bertanggungjawab ga ya.. dg berlatih lama2 jg pasti lebih baik n ga bingung lg dlm mengambil keputusan :) AYO SEMANGAT LATIHAN... :))

kalo gw sih udah mulai LATIHAN olahraga pagi.....  :))

Lily W

Quote from: tesla on 11 October 2008, 03:37:50 PM
Quote from: cunda on 11 October 2008, 08:10:43 AM
Quote from: Lily W on 10 October 2008, 05:46:26 PM
Saya pernah dengar cerita dari Dr. Mehm Tin Mon yaitu ada seorang Bhikkhu (saya lupa namanya) yang melekat ama jubahnya sehingga setelah meninggal, dia terlahir menjadi seekor kutu yg nempel di jubahnya.

_/\_ :lotus:


bhikku Tissa kali ya

iya, tapi setelah kekuatan karma tsb habis, bhikkhu/kutu tsb terlahir di alam surga...

Beliau hanya 7 hari menjadi Kutu dan kemudian terlahir di alam lain.

_/\_ :lotus:
~ Kakek Guru : "Pikiran adalah Raja Kehidupan"... bahagia dan derita berasal dari Pikiran.
~ Mak Kebo (film BABE) : The Only way you'll find happiness is to accept that the way things are. Is the way things are