News:

Semoga anda berbahagia _/\_

Main Menu

Patung Buddha

Started by ENCARTA, 11 February 2009, 10:02:16 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

hatRed

oo.. begitchuu.. ;)
cuman... kalau ingin mempopulerkan istilah jangan disama2kan dengan istilah yg sudah ada dengan istilah om.... ^:)^

itu namanya sudah dalam pernyataan... karena apakah istilah tersebut layak disamakan atau tidak.. kan masih blom jelas...

nantinya malah banyak persepsi2 yg muncul....

misal kek yg baru ini
Quote
atta yang anicca dukkha anatta

ini sudah menjadi menimbulkan pertanyaan bagi saya, atta yg anatta itu kek gmana?
karena anatta adalah bukan atta, jadi maksud atta yg anatta itu apa?


maksud i, kalo om hendak menulis agar dimengerti oleh yg baca, dimohon menggunaan kosakata umum yg sudah disepakati... biar orang yg bingung dan pemula seperti i neh bisa ngerti dan menerima...
i'm just a mammal with troubled soul



coedabgf

#46
buddha menghormati pohon bodhi yang melindunginya saat hujan dan panas, tempat dimana ia bermeditasi hingga mencapai pencerahan

(bersikap) berterima kasih menikmati kebaikan dari keberadaan kehidupan pohon.

benar sekali bro hatred, tak perlu mencari kesalahan diluar diri karena yg mengotori batin adalah pikiran masing-masing

siapa yang mengadakan patung?

Penghormatan terhadap Buddha Rupang akan membuahkan kamma baik. ketika melakukan penghormatan itu... banyak citta yg bermanfaat yg muncul (ada triliun kusala citta yg silih berganti)...itulah praktek dhamma.

bertumpu kepada Buddha rupangnya atau tertuju kepada citra Buddhanya, kemanakah kelekatannya secara jujurnya?


Melekatnya yg berbahaya... baik melekat "harus hormat" ataupun melekat "tidak perlu menghormat"...

siapa yang mengadakan patung, mengapa harus diadakan, dan apakah patung itu?
iKuT NGeRumPI Akh..!

coedabgf

bro hat red,
contoh atta yang anicca dukkha anatta seperti sekarang yang bro hatred (semua yang belum melihat kebenaran sejati/belum tercerahkan) akui sebagai 'aku' diri yang dibanggakan, yang (akan) mengalami lahir tua sakit mati dah.... gitcu... bro

masih bingung?...  :))  ^:)^  :))
iKuT NGeRumPI Akh..!

coedabgf

tambahan lagi dah mengalami kepadaman dan kemunculan dah atau kehidupan/kelahiran dan kematian.
iKuT NGeRumPI Akh..!

coedabgf

tambah lagi ketidak-kekalan  :))  :))
iKuT NGeRumPI Akh..!

Hendra Susanto

loe ngomongin apa sich bleh???

ENCARTA

lagi ngomongin sesuatu yg tidak akan dan bisa dimengerti orang, gitu bos :|
soalnya aye gak ngerti sih weks..

ika_polim

Quote from: ENCARTA on 11 February 2009, 10:02:16 PM
"Tidak ada gunanya memuja pribadi di agama Buddha". dalam ajaran Buddha Gautama.
kenapa sekarang ini manusia memujanya dan membuat patungnya untuk dihiasi dirumah dan vihara?
dan kenapa harus berdoa didepannya
dari mana datangnya citra patung Buddha.


mungkin ungkapan paling sesuai utk menegaskan hal tsb adalah: "Banyak Jalan Menuju Roma"!

jika saja kita sudah mampu melihat dgn benar "kealamian batin sendiri" maka "semua" hal itu tidak berguna lagi!

pertanyaannya: bagaiamna halnya dgn semua yang "belum mampu melihat dgn benar kealamian batinnya sendiri"?

jwban: semua 'jalan" yang mungkin digunakan utk perealisasian tujuan wajar digunakan dan dimaksimalkan sesuai dgn tingkat 'kebodohan batinnya" masing2!

ika.


Lily W

^Atas...

Kau yang bertanya...kau yang menjawab...:))

Ampun...DJ...(mode Ko Willi : on)

_/\_ :lotus:

~ Kakek Guru : "Pikiran adalah Raja Kehidupan"... bahagia dan derita berasal dari Pikiran.
~ Mak Kebo (film BABE) : The Only way you'll find happiness is to accept that the way things are. Is the way things are

ENCARTA

Quote from: ika_polim on 24 April 2009, 12:01:52 PM
Quote from: ENCARTA on 11 February 2009, 10:02:16 PM
"Tidak ada gunanya memuja pribadi di agama Buddha". dalam ajaran Buddha Gautama.
kenapa sekarang ini manusia memujanya dan membuat patungnya untuk dihiasi dirumah dan vihara?
dan kenapa harus berdoa didepannya
dari mana datangnya citra patung Buddha.


