Messages

196

Theravada / Re: Pertanyaan kritis mengenai theravada menurut pandangan yg berbeda.

« on: 09 September 2013, 01:55:38 PM »

Pertanyaan tapi bukan pertanyaan, bukan pertanyaan tapi pertanyaan 

197

Kafe Jongkok / Re: Menyambut bulan cit gwee, kita cerita2 serem yuk!!!!

« on: 09 September 2013, 01:48:29 PM »

Bayar dlu 

Akhirnya ketemu rahasianya di tempat laen.  Basic ilmunya dari agama granny 

198

Jurnal Pribadi / Re: JP-Stephen Chow

« on: 09 September 2013, 01:45:01 PM »

Duuuhhh....***)plakkk...tepuk jidat sendiri 
Masak cita2 takut masuk panti karena takut tidak bisa liat Tipi ?
Masak anda tidak liat saya ini walau nenek2 tua begini tp juga kuliah, juga aktif mainan lapi, wlu sy nenek2 juga kgk jadul2 amat lahhhh....Maaf2 kata nihhh, sekali lagi maaf ya...dunia tipi bukan dunia saya, hingga saat ini sy kurang tau acara apa aja yang ditayangkan TV....bagi saya akan lebih menarik kalo sy mainan lapi, kecuali mata udh kgk bisa liat lapi lagi karena kadang mata tiba2 bengkak, katanya sih jika kelamaan didepan kompi ato lapi maka mata akan mengalami kelelahan dan bengkak mata.

Granny ga terima dibilang suka nonton tivi 

199

Buddhisme untuk Pemula / Re: Kelahiran Kembali dan Antarabhava/Bardo

« on: 09 September 2013, 01:36:42 PM »

Perumpamaan tsb pun bisa diinterpretasikan bermacam-macam. Kalo menurut komentar yang menolak antarabhava, itu menyatakan perbedaan seorang Anagami yang mencapai Parinibbana ketika masa pertengahan kehidupannya belum habis dan sudah habis di alam Suddhavasa:

Mengenai antaraparinibbayi, ini tidak menyinggung 'antarabhava' juga, ini hanyalah kondisi 'kedekatan' seseorang dengan pencerahan akhir pada saat kematian. Anagami dibagi menjadi 5, yang pertama inilah 'antaraparinibbayi' di mana waktu kematian ia belum menghilangkan noda, tapi begitu terlahir kembali, ia langsung mencapai Arahatta. Momen kematian sesaat itu yang menjadi jarak antara anagami & arahatta.
Empat berikutnya adalah yang 'memotong waktu', yaitu yang mencapai arahatta pada masa awal kehidupan, lalu ada 'tanpa pengerahan' dan 'dengan pengerahan', dan terakhir yang memang harus terlahir berkali-kali di Suddhavasa dan naik sampai tingkat Akanittha.

Gw setuju dengan pendapat di atas dan kitab komentar.  Kalau ada senior DC yg mengembangkan teorinya sendiri (antarabhava) dari sutta tersebut, yg berbeda dari Theravada orthodox dan mainstream yah silahkan saja.

Toh sudah ada 'yurisprudensi' sebelumnya,  contohnya seperti MMD yg dikembangkan seorang senior Terawada bersumber dari satu sutta yg ditafsirkan berbeda dengan penafsiran pada umumnya. 

200

Kafe Jongkok / Re: DU DU - (DARI, UNTUK)

« on: 09 September 2013, 12:03:23 PM »

D : Someone
U : the most especial girl in the world

 
Saya bukan type pria hidung belang yang dengan mudahnya merayu para gadis2 yang dia incar, alangkah ingin nya saya merayu gadis pujaan hati saya, dia begitu berarti dalam hidup saya, apa daya ini lidah kelu dan tidak ada sepatah katapun keluar dari mulut saya, ataupun sekedar merayu lwt sms/chatt. Ingin rasanya saya berontak dengan keadaan ini, saya amat frustasi tapi apa daya setiap saya bertemu dengan gadis pujaan saya maka seluruh hidup saya tiba2 terbang ntah kemana, hingga saya tidak mampu berkata apa2, baru tersadar setelah dia berlalu....
Andai dia membaca ini, ini adalah isi hatiku yang terdalam, yang tidak kuasa untuk diungkapkan.
Andai saya diberi sedikit saja ruang di hatimu, walau itu bagimu amat kecil, tapi bagi saya itu adalah berkah terindah dalam hidup saya, andai dan hanya berandai saja yang mampu saya ukir dalam hati.

