_/\_ Sdr. / Sdri. sedhamma,
Rina mau tanya nih... :
1. Apakah umur menentukan kebijakan seseorang?
2. Bagaimana ukuran seseorang bijak atau tidak bijak?
3. Ada ga orang yang di didik dengan cara yang sama, mempunyai pengalaman yg sama namun kebijaksanaan yang berbeda?
4. Bagaimana supaya kita bisa menjadi semakin bijak?
Regards,
Rina
Quote from: Rina Hong on 14 January 2009, 05:13:34 PM
1. Apakah umur menentukan kebijakan seseorang?
gak
Quote from: Rina Hong on 14 January 2009, 05:13:34 PM
2. Bagaimana ukuran seseorang bijak atau tidak bijak?
definisi bijak itu berbeda2. ada yg dari segi skill, pengetahuan duniawi dan spiritual.
mungkin bisa digeneralisasi kalo bijak itu adalah kemampuan untuk "melihat" dari paradigma yg lebih "tinggi".
contohnya:
dulu pas kecil kita menghargai permen setinggi langit. setelah lebih bijak, kita tau permen bisa dibeli dengan uang, paradigma kita berpindah ke uang. setelah punya uang, kita kesepian, maka bertambah bijak kita sadar uang tidak bisa membeli teman, paradigma kita berpindah ke hal2 yg lebih hakiki seperti persahabatan, pesaudaraan, pengorbanan. setelah kita sadar semuanya bisa hilang, gak permanen, paradigma kita berpindah lagi ke hal2 yg lebih halus, lebih fundamental.... perasaan enjoy... gembira... ketenangan... merasa utuh... sampai akhirnya kita tidak lagi memegang apapun...
kesimpulannya: kebijaksanaan itu berakar dari value kita yg paling mendasar...
Quote from: Rina Hong on 14 January 2009, 05:13:34 PM
3. Ada ga orang yang di didik dengan cara yang sama, mempunyai pengalaman yg sama namun kebijaksanaan yang berbeda?
ada. karena kebijakan itu tumbuh dari value, dari dalam, pengenalan dan penelusuran diri sendiri, maka hasilnya bisa berbeda...
Quote from: Rina Hong on 14 January 2009, 05:13:34 PM
4. Bagaimana supaya kita bisa menjadi semakin bijak?
melihat ke dalam. mengamati value kita yg terdalam. meditasi :)
saya pikir sesuatu yg lahir dari supresi atau intelek tidak bisa membuat kita lebih bijak...
jadi jangan coba2 memaksakan diri untuk menjadi bijak...
bijak itu lahir dengan sendirinya dari dalam...
dan juga dari pengalaman, seperti orang yang jatuh kelubang, mungkin akan lebih hati2 lagi apabila menemui lubang yang sama :)
Quote from: Rina Hong on 14 January 2009, 05:13:34 PM
_/\_ Sdr. / Sdri. sedhamma,
Rina mau tanya nih... :
1. Apakah umur menentukan kebijakan seseorang?
Tergantung bagaimana waktu (umur) yg dia habiskan utk
menambah kebijaksanaan... contohnya kalau waktunya dia...
(umurnya) digunakan utk menambah isteri... maka setelah sekian
umur, isterinya tambah banyak... sedangkan kebijaksanaannya
tidak jauh berbeda..
2. Bagaimana ukuran seseorang bijak atau tidak bijak?
a. dpt membeda, melihat, mencermatin POKOK PERMASALAHAN
b. memiliki pengetahuan yg luas (tidak gaptek, gapTAHU)
c. tulUs dan jelas ucapan/tingkah lakukan terhadap org lain (tidak neko2)
d. tingkah laku, ucapaan, keputusannya selalu konsisten (tidak angin2an)
e. banyak yg antri meminta nasehat/solusi darinya... ;D
3. Ada ga orang yang di didik dengan cara yang sama, mempunyai pengalaman
yg sama namun kebijaksanaan yang berbeda?
