Messages

Dalam kitab ajaran agama lain, dikatakan bahwa tuhan mencipakan manusia sesuai bentuk tuhan itu. Kalau saya lihat apa yg ada dalam kitab suci mereka, tuhan itu adalah sosok makluk yang maha segala-galanya dan mempunyai sifat seperti layaknya manusia misalnya baik, gila hormat, iri hati, diktator, kadang kala adil tapi kadang kala tidak adil, dan pembunuh berdarah dingin yg membunuh banyak manusia termasuk bayi tak berdosa. Dari sini saya menarik kesimpulan bahwa sebenarnya bukan tuhan yang menciptakan manusia sesuai bentuk tuhan itu, tapi manusialah yang menciptakan tuhan sesuai bentuk dan sifat manusia itu sendiri. Kalau tuhan itu menciptakan manusia sesuai bentuknya sendiri, lantas untuk apa dia punya kaki, tangan, mata, hidung, telinga, dan alat reproduksi. Kalau saya punya kaki untuk berjalan. Saya juga punya alat reproduksi untuk buang air kecil dan untuk melanjutkan keturunan. Nah kalau tuhan punya alat-2 tersebut untuk apa? Lagi pula, bukankah tuhan maha segala-galanya; koq bisa-bisanya dia menciptakan malaikat yang kemudian menjadi iblis Lucifer. Kalau dia maha adil, dia tidak akan mengijinkan perbudakan. Dia malah tidak menghukum orang yg menyiksa budaknya sampai mati asalkan saja budaknya itu tidak langsung mati setelah disiksa, tapi mati 2 hari kemudian. Apa mungkin ini hukum yg dibuat tuhan?

Saya kira semua yg terjadi di alam semesta ini ada hukumnya; contohnya hukum gravitasi, hukum archimedes, hukum pascal, dll. Hukum karmapun merupakan hukum alam semesta. Kekuatan karmalah yg mengikat kita. Kekuatan karma selalu mencari keseimbangan dari perbuatan kita masa lalu dan kekuatan ini tidak diatur oleh siapa-2. Kekuatan ini dan juga hukum-2 fisika lainnya sudah ada sejak terbentuknya alam semesta ini. Kalau semuanya diatur tuhan, bagaimana bisa diterangkan fenomena alam seperti badai Hurricane yg terjadi dipantai timur Amerika setiap tahunnya. Kenapa badai itu tidak pernah mampir di pantai barat Amerika? Apa karena orang-2 di pantai barat itu baik-2 semua dan yg tinggal dipantai timur orang yg jahat semua?

Menurut sy Soul itu adalah gabungan dari pancakandha Tapi tidak termasuk Ruphakhanda (Materi/kelompok Jasmani). Sy setuju jika dikatakan bahwasanya soul (roh) itu ADA tapi tidak Permanent... Gabungan dari ke-Lima panchakandha tersebut maka mahluk itu ada, Tetapi diLuar dari Ruphakhanda (Materi/kelompok Jasmani) maka akan disebut Soul dan ini ada Tidak permanent terjadi karna buah karma mahluk2 tersebut.. Jadi Soul yang ada dikehidupan sekarang bukan sepenuhnya adalah soul yg dikehidupan lalu, soul yang ada dikehidupan yang akan datang bukan berarti sepenuhnya soul dikehidupan yang sekrng tetapi bukan berarti tidak berhubungan antara soul yang lalu dgn yg skrng atau yang akan datang. Semua itu terjadi karna karma mahluk hidup tersebut.

Jika memang Benar Soul itu tidak ada, siapakah mahluk2 yang di hukum diNeraka, siapakah mahluk2 Dewa2 itu. Dalam Wujud/wadah apakah mereka yang terlahir dialam neraka itu atau dewa itu.. Jika Soul/roh itu benar2 Tidak ada?  Apakah hanya kesadarannya saja yang dihukum/ menderita dialam neraka atau mengalami kebahagiaan yang panjang dialam dewa2 atau brahma, tanpa adanya soul..?
Selain dialam yang berbentuk badan jasmani dan materi yang bisa diLihat oelh mata telanjang, lalu siapakah yang berada di 31 alam kehidupan itu jika bukan berbentuk Soul, apakah itu?Apakah ini semua masih menjadi misteri kehidupan, dalam kisah2 guru Buddha disebutkan bahwa banyak dewa2 menemui sang Buddha, dalam wujud apakah dewa2 itu?mempunyai badan jasmanikah dewa2 itu atau TIDAK, jika tidak lalu siapakah dewa2 yng menemui Guru Buddha itu?

Ketika Y.M Mongallana menemui ibunya dialam Neraka dengan kesaktiannya atas pemberitahuan sang Buddha, dalam bentuk/wadah apakah Mongalana menemui ibunya itu, Jika bukan dalam bentuk roh?Lalu dalam wujud apakah Ibu Mongalana tersebut dialam neraka, jika Soul itu sejatinya tidak ada?.. ketika memberi makan ibunya kemudian makan tersebut terbakar dilehernya..

