Quote from: chingik on 06 January 2009, 09:21:57 AM
Quote from: El Sol on 05 January 2009, 09:34:02 PM
[at] Chingik
anu..
umur rata2 Makhluk Sukhavati berapa taon?...(Jangan jawab "tak terhingga" yak.. :hammer: )
dan apakah kamma lampau berlaku disana?..
kenapa jgn jawab tak terhingga? hehe..sy tau kalo saya bilang sekian kalpa, el sol akan menyanggah, "berarti itu terhingga 'khan?? " . Ya kalo sudah dibilang bukan kekal, berarti memang terhingga. Wong Buddha Amitahba suatu saat juga Mahaparinibbana , ini memang ada dalam Sutra. Istilah Tak terhingga itu adalah sebuah parameter belaka. Sama seperti istilah 84000 dalam tradisi India, tidak berarti memang harus pas 84000. Kebanyakan memaknai 84000 sebagai =sangat banyak. Istilah "Tak Terhingga" memang ada jumlahnya, kemudian ada lagi ukuran di atas tak terhingga, dan di atas atas tak terhingga, dan seterusnya. Sebelumnya juga sudah pernah post buat bro el sol, tapi bro bilang ga make sense. hehe.. ya wes lah..mau gimana lagi. Saya juga ga bilang lu harus terima.
di sini: http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=1638.15
di Tradisi India (Theravada) tentang angka 84.000 yang dapat dianggap valid tidak lain adalah 84.000 pokok Dhamma yaitu jumlah materi induk topik, sutta, gatha, pertanyaan , jawaban yang diberikan Sang Buddha.
Dalam Vinaya terdapat 21.000 pokok Dhamma, dalam Sutta terdapat 21.000 pokok Dhamma, dan dalam Abhidhamma terdapat 42.000 pokok Dhamma. Jadi keseluruhan berjumlah 84.000 pokok Dhamma
Dalam Theragatha, Khuddaka Nikâya, Sutta Pitaka terdapatlah pernyataan Y.A Ânanda dalam bentuk syair:
"DVASÎTI BUDDHATO GANHAM DYE SAHASSÂNI BHIKKHUTO
CATURÂSITISAHASSÂNI YE ME DHAMMA PAVATINNO"
"Dari semua Dhamma yang Saya hafalkan, 82.000 Dhammakhandha Saya pelajari langsung dari Sang Buddha sendiri; sedangkan 2.000 Dhammakhandha dari para bhikkhu, sehinga seluruhnya berjumlah 84.000 Dhammakhandha. "
Pernyataan pernyataan sembarang yang mencatut angka 84.000 dalam berbagai hal seperti 84.000 pintu dharma, 84.000 makhluk suci, 84.000 buddha dsbnya itu merupakan pernyataan yang tidak berdasarkan dan hanya asal catut saja...
Quote
Pernyataan pernyataan sembarang yang mencatut angka 84.000 dalam berbagai hal seperti 84.000 pintu dharma, 84.000 makhluk suci, 84.000 buddha dsbnya itu merupakan pernyataan yang tidak berdasarkan dan hanya asal catut saja...
Lantas berdasarkan apa bro mengatakan hal di atas?
84000 pintu dharma adalah term yg valid dalam teks-teks Mahayana.
Maksud bro, semua ajaran di luar Theravada yg menyebut terminologi 84000 adalah mencatut? Lucu sekali sikap fanatisme seperti ini.
Quote from: chingik on 07 January 2009, 06:08:29 PM
Quote
Pernyataan pernyataan sembarang yang mencatut angka 84.000 dalam berbagai hal seperti 84.000 pintu dharma, 84.000 makhluk suci, 84.000 buddha dsbnya itu merupakan pernyataan yang tidak berdasarkan dan hanya asal catut saja...
Lantas berdasarkan apa bro mengatakan hal di atas?
84000 pintu dharma adalah term yg valid dalam teks-teks Mahayana.
Maksud bro, semua ajaran di luar Theravada yg menyebut terminologi 84000 adalah mencatut? Lucu sekali sikap fanatisme seperti ini.
coba hitung sendiri pokok Dharma di dalam Pali Kanon... Kemudian pertanyaan buat pernyataan aliran lain, darimana angka 84.000 ? kenapa bukan 85.000 ? kenapa bukan 100.000 dsbnya ? kenapa harus 84.000 ? Apakah ini kebetulan saja sama dengan jumlah pokok Dharma dalam Pali kanon ?
Quote
di Tradisi India (Theravada) tentang angka 84.000 yang dapat dianggap valid tidak lain adalah 84.000 pokok Dhamma yaitu jumlah materi induk topik, sutta, gatha, pertanyaan , jawaban yang diberikan Sang Buddha.
Dalam Vinaya terdapat 21.000 pokok Dhamma, dalam Sutta terdapat 21.000 pokok Dhamma, dan dalam Abhidhamma terdapat 42.000 pokok Dhamma. Jadi keseluruhan berjumlah 84.000 pokok Dhamma
Dalam Theragatha, Khuddaka Nikâya, Sutta Pitaka terdapatlah pernyataan Y.A Ânanda dalam bentuk syair:
"DVASÎTI BUDDHATO GANHAM DYE SAHASSÂNI BHIKKHUTO
CATURÂSITISAHASSÂNI YE ME DHAMMA PAVATINNO"
"Dari semua Dhamma yang Saya hafalkan, 82.000 Dhammakhandha Saya pelajari langsung dari Sang Buddha sendiri; sedangkan 2.000 Dhammakhandha dari para bhikkhu, sehinga seluruhnya berjumlah 84.000 Dhammakhandha. "
Jadinya timbul pertanyaan baru setelah membaca ini..
Dari segi historis.. Dikatakan kalau Abhidhamma baru diulang oleh Y.A Maha Kassapa pada Konsili ke-3.
Nah pertanyaannya, jika memang Abhidhamma berisi 42.000 pokok dhamma, berarti yang diajarkan oleh Sang Buddha dan diulang oleh Y.A Ananda dan Y.A Upali cuma berisi total 42.000 pokok dhamma dong? Kemana sisa 42.000 pokok dhamma (baca: Abhidhamma) yg diulang oleh Sang Buddha kepada Y.A Ananda?
