News:

Semoga anda berbahagia _/\_

Main Menu
Menu

Show posts

This section allows you to view all posts made by this member. Note that you can only see posts made in areas you currently have access to.

Show posts Menu

Messages - Ivanzius

#1
Diskusi Umum / Re: Belajar dari Riky Dave
19 November 2009, 04:55:21 PM
Namo Buddhaya,

Cukup menarik untuk saya apa yang telah disampaikan oleh KK Riky...  :)

BERHENTINYA PIKIRAN.

Mungkin apakah maksud KK Riky adalah berhentinya NAFSU KEINGINAN ? Bila seseorang telah menghentikan Nafsu Keinginannya, maka akan terlepas dari Dukkha. Karena sesuai dengan Cattari Ariya Saccani yang kedua ialah : Sebab timbulnya Dukkha adalah Nafsu Keinginan.

II
Kebenaran Ariya tentang Asal Mula Dukkha
(Dukkha Samudaya Ariya Sacca)
[/b]

Guru Buddha bersabda, "Sekarang, O, para bhikkhu, Kebenaran Ariya tentang Asal Mula Dukkha, yaitu : Ketagihan (tanhâ) yang menyebabkan tumimbal lahir, disertai dengan hawa nafsu untuk menemukan kesenangan di sana sini, yaitu kamatanhâ : ketagihan akan kesenangan indria, bhavatanhâ : ketagihan akan penjelmaan, vibhavâtanhâ : ketagihan untuk memusnahkan diri."

Pada bagian ini Guru Buddha menjelaskan bahwa sumber dari dukkha atau penderitaan adalah tanhâ, yaitu nafsu keinginan yang tidak ada habis-habisnya. Tanha dapat diibaratkan seperti candu atau opium yang menimbulkan dampak ketagihan bagi yang memakainya terus-menerus, dan semakin lama akan merusak fisik maupun mental si pemakai. Tanha juga dapat diibaratkan seperti air laut yang asin yang jika diminum untuk menghilangkan haus justru rasa haus tersebut semakin bertambah.

Ada tiga bentuk tanhä, yaitu :

1.Kämatanhä : adalah ketagihan akan kesenangan indriya, ialah ketagihan akan :
a. bentuk-bentuk (indah)
b. suara-suara (merdu)
c. wangi-wangian
d. rasa-rasa (nikmat)
e. sentuhan-sentuhan (lembut)
f. bentuk-bentuk pikiran

2.Bhavatanhä : adalah ketagihan untuk lahir kembali sebagai manusia yang berdasarkan pada kepercayaan yang mengatakan tentang adanya "atma (roh) yang kekal dan terpisah" (attavada).

3.Vibhavatanhä : adalah ketagihan untuk memusnahkan diri, yang berdasarkan kepercayaan yang mengatakan bahwa setelah manusia meninggal maka berakhirlah segala riwayat tiap-tiap manusia (ucchedaväda).

http://www.bhagavant.com/home.php?link=dhamma_sari&n_id=50

Salam Metta,

_/\_

Sabbe Satta Bhavantu Sukkhitatta
#2
Namo Buddhaya,

Quote from: Jerry on 09 November 2009, 09:21:06 PM
Quote from: Peacemind on 09 November 2009, 02:51:06 PM
Quote from: Johsun on 09 November 2009, 02:41:38 PM
Energi itu inti gak ya? Krna kekal lho?

Suatu kali, Albert Einstein berkata kepada gurunya, "Dingin muncul karena energi dingin lenyap dan berganti energi panas; panas muncul karena energi panas lenyap dan berganti energi dingin".  Energi pun bersifat muncul dan lenyap.

Be happy.
_/\_ Sdr Peacemind

Sorry to disappoint, that story turns out to be a false one.. Another HOAX made by theists.. You can check it out at here:
http://snopes.com/religion/einstein.asp

Hm.. Maaf KK, Jadi kepikiran begini nech,

Bila seseorang melakukan Kebajikan, maka Mr. T Muncul dan Mr. S lenyap.
Bila seseorang melakukan Keburukan, maka Mr. S Muncul, dan Mr. T lenyap.
Apakah begitu ?  ???

