Forum Dhammacitta

Topik Buddhisme => Pengalaman Pribadi => Topic started by: Brado on 31 December 2008, 12:22:17 PM

Title: Pertanyaan yang menyudutkan
Post by: Brado on 31 December 2008, 12:22:17 PM
Selalu begitu
Kalau mereka tahu kita beragama Buddha
Pernah saya ditanya begini;

"Agama kamu apa ?"

"Buddha.. "

"Ohh masih Buddha toh ? "

(masih ? oh noo! saya sudah menjadi Buddhis, saya sudah ditisarana, saya juga sudah punya nama Buddhis)

"........................"

(kenapa dibilang masih? bukankah seperti seorang maling yang masih melakukan tindakan tak terpujinya, koq dibilang masih? apakah beragama Buddha itu salah?)

"Ke tempat saya yuk ? di sana ramai lohh.. "

"ah nggak ah"

"Lohh kenapa ? nanti saya jemput.. minggu ini ya?"

"nggak deh..terima kasih"

"rumahmu dimana sih ? nanti saya datang ntar malam.. saya mau beri kabar gembira untukmu..warta keselamatan"

"............................."

(speechless)

*** aku masih memikirkan kata 'masih' yang seolah menyudutkan, kata itu masih terngiang di telingaku sampai sekarang, kata masih menunjukkan kita di posisi bertahan dan bukanlah di pihak yang dominan ***

Kapan kita bisa berkata dengan kepercayaan diri penuh, "Kenapa kamu masih beragama itu ? Ke Vihara aku yuk ? Disana ramai lohh.. Banyak Bhikkhunya.. ada nyanyi2 lagu buddhis juga lohh.. dan malam ini aku akan datang kerumahmu, aku membawa warta kebenaran.."



Title: Re: Pertanyaan yang menyudutkan
Post by: Sumedho on 31 December 2008, 12:27:23 PM
"Ohh masih Buddha toh ? "

terakhir kali sih aye balikin lagi. "koq belum Buddhis? Hari gini?", dia langsung speechless
Title: Re: Pertanyaan yang menyudutkan
Post by: hatRed on 31 December 2008, 03:54:21 PM
lain kali kalo ditanya agamanya apa

bilang aja, "Dhamma" jangan "Buddha"
Title: Re: Pertanyaan yang menyudutkan
Post by: Reenzia on 31 December 2008, 03:57:45 PM
"oh km masih di xxx toooooooooooh? ya ampuuunnnnn......." [tambah tertawa kecil  ^-^]
Title: Re: Pertanyaan yang menyudutkan
Post by: g.citra on 31 December 2008, 04:04:55 PM
QuoteKapan kita bisa berkata dengan kepercayaan diri penuh, "Kenapa kamu masih beragama itu ? Ke Vihara aku yuk ? Disana ramai lohh.. Banyak Bhikkhunya.. ada nyanyi2 lagu buddhis juga lohh.. dan malam ini aku akan datang kerumahmu, aku membawa warta kebenaran.."

wah ide bagus tuh... pasti bisa lah kita mulai... yg penting mulai membiasakan diri utk begitu...

Kepercayaan diri juga bisa timbul dari sebuah kebiasaan lho... percaya gak ...  :)
Title: Re: Pertanyaan yang menyudutkan
Post by: Indra on 31 December 2008, 04:07:49 PM
saya bukan masih agama Buddha, dulu saya MASIH K, sekarang saya SUDAH Buddhist
Title: Re: Pertanyaan yang menyudutkan
Post by: mushroom_kick on 31 December 2008, 07:07:10 PM
"oh,masih buddha toh?"

jawab j..ya iya lah,moco ya iya donk... ;)
Title: Re: Pertanyaan yang menyudutkan
Post by: L.D.D on 31 December 2008, 07:16:59 PM
namo buddaya
salam kenal Lokkhitacaro
salam kenal semua
semoga qt semua dpt terus berusaha, berjuang dan jangan membuang waktu serta kesempatan
karena modal utama untuk menjadi Buddha telah qt miliki saat ini : yakni menjadi manusia.

numpang argu...
ditanya agamamu :? jwb aj buddha
ooh masih buddha toh.. iya menuju jd buddha.
tanya u mau jd buddha ga? pasti banyak bla .. bla ... bla...
mau tau ikut aku yuk...


新年到了, 恭祝大家新年快乐, 万事亨通!
大家新年快乐万事如意.(dàjiā xīnnián kuàilè wànshìrúyì)
TaHuN bArU .. dIaRy BaRu .. KeLeNdEr BaRu .. MuNgKiN kEtEmU kEnAlAn BaRu&LiNgKuNgAn BaRu .. Dengan semua yang serba baru
Semoga qt dpt menjadi orang yg penuh kesadaran. semoga qt dapat melakukan perbuatan baik yang lebih banyak lagi, saling membantu, melestarikan lingkungan.
semoga tahun 2009 akan membawa perubahan yang lebih positif baik bagi diri qt secara pribadi dan keluarga.
semoga semua makhluk berbahagia.

º¤ø,,¸ HAPPY º¤ø,,¸¸,,ø¤º°¨º¤ø,,¸¸,,ø¤º°¨ NEW YEAR``°º¤ø,,¸¸,,ø¤º2009º¤ø,,¸¸,,ø¤º°¨º¤ø,,¸¸,,ø¤º°¨
namo buddaya
Title: Re: Pertanyaan yang menyudutkan
Post by: Brado on 03 January 2009, 01:35:29 PM
Salam kenal bro Dhamma Dhiro (namanya koq mirip Bhante?)
Selamat tahun baru juga
Terima kasih atas semangatnya
Hanya saja jarang ditemui umat Buddha yang bisa begitu
Karena kebanyakan hanya memilih diam saja dan tidak meladeni
Kapan kita dapat mempunyai rasa percaya diri yang begitu besar baik kepada diri sendiri maupun kepada orang sekitar kita yang berkeyakinan lain
Itulah mengapa saya angkat tema ini
Sebab seringkali kita seperti disudutkan
Title: Re: Pertanyaan yang menyudutkan
Post by: defact0r on 03 January 2009, 05:24:55 PM
pernah dengar satu khotbah di salah satu vihara oleh bhiksu apa, lupa saya.. , katanya kl di agama buddha, mereka menganggap agama itu sebenarnya adalah jodoh iya, bukan suatu pemaksaan, makanya org yg beragama buddha di sarankan jgn mempegaruhi org beragama lain untuk masuk ke agama kita, semacam gitu lah..
benar ga iya ??? cmiiw..
thanks
Title: Re: Pertanyaan yang menyudutkan
Post by: Reenzia on 03 January 2009, 05:53:09 PM
Quote from: defact0r on 03 January 2009, 05:24:55 PM
pernah dengar satu khotbah di salah satu vihara oleh bhiksu apa, lupa saya.. , katanya kl di agama buddha, mereka menganggap agama itu sebenarnya adalah jodoh iya, bukan suatu pemaksaan, makanya org yg beragama buddha di sarankan jgn mempegaruhi org beragama lain untuk masuk ke agama kita, semacam gitu lah..
benar ga iya ??? cmiiw..
thanks

buddhist bukanlah org yg di KTP nya tertulis agama buddha, tapi org yg menggunakan dhamma sebagai pedoman
kalo emank ada org yg ingin mempelajari dhamma, kenapa tidak mencoba untuk membantunya?
kalo saia sendiri sih tak berusaha mempengaruhi, hanya memberi tahu kepada org yg ingin tahu
masalah ia tertarik ato tidak, itu urusan dia, mo pindah ato tetap ato mo belajar dhamma saja, juga gpp

justru dengan berusaha mempengaruhi orang untuk pindah agama ato memaksakan pemahaman sendiri itu adalah lobha [keserakahan] yang justru akan membawa penderitaan

_/\_ semoga dimengerti
Title: Re: Pertanyaan yang menyudutkan
Post by: defact0r on 03 January 2009, 11:16:13 PM
Quote from: Reenzia on 03 January 2009, 05:53:09 PM
Quote from: defact0r on 03 January 2009, 05:24:55 PM
pernah dengar satu khotbah di salah satu vihara oleh bhiksu apa, lupa saya.. , katanya kl di agama buddha, mereka menganggap agama itu sebenarnya adalah jodoh iya, bukan suatu pemaksaan, makanya org yg beragama buddha di sarankan jgn mempegaruhi org beragama lain untuk masuk ke agama kita, semacam gitu lah..
benar ga iya ??? cmiiw..
thanks

buddhist bukanlah org yg di KTP nya tertulis agama buddha, tapi org yg menggunakan dhamma sebagai pedoman
kalo emank ada org yg ingin mempelajari dhamma, kenapa tidak mencoba untuk membantunya?
kalo saia sendiri sih tak berusaha mempengaruhi, hanya memberi tahu kepada org yg ingin tahu
masalah ia tertarik ato tidak, itu urusan dia, mo pindah ato tetap ato mo belajar dhamma saja, juga gpp

justru dengan berusaha mempengaruhi orang untuk pindah agama ato memaksakan pemahaman sendiri itu adalah lobha [keserakahan] yang justru akan membawa penderitaan

_/\_ semoga dimengerti
berarti klo kita mempengaruhi org masuk agama kita, itu berarti dosa iya???
sory nih banyak tanya...
hahaha...
Title: Re: Pertanyaan yang menyudutkan
Post by: gajeboh angek on 03 January 2009, 11:28:46 PM
Syiar agama kepada pemeluk agama lain bisa ditangkep loh ;D
Title: Re: Pertanyaan yang menyudutkan
Post by: nobby_ta on 03 January 2009, 11:31:06 PM
"Masih agama Buddha?"

"Ya, iya lah"  :))

Kl mempengaruhi, sampe maksa2 (sebenarnya mereka ga sadar). Menurut saya itu lobha (keserakahan). ;D
Title: Re: Pertanyaan yang menyudutkan
Post by: L.D.D on 03 January 2009, 11:42:17 PM
Quote from: Lokkhitacaro on 03 January 2009, 01:35:29 PM
Salam kenal bro Dhamma Dhiro (namanya koq mirip Bhante?)
Selamat tahun baru juga
Terima kasih atas semangatnya
Hanya saja jarang ditemui umat Buddha yang bisa begitu
Karena kebanyakan hanya memilih diam saja dan tidak meladeni
Kapan kita dapat mempunyai rasa percaya diri yang begitu besar baik kepada diri sendiri maupun kepada orang sekitar kita yang berkeyakinan lain
Itulah mengapa saya angkat tema ini
Sebab seringkali kita seperti disudutkan
salam kenal jg Lokkhitacaro, mirip aj.. sy masih umat awam semoga qt semua semangat dalam belajar dhamma..
karena sy penah mencari jawaban kenapa semua teman yg beragama buddha ko bisa pindah..kemungkinan besar dia tidak pernah mengenal dhamma hanya buddha KTP, sy hanya berusaha supaya temn2 yg masih beragama buddha tp blm pindah selalu diajak bicara, dikirimin email dll..
qt akan dpat mempunyai rasa percaya diri dan yakin akan ajaran dhamma, menurut sy dengan cara berdiskusi dhamma, share, baca buku dhamma, mendengarkan dhamma, ehipassiko, dan mempraktekannya .. akan mengakibatkan semakin yakin akan dhamma itu indah di awal indah dipertengahan dan indah diakhir.
_/\_
Title: Re: Pertanyaan yang menyudutkan
Post by: L.D.D on 03 January 2009, 11:43:45 PM
salam kenal nobby_ta
Title: Re: Pertanyaan yang menyudutkan
Post by: Adhitthana on 03 January 2009, 11:43:57 PM
mao share .....  _/\_

Suatu hari gw beserta keluarga ke rumah duka, krn ada sodara yg meninggal
disana banyak ketemu sodara2 yg lain, yang sudah lama ngga ketemu ......
ketika duduk dan berbincang-bincang ada sodara gw bertanya pada keluarga gw
Agama apa sekarang ci chong??
Ci chong menjawab : Buddha
yg bertanya berkata ; ooh .... masih Buddha yaak?
Ci Chong gw jawab lagi : lohh kok ... masih?? Buddha yaak ... Buddha, ngga pake masih!!  :))

ci chong gw khan relawan Tzu Chi  :)  _/\_
Title: Re: Pertanyaan yang menyudutkan
Post by: L.D.D on 04 January 2009, 12:03:58 AM
salam kenal Virya
mantap ... semangat.
semangat jg buat ci chong nya.
_/\_
Title: Re: Pertanyaan yang menyudutkan
Post by: Kokuzo on 04 January 2009, 12:36:10 AM
- Bila perlu tanya aja emang kenapa kalo 'masih' agama Buddha?
- Kalo dia mulai jualan, suruh sebutin kelebihan agama dia dibanding agama Buddha... Uda ketebak pasti jawabannya : jaminan keselamatan dari si Mr.Y. Tanya aja buktinya ada ga? Speechless deh... Paling balik ke si iman.

Weleh, baru ngeh di stats ada 'sebelumnya 7th'.
Kenapa itu pak tuhan medho?
Title: Re: Pertanyaan yang menyudutkan
Post by: Brado on 04 January 2009, 09:12:18 AM
Quote from: Lokasanjaya(Dhamma Dhiro) on 03 January 2009, 11:42:17 PM
salam kenal jg Lokkhitacaro, mirip aj.. sy masih umat awam semoga qt semua semangat dalam belajar dhamma..
karena sy penah mencari jawaban kenapa semua teman yg beragama buddha ko bisa pindah..kemungkinan besar dia tidak pernah mengenal dhamma hanya buddha KTP, sy hanya berusaha supaya temn2 yg masih beragama buddha tp blm pindah selalu diajak bicara, dikirimin email dll..
qt akan dpat mempunyai rasa percaya diri dan yakin akan ajaran dhamma, menurut sy dengan cara berdiskusi dhamma, share, baca buku dhamma, mendengarkan dhamma, ehipassiko, dan mempraktekannya .. akan mengakibatkan semakin yakin akan dhamma itu indah di awal indah dipertengahan dan indah diakhir.
_/\_

Langsung aja ya Bro? Menurut saya kadang nih;

- Banyak yang KTP Buddha males Ke Vihara, yang penting kan Cho Hosim (Berbuat baik aja) so ga perlulah ke Vihara, gitu katanya
- Banyak yang masih belum mengenal Dhamma, ditanya inti ajaran Buddha, mereka ga bisa jawab, Tiratana itu apa ? Wew.. masih asing ditelinga, apalagi Konsep Anicca, Dukkha, Anatta ? Masih jauhh dahh
- Dapet buku Buddhis gratis, tapi ga pernah dibaca, atau males, jadi masih kurang semangat mempelajari Dhamma gitu lah
- Kesadaran terhadap rekan2 Buddhis juga masih kurang, masih cuek beibeh sama temen2 sebelah di Vihara, masih gua2 & loe2, menurutnya ke vihara atau enggak itukan kesadaran sendiri, suka2 loe aja, emang loe siapa ? hahaha (yang ini juga gw alami sendiri dalam hidup gw), abis selesai acara Vihara, langsung bubarrr.. jalan!
Jadi kapan bisa kenalan ? gimana mau nyari jodoh ? Tau2 besok pasang iklan di klinik jodoh : bujang, buddhis, 27thn, mengharapkan gadis, Buddhis/Karesten/Katowlik, max 26 thn <-- Ini cuma salah satu contoh
- Kadang kalau ada teman2 seDhamma yang sedang dirundung masalah, masih kurang rasa perhatian dan tindakan kita terhadap ybs, kebanyakan menghindar sambil berucap dalam hati : "Itukan kamma loe jek!" <-- mudah2an ini ga terjadi lagi di masa mendatang seiring perkembangan nurani kita yang masih mau berbagi
- Kalau diajak bantu ini bantu itu, masih itung2an, kira2 untung kaga nih? (kayak dagang) ohh no! Sedangkan agama lain bisa berbuat atas nama Tuhannya, mereka bisa berkumpul dan bergerak melakukan sesuatu, kita kapan nih atas nama Kebenaran Tiratana mampu berbuat ? (ambil contoh : gerakan besar Tzu Chi)

Kira2 bener ga pendapat saya ini?  :-? plisz.. just think about it  ;D
Title: Re: Pertanyaan yang menyudutkan
Post by: 7 Tails on 04 January 2009, 09:36:53 AM
Quote from: Kokuzo on 04 January 2009, 12:36:10 AM
- Bila perlu tanya aja emang kenapa kalo 'masih' agama Buddha?
- Kalo dia mulai jualan, suruh sebutin kelebihan agama dia dibanding agama Buddha... Uda ketebak pasti jawabannya : jaminan keselamatan dari si Mr.Y. Tanya aja buktinya ada ga? Speechless deh... Paling balik ke si iman.

