Romo, rakit itu kita tanggalkan kan kalau kita sudah sampai di seberang. Kalau kita belum sampai di seberang atau selama dalam penyeberangan, apa yang harus kita lakukan dengan rakit itu? Hanya berdiri di atasnya? Atau harus digenggam, supaya kalau ada ombak kita tidak jatuh tercebur dalam sungai yang kotor dan dalam?
_/\_
Bagaimana dengan orang yang belum di seberang tetapi sudah melepas rakit romo?
Anumodana, Romo. Banyak fenomena dimana orang menginterpretasikan perumpamaan Dhamma tersebut dengan menganggap Dhamma harus ditanggalkan padahal belum sampai di seberang.
Ada trik khusus supaya rakit kita anti bocor dan bentuknya aerodinamis supaya kecepatan menyeberangnya lebih tinggi, Romo?
_/\_
Bagaimana dengan orang yang belum di seberang tetapi sudah melepas rakit romo?
Anumodana, Romo. Banyak fenomena dimana orang menginterpretasikan perumpamaan Dhamma tersebut dengan menganggap Dhamma harus ditanggalkan padahal belum sampai di seberang.
Ada trik khusus supaya rakit kita anti bocor dan bentuknya aerodinamis supaya kecepatan menyeberangnya lebih tinggi, Romo?
_/\_
namaste suvatthi hotu
kuraslah batin dari genangan nafsu bagaikan menguras perahu agar melaju lebih ringan dan cepat
Laksanakan Sila dengan baik, maka Samādhi akan lebih mudah tercapai, dengan Samādhi yang baik Paññā tercapai dan selanjutnya....
Thuti
Belajar "renang" dulu, atau paling tidak bawa "pelampung" _/\_Bagaimana dengan orang yang belum di seberang tetapi sudah melepas rakit romo?
Kecebur dan tenggelam ;D
Bagaimana dengan orang yang belum di seberang tetapi sudah melepas rakit romo?
Kecebur dan tenggelam ;D
Anumodana, Romo. Banyak fenomena dimana orang menginterpretasikan perumpamaan Dhamma tersebut dengan menganggap Dhamma harus ditanggalkan padahal belum sampai di seberang.
Ada trik khusus supaya rakit kita anti bocor dan bentuknya aerodinamis supaya kecepatan menyeberangnya lebih tinggi, Romo?
_/\_
namaste suvatthi hotu
kuraslah batin dari genangan nafsu bagaikan menguras perahu agar melaju lebih ringan dan cepat
Laksanakan Sila dengan baik, maka Samādhi akan lebih mudah tercapai, dengan Samādhi yang baik Paññā tercapai dan selanjutnya....
Thuti
Bagaimana dengan "speed boat" _/\_
Anumodana, Romo. Banyak fenomena dimana orang menginterpretasikan perumpamaan Dhamma tersebut dengan menganggap Dhamma harus ditanggalkan padahal belum sampai di seberang.
Ada trik khusus supaya rakit kita anti bocor dan bentuknya aerodinamis supaya kecepatan menyeberangnya lebih tinggi, Romo?
_/\_
namaste suvatthi hotu
kuraslah batin dari genangan nafsu bagaikan menguras perahu agar melaju lebih ringan dan cepat
Laksanakan Sila dengan baik, maka Samādhi akan lebih mudah tercapai, dengan Samādhi yang baik Paññā tercapai dan selanjutnya....
Thuti
Bagaimana dengan "speed boat" _/\_
namaste suvatthi hotu
untungnya pada waktu itu belum ada "speed boat" hehehehehe dan susah cari solarnya juga
Thuti
Belajar "renang" dulu, atau paling tidak bawa "pelampung" _/\_Bagaimana dengan orang yang belum di seberang tetapi sudah melepas rakit romo?