Jika kita asumsikan benar kata Y.A Ananda, "Dari semua Dhamma yang Saya hafalkan, 82.000 Dhammakhandha Saya pelajari langsung dari Sang Buddha sendiri; sedangkan 2.000 Dhammakhandha dari para bhikkhu, sehinga seluruhnya berjumlah 84.000 Dhammakhandha."
Berarti Abhidhamma telah diulang oleh Y.A Ananda di Konsili I, bagaimana dgn cerita Y.A Maha Kassapa mengulang Abhidhamma di Konsili ke-3? ???
Mohon bantuan dari rekan2.. thanx n cmiiw :)
mettacittena
_/\_
Quote from: dilbert on 07 January 2009, 06:17:23 PM
Quote from: chingik on 07 January 2009, 06:08:29 PM
Quote
Pernyataan pernyataan sembarang yang mencatut angka 84.000 dalam berbagai hal seperti 84.000 pintu dharma, 84.000 makhluk suci, 84.000 buddha dsbnya itu merupakan pernyataan yang tidak berdasarkan dan hanya asal catut saja...
Lantas berdasarkan apa bro mengatakan hal di atas?
84000 pintu dharma adalah term yg valid dalam teks-teks Mahayana.
Maksud bro, semua ajaran di luar Theravada yg menyebut terminologi 84000 adalah mencatut? Lucu sekali sikap fanatisme seperti ini.
coba hitung sendiri pokok Dharma di dalam Pali Kanon... Kemudian pertanyaan buat pernyataan aliran lain, darimana angka 84.000 ? kenapa bukan 85.000 ? kenapa bukan 100.000 dsbnya ? kenapa harus 84.000 ? Apakah ini kebetulan saja sama dengan jumlah pokok Dharma dalam Pali kanon ?
Memangnya term 84000 hanya ada pada jumlah pokok Dharma?
Apa cuma kebetulan dgn usia raja Cakkavati 84000 th? atau Usia makhluk surga Nevasannanasannayatana yang maksimal 84000 mahakappa?
Atau harta benda dan segala milik Raja Sudassana yang memiliki 84000 kota, 84000 istana, 84000 serambi, 84000 dipan, 84000 gajah, 84000 kuda, 84000 batu permata, 84000 kereta, 84000 selir, 84000 kepala keluarga, 84000 sapi, 84000 juta pakaian, 84000 hidangan dalam Maha Sudassana Sutta?
Angka 84000 memang menyatakan suatu jumlah, namun dalam keseluruhan isi Kitab Suci Buddhis tidak mutlak mengartikan 84000 secara nominal. 84000 adalah angka2 yg sudah umum dipakai tidak hanya dalam Buddhisme. Hinduisme dan Jainisme juga menggunakannya.
Jadi penyebutan angka 84000 itu mengenai siapa yang mencatut siapa? ??? :-?
Quote from: chingik on 07 January 2009, 09:07:39 PM
Quote from: dilbert on 07 January 2009, 06:17:23 PM
Quote from: chingik on 07 January 2009, 06:08:29 PM
Quote
Pernyataan pernyataan sembarang yang mencatut angka 84.000 dalam berbagai hal seperti 84.000 pintu dharma, 84.000 makhluk suci, 84.000 buddha dsbnya itu merupakan pernyataan yang tidak berdasarkan dan hanya asal catut saja...
Lantas berdasarkan apa bro mengatakan hal di atas?
84000 pintu dharma adalah term yg valid dalam teks-teks Mahayana.
Maksud bro, semua ajaran di luar Theravada yg menyebut terminologi 84000 adalah mencatut? Lucu sekali sikap fanatisme seperti ini.
coba hitung sendiri pokok Dharma di dalam Pali Kanon... Kemudian pertanyaan buat pernyataan aliran lain, darimana angka 84.000 ? kenapa bukan 85.000 ? kenapa bukan 100.000 dsbnya ? kenapa harus 84.000 ? Apakah ini kebetulan saja sama dengan jumlah pokok Dharma dalam Pali kanon ?
Memangnya term 84000 hanya ada pada jumlah pokok Dharma?
Apa cuma kebetulan dgn usia raja Cakkavati 84000 th? atau Usia makhluk surga Nevasannanasannayatana yang maksimal 84000 mahakappa?
Atau harta benda dan segala milik Raja Sudassana yang memiliki 84000 kota, 84000 istana, 84000 serambi, 84000 dipan, 84000 gajah, 84000 kuda, 84000 batu permata, 84000 kereta, 84000 selir, 84000 kepala keluarga, 84000 sapi, 84000 juta pakaian, 84000 hidangan dalam Maha Sudassana Sutta?
Angka 84000 memang menyatakan suatu jumlah, namun dalam keseluruhan isi Kitab Suci Buddhis tidak mutlak mengartikan 84000 secara nominal. 84000 adalah angka2 yg sudah umum dipakai tidak hanya dalam Buddhisme. Hinduisme dan Jainisme juga menggunakannya.
Jadi penyebutan angka 84000 itu mengenai siapa yang mencatut siapa? ??? :-?
Nah... yang begini begini itu adalah generalisasi... Yang disebutkan Y.A. Ananda dalam Theragatha tentang 84.000 pokok Dharma dimana dibagi atas 82.000 yang disabdkan BUDDHA langsung, dan 2.000 yang disabdakan oleh para bhikkhu (diluar BUDDHA tentunya) apakah pernah dihitung benar seperti yang disebutkan ?
Karena hal hal tentang apa yang dikatakan sebagai 84.000 istana, umur 84.000 tahun dsbnya itu adalah generalisasi yang tidak dapat dibuktikan. Coba buktikan apakah benar dalam PALI Kanon seperti yang dikatakan oleh Ananda dalam Theragatha adalah benar 84.000 pokok dharma dan bukan generalisasi.
Contoh generalisasi misalnya dalam membahas perbedaan tinggi sammasambuddha...
Pamàna vematta adalah perbedaan tinggi para Buddha.
Tinggi enam Buddha yaitu, Dãpaïkarà, Revata, Piyadassã, Atthadassã, Dhammadassã, dan Vipassã adalah delapan puluh lengan.
Tinggi empat Buddha yaitu, Konda¤¤a, Maïgala, Nàrada, dan Sumedhà adalah delapan puluh delapan lengan.
Tinggi Buddha Sumanà adalah sembilan puluh lengan.
Tinggi lima Buddha yaitu, Sobhita, Anomadassã, Paduma, Padumuttara, dan Phussa adalah lima puluh delapan lengan.
Tinggi Buddha Sujàta adalah lima puluh lengan.