Salam Metta,

_/\_

Sabbe Satta Bhavantu Sukkhitatta
#3
Namo Buddhaya,

Quote from: g.citra on 07 November 2009, 12:36:06 AM
Lebih lanjut bro ... :) ...
Lalu, yang disebut "diri" itu apa ?
Lalu, saya, kamu itu apa ?
Lalu, khanda-khanda itu apa ?
Lalu, yang berdiskusi disini juga apa ?
Diri = Nama & Rupa   ;D

Mohon dikoreksi KK, bila ada yang salah.

Salam Metta,

_/\_

Sabbe Satta Bhavantu Sukkhitatta
#4
Namo Buddhaya,

Quote from: Peacemind on 06 November 2009, 12:44:11 PM
1. Apakah anda benar-benar tertarik untuk mencapai nibbāna?
2. Jika tertarik, apa yang menjadi penyebabnya?                                         
1. Tertarik.
2. Penyebabnya adalah Dukkha.

Quote from: g.citra on 06 November 2009, 04:08:40 PM
Dukkha timbul karena apa bro ?
Dhukka timbul karena Tanha.  :)

Salam Metta,

_/\_

Sabbe Satta Bhavantu Sukkhitatta
#5
Diskusi Umum / Re: Pernah berpikir utk jadi bhikku?
23 October 2009, 08:04:50 PM
Quote from: Mr.Jhonz on 23 October 2009, 07:38:05 PM
Mau tanya,

pernahkah teman2 berpikir/terpikir untuk menjalani hidup selibat(jadi bhikku,samana,petapa) atau sejenisnya

share dunk ;D

_/\_

Namo Buddhaya

Pernah KK, tapi gak di izinin sama or-tu  ;D

Kalo KK sendiri gimana?
Apakah ada Niat menjadi Bhikku..?

Salam Metta

_/\_

Sabbe Satta Bhavantu Sukkhitatta
#6
Namo Buddhaya,

Sepertinya memang gak bakalan nyambung..... :))

Yang 1 berusaha menjelaskan buah mangga...
Yang lainnya berusaha menjelaskan buah sukun...

Jadi saya ambil kesimpulan....

EHIPASSIKO  ;D

Salam Metta

_/\_

Sabbe Satta Bhavantu Sukkhitatta

#7
Quote from: inJulia on 20 October 2009, 04:47:22 PM

Buat Adek Ivanzius, ;)

Terima kasih sudah berkenan menjelaskan.
Seperti yang sudah saya post di posting saya #82 di atas.
Hukum yang Universal punya kriterianya. Hukum itu BISA menjelaskan semua proses, kejadian.

Anda boleh mengambil contoh buat menguatkan pendapat Anda, tapi bila Hukum itu Universal, maka Hukum tersebut harus juga bisa menjelaskan contoh, peristiwa, kejadian manapun.


Saya akan coba memberikan contoh lain KK.... ;D

Saya berniat merubah warna kain berwarna putih menjadi berwarna hitam.
Bila saya mencelup kain tersebut dengan zat pewarna berwarna hitam (tentunya dengan perlengkapan lainnya seperti pewarna, pengaduk, panci, dsb..)
1. Apakah hasilnya menjadi berwarna hitam ? (menurut pengalaman saya sech menjadi hitam)
2. Jika saya mencelup kain tersebut besok, lusa, seminggu, sebulan, setaon, 100taon kedepan (udah pindah ke alam lain kali ya he..he.. :P) apakah hasilnya menjadi warna ungu..?
3. Jika saya mencelup kain tersebut di Indonesia, Israel, Arab, India, Thailand, apakah hasilnya menjadi merah..?
4. Jika selain saya, orang lain berniat merubah warna kain berwarna putih menjadi berwarna hitam dan mencelup kain tersebut dengan zat pewarna berwarna hitam (tentunya dengan perlengkapan lainnya seperti pewarna, pengaduk, panci, dsb..) apakah hasilnya kain tersebut menjadi warna kuning..?