Kecebur dan tenggelam ;D
Bukankah kita diminta "hidup di saat ini" , "speed boat" uda adakan? hehehe
solar uda turun harga romo :))
:outoftopic:
Tergantung mau lewat pantai/laut mana? klo ombak besar pakai "pesawat" aja..hehehe asal jangan "a**m air" nanti landing di laut juga hehehe
Bukankah kita diminta "hidup di saat ini" , "speed boat" uda adakan? hehehe
solar uda turun harga romo :))
:outoftopic:
anda betul hidup di saat ini, oleh karena itu anda harus lebih cepat mencapai pencerahan ketimbang mereka yang hidup di zaman dulu yang masih menggunakan rakit.
Hehehe met berlayar dengan "speed boat" mumpung solarnya lagi murah, tapi tetap harus waspada karena sekarang lagi musim ombak besar sehingga perahu motor yang canggih juga memiliki resiko tinggi untuk tenggelam
thuti
kuraslah batin dari genangan nafsu bagaikan menguras perahu agar melaju lebih ringan dan cepat
Laksanakan Sila dengan baik, maka Samādhi akan lebih mudah tercapai, dengan Samādhi yang baik Paññā tercapai dan selanjutnya....
yup, perumpamaan speed boat ada hikmahnya jg...IMO dengan belajar untuk memahami dhamma maka batinnya akan matang, bukan tunggu batin matang dulu baru memahami dhamma.
di zaman skr ini, dhamma sangat mudah diakses dibanding dulu, ada yg harus berjalan berhari2 utk bertemu dg Buddha.
namun orang sekarang suka complaint, bahwa kematangan bathinnya tak akan cukup utk memahami dhamma... :(
_/\_
Lah, bukannya ada orang yang berpikir nanti ada regu SAR yang akan menyelamatkannya... ;D:hammer: ga berpikir brp banyak anggota tim SAR?berapa banyak yang "menyebrang" :P
yup, perumpamaan speed boat ada hikmahnya jg...IMO dengan belajar untuk memahami dhamma maka batinnya akan matang, bukan tunggu batin matang dulu baru memahami dhamma.
di zaman skr ini, dhamma sangat mudah diakses dibanding dulu, ada yg harus berjalan berhari2 utk bertemu dg Buddha.
namun orang sekarang suka complaint, bahwa kematangan bathinnya tak akan cukup utk memahami dhamma... :(
_/\_
_/\_
yang jadi masalah adalah belum ke seberang, orang sudah merasa tidak membutuhkan sarana sama sekali.
Belajar "renang" dulu, atau paling tidak bawa "pelampung" _/\_Bagaimana dengan orang yang belum di seberang tetapi sudah melepas rakit romo?
Kecebur dan tenggelam ;D
yang jadi masalah adalah belum ke seberang, orang sudah merasa tidak membutuhkan sarana sama sekali.nunjuknya ke siapa nih... :-? ^-^
koq seperti
sutra intan ya
diamond sutra
cin kang cin
dharma itu bagaikan rakit
bahkan dharma itu sendiri
harus dilepas
apalagi yang bukan dharma?
;D
yup, perumpamaan speed boat ada hikmahnya jg...IMO dengan belajar untuk memahami dhamma maka batinnya akan matang, bukan tunggu batin matang dulu baru memahami dhamma.
di zaman skr ini, dhamma sangat mudah diakses dibanding dulu, ada yg harus berjalan berhari2 utk bertemu dg Buddha.
namun orang sekarang suka complaint, bahwa kematangan bathinnya tak akan cukup utk memahami dhamma... :(
_/\_
_/\_
Cemana kalo ada ikan Hiu? :))
QuoteCemana kalo ada ikan Hiu? :))
ya...pake Sati dong..
waktu ikannya lagi nerkam...sati..
waktu lagi menggeroti kulit daging lu...sati...
waktu lagi kelelep...sati.. ;D
:PQuoteCemana kalo ada ikan Hiu? :))
ya...pake Sati dong..
waktu ikannya lagi nerkam...sati..
waktu lagi menggeroti kulit daging lu...sati...
waktu lagi kelelep...sati.. ;D
wah... nunjuknya ke siapa yah :))
::
Wah belajar sama mas2 yang di seaworld tuh :)) naik sepeda dikolam Hiu :))QuoteCemana kalo ada ikan Hiu? :))
ya...pake Sati dong..