Mungkin pernyataan sy diatas salah, mohon pentunjuknya berdasarkan dari sutta2 yang ada...

Sebenarnya inti dari pertanyaan saya adalah seperti apa yang anda utarakan diatas. Saya bingung apa maksud Budha Gautama sewaktu beliau mengatakan tidak ada roh (soul) yang kekal. Apakah maksud beliau roh (soul) itu ada tapi tidak kekal atau roh itu sama sekali tidak ada?

Mengenai cerita Mongallana dan banyak cerita lain di buku Tripitaka, saya kira hanyalah perumpamaan yang dibuat oleh para murid Budha setelah beliau wafat. Cerita-2 tersebut banyak yg dimasukkan dalam kumpulan dongeng JATAKA termasuk kehidupan awal Sidharta Gautama. Jadi kita tidak perlu menganggap cerita-2 tersebut sebagai kejadian nyata. Cerita-2 tersebut dibuat para murid Budha agar penganut Budha bisa lebih mengerti mengenai ajaran Budha. Manusia jaman dulu sebagian besar tidak berpendidikan, makanya untuk membuat mereka mengerti dibuatlah cerita-2 tersebut.

kepada sdr Tommy Fong,
bolehkan saya minta izin copas nya atas topik saudara ini?
sudah pasti akan saya cantumkan nama anda : Tommy Fong, dhammacitta.org.
Thanx atas izin yang diberikan,
Kamu baik deh!.

Tentu saja boleh bro. Kalau ada yang bisa menemukan jawaban atas pertanyaan ini dalam buku Tripitaka saya akan sangat berterima kasih. Dari jawaban-2 yg sudah ada, saya cukup puas dengan perumpamaan lilin dari bro Indra dan pendapat dari bro Ariyakumara

Budha pernah berkata bahwa tidak ada satu makhluk yang berkuasa penuh atas semua makhluk di dunia ini seperti yang namanya Tuhan yang berkuasa atas nasib manusia. Nasib manusia menurut Budha ditentukan oleh manusia itu sendiri (tidak peduli agama apa yang anda anut). Agama Budha tidak mengenal seorang Tuhan yang otoriter dimana dia bisa seenaknya menyuruh seseorang membantai ribuan orang termasuk bayi, merestui perbudakan, memerintahkan pembunuhan bagi mereka yang berzinah, anak yang tidak patuh pada orang tua, kaum homoseksual, bekerja pada hari sabath (sabtu), dll. Agama Budha adalah agama cinta kasih yang tidak memerlukan sosok imajiner.

Kita semua tahu bahwa dalam agama Budha (menurut Budha Gautama) tidak ada yang namanya roh (soul). Kita pun semua tahu bahwa salah satu alam dimana seseorang ber-reinkarnasi adalah alam hantu. Tidak seperti kepercayaan dalam agama Hindu dimana yang ber-reinkarnasi adalah roh, dalam agama Budha yang ber-reinkarnasi adalah kesadaran (consciousness). Yang saya tidak mengerti yaitu bagaimana sebagian manusia bisa melihat hantu jika hantu ini hanya terdiri dari kesadaran. Apa mungkin ada materi lain yang membuat hantu ini yang saya belum tahu ?

Buddha pernah berkata bahwa kita tidak mempunyai roh (soul) yang permanent, tapi mempunyai kesadaran (conscious mind)? Apakah itu berarti kita mungkin mempunyai roh (soul) tapi tidak permanent atau munkin kita tidak mempunyai roh (soul) sama sekali? Terus, kalau manusia terdiri dari badan kasar (body) dan pikiran (mind), bagaimana dengan hantu (ghost) atau dewa (deva)? Apakah hantu atau dewa mempunyai roh atau kesadaran atau yang lainnya?

bila tubuh manusia kita meninggal atau habis masa hidupnya maka kita akan menjalani suatu proses kematian. dari proses ini ada yang terlahir sebagai hantu (ghost) jadi bukan soul dll, kelahiran sebagai hantu juga memberi "nama" dan "rupa" juga tetapi rupa yang di dapat tidak sama dengan badan jasamani yang di dapat waktu lahir sebagai manusia( alam manusia rupa yang di dapat yah rupanya manusia), jadi rupa didapat yang berasal dari alam peta.begitu juga yang di alam dewa mendapat "nama" dan "rupa" yang baru sesuai alam dewa punya.

jadi materi pembentuk manusia dan materi pembentuk Hantu atau mahluk peta yah berbeda begitu juga materi pembentuk Dewa.

Maksud saya disini apanya dari manusia yang menjadi hantu, roh(soul), kesadaran, atau lainnya?