Saya menyatakan PASTI warnanya hitam KK.  :>-

Quote from: inJulia on 20 October 2009, 04:47:22 PM

Bila kemudian ada yang membawa contoh,
Si X memukul kepala Si Y, yang kebetulan HANYA SEKEDAR beradu mata.
Si X lalu merasa puas, senang.

Bagaimana Anda menjelaskan, bahwa perasaan puas, senang itu bukan hasil yang berbuah seketika dari karma memukul kepala orang lain?
(Asumsi saya, kita bisa sepakat:perasaan puas dan senang bukan vipaka dari karma memukul.)


Demikian dulu, Bro Ivanzius.


Saya setuju dengan KK, bahwa yang dilakukan si X adalah keburukan yang didasari 4 macam alasan :
1. Perbuatan buruk yang dilakukan karena Keserakahan.
2. Perbuatan buruk yang dilakukan karena Kebencian.
3. Perbuatan buruk yang dilakukan karena Tidak tahu (Moha)
4. Perbuatan buruk yang dilakukan karena Ketakutan.

Quote from: inJulia on 20 October 2009, 04:47:22 PM

NB.

Quote from: IvanziusJangka panjang & jangka pendek itu sendiri sangat relatif pada tolak ukur masing2 pribadi (karena 5 menit buat saya mungkin lama, namun bagi KK2 itu sebentar).
Problemnya bukan di sana, tapi bagaimana kita tahu dan MEMASTIKAN
karma ini berbuah dalam jangka pendek dan yang itu panjang. How? Pasti?


Wah.. Ini saya ambil referensi dari
http://bhagavant.com/home.php?link=dhamma_sari&n_id=55

Empat Jenis Kamma Berdasarkan Waktu Munculnya Akibat (vipaka) yang Dihasilkan
1. Ditthadhamma vedaniya Kamma yaitu Kamma yang menghasilkan akibat (vipaka) segera mungkin pada waktu kehidupan sekarang. Kamma ini terbagi 2 macam, yaitu :

    *
      Kamma yang memberikan hasil dalam kehidupan sekarang ini, termasuk yang sudah masak betul atau disebut dengan Paripakka Dittha Dhamma vedaniya Kamma. Contoh : Seorang miskin bernama Punna yang memberikan dana makanan kepada Y A Sariputta Maha Thera menjadi kaya-raya dalam waktu tujuh hari setelah berdana.
    *
      Kamma yang memberikan hasil setelah lewat tujuh hari atau disebut dengan Aparipakka Dittha Dhammavedaniya. Contoh : Jika berbuat kebaikan atau kejahatan dalam usia muda, akan dipetik hasil dalam usia muda atau usia tua dalam kehidupan sekarang ini juga.

2. Upajja vedaniya Kamma yaitu Kamma yang menghasilkan akibat (vipaka) pada kehidupan berikutnya yaitu satu kehidupan setelah kehidupan sekarang.

3. Aparapariya vedaniya Kamma yaitu Kamma yang menghasilkan akibat (vipaka) pada kehidupan berikutnya secara berturut-turut.

4. Ahosi Kamma yaitu Kamma yang tidak lagi atau tidak akan memiliki kekuatan untuk menghasilkan akibat (kadaluwarsa). Ahosi Kamma terbentuk ketika kekuatan suatu perbuatan (kamma) terhalangi oleh kekuatan perbuatan (kamma) lain yang sangat besar. Selain itu Ahosi Kamma terbentuk jika tidak adanya kondisi-kondisi pendukung yang dibutuhkan untuk kamma itu berbuah, sehingga kamma tersebut tidak menghasilkan akibat (vipaka).

