kasus menarik,.ayo masuk semua....dimohon jawabannya

Started by kakao, 26 April 2011, 04:51:35 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

kuswanto

Quote from: kakao on 28 April 2011, 10:44:25 AM
nggak usah dibaca bro,.kakao dhammanya cetek nanti akan menyesatkan u,..=))..kakao kan bukan anak sekolahan yang tinggi2,..cuma kakao tau,.yang mana yang baik dan yang mana yang tidak baik..

justru posting2 seperti anda yg harus benar2 dibaca, i mean seriously.
saya menganggap anda sedari awal tidak bertujuan membuat posting yg dengan niat sengaja ingin menyesatkan orang, maka saya pun tidak pernah berpikir ke arah sana. kita sama2 belajar, pun saya juga pengetahuannya dhamma nya belum sangat luas maka perlu terus belajar.

untuk yg di bold saya rasa agak bahaya, karena manusia memang cenderung untuk "merasa dirinya tahu yg benar dan yg salah seperti apa" saya udah byk pengalaman dimana saya merasa sudah 100% benar dalam suatu tindakan atau pandangan ternyata salah total.. ada baiknya kita tetap belajar dan berusaha sampai kita sudah tiba di tahap "asekha" [wahhahhahah sok2 jago dikit make bahasa pali  :P ]

wang ai lie

Quote from: kakao on 28 April 2011, 08:00:02 AM
berarti anda setuju rencana pemerintah memberi pengemis dihukum negara,..bukankah syarat berdana itu harus iklhas, nggak usah dingat, dan nggak peduli lagi kemana dana yang kita berikan ? bagaikan kita membuang air seni,..jangan diikuti kemana perginya pelepasan air seni itu....=))wkwwkkkwkwk kakao-kakao,.tumben lo bener ngomong agak mendingan =))

dari sudut mana anda memandang saya setuju dengan pemerintah untuk menghukum pengemis? betul berdana harus iklas tapi tujuan kemana dana itu setidaknya harus anda ketahui. jika anda memberi pengemis anak2 tapi kenyataannya anak tersebut tidak menikmati , apa anda tetap akan memberi ? kenyataannya si anak kelaparan , apakah disalahkan jika kita tidak memberi uang tapi berupa makanan yang dapat di nikmati oleh anak tersebut?.

dari kata2 anda di posting dari mulai posting sampai akhir , setiap postingan anda tidak tidak sesuai dengan topik / judul postingan , jika memang memberi dana kasus menarik , dari sudut mana anda mempermasalahkan berdana yg iklas dan tidak?

saya setuju dengan bro indra, jika memang harus tidak melihat ke arah mana dana di berikan, kenapa anda tidak memberi pemabuk yang meminta uang untuk beli minuman keras, bukankah berdana (menurut versi anda) harus iklas?

_/\_

untuk yg di bold , bagaimana kalau kencingnya sampai di celana , masa gak di ikuti bro ...  :)
Namo Mahakarunikaya Avalokitesvaraya, Semoga dengan cepat saya mengetahui semua ajaran Dharma,berada dalam perahu Prajna,mencapai Sila, Samadhi, dan Prajna,berada dalam kediaman tanpa perbuatan,bersatu dengan Tubuh Agung Dharma

wang ai lie

Quote from: kakao on 28 April 2011, 10:44:25 AM
nggak usah dibaca bro,.kakao dhammanya cetek nanti akan menyesatkan u,..=))..kakao kan bukan anak sekolahan yang tinggi2,..cuma kakao tau,.yang mana yang baik dan yang mana yang tidak baik..

saya aja masih belum bisa membedakan mana yang baik dan yang tidak baik, bukankah anda mempunyai pengetahuan dhamma yang tinggi jika sudah dapat membedakan 2 pengertian tersebut  _/\_


berkata benar belum tentu itu benar, berbuat baik belum tentu itu baik , bertidak benar belum tentu sesuai dengan kebenaran  _/\_
Namo Mahakarunikaya Avalokitesvaraya, Semoga dengan cepat saya mengetahui semua ajaran Dharma,berada dalam perahu Prajna,mencapai Sila, Samadhi, dan Prajna,berada dalam kediaman tanpa perbuatan,bersatu dengan Tubuh Agung Dharma

The Ronald

#48
Quote from: kakao on 28 April 2011, 10:41:13 AM
saya jawab dg singkat, sipemberi dana hendaknya enggak peduli kemana dana diberikan, karena melatih dirinya menjadi org yang tidak melekat berarti anda sdh melangkah setahap kearah yang lebih baik, soal sipemabuk meminta uang utk membeli minuman saya akan menolaknya karena saya sendiri bukan seorang peminum itu bukan dana juga  karena hati nggak rela syarat dana kan ketika akan melepas bahagia, disaat melepas jga bahagia, dan setelah melepas juga bahagia, jika tidak memenuhi kriteria itu, bukan dikatakan dana, tapi upeti(keharusan membayar sesuatu).