Tinggi tiga Buddha yaitu, Siddhattha, Tissa, dan Vessabhå adalah enam puluh lengan.
Tinggi Buddha Sikhã adalah tujuh puluh lengan.
Tinggi Buddha Kakusandha adalah empat puluh lengan, Konàgamana tiga puluh lengan, dan Kassapa dua puluh lengan.
Tinggi Buddha Gotama adalah enam belas atau delapan belas lengan (yang akan dijelaskan dalam Gotama Buddhavaÿsa).
Dari pernyataan yang terdapat dalam Nanda Sikhãpada, Ratana Vagga, Pàcittiya Pàëi, Vinaya Piñaka, bahwa adik Buddha,
Yang Mulia ânanda, hanya empat jari lebih pendek dari kakaknya (Buddha Gotama), dapat disimpulkan bahwa orang-orang pada masa itu memiliki tinggi yang lebih kurang sama dengan Buddha. Jadi, tinggi badan seorang Buddha adalah sama dengan tinggi orang-orang pada zaman itu. Namun bukan berarti tinggi tersebut persis sama.Demikian juga ketika dikatakan bahwa umur rata-rata kehidupan manusia di dunia saha ketika bodhisatta setakhetu (bakal Buddha gotama) melakukan penyelidikan untuk memastikan kelahirannya di dunia ini adalah 100 tahun, apakah semua manusia itu sama persis seratus tahun, tentunya tidak donk...
Pertanyaannya adalah apakah semua angka 84.000 itu generalisasi seperti hal generalisasi umur raja cakkavati 84.000 tahun, kemudian harta raja suddasana yang semuanya serba 84.000... Yang tentunya hal ini tidak dapat dibuktikan...
Yang dapat dibuktikan sekarang ini adalah, apakah dalam pokok dharma yang dikatakan oleh Y.A.Ananda dalam salah satu kitab Pali Kanon yaitu Theragatha adalah berjumlah total 84.000, apakah benar angka ini ?
Jika ada pernyataan pernyataan tentang 84.000 pintu dharma, 84.000 bodhisatva, 84.000 juta koti tanah buddha dsbnya... saya rasa ini semua memang generalisasi dan tidak ada dasar-nya... mungkin kerennya angka 84.000 ini, sehingga sering digunakan sebagai generalisasi...
PERTANYAANNYA... apakah memang dalam Pali Kanon itu ada 84.000 pokok dharma ? COBA BUKTIKAN, mumpung kitab kitab suci masih belum musnah...
OOT...buka thread baru aja soal 84000 dan angka mistis lainnya.
Quote from: xuvie on 07 January 2009, 08:24:27 PM
Quote
di Tradisi India (Theravada) tentang angka 84.000 yang dapat dianggap valid tidak lain adalah 84.000 pokok Dhamma yaitu jumlah materi induk topik, sutta, gatha, pertanyaan , jawaban yang diberikan Sang Buddha.
Dalam Vinaya terdapat 21.000 pokok Dhamma, dalam Sutta terdapat 21.000 pokok Dhamma, dan dalam Abhidhamma terdapat 42.000 pokok Dhamma. Jadi keseluruhan berjumlah 84.000 pokok Dhamma
Dalam Theragatha, Khuddaka Nikâya, Sutta Pitaka terdapatlah pernyataan Y.A Ânanda dalam bentuk syair:
"DVASÎTI BUDDHATO GANHAM DYE SAHASSÂNI BHIKKHUTO
CATURÂSITISAHASSÂNI YE ME DHAMMA PAVATINNO"
"Dari semua Dhamma yang Saya hafalkan, 82.000 Dhammakhandha Saya pelajari langsung dari Sang Buddha sendiri; sedangkan 2.000 Dhammakhandha dari para bhikkhu, sehinga seluruhnya berjumlah 84.000 Dhammakhandha. "
Jadinya timbul pertanyaan baru setelah membaca ini..
Dari segi historis.. Dikatakan kalau Abhidhamma baru diulang oleh Y.A Maha Kassapa pada Konsili ke-3.
Nah pertanyaannya, jika memang Abhidhamma berisi 42.000 pokok dhamma, berarti yang diajarkan oleh Sang Buddha dan diulang oleh Y.A Ananda dan Y.A Upali cuma berisi total 42.000 pokok dhamma dong? Kemana sisa 42.000 pokok dhamma (baca: Abhidhamma) yg diulang oleh Sang Buddha kepada Y.A Ananda?
Jika kita asumsikan benar kata Y.A Ananda, "Dari semua Dhamma yang Saya hafalkan, 82.000 Dhammakhandha Saya pelajari langsung dari Sang Buddha sendiri; sedangkan 2.000 Dhammakhandha dari para bhikkhu, sehinga seluruhnya berjumlah 84.000 Dhammakhandha."
Berarti Abhidhamma telah diulang oleh Y.A Ananda di Konsili I, bagaimana dgn cerita Y.A Maha Kassapa mengulang Abhidhamma di Konsili ke-3? ???
Mohon bantuan dari rekan2.. thanx n cmiiw :)
mettacittena
_/\_
Konsili ketiga
Pada Abad ketiga sesudah Sang Buddha Parinibbana (249SM), sewaktu Maharaja Asoka Wardhana, diadakan Konsili ketiga di Pataliputta (patna). Berbeda dengan konsili kedua, dalam konsili ketiga tidak saja dibicarakan tentang vinaya, tetapi juga tentang perbedaan mengenai Dhamma diantara para Bhikkhu dari berbagai sekte agama Buddha.
Konsili ketiga yang berlangsung selama 9 bulan dipimpin oleh Moggaliputta Tissa. Dhamma dan Vinaya diucap ulang kembali oleh 1000 Arahat. Kelompok Theravada pecah menjadi Theravada dan Sarvastivada. Marzab Sarvastivada hijrah ke kasmir dan kemudian dibawah perlindungan Raja Kaniska berkembang di India Utara.
Moggalana Tissa menyusun
Kitab KATHAVATTHU yg isinya menyangkal 5 butir gugatan Bhikkhu Maha Deva terhadap Arahat pada Konsili kedua dan mengenai titik-titik perbedaan antara berbagai paham sekte agama Buddha. Kitab ini merupakan
salah satu dari tujuh kitab ABHIDHAMMA. Seluruh ajaran Sang Buddha telah tersusun dalam Kitab TIPITAKA yang terdiri dari SUTTA PITAKA, VINAYA PITAKA dan ABHIDHAMMA PITAKA.
