News:

Semoga anda berbahagia _/\_

Main Menu
Menu

Show posts

This section allows you to view all posts made by this member. Note that you can only see posts made in areas you currently have access to.

Show posts Menu

Messages - yuuji89

#1
Quote from: Kelana on 02 October 2012, 12:50:27 PM
Saya berharap tidak ada yang berpandangan bahwa semua orang yang beralih menjadi Buddhis akan langsung (tanpa proses) memiliki sikap batin seperti Sammasambuddha, sempurna dalam tindak-tanduk. Ini pandangan yang tidak realistis. Bahkan dalam Buddhisme pun ada yang namanya tingkatan spiritual yang belum sempurna, yaitu dari pemenang arus sampai anagami.

Menjadi Buddhis adalah berlatih, berlatih dan berlatih. Yang namanya berlatih tentu ada saatnya kita lengah dalam latihan sehingga melakukan kesalahan/kekeliruan, dan ini adalah wajar. Yang tidak wajar adalah saat kesalahan/kekeliruan ini berulang kali dilakukan dan lebih banyak dari sebelum menjadi Buddhis. So ketika menjadi Buddhis seharusnya minimal ada perbaikan diri dari segi spiritual dan bukan justru sebaliknya.

inilah mengapa saya banyak bertanya dan mencari tahu.
supaya bisa belajar cara memperbaiki diri, membawa diri ke arah yang lebih baik.
#2
Quote from: ryu on 02 October 2012, 07:05:29 AM
ya betul, seperti anda yang berprinsip tidak mau bermusavada dalam hal ktp, sebaiknya juga dalam hal lain bisa diaplikasikan juga jgn cuma buat bangga2an aja ngaku budha.

marilah kita bersama2 mengaplikasikannya dalam berbagai hal, dan hendaknya saling mengingatkan jika ada kekeliruan  :)
#3
Quote from: sanjiva on 02 October 2012, 07:24:35 AM
Ooops, sorry bro.  Dikira masih sodaraan, nicknya mirip sih bunyinya sama ryu - ruuji.
:)) :)) ^:)^

ryuu/long nama belakang saya

龍 勇志
ryuu yuuji or long yong zhi

saya bukan org jepang/china, cuma saya memang bikin nama tiongkok untuk kemudahan sipil selama saya tinggal di negeri sakura

_/\_
#4
Quote from: morpheus on 02 October 2012, 12:31:43 AM
tidak ada satupun yang mengajarkan dan mendefinisikan tuhan karena
yg satu hanya mengajarkan dan mendefinisikan allah, sedangkan
yang satunya hanya mengajarkan dan mendefinisikan yahwe / jehova  ;D

konsep dan definisi itu yang dipakai untuk mendefinisikan tuhan oleh agama2 tadi.
semuanya hanyalah definisi yang diadopsi dari konsep2 yg sudah ada di luaran.

berpikir demikian, berarti tidak ada yang memiliki konsep baku mengenai apakah tuhan itu.
sehingga sah2 saja kalo buddhis memakai definisi ajatam-abhutam-akatam-asankhatam (4a)
dalam kitab udana tadi untuk mendefinisikan tuhan, sebagaimana yahwe dipakai oleh
kristian untuk mendefinisikan tuhan.

bedanya bagi kristian, konsep yahwe itu sentral dalam teori dan praktek keagamaannya, sedangkan bagi buddhis konsep 4a itu tidak relavan untuk lenyapnya dukkha.
bagi kristian, yahwe itu maha pencipta dan kuasa, sedangkan bagi buddhis 4a itu tidak relevan untuk menerangkan asal usul dunia dan nasib manusia.
dsb.

jadi sah2 saja kalo bilang buddhis itu berketuhanan yang maha esa, asal definisinya dari buddhis sendiri bukan disama2kan dengan definisi lain.
kalo saya sendiri, segala macam konsep tuhan atau 4a tidaklah penting untuk menyelami dukkha dan lenyapnya dukkha, diabaikan saja.