Sudah jelas berbeda... karna minat, tujuan, simpul saraf pada otak,
kemampuan konsentrasi, daya ingat, cara mencatat, dll
tidak sama. maka hasilnya pun ngak bisa sama. 8)
4. Bagaimana supaya kita bisa menjadi semakin bijak?
Seperti yg disarankan Sang Tercerahkan...
Sering2lah berkumpul pada orang bijak... :x
Tapi King of Solomon minta kebijaksanaan... malah
dapat isteri banyak.... gimana tuh???
Regards,
Rina
Sis Rina.... capek2 nulis ini ada komisi ngak?....
^:)^ ^:)^
MOHON KEBIJAKSANAAN nya... ^:)^ ^:)^
1. umur BIASANYA memang menentukan kebijakan seseorang, tapi gak bs 100% benar dan 100% salah, bnyk faktor yg mempengaruhi, tak sedikit orang yg lebih muda lebih bijaksana dari pada yg tua
saia katakan BIASANYA diatas itu karena umur lebih tua [lagi-lagi] BIASANYA lebih banyak pengalaman hidup...
tapi tak selalu begitu, umur BIASANYA tak jadi patokan
2. bijak tak bijak banyak faktornya, bagi saia pribadi sih, bijaksana itu:
- bisa melihat secara lebih luas
- mengetahui apa yang sebenarnya
- sikap dan ucapannya berdasarkan apa yang ia ketahui sesuai yang sebenarnya
3. tentu saja banyak sekali faktor yang mempengaruhi kebijaksanaan seseorang
walaupun dididik dengan cara yang sama
4. bagaimana supaya bisa makin bijak? sila, samadhi, panna, sati bla bla bnyk tuh....
saia rasa anda bahkan lebih tau dari saia
berkumpul dengan org bijak juga bisa, dll
King of Solomon itu siapa?
gak ada hubungannya.
ini seperti pertanyaan "Apakah semakin tua seseorang juga bisa menjadi tolak ukur kekayaan seseorang?"
;D ;D
- umur tidak menentukan kebijaksanaan seseorang..
- seseorang dikatakan bijak bila dia mengetahui apa yng benar dan yng salah, apa yng berguna dan tidak, apa yang baik dan tidak baik, bisa menempatkan posisi nya sesuai kondisi nya..
- bukan ada, tapi mungkin ada... soalnya tergantung pemahaman si yng diajar..
- pertama si sering-sering ke vihara dengerin dhamma lbh bnyk, truss praktek.. pasti panna-nya nambah.. :)
;D menurut pendapat saya gitu kurang lebih.
dari romo cunda tentang kebijaksannaan lewat sutta
http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=4955.0
bukan ini bukan itu :))
1. Apakah umur menentukan kebijakan seseorang?
Pernahkah melihat kakek2 yang sama berumur 70 tahun,namun satunya lebih pintar,satunya bahkan memiliki keluarga yang hancur,kehilangan harta karena berjudi sementara yang lain punya lebih.
Jadi umur belm bisa dijadikan patokan kebijakan seseorang.
2. Bagaimana ukuran seseorang bijak atau tidak bijak?
Apakah setiap langkah orang itu bernilai bagi dirinya sendiri dan faktor di luar dirinya.
3. Ada ga orang yang di didik dengan cara yang sama, mempunyai pengalaman
yg sama namun kebijaksanaan yang berbeda?
2 orang bhikkhu dikumpulkan saja bisa berbeda pemikirannya tergantung dari pemahaman dan kedewasaan pikiran.
4. Bagaimana supaya kita bisa menjadi semakin bijak?
proses kehidupan yang anda jalani saat ini adalah material yang berharga yang membuat anda tambah mawas diri,tambah tahu, jadi faktor penentu disini bukan umur melainkan pikiran yang terbuka yang menyerap berbagai informasi dalam arti kata kematangan pikiran.
Kematangan pikiran tidak ditentukan umur. umur hanya salah satu faktor kecil, banyak hal yang membuat kita bijak.