Setelah Konsili Ketiga, Maharaja ASoka Wardhana mengirim DHAMMADUTA ke seluruh penjuru untuk menyebarkan DHAMMA. diantaranya ARAHAT MAHINDA, putra Raja Asoka sendiri, ke Sri Lanka dengan membawa TIPITAKA dan Kitab TIPITAKA ATTHA-KATHA.
Sumber : Buku SILA & VINAYA (Drs. Teja S.M. Rashid)
=======================================
Kitab KATHAVATTHU adalah salah satu dari tujuh kitab ABHIDHAMMA yaitu itu Kitab Kelima dari Abhidhamma.
Abhidhamma terdiri dari 7 Kitab :
1. DHAMMASANGANI
2. VIBHANGA
3. DHATUKATHA
4. PUGGALAPANNATI
5. KATHAVATTHU6. YAMAKA
7. PATTHANA
_/\_ :lotus:
[at] atas...
Thanx atas info-nya... memang saya tidak pernah mendapatkan referensi bahwa pada konsili ke-3, Kassapa mengulang abhidhamma.
SIDANG AGUNG III (KONSILI III)
[spoiler]
QuoteDiadakan pada tahun +/- 313 SM (230 tahun setelah sidang I). Dipimpin oleh Y.A. Tissa Moggaliputta. Sidang diadakan di Pataliputta. Sponsor Sidang Agung ini adalah Raja Asoka dari Suku Mauriya. Tujuan Sidang:
Menertibkan perbedaan pendapat yang mengaktifkan perpecahan Sangha. Memeriksa dan menyempurnakan Kitab Suci Pali (memurnikan Ajaran Sang Buddha). Raja Asoka meminta agar para Bhikkhu mengadakan upacara Uposatha setiap bulan, agar Bhikkhu Sangha bersih dari oknum-oknum yang bermaksud tidak baik. Kesimpulan / Hasil Konsili III:
Menghukum Bhikkhu-Bhikkhu selebor. Ajaran Abhidhamma diulang tersendiri oleh Y.A. Maha Kassapa, sehingga lengkaplah pengertian Tipitaka (Vinaya,Sutta, dan Abhidhamma). Jadi pengertian Tipitaka mulai lengkap (timbul) pada Konsili III. Y.A. Tissa memilih 10.000 orang Bhikkhu Sangha yang benar-benar telah memahami Ajaran Sang Buddha untuk menghimpun Ajaran tersebut menjadi Tipitaka dan perhimpunan tersebut berlangsung selama 9 bulan. Keterangan:
Pada saat itu Sangha sudah terpecah dua, yaitu : Theravãda (Sthaviravada) dan Mahasanghika. Sementara itu ada ahli sejarah yang mengatakan bahwa pada Konsili III ini bukan merupakan konsili umum, tetapi hanya merupakan suatu konsili yang diadakan oleh Sthaviravada.
.....
dari id. wikipedia.org/wiki/Sejarah_Tipitaka[/spoiler]
[at] dillbert
ya.. ngga bilang kamu yg bilang koq.. hanya saja informasi dari sumber lain di atas jika dihubungkan dan dibandingkan dgn kata2 dillbert dibawah tampaknya bertabrakan. Maka jdlah pertanyaan :)
[spoiler]
Quote
di Tradisi India (Theravada) tentang angka 84.000 yang dapat dianggap valid tidak lain adalah 84.000 pokok Dhamma yaitu jumlah materi induk topik, sutta, gatha, pertanyaan , jawaban yang diberikan Sang Buddha.
Dalam Vinaya terdapat 21.000 pokok Dhamma, dalam Sutta terdapat 21.000 pokok Dhamma, dan dalam Abhidhamma terdapat 42.000 pokok Dhamma. Jadi keseluruhan berjumlah 84.000 pokok Dhamma
Dalam Theragatha, Khuddaka Nikâya, Sutta Pitaka terdapatlah pernyataan Y.A Ânanda dalam bentuk syair:
"DVASÎTI BUDDHATO GANHAM DYE SAHASSÂNI BHIKKHUTO
CATURÂSITISAHASSÂNI YE ME DHAMMA PAVATINNO"
"Dari semua Dhamma yang Saya hafalkan, 82.000 Dhammakhandha Saya pelajari langsung dari Sang Buddha sendiri; sedangkan 2.000 Dhammakhandha dari para bhikkhu, sehinga seluruhnya berjumlah 84.000 Dhammakhandha. "
....
[/spoiler]
anumodana buat rekan2 yg menjawab pertanyaan ini :)
mettacittena
_/\_
Quote from: Lily W on 08 January 2009, 10:03:43 AM
Quote from: xuvie on 07 January 2009, 08:24:27 PM
Quote
di Tradisi India (Theravada) tentang angka 84.000 yang dapat dianggap valid tidak lain adalah 84.000 pokok Dhamma yaitu jumlah materi induk topik, sutta, gatha, pertanyaan , jawaban yang diberikan Sang Buddha.
Dalam Vinaya terdapat 21.000 pokok Dhamma, dalam Sutta terdapat 21.000 pokok Dhamma, dan dalam Abhidhamma terdapat 42.000 pokok Dhamma. Jadi keseluruhan berjumlah 84.000 pokok Dhamma
Dalam Theragatha, Khuddaka Nikâya, Sutta Pitaka terdapatlah pernyataan Y.A Ânanda dalam bentuk syair:
"DVASÎTI BUDDHATO GANHAM DYE SAHASSÂNI BHIKKHUTO
CATURÂSITISAHASSÂNI YE ME DHAMMA PAVATINNO"
"Dari semua Dhamma yang Saya hafalkan, 82.000 Dhammakhandha Saya pelajari langsung dari Sang Buddha sendiri; sedangkan 2.000 Dhammakhandha dari para bhikkhu, sehinga seluruhnya berjumlah 84.000 Dhammakhandha. "
Jadinya timbul pertanyaan baru setelah membaca ini..
Dari segi historis.. Dikatakan kalau Abhidhamma baru diulang oleh Y.A Maha Kassapa pada Konsili ke-3.
Nah pertanyaannya, jika memang Abhidhamma berisi 42.000 pokok dhamma, berarti yang diajarkan oleh Sang Buddha dan diulang oleh Y.A Ananda dan Y.A Upali cuma berisi total 42.000 pokok dhamma dong? Kemana sisa 42.000 pokok dhamma (baca: Abhidhamma) yg diulang oleh Sang Buddha kepada Y.A Ananda?
