News:

Semoga anda berbahagia _/\_

Main Menu

Tentang Sotapanna (Koreksi kalau salah)

Started by Arya Karniawan, 11 December 2017, 09:34:05 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Indra


Arya Karniawan

Quote from: Indra on 18 December 2017, 09:48:23 PM
maaf mengecewakan, dia sudah menyeberang
Sabbe Sankhara Anicca... Semoga sekarang dia berada di temppat yg lebih baik...  _/\_
#Jhindra

FZ

#92
Quote from: Arya Karniawan on 11 December 2017, 09:34:05 PMNamo Buddhaya... _/\_

Tolong koreksi jika pemahaman saya salah.

1. Dhammacakkhu adalah sinonim dari Sotapatti Magga.

2. Sotapatti Magga terbagi menjadi dua jenis, yaitu Saddhanussari dan Dhammanussari.

3. Sotapatti Phala terbagi menjadi 3 jenis, yaitu Ekabiji, Kolankola, dan Sattakkhattuparamassa.

CMIIW...  ;D _/\_

Baru baca2 lagi, mungkin bisa jadi catatan nanti bagi yang kebetulan cari2.

2. Sotapatti Magga terbagi menjadi dua jenis, yaitu Saddhanussari dan Dhammanussari.

Menurut SN 25.1: Cakkhu Sutta - Mata iya, tertulis di sini :

QuoteDi Sāvatthī. "Para bhikkhu, mata adalah tidak kekal, berubah, menjadi sebaliknya. Telinga ... Hidung ... Lidah ... Badan ... Pikiran adalah tidak kekal, berubah, menjadi sebaliknya. Seorang yang meyakini ajaran-ajaran ini dan memahami demikian disebut seorang penganut-keyakinan, seorang yang telah memasuki jalan pasti kebenaran, memasuki wilayah orang-orang mulia, melampaui wilayah kaum duniawi. Ia tidak mampu melakukan perbuatan yang karenanya dapat mengakibatkannya terlahir kembali di alam neraka, di alam binatang, atau di alam setan; ia tidak dapat meninggal dunia tanpa menembus buah Memasuki-arus.1

Komentar
QuotePenganut-keyakinan (saddhānusārī̃) dan Penganut-Dhamma (dhammānusārī̃), yang dijelaskan persis di bawah, adalah dua kelompok siswa yang berlatih demi penembusan buah Memasuki-arus. Keduanya adalah urutan terendah dalam keanggotaan dari tujuh pengelompokan siswa mulia, dengan definisi formal, pada MN I 477-79. Ketujuh jenis juga didefinisikan, secara agak berbeda, pada Pp 14-15 (§§30-36) dan pada Vism 659-60 (Ppn 21:74-78). Panganut-keyakinan dan Penganut-Dhamma juga dibedakan pada 55:24 (V 377, 8-24) dan 55:25 (V 379, 10-21), walaupun istilah itu sendiri tidak digunakan di sana. Pada 48:12-17 istilah itu muncul di akhir dari daftar yang lazim dari urutan orang-orang mulia, menggantikan tempat seorang yang berlatih untuk menembus buah Memasuki-arus, dan di sini Penganut-keyakinan ditempatkan di bawah Penganut-Dhamma dengan alasan bahwa indrianya lebih lemah.

Source : https://dhammacitta.org/teks/sn/sn25-id-than.html

Opini untuk jawab no 1.
Karena Dhammacakkhu adalah realisasi pengetahuan akan 3 corak Anicca, Dukkha, Anatta, dan juga biasanya juga memahami rangkaian sebab musabab. Jadi otomatis sudah menemukan "kebenaran". Jika di-ilustrasikan dalam kehidupan sehari2. Dhammacakkhu ini sudah seperti peta jalan. Kita sudah menemukan jalan menuju ke Bekasi misalnya, dan tidak ada keraguan lagi di dalamnya. Tinggal kita menggunakan "peta" itu menuju Bekasi.

Demikian juga dengan Sotapatti Magga, keyakinan terhadap Tiratana sudah mutlak yakin, 3 corak pengetahuan dan rangkaian sebab musabab sudah dipahami. Tinggal dijalani dan dilatih untuk mendapatkan akhir / kedatangan kebenaran yaitu Nibbana.


Untuk Sotapatti Phala, kebetulan juga dijelaskan dalam sutta https://dhammacitta.org/teks/an/an3/an3.87-id-bodhi.html

Quote"Di sini, para bhikkhu, seorang bhikkhu memenuhi perilaku bermoral, tetapi melatih konsentrasi dan kebijaksanaan hanya hingga batas menengah. Ia jatuh dalam pelanggaran sehubungan dengan aturan-aturan latihan minor dan ringan dan merehabilitasi dirinya sendiri. Karena alasan apakah? Karena Aku tidak mengatakan bahwa ia tidak mampu dalam hal ini. Tetapi sehubungan dengan aturan-aturan latihan itu yang menjadi dasar bagi kehidupan spiritual, yang selaras dengan kehidupan spiritual, perilakunya adalah konstan dan kokoh. Setelah menerima aturan-aturan latihan, ia berlatih di dalamnya.

Dengan kehancuran sepenuhnya tiga belenggu, ia menjadi seorang pencapai maksimum-tujuh-kali yang, setelah berkelana dan mengembara di antara para deva dan manusia paling banyak tujuh kali, ia akan mengakhiri penderitaan. [Sattakkhattuparamassa]

Dengan kehancuran sepenuhnya tiga belenggu, ia menjadi seorang pencapai dari-keluarga-ke-keluarga yang, setelah berkelana dan mengembara di antara keluarga-keluarga yang baik dua atau tiga kali, ia akan mengakhiri penderitaan. [Kolankola]

Dengan kehancuran sepenuhnya tiga belenggu, ia menjadi seorang pencapai satu-benih yang, setelah terlahir kembali satu kali lagi dalam kehidupan manusia, ia akan mengakhiri penderitaan.
Dengan kehancuran sepenuhnya tiga belenggu dan melemahnya keserakahan, kebencian, dan delusi, ia menjadi seorang yang-kembali-sekali yang, setelah kembali ke dunia ini satu kali lagi, ia akan mengakhiri penderitaan. [EKABIJI]