Acara Kesurupan dalam sekte Buddhis

Started by mxi, 15 November 2007, 02:00:09 PM

Previous topic - Next topic

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

dilbert

Rusa jantan yang tadinya adalah buruanmu di atas gunung yang tinggi. Dengan beraninya ia menyelamatkanny, karena ia tidak memiliki keserakahan dan kebencian."

"Keluar dari lubang yang mengerikan, dari cengkeraman maut. Dengan bertahan pada satu batu karang (seorang teman sejati) Rusa agung itu menyelamatkanmu: demikian yang Anda ucapkan dengan alasannya. Pikirannya bebas dari kebencian dan keserakahan."

"Apa!" pikir raja ketika mendengar ini. "Orang ini tidak ikut pergi berburu denganku waktu itu, tetapi ia mengetahui semua kejadiannya! Bagaimana ia dapat mengetahuinya? Saya akan bertanya kepadanya." dan raja mengucapkan bait kesembilan berikut ini:

"O brahmana! Apakah Anda berada di sana hari itu? Atau apakah Anda mendengarnya dari orang yang melihat kejadiannya? Anda telah melenyapkan nafsu keinginan. Anda dapat melihat segalanya: kebijaksanaanmu membuatku takut."

Tetapi brahmana itu berkata, "Saya bukan seorang Buddha, yang Maha Tahu. Saya hanya kebetulan mendengar pujian yang Anda nyanyikan, dengan mengetahui artinya, kenyataan yang terjadi menjadi jelas bagiku." Untuk menjelaskannya, ia mengucapkan bait kesepuluh berikut ini:

"O Paduka! Saya tidak mendengar hal tersebut. Maupun berada di sana melihatnya hari itu: Tetapi dari syair yang Anda nyanyikan dengan merdu. Orang bijak dapat mengetahui kejadiannya saat itu."

Raja merasa gembira dan memberinya sebuah hadiah istimewa.
Sejak saat itu, raja selalu memberikan derma dan melakukan kebajikan. Demikian juga dengan rakyat-rakyatnya yang melalukan kebajikan, sehingga terlahir di alam Surga setelah meninggal dunia.

Terjadilah pada suatu hari, raja pergi ke taman bersama dengan pendeta kerajaannya untuk latihan memanah. Waktu itu, Dewa Sakka memikirkan tentang dari mana datangnya para putra dan putri dewa tersebut yang berjumlah sangat banyak, kemudian mengetahui semua ceritanya; bagaimana raja diselamatkan dari lubang oleh rusa jantan, bagaimana ia dapat mengabadikan dirinya dalam kebajikan, bagaimana dikarenakan kekuatan dari raja ini, rakyat-rakyatnya melakukan kebajikan sehingga alam Surga menjadi banyak penghuninya; dan ia juga mengetahui bahwa raja sedang berada di taman untuk memanah. Kemudian Sakka pergi ke taman raja, yang dengan suara singa memberitahukan kembali sifat mulai rusa jantan itu, memberitahukan bahwa ia adalah Dewa Sakka, dengan berdiri melayang di udara memberikan wejangan, memaparkan tentang kebaikan dari cinta kasih dari Pancasila (Buddhis), kemudian kembali ke kediamannya. Sewaktu raja bermaksud untuk memanah dengan menarik busur dan meletakkan anak panah di tali busurnya, Sakka dengan kekuatannya membuat rusa jantan tersebut muncul di antara raja dan sasaran panah. Dan raja yang melihat kejadian ini tidak jadi melepaskan anak panahnya. Kemudian dengan masuk ke dalam tubuh pendeta kerajaan itu, Sakka mengucapkan bait kalimat berikut ini yang ditujukan kepada raja.
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

dilbert

"Anak panahmu adalah kematian bagi banyak benda: Mengapa Anda hanya menahannya di busur sekarang? Tembakkan anak panah itu dan bunuh rusa itu: Dagingnya dapat diberikan untuk Paduka, O raja yang sangat bijak!"

Untuk menjawabnya, raja mengucapkan bait berikut ini:

"Saya tahu akan hal itu, brahmana, tidak kurang darimu: Rusa jantan itu adalah makanan bagi para ksatria, Tetapi saya berhutang budi atas jasa yang diberikannya, Oleh sebab itu, tanganku tertahan untuk membunuh sekarang ini."