Jika kita asumsikan benar kata Y.A Ananda, "Dari semua Dhamma yang Saya hafalkan, 82.000 Dhammakhandha Saya pelajari langsung dari Sang Buddha sendiri; sedangkan 2.000 Dhammakhandha dari para bhikkhu, sehinga seluruhnya berjumlah 84.000 Dhammakhandha."
Berarti Abhidhamma telah diulang oleh Y.A Ananda di Konsili I, bagaimana dgn cerita Y.A Maha Kassapa mengulang Abhidhamma di Konsili ke-3? ???
Mohon bantuan dari rekan2.. thanx n cmiiw :)
mettacittena
_/\_
Konsili ketiga
Pada Abad ketiga sesudah Sang Buddha Parinibbana (249SM), sewaktu Maharaja Asoka Wardhana, diadakan Konsili ketiga di Pataliputta (patna). Berbeda dengan konsili kedua, dalam konsili ketiga tidak saja dibicarakan tentang vinaya, tetapi juga tentang perbedaan mengenai Dhamma diantara para Bhikkhu dari berbagai sekte agama Buddha.
Konsili ketiga yang berlangsung selama 9 bulan dipimpin oleh Moggaliputta Tissa. Dhamma dan Vinaya diucap ulang kembali oleh 1000 Arahat. Kelompok Theravada pecah menjadi Theravada dan Sarvastivada. Marzab Sarvastivada hijrah ke kasmir dan kemudian dibawah perlindungan Raja Kaniska berkembang di India Utara.
Moggalana Tissa menyusun Kitab KATHAVATTHU yg isinya menyangkal 5 butir gugatan Bhikkhu Maha Deva terhadap Arahat pada Konsili kedua dan mengenai titik-titik perbedaan antara berbagai paham sekte agama Buddha. Kitab ini merupakan salah satu dari tujuh kitab ABHIDHAMMA. Seluruh ajaran Sang Buddha telah tersusun dalam Kitab TIPITAKA yang terdiri dari SUTTA PITAKA, VINAYA PITAKA dan ABHIDHAMMA PITAKA.
Setelah Konsili Ketiga, Maharaja ASoka Wardhana mengirim DHAMMADUTA ke seluruh penjuru untuk menyebarkan DHAMMA. diantaranya ARAHAT MAHINDA, putra Raja Asoka sendiri, ke Sri Lanka dengan membawa TIPITAKA dan Kitab TIPITAKA ATTHA-KATHA.
Sumber : Buku SILA & VINAYA (Drs. Teja S.M. Rashid)
=======================================
Kitab KATHAVATTHU adalah salah satu dari tujuh kitab ABHIDHAMMA yaitu itu Kitab Kelima dari Abhidhamma.
Abhidhamma terdiri dari 7 Kitab :
1. DHAMMASANGANI
2. VIBHANGA
3. DHATUKATHA
4. PUGGALAPANNATI
5. KATHAVATTHU
6. YAMAKA
7. PATTHANA
_/\_ :lotus:
[at] lily
apa MahaKassapa konsili-3 dengan Maha Kassapa di konsili-1 itu sama?
yang pertama di pimpin oleh Maha Kassapa yang ke-3 abhidhamma di susun oleh Mahakassapa?
kalau boleh tahu apa 5 butir gugatan yang di tolak itu
dan jika tidak keberatan...boleh kah mentraslate isi kathavattu itu...
_/\_
mohon penjelasan masih newbie _/\_
--------------------------------------------
pertanyaan nya menjadi..........."jadi Y.M Ananda melafalkan abhidhamma ?"
=========
sy kembali ke topic sedikit.........ada rancu di pernyataan "tak-terhingga"
memang "tak-terhingga tidak sama dengan kekal"
jika ada pertanyaan..."berapa banyak kalpa yang telah kita lalui?".........jawabannya "terlalu banyak sampai tidak dapat di hitung = tak-terhingga"
jadi buddha itu mengajarkan 4 kesunyataan mulia dan jalan beruas 8 dalam kondisi umur demikian(tak-terhingga)?
bagaimana bisa menembus 4 kesunyataan mulia dengan kondisi itu................
1.dukkha --- umur saya saja sudah tidak bisa saya hitung...."tak-terhingga"....
berbicara masalah kekal?......disini belum 1 makhluk pun ada yang mengalami dukkha....bagaimana mau mengenal dukkha?
bisa dibilang ALAM ini lebih nikmat dari alam ternikmat dalam 31 alam kehidupan....
jalankan saja ajaran inti para buddha menurut saya.
- Tidak melakukan segala bentuk kejahatan, senantiasa mengembangkan kebajikan dan membersihkan batin.
- Kesabaran adalah praktek bertapa yang paling tinggi. "Nibbana adalah tertinggi" begitulah sabda Para Buddha. Dia yang masih menyakiti orang lain sesungguhnya bukanlah seorang pertapa (samana).
- Tidak menghina, tidak menyakiti, dapat mengendalikan diri sesuai dengan peraturan, memiliki sikap madya dalam hal makan, berdiam di tempat yang sunyi serta giat mengembangkan batin nan luhur; inilah Ajaran Para Buddha.
;D ;D ;D
[at] marcedes
pertanyaan kita sama bro ttg konsili ke-3 :)
dan ttg alam ternikmat, ya pasti dong.. ibarat kalo udah panas2 trus minum air es kan lebih enak dibandingkan waktu adem2 aja minum air es (meski ngga bagus buat kesehatan, sblm diprotes om forte) ;D
[at] Nanda
Menjalankan kalo tanpa dimengerti dulu dan hanya sekedar mengikuti, nunut wae, apa ngga sama dgn agama lain? 'berbahagialah mereka yg tidak melihat tapi percaya'? :)
[at] Sis Lily
Tetap saja dipenjelasan sis sebelumnya tdk menyinggung keterlibatan Y.A Maha Kassapa. Pertanyaannya masih tetap seperti sebelumnya. :)
Anumodana buat sharingnya..
mettacittena
_/\_
Referensi tentang Konsili Sangha I ada di dalam Buddhavamsa (Riwayat Agung Para Buddha), karya Mingun Sayadaw hal 2726 s/d 2743.
