Sajak Peixiu Mengantar anak menjadi bhiksu

Started by F.T, 27 December 2007, 09:08:37 AM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

F.T

Ada sebuah sajak berbentuk nasihat yang ditulis oleh Peixiu, salah
seorang perdana menteri di masa dinasti Tang ketika melepaskan anaknya
untuk menjadi bhiksu. Setiap orang tua di dunia ini memiliki rasa kasih
sayang yang besar terhadap setiap anak mereka. Namun sikap yang rela
melepaskan anak yang amat sangat disayangi ini, bagi mereka yang tidak
memahami kedalaman ajaran Buddha tidak akan dapat memahami sikap
demikian.

------------------------------------------------------------------------

Sajak Peixiu Mengantar anak menjadi bhiksu

Kini kau telah meninggalkan kehidupan rumah tangga, mestilah menegakkan
cita-cita.
Belajarlah dharma, mencari guru tidaklah mudah
Harus giat memasang dupa dan mengganti air, rajin-rajinlah membersihkan
ruang dharmasala.
Janganlah berkeliaran dan bermain. Jika bepergian laporlah tempat
tujuan.
Jika pergi berhari-hari lamanya, kapan bisa mendengar sepatah kata
ajaran dharma nan mulia?

Hormatilah kakak seperguruan, sayangilah adik seperguruan, janganlah
bertengkar di lingkungan buddhasasana.
Hormatilah pada yang senior dan junior, janganlah memandang rendah orang
lain, janganlah merasa diri sendiri lebih berkuasa
Sandang pangan bukan hal yang mudah [didapatkan] , untuk apa
berakal-akalan menuntut kualitas yang lebih baik.
Sayur mayur sederhana dan bubur tawar anggaplah hal yang lumrah.
Terimalah pakaian dengan kain kasar sesuai takarannya.
Kemewahan hanyalah berhenti pada jubah ungu yang megah, jika memiliki
praktik dharma yang benar untuk apa memerlukan emas yang berharga?

Pahamilah konsep 3 kekosongan dan mengertilah tentang 4 jenis
kebijaksanaan. Lampauilah buah phala pertama untuk menggapai bhumi
tingkat 10.
Bersujudlah pada Kwan im, praktikkan ajaran Mahasthamaprapta, saat orang
lain tidur, janganlah kau tidur
Saat pagi menjelang, masuklah ke ruang dharmasala emas Buddha Sakyamuni,
Nyalakan lentera, gantilah air yang bersih, bersujudlah pada Tathagata
demi mengejar kebijaksanaan Prajna.
Balas budi pada ayah dan ibu atas jasanya dalam membesarkan anak. Para
dewa, naga dalam 8 kelompok makhluk surgawi akan merasa bergembira.

Menahan sedih saat mengantar anak memasuki gerbang shunyata,
Tanamlah benih kebajikan setiap saat,
Tubuh dan mata janganlah ternoda oleh harta dan rupa.
Simpanlah batin kebenaran dalam setiap praktik keras
Ikutilah ajaran guru dalam mempelajari Sutra dan praktik melafal nama
Buddha, kejarlah realisasi pencerahan demi membalas 4 jenis budi.
Jika dikemudian hari tiba-tiba mencapai pencerahan, maka akan menjadi
yang termulia di antara alam dewa dan manusia.

sajak ini ku persembahkan kepada semua orang yang meninggalkan kehidupan
rumah tangga demi meraih cita-cita pencerahan agung.


:lotus:   :lotus:   :lotus://


Save the Children & Join With :
Kasih Dharma Peduli ~ Anak Asuh
May all Beings Be Happy


Contact Info : Kasihdharmapeduli [at] [url="//yahoo.com"]yahoo.com[/url]

Hikoza83

Aku akan melaksanakannya dengan tubuhku,
Karena apa gunanya hanya membaca kata-kata belaka?
Apakah mempelajari obat-obatan saja
Dapat menyembuhkan yang sakit?
[Bodhicaryavatara, Bodhisattva Shantideva]

EMAK

Memiliki pengetahuan dan keterampilan,
Terlatih baik dalam tata susila,
Ramah tamah dalam ucapan,
Itulah Berkah Utama.
(Mangala Sutta)