Kemudian Sakka mengucapkan dua bait kalimat berikut:

"Ini bukanlah rusa jantan biasa, O Paduka!Tetapi ini adalah titan, Anda adalah raja para manusia, tetapi Anda akan menjadi raja para dewa jika Anda membunuhnya."

"Jika Anda ragu, O raja yang gagah berani! Untuk membunuh rusa ini, karena ia adalah temanmi; Ke sungai kematian yang dingin dan raja kematian yang mengerikan Anda, istri dan anak-anakmu akan masuk ke sana."

Setelah mendengar ini, raja mengucapkan dua bait kalimat berikut ini:

"Biarlah begitu, ke sungai kematian yang dingin dan raja kematian. Bawa saja diriku ke sama beserta dengan istri dan anak-anakku, Semua temanku; Saya tidak akan melakukan hal ini. Rusa ini tidak boleh mati ditanganku."

"Suatu ketika di dalam hutan yang mengerikan yang penuh dengan maut. Rusa jantan ini yang menyelamatkanku dari penderitaan yang tiada harapan lagi. Bagaimana saya bisa membunuh penyelamatku. Setelah usaha penyelamatan yang dilakukannya?"

Kemudian Sakka keluar dari tubuh pendeta kerajaan itu dan muncul dalam rupanya sendiri, berdiri melayang di udara sambil mengucapkan dua bait kalimat berikut yang menunjukkan tentang sifat mulia raja:

"Semoga Anda panjang umur, O teman yang setia dan sejati! Kerajaan ini dipenuhi dengan kebenaran dan kebaikan; Kumpulan wanita akan mengelilingi Anda. Jika anda menjadi Dewa Indra, raja para dewa.

"Bebas dari nafsu keinginan, dengan hati yang selalu damai, Ketika orang datang memohon bantuan, Anda memberikan segala benda kebutuhan mereka; Sebagaimana kekuasaan yang diberikan kepadamu, berikan dan jalankan bagianmu. Tanpa melakukan dosa sampai akhirnya alam Surga menjadi hadiah terakhirmu."

Setelah berkata demikian, Sakka, raja para dewa melanjutkan perkataannya sebagai berikut :"Saya datang kemari untuk mengujimu, O raja, dan Anda tidak memberikan pegangan kepadaku. Hanya berwaspadalah (jangan lengah)." Dan dengan nasehat ini, Sakka kembali ke alam surga.

--------------------------------

Setelah menguraikan ini, Sang Guru berkata : "Ini bukan pertama kali, para bhikkhu, Sariputra mengetahui dengan terperinci apa yang dikatakan hanya pada bagian umumnya saja, tetapi di masa lampau hal yang sama terjadi." Kemudian Beliau mempertautkan kisah kelahiran ini: "Pada masa itu, Ananda adalah raja, Sariputra adalah pendeta kerajaan dan saya sendiri adalah rusa jantan."
VAYADHAMMA SANKHARA APPAMADENA SAMPADETHA
Semua yang berkondisi tdak kekal adanya, berjuanglah dengan penuh kewaspadaan

ruby

Quote from: tesla on 15 November 2007, 10:24:01 PM
Quote from: Lily W on 15 November 2007, 06:07:42 PM
Quote from: tesla on 15 November 2007, 04:01:54 PM
^ makanya dalam bahasa chinese, kesurupan itu ada 2:
1. lok tang (lok = turun) dalam hal ini mungkin yg masuk deva
2. khi tang (khi = naik) dalam hal ini mungkin yg masuk peta
hanya pendapat gua...

Apakah bisa tau yg masuk itu dewa ato peta? yg saya tau sama2 makhluk tak tampak... ;D

_/\_  :lotus:
IMHO:
80% sandiwara untuk nafkah,
19% peta,
1% deva.

Deva kayaknya kaga mau masuk ke tubuh manusia deh... kalo mo muncul ya muncul aza / lewat mimpi

:)

EMAK

Quote from: dilbert on 07 December 2007, 10:58:17 PM
...

Setelah menguraikan ini, Sang Guru berkata : "Ini bukan pertama kali, para bhikkhu, Sariputra mengetahui dengan terperinci apa yang dikatakan hanya pada bagian umumnya saja, tetapi di masa lampau hal yang sama terjadi." Kemudian Beliau mempertautkan kisah kelahiran ini: "Pada masa itu, Ananda adalah raja, Sariputra adalah pendeta kerajaan dan saya sendiri adalah rusa jantan."