Bijak = sati(perhatian penuh) dalam setiap perkataan,ucapan dan perbuatan.
sebagai ref
http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=6667.0
http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=6699.0
=========================================
sebenarnya bukan umur tetapi pengalaman.
karena orang yg berumur mestinya lebih berpengalaman dari orang yg belum cukup umur.
maka yg dijadikan patokans seolah olah, umurnya.
sama aja kek liat matahari terbit di timur dan tenggelam di barat. sebenarnya kan bumi yg terbit di matahari.
berarti kadang2 bisa kebobolan juga yah... soalnya kadang mau salah ngomong..
Kalau benar umur sama sekali tidak menjadi faktor kebijakan seseorang, jadi mungkinkah bayi seberat 7 pon lebih bijaksana daripada seorang cendekiawan? :)
Quote from: Rina Hong on 15 January 2009, 12:36:41 PM
berarti kadang2 bisa kebobolan juga yah... soalnya kadang mau salah ngomong..
Makanya sis Rina Hong...
Orang Tiongkok... bilang pikir 3 kali dulu sebelum ngomong... supaya ngak nyesal....
jadi intinya semuanya hal mempengaruhi kebijaksanan
Quote from: N1AR on 15 January 2009, 12:43:24 PM
jadi intinya semuanya hal mempengaruhi kebijaksanan
Makanya cari isteri/suami yg bijaksana,,,, supaya elu juga ketularan kebijaksanaannya...
Kalau benar umur sama sekali tidak menjadi faktor kebijakan seseorang, jadi mungkinkah seorang ayah selalu lebih bijaksana daripada anak na?
_/\_
:)) kawin lagi.. ^-^
jadi mungkinkah bayi seberat 7 pon lebih bijaksana daripada seorang cendekiawan?
apakah bayi seberat 7 pon punya kedewasaan pikiran?
bro johan, kalo pikir kelamaan bis dibilang Lemot... huheue...
Quote from: mushroom_kick on 15 January 2009, 12:50:19 PM
Kalau benar umur sama sekali tidak menjadi faktor kebijakan seseorang, jadi mungkinkah seorang ayah selalu lebih bijaksana daripada anak na?
_/\_
kalo kita buat proyek percontohan,
seorang anak 5 tahun yg dikurung di suatu tempat dan tidak bergaul serta tidak berhubungan dengan dunia luar, lalu saat berumur 25 tahun sperma nya diambil tuk dibuat bayi tabung,
dan setelah 10 tahun kemudian ayah dan anak ini dipertemukan dan diuji kebijaksanaannya di dunia luar,
kira2 siapa yg lebih bijak seorang tua 35 tahun yg hampir semasa hidupnya berada di suatu kotak atau seorang bocah 10 tahun yg bergaul dengan dunia luar ? :D
Quote from: mushroom_kick on 15 January 2009, 12:50:19 PM
Kalau benar umur sama sekali tidak menjadi faktor kebijakan seseorang, jadi mungkinkah seorang ayah selalu lebih bijaksana daripada anak na?
_/\_
tidak selalu, lagian gak bs dijawab pasti lah
soalnya kebijaksanaan org gak selalu sama, makin lama bisa makin bertambah, bisa juga berkurang
Quote from: mushroom_kick on 15 January 2009, 12:50:19 PM
Kalau benar umur sama sekali tidak menjadi faktor kebijakan seseorang, jadi mungkinkah seorang ayah selalu lebih bijaksana daripada anak na?
_/\_
coba bandingin anak yang kuliah adu mulut sama babenya yang tidak kuliah soal pakai komputer.
Kalo dimasukin ke kotak bisa mati tuh anak... :))
bubble boy
iya... saya jadi ingat cara papa ngomong sama cara cici ngomong, papa ngomong pake emosi, cici ngomong tenang,tepat and masuk akal, jadi sepertinya cici lebih bijak dari papa..
Quote from: nyanadhana on 15 January 2009, 12:58:20 PM
Quote from: mushroom_kick on 15 January 2009, 12:50:19 PM
Kalau benar umur sama sekali tidak menjadi faktor kebijakan seseorang, jadi mungkinkah seorang ayah selalu lebih bijaksana daripada anak na?
