News:

Semoga anda berbahagia _/\_

Main Menu

menurut sesepuh semua disini gimana ....

Started by sefung, 14 August 2007, 01:45:43 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

langitbiru

mungkin maksud aa, untuk berlatih meditasi, diperlukan keinginan untuk belajar meditasi. keinginan ini sendiri apakah menimbulkan penderitaan krn katanya keinginan/kemelekatan adalah sumber penderitaan :-?
oni... kao titi bobo... gigi...

ryu

apakah hanya meditasi satu2nya jalan untuk menghilangkan penderitaan? Sama seperti seseorang yang menggosok bata dgn keinginan supaya jd emas.
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Kokuzo

Quoteapakah hanya meditasi satu2nya jalan untuk menghilangkan penderitaan? Sama seperti seseorang yang menggosok bata dgn keinginan supaya jd emas.

ada jalan laen buat lepas Ryu?

ryu

Ya selain meditasi juga banyak hal yg bs dilakuan. Apa sang Buddha kerjaannya meditasi doang? Dia mengajarkan juga mempraktekkan ajarannya. Iya tho? CMIIMW.
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Kokuzo

#34
QuoteDia mengajarkan juga mempraktekkan ajarannya. Iya tho? CMIIMW.

salah satu ajarannya adalah medita...................................si.....  :)

intinya Buddhism kan berbuat baik, sucikan hati, hindari kejahatan...
orang berbuat baik dan jahat adalah karena pikiran...
jadi si pikiran harus dikendalikan... caranya?  ;)

dipasena

Quote from: morpheus on 20 August 2007, 11:51:55 AM
meditasi yg benar itu berarti berada pada saat ini (present). kalo anda keluar dari present, berarti anda gak meditasi (alias ngelamun, will, hope, fear, afraid, restless, worry, etc).

ingin (will) itu adalah suatu bentuk bathin saat ini (present) bukan diwaktu yg akan datang (future) kalo itu mungkin bisa ke pengharapan (hope).

setiap tindakan kita semua dilandasi oleh kata ingin (will) itu sendiri, ketika anda ingin menyalakan komputer/laptop disitu pikiran memerintahkan tangan anda untuk menekan tombol power, ketika komputer/laptop nyala anda ingin menginput data, disitu lagi" pikiran memerintahkan tangan anda untuk mengetik keyboard. keinginan paling dasar itu lah yg menjadi niat/cetana

sama ketika kita ingin dapat memperhatikan object/memegang object, disitu jg sudah muncul ingin (will) jika anda tidak memiliki will itu berarti anda sudah keluar dari meditasi itu yg anda sebut sebagai ngelamun, hope, fear, afraid, restless, worry, etc...

saya jg pernah bertanya pada bpk vipassana di MUBI mengenai hal ini dan beliau membenarkan jika memang kita memiliki will, dimana itu menimbulkan kemelekatan terhadap object. tapi itu diarahkan ke hal yg baik yaitu pengembangan bathin.

mohon masukkan dan sharingnya lg

dipasena

Quote from: langitbiru on 20 August 2007, 01:54:28 PM
mungkin maksud aa, untuk berlatih meditasi, diperlukan keinginan untuk belajar meditasi. keinginan ini sendiri apakah menimbulkan penderitaan krn katanya keinginan/kemelekatan adalah sumber penderitaan :-?

kalimat kedua sesuai dengan apa yg saya maksudkan, tapi apa yg saya maksudkan bukan pada kalimat pertama jendral LB, tapi adanya keinginan untuk dapat memegang object, keinginan untuk dapat memperhatikan pikiran, apakah disitu masih ada keinginan ? jika dikatakan tidak ada keinginan, maka apakah bisa dikatakan pikiran dia ngalur ngidul entah apa yg akan dipikirkannya...



Sumedho

kayaknya mesti ambil suara (baca: samakan persepsi) dari makna will, keinginan.
There is no place like 127.0.0.1

Upaseno

Quote from: dhanuttono on 20 August 2007, 10:37:00 AM
Quote
"tapi Bhante, kita diminta untuk melepas, apakah untuk dapat melepas itu butuh "hope" ?"----Ya Butuh.  Makanya saya kurang setuju waktu umat Buddha ngomong "melekat" ato "kemelekatan" terlalu sering.  Kok sok amat sih keliatannya?  Bukannya kita juga perlu melekat ama baju kita?

"seperti yg kita ketahui, bahwa dari "hope" itu lah muncul "suffering" jika disitu masih ada "hope" bukan kah itu jg akan menghasilkan "suffering" tersebut, padahal dengan melepas seharusnya kita memperoleh "happiness", bagaimana dengan ini Bhante ?

Quote
"tapi justru dalam proses itu sendiri kita malah melekat dengan object, misalkan nafas..."----ya perlu.

"ada 2 hal yg bertolak belakang disini kita dituntut melepas tapi disitu ada "hope" dan tapi dilain pihak kita malah harus melekat pada object ketika bermeditasi."---Tentu!  Nothing perfect in the world.  There must be something that we have to sacrifice when we choose something.  And sometimes, we have to choose both preferences.