Quote from: inJulia on 20 October 2009, 04:47:22 PM

sampai di sini berkelebat kisah petani yang kudanya hilang, lalu kembali membawa banyak kuda, lalu....
Apa itu vipaka baik?
apa itu vipaka buruk?



Mungkin saya berikan contoh lain :

Bila saya bertemu gadis muda, cantik, kaya, pinter, ramah dan cinta sama saya...(wuih maunya tuch... 8->)

1. Bila kondisi mental saya belum melaksanakan Dasa Sila, bahkan masih melekat dengan LOBHA, DOSA, MOHA.
Pada saat bertemu dengan gadis tersebut, saya berpikir ini merupakan KARMA VIPAKA BAIK.
2. Bila kondisi mental saya sudah melaksanakan Dasa Sila, melemahnya LOBHA, DOSA, MOHA.
Pada saat bertemu dengan gadis tersebut, saya berpikir ini merupakan KARMA VIPAKA BURUK.
3. Bila kondisi mental saya sudah melaksanakan Patimokkha Sila, lenyapnya LOBHA, DOSA, MOHA.
Pada saat bertemu dengan gadis tersebut, saya berpikir ini bukan KARMA VIPAKA Baik maupun Buruk.


Quote from: inJulia on 20 October 2009, 04:47:22 PM
Quote from: IvanziusAmbil contoh bila saya menanam bibit/benih mangga, apakah saya dapat mengetahui secara detail mengenai :

1. Apakah bibit tersebut akan bertumbuh?
2. Bila pohon mangga tersebut bertumbuh....
     * Berapa ya kira2 diameter batang pohonnya?
     * Berapa ya kira2 tinggi pohonnya?
     * Berapa ya kira2 banyak daunnya?
     * Berapa ya kira2 banyak buahnya (kalo berbuah) manis??, asem ??....dst. 

Ini mungkin yang dianggap KK InJulia bahwa hukum karma tidak dapat dibuktikan karena tidak pasti hasilnya (DUGAAN kalo kata KK InJulia).
Tapi ada 1 yang saya yakin dan menyimpulkan yang pasti...
Bahwa pohon tersebut adalah pohon Mangga...
Ini kalo diliat dari sisi jangka panjang.

Dilihat dari sisi waktu jangka pendek, kalo saya ada Niat menusuk jarum kepada kaki saya, dan saya melanjutkan dengan perbuatan, maka Hasil dari Niat tersebut bisa dirasakan secara waktu jangka pendek.... yaitu rasa sakit/penderitaan yang saya alami pada saat waktu jarum itu menembus kulit kaki saya.

Ini yang adalah kebenaran Hukum Karma. Karena saya sudah ada Karma (Niat) untuk menusuk jarum tersebut dan dilakkukan. Dan Hasil/Buah nya adalah penderitaan. (buat saya adalah penderitaan)
Begini, ketika vipaka kita terima, kita SULIT MEMASTIKAN karma mana yang berbuah. Agak terbalik dikit, tapi masih nyambung, bisa dipakai.


Ketika saya menerima buah mangga...
Saya PASTI kan bahwa buah ini berasal dari Pohon mangga.
Saya PASTI kan bahwa buah ini berasal dari Bibit/Benih mangga.
Tapi kalo masalah Rasanya Asam / Manis tergantung selera.. :P

Quote from: inJulia on 20 October 2009, 04:47:22 PM

Sepemahaman saya, menusuk jarum adalah karma netral. Yang patut kita teliti adalah APA MOTIVASINYA MENUSUKKAN JARUM?
yah semangat berdiskusi, selalu ingin mematahkan pendapat pihak lain, mohon maklum, ya.
Dan, tertusuk jarum belum bisa disebut sebagai penderitaan. tergantung batin, bukan tergantung fisik.


Menusuk adalah perbuatan jasmani yang dipelopori oleh pikiran, jadi ada NIAT disitu.