Weleh, baru ngeh di stats ada 'sebelumnya 7th'.
Kenapa itu pak tuhan medho?

uda ketebak jawabannya ^-^
ketemunya yang keras teri sih ha.. si iman mah tukang rujak ditempat gw
Title: Re: Pertanyaan yang menyudutkan
Post by: cunda on 04 January 2009, 10:11:55 AM
Quote from: Sumedho on 31 December 2008, 12:27:23 PM
"Ohh masih Buddha toh ? "

terakhir kali sih aye balikin lagi. "koq belum Buddhis? Hari gini?", dia langsung speechless


besok lusa mereka bikin pertanyaan yang lebih menylitkan umat Buddha, buat kita yang sudah mulai mengenal Dhamma pertanyaan mereka hanyalah pertanyaan konyol belaka.

Jadi cukup senyum saja pada mereka, damai di bumi seperti juga di dalam hati

thuti
Title: Re: Pertanyaan yang menyudutkan
Post by: Reenzia on 04 January 2009, 11:25:43 AM
Quote from: defact0r on 03 January 2009, 11:16:13 PM
Quote from: Reenzia on 03 January 2009, 05:53:09 PM
Quote from: defact0r on 03 January 2009, 05:24:55 PM
pernah dengar satu khotbah di salah satu vihara oleh bhiksu apa, lupa saya.. , katanya kl di agama buddha, mereka menganggap agama itu sebenarnya adalah jodoh iya, bukan suatu pemaksaan, makanya org yg beragama buddha di sarankan jgn mempegaruhi org beragama lain untuk masuk ke agama kita, semacam gitu lah..
benar ga iya ??? cmiiw..
thanks

buddhist bukanlah org yg di KTP nya tertulis agama buddha, tapi org yg menggunakan dhamma sebagai pedoman
kalo emank ada org yg ingin mempelajari dhamma, kenapa tidak mencoba untuk membantunya?
kalo saia sendiri sih tak berusaha mempengaruhi, hanya memberi tahu kepada org yg ingin tahu
masalah ia tertarik ato tidak, itu urusan dia, mo pindah ato tetap ato mo belajar dhamma saja, juga gpp

justru dengan berusaha mempengaruhi orang untuk pindah agama ato memaksakan pemahaman sendiri itu adalah lobha [keserakahan] yang justru akan membawa penderitaan

_/\_ semoga dimengerti
berarti klo kita mempengaruhi org masuk agama kita, itu berarti dosa iya???
sory nih banyak tanya...
hahaha...


dosa? kamma kali yo?
tindakan tersebut didasari oleh keinginan donk yaah
mempengaruhi org kan pasti berharap org tsb bs terpengaruhi oleh kita

1. kalo tak terpengaruhi tentu aja ada rasa-rasa gimanaaaa gt.....membawa samsara donk

2. itu mahh lobha....keserakahan....
kalo emank tuh org pengen belajar dhamma dan meminta kita buat jelasin sih nda papa...
tapi kalo kita yg maksain bukankah itu pemaksaan? keserakahan biar org pindah agama?
lagian orang yg disebut buddhist itu bukan lah org yg di KTPnya tertulis agama buddhist
tapi org yg secara sadar menggunakan dhamma sebagai pedoman hidupnya dan mempraktekkannya
dalam kehidupannya sehari-hari walaupun di KTP tak tertulis agama buddha
itulah  baru namanya seorang buddhist sejati

nah lobha ini timbul karena ketidakpahaman atau kebodohan yg disebut dengan moha
makin lama orang tersebut tak sadar, makin terpupuklah si moha dan si lobha ini

moha nih emank deh biang kerok utamanyaa.... :))

moha[kebodohan, keras kepala, cuek, dll], lobha[keserakahan dll] dan dosa[kebencian dll] ini lah yg menyebabkan penderitaan
Title: Re: Pertanyaan yang menyudutkan
Post by: g.citra on 04 January 2009, 11:44:40 AM
Quotetapi org yg secara sadar menggunakan dhamma sebagai pedoman hidupnya dan mempraktekkannya
dalam kehidupannya sehari-hari walaupun di KTP tak tertulis agama buddha
itulah  baru namanya seorang buddhist sejati

Sekedar penambahan... :)

Seorang yang sadar sepenuhnya dan dikatakan buddhist sejati juga menyadari pada kewajiban berwarga negara yang baik... :)
Jadi sudah selayaknya di KTP pun tertulis bahwa dia beragama Buddha, karena dhamma yang telah digunakan sebagai pedoman hidupnya, dia mampu mempertanggung jawabkan segala konsekwensi yang timbul dari agama yang telah di pilih dan digunakannya... :)

semoga tidak terjadi kesalah pahaman yah ... :)

Namo Buddhaya...  _/\_ ...
Title: Re: Pertanyaan yang menyudutkan
Post by: Kokuzo on 04 January 2009, 12:08:49 PM
Quote from: 7 Tails on 04 January 2009, 09:36:53 AM
Quote from: Kokuzo on 04 January 2009, 12:36:10 AM
- Bila perlu tanya aja emang kenapa kalo 'masih' agama Buddha?
- Kalo dia mulai jualan, suruh sebutin kelebihan agama dia dibanding agama Buddha... Uda ketebak pasti jawabannya : jaminan keselamatan dari si Mr.Y. Tanya aja buktinya ada ga? Speechless deh... Paling balik ke si iman.

Weleh, baru ngeh di stats ada 'sebelumnya 7th'.
Kenapa itu pak tuhan medho?

uda ketebak jawabannya ^-^
ketemunya yang keras teri sih ha.. si iman mah tukang rujak ditempat gw

Semua kelas teri kok... kalo bukan kelas teri, ga kan ngomong "kok masih buddha?".
Yang ngomong gitu yang pemahamannya tentang agama dia juga masih dangkal...
Mereka lupa keyword "yesus ada di dalam diri kita setelah kita menerimanya"

Title: Re: Pertanyaan yang menyudutkan
Post by: ryu on 04 January 2009, 12:12:08 PM
Yang kelas kakap bagaimana kalau ngomongnya? Kakakakak

kemane aje nih baru nongol fran?
Title: Re: Pertanyaan yang menyudutkan
Post by: Equator on 04 January 2009, 02:34:54 PM
Quote from: Reenzia on 04 January 2009, 11:25:43 AM
lagian orang yg disebut buddhist itu bukan lah org yg di KTPnya tertulis agama buddhist
tapi org yg secara sadar menggunakan dhamma sebagai pedoman hidupnya dan mempraktekkannya
dalam kehidupannya sehari-hari walaupun di KTP tak tertulis agama buddha
itulah  baru namanya seorang buddhist sejati

Maaf, kenapa ini yang selalu ditekankan ?  :-?
Banyak orang yang meditasi, tapi agamanya tetap ngotot ga mau Buddhis, ga mau ganti, tetap kukuh
Banyak orang yang mempelajari Dhamma, tapi buntut2nya mengclaim bahwa ini salah satu sub dari ajaran mereka
Sedangkan yang Buddhis sendiri ? Untuk urusan KTP aja cincai, terserah mau ditulis apaan
Sehingga kita ga punya status, tengoklah ke Vihara, dan lihat, kita sendiri aja kadang ke Vihara cuma kaos oblong, benar ? CMIIW ya.. kita ga punya seragam dan ciri khas
Karena hal seperti ini lohh yang menjadikan tradisi kita tidak rapih dan selalu semau gue  ^-^
Mana identiras kita yang sebenarnya sebagai umat Buddha ?  ???
Title: Re: Pertanyaan yang menyudutkan
Post by: L.D.D on 05 January 2009, 12:52:45 AM

Langsung aja ya Bro? Menurut saya kadang nih;

- Banyak yang KTP Buddha males Ke Vihara, yang penting kan Cho Hosim (Berbuat baik aja) so ga perlulah ke Vihara, gitu katanya
- Banyak yang masih belum mengenal Dhamma, ditanya inti ajaran Buddha, mereka ga bisa jawab, Tiratana itu apa ? Wew.. masih asing ditelinga, apalagi Konsep Anicca, Dukkha, Anatta ? Masih jauhh dahh
- Dapet buku Buddhis gratis, tapi ga pernah dibaca, atau males, jadi masih kurang semangat mempelajari Dhamma gitu lah
- Kesadaran terhadap rekan2 Buddhis juga masih kurang, masih cuek beibeh sama temen2 sebelah di Vihara, masih gua2 & loe2, menurutnya ke vihara atau enggak itukan kesadaran sendiri, suka2 loe aja, emang loe siapa ? hahaha (yang ini juga gw alami sendiri dalam hidup gw), abis selesai acara Vihara, langsung bubarrr.. jalan!
Jadi kapan bisa kenalan ? gimana mau nyari jodoh ? Tau2 besok pasang iklan di klinik jodoh : bujang, buddhis, 27thn, mengharapkan gadis, Buddhis/Karesten/Katowlik, max 26 thn <-- Ini cuma salah satu contoh
- Kadang kalau ada teman2 seDhamma yang sedang dirundung masalah, masih kurang rasa perhatian dan tindakan kita terhadap ybs, kebanyakan menghindar sambil berucap dalam hati : "Itukan kamma loe jek!" <-- mudah2an ini ga terjadi lagi di masa mendatang seiring perkembangan nurani kita yang masih mau berbagi
- Kalau diajak bantu ini bantu itu, masih itung2an, kira2 untung kaga nih? (kayak dagang) ohh no! Sedangkan agama lain bisa berbuat atas nama Tuhannya, mereka bisa berkumpul dan bergerak melakukan sesuatu, kita kapan nih atas nama Kebenaran Tiratana mampu berbuat ? (ambil contoh : gerakan besar Tzu Chi)

Kira2 bener ga pendapat saya ini?  :-? plisz.. just think about it  ;D


ikut ah, langsung..
pengalaman sy pribadi, datang ke vihara yg sama sekali belum kenal sama semua org disn, datang selesai acara vihara langsung bubar(benar), berbeda dengan umat lain walaupun blm pernah kesn, tp infomasinya setiap selesai biasanya salam kiri kanan belakang(udh dikondisikan seperti itu).(sama halnya dengan lingkungan kerja pertama kali masuk kerja, karena ada wadah, ada kondisi, maka ada perkenalan disn)
karena sy kesn niatny utk kembali datang ke vihara n mendengarkan dhamma...mengkondisikan, lambat laun qt mengkondisikan diri sendiri dimn setiap datang ketemu org salam anjali ato menundukkan kepala menghormati orang, dengan proses itu lambat laun akan kenal, trus ada acara baksos di vihara qt bantuin angkat situ angkat sini walau ga disuruh walau ga  masuk dalam kepanitiaan, ato bantuin kumpulin buku parita dll, pasti dari sana ada perkenalan. kalo qt datang ke vihara trus muka ditekuk org laen senyum qt diem aj, apa ad yg mau kenal, kalo soal jodoh sama hal nya dengan perkenalan td pengkondisian, kalo diem aj ya ga kenal,kalo soal membantu org, mau bantu langsung bantu ga pake mikir ah itu mah orgnya pelit, orgnya rese, orgnya dll, mau berdana langsung berdana, ga sanggup bantu ya sudah semoga lancar dll. gerakan besar Tzu Chi karena actionnya langsung (direncanakan sudah pasti), bukan selalu direncanakan direncanakan tp actionnya ga ada.share lg pengalaman temn sy yg tidak punya dana utk melakukan pengobatan adikny yg mengalami kecelakan, dia memberitahu pd sy biaya sekian puluhjut, nah sy blm sanggup sendiri membantu langsung hal itu, trus ingat ada Tzu chi, kasih tau dia ini itu ini itu, singkat cerita Tzu chi langsung action tanpa pikir sana sini (sesuai prosedur tentunya).
sama halnya dengan satu ini sy memberanikan diri mengkondisikan(banyak bener kondisinya) utk regitry dalm forum ini walau sy masih awam dan juga sy menyusun kata2nya kurang baik ato belepotan, bagaimana sy kalo ga mau ya ga bisa2 dll. makany sy berterima kasih banget ama semua yg terlibat dengan terbentuknya dhammacitta dan dukungan semua members, tar keluar terkondisi lg  :). udh ah..sy betul2 mencari n akhirny menemukan dhammacitta.
sorry kalo agak melenceng.
_/\_
Title: Re: Pertanyaan yang menyudutkan
Post by: Reenzia on 05 January 2009, 09:56:20 AM
Quote from: Equator on 04 January 2009, 02:34:54 PM
Quote from: Reenzia on 04 January 2009, 11:25:43 AM
lagian orang yg disebut buddhist itu bukan lah org yg di KTPnya tertulis agama buddhist
tapi org yg secara sadar menggunakan dhamma sebagai pedoman hidupnya dan mempraktekkannya
dalam kehidupannya sehari-hari walaupun di KTP tak tertulis agama buddha
itulah  baru namanya seorang buddhist sejati

Maaf, kenapa ini yang selalu ditekankan ?  :-?
Banyak orang yang meditasi, tapi agamanya tetap ngotot ga mau Buddhis, ga mau ganti, tetap kukuh
Banyak orang yang mempelajari Dhamma, tapi buntut2nya mengclaim bahwa ini salah satu sub dari ajaran mereka
Sedangkan yang Buddhis sendiri ? Untuk urusan KTP aja cincai, terserah mau ditulis apaan
Sehingga kita ga punya status, tengoklah ke Vihara, dan lihat, kita sendiri aja kadang ke Vihara cuma kaos oblong, benar ? CMIIW ya.. kita ga punya seragam dan ciri khas
Karena hal seperti ini lohh yang menjadikan tradisi kita tidak rapih dan selalu semau gue  ^-^
Mana identiras kita yang sebenarnya sebagai umat Buddha ?  ???

dhamma itu bukan milik siapapun, dhamma bs ditemukan siapapun makanya ada sebagian ajaran agama lain
yg juga merupakan bagian dari dhamma, nah tapi gak semua org tak secara sadar mengetahui itu adalah dhamma

udah baca quote yg ku post di thread aliran maitreya? tentang mana sih yg bisa dikatakan org tsb adalah buddhist?

coba pikirkan lagi, apakah org yg hanya mengakui buddha sakyamuni tapi tak mempraktekkan dhamma
tak menjalankan sila dan samadhi, adalah buddhist? bacanya yg lengkap lah bro..

identitas umat buddhist tak pada penampilan, tapi dari sikap, pemahaman dan praktek yg dilakukannya
apa yg anda harapkan dari penampilan yg luar biasa indahnya tiap kali
ke vihara jika ditanyakan apa maksud dari lobha aja gk dipahami sama sekali?
Title: Re: Pertanyaan yang menyudutkan
Post by: Brado on 06 January 2009, 12:46:59 PM
Ternyata bukan hanya aku saja yang mengalami hal ini  :-?
Rekan2 juga ya ? Makasih atas sharing pengalamannya ;)
Membuat saya berpikir, apakah itu memang salah satu metoda dan cara mereka untuk katakanlah 'mengintimidasi' kita agar bisa 'mengconvert' ?
Karena kita dikenal melatih diri untuk tidak marah, tidak tersinggung, tidak tegas, sehingga mereka bisa dengan mudahnya mempengaruhi
Apakah benar demikian adanya ?
Pengalaman teman sayapun demikian
Pamannya pasang altar di rumahnya
Waktu itu, sang ponakan yang sudah non buddhist datang berkunjung
Demi dilihatnya rupang Buddha di altar, tanpa basa basi langsung tembak; "Paman masih juga piara setan?"
Owalahhh..  :hammer:
Kejam nian ya ? Entah apa yang sudah diajarkan oleh pemuka agama mereka, sampai terdoktrin seperti itu
Atau memang niat mereka ingin menghapuskan pengikut Tiratana di dunia ini
Sekedar mengutarakan pendapat saja, mudah2an tidaklah demikian adanya dan hanya segelintir 'oknum' semata
Terima kasih 



Title: Re: Pertanyaan yang menyudutkan
Post by: Kokuzo on 06 January 2009, 08:04:25 PM
Quote from: ryu on 04 January 2009, 12:12:08 PM
Yang kelas kakap bagaimana kalau ngomongnya? Kakakakak

kemane aje nih baru nongol fran?

ga da kelas kakap. teri semua. Mau ngakunya kakp kalo ujung2 kalah juga cuma nyuruh tobat n geleng2...