waktu ikannya lagi nerkam...sati..
waktu lagi menggeroti kulit daging lu...sati...
waktu lagi kelelep...sati.. ;D
Gate Gate Paragate Parasamgate Bodhisvaha .. maap a little OOT ;D
Gate Gate Paragate Parasamgate Bodhisvaha .. maap a little OOT ;D
namaste suvatthi hotu
anda menuliskan mantra dari Prajñāpāramitāhŗdayasūtra:
Prajñāpāramitāhŗdayasūtra
Sutra Hati Kesempurnaan Kebijaksanaan
Gate Gate Pāragate Pārasaṃgate Bodhi Svāhā
gata (partisip kala lampau dr verb: gacchati) = (telah pergi)
Gate (lokatip dr kt: gata) = pergi
gate gate (lokatip absolutif dari kt : gata) = (ketika) lewat; pergi
pāragate (dr kt: pāra + gate) = tiba di seberang
pārasaṃgate (dr kt: pāra + saṃ + gate) = tiba bersama
Bodhi (vokatip) = o Bodhi
svāhā (dr kt: su + āhā) = telah diucapkan dengan baik (sebagai penutup mantra)
semoga bermanfaat
Thuti
[
Cemana kalo ada ikan Hiu? :))
_/\_ :lotus:
QuoteCemana kalo ada ikan Hiu? :))
ya...pake Sati dong..
waktu ikannya lagi nerkam...sati..
waktu lagi menggeroti kulit daging lu...sati...
waktu lagi kelelep...sati.. ;D
[
Cemana kalo ada ikan Hiu? :))
_/\_ :lotus:
namaste suvatthi hotu
awas hati-hati ada hiu galak
Ada empat jenis ketakutan, seperti tertera di:
Aṅguttaranikāyo; Catukkanipātapāḷi; 3. Tatiyapaṇṇāsakaṃ ; (13) 3. Bhayavaggo;
2. Ūmibhayasuttaṃ
ūmibhayaṃ = bahaya karena angin/ombak = amarah
kumbhīlabhayaṃ = bahaya karena buaya = kerusakan
āvaṭṭabhayaṃ = bahaya karena pusaran air = lima saluran kesenangan indra
susukābhayaṃ = bahaya karena ikan ganas (hiu) = wanita
Wanita dapat diumpamakan sebagai "hiu" yang siap menerkam meditator
Sebenarnya yang galak sih bukan "hiu" nya, tapi meditatornya aja gak tahan digoda hiu
thuti
QuoteCemana kalo ada ikan Hiu? :))
ya...pake Sati dong..
waktu ikannya lagi nerkam...sati..
waktu lagi menggeroti kulit daging lu...sati...
waktu lagi kelelep...sati.. ;D
namaste suvatthi hotu
jangan sebut "sati" terus menerus, nanti suhu marah karena dia lagi tidur jadi terbangun oleh sati
thuti
klo begitu "merujuk" kepada pemeditator cowo. Klo pemeditator kan bukan cuma cowo, bgm klo cewe? yang siap menerkan pemeditator cewe itu "PIRANHA"? :))[
Cemana kalo ada ikan Hiu? :))
_/\_ :lotus:
namaste suvatthi hotu
awas hati-hati ada hiu galak
Ada empat jenis ketakutan, seperti tertera di:
Aṅguttaranikāyo; Catukkanipātapāḷi; 3. Tatiyapaṇṇāsakaṃ ; (13) 3. Bhayavaggo;
2. Ūmibhayasuttaṃ
ūmibhayaṃ = bahaya karena angin/ombak = amarah
kumbhīlabhayaṃ = bahaya karena buaya = kerusakan
āvaṭṭabhayaṃ = bahaya karena pusaran air = lima saluran kesenangan indra
susukābhayaṃ = bahaya karena ikan ganas (hiu) = wanita
Wanita dapat diumpamakan sebagai "hiu" yang siap menerkam meditator
Sebenarnya yang galak sih bukan "hiu" nya, tapi meditatornya aja gak tahan digoda hiu
thuti
Oke, back to topic
Sebenarnya kita2 ini masih memegang rakit kali ya. Ga ada sense of urgency? Belajar dhamma sampai pd tingkat seperti ini, sebenarnya menyedihkan .
klo begitu "merujuk" kepada pemeditator cowo. Klo pemeditator kan bukan cuma cowo, bgm klo cewe? yang siap menerkan pemeditator cewe itu "PIRANHA"? :))
Momo, bukankah empat hal tersebut adalah empat hal yang membuat Bhikkhu lepas jubah?