Even the Dhamma, we need to be with the Dhamma before our enlightenment.  After we are enlightened, we let go the Dhamma.

berarti "hope" itu jg diperlukan dalam hal yg menunjang proses "pencapaian", tapi apakah masih berlaku "No Hope, No Suffering" ? jika berlaku, berarti disana pun terdapat "Suffering", bagaimana kah seharusnya kita menyikapi "Hope" itu secara bijak ?

mohon pencerahannya Bhante  _/\_



[at] medoq : melekat dengan object <> memperhatikan object, tapi jika kita amati, disitu ada yg namanya "Hope" untuk dapat memperhatikan object, dengan mengarahkan perhatian dan konsentrasi pada object, jika tidak ada "Hope" tentu pikiran kita udah ngalur-ngidul, ga tau mikir apa, disitu muncul kemelekatan terhadap object itu sendiri... bagaimana menurut momod ?  ^:)^

"seperti yg kita ketahui, bahwa dari "hope" itu lah muncul "suffering" jika disitu masih ada "hope" bukan kah itu jg akan menghasilkan "suffering" tersebut, padahal dengan melepas seharusnya kita memperoleh "happiness", bagaimana dengan ini Bhante ?"----Kita ingin lulus jenjang S1.  Jika kita tidak punya hope, apa bisa lulus?  Sebaliknya, jika kita hanya hope saja, apa bisa lulus?

"berarti "hope" itu jg diperlukan dalam hal yg menunjang proses "pencapaian", tapi apakah masih berlaku "No Hope, No Suffering" ?"----Think!  Sewaktu berjuang untuk lulus S1, kalo kita hope saja, suffering muncul?  Sebaliknya jika kita stop hope itu for a moment, suffering muncul?  Oleh sebab itu, aku tulis, "There must be something that we have to sacrifice when we choose something.  And sometimes, we have to choose both preferences."

"jika berlaku, berarti disana pun terdapat "Suffering", bagaimana kah seharusnya kita menyikapi "Hope" itu secara bijak ?"----Jika kita sudah kekenyangan makan, bagaimana kita menyikapi kekenyangan itu secara bijak?

Sekali lagi, saya tulis: Nothing perfect in the world. 

We really don't know actually.  Good can be bad.  Bad can be good.

Upaseno

Quote from: ryu on 20 August 2007, 01:59:58 PM
apakah hanya meditasi satu2nya jalan untuk menghilangkan penderitaan? Sama seperti seseorang yang menggosok bata dgn keinginan supaya jd emas.
apakah hanya meditasi satu2nya jalan untuk menghilangkan penderitaan? ----Tidak.

Upaseno

Quote from: 7th on 20 August 2007, 02:27:08 PM
Quoteapakah hanya meditasi satu2nya jalan untuk menghilangkan penderitaan? Sama seperti seseorang yang menggosok bata dgn keinginan supaya jd emas.

ada jalan laen buat lepas Ryu?

Ada.  Sang Buddha mengajarkan 84.000 cara untuk merealisasi Dhamma.  Dan meditasi adalah salah satunya.

indavadi

wah ada Bhante ya? hehehehe, salam Ultras Bhante!!!!
kenapa tidak dikatakan bahwa meditasi adalah cara untuk menimbulkan penderitaan?? (maksa yee), karena menurut saya meditasi justru menimbulkan penderitaan tuh, karena dengan timbulnya penderitaan maka penderitaan itu baru bisa dilenyapkan toh..
Siapa sich yang bisa bermeditasi tanpa kesemutan dll?
Oleh karena itu lupakan nibbana untuk mencapai nibbana dong,dan juga lupakan penderitaan jika tidak mau menderita, gitu aja kok repot?
Sabbe Satta Bhavantu Sukkhitatta

Arasmas

Quote from: indavadi on 21 August 2007, 01:59:53 PM
wah ada Bhante ya? hehehehe, salam Ultras Bhante!!!!
kenapa tidak dikatakan bahwa meditasi adalah cara untuk menimbulkan penderitaan?? (maksa yee), karena menurut saya meditasi justru menimbulkan penderitaan tuh, karena dengan timbulnya penderitaan maka penderitaan itu baru bisa dilenyapkan toh..
Siapa sich yang bisa bermeditasi tanpa kesemutan dll?
Oleh karena itu lupakan nibbana untuk mencapai nibbana dong,dan juga lupakan penderitaan jika tidak mau menderita, gitu aja kok repot?
Ga salah menyatakan meditasi akan menimbulkan penderitaan?  Sama juga donk dengan isu yang menyatakan makan 2 piring akan menyebabkan kekenyangan. :)

markosprawira

Quote from: indavadi on 21 August 2007, 01:59:53 PM
wah ada Bhante ya? hehehehe, salam Ultras Bhante!!!!
kenapa tidak dikatakan bahwa meditasi adalah cara untuk menimbulkan penderitaan?? (maksa yee), karena menurut saya meditasi justru menimbulkan penderitaan tuh, karena dengan timbulnya penderitaan maka penderitaan itu baru bisa dilenyapkan toh..
Siapa sich yang bisa bermeditasi tanpa kesemutan dll?
Oleh karena itu lupakan nibbana untuk mencapai nibbana dong,dan juga lupakan penderitaan jika tidak mau menderita, gitu aja kok repot?

gaya Zen banget........  ;D

jadi inget cerita Zen.....
ada bhikkhu kecil (A) yang berfilasafat : isi adalah kosong dan kosong adalah isi
terus kepalanya dipukul oleh temannya (B)
A : eh, kenapa kepalaku dipukul???
B : loh katanya isi adalah kosong.. jadi kepalamu mestinya ga akan sakit dong kalo kosong  ;D

sama kaya tulisan : lupakan nibbana untuk mencapai nibbana dan juga lupakan penderitaan jika tidak mau menderita  ;D

ini sama kaya salah satu pertanyaan disini yang judulnya mengenai : Keinginan untuk melenyapkan penderitaan.