Kemaren2 sibuk kerjaan ma uas... Hehehe...
Kangen ma gw ya loe?
Istri dah keisi blom? Wakakaka....
Title: Re: Pertanyaan yang menyudutkan
Post by: Equator on 08 January 2009, 12:13:39 PM
Memang pertanyaan ini telah membuat mereka sukses membangun komunitas keyakinan mereka
Selain dari peranan sekolah yang berbasis agama
Bahkan dari pihak sekolah menyodorkan form tanda tangan bagi para ortu yang menyekolahkan anaknya di tempat mereka untuk menyetujui anaknya diajarkan dalam 'keyakinan' mereka
Nah cara seperti inilah yang membuat maju pesat
Seiring dengan pengalaman saya pribadi
Kini orang banyak mencap komunitas tionghoa sudah pukul rata ke arah karesten
Saya yang tiap minggu pagi datang ke vihara saat nawar bajaj, langsung di anggap mau ke gereja oleh si abang bajaj
Pernah maen belok aja ke arah gereja, bingunglah saya buat nyuruh mutar balik
Sekolah buddhis indonesia kini sudah semaju apakah ?
Coba tanya mereka yang sudah karesten
Mungkin Kakek atau Nenek atau bahkan ortunya juga ada yang Buddhis koq atau Kong Hu Cu
Cuma mereka aja yang ga sadar, darimana mereka berasal sesungguhnya
Meskipun sudah pindah keyakinan tapi tetap saja sumbernya ortu mereka dulu juga dari Buddhism
Title: Re: Pertanyaan yang menyudutkan
Post by: iphi-iphi on 14 January 2009, 03:12:07 PM
Ini cerita dari teman papa saya yang awalnya adalah k*****n sejak kecil. saya heran biasanya orang yang bragama kr****n sejak kecil, bukankah sulit untuk menerima ajaran diluar agamanya sendiri. tapi dia tiba-tiba menjadi seorang buddhist yang sangat taat dan haus akan dhamma.

karena rasa penasaran, saya pun bertanya, mengapa dia tiba-tiba menjadi seorang buddhist??
kemudian dia menjawab, sebenarnya sejak kecil dia selalu bertanya bagaimana kepercayaan nenek moyangnya?? dan mengapa tradisi nenek moyangnya tidak dapat dilaksanakan karena berhalangan dengan doktrin ajaran agamanya (K*****n) (seperti menghormati foto leluhur, memberikan penghormatan berupa makanan,dsb). semakin dewasa akhirnya ia berpendapat bahwa, oh iya ya agama k*****n ini kan agama orang barat yang tentunya telah mendapatkan berbagai tambahan tradisi dari budaya barat pula.
maka ia beranggapan saya kan bukan orang dari bangsa barat, tetapi timur (cina) mengapa saya harus melestarikan budaya barat?? sebagai orang cina yah tentunya harus melestarikan budayanya sendiri donk!!
begitulah jawabannya ^^
Title: Re: Pertanyaan yang menyudutkan
Post by: iphi-iphi on 14 January 2009, 03:18:59 PM
kalau menurut saya sendiri, saya merasa beruntung mempunyai karma dapat mempertemukan saya dengan ajaran Buddha.
karena saya masih bisa mengenal dhamma....^^
Title: Re: Pertanyaan yang menyudutkan
Post by: Equator on 14 January 2009, 03:24:29 PM
At Ipphi

Bisa jadi itu metode orang barat untuk memecah belah China lewat misi 3G (Gospel, Gold & Glory)
Beruntunglah teman papamu itu yang Mata Dhammanya telah terbuka untuk melihat ajaran Buddha
Title: Re: Pertanyaan yang menyudutkan
Post by: hatRed on 14 January 2009, 03:28:29 PM
yang penting bukanne siapa budaya siapa

tapi liat lagi manfaatnya...
Title: Re: Pertanyaan yang menyudutkan
Post by: iphi-iphi on 14 January 2009, 04:18:14 PM
iya maap-maap ini kan hanya cerita hehehe
Title: Re: Pertanyaan yang menyudutkan
Post by: Nevada on 14 January 2009, 04:47:59 PM
[at] iphi-iphi

Ceritanya bagus juga...  :)
Semoga Anda semakin maju di dalam Dhamma.


Kalau kita diberi pertanyaan yang menyudutkan, lebih baik kita juga memberikan jawaban yang menyudutkan. Maksudnya jawaban yang tidak dapat disanggah... ^-^
Title: Re: Pertanyaan yang menyudutkan
Post by: Equator on 14 January 2009, 04:52:08 PM
At Upasaka

Kasih contoh donk..
Title: Re: Pertanyaan yang menyudutkan
Post by: Nevada on 14 January 2009, 05:14:25 PM
 >:D = "Agama kamu apa ?"

0:) = "Buddha.. "

>:D = "Ohh masih Buddha toh ? "

0:) = "Iya, saya Buddhis sama kaya Nabi Isa"

^-^
Title: Re: Pertanyaan yang menyudutkan
Post by: hatRed on 14 January 2009, 05:20:04 PM
Nabi Isa is Buddhist :o

kok bisa ?
Title: Re: Pertanyaan yang menyudutkan
Post by: Nevada on 14 January 2009, 05:23:57 PM
Lah kamu belum tahu toh?

Sini masuk Buddhisme, nanti kamu tahu kalau Nabi Isa itu Umat Buddha  ^-^
Title: Re: Pertanyaan yang menyudutkan
Post by: iphi-iphi on 14 January 2009, 05:50:38 PM
ada cerita yang pernah d alamin sm temenku sebut saja Lim, dia buddhist. ceritanya dia pergi ke tempat persemayaman, yang meninggal beragama buddha tetapi anak-anaknya sudah beralih agama, sehingga proses penguburannya juga mengikuti tata cara agama anak-anaknya.

lalu Lim di tanya oleh salah satu anak almarhum, "kamu beragama buddha ya??"
lim menjawab, "iya, kenapa?"
lalu anak almarhum mengatakan, "agama buddha itu kan menyembah patung?"
"loh kamu salah, itu bukan menyembah tetapi menghormati dan patung itu sebagai simbol bukan objek" begitu lim menjelaskan dgn sabar.
anak almarhum kemudian mengatakan,"waduh kamu ini harus bertobat!! karena kamu tuh bagai anak domba yang hilang dan iblis telah bekerja pada dirimu."
lim kesal karena dia berpikir kenapa dia harus bertobat, dia kan nggak salah, malah beruntung telah mengenal agama Buddha gt pikirnya, lalu menjawab pada anak almarhum, "terserah, menurut pendapat saya inilah jalan yang benar!"

Title: Re: Pertanyaan yang menyudutkan
Post by: Kokuzo on 14 January 2009, 10:27:41 PM
^
tanya balik, kalian juga sembah buku ama salib...
pasti dijawab "ngga"
tanya balik, "kalo saya bakar, injak2, ancurin salib ma buku tebel kalian tuh marah ga?"
Title: Re: Pertanyaan yang menyudutkan
Post by: 7 Tails on 14 January 2009, 10:29:41 PM
^ kalau saya tanya balik
patung buddha, gambar2nya saya injak2 beserta bukunya marah ga? ^-^
Title: Re: Pertanyaan yang menyudutkan
Post by: Equator on 14 January 2009, 10:57:50 PM
at Kokuzo & 7tails

Bisa2 mereka bilang begini;"wahh iblis yang bekerja di tubuhmu ini ga cuma satu, tapi segudang!"  :))
Title: Re: Pertanyaan yang menyudutkan
Post by: ryu on 14 January 2009, 11:08:25 PM
bukan dibilangin lagi tapi langsung dilaporin kepolisi dah, p*n*staan agama tuh =))
Title: Re: Pertanyaan yang menyudutkan
Post by: Reenzia on 14 January 2009, 11:08:54 PM
Quote from: iphi-iphi on 14 January 2009, 05:50:38 PM
ada cerita yang pernah d alamin sm temenku sebut saja Lim, dia buddhist. ceritanya dia pergi ke tempat persemayaman, yang meninggal beragama buddha tetapi anak-anaknya sudah beralih agama, sehingga proses penguburannya juga mengikuti tata cara agama anak-anaknya.

lalu Lim di tanya oleh salah satu anak almarhum, "kamu beragama buddha ya??"
lim menjawab, "iya, kenapa?"
lalu anak almarhum mengatakan, "agama buddha itu kan menyembah patung?"
"loh kamu salah, itu bukan menyembah tetapi menghormati dan patung itu sebagai simbol bukan objek" begitu lim menjelaskan dgn sabar.
anak almarhum kemudian mengatakan,"waduh kamu ini harus bertobat!! karena kamu tuh bagai anak domba yang hilang dan iblis telah bekerja pada dirimu."
lim kesal karena dia berpikir kenapa dia harus bertobat, dia kan nggak salah, malah beruntung telah mengenal agama Buddha gt pikirnya, lalu menjawab pada anak almarhum, "terserah, menurut pendapat saya inilah jalan yang benar!"



kalo menurut saia sih ya biarin aja, toh anaknya yg ngmg itu bukannya mengerti banget apa yang ia katakan saat itu
toh paling juga copas dari umat atau pemuka agamanya, yg selalu aja omongannya gak jauh-jauh dari yg seperti itu
tiap episodenya mirip-mirip nih omongannya, bbrp diantaranya nih ya:
- itu rahasia-Nya
- km terpengaruh iblis
- anak domba yg hilang
- gak bisa dijelaskan secara logika
- hanya Dia yang tahu
- dll

kurasa tmn-tmn yang lain pun udah tau lah ya, pa lagi kalo uda terdesak dan gk tau mo ngmg apa-apa lagi
ya paling-paling itu lagi yg diomongin
jadi mending sih biarin aja lah

pa lagi buat org yg memang sama sekali gk berniat menghapus sedikit debu dimatanya
biar bisa melihat lebih jelas pada realita.
Title: Re: Pertanyaan yang menyudutkan
Post by: Equator on 14 January 2009, 11:10:58 PM
Quote from: Reenzia on 14 January 2009, 11:08:54 PM
tiap episodenya mirip-mirip nih omongannya, bbrp diantaranya nih ya:
- itu rahasia-Nya
- km terpengaruh iblis
- anak domba yg hilang
- gak bisa dijelaskan secara logika
- hanya Dia yang tahu
- dll


Kurang atu non..

-Mukjizat itu nyata  :))
Title: Re: Pertanyaan yang menyudutkan
Post by: Reenzia on 14 January 2009, 11:14:33 PM
Quote from: Equator on 14 January 2009, 11:10:58 PM
Quote from: Reenzia on 14 January 2009, 11:08:54 PM
tiap episodenya mirip-mirip nih omongannya, bbrp diantaranya nih ya:
- itu rahasia-Nya
- km terpengaruh iblis
- anak domba yg hilang
- gak bisa dijelaskan secara logika
- hanya Dia yang tahu
- dll


Kurang atu non..

-Mukjizat itu nyata  :))

nah betul, yg lain boleh nambahin tuh kalo ada lagi....
itu biarat jadi 'Templates'-nya mereka tuh....

tiap ada 'bahaya'/tersudut/bingung jurus itu lah yg akan selalu 'berhasil' 'menyelamatkan' mereka :))
Title: Re: Pertanyaan yang menyudutkan
Post by: Nevada on 14 January 2009, 11:19:44 PM
Ampunilah orang-orang berdosa ini...  ^:)^
Title: Re: Pertanyaan yang menyudutkan
Post by: 7 Tails on 14 January 2009, 11:23:45 PM
=))
Title: Re: Pertanyaan yang menyudutkan
Post by: ryu on 14 January 2009, 11:25:56 PM
Quote from: upasaka on 14 January 2009, 11:19:44 PM
Ampunilah orang-orang berdosa ini...  ^:)^
karena mereka tidak tahu apa yang telah mereka perbuat ;D
Title: Re: Pertanyaan yang menyudutkan
Post by: andry on 14 January 2009, 11:39:18 PM
teringat akan gambar tempel d motor2 jaman sekarang
antara motor matic n non matic
matic: "hari gene masih pake gigi"
non matic: "oper gigi is my hobby"

non matic: "kagak ada gigi, kagak rame"
bisa d ganti kan: "kagak agama buddha, kagak rame"
"beragama buddha is my hobby"
hare gene kagak agama buddha, cape dee."

haha.. just saring an..
Title: Re: Pertanyaan yang menyudutkan
Post by: Xzone on 14 January 2009, 11:50:44 PM
Quote from: Equator on 14 January 2009, 11:10:58 PM
Quote from: Reenzia on 14 January 2009, 11:08:54 PM
tiap episodenya mirip-mirip nih omongannya, bbrp diantaranya nih ya:
- itu rahasia-Nya
- km terpengaruh iblis
- anak domba yg hilang
- gak bisa dijelaskan secara logika
- hanya Dia yang tahu
- dll


Kurang atu non..

-Mukjizat itu nyata  :))

RancanganNya indah bagimu..... ^-^  :whistle:
Title: Re: Pertanyaan yang menyudutkan
Post by: Jerry on 14 January 2009, 11:58:10 PM
waduh Mujizat itu Nyata saya seneng dengernya tuh.. ^-^ ^-^

Lagu2 Hillsong juga bagus :P
Title: Re: Pertanyaan yang menyudutkan
Post by: Xzone on 15 January 2009, 12:06:48 AM
Dan yang paling ngak enak didengar biasanya saat doa penutup ada kata2 spt ini "....biarlah kekayaan orang2 "fasik" mengalir/berpindah kepada orang2 benar, domba2 allah, anugrahNya akan dicurahkan berlilipat-lipat ganda bagi mereka yang menabur (kolekte/perpuluhan/diakonia dll)...."