_/\_
coba bandingin anak yang kuliah adu mulut sama babenya yang tidak kuliah soal pakai komputer.
pandai berarti bijak kah? :P :P
Quote from: hatRed on 15 January 2009, 12:55:46 PM
Quote from: mushroom_kick on 15 January 2009, 12:50:19 PM
Kalau benar umur sama sekali tidak menjadi faktor kebijakan seseorang, jadi mungkinkah seorang ayah selalu lebih bijaksana daripada anak na?
_/\_
kalo kita buat proyek percontohan,
seorang anak 5 tahun yg dikurung di suatu tempat dan tidak bergaul serta tidak berhubungan dengan dunia luar, lalu saat berumur 25 tahun sperma nya diambil tuk dibuat bayi tabung,
dan setelah 10 tahun kemudian ayah dan anak ini dipertemukan dan diuji kebijaksanaannya di dunia luar,
kira2 siapa yg lebih bijak seorang tua 35 tahun yg hampir semasa hidupnya berada di suatu kotak atau seorang bocah 10 tahun yg bergaul dengan dunia luar ? :D
sungguh contoh yg aneh :)) :)) :))
Quote from: Reenzia on 15 January 2009, 12:57:24 PM
Quote from: mushroom_kick on 15 January 2009, 12:50:19 PM
Kalau benar umur sama sekali tidak menjadi faktor kebijakan seseorang, jadi mungkinkah seorang ayah selalu lebih bijaksana daripada anak na?
_/\_
tidak selalu, lagian gak bs dijawab pasti lah
soalnya kebijaksanaan org gak selalu sama, makin lama bisa makin bertambah, bisa juga berkurang
org semakin dewasa, kalau gk dilatih(ntah ap yg kudu dilatih), yg td na sedikit debu dimata nasciya akan katarak totally :P :P
Usia Fisik seseorang tidak sama dengan usia batin seseorang _/\_
"usia batin"
istilah baru neh...
mank pertumbuhan usia batin itu gak sejalan dengan waktu ya?
pandai berarti bijak kah?
Kalau begitu coba ambil contoh Dalai Lama muda bisa memimpin seluruh rakyat tibet padahal dia baru saja terangkat jadi Dalai Lama,yang sebelumnya adalah anak yang tinggal di kampung,kok bisa gt bijak?
aku setuju dengan Che Na
anak indigo misalnya
hehehe....
usia tidak menentukan dia bijaksana ato bijaksini
again..pandai dan bijak samakah?
apa pandai berarti bijak?
banyak org yg pandai (ntah berbisnis ato silat) ap itu berarti bijak?
soal dalai lama muda atao tua..again (IMO)kebijaksanaan bukan diukur dr usia..
*Hr ini wa post perasaan byk pake( )*
Perkembangan fisik seseorang seharusnya disertai perkembangan mental orang itu...
Pelapukan fisik seseorang seharusnya dikompensasi dengan pertumbuhan kebijaksanaan orang itu...
[at] lola
pandai belum tentu bijaksana
bijaksana so pasti pandai
lola kenapa loe?
pake perasaan segala
loe uda minum obat belum? ;D
^ :hammer: :))
lola itu loading lama?
^
yup
LOading LAma
;D
OUT OF TOPIC... bro nyandhana, xixixixi
tar TS nya marah loh.... :P
Quote from: naviscope on 15 January 2009, 01:32:31 PM
[at] lola
pandai belum tentu bijaksana
bijaksana so pasti pandai
lola kenapa loe?
pake perasaan segala
loe uda minum obat belum? ;D
bijaksana pasti pandai? pandainya pandai apa nih? bisa lebih diperjelas?
kalo pandai bohong itu termasuk bijaksana pa ngga tuh? kalo pandai mencuri dan pandai menipu gimana?
kebijaksanaan (panna) adalah buah dari pengetahuan (nana), kalo pengetahuan identik dengan pandai maka, ya, bijaksana pasti pandai, tapi umur bukan jaminan kebijaksanaan, terlebih umur jasmani, kalo umur batin mungkin masih agak relevan.
kalo pandai dalam satu hal tertentu saja apakah menjamin orang tsb pastilah bijaksana?
makanya saia tanya secara lebih spesifik pandai itu pandai yang seperti apa? semuanya kah?
apakah tidak pandai mengenai kodingan pasti tidak bijaksana?