Berikut dikutipkan yang mengenai Kitab Abhidhamma hal 2742 sbb :
Selanjutnya Dewan itu menyetujui Samyutta Nikàya, Kumpulan Khotbah-Khotbah yang Saling Berhubungan, setelah proses tanya dan jawab, yang seluruhnya memerlukan waktu seratus pembacaan. Kemudian mereka mempercayakan versi kitab yang telah disetujui itu kepada Yang Mulia Mahà Kassapa, dengan berkata, "Yang Mulia, ajarkanlah Samyutta Nikàya ini, Sabda-Sabda Bhagavà, kepada para siswa yang mendatangimu untuk memohon instruksi."
Selanjutnya Dewan itu menyetujui Anguttara Nikàya, kumpulan Khotbah-Khotbah Bertingkat, setelah proses tanya dan jawab, yang seluruhnya memerlukan waktu delapan puluh pembacaan. Kemudian mereka mempercayakan versi kitab yang telah disetujui itu kepada Yang Mulia Anuruddhà, dengan berkata, "Yang Mulia, ajarkanlah Anguttara Nikàya ini, kepada para siswa yang mendatangimu untuk memohon instruksi."
Kemudian Dewan menyetujui tujuh kitab Abhidhammà, yaitu, Dhammasangani, Vibhanga, Dhàtukathà, Puggala Pannàtti, Kathàvatthu, Yamaka, dan Patthàna, setelah melewati pertanyaan, jawaban, dan pembacaan. Pada akhir pembacaan kitab-kitab Abhidhammà ini, bumi ini berguncang keras seperti sebelumnya
Kemudian Dewan membacakan: Jàtaka, Niddesa, Patisambhidà Magga, Apadàna, Sutta Nipàta, Khuddakapàttha, Dhammapada, Udàna, Itivuttaka, Vimànavatthu, Petavatthu, Theragàtha, dan Therigàthà, setelah melewati proses tanya-jawab. Tiga belas kitab ini secara keseluruhan disebut Khuddaka Nikàya, Kumpulan Khotbah-Khotbah Sejenis.
Menurut para bhikkhu yang telah menghafalkan Digha Nikàya, disebutkan bahwa, "Khuddaka Nikàya dibacakan dan disetujui bersama-sama dengan Abhidhammà Pitaka." Tetapi menurut para bhikkhu yang telah menghafalkan Majjhima Nikàya, tiga belas kitab ini, bersama-sama dengan Buddhavamsa dan Cariyà Pitaka, sehingga seluruhnya berjumlah lima belas, disebut Khuddaka Nikàya dan dikelompokkan dalam Suttanta Piñaka, (Pernyataan ini berdasarkan pada Komentar Sãlakkhandha. Satu Bhànavàra atau satu 'pembacaan' adalah lama waktu yang dibutuhkan untuk membacakan satu kitab, yang menurut perkiraan waktu modern, adalah kira-kira setengah jam. Nama para bhikkhu pemimpin, yaitu, Yang Mulia Mahà Kassapa, Yang Mulia Upàli, dan Yang Mulia ânanda, dan tugasnya masing-masing, tercatat dalam Vinaya Cullavagga Pancasatikkhandhaka.)
Demikianlah Yang Mulia ânanda adalah seorang bhikkhu penting dalam sidang Pertama, yang menjawab dengan terampil semua pertanyaan yang berhubungan dengan Dhamma yang terdiri dari Suttanta Pitaka dan Abhidhammà Pitaka.
(Ini adalah kisah dari peran penting yang dimainkan oleh Yang Mulia ânanda pada sidang Pertama.)
[at] rekan rekan DC...
Kelihatannya banyak sumber yang meng-quote kisah tentang Konsili Sangha I, II, III s/d ke-IV... dan ada kesimpang siuran antara satu sumber dengan sumber lain seperti misalnya :
1. Apakah Abhidhamma sudah dibabarkan pada konsili sangha I ?
2. Apakah Abhidhamma baru dibabarkan pada konsili sangha III ?
3. Siapakah yang membabarkan Abhidhamma ? Apakah MahaKassapa di Konsili III ? Atau Ananda di Konsili I (spt referensi RAPB/Buddhavamsa) ?
4. Apakah Kathavathu sudah ada pada konsili sangha I ? atau Kathavatthu baru ada pada konsili Sangha III yang disusun oleh Mogalliputta Thera ?
Mungkin dalam forum ini, bisa dicari sumber sumber yang kredibel dan mungkin bisa dilakukan rembuq (diskusi) referensi manakah yang bisa kita jadikan sebagai pegangan tentang Abhidhamma ini. Mengingat keabsahan Abhidhamma sebagai sabda Buddha kadang malah dipertanyakan karena kesimpangsiuran pembabarannya...
Pembahasan yg berkaitan dengan keabsahan, dan kapan di babarkan kembali, sudah ada thread yg membahasnya.
Supaya pembahasan tetap dalam jalur, untuk membahas bisa diikuti di http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=294.0
Kemudian thread tentang Konsili sangha I (versi Buddhavamsa / RAPB) ada di
http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=4189.0
Quote from: marcedes on 09 January 2009, 12:47:38 AM
Quote from: Lily W on 08 January 2009, 10:03:43 AM
Konsili ketiga
Pada Abad ketiga sesudah Sang Buddha Parinibbana (249SM), sewaktu Maharaja Asoka Wardhana, diadakan Konsili ketiga di Pataliputta (patna). Berbeda dengan konsili kedua, dalam konsili ketiga tidak saja dibicarakan tentang vinaya, tetapi juga tentang perbedaan mengenai Dhamma diantara para Bhikkhu dari berbagai sekte agama Buddha.
Konsili ketiga yang berlangsung selama 9 bulan dipimpin oleh Moggaliputta Tissa. Dhamma dan Vinaya diucap ulang kembali oleh 1000 Arahat. Kelompok Theravada pecah menjadi Theravada dan Sarvastivada. Marzab Sarvastivada hijrah ke kasmir dan kemudian dibawah perlindungan Raja Kaniska berkembang di India Utara.
Moggalana Tissa menyusun Kitab KATHAVATTHU yg isinya menyangkal 5 butir gugatan Bhikkhu Maha Deva terhadap Arahat pada Konsili kedua dan mengenai titik-titik perbedaan antara berbagai paham sekte agama Buddha. Kitab ini merupakan salah satu dari tujuh kitab ABHIDHAMMA. Seluruh ajaran Sang Buddha telah tersusun dalam Kitab TIPITAKA yang terdiri dari SUTTA PITAKA, VINAYA PITAKA dan ABHIDHAMMA PITAKA.