Sepertinya "mereka"lah orang2 yang paling benar.... :)) ^-^  :-?
Title: Re: Pertanyaan yang menyudutkan
Post by: Jerry on 15 January 2009, 12:44:22 AM
Sama toh dgn yg di sini menganggap paling bener? Apa bedanya kalo gitu? ;D
Sama2 paling bener aja kalo gitu.. damai2 lahh.. ^-^
Title: Re: Pertanyaan yang menyudutkan
Post by: Reenzia on 15 January 2009, 01:12:02 AM
org yg menganggap diri/kelompok paling benar adalah org yg tertutup matanya hingga tak dapat melihat realita
lagian tak perlu bnyk mengurusi orang lain lah....

oleh diri sendiri kejahatan dilakukan
oleh diri sendiri seseorang menjadi ternoda
hanya oleh diri sendiri seseorang menjadi suci
kesucian atau ketidaksucian tergantung pada diri sendiri
tak seorangpun yang dapat menyucikan yang lain

Dhammapada 165
Title: Re: Pertanyaan yang menyudutkan
Post by: Equator on 15 January 2009, 08:08:26 AM
Tetap ada hal yang kita bisa belajar dari mereka
Saat teman mereka 'down' mereka selalu memberi semangat dengan istilah 'dikuatkan'
Gw rasa metoda ini juga perlu diterapkan kepada rekan2 seDhamma untuk 'menguatkan' kembali Saddha kita masing2
Jangan hanya suruh2 "meditasi' doang
Tapi ada hal yang kadang kita abaikan, kita masih belum jadi manusia sempurna
Masih butuh perhatian, kasih sayang dan semangat

Bincang2 sama temen yang dulu B sekarang pindah ke K
Mereka bilang begini; "Buddhis itu baeknya kalo lagi minta proposal dana doang, tapi saat kita lagi kesusahan, jarang tuh yang melek matanya untuk segera membantu, kadang kan orang perlu dibantu tidak hanya dengan materi, namun dari segi moril juga"

Gw langsung mikir juga nih
Ga sepenuhnya bener memang, masih banyak koq yang sudah bergerak
Tapi perkataan itu membuat gw merenung
Ternyata masih banyak yang harus kita lakukan & ubah untuk Buddhisme
Title: Re: Pertanyaan yang menyudutkan
Post by: iphi-iphi on 17 January 2009, 12:45:08 AM
Quote from: Reenzia on 15 January 2009, 01:12:02 AM
org yg menganggap diri/kelompok paling benar adalah org yg tertutup matanya hingga tak dapat melihat realita
lagian tak perlu bnyk mengurusi orang lain lah....

oleh diri sendiri kejahatan dilakukan
oleh diri sendiri seseorang menjadi ternoda
hanya oleh diri sendiri seseorang menjadi suci
kesucian atau ketidaksucian tergantung pada diri sendiri
tak seorangpun yang dapat menyucikan yang lain

Dhammapada 165


betul2... lebih baik memperbaiki diri saja biar menjadi orang yang benar^^
Title: Re: Pertanyaan yang menyudutkan
Post by: Reenzia on 17 January 2009, 12:52:37 AM
Quote from: Equator on 15 January 2009, 08:08:26 AM
Tetap ada hal yang kita bisa belajar dari mereka
Saat teman mereka 'down' mereka selalu memberi semangat dengan istilah 'dikuatkan'
Gw rasa metoda ini juga perlu diterapkan kepada rekan2 seDhamma untuk 'menguatkan' kembali Saddha kita masing2
Jangan hanya suruh2 "meditasi' doang
Tapi ada hal yang kadang kita abaikan, kita masih belum jadi manusia sempurna
Masih butuh perhatian, kasih sayang dan semangat

Bincang2 sama temen yang dulu B sekarang pindah ke K
Mereka bilang begini; "Buddhis itu baeknya kalo lagi minta proposal dana doang, tapi saat kita lagi kesusahan, jarang tuh yang melek matanya untuk segera membantu, kadang kan orang perlu dibantu tidak hanya dengan materi, namun dari segi moril juga"

Gw langsung mikir juga nih
Ga sepenuhnya bener memang, masih banyak koq yang sudah bergerak
Tapi perkataan itu membuat gw merenung
Ternyata masih banyak yang harus kita lakukan & ubah untuk Buddhisme


karena manusia mencari keyamanan duniawi
perhatian, kasih sayang dan semangat untuk sebagian orang bisa menjadi lobha

tanpa perhatian, kasih sayang dan semangat dan biasanya paling umum adalah hubungan sosial dengan orang lain,
terkadang orang menjadi merasa kesepian dll, lobha tu...

perhatian, kasih sayang dan semangat bukannya tak diperlukan,
layaknya makanan, raga ini butuh 'fuel' ... salah satu contoh 'fuel' batin yaitu perhatian, kasih sayang dan semangat
tapi kalo terus menuntut dan dijadikan candu malah memunculkan lobha didalamnya
membawa kesengsaraan bagi orang yang tak mendapatkannya

oleh karena itu harus selalu sati...
apakah berhubungan sosial dengan orang lain, kasih sayang, perhatian telah membuat kita melekat?

kenapa hanya karena kurang mendapat perhatian dari umat agama x tus pindah ke agama z
bukankah itu lucu sekali?
Title: Re: Pertanyaan yang menyudutkan
Post by: Teks on 17 January 2009, 03:42:04 AM
Jadi kesimpulannya ...?

perlu atau tidak ?
Title: Re: Pertanyaan yang menyudutkan
Post by: m1ch43l on 10 February 2009, 02:23:39 AM
kl gw seh di ajak ke tempat "itu" ayo2 aja,tp dgn syarat nanti dy hrs ikut ke vihara jg..tp rata2 pemeluk agama laen pasti ga mau tuh :)
Title: Re: Pertanyaan yang menyudutkan
Post by: Equator on 10 February 2009, 04:54:10 PM
Quote from: m1ch43l on 10 February 2009, 02:23:39 AM
kl gw seh di ajak ke tempat "itu" ayo2 aja,tp dgn syarat nanti dy hrs ikut ke vihara jg..tp rata2 pemeluk agama laen pasti ga mau tuh :)

Disitulah bo ceng li nya choi...  ;D
Mereka maunya kita yang kesono ketimbang mereka yang ke tempat kita  ^-^
Title: Re: Pertanyaan yang menyudutkan
Post by: samsung on 10 February 2009, 05:41:38 PM
Namo buddhaya
hello all..
saya member baru ni. belom  banyak mengerti tentang ajaran2 buddha dharma. saya mau bertanya ni
1.sebagai umat buddha kita bole tdk ke tempat ibadah agama lain?
2.apa kah ajaran agama lain bisa mempengaruhi pemikiran keyakinan kita?
3. thx saran - saran nya _/\_
Title: Re: Pertanyaan yang menyudutkan
Post by: William_phang on 10 February 2009, 05:52:14 PM
Quote from: samsung on 10 February 2009, 05:41:38 PM
Namo buddhaya
hello all..
saya member baru ni. belom  banyak mengerti tentang ajaran2 buddha dharma. saya mau bertanya ni
1.sebagai umat buddha kita bole tdk ke tempat ibadah agama lain?
2.apa kah ajaran agama lain bisa mempengaruhi pemikiran keyakinan kita?
3. thx saran - saran nya _/\_

1. Rasanya sih tidak ada larangan tidak boleh pergi ke tempat ibadah agama lain....
2. Kalo ini tergantung pada diri masing-masing...kalo yang suka instant dan janji surga sih biasanya iya...
Title: Re: Pertanyaan yang menyudutkan
Post by: g.citra on 10 February 2009, 07:10:11 PM
Quote from: samsung on 10 February 2009, 05:41:38 PM
Namo buddhaya
hello all..
saya member baru ni. belom  banyak mengerti tentang ajaran2 buddha dharma. saya mau bertanya ni
1.sebagai umat buddha kita bole tdk ke tempat ibadah agama lain?
2.apa kah ajaran agama lain bisa mempengaruhi pemikiran keyakinan kita?
3. thx saran - saran nya _/\_

1. Boleh-boleh aja kenapa nggak ... :))
2. Bisa kalo kita cocok... gak bisa kalo kita gak cocok... jadi, cocok-cocokan lah ... :))
3. thx juga nanya-nanya nya... :) ... _/\_ ...
Title: Re: Pertanyaan yang menyudutkan
Post by: Brado on 11 February 2009, 08:14:12 AM
Quote from: samsung on 10 February 2009, 05:41:38 PM
Namo buddhaya
hello all..
saya member baru ni. belom  banyak mengerti tentang ajaran2 buddha dharma. saya mau bertanya ni
1.sebagai umat buddha kita bole tdk ke tempat ibadah agama lain?
2.apa kah ajaran agama lain bisa mempengaruhi pemikiran keyakinan kita?
3. thx saran - saran nya _/\_

1. Di Buddhis memang tidak ada larangan, namun sebaiknya mendalami ilmu dulu di Vihara, setelah pinter ilmu Dhammanya, baru boleh belajar2 keyakinan laen

2. Selama ini kita memang telah terpengaruh oleh keyakinan laen, seperti saya yang dulu mengenyam sekolah non Buddhis, kalau anda dari kecil sudah sekolah Buddhis, itu bagus, karena lebih banyak kesempatan belajar Dhamma tanpa terkontaminasi oleh keyakinan laen, menurut saya ajaran Buddhis ini berbeda dengan yang laen, dan sampai saat ini saya masih berusaha memperbaiki konsep pandangan saya sendiri ke arah Dhamma yang lebih baik
Banyak yang saya rasa harus dibenahi dalam pikiran dan pandangan saya, contoh : ajaran Buddha tidak mengenal Roh, sedangkan keyakinan laen mengenal adanya itu, dan itu sudah tertanam sejak saya kecil dulu karena sekolah/pendidikan

Bagusnya Buddhis mulai giat memperbaiki & menggalakkan pendidikan Dhamma, jangan hanya bangun Vihara terus, tapi SDM-nya masih senin kemis

3. Thanks for sharing
Title: Re: Pertanyaan yang menyudutkan
Post by: Tia on 11 February 2009, 11:06:59 AM
Quote from: samsung on 10 February 2009, 05:41:38 PM
Namo buddhaya
hello all..
saya member baru ni. belom  banyak mengerti tentang ajaran2 buddha dharma. saya mau bertanya ni
1.sebagai umat buddha kita bole tdk ke tempat ibadah agama lain?
2.apa kah ajaran agama lain bisa mempengaruhi pemikiran keyakinan kita?
3. thx saran - saran nya _/\_

1. tujuan anda ke tempat ibadah agama laen itu apa? untuk ikut ibadah juga or hanya bertujuan untuk mengunjungi saja? ya boleh2 aja koq kenapa engga, karena dengan anda mengunjungi tempat ibadah orang laen itu juga bisa menambah suatu ilmu dimana anda bisa tau bagaimana orang laen beribdah dan tidak saling mencela/mengejek tata cara sembahyangnya agama laen.

2. tergantung dari pemikiran kita sendiri, kalo keyakinan anda pada Buddha Dhamma sangat kuat dan telah mengerti dan telah belajar dhamma. saya yakin tidak akan terpengaruh oleh janji2 yang ditawarkan oleh agama lain.

_/\_

Title: Re: Pertanyaan yang menyudutkan
Post by: yanfei on 11 February 2009, 10:43:54 PM
barusan dari forum tetangga, lucu jawaban mereka, mereka bilang dalam beragama tidak perlu berlogika
yg terpenting itu percaya, bener2 umat yg aneh :D
Title: Re: Pertanyaan yang menyudutkan
Post by: Mr. Bagus on 11 February 2009, 11:40:57 PM
sudah.. ga usah menjudge yg laen seperti "aneh" "ga masuk akal" "kok..." karena tidak akan habisnya (seperti post2 di thread DC yg laennya). lagipula dari sudut pandang mereka juga, kita bisa dianggap seperti itu juga kok. bukankah memang sewajarnya demikian?
:x
Title: Re: Pertanyaan yang menyudutkan
Post by: Dhamma Sukkha on 12 February 2009, 10:07:29 PM
Quote from: samsung on 10 February 2009, 05:41:38 PM
Namo buddhaya
hello all..
saya member baru ni. belom  banyak mengerti tentang ajaran2 buddha dharma. saya mau bertanya ni
1.sebagai umat buddha kita bole tdk ke tempat ibadah agama lain?
2.apa kah ajaran agama lain bisa mempengaruhi pemikiran keyakinan kita?
3. thx saran - saran nya _/\_
1. boleh sungg ;D , kan boleh aja mana tau ada yg mo ehipassiko kebenaran suatu agama lhe... ;D
2. klo kita sudah punya saddha, no problemmmm 8)
3. sama sama sungg \<^0^>/ ;D _/\_

Kita jangan menjelek-jelekkan agama lain juga ya semuaa^^  biarlah agama lain menjelek-jelekin agama kita^^
toh bukannya agama mereka juga tidak salah juga? bukannya semuanya mengajarkan hal-hal yang baik? :D :D :D

metta cittena,
citta
Title: Re: Pertanyaan yang menyudutkan
Post by: Equator on 13 February 2009, 08:04:10 AM
Masalah pandangan keyakinan itu memang sulit dijabarkan
Seperti orang baris berbaris
Kelompok pertama berbaris rapi dengan garis diagonal
Sementara kelompok kedua berbaris rapi secara garis lurus
Saat kedua kelompok itu bersinggungan, maka akan terlihat perbedaan antara keduanya
Kelompok pertama akan menyalahkan kelompok kedua tidak berbaris lurus secara diagonal
Sedang kelompok kedua akan menyalahkan kelompok pertama, karena tidak berbaris lurus secara lurus
Maka akan timbul pertanyaan baru, siapa yang tidak lurus ?
Kalau memang tidak lurus, lalu kelompok mana yang harus diluruskan ?
Kelompok mana yang benar2 lurus ?
Siapa yang harus lurusin siapa ?
Demikianlah analogi dari kita2 yang masih belum mempraktekkan ajaran dan mendapatkan manfaat dari masing2 keyakinan yang kita yakini
Title: Re: Pertanyaan yang menyudutkan
Post by: Sunce™ on 13 February 2009, 08:35:27 AM
kalo ditanya seperti itu jawab aja ini:
emang kenapa kalo masi beragama buddha.. ???

truss yng rame loh disana. no comment aja dah.. diem ato bilang ohhhhhh..
truss kalo mo dijemput atoo bla..bla.. bilang aja maksih engga ... titik.

;D
Title: Re: Pertanyaan yang menyudutkan
Post by: samsung on 13 February 2009, 01:21:52 PM
Quote from: Citta Devi on 12 February 2009, 10:07:29 PM
Quote from: samsung on 10 February 2009, 05:41:38 PM
Namo buddhaya
hello all..
saya member baru ni. belom  banyak mengerti tentang ajaran2 buddha dharma. saya mau bertanya ni
1.sebagai umat buddha kita bole tdk ke tempat ibadah agama lain?
2.apa kah ajaran agama lain bisa mempengaruhi pemikiran keyakinan kita?
3. thx saran - saran nya _/\_

1. boleh sungg ;D , kan boleh aja mana tau ada yg mo ehipassiko kebenaran suatu agama lhe... ;D
2. klo kita sudah punya saddha, no problemmmm 8)
3. sama sama sungg \<^0^>/ ;D _/\_

Kita jangan menjelek-jelekkan agama lain juga ya semuaa^^  biarlah agama lain menjelek-jelekin agama kita^^
toh bukannya agama mereka juga tidak salah juga? bukannya semuanya mengajarkan hal-hal yang baik? :D :D :D

metta cittena,
citta

NAMO BUDDHAYA

thx saran dari (Lokkhitacaro),(CITTA DEVI),(Tia),(g.citra) _/\_
1. ( citta DEVI|),,,apakah anda seperti SRI DEVI?(jadi pengen tau ni) :-[

2. SADDHA = keyakinaan buddhisme.
jadi kalo ngk ada saddha ngk bole ya k tempat ibadah lain(walaupun dia umat buddha)???

3.banyak sekali dari umat buddha yang kehilangan (saddha),jadi mereka berpaling dari ajaran buddhadharma ke ajaran lain.
   - menurut kalian itu di sebabkan apa?dari pengajaran/pengenalan ajaran buddha dari  guru2 kita yg kurang tersistem(tidak bisa diterima) ato dari individu masing2 umat yang tdk cocok dengan sistem yg diajarakan,thxs saran nya.. _/\_
Title: Re: Pertanyaan yang menyudutkan
Post by: Hendra Susanto on 13 February 2009, 01:47:20 PM
semuanya kembali ke masing2 dalam pemilihan satu jalan...
Title: Re: Pertanyaan yang menyudutkan
Post by: William_phang on 13 February 2009, 02:00:54 PM
Quote from: samsung on 13 February 2009, 01:21:52 PM


3.banyak sekali dari umat buddha yang kehilangan (saddha),jadi mereka berpaling dari ajaran buddhadharma ke ajaran lain.
   - menurut kalian itu di sebabkan apa?dari pengajaran/pengenalan ajaran buddha dari  guru2 kita yg kurang tersistem(tidak bisa diterima) ato dari individu masing2 umat yang tdk cocok dengan sistem yg diajarakan,thxs saran nya.. _/\_

Saya rasa orang yang pindah keyakinan ke agama K biasanya karena adanya "janji surga"...hehehe...
Saya pernah menemukan beberapa teman yang pindah ke keyakinan yang lain krn faktor berikut:
- Umumnya tidak memahami dhamma yang diajarkan oleh Guru Buddha
- Umumnya umat yang sembahyang di kelenteng dan tidak pernah belajar Dhamma
- umumnya bilang susah untuk ikutin ajaran Buddha dan harus berlatih sampai kapan??? (karena malas kali ya..hehe) sedang di agama yang baru dijanjikan PASTI masuk surga asal percaya saja...hehehe
- Maunya yang instan-instan aja....dan ngga mau repot...
- karena pacar....

Title: Re: Pertanyaan yang menyudutkan
Post by: Hendra Susanto on 13 February 2009, 02:16:24 PM
mamak gw gak ngerti apa2 tentang dhamma, tp klo diorderin ama domba tidak goyaahhhhhh...
Title: Re: Pertanyaan yang menyudutkan
Post by: William_phang on 13 February 2009, 02:22:21 PM
Quote from: Hendra Susanto on 13 February 2009, 02:16:24 PM
mamak gw gak ngerti apa2 tentang dhamma, tp klo diorderin ama domba tidak goyaahhhhhh...