[at] Rina Hong:
Kebijaksanaan yang muncul, katakanlah seperti embun di pagi hari. Dimana, perlu kondisi-kondisi pendukung. Katakanlah suhu dan kelembaban udara.
Bisakah embun muncul pada sore hari dimana sepanjang pagi hingga siang matahari terik menyinari? Tentu saja tidak.
Maka kebijaksanaan itu tentu tidak muncul apabila kondisinya tidak tepat. Umur, pembelajaran, perjalanan hidup membentuk sesuatu yang dinamakan pengalaman. Dan karena pengalaman setiap orang berbeda-beda, maka kualitas kebijaksanaan tiap orang juga berbeda.
Dalam Buddhisme, ada kehidupan-kehidupan lampau, maka umur pada kehidupan ini bila ditambahkan dengan umur-umur pada kehidupan masa lalu akan terkumpul pengalaman yang tidak terduga. Itulah sebabnya, ada orang yang masih muda namun memiliki kebijaksanaan melebihi orang yang lebih tua.
Pernahkah mendengar bahwa; 'Orang yang bodoh saat tua pun banyak?'
Nah, itu menunjukkan bahwa umur (baca: pada satu kehidupan) tidak banyak menentukan apabila tidak didukung dengan latihan (pengalaman) yang baik.
Semoga Semua Makhluk Damai dan Tentram...
Quote from: Indra on 15 January 2009, 05:33:14 PM
kebijaksanaan (panna) adalah buah dari pengetahuan (nana), kalo pengetahuan identik dengan pandai maka, ya, bijaksana pasti pandai, tapi umur bukan jaminan kebijaksanaan, terlebih umur jasmani, kalo umur batin mungkin masih agak relevan.
tp pandai blom tentu bijaksana toh? :D :D :D
Quote from: mushroom_kick on 15 January 2009, 07:51:34 PM
Quote from: Indra on 15 January 2009, 05:33:14 PM
kebijaksanaan (panna) adalah buah dari pengetahuan (nana), kalo pengetahuan identik dengan pandai maka, ya, bijaksana pasti pandai, tapi umur bukan jaminan kebijaksanaan, terlebih umur jasmani, kalo umur batin mungkin masih agak relevan.
tp pandai blom tentu bijaksana toh? :D :D :D
setelah mencapai nana2, maka seseorang boleh disebut memiliki panna
Quote from: Huiono on 15 January 2009, 07:07:23 PM
[at] Rina Hong:
Kebijaksanaan yang muncul, katakanlah seperti embun di pagi hari. Dimana, perlu kondisi-kondisi pendukung. Katakanlah suhu dan kelembaban udara.
Bisakah embun muncul pada sore hari dimana sepanjang pagi hingga siang matahari terik menyinari? Tentu saja tidak.
Maka kebijaksanaan itu tentu tidak muncul apabila kondisinya tidak tepat. Umur, pembelajaran, perjalanan hidup membentuk sesuatu yang dinamakan pengalaman. Dan karena pengalaman setiap orang berbeda-beda, maka kualitas kebijaksanaan tiap orang juga berbeda.
Dalam Buddhisme, ada kehidupan-kehidupan lampau, maka umur pada kehidupan ini bila ditambahkan dengan umur-umur pada kehidupan masa lalu akan terkumpul pengalaman yang tidak terduga. Itulah sebabnya, ada orang yang masih muda namun memiliki kebijaksanaan melebihi orang yang lebih tua.
Pernahkah mendengar bahwa; 'Orang yang bodoh saat tua pun banyak?'