Wah, granny jadi comblangkah?   

Psttt.... granny, uang dengarnya buat gw jangan lupa ya.... 

201

Kafe Jongkok / Re: cumpol tersiksa dan menemuin ajalnya...soon to be RIP

« on: 06 September 2013, 09:21:59 PM »

ehh kalo dibius, malah obat biusnya masuk ke darah...ke daging n dimakan manusia..

bagaimana dgn guletin..pisau besar tajam..yg sekali potong leher sapinya putus...

tapi bagi penjagal juga ingin cara potong yg ekonomis pula...dan mudah diaplikasikan...

kalo beli ikan lele...ehhh kepalanya ikan tsb dipukul dulu... baru dipotong.

Emang obat biusnya berapa liter / kg?  Kan dihirup, kalo masuk ke dalam daging paling juga berapa, kecil sekali. Ndak ngaruh kalau dagingnya dimakan.  Kalau dari sisi ekonomis ya pengaruh, musti beli obat bius dulu.  Mungkin kalo diproduksi masal bisa murah jatuhnya.  Sehari mungkin ada puluhan / ratusan ribu sapi dipotong di dunia.

Kalau pakai guilotine mungkin termasuk kategori cara potong yg tidak halal.  Dan katanya sampai beberapa detik setelah putus pikiran si makhluk masih tetap bisa bekerja.

202

Buddhisme untuk Pemula / Re: Kelahiran Kembali dan Antarabhava/Bardo

« on: 06 September 2013, 09:14:23 PM »

Just info: menurut teks komentar dalam tradisi Theravada, pembuahan Bodhisatta dalam rahim ibunya tidak terjadi melalui hubungan seks karena ibu Bodhisatta sedang menjalankan Uposatha sila saat akan mengandung Bodhisatta. Demikian juga Mahavastu, teks Lokottaravada (subaliran dari Mahasanghika) yang merupakan campuran sutta dan komentar, menyatakan demikian....

Sayangnya diskusi scholar di DC tidak 'mengakui' kitab komentar, thus mentah kembali bahwa tidak menjadi embrio dari hubungan sex dan pertemuan ovum dan sperma.

Juga apakah begitu terjadi pembuahan begitu bisa dikatakan sudah lahir kembali di sana?   Bisa saja pada usia beberapa bulan kandungan baru ada makhluk yg 'lahir kembali' di sana dari kematian yg sebelumnya.

203

Kafe Jongkok / Re: cumpol tersiksa dan menemuin ajalnya...soon to be RIP

« on: 06 September 2013, 06:37:22 PM »

Iya, memang harus disetrum dulu di kepala belakang sampe pingsan. Kalo ga salah aturan ini diperjuangkan PETA, ada aturan berapa voltasenya dan di bagian mana setrumnya biar cepet. Sebelumnya, hewan2 diperlakukan kejam, kalau ga mau nurut langsung ditarik pakai kait daging atau disundut pakai besi panas, dll.

IMO, kadang pembunuhan2 tidak bisa dihalangi, tapi setidaknya usaha-usaha seperti yang dilakukan PETA ini lebih baik daripada sikap ekstrem menolak makan daging yang toh tidak ada kontribusi apa2 kepada hewan2nya.

Sayangnya, metode sembelih seperti ini dianggap tidak halal bagi agama tertentu.  Jadilah hewan2 itu dipotong dalam keadaan sadar sesadar2nya, dan digorok tidak langsung mati agar darahnya terus mengucur keluar sampai mati kehabisan darah.  Daging2 hewan inilah yg kita makan, kecuali daging impor.

Idealnya, kalau toh menyembelih maka hewannya dibius dulu.  Setelah tidak sadar baru....
Dengan demikian kematiannya berlangsung dalam 'tidur' dan tidak menyakitkan.  Sayang tidak bisa diterapkan karena pasti tidak mau melaksanakan.

204

Diskusi Umum / Re: Reinkarnasi untuk bayi aborsi?

« on: 06 September 2013, 05:50:07 PM »

1. Prioritas pertama adalah Garukakarma, yaitu karma yg paling berat yg langsung berbuah di kehidupan sekarang atau di kehidupan berikutnya. Garukakarma terdiri dari 5 karma buruk : membunuh ayah, membunuh ibu, membunuh seorang arahat, melukai seorang buddha, dan memecah belah sangha. ini adalah bentuk kejahatan yg paling berat.