mungkin ungkapan paling sesuai utk menegaskan hal tsb adalah: "Banyak Jalan Menuju Roma"!

jika saja kita sudah mampu melihat dgn benar "kealamian batin sendiri" maka "semua" hal itu tidak berguna lagi!

pertanyaannya: bagaiamna halnya dgn semua yang "belum mampu melihat dgn benar kealamian batinnya sendiri"?

jwban: semua 'jalan" yang mungkin digunakan utk perealisasian tujuan wajar digunakan dan dimaksimalkan sesuai dgn tingkat 'kebodohan batinnya" masing2!

ika.



cocok tidak cocok tidak ada kaitanya kebodohan batin dalam suatu ajaran.
karena jelas-jelas
seperti yg saya nyatakan diatas, tidak ada pemujaan pribadi dalam ajaran B Gautama

ika_polim

Quote from: ENCARTA on 24 April 2009, 12:25:02 PM
Quote from: ika_polim on 24 April 2009, 12:01:52 PM
Quote from: ENCARTA on 11 February 2009, 10:02:16 PM
"Tidak ada gunanya memuja pribadi di agama Buddha". dalam ajaran Buddha Gautama.
kenapa sekarang ini manusia memujanya dan membuat patungnya untuk dihiasi dirumah dan vihara?
dan kenapa harus berdoa didepannya
dari mana datangnya citra patung Buddha.


mungkin ungkapan paling sesuai utk menegaskan hal tsb adalah: "Banyak Jalan Menuju Roma"!

jika saja kita sudah mampu melihat dgn benar "kealamian batin sendiri" maka "semua" hal itu tidak berguna lagi!

pertanyaannya: bagaiamna halnya dgn semua yang "belum mampu melihat dgn benar kealamian batinnya sendiri"?

jwban: semua 'jalan" yang mungkin digunakan utk perealisasian tujuan wajar digunakan dan dimaksimalkan sesuai dgn tingkat 'kebodohan batinnya" masing2!

ika.



cocok tidak cocok tidak ada kaitanya kebodohan batin dalam suatu ajaran.
karena jelas-jelas
seperti yg saya nyatakan diatas, tidak ada pemujaan pribadi dalam ajaran B Gautama

jika anda sdh merasa tidak bodoh batin lagi , silakan!

postingan saya cuma utk semua yg masih diliputi "kebodohan batin"!

ika.

hatRed

Quote from: ika_polim on 08 May 2009, 03:46:13 PM
Quote from: ENCARTA on 24 April 2009, 12:25:02 PM
Quote from: ika_polim on 24 April 2009, 12:01:52 PM
Quote from: ENCARTA on 11 February 2009, 10:02:16 PM
"Tidak ada gunanya memuja pribadi di agama Buddha". dalam ajaran Buddha Gautama.
kenapa sekarang ini manusia memujanya dan membuat patungnya untuk dihiasi dirumah dan vihara?
dan kenapa harus berdoa didepannya
dari mana datangnya citra patung Buddha.


mungkin ungkapan paling sesuai utk menegaskan hal tsb adalah: "Banyak Jalan Menuju Roma"!

jika saja kita sudah mampu melihat dgn benar "kealamian batin sendiri" maka "semua" hal itu tidak berguna lagi!

pertanyaannya: bagaiamna halnya dgn semua yang "belum mampu melihat dgn benar kealamian batinnya sendiri"?

jwban: semua 'jalan" yang mungkin digunakan utk perealisasian tujuan wajar digunakan dan dimaksimalkan sesuai dgn tingkat 'kebodohan batinnya" masing2!

ika.



cocok tidak cocok tidak ada kaitanya kebodohan batin dalam suatu ajaran.
karena jelas-jelas
seperti yg saya nyatakan diatas, tidak ada pemujaan pribadi dalam ajaran B Gautama

jika anda sdh merasa tidak bodoh batin lagi , silakan!

postingan saya cuma utk semua yg masih diliputi "kebodohan batin"!

ika.

kebodohan batin tidaklah harus sama rata....

ada orang yg belum tahu tentang hal ini, tetapi sudah mengetahui hal itu
ada orang yg belum tahu tentang hal itu, tetapi sudah mengetahui hal ini
i'm just a mammal with troubled soul



ika_polim

#57
Quote from: ENCARTA on 11 February 2009, 10:02:16 PM
"Tidak ada gunanya memuja pribadi di agama Buddha". dalam ajaran Buddha Gautama.
kenapa sekarang ini manusia memujanya dan membuat patungnya untuk dihiasi dirumah dan vihara?
dan kenapa harus berdoa didepannya
dari mana datangnya citra patung Buddha.

mungkin ungkapan: "melalui wujud-diri menuju ke tiada an wujud-diri"!!! sesuai dgn cara berpikir para "pengguna patung tsb.

dilarang membahas agama lain di luar tempatnya



ika.