makasih :)
saya puas banget dengan jawaban anda yang di-bold

btw, saya dulu rajin gereja, studi alkitab dll. yahwe dalam protestan tidak digunakan, tp yang sangat diutamakan adalah divinitas yesus. well, dalam kr15tianitas sendiri banyak mazhabnya, jadi banyak view yang berbeda. dulu malah ada salah satu teman gereja yang mengaku mendapat ilham dan tahu persis surga itu seperti apa, dan bertemu yesus (saya sangat sangat sangat skeptis dengan hal2 speerti ini)
#5
Quote from: will_i_am on 01 October 2012, 11:53:13 PM
di DC ini, perdebatan dengan atmosfir yang panas udh jadi makanan sehari-hari kami, jadi jangan "shock" bila melihat posting-posting yang agak "berdarah-darah"  :D

oh gitu.

tapi paling gak kemasannya masih beradab ;D

or.... mungkin karena saya belum lihat semuanya  :))
#6
nampaknya ada percekcokan.
ya kah? apa mungkin karena saya masih terlampau hijau untuk memahami kawan2
#7
Quote from: ryu on 01 October 2012, 07:51:04 PM
loh siapa yang larang? saya malah pengen menegaskan saja kalau ga mau munafik sesudah di ktp budha ya jangan musavada ya, soal ktp saja khan ga mau musavada mbok ya yang lainnya juga coba jangan musavada, malu2in budha nanti.

kalo masalah malu2in, kak ryu, saya rasa di agama manapun pasti ada
yang I taat, menjalankan ajaran, damai, toleran juga bakal malu liat para anarkis dan teroris
yang K taat juga demikian, yang hidup dalam ajaran yesus, menjalankan taurat, juga bakal malu lihat yang pada munafik, fanatik dan ekstrim

opini saya sih selama masih hidup sebagai manusia di alam manusia, masih lumrah kalau melakukan kesalahan.
bukankah salah satu esensi Buddha adalah supaya kita bisa lepas dari semua itu? mohon koreksi jika saya keliru
#8
Quote from: sanjiva on 01 October 2012, 06:27:13 PM
Sebaiknya anda yang KTPnya k4th0lik merelakan ruuji pindah agama di KTP dari K menjadi buddha.  Toh itu pilihan pribadi dia sendiri tanpa ada paksaan dari siapapun, dalam keadaaan sadar dan sehat jasmani dan batin.  :P

Bagaimana bro yuuji bisa tetap memenuhi keinginan anda mempertahankan agama K di KTPnya kalau membaca signature anda : "Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain"  ;)

Biarlah ruuji menjadi buddhis yang berKTP buddha, sedang anda biarlah tetap seorang k4th0lik  >:D dan mencapai penggelapan sempurna. ;D

Relakanlah dia bro. :whistle:

namaku yuuji loh bukan ruuji, itu artinya beda hahaha.

yuuji (jpn) / yong zhi (chn) artinya ksatria pemberani
cukup sesuai dengan nama indonesia saya, yaitu yudhistira

:)
#9
Quote from: Wolvie on 01 October 2012, 04:33:52 PM
ya, sy juga bisa merasa anda tidak sekedar studi banding, sy tulis itu (studi banding/ingin tau/ bahkan yang lebih parah cuma demi cari2 kesalahan dalam Buddhisme agar dia bisa promosikan ajarannya) berdasarkan thread/pengalaman/cerita orang lain..

dan sama seperti anda sy juga sempat kosong, muak ke gereja selama +/- 1 tahun, cuma untung keluarga inti sy sih ga menentang, malah kompakan masuk Buddhist semua dari kakak sy, saya sama ade sy, wkwkwk. Kecuali papah, karena beliau ga percaya sama agama satu pun juga, real scientist minded..

sy rasa karma sy cukup baik karena bisa pindah ke agama Buddha dengan jalan yang cukup mulus (dibandingkan pengalaman beberapa teman2 di Dhammacitta)..paling yang cerewet cuma tante sama teman sy heheh..