2 hal yg berbeda...
di satu sisi mengajak jagar berdana harus tidak peduli kmana dana mo di berikan
di satu sisi.. dia memikirkan klo memberi dana kepada pemabuk dia tidak mau, dan bahkan tidak dianggap dana

aku tertaik yg pertama  "saya jawab dg singkat, sipemberi dana hendaknya enggak peduli kemana dana diberikan"
terlintas di pikiran ku kisahnya gini.. si A mo berdana makanan buat Bhikkhu... setelah selesai..dan siap berdana.. begitu bertemu anaknya (org pertama yg di temui)...maka dananya di kasih ke anaknya ( kan tdk peduli siapa ygdiberi)
atau dia berjalan bertemu pembatunya..dan berdana ke pembantunya..
ato pak saptam?
ato tetangga sebelah yg kebetulan waktu mo keluar rumah berpapasan?
ato org yg dilihat di pingir jalan..

bagi ku..kita harus bijak kepada siapa dana harus diberikan
apa lagi kita sudah NIAT kan untuk berdana ke Bhikkhu ( bukan Niatkan untuk berdana saja)
sebagai contoh  bro kakao berNIAT untuk berdana uang kepada  kepada org miskin sebesar 100rb... tp saat keluar rumah bepapasan dgn tetangga dpn rumah yg lg narcis foto2 di dpn mercy barunya..jika tidak melihat kepada siapa harus berdana...berarti dananya di berikan ke tetangga dpn rumah itu

dan 1 lagi..NIAT anda tak bakal terlaksana
bukan cuma NIAT dlm berdana..niat dlm hal2 laen pun mungkin demikian..krn pikiran anda bisa cepat berubah
(itu contoh lohhh... aku cukup yakin koq ..anda juga pilih2 dlm berdana..walau anda mengajak yg lain utk tidak pilih2)
...

kakao

Quote from: The Ronald on 28 April 2011, 04:29:01 PM
2 hal yg berbeda...
di satu sisi mengajak jagar berdana harus tidak peduli kmana dana mo di berikan
di satu sisi.. dia memikirkan klo memberi dana kepada pemabuk dia tidak mau, dan bahkan tidak dianggap dana

aku tertaik yg pertama  "saya jawab dg singkat, sipemberi dana hendaknya enggak peduli kemana dana diberikan"
terlintas di pikiran ku kisahnya gini.. si A mo berdana makanan buat Bhikkhu... setelah selesai..dan siap berdana.. begitu bertemu anaknya (org pertama yg di temui)...maka dananya di kasih ke anaknya ( kan tdk peduli siapa ygdiberi)
atau dia berjalan bertemu pembatunya..dan berdana ke pembantunya..
ato pak saptam?
ato tetangga sebelah yg kebetulan waktu mo keluar rumah berpapasan?
ato org yg dilihat di pingir jalan..

bagi ku..kita harus bijak kepada siapa dana harus diberikan
apa lagi kita sudah NIAT kan untuk berdana ke Bhikkhu ( bukan Niatkan untuk berdana saja)
sebagai contoh  bro kakao berNIAT untuk berdana uang kepada  kepada org miskin sebesar 100rb... tp saat keluar rumah bepapasan dgn tetangga dpn rumah yg lg narcis foto2 di dpn mercy barunya..jika tidak melihat kepada siapa harus berdana...berarti dananya di berikan ke tetangga dpn rumah itu

dan 1 lagi..NIAT anda tak bakal terlaksana
bukan cuma NIAT dlm berdana..niat dlm hal2 laen pun mungkin demikian..krn pikiran anda bisa cepat berubah
(itu contoh lohhh... aku cukup yakin koq ..anda juga pilih2 dlm berdana..walau anda mengajak yg lain utk tidak pilih2)
betul bro,.kalau kakao kaya kakao nggak akan pilih2 lagi dlm berdana,...tp berhubung kakao aj masih miskin,..wkwkkwkwkw,..jadi harus pilih2,.mana yang lebih penting dulu,.=)),..
"jika kau senang hati pegang jari, jika kau senang hati pegang jari dan masukan kehidungmu !!"
[img][url="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/id/c/c3/Sailor_moon_ani.gif"]http://upload.wikimedia.org/wikipedia/id/c/c3/Sailor_moon_ani.gif[/url][img]