Ga usah beli, tapi sewa romo didepan kantor saya sewa Rp. 5000 sekali jalan. :)) habis banjir sepaha org dewasa :))Oke, back to topic
Sebenarnya kita2 ini masih memegang rakit kali ya. Ga ada sense of urgency? Belajar dhamma sampai pd tingkat seperti ini, sebenarnya menyedihkan .
namaste suvatthi hotu
emang kita udh memegang rakit?
rakitnya aja blom beli
hehehehehehe
thuti
[at] MOMO...
klo begitu "merujuk" kepada pemeditator cowo. Klo pemeditator kan bukan cuma cowo, bgm klo cewe? yang siap menerkan pemeditator cewe itu "PIRANHA"? :))
namaste suvatthi hotu
aku adalah "piranha-ku"
cc Lily dan Ane adalah "hiu-ku"
hehehehehe
thuti
Ga usah beli, tapi sewa romo didepan kantor saya sewa Rp. 5000 sekali jalan. :)) habis banjir sepaha org dewasa :))Oke, back to topic
Sebenarnya kita2 ini masih memegang rakit kali ya. Ga ada sense of urgency? Belajar dhamma sampai pd tingkat seperti ini, sebenarnya menyedihkan .
namaste suvatthi hotu
emang kita udh memegang rakit?
rakitnya aja blom beli
hehehehehehe
thuti
:outoftopic:
:hammer: gulung celana sampe dada , emang JOJON? :)) :outoftopic:Ga usah beli, tapi sewa romo didepan kantor saya sewa Rp. 5000 sekali jalan. :)) habis banjir sepaha org dewasa :))Oke, back to topic
Sebenarnya kita2 ini masih memegang rakit kali ya. Ga ada sense of urgency? Belajar dhamma sampai pd tingkat seperti ini, sebenarnya menyedihkan .
namaste suvatthi hotu
emang kita udh memegang rakit?
rakitnya aja blom beli
hehehehehehe
thuti
:outoftopic:
namaste suvatthi hotu
ternyata Ane telah alih profesi jadi tukang ojek rakit, hehehehe
Banjir sepaha sih masih belom brp paling gulung celana smp dada
thuti
^-^ ternyata MOMO suka bercanda juga... ^-^
:backtotopic: ;D
_/\_ :lotus:
pake speed boat bisa tak ye?
kalau rakit kan lama.....
tar klu uda keseberang, aye tinggalin tuh speed boatnya....
ada ga sech cara instan!!!
like instant karma, for example....
wakakaka.....
inti nya kosong adalah inti, inti adalah kosong
walau kita belajar dharma, pada saatnya apa yang kita belajar harus kita lupakan
kenapa sech, uda susah2 kita belajar, harus kita lupakan?
tidak ada kebodohan, juga tidak ada akhir dari kebodohan
tidak bertambah, juga tidak berkurang
;D
blasttttt!!!! ga jelas
bukankah sekarang semua lagi diatas speed boat ;D
bukankah sekarang semua lagi diatas speed boat ;D
namaste suvatthi hotu
lagi di depan monitor, hehehehehe
thuti
Diatas kapak pesiar lengkap dengan komputer....jd didalam kapal dan sedang didepan monitor...hehhehe
Ada yang mengatakan untuk berhenti ;D
gile bener, lagi pada ber-speed boat sama menyelam yah...
nih lagi ngedayung sama ngecipak-cipuk nih.... majuu teruuuss pantaaanng munduuurrr
gile bener, lagi pada ber-speed boat sama menyelam yah...