Berarti mamak anda sudah tertanam kuat dipikiran bahwa kl dah masuk ajaran K pasti ga boleh ini dan ga boleh itu.....
kalo masuk ajaran K jd ngga bisa melaksanakan tradisi yang ada.....hehehe...
kalo tidak terbentur sama tradisi mgkn tetap akan berubah...
yang saya tulis diatas ada untuk orang masih muda dimana tidak tertanam kuat pada tradisi orang thionghoa...
Title: Re: Pertanyaan yang menyudutkan
Post by: Reenzia on 13 February 2009, 02:44:44 PM
kalo menurut saia sih, biasa sering terjadi dilingkungan saia yg pindah ke K itu ada 2 tahap:
1. memang tak mendalami dhamma, jadi menjalani kehidupan ya biasa aja, seperti tak punya agama, gak ada kegiatan keagamaan secara rutin, karena emank umat buddhist tak dituntut kewajiban harus ke vihara tiap minggu dll, jadi ibaratnya ya 'gak berasa punya agama'
2. tus dilanjutin tahap ke 2 yaitu ada yg nawarin agama, kehidupan beragamanya lebih berasa di agama K, karena ada kegiatan ini tu, lebih disosialisasikan, lebih komersil, ibarat produk lebih dipasarkan, marketingnya lebih maju

so ya seperti ikan yang 'terpancing' dan akhirnya pindah agama, berdasarkan salah satu pengakuan tmn saia yang juga akhirnya pindah : "beragama buddha kyk gak beragama, gak ada bedanya beragama atau tidak"

disini kelihatan sekali kalo umat buddhist memang gak dituntut apa" sehingga org pun jadi merasa tak berkewajiban, jadi mayoritas jg memang tak pernah mengenal dan mempelajari dhamma secara sadar, sangat disayangkan sekali ternyata "orang buta melewati gudang emas"
Title: Re: Pertanyaan yang menyudutkan
Post by: samsung on 13 February 2009, 03:16:34 PM
yaa .. sangat setju statement dari Reenzia dan william_phang.
trus, bagaimana ni caranya agar ajaran buddha tetep di anut ,ato setidak nya bisa berkembang,
bukan karena kita mau promo,, tp lebih ke arah memperkenalkan ajaran buddha?
dgn adanya forum ini aja sangat membantu umat2 buddha (saya) yang kurang begitu paham ajaran buddha dharma. maka saya sangat berterima kasih sekali dapat share dengan temen2 d sini. _/\_
Title: Re: Pertanyaan yang menyudutkan
Post by: dery on 14 February 2009, 02:00:09 PM
gw lebih setuju :
kebanyakan pindah karna pacar dan janji2 keselematan
kemudian ada 1 statement dr agama k, gw pernh diajak juga, ktanya hanya Mr.Y yg berani menyatakan ia anak Tuhan dan hanya dia yg bisa jamin kita2 kesurga (sepertinya sudah pasti kesurga ).

yg pindah gak selalu org yg gak paham dhamma lho, gw dr dulu diajak udh ama beberapa org sampe dgn sales agamanya, tapi gak mempan juga tu... padahal gw belajar dhamma aja lewat forum jg/dan baru2 ini, sebelumnya jg gak tau.

mungkin krn shada yg kuat
Title: Re: Pertanyaan yang menyudutkan
Post by: Hendra Susanto on 14 February 2009, 06:56:48 PM
Quote from: dery on 14 February 2009, 02:00:09 PM
gw lebih setuju :
kebanyakan pindah karna pacar dan janji2 keselematan
kemudian ada 1 statement dr agama k, gw pernh diajak juga, ktanya hanya Mr.Y yg berani menyatakan ia anak Tuhan dan hanya dia yg bisa jamin kita2 kesurga (sepertinya sudah pasti kesurga ).

yg pindah gak selalu org yg gak paham dhamma lho, gw dr dulu diajak udh ama beberapa org sampe dgn sales agamanya, tapi gak mempan juga tu... padahal gw belajar dhamma aja lewat forum jg/dan baru2 ini, sebelumnya jg gak tau.

mungkin krn shada yg kuat

klo salesnya cakep n janjiin u ikut agama die n jd pasangan die gimana  ^-^ ^-^
Title: Re: Pertanyaan yang menyudutkan
Post by: dery on 14 February 2009, 07:04:17 PM
Quoteklo salesnya cakep n janjiin u ikut agama die n jd pasangan die gimana

kgak mempan senior, pcr gw dulu arahnya ke agama k n suka ngajak saya masuk k.
entah kenapa gw lbh yakin pada ajaran sang Buddha, jd dia yg gw arahin ke Buddhis, jadi dee dia buddhis
Title: Re: Pertanyaan yang menyudutkan
Post by: dery on 14 February 2009, 07:36:24 PM
terakhir gak salah bulan lalu gw didatangin salesnya.... karna pemahaman dhamma gw gk sehebat para senior, daripada ngabisin waktu gw untk dengar ceramah dr mereka yg kurang lbh sama isinya, gw kasih kata2 simple ajak

sorry cece, gw gak tertarik + ksh senyum
dia sempat diam benter, lalu dia nanya : ko2 agama apa, gw jawab Buddha
dia pun gak mau mengerah, berusaha menyampaikan berita baik.
akhirnya gw ulangi sekali lagi
sorry cece, gw gak tertarik

akhirnya pergi dgn kecewa tnp sepatah kata, juga tidak permisi lagi... langsung cabuuut
Title: Re: Pertanyaan yang menyudutkan
Post by: Dhamma Sukkha on 14 February 2009, 07:57:22 PM
Quote from: samsung on 13 February 2009, 01:21:52 PM
Quote from: Citta Devi on 12 February 2009, 10:07:29 PM
Quote from: samsung on 10 February 2009, 05:41:38 PM
Namo buddhaya
hello all..
saya member baru ni. belom  banyak mengerti tentang ajaran2 buddha dharma. saya mau bertanya ni
1.sebagai umat buddha kita bole tdk ke tempat ibadah agama lain?
2.apa kah ajaran agama lain bisa mempengaruhi pemikiran keyakinan kita?
3. thx saran - saran nya _/\_

1. boleh sungg ;D , kan boleh aja mana tau ada yg mo ehipassiko kebenaran suatu agama lhe... ;D
2. klo kita sudah punya saddha, no problemmmm 8)
3. sama sama sungg \<^0^>/ ;D _/\_

Kita jangan menjelek-jelekkan agama lain juga ya semuaa^^  biarlah agama lain menjelek-jelekin agama kita^^
toh bukannya agama mereka juga tidak salah juga? bukannya semuanya mengajarkan hal-hal yang baik? :D :D :D

metta cittena,
citta

NAMO BUDDHAYA

thx saran dari (Lokkhitacaro),(CITTA DEVI),(Tia),(g.citra) _/\_
1. ( citta DEVI|),,,apakah anda seperti SRI DEVI?(jadi pengen tau ni) :-[
mangnya sri devi itu kayak mana sung?
Quote
2. SADDHA = keyakinaan buddhisme.
jadi kalo nggak ada saddha nggak bole ya k tempat ibadah lain(walaupun dia umat buddha)???
sapa bilang sung? :D :D boleh boleh aja kok...
Quote
3.banyak sekali dari umat buddha yang kehilangan (saddha),jadi mereka berpaling dari ajaran buddhadharma ke ajaran lain.
   - menurut kalian itu di sebabkan apa?dari pengajaran/pengenalan ajaran buddha dari  guru2 kita yg kurang tersistem(tidak bisa diterima) ato dari individu masing2 umat yang tdk cocok dengan sistem yg diajarkan,thxs saran nya.. _/\_
Saddhanya bukan ilang sung, tapi kurang kali... kurang saddha sama Buddhadhamma
mungkin krn menurut orang2 tersebut mereka lebih nyaman di sana lhe...

metta cittena,
citta
Title: Re: Pertanyaan yang menyudutkan
Post by: samsung on 15 February 2009, 03:31:39 PM

thx saran dari (Lokkhitacaro),(CITTA DEVI),(Tia),(g.citra) _/\_
1. ( citta DEVI|),,,apakah anda seperti SRI DEVI?(jadi pengen tau ni) :-[
[/quote]
mangnya sri devi itu kayak mana sung?
Quote
2. SADDHA = keyakinaan buddhisme.
jadi kalo nggak ada saddha nggak bole ya k tempat ibadah lain(walaupun dia umat buddha)???
sapa bilang sung? :D :D boleh boleh aja kok...
Quote
3.banyak sekali dari umat buddha yang kehilangan (saddha),jadi mereka berpaling dari ajaran buddhadharma ke ajaran lain.
   - menurut kalian itu di sebabkan apa?dari pengajaran/pengenalan ajaran buddha dari  guru2 kita yg kurang tersistem(tidak bisa diterima) ato dari individu masing2 umat yang tdk cocok dengan sistem yg diajarkan,thxs saran nya.. _/\_
Saddhanya bukan ilang sung, tapi kurang kali... kurang saddha sama Buddhadhamma
mungkin krn menurut orang2 tersebut mereka lebih nyaman di sana lhe...

metta cittena,
citta
[/quote]

emg saddha itu menurt citta apa ya.(kalo yg ak tau tu keyakinan ) :|
sri devi kan seleb nya india http://bollywoodbuzz.in/snapshots-sridevilakme-fashion-week-2008/
(mau tau ni emg mirip) :-?
yup,, ni ak salah, emg si saddha pasti akan berkurang thx petunjuk nya _/\_
Title: Re: Pertanyaan yang menyudutkan
Post by: Mr. Bagus on 15 February 2009, 07:01:48 PM
Menurut bahasa mereka, Mr. J adalah anak-Nya. Tapi anehnya mereka lupa kalo Sang Guru adalah makhluk ciptaan-Nya yg paling (Maha) Sempurna yg pernah ada sepanjang sejarah manusia! Coba pikir, apa tujuan-Nya menciptakan makhluk yg bisa Maha Sempurna begitu ya??
Lalu apakah salah jika kita mengikuti salah satu makhluk ciptaanNya itu? Sang Guru selain Maha Sempurna, juga terkenal bagai seleb lho
Antix juga, ya
(https://forum.dhammacitta.org/proxy.php?request=http%3A%2F%2Fwww.msnpro.com%2Femoticons%2Foctopus%2Fshock.gif&hash=ad6fbfd180fcdcb2764b5d9547a3e4274eeff93a)





I hope I'm not wrong!
(https://forum.dhammacitta.org/proxy.php?request=http%3A%2F%2Fwww.msnpro.com%2Femoticons%2Foctopus%2Fill.gif&hash=8d2eff259093f61aaf2da2150b95235555335029)
Title: Re: Pertanyaan yang menyudutkan
Post by: Equator on 16 February 2009, 08:59:16 AM
Quote from: Mr. Bagus on 15 February 2009, 07:01:48 PM
Menurut bahasa mereka, Mr. J adalah anak-Nya. Tapi anehnya mereka lupa kalo Sang Guru adalah makhluk ciptaan-Nya yg paling (Maha) Sempurna yg pernah ada sepanjang sejarah manusia! Coba pikir, apa tujuan-Nya menciptakan makhluk yg bisa Maha Sempurna begitu ya??
Lalu apakah salah jika kita mengikuti salah satu makhluk ciptaanNya itu? Sang Guru selain Maha Sempurna, juga terkenal bagai seleb lho
Antix juga, ya
(https://forum.dhammacitta.org/proxy.php?request=http%3A%2F%2Fwww.msnpro.com%2Femoticons%2Foctopus%2Fshock.gif&hash=ad6fbfd180fcdcb2764b5d9547a3e4274eeff93a)





I hope I'm not wrong!
(https://forum.dhammacitta.org/proxy.php?request=http%3A%2F%2Fwww.msnpro.com%2Femoticons%2Foctopus%2Fill.gif&hash=8d2eff259093f61aaf2da2150b95235555335029)

Itulah salah satu propaganda pihak mereka untuk menarik umat dengan mengclaim bahwa Buddha hanyalah seorang manusia biasa, yang cuma berstatus sebagai "Guru"
Dan bukan apa2 dibanding tokoh milik mereka
Lagi2 memang perbedaan pandangan & keyakinan yang menjadi penyebabnya
Ingat lagi Kalama Sutta yang sudah dikatakan Buddha; "Jangan mempercayai sesuatu begitu saja hanya karena itu telah tertulis di dalam kitab2 suci"
Hendaklah ini yang harus kita pahami
Title: Re: Pertanyaan yang menyudutkan
Post by: Equator on 16 February 2009, 09:08:15 AM
Quote from: william_phang on 13 February 2009, 02:22:21 PM
Quote from: Hendra Susanto on 13 February 2009, 02:16:24 PM
mamak gw gak ngerti apa2 tentang dhamma, tp klo diorderin ama domba tidak goyaahhhhhh...

Berarti mamak anda sudah tertanam kuat dipikiran bahwa kl dah masuk ajaran K pasti ga boleh ini dan ga boleh itu.....
kalo masuk ajaran K jd ngga bisa melaksanakan tradisi yang ada.....hehehe...
kalo tidak terbentur sama tradisi mgkn tetap akan berubah...
yang saya tulis diatas ada untuk orang masih muda dimana tidak tertanam kuat pada tradisi orang thionghoa...

Mengenai ga boleh ini dan ga boleh itu..
Dan salah satunya yang sering terjadi adalah, saat ortu yang Buddhis atau Kong Hu Cu meninggal dunia, sedangkan anak2nya sudah memilih keyakinan lain dalam hal ini "K"
Mereka tidak akan melakukan pelimpahan jasa bahkan menyembahyangi si almarhum/almarhumah, karena mereka tidak boleh pegang hio/dupa
Banyak terjadi perdebatan disini, karena pada saat kita meninggal dunia nanti, jasad kita mau di seperti apakan juga apakah kita masih bisa tau dan protes ?
Dan banyak juga yang tidak setuju kalau harus ikut tata cara lain setelah meninggal dunia, biasa dalam bentuk amanat selagi calon almarhum ini masih hidup
Kasus ini banyak menimpa kalangan tionghoa peranakan yang lebih memilih agama dunia barat ketimbang agama dari timur
Title: Re: Pertanyaan yang menyudutkan
Post by: Sumedho on 16 February 2009, 12:25:46 PM
keknya tidak semua kr****n demikian. Ada teman bilang, bahwa yg dilarang adalah berdoanya, karena dalam kristiani bila meninggal maka sudah jaminan mutu punya. Laen halnya dengan ka****k yg boleh mendoakan yg sudah meninggal.

Kalau cuma pegang hio dan cung cung cep sih boleh koq.

Sayangnya orang tua itu pengennya di doakan jg after death :)
Title: Re: Pertanyaan yang menyudutkan
Post by: Indra on 16 February 2009, 10:38:47 PM
Quote from: Sumedho on 16 February 2009, 12:25:46 PM
keknya tidak semua kr****n demikian. Ada teman bilang, bahwa yg dilarang adalah berdoanya, karena dalam kristiani bila meninggal maka sudah jaminan mutu punya. Laen halnya dengan ka****k yg boleh mendoakan yg sudah meninggal.

Kalau cuma pegang hio dan cung cung cep sih boleh koq.

Sayangnya orang tua itu pengennya di doakan jg after death :)

Bukankah lebih mulia kalo didoakan sebelum
Title: Re: Pertanyaan yang menyudutkan
Post by: Sumedho on 16 February 2009, 11:28:13 PM
tell me about it :P
Title: Re: Pertanyaan yang menyudutkan
Post by: Indra on 16 February 2009, 11:33:27 PM
semoga orang tua gue panjang umur dan selalu sehat
Title: Re: Pertanyaan yang menyudutkan
Post by: samsung on 17 February 2009, 09:34:28 AM
keknya tidak semua kr****n demikian. Ada teman bilang, bahwa yg dilarang adalah berdoanya, karena dalam kristiani bila meninggal maka sudah jaminan mutu punya. Laen halnya dengan ka****k yg boleh mendoakan yg sudah meninggal.

Kalau cuma pegang hio dan cung cung cep sih boleh koq.