Nah, itu menunjukkan bahwa umur (baca: pada satu kehidupan) tidak banyak menentukan apabila tidak didukung dengan latihan (pengalaman) yang baik.
Semoga Semua Makhluk Damai dan Tentram...
Manteep bro... sepeti penulis syair yg berpengalaman....
apakah kebijaksanaan dapat DIUKUR?
thanks sebelumnya!
[at] 3rb
Sama seperti kemampuan/keahlian. Apabila anda pintar menggambar/melukis, anda akan mampu menilai kualitas gambar seseorang. Anda bisa tahu apakah dia ekspert, medioker atau pemula hanya dari karya-karyanya. Tetapi bila anda tidak memiliki kemampuan/keahlian menggambar, juga tidak memiliki wawasan tentang dunia lukisan/menggambar, maka anda akan sulit mengetahui kualitas karya-karya itu. Bisa saja anda melihat karya seorang medioker sebagai ekspert. Atau sebaliknya, karya seorang ekspert anda lihat sebagai medioker.
Jadi, untuk mengetahui tingkat kebijaksanaan seseorang, tentulah orang itu juga harus memiliki kualitas kebijaksanaan. Dengan semakin bijaksananya seseorang, akan semakin tahu dia menilai orang lain.
Semoga Semua Makhluk Damai dan Tentram...
^ :jempol:
kalau tidak bisa menilai. biarpun sudah belajar gak bisa2, bagaimana masih ada saran bos :))
[at] N1AR
Maka masalah itu ada pada dirimu sendiri... :))
Seharusnya bisa. Hanya masalah kualitasnya akan mentok sampai mana. Bila anda tidak memiliki bakat menggambar, tetapi ikut les menggambar, mengikuti semua petunjuk yang diajarkan, tidak melenceng, rajin, maka anda pasti akan bisa menggambar.
Tapi tentu saja harus diperhatikan faktor-faktor pendukung. Mis: Usia berapa paling baik untuk belajar menggambar, Intensitas menggambar, Kesabaran dsb.
Kebijaksanaan juga akan diperoleh dengan cara yang tidak jauh berbeda dengan (contoh) belajar menggambar.
Semoga Semua makhluk Damai dan tentram...
Kadang belajar sendiri saja tidak cukup, harus belajar dari orang lain, maka bagi saya yang paling menyakitkan adalah kehilangan seorang guru,
dari dulu sampai sekarang saya selalu kehilangan seorang guru favorit, bahkan sekarang setelah bertemu dengan teman yang bisa membimbing kita pun, teman itu bisa hilang, hmmm sepertinya sulit membiasakan diri kehilangan seseorang yg bisa membimbing kita, fiuhh.....
ada pendapat atau statement lain ga? jawabannya bagus2 sih cuma saya masih belum puas dengan jawapan teman2, belum dapat pencerahan gt loh... hehe... tepatnya belum pas n kena di saya...
Thanks before,
Rina
Quote from: Rina Hong on 14 January 2009, 05:13:34 PM
_/\_ Sdr. / Sdri. sedhamma,
Rina mau tanya nih... :
1. Apakah umur menentukan kebijakan seseorang?
2. Bagaimana ukuran seseorang bijak atau tidak bijak?
3. Ada ga orang yang di didik dengan cara yang sama, mempunyai pengalaman yg sama namun kebijaksanaan yang berbeda?
4. Bagaimana supaya kita bisa menjadi semakin bijak?
Regards,
Rina
1. Tidak
2. Sadar akan apa yang dia lakukan.
3. Berbeda
4. Berusaha sadar
[at] Rina
Agaknya kamu melupakan salah satu poin yang sangat vital... Anicca (ketidakkekalan).
Dengan merenungkan ketidakkekalan, maka kamu tidak akan merasa begitu kehilangan atau merasa terlalu sakit ketika berpisah dengan orang-orang yang kamu cintai.
Apapun yang kamu lakukan, apabila disertai pikiran baik, ucapan baik dan tindakan baik, maka akan mengarah pada kualitas-kualitas kebaikan. Kualitas-kualitas kebaikan itu akan mendorong munculnya kebijaksanaan.