nih lagi ngedayung sama ngecipak-cipuk nih.... majuu teruuuss pantaaanng munduuurrr
Romo .... bagaimana kita tau, bahwa saat ini kita berada diatas rakit?
wong ... air sungainya aja lom keliatan?? ::) ???
seandainya kita sudah berada diatas rakit, bagaimana agar rakit ini melaju trus, dan bukan diem tak bergerak? apa perlu pake dayung ato layar biar cepat sampai diseberang? ;D
pikiran saya sederhana saja .... romo
dalam kehidupan sehari-hari .... berusaha/melatih menjalankan Pancasila Buddhis, berbakti pada ortu, ada kesempatan ikut kegiatan tzu chi, kebaktian di vihara, fangsen dll
apakah ini bisa disebut kita berada diatas rakit??
(rakit melaju sampai diseberang, memakai alat dayung/layar ... diumpamakan sebagai meditasi)
Thuti ...... _/\_
Mau nanya nih..
Gimana tau sudah mencapai seberang atau belum? Apa parameter dr ungkapan2 metafor itu? :)
makasih n anumodana utk jawabannya
_/\_
Jadi inget Bodhidharma "nyebrang" cuma pake sebatang rumput ^-^
O para bhikkhu, apabila kalian memahami dhamma yang telah aku ajarkan dengan perumpamaan rakit, maka “dhamma” saja seharusnya ditanggalkan, apalagi yang “adhamma”
napa Dhamma bisa melindungi pelaksananya rom?
Dhammo have rakkhati dhammacāriṃ
Dhamma sesungguhnya melindungi pelaksana Dhamma
thuti
napa Dhamma bisa melindungi pelaksananya rom?
Dhammo have rakkhati dhammacāriṃ
Dhamma sesungguhnya melindungi pelaksana Dhamma
thuti
mundur juga perlu selagi bisa, maju terus juga boleh asal gak bablas
inget rambu-rambu lah dan jangan berhenti di tempat terlarang
anumodana atas penjelasannya romm ;D ;D ;D _/\_napa Dhamma bisa melindungi pelaksananya rom?
Dhammo have rakkhati dhammacāriṃ
Dhamma sesungguhnya melindungi pelaksana Dhamma
thuti
namaste suvatthi hotu
melaksanakan dhamma artinya kan berbuat baik, semua pahala yang timbul dari perbuatan baik adalah kebahagiaan
jadi pelaksana dhamma karena selalu berbuat baik maka dia sering menuai panen kebahagiaan, inilah makna perlindungan dari Dhamma
Thuti
QuoteO para bhikkhu, apabila kalian memahami dhamma yang telah aku ajarkan dengan perumpamaan rakit, maka “dhamma” saja seharusnya ditanggalkan, apalagi yang “adhamma”
nibbana itu termasuk dhamma atau bukan?
QuoteO para bhikkhu, apabila kalian memahami dhamma yang telah aku ajarkan dengan perumpamaan rakit, maka “dhamma” saja seharusnya ditanggalkan, apalagi yang “adhamma”
nibbana itu termasuk dhamma atau bukan?
namaste suvatthi hotu
nibbāna termasuk asaṅkhatadhamma (dhamma tanpa syarat)
thuti
QuoteO para bhikkhu, apabila kalian memahami dhamma yang telah aku ajarkan dengan perumpamaan rakit, maka “dhamma” saja seharusnya ditanggalkan, apalagi yang “adhamma”
nibbana itu termasuk dhamma atau bukan?
namaste suvatthi hotu
nibbāna termasuk asaṅkhatadhamma (dhamma tanpa syarat)
thuti
kalau gitu tak mungkin kan kita meninggalkan nibbana sbg dhamma tanpa syarat itu?
jadinya setelah sampai, tali rakit tsb diambil buat bangun tenda di pantai seberang :P
QuoteO para bhikkhu, apabila kalian memahami dhamma yang telah aku ajarkan dengan perumpamaan rakit, maka “dhamma” saja seharusnya ditanggalkan, apalagi yang “adhamma”
nibbana itu termasuk dhamma atau bukan?