Sayangnya orang tua itu pengennya di doakan jg after death Smiley


after death kita berdoa kepada orang tua kita mnrtku itu suatu tanda wujud bakti kita kepada ortu.
bukan kita berdoa dgn hal2 yg aneh2
Title: Re: Pertanyaan yang menyudutkan
Post by: Equator on 17 February 2009, 12:08:22 PM
Quote from: Indra on 16 February 2009, 10:38:47 PM
Quote from: Sumedho on 16 February 2009, 12:25:46 PM
keknya tidak semua kr****n demikian. Ada teman bilang, bahwa yg dilarang adalah berdoanya, karena dalam kristiani bila meninggal maka sudah jaminan mutu punya. Laen halnya dengan ka****k yg boleh mendoakan yg sudah meninggal.

Kalau cuma pegang hio dan cung cung cep sih boleh koq.

Sayangnya orang tua itu pengennya di doakan jg after death :)

Bukankah lebih mulia kalo didoakan sebelum

Ko Indra

Di doakan dengan cara apa ? Sering kita temui di rumah2 sakit orang2 dengan keyakinan non buddhis berkumpul, tuk kemudian menanyakan pasien satu persatu, sakit apa pak ? mau ga saya doakan ? Lalu ujung2nya ditawarkan menerima si pembawa keselamatan itu..  bagaimana kita sendiri kalo sebagai pasiennya ?
Saat kondisi batin sedang lemah karena sakit yang di derita, langsung di cekoki keyakinan mereka
Bukankah akan bisa timbul Dosa dari si pasien yang tak Samma Saddha itu ?
Title: Re: Pertanyaan yang menyudutkan
Post by: Hendra Susanto on 17 February 2009, 02:24:15 PM
dulu gw dirawat pernah didatangin, terus ngajak debat jd makin parah penyakit gw. dah itu gw suruh keluar gw mao istirahat lalu balik lagi gak puas terus doain gw bukannya biar sembuh sakit tp malah biar terbuka pintu hati :hammer:
Title: Re: Pertanyaan yang menyudutkan
Post by: Adhitthana on 18 February 2009, 12:34:41 AM
Quote from: Equator on 17 February 2009, 12:08:22 PM
Quote from: Indra on 16 February 2009, 10:38:47 PM
Quote from: Sumedho on 16 February 2009, 12:25:46 PM
keknya tidak semua kr****n demikian. Ada teman bilang, bahwa yg dilarang adalah berdoanya, karena dalam kristiani bila meninggal maka sudah jaminan mutu punya. Laen halnya dengan ka****k yg boleh mendoakan yg sudah meninggal.

Kalau cuma pegang hio dan cung cung cep sih boleh koq.

Sayangnya orang tua itu pengennya di doakan jg after death :)

Bukankah lebih mulia kalo didoakan sebelum

Ko Indra

Di doakan dengan cara apa ? Sering kita temui di rumah2 sakit orang2 dengan keyakinan non buddhis berkumpul, tuk kemudian menanyakan pasien satu persatu, sakit apa pak ? mau ga saya doakan ? Lalu ujung2nya ditawarkan menerima si pembawa keselamatan itu..  bagaimana kita sendiri kalo sebagai pasiennya ?
Saat kondisi batin sedang lemah karena sakit yang di derita, langsung di cekoki keyakinan mereka
Bukankah akan bisa timbul Dosa dari si pasien yang tak Samma Saddha itu ?

Gw jg pernah ngalamain di doain oleh  teman baikku  :)
ketika gw stress kehilangan cici  _/\_
gw terima dengan tulus karena niat /kebaikkan/ketulusan dari teman
tanpa berpikir bahwa itu akan merusakan keyakinan gw
keyakinan ada dalam diri kita ........
IMO di-doaan oleh ketulusan akan berdampak positif .... loohh, tanpa melihat oleh sapa dan agama apa
Title: Re: Pertanyaan yang menyudutkan
Post by: Equator on 21 February 2009, 12:23:52 PM
Kakak aku lagi cari2 kerja, kemudian ada yang menyambut tawaran baiknya untuk bekerja, tetapi dari gareja, konyolnya ada satu syarat yang mereka utarakan pada kakakku, yaitu harus berkeyakinan sama dengan mereka, terus terang kakak aku menolak dan lebih baik memilih menganggur kembali ketimbang menerima itu, sambil mencari2 peluang lain
Kacau kan ?

Saya aja sampai geleng2 kepala mendengarnya, ternyata ada praktek2 seperti itu
Jadi buat apa arti kata toleransi ?
Title: Re: Pertanyaan yang menyudutkan
Post by: dery on 21 February 2009, 06:48:27 PM
bro, ditempt gw. ada sebuah daerah pedalaman yg blm lama ini ada vihara tbs, gw diksh tau ama tmn gw klo disana sudh ada umat org asli kampung sono, eeee tiba2 bynk yg gak berani kevihara alasannya krn semacam diancam oleh umt kareten, jika kevihara maka anak2nya gak boleh sekolah, karna disana hny ada sekolah milik yayasan karesten. aneh kan, menggunakan segala cara, walaupun gw juga gak sepaham dgn tbs, namun alasan gak blh kevihara dgn ancaman seperti itu kan lucu, keluarga gw ada yg tbs, gw cuma pesan untk mengambil yg bagus2 saja, klo yg aneh2 dibuang saja

sorry klo agak ott
Title: Re: Pertanyaan yang menyudutkan
Post by: Dhamma Sukkha on 23 February 2009, 06:17:36 PM
Quote from: samsung on 15 February 2009, 03:31:39 PM
Quote
Quote
thx saran dari (Lokkhitacaro),(CITTA DEVI),(Tia),(g.citra) _/\_
1. ( citta DEVI|),,,apakah anda seperti SRI DEVI?(jadi pengen tau ni) :-[
mangnya sri devi itu kayak mana sung?
Quote
2. SADDHA = keyakinaan buddhisme.
jadi kalo nggak ada saddha nggak bole ya k tempat ibadah lain(walaupun dia umat buddha)???
sapa bilang sung? :D :D boleh boleh aja kok...
Quote
3.banyak sekali dari umat buddha yang kehilangan (saddha),jadi mereka berpaling dari ajaran buddhadharma ke ajaran lain.
   - menurut kalian itu di sebabkan apa?dari pengajaran/pengenalan ajaran buddha dari  guru2 kita yg kurang tersistem(tidak bisa diterima) ato dari individu masing2 umat yang tdk cocok dengan sistem yg diajarkan,thxs saran nya.. _/\_
Saddhanya bukan ilang sung, tapi kurang kali... kurang saddha sama Buddhadhamma
mungkin krn menurut orang2 tersebut mereka lebih nyaman di sana lhe...

metta cittena,
citta

emg saddha itu menurt citta apa ya.(kalo yg ak tau tu keyakinan ) :|
sri devi kan seleb nya india http://bollywoodbuzz.in/snapshots-sridevilakme-fashion-week-2008/
(mau tau ni emg mirip) :-?
yup,, ni ak salah, emg si saddha pasti akan berkurang thx petunjuk nya _/\_
Saddha menurut wnya juga keyakinan kok ;D ;D ;D
maksud wnya yg klo gak punya saddha gak boleh ke tempat ibadah agama lain itu, maksudnya walaupun ada orang yang gak punya keyakinan yang kuat pada agamanya sendiri (agama Buddha misalnya), boleh boleh aja kok dia ke tempat ibadah lain... ;D ;D ;D
mangnya sapa yg larang? :D :D :D
mungkin aja dia ke tempat ibadah agama lain, karena dianya lebih meyakini agama tersebut lhee, atau karena diajak teman gitu ;D ;D ;D

Quote from: Equator on 21 February 2009, 12:23:52 PM
Kakak aku lagi cari2 kerja, kemudian ada yang menyambut tawaran baiknya untuk bekerja, tetapi dari gareja, konyolnya ada satu syarat yang mereka utarakan pada kakakku, yaitu harus berkeyakinan sama dengan mereka, terus terang kakak aku menolak dan lebih baik memilih menganggur kembali ketimbang menerima itu, sambil mencari2 peluang lain
Kacau kan ?

Saya aja sampai geleng2 kepala mendengarnya, ternyata ada praktek2 seperti itu
Jadi buat apa arti kata toleransi ?
Quote from: Equator on 21 February 2009, 12:23:52 PM
Kakak aku lagi cari2 kerja, kemudian ada yang menyambut tawaran baiknya untuk bekerja, tetapi dari gareja, konyolnya ada satu syarat yang mereka utarakan pada kakakku, yaitu harus berkeyakinan sama dengan mereka, terus terang kakak aku menolak dan lebih baik memilih menganggur kembali ketimbang menerima itu, sambil mencari2 peluang lain
Kacau kan ?

Saya aja sampai geleng2 kepala mendengarnya, ternyata ada praktek2 seperti itu
Jadi buat apa arti kata toleransi ?
Quote from: Equator on 21 February 2009, 12:23:52 PM
Kakak aku lagi cari2 kerja, kemudian ada yang menyambut tawaran baiknya untuk bekerja, tetapi dari gareja, konyolnya ada satu syarat yang mereka utarakan pada kakakku, yaitu harus berkeyakinan sama dengan mereka, terus terang kakak aku menolak dan lebih baik memilih menganggur kembali ketimbang menerima itu, sambil mencari2 peluang lain
Kacau kan ?

Saya aja sampai geleng2 kepala mendengarnya, ternyata ada praktek2 seperti itu
Jadi buat apa arti kata toleransi ?
Garis khatulistiwa, kan gak papa kita2nya toleransi, toh mungkin gak semuanya dari mereka2 begitu...
mungkin memang kebanyakan begitu, tapi gak semuanya mungkin lhooo ;D ;D ;D ;D ;D
marilah kita bertoleransiii\<^0^>/\ ;D / ;D ;D ;D ;D ,
toh agama lain kan gak bisa dibilang salah jugaa ;D ;D ;D

Ntar klo agama lain ngajak kita pindah agama sebaiknya gini aja:
kita tanyain ke mereka: "bagaimana pandangan kalian sebenarnya tentang agama kami? :D :D :D "
                                "Bukannya agama Buddha itu gak salah juga, kan juga mengajarkan kebenaran?"
                                "Napa musti ngotot haa? :D :D :D "
                                "Anda punya agama anda sendiri dan menurut keyakinan Anda, anda yakin dengan agama yg anda anut tersebut. Mungkin maksud anda memang baik, ingin membebaskan kami kami yang sedang tersesat ini.
Tapi Agama kami juga punya jalan tersendirii lhoooo jangan salahhhh ^-^ ^-^ ^-^ , dan marilah kita kita saling belajar agama milik satu sama lain :)) . Kan gak ada salahnya kan?  :D :D :D :D .
Klo misalnya kami gak mau pindah agama, klo kalian ngotot gitu bukannya seperti bukan niat baik lagi gitu? :D :D :D , Bukannya hal itu tidak baik? :D :D :D :D Bukannya klo seperti itu berarti anda sudah menunjukkan/mencerminkan hal yang buruk dari agama anda? :D :D :D , Artinya anda sudah nunjukin salah satu kelemahan agama yang anda anut lhooo ^-^ ^-^ ^-^ , yok kita saling menghargai agama satu sama lain\<^0^>/  :D :D :D Tidak menjelek-jelekkan agama lain, sama halnya dengan menghargai agamanya sendiri juga lhooo, sebaliknya juga, klo menjelek-jelekkan agama lain berarti tidak menghargai agama sendiri lhoo :D :D :D :D :D
Lagian klo anda ngotot maksa saya pindah agama, bukannya itu sudah ngelanggar HAM? :D :D :D :D
Bisa ditangkap lhoooo :D :D :D :D

Sekian ;D ;D ;D
Coba pada2 dicoba yaa ;D ;D ;D , bakal kayak mana reaksinya ntar ya :-? , masih ngotot ato nggak y? wnya gak pernah ditawari yg kek gituan lhe :P :P :P
Hanya saja wnya dulu pernah dikasih buku kecilll sama org yg lewat di jalan, waktu wnya ke jakarta, mo pulang dari pasar, ntah pasar apa w dah lupa namanyaT_T?""
padahal w dah seneng kaliii lhoooo, w kirain dapat buku Buddhis, rupanya bukan :)) :)) :)) :)) :)) :))
sempat kecewa juga wnya lhoo :)) :)) :)) , tapi wnya baca juga buku kecilnya :P :P :P
Tapi napa juga wnya yg dikasih y? :-? :-? :-?


thuti ;D ,
Metta Cittena,
Citta ;D _/\_

Title: Re: Pertanyaan yang menyudutkan
Post by: Mr. Bagus on 24 February 2009, 06:50:15 PM
Syukurlah, teman2 saya yg k tidak begitu.
Mereka baik2 semua malah. Tidak ada bedanya dengan manusia biasanya :P

Kalo ada yg diundang ke "tempatnya" sebaiknya ditolak dengan halus daripada ribet.
Saya dulu pernah diundang saat ada perayaan teman (kenal karena bisnis). Sudah tahu kalo saya fans Buddha, tetap saja diundang ke perayaannya bulan Desember dua tahun lalu (antix ya). Iya, udah datang juga akhirnya. Yg terjadi malah saya diam aja, duduk tenang, mengamati mereka yang di depan pada berdiri, bernyanyi-nyanyi, tepuk tangan, mengangkat tangan. Kalo saya ikut2an berarti saya mengakui saya adalah domba yg hilang itu (emangnya hilang dari mana ya?)
Yang terpenting kan pada saat ada kotbah/ceramah kita tidak berisik dan tetap menyimak. Alhasil, hubungan kami tetap baik-baik saja  :x Peace :x
Title: Re: Pertanyaan yang menyudutkan
Post by: Dhamma Sukkha on 24 February 2009, 07:01:51 PM
Quote from: Mr. Bagus on 24 February 2009, 06:50:15 PM
Syukurlah, teman2 saya yg k tidak begitu.
Mereka baik2 semua malah. Tidak ada bedanya dengan manusia biasanya :P

Kalo ada yg diundang ke "tempatnya" sebaiknya ditolak dengan halus daripada ribet.
Saya dulu pernah diundang saat ada perayaan teman (kenal karena bisnis). Sudah tahu kalo saya fans Buddha, tetap saja diundang ke perayaannya bulan Desember dua tahun lalu (antix ya). Iya, udah datang juga akhirnya. Yg terjadi malah saya diam aja, duduk tenang, mengamati mereka yang di depan pada berdiri, bernyanyi-nyanyi, tepuk tangan, mengangkat tangan. Kalo saya ikut2an berarti saya mengakui saya adalah domba yg hilang itu (emangnya hilang dari mana ya?)
Yang terpenting kan pada saat ada kotbah/ceramah kita tidak berisik dan tetap menyimak. Alhasil, hubungan kami tetap baik-baik saja  :x Peace :x
mr. good, good good good :)) :)) :))
iya, diundang kek gituan kan gak papa, itu wujud toleransi kayaknya lhoo ^-^ ^-^ ^-^ ^-^
lagian kan bisa saling belajar\<^0^>/ saling menghargai agama satu sama lain^^, tidak menjelek-jelekan agama satu sama lain, tetapi saling menghargaii ;D

Metta cittena,
Citta ;D _/\_
Title: Re: Pertanyaan yang menyudutkan
Post by: Gunawan on 24 February 2009, 07:02:37 PM
Saya masih menjadi Buddhist Karena kehendaknya............. =))
Title: Re: Pertanyaan yang menyudutkan
Post by: Reenzia on 24 February 2009, 07:16:30 PM
yg penting kan bukan bagaimana sikap dan kelakuan mrk atas usaha-usahanya memberi petunjuk 'keselamatan' kepada kita

tapi justru bagaimana sikap dan batin kita sendiri dalam menanggapi hal tersebut _/\_
Title: Re: Pertanyaan yang menyudutkan
Post by: Mr. Bagus on 24 February 2009, 07:21:20 PM
aia se7 banget miss saia !
Title: Re: Pertanyaan yang menyudutkan
Post by: markosprawira on 24 February 2009, 07:31:16 PM
yup, tul banget....

justru disitulah tantangan terberat kita.... bagaimana memanage batin kita jika ada kasus spt itu
Title: Re: Pertanyaan yang menyudutkan
Post by: Hendra Susanto on 25 February 2009, 02:12:57 AM
ada satu jurus nich: jadilah orang budek :))
Title: Re: Pertanyaan yang menyudutkan
Post by: Hendi Wijaya on 25 February 2009, 11:55:00 AM
Sekolah TK - SMA = Sekolah kr****n (maklum swasta sih  ^-^)
dari kecil dicekokin ajaran karesten ampoen d  ^:)^
hampir pas SMA klu gk salah kelas 2 mau pindah ke karesten...untung" saddha oe kuat ha...