(1) Pikiran adalah pelopor dari segala sesuatu, pikiran adalah pemimpin, pikiran adalah pembentuk. Bila seseorang berbicara atau berbuat dengan pikiran jahat, maka penderitaan akan mengikutinya, bagaikan roda pedati mengikuti langkah kaki lembu yang menariknya.
(2) Pikiran adalah pelopor dari segala sesuatu, pikiran adalah pemimpin, pikiran adalah pembentuk. Bila seseorang berbicara atau berbuat dengan pikiran murni, maka kebahagiaan akan mengikutinya, bagaikan bayang-bayang yang tak pernah meninggalkan bendanya.

http://bhagavant.com/home.php?link=dhammapada&bab=20

Jujurnya tidak ada motivasi yang terselubung atau tersembunyi dari saya. Saya hanya ingin Menyampaikan kebenaran hukum karma dengan memberikan contoh, itu saja.  :>-

Tertusuk jarum adalah PASTI penderitaan fisik yang nyata (jangan bilang kalo kakinya sudah dibius duluan he..he..he..  :)) )
Seandainya tertusuk jarum tidak membawa penderitaan dan membawa kebahagiaan, maka saya PASTI setiap harinya menusuk kaki saya dan mengajak KK2 sekalian juga untuk melakukan hal tersebut.  :P
Karena menusukkan jarum ke kaki adalah penderitaan dan bukan kebahagiaan, maka saya tidak melakukan dan menganjurkan KK2 untuk melakukannya.

mengopy dari kata sutta dibawah  :-[


13. Tinggalkanlah Kejahatan

Tinggalkanlah kejahatan, O para bhikkhu! Para bhikkhu, manusia dapat meninggalkan kejahatan. Seandainya saja manusia tidak mungkin meninggalkan kejahatan, aku tidak akan menyuruh kalian melakukannya. Tetapi karena hal itu dapat dilakukan maka kukatakan, "Tinggalkanlah kejahatan!"

Seandainya saja meninggalkan kejahatan ini akan membawa kerugian dan penderitaan, aku tidak akan menyuruh kalian meninggalkan kejahatan. Tetapi karena meninggalkan kejahatan membawa kesejahteraan dan kebahagiaan, maka kukatakan "Tinggalkanlah kejahatan!"

Kembangkanlah kebaikan, O para bhikkhu! Para bhikkhu, manusia dapat mengembangkan kebaikan. Seandainya saja manusia tidak mungkin mengembangkan kebaikan, maka aku tidak akan menyuruh kalian melakukannya. Tetapi karena hal itu dapat dilakukan, maka kukatakan. "Kembangkanlah kebaikan!"

Seandainya saja pengembangan kebaikan ini akan membawa kerugian dan penderitaan, aku tidak akan menyuruh kalian mengembangkannya. Tetapi karena mengembangkan kebaikan membawa kesejahteraan dan kebahagiaan, maka kukatakan, "Kembangkanlah kebaikan!"

http://www.samaggi-phala.or.id/tipitaka_dtl.php?cont_id=737

Quote from: inJulia on 20 October 2009, 04:47:22 PM

Quote from: IvanziusMohon kondisi ini tidak ditambah dengan kondisi yang lain ya KK2  , seperti :
     * Mendapat undian 100 M   (khan jadi hepi)
     * Mendapat perhatian dari suster cantik...   (khan jadi seneng tuch) he..he..he..
kalau kita bersedia menyatakan Hk Karma tidak universal, OK. Tapi karena kita meyakini HK karma adalah Universal, maka ia harus dan pasti lolos dalam menjelaskan semua peristiwa.

jangan HK karma nya yg kita korbankan, menjadi terbatas, regional,
tapi kita melihat level kita dimana.
Level kita tinggi, silahkan merevisi HK Karma, buat pribadi. tapi kalau level kita puthujjana, sebaiknya kita harus akui pendapat kita yang perlu ditinjau kembali.