Setelah Konsili Ketiga, Maharaja ASoka Wardhana mengirim DHAMMADUTA ke seluruh penjuru untuk menyebarkan DHAMMA. diantaranya ARAHAT MAHINDA, putra Raja Asoka sendiri, ke Sri Lanka dengan membawa TIPITAKA dan Kitab TIPITAKA ATTHA-KATHA.
Sumber : Buku SILA & VINAYA (Drs. Teja S.M. Rashid)
=======================================
Kitab KATHAVATTHU adalah salah satu dari tujuh kitab ABHIDHAMMA yaitu itu Kitab Kelima dari Abhidhamma.
Abhidhamma terdiri dari 7 Kitab :
1. DHAMMASANGANI
2. VIBHANGA
3. DHATUKATHA
4. PUGGALAPANNATI
5. KATHAVATTHU
6. YAMAKA
7. PATTHANA
_/\_ :lotus:
[at] lily
apa MahaKassapa konsili-3 dengan Maha Kassapa di konsili-1 itu sama?
yang pertama di pimpin oleh Maha Kassapa yang ke-3 abhidhamma di susun oleh Mahakassapa?
[at] Mercedes...
Coba baca ulang postingan sy ttg konsili ke 3 itu? di situ tidak ada nama Mahakassapa lho. Bisa tahu referensi dari mana? bahwa konsili ke 3 juga di pimpin oleh Mahakassapa?
Quote
kalau boleh tahu apa 5 butir gugatan yang di tolak itu
dan jika tidak keberatan...boleh kah mentraslate isi kathavattu itu...
_/\_
mohon penjelasan masih newbie _/\_
Setau saya...salah satu gugatan adalah Bhikkhu Mahadewa berpendapat, bahwa dalam menentukan Dhamma dan Vinaya tidak dibedakan antara Arahat dan bukan Arahat. Kelompok yang mengugat otoritas Arahat (yg jumlahnya besar) memisahkan diri dan mengadakan konsili sendiri. Kelompok ini dinamakan Mahasangika (kelompok besar) dan kelompok yang memandang bahwa para Arahat yang mempunyai otoritas menentukan Dhamma dan Vinaya di sebut Staviravada (Sansekerta) atau Theravada (pali).
Kathavatthu = Pokok-Pokok Pembahasan
_/\_ :lotus:
Quote from: Lily W on 12 January 2009, 01:28:17 PM
[at] Mercedes...
Coba baca ulang postingan sy ttg konsili ke 3 itu? di situ tidak ada nama Mahakassapa lho. Bisa tahu referensi dari mana? bahwa konsili ke 3 juga di pimpin oleh Mahakassapa?
Kalau tidak salah, dari wikipedia yang menyatakan demikian...
Quote from: Lily W on 12 January 2009, 01:28:17 PM
Setau saya...salah satu gugatan adalah Bhikkhu Mahadewa berpendapat, bahwa dalam menentukan Dhamma dan Vinaya tidak dibedakan antara Arahat dan bukan Arahat. Kelompok yang mengugat otoritas Arahat (yg jumlahnya besar) memisahkan diri dan mengadakan konsili sendiri. Kelompok ini dinamakan Mahasangika (kelompok besar) dan kelompok yang memandang bahwa para Arahat yang mempunyai otoritas menentukan Dhamma dan Vinaya di sebut Staviravada (Sansekerta) atau Theravada (pali).
Kathavatthu = Pokok-Pokok Pembahasan
_/\_ :lotus:
apakah mahasangika yang menjadi cikal bakal lahirnya ajaran Mahayana ?
Quote from: dilbert on 09 January 2009, 03:20:38 AM
[at] rekan rekan DC...
Kelihatannya banyak sumber yang meng-quote kisah tentang Konsili Sangha I, II, III s/d ke-IV... dan ada kesimpang siuran antara satu sumber dengan sumber lain seperti misalnya :
1. Apakah Abhidhamma sudah dibabarkan pada konsili sangha I ? ---> Coba baca link ini http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=5680.0
2. Apakah Abhidhamma baru dibabarkan pada konsili sangha III ? ---> Konsili 3 Moggaliputta Tissa menyusun kitab Kathavatthu (salah satu kitab Abhidhamma). Ingat ya...konsili ke 3 itu hanya menyusun 1 kitab. Total kitab Abhidhamma seluruhnya ada 7 kitab.
3. Siapakah yang membabarkan Abhidhamma ? Apakah MahaKassapa di Konsili III ? Atau Ananda di Konsili I (spt referensi RAPB/Buddhavamsa) ? ---> coba baca postingan sy ttg konsili ke 3... di situ tidak ada nama Mahakassapa.. Di konsili ke 1... Prosedur pengulangan kembali ajaran Sang Buddha adalah sederhana. Dgn persetujuan Sangha kemudian Mahakassapa menanyakan hal-hal yang berkaitan dengan Vinaya kepada Arahat Upali dan mengenai Dhamma di tanyakan kepada Arahat Ananda. Jadi di konsili ke 1... Ananda hanya mengulang Dhamma yang pernah diajarkan oleh Sang Buddha.
4. Apakah Kathavathu sudah ada pada konsili sangha I ? atau Kathavatthu baru ada pada konsili Sangha III yang disusun oleh Mogalliputta Thera ? ---> di konsili ke3 di tulis...Moggaliputta Tissa menyusun kitab Kathavatthu... jadi jelas yah... ;D
Mungkin dalam forum ini, bisa dicari sumber sumber yang kredibel dan mungkin bisa dilakukan rembuq (diskusi) referensi manakah yang bisa kita jadikan sebagai pegangan tentang Abhidhamma ini. Mengingat keabsahan Abhidhamma sebagai sabda Buddha kadang malah dipertanyakan karena kesimpangsiuran pembabarannya...
http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=5680.0
Saya rasa yang membaca ttg konsili itu kurang sati... ;D Abhidhamma itu ada 7 kitab. Jadi hanya kitab Kathavatthu yg di tambahkan di konsili ke 3. Kathavatthu adalah
salah satu kitab Abhidhamma dan masih ada 6 kitab lagi.
Semoga jelas yaah...