soal2 temen2 yang ninggalin kita karena pilihan kita ya anggap saja itu Anicca Lesson buat kita (Anicca= segala sesuatu itu ga kekal)

dan ya itu tadi, temen itu ga cuma dia doang, wkwkwkkw.
di awal memang sempat kecewa sih, tapi akhirnya ya biasa2 aja, toh malah ke depannya ketemu temen yang lebih nyambung,

makasih wolvie :)
makanya di dhammacitta saya senang bisa dapat teman2 baru, meski hanya dunia maya, tapi paling tidak ada interaksi sosial, dan bahasa samawinya "seiman"
hahaha  :))
#10
Quote from: Wolvie on 01 October 2012, 04:04:33 PM
ya itulah kadang2 gw rada heran klo ada komen kek gitu..
mungkin spy dibilang toleran ? entahlah..
memang tidak ada paksaan tapi juga bukan berarti klo orangnya udah mau dan sukarela pengen pindah, terus dicegah (sy toh dah baca tulisan TS yuuji)

klo orangnya memang masih ngambang ya bisa lah kita bilang bgitu, bisa belajar Dhamma tanpa menjadi Buddhist. Ato yang bersangkutan hanya ingin sekedar studi banding..
ato orangnya pengen tapi keluargana sangat menentang, klo TS kan nampaknya keluarga bisa menerima..

secara umum dalam kehidupan berkeluarga juga orang ga bisa terus menerus sama dalam pola pikir kan, termasuk dalam hal agama.. Meskipun orangtua sangat suka makan ikan tapi klo anak ga mau, dipaksa awal2 mungkin bisa, lama2 ya muntah..

klo kita memang udah ga sepaham bukan berarti jadi kurang ajar sama beliau2 itu, utarakan aja secara baik2, lambat laun juga akan mengerti.. pengertian dan toleransi biar bagaimana ga bisa cuma sepihak/searah..

soal kecewa sih banyak lah kasus, dan ga cuma gara2 agama, berapa banyak ortu kecewa terhadap pilihan pasangan hidup anaknya? berapa banyak ortu kecewa karena pilihan profesi anaknya? tapi at the end kan mereka2 juga yang jalanin hidup, bukan ortunya...

contoh paling gampang ya Raja Sudhodana sendiri juga kecewa terhadap anaknya karena memilih jadi petapa.. KLo pangeran Sidharta tetap memilih jalan yang udah dipilihkan sama ortunya, besar kemungkinan kita tidak akan kenal Dharma

sy jga mengalami tentangan2 kok waktu pindah, tapi sy nerima semua itu sebagai konsekuensi.. toh klo sy tetep demi menyenangkan temen2 gw juga bukan ga ada konsekuensinya, gw ya jadi sama seperti mereka, cuma bisa membebek tanpa berpikir kritis.. Waktu ada teman yang akhirnya memutuskan pertemanan karena gw  Buddhist, gw tetap coba dekati dia, tapi beberapa kali telepon ga diangkat, dateng ke rumah dibilang ga ada..
Tapi karena memang dia tetap tidak mau ya gw juga ga maksa. ya sudah, Adios/good bye deh , toh teman ga cuma elu doang, hehehe.

kalau saya sih tidak sekedar studi banding.
salah satu alasan saya ingin masuk Buddha adalah karena nasib kita ditentukan oleh diri kita sendiri, bukan dari suatu entitas mahamelihat, mahamendengar
di dalam agama saya dahulu, statemen tersebut ditentang.