Demikian Bro Ivan.
Thanks.
_/\_
[Bro panggil saya KK, saya anggap guyonan.
Goyon balas guyon, makanya saya panggil adek. :))
just for fun, :))]

Salam Metta untuk KK...
HUKUM KARMA adalah Netral...
HUKUM KARMA tidak bisa di Revisi...
HUKUM KARMA Seperti Cermin...
Yang bisa direvisi ato diperbaiki adalah KARMA=NIAT kita.

_/\_

Semoga bermanfaat

Sabbe Satta Bhavantu Sukkhitatta



#8
Namo Buddhaya,

Mohon maaf sebelumnya bila ada perkataan saya yang kurang berkenan dihati KK2.

Sebelum membahas lebih lanjut, kita harus menyepakati apa kata arti Hukum Karma.
Yang saya baca dari buku, Kamma adalah Niat/Kehendak (Cetana dalam bahasa Pali), Vipaka adalah Hasil/Buah dari Niat/Kehendak yang dilalui pikiran, ucapan, maupun jasmani.

Hasil dari sebuah Niat bila dilihat dari sisi jangka waktu, dapat dibagi 2 bagian :
-Jangka Panjang
-Jangka Pendek
(mohon maaf bila ada yg kurang) :P

Jangka panjang & jangka pendek itu sendiri sangat relatif pada tolak ukur masing2 pribadi (karena 5 menit buat saya mungkin lama, namun bagi KK2 itu sebentar).
Yang ingin saya sampaikan dengan waktut berjangka panjang adalah bukan pada kehidupan sekarang. Melainkan adalah di Kehidupan yang akan datang. Begitu juga sebliknya dengan waktu jangka pendek.

Untuk Hasil dari Niat ( Kamma Vipaka ) untuk jangak waktu yang panjang sangat sulit untuk dibuktikan secara detail, karena sebagai siswa sang Buddha yang masih belajar (puthujjana) tidak memiliki abhinna untuk memastikan secara detail akan Hasil dari Niat tersebut.

Ambil contoh bila saya menanam bibit/benih mangga, apakah saya dapat mengetahui secara detail mengenai :

1. Apakah bibit tersebut akan bertumbuh?
2. Bila pohon mangga tersebut bertumbuh....
     * Berapa ya kira2 diameter batang pohonnya?
     * Berapa ya kira2 tinggi pohonnya?
     * Berapa ya kira2 banyak daunnya?
     * Berapa ya kira2 banyak buahnya (kalo berbuah) manis??, asem ??....dst.  ;D

Ini mungkin yang dianggap KK InJulia bahwa hukum karma tidak dapat dibuktikan karena tidak pasti hasilnya (DUGAAN kalo kata KK InJulia).
Tapi ada 1 yang saya yakin dan menyimpulkan yang pasti...
Bahwa pohon tersebut adalah pohon Mangga...
Ini kalo diliat dari sisi jangka panjang.

Dilihat dari sisi waktu jangka pendek, kalo saya ada Niat menusuk jarum kepada kaki saya, dan saya melanjutkan dengan perbuatan, maka Hasil dari Niat tersebut bisa dirasakan secara waktu jangka pendek.... yaitu rasa sakit/penderitaan yang saya alami pada saat waktu jarum itu menembus kulit kaki saya.

Ini yang adalah kebenaran Hukum Karma. Karena saya sudah ada Karma (Niat) untuk menusuk jarum tersebut dan dilakkukan. Dan Hasil/Buah nya adalah penderitaan. (buat saya adalah penderitaan)


Mohon kondisi ini tidak ditambah dengan kondisi yang lain ya KK2  ;D, seperti :
     * Mendapat undian 100 M  ^-^ (khan jadi hepi)
     * Mendapat perhatian dari suster cantik...  =P~ (khan jadi seneng tuch) he..he..he..


Ini merupakan sebuah bukti kondisi dari proses Hukum Karma. Bila saya tidak memiliki Niat menusukan jarum ke kaki saya, maka tidak terjadi proses hukum karma (sebab akibat) tersebut.

_/\_

Sabbe Satta Bhavantu Sukkhitatta.