_/\_ :lotus:
Quote from: Lily W on 12 January 2009, 01:51:42 PM
Quote from: dilbert on 09 January 2009, 03:20:38 AM
[at] rekan rekan DC...
Kelihatannya banyak sumber yang meng-quote kisah tentang Konsili Sangha I, II, III s/d ke-IV... dan ada kesimpang siuran antara satu sumber dengan sumber lain seperti misalnya :
1. Apakah Abhidhamma sudah dibabarkan pada konsili sangha I ? ---> Coba baca link ini http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=5680.0
2. Apakah Abhidhamma baru dibabarkan pada konsili sangha III ? ---> Konsili 3 Moggaliputta Tissa menyusun kitab Kathavatthu (salah satu kitab Abhidhamma). Ingat ya...konsili ke 3 itu hanya menyusun 1 kitab. Total kitab Abhidhamma seluruhnya ada 7 kitab.
3. Siapakah yang membabarkan Abhidhamma ? Apakah MahaKassapa di Konsili III ? Atau Ananda di Konsili I (spt referensi RAPB/Buddhavamsa) ? ---> coba baca postingan sy ttg konsili ke 3... di situ tidak ada nama Mahakassapa.. Di konsili ke 1... Prosedur pengulangan kembali ajaran Sang Buddha adalah sederhana. Dgn persetujuan Sangha kemudian Mahakassapa menanyakan hal-hal yang berkaitan dengan Vinaya kepada Arahat Upali dan mengenai Dhamma di tanyakan kepada Arahat Ananda. Jadi di konsili ke 1... Ananda hanya mengulang Dhamma yang pernah diajarkan oleh Sang Buddha.
4. Apakah Kathavathu sudah ada pada konsili sangha I ? atau Kathavatthu baru ada pada konsili Sangha III yang disusun oleh Mogalliputta Thera ? ---> di konsili ke3 di tulis...Moggaliputta Tissa menyusun kitab Kathavatthu... jadi jelas yah... ;D
Mungkin dalam forum ini, bisa dicari sumber sumber yang kredibel dan mungkin bisa dilakukan rembuq (diskusi) referensi manakah yang bisa kita jadikan sebagai pegangan tentang Abhidhamma ini. Mengingat keabsahan Abhidhamma sebagai sabda Buddha kadang malah dipertanyakan karena kesimpangsiuran pembabarannya...
http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=5680.0
Saya rasa yang membaca ttg konsili itu kurang sati... ;D Abhidhamma itu ada 7 kitab. Jadi hanya kitab Kathavatthu yg di tambahkan di konsili ke 3. Kathavatthu adalah salah satu kitab Abhidhamma dan masih ada 6 kitab lagi.
Semoga jelas yaah...
_/\_ :lotus:
Nah ci Lily...
justru itu yang menjadi pertanyaan buat saya sendiri... Di dalam referensi yang saya kutip dari RAPB, dikatakan bahwa Abhidhamma (lengkap 7 buku) sudah dibabarkan pada konsili sangha I, sedangkan dalam quote sdr.lily di atas dikatakan bahwa Kattavathu baru disusun pada konsili ke-III (jadi sebelum konsili ke-III, abhidhamma hanya terdiri dari 6 kitab)...
Terjadi pertanyaan kan ? Manakah referensi yang benar ? Apakah benar kattavathu sudah ada pada konsili I atau baru disusun pada konsili III ?
Quote from: dilbert on 12 January 2009, 03:40:08 PM
Nah ci Lily...
justru itu yang menjadi pertanyaan buat saya sendiri... Di dalam referensi yang saya kutip dari RAPB, dikatakan bahwa Abhidhamma (lengkap 7 buku) sudah dibabarkan pada konsili sangha I, sedangkan dalam quote sdr.lily di atas dikatakan bahwa Kattavathu baru disusun pada konsili ke-III (jadi sebelum konsili ke-III, abhidhamma hanya terdiri dari 6 kitab)...
Terjadi pertanyaan kan ? Manakah referensi yang benar ? Apakah benar kattavathu sudah ada pada konsili I atau baru disusun pada konsili III ?
Menurut buku Abhidhamma.... Kitab Kathavatthu (pokok-pokok ajaran ini) di himpun oleh YA Tissa Moggaliputta Thera yg hidup pada zaman Raja Dhammasoka. beliaulah yang menjadi
ketua Sanghasamaya ketiga yang di adakan di Pataliputta (patna) pada abad ketiga sebelum masehi. karya Beliau dimasukkan dalam Abhidhamma Pitaka pada konsili tersebut. Buku ini terbagi menjadi 23 Bab dan berisikan 216 Pembahasan.
_/\_ :lotus:
Quote from: Lily W on 12 January 2009, 04:19:36 PM
Quote from: dilbert on 12 January 2009, 03:40:08 PM
Nah ci Lily...
justru itu yang menjadi pertanyaan buat saya sendiri... Di dalam referensi yang saya kutip dari RAPB, dikatakan bahwa Abhidhamma (lengkap 7 buku) sudah dibabarkan pada konsili sangha I, sedangkan dalam quote sdr.lily di atas dikatakan bahwa Kattavathu baru disusun pada konsili ke-III (jadi sebelum konsili ke-III, abhidhamma hanya terdiri dari 6 kitab)...
Terjadi pertanyaan kan ? Manakah referensi yang benar ? Apakah benar kattavathu sudah ada pada konsili I atau baru disusun pada konsili III ?
Menurut buku Abhidhamma.... Kitab Kathavatthu (pokok-pokok ajaran ini) di himpun oleh YA Tissa Moggaliputta Thera yg hidup pada zaman Raja Dhammasoka. beliaulah yang menjadi ketua Sanghasamaya ketiga yang di adakan di Pataliputta (patna) pada abad ketiga sebelum masehi. karya Beliau dimasukkan dalam Abhidhamma Pitaka pada konsili tersebut. Buku ini terbagi menjadi 23 Bab dan berisikan 216 Pembahasan.
_/\_ :lotus:
Dengan ini berarti apa yang ditulis di dalam RAPB (terjemahan bahasa indonesia) itu bahwa kattavathu sudah dibabarkan pada konsili ke-I tidak sama dengan apa yang ditulis di dalam referensi Abhidhamma sendiri...
Apakah perlu di-periksa kembali RAPB versi bahasa inggris-nya ataupun langsung dari RAPB versi bahasa myanmar... apakah memang di dalam konsili I, kattavathu sudah dibabarkan atau belum...