Jangankan dr segi tipitaka brow, dr segi tripitaka, yg sering dipublikasikan di vihara hanya sutra kristigabha yg melimpahkan jasa kepada ibu-ny.. Tapi isi sutra itu pun rada meragukan krn banyak tambahan2 yg rada jauh dr logika buddhis umumny.. Klo kg slh ttng sutra kristigabha pernah di post d sini deh..
Terus yg anehnya lagi, mengenai upacara mendoakan arwah, di mahayana paling umum menggunakan amitayus sutra(klo umum mungkin lbh mengenal amitocing)..kalau baca artiny, bahkan kg ada kalimat yg secara eksplisit menyebut pelimpahan jasa atau sebagainya. Gw pribadi melihat makna dibacakan amitocing tsb secara sederhana ialah seperti "tenanglah arwah,ada kedamaian n kebahagiaan stlh kematian ini. Just let it go.."
Terus yg anehnya lagi, mengenai upacara mendoakan arwah, di mahayana paling umum menggunakan amitayus sutra(klo umum mungkin lbh mengenal amitocing)..kalau baca artiny, bahkan kg ada kalimat yg secara eksplisit menyebut pelimpahan jasa atau sebagainya. Gw pribadi melihat makna dibacakan amitocing tsb secara sederhana ialah seperti "tenanglah arwah,ada kedamaian n kebahagiaan stlh kematian ini. Just let it go.."


liat reaksinya