Buddha pernah berkata bahwa kita tidak mempunyai roh (soul) yang permanent, tapi mempunyai kesadaran (conscious mind)? Apakah itu berarti kita mungkin mempunyai roh (soul) tapi tidak permanent atau munkin kita tidak mempunyai roh (soul) sama sekali? Terus, kalau manusia terdiri dari badan kasar (body) dan pikiran (mind), bagaimana dengan hantu (ghost) atau dewa (deva)? Apakah hantu atau dewa mempunyai roh atau kesadaran atau yang lainnya?

Jadi teringat masa lalu ketika mulai baru mengenal dhamma dan berusaha melaksanakan sila sebaik mungkin.
Saya merasa terikat sekali dan stress waktu itu, bahkan sampai seekor nyamuk pun berusaha untuk tidak di bunuh.

Sampai suatu saat saya menemui suatu momen yg menyadarkan saya bahwa penerapan sila tanpa dibarengi dengan kebijaksanaan hanya akan membuat jadi TERIKAT.

Jawaban utk pertanyaan anda diatas menurut saya adalah, selama binatang atau serangga itu sudah mengganggu kelangsungan kehidupan kita misalnya tikus yg menyerang padi di sawah, itu kalo dibasmi bukan merupakan masalah besar. 
Lain halnya kalau anda membunuh tikus dengan niat iseng atau motif balas dendam.

Saya sangat setuju dengan jawaban anda. Sebenarnya sayapun berpendapat demikian, cuma takut kalau pendapat saya ini salah makanya saya tanya pendapat dari orang lain dulu.

Dalam agama Buddha kita dianjurkan untuk menghindari pembunuhan tapi kenyataanya kadang-kadang kita sulit untuk melakukannya. Contohnya para petani padi. Kalau mereka tidak membasmi tikus-2 disawah, mungkin banyak manusia yang akan mati kelaparan dan tikusnya akan semakin merajalela. Pertanyaannya : Bagaimana para petani bisa menyelamatkan padinya tanpa membunuh tikus-2 tadi?

Apakah dalam ajaran Budha (Theravada) ada mantra untuk menolak rasa takut (misalnya bila kita ditempat yang seram).

coba menjawab...
Di mazhab Theravada - dikenal juga sebagai Hinayana = kendaraan kecil - hanya mendaulat Buddha Sakyamuni; kalo gak salah Bikkhunya boleh tidak vegetarian tapi hanya boleh makan sebelum jam 12 siang...
Umat Theravada lebih menekankan pada sila dan samadhi.
Mazhab Tantrayana merupakan bagian dari Mazhab Mahayana
Dalam Mahayana, banyak Buddha, Bodhisattva, Mahasattva yang didaulat.
Bikkhunya vegetarian (umumnya) tapi boleh makan 3 kali...
Umat Tantrayana umumnya tidak vegetarian, tapi mereka membacakan paritta penyebrangan arwah dari Bodhisattva Manjusri sebelum mereka menyantap makanannya.
Umat Tantrayana juga menggunakan Tipitaka sebagai acuan
Tantrayana terbagi lagi menjadi beberapa aliran; salah satunya adalah aliran TBS (True Budha School) atau Zen Fo Zhong (zfz) yang di Indonesia lebih di kenal dengan aliran Lu Sheng Yen..
Dalam kebaktian aliran zfz mengutamakan paritta, mudra dan samadhi.
Bagi yang ingin bergabung dengan aliran zfz, dianjurkan untuk belajar Theravada (tentang sila dan samadhi), belajar Mahayana umum (tentang Sutta/sutra) terlebih dahulu.
semoga membantu, dan mohon para senior koreksi bila ada yang salah...
Namo Amithofo....

Terima kasih banyak atas penjelasannya.

Saya ingin bertanya apakah perbedaan utama Tantrayana dan Theravada. Apakah Tantrayana juga memakai buku Tripitaka sebagai buku utama?

Saya ingin bertanya bagaimanakah pandangan agama Budha tentang perkawinan sejenis (homo/lesbi).
Apah dalam kitab Tripitaka ada disinggung tentang hal ini?//

Kalau konsep ketuhanan tidak ada, lantas siapa yang mengatur karma kita? Contohnya sy berbuat jahat dan harus menerima karma buruk pada kehidupan berikutnya. Siapa yang akan menentukan sy lahir dimana, dari keluarga apa, lahir cacat atau tidak, kaya atau gembel, dll

Ada yang mengganjal hati saya sebagai umat Buddha yaitu mengenai konsep ketuhanan. Dalam agama Buddha, tidak disebutkan bahwa dunia dan segala isinya diciptakan dan dijalankan oleh tuhan. Lantas siapa yang menciptakan dunia ini? Siapa pula yang mengatur tumimba lahir kita berdasarkan karma kita? Misalnya saya berbuat jahat pada kehidupan sekarang dan harus menerima karma buruk pada kehidupan berikutnya (misalnya jadi gembel yang cacat), siapa yang mengatur semua itu berdasarkan karma saya?