namaste suvatthi hotu
nibbāna termasuk asaṅkhatadhamma (dhamma tanpa syarat)
thuti
kalau gitu tak mungkin kan kita meninggalkan nibbana sbg dhamma tanpa syarat itu?
jadinya setelah sampai, tali rakit tsb diambil buat bangun tenda di pantai seberang :P
Namaste suvatthi hotu
Perumpamaan adalah perumpamaan
Perumpamaan sebagai rakit tidak berarti: "Dhamma adalah rakit"
yang ditanggalkan adalah semua kemelekatan yang diumpamakan sebagai "tali" oleh anda
Nibbana hanya dipahami oleh mereka yang sudah mencapai, buat batin kita yang masih "katarak" dan masih diselimuti debu tebal Nibbana hanya dipahami sebatas nalar.
Apabila diperbincangkan sulit bagi kita untuk memperoleh "kata sepakat", oleh karena itu banyak orang terperangkap dalam "jala pandangan" dan pada akhirnya merugikan diri sendiri karena berpandangan "cuma ini yang benar yang lain salah" (Idaṃ eva saccaṃ moghaṃ aññan’ti)
Thuti
Mau nanya nih..
Gimana tau sudah mencapai seberang atau belum? Apa parameter dr ungkapan2 metafor itu? :)
makasih n anumodana utk jawabannya
_/\_
namaste suvatthi hotu
Hanya mereka yang sudah benar-benar menyeberang akan tahu bahwa mereka telah menyeberang
Namun secara teori padamnya sepuluh belenggu dapat dijadikan dasar penilaian seseorang telah menyeberang atau belum
Dhammo have rakkhati dhammacāriṃ
Dhamma sesungguhnya melindungi pelaksana Dhamma
thuti
Namaste suvatthi hotu
Perumpamaan adalah perumpamaan
Perumpamaan sebagai rakit tidak berarti: "Dhamma adalah rakit"
yang ditanggalkan adalah semua kemelekatan yang diumpamakan sebagai "tali" oleh anda
Nibbana hanya dipahami oleh mereka yang sudah mencapai, buat batin kita yang masih "katarak" dan masih diselimuti debu tebal Nibbana hanya dipahami sebatas nalar.
Apabila diperbincangkan sulit bagi kita untuk memperoleh "kata sepakat", oleh karena itu banyak orang terperangkap dalam "jala pandangan" dan pada akhirnya merugikan diri sendiri karena berpandangan "cuma ini yang benar yang lain salah" (Idaṃ eva saccaṃ moghaṃ aññan’ti)
Thuti
Namaste suvatthi hotu
Perumpamaan adalah perumpamaan
Perumpamaan sebagai rakit tidak berarti: "Dhamma adalah rakit"
yang ditanggalkan adalah semua kemelekatan yang diumpamakan sebagai "tali" oleh anda
Nibbana hanya dipahami oleh mereka yang sudah mencapai, buat batin kita yang masih "katarak" dan masih diselimuti debu tebal Nibbana hanya dipahami sebatas nalar.
Apabila diperbincangkan sulit bagi kita untuk memperoleh "kata sepakat", oleh karena itu banyak orang terperangkap dalam "jala pandangan" dan pada akhirnya merugikan diri sendiri karena berpandangan "cuma ini yang benar yang lain salah" (Idaṃ eva saccaṃ moghaṃ aññan’ti)
Thuti
Momo...:jempol: ....Pandangan seperti itulah termasuk miccha ditthi yg halus.
_/\_ :lotus:
Nibbana sudah diperumpamakan sebagai 'pantai seberang', jadi Nibbana tidak termasuk dalam perumpamaan rakit.
Romo .... bagaimana kita tau, bahwa saat ini kita berada diatas rakit?
wong ... air sungainya aja lom keliatan?? ::) ???
seandainya kita sudah berada diatas rakit, bagaimana agar rakit ini melaju trus, dan bukan diem tak bergerak? apa perlu pake dayung ato layar biar cepat sampai diseberang? ;D
pikiran saya sederhana saja .... romo
dalam kehidupan sehari-hari .... berusaha/melatih menjalankan Pancasila Buddhis, berbakti pada ortu, ada kesempatan ikut kegiatan tzu chi, kebaktian di vihara, fangsen dll
apakah ini bisa disebut kita berada diatas rakit??