Dan di antara semua perbuatan baik, meditasi termasuk salah satu yang terbaik.
Cobalah mengikuti retreat-retreat meditasi dari beberapa guru, dengarkan ceramah dharma mereka.
Sebenarnya guru-guru yang mengajarkan kebenaran mulia menuju pembebasan pada dasarnya (juga pastinya) bersumber dari ajaran Sang Bhagava.
Semoga Semua Makhluk Damai dan Tentram...
Quote from: Rina Hong on 16 January 2009, 04:31:52 PM
Kadang belajar sendiri saja tidak cukup, harus belajar dari orang lain, maka bagi saya yang paling menyakitkan adalah kehilangan seorang guru,
dari dulu sampai sekarang saya selalu kehilangan seorang guru favorit, bahkan sekarang setelah bertemu dengan teman yang bisa membimbing kita pun, teman itu bisa hilang, hmmm sepertinya sulit membiasakan diri kehilangan seseorang yg bisa membimbing kita, fiuhh.....
ada pendapat atau statement lain ga? jawabannya bagus2 sih cuma saya masih belum puas dengan jawapan teman2, belum dapat pencerahan gt loh... hehe... tepatnya belum pas n kena di saya...
Thanks before,
Rina
dasar aneh, kok tau2 malah tentang kehilangan ???
mo yg berkenan di hati ^-^ tanya om upasaka klo gitu ^-^
at hatred : yah.... maksudnya apakah itu berarti saya belum bijak karena masih ada pengaruh seperti itu... coba di 1 postingan aja ga pake kata "aneh" .... saya ga bisa ngerti bahasa kamu, ntah saya yang bodoh atau bahasa kamu yg "aneh" wewww....
anehnya dimana???
ayo mari didiskusikan disini
Quote from: Rina Hong on 14 January 2009, 05:13:34 PM
_/\_ Sdr. / Sdri. sedhamma,
Rina mau tanya nih... :
1. Apakah umur menentukan kebijakan seseorang?
2. Bagaimana ukuran seseorang bijak atau tidak bijak?
3. Ada ga orang yang di didik dengan cara yang sama, mempunyai pengalaman yg sama namun kebijaksanaan yang berbeda?
4. Bagaimana supaya kita bisa menjadi semakin bijak?
Regards,
Rina
1. umur tidak menentukan kebijakan.
2. mencari kebenaran, akar permasalahan, melihat rangkaian hidup dari rantai kehidupan.
3. saya ga tau.
4. seperti jawaban nomor. 2
Quote from: Rina Hong on 16 January 2009, 04:31:52 PM
Kadang belajar sendiri saja tidak cukup, harus belajar dari orang lain, maka bagi saya yang paling menyakitkan adalah kehilangan seorang guru,
dari dulu sampai sekarang saya selalu kehilangan seorang guru favorit, bahkan sekarang setelah bertemu dengan teman yang bisa membimbing kita pun, teman itu bisa hilang, hmmm sepertinya sulit membiasakan diri kehilangan seseorang yg bisa membimbing kita, fiuhh.....
ada pendapat atau statement lain ga? jawabannya bagus2 sih cuma saya masih belum puas dengan jawapan teman2, belum dapat pencerahan gt loh... hehe... tepatnya belum pas n kena di saya...
Guru/teman bijaksana, memang langka dan berharga. Tapi menganggap mereka maha bijaksana dan tak tercela, bisa menimbulkan kemelekatan baru, ingin selalu dibimbing olehnya, takut kehilangannya. Ibarat di dalam ruangan gelap, kita akan sangat memuja sebuah lilin.
Pernah suatu ketika saya melekat pada orang bijak seperti ini, tapi ketika suatu saat dia membuat keputusan keliru, tiba-tiba sesuatu muncul di benak saya, "akh, ternyata dia juga manusia ;D ". Satu kemelekatan berkurang, timbul sedikit rasa lega, lalu teringat kalimat, "jadikan dirimu pulau pelindung bagi dirimu sendiri".