Bro maaf ya ada yang kurang tuh, belum nyantumin sumbernya...  :-[
Memiliki pengetahuan dan keterampilan,
Terlatih baik dalam tata susila,
Ramah tamah dalam ucapan,
Itulah Berkah Utama.
(Mangala Sutta)

Hikoza83

Quote from: twkwong on 08 December 2007, 12:52:00 AM
Quote from: dilbert on 07 December 2007, 10:58:17 PM
...

Setelah menguraikan ini, Sang Guru berkata : "Ini bukan pertama kali, para bhikkhu, Sariputra mengetahui dengan terperinci apa yang dikatakan hanya pada bagian umumnya saja, tetapi di masa lampau hal yang sama terjadi." Kemudian Beliau mempertautkan kisah kelahiran ini: "Pada masa itu, Ananda adalah raja, Sariputra adalah pendeta kerajaan dan saya sendiri adalah rusa jantan."


Bro maaf ya ada yang kurang tuh, belum nyantumin sumbernya...  :-[

ini sumbernya say.
baca lg halaman depannya :)
sati... sati... sati...

Quote from: dilbert on 07 December 2007, 08:57:17 AM
Berikut ini adalah cerita Jataka No.483
SARABHA-MIGA-JATAKA

(di-ambil dari SUTTA PITAKA - KHUDDAKA NIKAYA - JATAKA VOL IV, terbitan INDONESIA TRIPITAKA CENTER - MEDAN)

_/\_


By : Zen
Aku akan melaksanakannya dengan tubuhku,
Karena apa gunanya hanya membaca kata-kata belaka?
Apakah mempelajari obat-obatan saja
Dapat menyembuhkan yang sakit?
[Bodhicaryavatara, Bodhisattva Shantideva]

EMAK

#50
Quote from: Hikoza83 on 08 December 2007, 01:45:35 AM
ini sumbernya say.
baca lg halaman depannya :)
sati... sati... sati...

Quote from: dilbert on 07 December 2007, 08:57:17 AM
Berikut ini adalah cerita Jataka No.483
SARABHA-MIGA-JATAKA

(di-ambil dari SUTTA PITAKA - KHUDDAKA NIKAYA - JATAKA VOL IV, terbitan INDONESIA TRIPITAKA CENTER - MEDAN)

_/\_


By : Zen

^-^  :P maaf  ^:)^

Dulu aku pernah tahu ada teman sekantor yang kesurupan, dia ngoceh ngak karuan. Waktu ditanya kamu dari mana, si dia/hantu itu bilang bahwa dia tidak tahu dia didorong sama seseorang terus jatuh dan dia tidak tahu sekarang dia ada dimana.

Waktu itu ceritanya, tiba-tiba ada botol yang diikat dengan benang merah jatuh dari celling diruangan tempat aku kerja mental kekursi tempat duduk teman sebelah, dan jatuh di lantai, tampak berserakan pasir disekitarnya, kebetulan teman ini dan aku sedang diruangan lain waktu kejadian itu. Anehnya yang berlubang cuma celling atapnya aja sedang atap atasnya ngak apa-apa. Beberapa saat kemudian terdengar jeritan seseorang, itu teman di ruangan sebelah, kemudian dia jatuh pingsan. Setelah beberapa saat kemudian bangun, nah ngoceh dech itu dia ngak karuan. Dan itu berlangsung kurang lebih selama 2jam.

Beberapa menit sebelum ada suara teriakan dari si korban, teman CS bilang kalau terima telp dari ibu si korban nanyai keadaan anaknya. Si ibu ini ternyata punya kekekuatan lebih, beliau dari jarak jauh narik si hantu ini untuk keluar dari tubuh anaknya. Dibantu dengan seseorang sesepuh digang sebelah kantor, si hantu ini ditangkap saat keluar dari tubuh si korban lalu dimasukkan dibotol yang lain. Dan katanya botol ini kemudian dibuang di sungai. Si ibu ini bilang kalau disekitar botol yang pecah itu tidak hanya pasir tapi ada paku juga. The end.  :whistle:  serius amat sih ngebacanya... si amat aja ngak serius    :whistle:^-^
Memiliki pengetahuan dan keterampilan,
Terlatih baik dalam tata susila,
Ramah tamah dalam ucapan,
Itulah Berkah Utama.
(Mangala Sutta)