(rakit melaju sampai diseberang, memakai alat dayung/layar ... diumpamakan sebagai meditasi)
Thuti ...... _/\_
namaste suvatthi hotu
perumpamaan Dhamma sebagai rakit tidak berarti bahwa kita naik Dhamma dan dengan santai serta berleha-leha tanpa usaha akan sampai di "seberang"
setelah belajar teori Kita hendaknya mencoba melaksanakannya dalam praktek nyata, seperti kegiatan yang anda telah lakukan di atas, namun jangan berhenti di situ, silahkan lanjut dengan praktek lain yang lebih tinggi sesuai kemampuan, misalnya meditasi seperti yang anda sebutkan di atas
Dhammo have rakkhati dhammacāriṃ
Dhamma sesungguhnya melindungi pelaksana Dhamma
Selamat melaksanakan dhamma
thuti
Anumodana ..... Romo _/\_
Berarti rakit yg kita naiki penuh usaha, semangat, dan perjuangan tanpa henti ......
nda kyk rakit tetangga yaaak ...... yg dijamin "SELAMAT", tapi gak tau sampai keseberang pantai mana?? :)) ;D
Anumodana ..... Romo _/\_
Berarti rakit yg kita naiki penuh usaha, semangat, dan perjuangan tanpa henti ......
nda kyk rakit tetangga yaaak ...... yg dijamin "SELAMAT", tapi gak tau sampai keseberang pantai mana?? :)) ;D
Namaste suvatthi hotu
naik ferry saja kita masih harus berusaha beli tiket dan pergi ke pelabuhan, selanjutnya terserah ferry mau nyebrang atau tenggelam, tapi naik rakit Dhamma tidak seperti itu.
Mau mencapai pantai seberang kita harus punya landasan moral yang baik (sīla) dan mau berusaha dengan giat sesuai metode atau cara yang mengarah ke tujuan (samādhi), apabila tanpa usaha atau cuma pasif saja maka kebijaksanaan (paññā) dan pengetahuan (ñāṇa) tidak akan tercapai, bisa jadi kita telah mencapai tujuan dengan keliru.
Seringkali orang terjebak pada pandangan bahwa dia merasa sudah mencapai tujuan padahal belum.
Pantai seberang yang dimaksud adalah padamnya nafsu, padamnya kebencian dan padamnya kegelapan batin, jadi tidak harus kemana-mana, bersihkan saja batin sendiri (Sacittapariyodapanaṃ)
Semoga membantu
Thuti
Dhamma sebagai rakit.
Nibbana sebagai pantai seberang.
Samsara sebagai lautan.
Buddha sebagai pembuat peta yang telah mencapai pantai seberang.
Sangha sebagai??
Diri sendiri sebagai pulau?? (dhammapada)
Bisa bantu jelasin ya... _/\_
Diri sendiri sebagai pulau udah dalam analogi lain kali ko san :)
_/\_
jadi empat landasan perhatian murni lagi ya mo.
Namaste suvatthi hotu
Dengan ini aku kutipkan perumpamaan Dhamma sebagai rakit, seperti tercantum di:
Majjhimanikāyo; Mūlapaṇṇāsapāḷi; 3. Opammavaggo; 2. Alagaddūpamasuttaṃ 240
Evameva kho, bhikkhave, Kullūpamo mayā dhammo desito nittharaṇatthāya, no gahaṇatthāya.
Begitulah o para bhikkhu, dhamma yang telah ku ajarkan dengan perumpamaan rakit untuk kepentingan menyebrang, bukan untuk digenggam
Kullūpamaṃ vo, bhikkhave, dhammaṃ desitaṃ, ājānantehi dhammāpi vo pahātabbā pageva adhammā.
O para bhikkhu, apabila kalian memahami dhamma yang telah aku ajarkan dengan perumpamaan rakit, maka “dhamma” saja seharusnya ditanggalkan, apalagi yang “adhamma”
Semoga bermanfaat
Thuti