Tamat SMA - sebelum ketemu DC = Buddha

Setelah bertemu DC  n baca ini thread = Buddhist  0:)

Thanks atas pembahasan thread ini jadi tau cocoknya blg kita ini agama apa..dari kemaren nyari" klo blg agama buddha gk cocok,soalnya banyak x alirannya n rata gk tau dhamma...

nanya 1 donk: berarti betul kan persepsi gw?klo kita" ini dalam agama buddha yg berjalan diatas dhamma cocoknya mengaku beragama Buddhis?not buddha...b'coz buddha udah terlalu rame sih (kong hu cu lah,buddha tradisi lah,buddha ktp lah,buddha yg blg bahwa : TUHAN itu ada lah...)
Ditunggu jawaban resminya.... ^:)^

at the end's ---- BUDDHIST IS THE BEST!!!!! :jempol:
;)
Title: Re: Pertanyaan yang menyudutkan
Post by: Reenzia on 25 February 2009, 12:02:01 PM
apa pentingnya label sih? orang yang tak menyandang label 'Buddhist' pun juga banyak yang menjalani hidup dengan dhamma, walaupun tak 100% dan blm tentu dipahami itu adalah dhamma

dhamma pun juga banyak terkandung dalam ajaran agama lain

buddhist dan non buddhist gak hanya dibedakan sekedar dilihat dari pandangan seseorang mengenai tuhan kan?

[at] bro haa....

bukankah dengan membuka 'mata' sehingga kita dapat memahami dan melihat dhamma, bukannya malah menutupi mata dengan debu-debu, yang penting bagaimana sikap kita dalam menghadapinya saja _/\_
Title: Re: Pertanyaan yang menyudutkan
Post by: Hendra Susanto on 25 February 2009, 12:05:39 PM
buddhist = umat buddha/murid sang buddha

buddhism = ajaran sang buddha


Title: Re: Pertanyaan yang menyudutkan
Post by: Hendra Susanto on 25 February 2009, 12:10:51 PM
 [at]  ren

situasinya kan klo ada yang ngorder ke gw, ya gw jd orang budek aja... gak pusing2 lagi, kenapa gw lakukan ini, karena pembicaraan itu tidak bermanfaat untuk gw, dan sulit bagi orang yang berkeyakinan bahwa ajarannya paling benar untuk diberitahu mana yang paling benar, jd untuk apa buang2 waktu.
Title: Re: Pertanyaan yang menyudutkan
Post by: Hendi Wijaya on 25 February 2009, 12:24:14 PM
 [at]  ren
maksud oe biar membedakan umat buddha ktp dengan umat buddha yg mengerti akan dhamma(ya spt yg anda blg: walaupun juga banyak yang menjalani hidup dengan dhamma, walaupun tak 100% dan blm tentu dipahami itu adalah dhamma)
untuk menghindari umat" buddha ktp yg ngotot dengan keyakinan mrk yg bertentangan dengan dhamma (temen gw) ,spt: Tuhan itu ada,dll...
(Note* temen gw ini agama Buddha lho..)
makannya dia menjudge kita Buddha sesat/aliran sesat...

Bagaimana?
Title: Re: Pertanyaan yang menyudutkan
Post by: Reenzia on 25 February 2009, 01:12:11 PM
 [at] bro haa...

kan saia tak mengatakan harus menanggapi mrk dengan cara-cara tertentu, tapi justru dengan adanya kejadian itu maka bisa jadi ajang buat melatih diri untuk mengembangkan sikap bijaksana _/\_

[at] hendi
membedakannya itu untungnya apa sih buat perkembangan batin kita? yg penting kan pemahaman kita sendiri
apakah dengan menjudge kita seperti itu maka keyakinan anda akan dhamma akan berubah?

buddhism mengajarkan kita untuk Inside Out, yaitu bagaimana memanage batin dalam menghadapi kondisi diluar
bukannya Outside In, bagaimana objek diluar dapat memuaskan kita


dari pada berusaha agar mrk tak menjudge kita sebagai Buddha sesat, mending memelihara panna dalam menghadapi hal tsb _/\_
Title: Re: Pertanyaan yang menyudutkan
Post by: Hendi Wijaya on 25 February 2009, 01:21:15 PM
^ atas
hmmm...betul"..
btw, panna itu apa yah?
maklum gk ngerti dhamma n istilah" bahasa tsb(masih dalam tahap belajar) hehe... ^-^

Thx.
_/\_
Title: Re: Pertanyaan yang menyudutkan
Post by: Nevada on 25 February 2009, 01:25:22 PM
Panna itu kebijaksanaan...
Kaya si Reenzia yang tambah panna aja sekarang... ^-^
Title: Re: Pertanyaan yang menyudutkan
Post by: ENCARTA on 25 February 2009, 01:26:10 PM
jangankan perbedaan atau sesat.. dibilang bego saja sudah banyak pengaruhnya loh untuk perkembangan batin ;D
(catatan : pada situasi dan kondisi yg tepat)
Title: Re: Pertanyaan yang menyudutkan
Post by: Reenzia on 25 February 2009, 01:31:41 PM
hmm panna itu semacam kebijaksanaan :))
jadi bisa melatih diri bagaimana sikap terbaik kita dalam menanggapi kejadian itu

coba aja bayangkan bagaimana kalo kejadiannya terbalik?
bagaimana sikap mrk jika ternyata ada orang yang mengajak untuk ikut ajaran tertentu?
dari sana pun kelihatan seberapa panna, pemahaman dan dasar iman mrk :))

[at] encarta

itu berarti panna-nya masih kurang, lagian bagi saia dhamma adalah pengetahuan bukan blind faith
yg kalo di'senggol' dikit aja dah jatoh :))
mo dibilang sesat kek, mo diblg kafir kek, mau diblg penyembah berhala kek
yg jalanin kan saia sndiri jadi yg lebih tau adalah diri saia sendiri, kok mrk malah bersikap seakan lebih tau? ridiculous!
[at] papasaka

gak sebanyak papasaka kok _/\_
Title: Re: Pertanyaan yang menyudutkan
Post by: ENCARTA on 25 February 2009, 01:38:46 PM
itukan ente sis reen, kalau orang lain mungkin beda kali
tidak semua orang sebijak sis maksudnya ;D
Title: Re: Pertanyaan yang menyudutkan
Post by: Reenzia on 25 February 2009, 01:48:12 PM
ya belajar lah, saia pun masih belajar kok, masa mau gitu terus?
minimal ya punya pemahaman seperti itu dlu lah
dari pada sibuk berusaha mengubah sikap orang lain mending
dan lebih wajar menyiapkan sikap sendiri dalam menghadapinya kan? :)

ayo lakukan gerakan reformasi, huaaaaaaaah!!!! << loh kok gak nyambung? =))
Title: Re: Pertanyaan yang menyudutkan
Post by: ENCARTA on 25 February 2009, 01:51:12 PM
kenapa agama buddha gak punya paus kayak yg divatikan yah
jadi gak brabe kalau beda pendapat ;D
Title: Re: Pertanyaan yang menyudutkan
Post by: Reenzia on 25 February 2009, 01:53:19 PM
hahaa.....tak perlu paus, hiu aja, lebih sangarrrrrrrrr =))

beda pendapat kan karena pemahamannya beda-beda
emanknya ada yg lebih tau suatu hal itu adalah benar atau tidak [secara hakiki] lebih dari pada Sang Buddha? hoho....
Title: Re: Pertanyaan yang menyudutkan
Post by: ENCARTA on 25 February 2009, 01:56:37 PM
si paus kan punya tim peneliti dan lain sebagainya yg cangih2
mau nyelidiki sesuatu juga gak susah2, tingal jentikin jari tim nya yg cari informasi
paling tidak, bisa dipertangung jawabkan, gitu lah ha......
Title: Re: Pertanyaan yang menyudutkan
Post by: Brado on 25 February 2009, 01:57:12 PM
Emang sulit untuk menjadi bijaksana, kebanyakan hanya bijaksitu dan bijaksini doank

At Ko Haa..
Resep berlagak budeknya boleh juga tuh

At Reenzia.. dkk
Mau diskusi juga nih, memang apa yang anda katakan itu benar
Cuma terkadang kita2 yang buddhist ini suka terlalu pasif dalam arti kata begini;
Misalnya ada teman kita yang buddhist dulunya, entah itu aliran cung cung cep alias acung2 nancep (cuma modal pasang hio di depan altar), terus sekarang mau pindah keyakinan
Lalu reaksi kita bagaimana ?
Saya lihat mereka yang non buddhist itu, setelah tahu teman2 sealirannya mau pindah, mereka langsung angkat bicara, menasehati, proaktif dan seakan berusaha untuk 'menahan' mereka untuk berpikir kembali untuk pindah keyakinan, bahkan cenderung ditakut2i dengan kata murtad, pembelot dllsbg
Sedangkan yang di kita ? begitu tau ada teman yang mau pindah keyakinan
Yang saya lihat nih, reaksinya cuma bisa bilang;

'ahh itukan emang udah karmanya, dan jodoh dengan Buddha Dhammanya sudah habis'

'dia sih emang bukan buddhist tulen tuh'

dan berbagai macam alasan lainnya
Inilah yang membuat kita seperti terkesan pasif
Title: Re: Pertanyaan yang menyudutkan
Post by: Reenzia on 25 February 2009, 02:06:14 PM
nah itu dia, disini lah kita juga dituntut untuk bersikap panna dalam melihatnya
ingat kan semua yg ada dalam kehidupan ini gak ada yg kekal?

memberi pemahaman dhamma kepada orang lain adalah baik
tapi pada akhirnya yg menentukan tetap pribadinya masing-masing
dokter hanya bisa memberi resep dan obatnya
tapi yang meminumnya dan dengan dosis tepat adalah pasiennya sendiri
jangan merasa bertanggung jawab atas yang terjadi pada orang lain lah
hal maksimal yang bisa kita lakukan ya hanya memberi pemahaman pada mrk yang ingin

oleh diri sendiri kejahatan dilakukan
oleh diri sendiri seseorang menjadi ternoda
hanya oleh diri sendiri seseorang menjadi suci
kesucian atau ketidaksucian tergantung pada diri sendiri
tak seorang pun yang dapat menyucikan yang lain

Dhammapada 165
Title: Re: Pertanyaan yang menyudutkan
Post by: Nevada on 25 February 2009, 02:17:55 PM
Saya heran dengan orang-orang yang bebal. Sudah tahu kalau berbuat salah itu tidak baik, lalu diberi nasehat yang baik oleh temannya. Dia pun tahu kalau nasehatnya baik, namun tetap saja pada akhirnya berbuat hal yang tidak baik... Ini saya lihat sebagai moha. Moha ini yang harus kita lawan. Kalau sudah tahu ada moha tapi cuek, mohanya berarti ketara banget tuh... ;D


[at] Bro Lokkhi
Makanya kita harus mencerminkan sikap sebagai seorang Buddhis terlebih dahulu. Kita tidak perlu mencekoki doktrin Buddhisme pada orang yang belum teguh dalam kepercayaannya. Namun sebisa mungkin kita memberikan pemahaman universal, karena tentunya ini sejalan dengan Dhamma. Biasanya saya mulai menegaskan keberadaan Tilakkahana (anicca, dukkha dan anatta) pada teman-teman saya. Mereka pun tertarik. Ini pun sebenarnya tergantung dari cara Anda mengemas kata-kata dan cara memberikan penyampaian yang menarik. Dari dasar ini, saya lanjutkan pada moralitas-moralitas, kebijaksanaan, dan 4 sifat luhur (Brahmavihara). Ketika mereka semakin tertarik pada konsep ini, saya jelaksan lagi doktrin Buddhisme yang mengandung falsafah mulia dan korelasinya dengan iptek. Hasilnya mereka pun tertarik... :)

Janganlah memikirkan hasilnya (apakah teman kita menjadi Buddhis atau tidak). Namun kembangkanlah dhamma dana ini sebagai bentuk aplikasi cinta-kasih kita pada sahabat. Mengenal Dhamma tidak harus menjadi Buddhis. Banyak teman-teman kita yang belum mendengar 'kabar baik' ini. Saatnya kita menjadi evangelist yang sesungguhnya... :D
Title: Re: Pertanyaan yang menyudutkan
Post by: dery on 26 February 2009, 07:37:26 AM
ikutan ya, gw setuju bgt ama Reenzia dan kyaknya juga mesti bnyk belajar dr beliau.

setuju juga dgn om upasaka,,
QuoteMakanya kita harus mencerminkan sikap sebagai seorang Buddhis terlebih dahulu. Kita tidak perlu mencekoki doktrin Buddhisme pada orang yang belum teguh dalam kepercayaannya. Namun sebisa mungkin kita memberikan pemahaman universal, karena tentunya ini sejalan dengan Dhamma. Biasanya saya mulai menegaskan keberadaan Tilakkahana (anicca, dukkha dan anatta) pada teman-teman saya. Mereka pun tertarik. Ini pun sebenarnya tergantung dari cara Anda mengemas kata-kata dan cara memberikan penyampaian yang menarik. Dari dasar ini, saya lanjutkan pada moralitas-moralitas, kebijaksanaan, dan 4 sifat luhur (Brahmavihara). Ketika mereka semakin tertarik pada konsep ini, saya jelaksan lagi doktrin Buddhisme yang mengandung falsafah mulia dan korelasinya dengan iptek. Hasilnya mereka pun tertarik... Smiley

Janganlah memikirkan hasilnya (apakah teman kita menjadi Buddhis atau tidak). Namun kembangkanlah dhamma dana ini sebagai bentuk aplikasi cinta-kasih kita pada sahabat. Mengenal Dhamma tidak harus menjadi Buddhis. Banyak teman-teman kita yang belum mendengar 'kabar baik' ini. Saatnya kita menjadi evangelist yang sesungguhnya... Cheesy

yg diutamakan adalah panna masing2.

gw dulunya juga masuk dlm aliran yg oleh segelintir orng disini dikatakan sesat, jujur thread dgn judul XXXXsesat ada dibeberapa forum. namun menurut gw tidak akan membawa manfaat, hanya menambahkan rasa emosi pada sebagian org.

yg membuat gw tertarik belajar dhamma itu dimulai ketika gw ketemu forum tetangga, gw baca2 hampir semua
dan yg membuatku tertarik itu pernyataan sebagian rekan2 theravada yg menurutku sangat bijak, setelah baca kok kyaknya cocok dgn apa yg aku inginkan, gimana tu org bisa begitu ya ? na dari sini gw belajar dan masih dlm tahap belajar.

mungkin bro Reenzia dn Rekan2 yg lain bisa membimbing gw juga  ^:)^
Title: Re: Pertanyaan yang menyudutkan
Post by: William_phang on 26 February 2009, 10:08:44 AM
kayaknya sis Reenzia deh.... :))
Title: Re: Pertanyaan yang menyudutkan
Post by: dery on 26 February 2009, 10:17:28 AM
uuuup :hammer:

sorry sis, i tak dak tau  ^:)^ ^:)^ kurang teliti
Title: Re: Pertanyaan yang menyudutkan
Post by: Brado on 26 February 2009, 11:06:28 AM
Thanks atas komentar dan sharing dari teman2

Sebelum aku lupa
Dulu pernah ada temen vihara yang mengeluh, karena di pekerjaannya yang baru diharuskan ikut kebaktian ala mereka, sebab kalo nggak bisa kena es pe, ga peduli agama kamu apa
Kemudian teman aku yang k*****k juga pernah di interview di satu perusahaan yang mengharuskan karyawannya sebelum jam kerja wajib ikut kebaktian pagi dulu ala mereka
Dan teman saya pun saja sampai ga setuju, akhirnya wawancaranya gagal
Saya heran ternyata ada perusahaan yang seperti itu