ditambah lagi segala pencapaian manusia adalah hasil jerih payahnya sendiri (menurut saya)
dan saya rasa dalam ajaran Buddha adalah demikian adanya

mengenai kecewa terhadap pilihan pasangan, ini juga sedang terjadi.
pacar saya seorang muslim, dan keluarganya sangat tidak menerima saya.
keluarga saya sendiri juga sebenarnya sangat fanatik, tapi saya senang mereka bisa menerima kenyataan bahwa saya menjalin hubungan dengan wanita muslim

banyak juga teman2 yang meninggalkan saya karena saya memutuskan untuk menjadi Buddhist, tapi ya mau bagaimana lagi, kita gak bisa memaksa
#11
Quote from: morpheus on 01 October 2012, 02:57:55 PM
gak ada satupun agama di indonesia yang mengajarkan ttg tuhan.
gak ada satupun agama di indonesia yang mengenal istilah tuhan atau medefinisikan tuhan.

saya pernah bersekolah di sekolah di sekolah2 yang mengajarkan agama I & K
semuanya mengajarkan tentang tuhan (sepemahaman saya)
#12
Quote from: sanjiva on 01 October 2012, 10:47:36 AM
Setuju dengan pendapat2 di atas, hanya saja gw tidak setuju Udana VIII:3 itu sebagai gambaran 'tuhan' dalam agama Buddha (tepatnya dlm Theravada).

Mengapa?
Karena sepanjang kebuddhaannya, Sang Buddha sama sekali tidak pernah mengajarkan tentang tuhan.  Istilah tuhan adalah istilah yang menjadi sesembahan dalam agama lain dan sama sekali tak dikenal definisi yang seperti itu dalam Buddha sasana.

Jadi sebetulnya tak perlu kaum buddhis membahas dan mencari2 'sosok' tuhan (baik sebagai mahkluk ataupun bukan makhluk) seperti halnya agama samawi.

Analoginya katakanlah seperti dewa, agama samawi tak mengenal dewa dan di kitab sucinya sama sekali tak mengajarkan tentang dewa.  Sudah tentu lucu dan salah kaprah kalau misalnya di negara mayoritas buddhis mengharuskan agama samawi juga punya 'siapa' yang dimaksud dengan dewa.  Akhirnya karena takut dibunuh atau dianggap tak 'berdewa'  :))  maka pihak samawi mengatakan bahwa dewa di agama mereka adalah 'malaikat'.  Kan jadinya seperti jaka sembung bawa golok. ^-^

Istilah / definis ketuhanan buddhis hanya dipakai untuk penjelasan ke pihak eksternal.  Karena sulit menjelaskan kepada mereka2 yang sudah terdoktrin bahwa manusia perlu sesembahan yang memerintah dan menghukum mereka.  Apalagi kalau ada ancaman dibunuh / tidak diakui.  Jadi katakanlah semacam untuk kepentingan kompatibilitas dalam pembicaraan ke agama lain.   :D

inilah salah satu alasan mengapa saya mau mempelajari Buddhisme  :)
#13
Namo Buddhaya  _/\_

Sebagai WNI, tentunya kita semua tahu Pancasila sebagai dasar negara.

Diantara kelima sila tersebut, sila ke-2 sampai 5 menurut saya baik.
Yang selalu membuat saya bertanya2 adalah sila ke-1: Ketuhanan Yang Maha Esa

Ada 2 interpretasi yang saya ketahui,
yang pertama adalah berkaitan dengan monoteisme (interpretasi yang paling umum)
yang kedua adalah percaya dan hanya meyakini satu agama/faith

interpretasi saya sendiri tentunya adalah yang kedua.
bagaimana dalam pandangan Buddhisme?

mohon jawaban/opini kawan2.

terima kasih
#14
Quote from: Indra on 01 October 2012, 08:30:17 AM
tapi JMB8 dimulai dari pandangan benar, jika seseorang masih menganut kepercayaan adanya tuhan yg kekal maha ini maha itu, maka menurut JMB8 itu bukanlah pandangan benar, tanpa pandangan benar tidak mungkin menjalankan ke7 faktor Jalan lainnya.

setuju
#15
buat saya, kalo kita mau menghindari berbohong kepada orang lain, hindari dulu bohong ke diri sendiri.

tapi nampaknya sulit untuk saya, karena beberapa anggota keluarga besar masih ingin "menarik" saya utk stay di agama K