Tambahan:
Sebetulnya Garuka Kamma (GK) terbagi dua:
1. Akusala Garukakamma, yaitu GK yg tidak baik, yaitu 5 perbuatan durhaka seperti di atas.
2. Kusala Garukakamma, yaitu GK yg baik.  Contohnya: mencapai jhana.

205

Sains / Re: Empat Orang yang Ikut Misi Berani Mati ke Planet Mars

« on: 06 September 2013, 05:43:49 PM »

wah diam2 dah nonton, nah mana reviewnya? 

Coming very soon.  Ditunggu GRPnya dari bro 

206

Kafe Jongkok / Re: cumpol tersiksa dan menemuin ajalnya...soon to be RIP

« on: 06 September 2013, 05:38:07 PM »

Iya, seperti yang motong fugu (yang harus dipotong hidup2 supaya racunnya ga nyebar), kepalanya dipentung dulu supaya setengah pingsan jadi ga "terlalu sakit". Katanya sih gitu.

Pernah dulu gw melihat video penyembelihan sapi di barat (Australia?), sapinya kepalanya disetrum dulu pake semacam palu sampai jatuh terkapar.

207

Pengalaman Pribadi / Re: Attha Sila Support Group / Kelompok Dukungan Praktek Attha Sila

« on: 06 September 2013, 05:36:44 PM »

actually utk urusan bhikkhu yg 2x makan kan no comment dipostingan sebelumnya itu, karena ini fokusnya pada uposatha dengan delapan faktor.

btw di patimokkha ada sih utk larangan makan lebih dari sekali. but again, itu diluar topik disini. kalau mau bahas itu bisa di thread baru aja.

Bring it on bro.  Terserah mau sepatah dua patah postingan di sini atau mau buka thread baru tentang itu.  Tidak ada larangan bhikkhu makan lebih dari sekali (kondisi normal).  Monggo kalau mau dibahas.

kalau di sutta itu memang dikhotbahkan ke bhikkhu tapi peruntukannya imo sih untuk umat awam. coba cek di sutta berikutnya, kepada umat awam koq. dan jika ini ditujukan kepada bhikkhu, bukannya menegaskan bhikkhu makan sekali?

OK, BTT ke Attasila umat awam (lagian, mana ada bhikkhu yg attasila? )

Yg biasa gw baca kalau attasila umat awam adalah vikala-bojhana veramani...., tidak makan setelah tengah hari.  Apakah DC   anda punya versi lain yg memuat artinya sebagai makan satu kali saja?


---------------
BTW busway, alangkah baiknya kalau praktisi2 yg biasa menjalani Attasila di sini juga ikutan komen kalau sudah selesai menyimak. 

208

Kafe Jongkok / Re: cumpol tersiksa dan menemuin ajalnya...soon to be RIP

« on: 06 September 2013, 03:46:31 PM »

Sadis, mau dimakan tapi ga dibikin langsung mati malah seperti sengaja disisakan bagian kepalanya (otak, mata) supaya bisa dilihat bergerak2 dan dijadikan pertunjukkan.

Terlahir sebgai binatang memang sangat mengerikan nasibnya 

209

Kesehatan / Re: Obsessive Corbuzier's Diet (OCD)

« on: 06 September 2013, 03:37:19 PM »

no pic = hoax 

Ga perlu sampe segitunya kaleeee, ntar ada yg naksir gw pulak 

Lagian IMHO ga ada gunanya berjuang sampe six pack gitu kecuali membantu bidang pekerjaan kita.  Contohnya kayak Dedi kan dia memang bidang entertainment.  Lebih penting sehat dan tidak gendut sih sebenarnya.  Kalau six pack kan sampai harus diet lemak agar bentuknya mau keluar di perut.

Badan jasmani ini tidak kekal dan akan berubah (anicca) seperti kisah berikut:
UDAYA JATAKA - memudarnya usia & kecantikan wanita
http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,24462.0.html

210

Sains / Re: Empat Orang yang Ikut Misi Berani Mati ke Planet Mars

« on: 06 September 2013, 03:19:24 PM »

Seperti orang mendaki puncak Everest juga dengan resiko taruhan nyawa,  sepertinya tidak ada gunanya namun itulah ego manusia.  Ada yg merasa itu sebagai tantangan dan impian yang harus diwujudkan.

Begitu juga dengan perjalanan ke Mars dan syukur2 berhasil mendarat dan hidup di sana.  Bagi kita terlalu mengada2 dan sia2 tapi bagi orang lain itu berharga untuk diperjuangkan.

Dan kalau manusia berhasil mewujudkan koloni di mars mungkin bisa seperti film Elysium.  Eh, gw belum review film ini yah.