Semoga saja kita2 yang buddhist tidak mengalami hal demikian lagi..
Title: Re: Pertanyaan yang menyudutkan
Post by: Hendra Susanto on 26 February 2009, 11:31:18 AM
klo spt itu kemungkinan besar Dirut, atau top management nya misionaris kali yak???
Title: Re: Pertanyaan yang menyudutkan
Post by: dery on 26 February 2009, 12:22:21 PM
kyak anak sekolah aja
Title: Re: Pertanyaan yang menyudutkan
Post by: Mr. Bagus on 26 February 2009, 12:37:43 PM
Quote from: upasaka on 25 February 2009, 02:17:55 PM
Saya heran dengan orang-orang yang bebal. Sudah tahu kalau berbuat salah itu tidak baik, lalu diberi nasehat yang baik oleh temannya. Dia pun tahu kalau nasehatnya baik, namun tetap saja pada akhirnya berbuat hal yang tidak baik... Ini saya lihat sebagai moha. Moha ini yang harus kita lawan. Kalau sudah tahu ada moha tapi cuek, mohanya berarti ketara banget tuh... ;D
Mengenai bebal, saya mendapat sedikit renungan dari ceramah/wejangan/dhammapada dari Bhante Saddhaviro (maaf bila penulisannya kurang tepat). Kurang lebih begini yg disampaikannya:
Dosa mempunyai ciri seperti gampang dihilangkan tapi sulit disadari. Misal saya dikhianati oleh pacar saya maka saya benci kepadanya. Tanpa saya sadari benci itu bisa muncul kapan saja, namun seiring berjalannya waktu bisa 1 bulan, 2 bulan, setahun, atau lebih rasa benci akan jauh berkurang dibanding seperti awalnya. Malah saya mendapatkan pacar yang sangat setia dan sayang.. maka benci itu sudah hilang.
Lobha memiliki ciri yang terbalik dengan Dosa, yaitu mudah disadari tapi sulit dihilangkan. Ini nih yang terlihat sebagai bebal. Misalkan sudah tahu makanan/minuman itu tidak sehat, tapi karena enak, tetap aja tinggal lup (baca makan atau minum). Misalkan lagi, sudah tahu merokok itu merugikan kesehatan, tapi pancet wae, sepur jalannya kenceng. Misalkan lagi, banyak orang tahu manfaatnya berolah raga teratur membuat badan dan pikiran segar, tapi karena lobha maka... Sedangkan meditasi, bagaimana? Waah, kalo yang ini variabelnya lebih dari Lobha aja deh. CMIIW
Title: Re: Pertanyaan yang menyudutkan
Post by: dery on 26 February 2009, 04:29:18 PM
gw kadang merasa sedih karna didaerah gw, org2 tidak mengenal buddhis mahayana maupun theravada.

bynk keluarga gw yg pindah agama karna ajakan kawan dan pacar, mereka pindah agama sebelum mengenal buddha dhamma.
yg tadinya hanya buddhis tradisi, jadi gak punya pengetahuan dhamma sama sekali (kyak gw dulu )

mereka ini lah yg begitu rapuh, digeraja2 sekrg semuanya sudh bermata sipit, yg gw kasihani mereka pindah, pada awalnya bukan didasari lbh percaya pada agama k, tapi mereka takut dosa akan apa yg mereka perbuat selama ini, padahal kan klo gak merugikan org lain kenapa takut dosa.

salah satu kalimat yg keluar dari ucapan sepupu gw setelah diceramahin pcrnya n akhirnya pindah.
katanya : gw ngesel selama ini berbuat dosa, gw sudah menyembah setan.

tau dr mana si mereka klo yg disembah itu setan ato dewa, emang sudah punya mata dewa untk melihatnya.

pindah agama menurut gw yaaa gak jauh beda dgn tradisi lama, masih melakukan ritual, doa, permohonan, hanya cara dan tokoh (rupang) saja yg berbeda ) contohnya bersujud di patung bunda M. yg ada kan hny imannya saja yg berbeda.

g mengenal dhamma ketika gw punya koneksi internet sendiri, dan gw merasa beruntung dapat menambah pengetahuan gw  yg mungkin dulu masih tipis, tapi punya keyakinan yg kuat terhadap ajaran buddha, selama ini patokan gw hny melakukan sesuatu yg tidak merugikan org lain, berusaha sebisa mungkin berjalan dijalan yg bener.
Title: Re: Pertanyaan yang menyudutkan
Post by: Nevada on 26 February 2009, 04:37:28 PM
[at] Mr. Bagus
Sangat inspiratif. :)

[at] dery
Semoga makin berkembang di dalam Dhamma. :)
Title: Re: Pertanyaan yang menyudutkan
Post by: Equator on 27 February 2009, 10:19:15 AM
Mengapa ketika orang lain yang beragama [K] tau kita beragama Buddha, kita selalu menjadi target & sasaran empuk bagi mereka ?  :-SS
Apakah memang umat Buddha begitu mudahnya untuk di conversi ?  #-o
Seingat aku dari sejak aku kecil hingga dewasa, sudah banyak sekali teman2 aku yang pindah keyakinan dari Buddhis ke [K]  :??

Yang aku tahu dari [K] ke Buddhis itu teramat langka   >:D
Ada sih
Tapi selidik punya selidik ternyata [K]-nya dari aliran Konfusianism  :P



Title: Re: Pertanyaan yang menyudutkan
Post by: Nevada on 27 February 2009, 10:22:43 AM
Karena 'Umat Budha' di Indonesia kebanyakan adalah keturunan etnis Tionghoa, yang biasanya jarang ditanamkan pendidikan mengenai agamanya sendiri. Ironis memang, justru pendidikan agamanya hanya berkisar di seputar tradisi dan ritual. Fondasi yang lemah inilah yang dilihat sebagai titik lemah untuk dapat diakselerasi lebih lanjut oleh kaum evangelist.
Title: Re: Pertanyaan yang menyudutkan
Post by: coedabgf on 27 February 2009, 01:13:09 PM
dan yang sudah diconvert menjadi evangelist (semangat 45) yach. ada apa?  :))
Title: Re: Pertanyaan yang menyudutkan
Post by: dery on 27 February 2009, 02:29:31 PM
apa hebatnya evangelist bro, bukan makhluk suci kan ?
Title: Re: Pertanyaan yang menyudutkan
Post by: coedabgf on 27 February 2009, 02:33:20 PM
bukan itu maksudnya tetapi napa yach?
Title: Re: Pertanyaan yang menyudutkan
Post by: Brado on 27 February 2009, 02:47:39 PM
Quote from: coedabgf on 27 February 2009, 02:33:20 PM
bukan itu maksudnya tetapi napa yach?

Sungguh suatu pertanyaan yang sangat bagus
Karena hal ini juga telah menjadi pertanyaanku pula selama ini
Hal ini pernah terjadi pada salah satu tetangga aku (temannya papa aku)
Sudah sejak muda mereka suami istri selalu pasang dupa (Kong Hu Cu?)
Mereka punya anak dua orang
Setelah anaknya dewasa, mulailah kedua ortu ini 'diintimidasi' keyakinan yang telah didapat dari sekolah mereka semenjak kecil, non buddhis
Akhirnya pindah agamalah mereka
Dan aneh nian, sekarang mereka lebih bersemangat dibanding waktu masih pegang dupa dulu, berbeda jauhlah, ibarat langit dan bumi, boro2 dulu disuruh nyanyi, eh sekarang kemajuan banget.. ngundang kelompoknya main musik di rumah, tentu musik rohani merekalah plus nyanyi2
Lalu kerabatnya pun satu2 berguguran juga pegang hionya tuh, ikut semua beramai2 pindah..

Pertanyaannya ? Kenapa Buddhis kurang semangat ?
Karena pola pengajaran ?
Apa memang beda style ? (Style agama K itu kan identik dengan puji2an)
Sedangkan Buddhis ? Perenungan ke dalam.. contoh meditasi 
Tanya kenapa ?
Title: Re: Pertanyaan yang menyudutkan
Post by: coedabgf on 27 February 2009, 02:57:56 PM
he.. he.. he.. coba bro lokkhitacaro tanya langsung kenapa, pasti dengan penuh sukacita dan semangat 45 x (evangelist) menjelaskanya ada apa. klo style memang mudah orang tua disuruh gaya biduan.
Title: Re: Pertanyaan yang menyudutkan
Post by: dery on 27 February 2009, 02:58:49 PM
lebih mudah memahami ajaran k kebanding agama B
lebih bynk yg mengenal agama KHC sebagai agama B, jadi gak pernah dalami ajarannya
Title: Re: Pertanyaan yang menyudutkan
Post by: coedabgf on 27 February 2009, 03:01:30 PM
tapi klo style lebih mudah tradisi orang tua KHC ke B daripada ke K loh. hayoo napa?
Title: Re: Pertanyaan yang menyudutkan
Post by: Nevada on 27 February 2009, 03:03:36 PM
Quote from: coedabgf on 27 February 2009, 01:13:09 PM
dan yang sudah diconvert menjadi evangelist (semangat 45) yach. ada apa?  :))

Karena baru kali ini mereka mendapatkan pendidikan agama yang interaktif. Jadi mereka seperti mendapat suntikan baru yang membuatnya bersemangat dalam melihat dunia ini. Atau istilahnya dari para evangelist : "telah menemukan jati diri", "telah melihat kebenaran", ataupun "hati yang kosong kini sudah diisi oleh Tuhan".

Title: Re: Pertanyaan yang menyudutkan
Post by: dery on 27 February 2009, 03:09:16 PM
gw punya cerita ni, keponakan gw sd kls 3 di seoklah K.
waktu perayaan cap go meh, dia si kasih jenggot naga yg diarak2 dijalan. begitu senang dia mendapat jenggot naga tsb,
kemudian dia pakai ditangan seperti kebanyakan teman2nya juga.
sampai di sekolah dia dikasih tau mama temannya, klo pake begituan nanti bisa masuk neraka.

setelah pulang kerumah dia ceritain ke gw,
Qu (om), kta mama teman gw, klo pake ini bisa masuk neraka.

gw kasih tau dia, kamukan buddha bukan K, pake gituan ato gak pake gak bakalan masuk neraka
yg membuat org masuk neraka itu org yg suka buat jahat, suka bohong, suka nipu org.

setelah di kasih tau, dia jd lega (gak takut lagi)
Title: Re: Pertanyaan yang menyudutkan
Post by: coedabgf on 27 February 2009, 03:13:53 PM
yep.. ada kekuatan penghiburan.. sehingga membawa kepada pengalaman kelepasan kelegaan  (kali yah..., coz itu kan orang lain yang alami). coba tanya-tanya langsung (pengalaman) apa jawabannya baru deh kita tahu masing-masing jawabannya?
Title: Re: Pertanyaan yang menyudutkan
Post by: dery on 27 February 2009, 03:14:57 PM
setelah mereka dpt tuhan baru, biasanya mereka dikasih tau klo tradisi mereka yg lama itu menyembah setan n bisa masuk nereka.

waktu kecil gw juga pernh nyalami tu, gw di kasih tau klo hny org yg percaya tuhan Y yg bisa diselamatkan (masuk surga), yg gak percaya akan masuk neraka kekal. waktu itu gw percaya lhooo, sampe kebawa pikiran sampe berhari2, mlm hr gw suka nangis sendiri klo memikirkannya.

dalam pikiran gw, gi mana ya ? gw nnt mati bakalan masuk neraka.

sampe gw mutusin mau masuk agama K, untung gak diizini mama. Terimah kasih sebesar besarnya Mama
Title: Re: Pertanyaan yang menyudutkan
Post by: coedabgf on 27 February 2009, 03:18:16 PM
 [at] deri
yeeh itukan pengalaman relatif, coba klo masuk dan sudah memahami dan berkeyakinan itu adalah kebenaran, pasti terjadi sebaliknya.
yah koq aye omongnya jadi ini, bukan topik yah...?  ;D
Title: Re: Pertanyaan yang menyudutkan
Post by: dery on 27 February 2009, 03:19:52 PM
masing2 org beda bro coedabgf,
gw malah merasa lbh lepas, lebih lega mengenal ajaran Buddha yg sebenarnya, setidaknya gw tidak perlu memohon pada sesuatu" lagi
Title: Re: Pertanyaan yang menyudutkan
Post by: ENCARTA on 27 February 2009, 03:25:01 PM
tuhan itu gak ada.. yang ada manusia biasa yg berlagak anak tuhan atau tuhan itu sendiri
Title: Re: Pertanyaan yang menyudutkan
Post by: dery on 27 February 2009, 03:27:05 PM
sedikit setuju dgn bro ENCARTA
Title: Re: Pertanyaan yang menyudutkan
Post by: ENCARTA on 27 February 2009, 03:32:05 PM
kalau bro Coedxxx mau komen soal ini kenapa tidak komentarin dulu isi buku beyong beliefnya AL De Silva
Title: Re: Pertanyaan yang menyudutkan
Post by: dilbert on 27 February 2009, 03:34:11 PM
Quote from: coedabgf on 27 February 2009, 03:01:30 PM
tapi klo style lebih mudah tradisi orang tua KHC ke B daripada ke K loh. hayoo napa?

Apakah ada survey... dari KHC terus convert ke real buddhist... terus dari KHC convert ke K*****, atau malah dari KHC convert ke IS**** ?
Kalau feeling-feeling saya, seharusnya yang convert ke buddhist lebih banyak, terus selanjutnya ke K******, kalau ke IS**** (kayaknya bisa dihitung dengan jari) hehehehe
Title: Re: Pertanyaan yang menyudutkan
Post by: Nevada on 27 February 2009, 03:38:09 PM
Quote from: coedabgf on 27 February 2009, 03:13:53 PM
yep.. ada kekuatan penghiburan.. sehingga membawa kepada pengalaman kelepasan kelegaan  (kali yah..., coz itu kan orang lain yang alami). coba tanya-tanya langsung (pengalaman) apa jawabannya baru deh kita tahu masing-masing jawabannya?

Ya, itu dia penyebabnya! :)

Seorang yang minim akan pendidikan dan pemahaman agama (dalam hal ini, sebenarnya dia haus akan hal itu), cenderung akan mudah dipengaruhi oleh suatu ajaran.

Orang yang masuk dalam Agama Kr*sten cenderung mendapatkan penghiburan, seperti yang dijanjikan dalam doktrinnya. Mereka merasa terhibur oleh Kuasa Tuhan. Jadi pemikiran optimis selalu ditanamkan ke dalam chip di setiap sel otak mereka. Kalau ada rezeki, maka dikatakan itu anugerah dari Tuhan. Kalau ada musibah, dikatakan Tuhan memiliki rencana; karena Dia pasti memberikan yang terbaik pada umat-Nya. Pemikiran yang selalu menghibur diri inilah yang membuat banyak di antara mereka tidak mau melihat realita.
Title: Re: Pertanyaan yang menyudutkan
Post by: coedabgf on 27 February 2009, 03:40:29 PM
kalau bro Coedxxx mau komen soal ini kenapa tidak komentarin dulu isi buku beyong beliefnya AL De Silva

norak...! w jujur loh.
klo anda pakai itu buat bicara ke orang K, sama seperti orang gak tahu dasar-dasar Buddhisme bicara tentang buddhisme, yang ada yang satu nyerocos dengan penuh keyakinan dan berkemenangan, yang dengar godek-godek kepala bengong kebingungan (nih orang omong apa), nyerah deh.  :o  :-?

coba dah buktikan, tanya yang sudah tahu dasar-dasar k yang benar/baik tapi yang masih fair loh.
Title: Re: Pertanyaan yang menyudutkan
Post by: Nevada on 27 February 2009, 03:41:03 PM
Quote from: dilbert on 27 February 2009, 03:34:11 PM
Quote from: coedabgf on 27 February 2009, 03:01:30 PM
tapi klo style lebih mudah tradisi orang tua KHC ke B daripada ke K loh. hayoo napa?

Apakah ada survey... dari KHC terus convert ke real buddhist... terus dari KHC convert ke K*****, atau malah dari KHC convert ke IS**** ?
Kalau feeling-feeling saya, seharusnya yang convert ke buddhist lebih banyak, terus selanjutnya ke K******, kalau ke IS**** (kayaknya bisa dihitung dengan jari) hehehehe

Sepertinya lebih banyak yang dari KHC convert ke K dhe... ^-^
Tapi memang di Indonesia dewasa ini semakin banyak orang yang menjadi Buddhis.
Title: Re: Pertanyaan yang menyudutkan
Post by: Nevada on 27 February 2009, 03:42:28 PM
Quote from: coedabgf on 27 February 2009, 03:40:29 PM
kalau bro Coedxxx mau komen soal ini kenapa tidak komentarin dulu isi buku beyong beliefnya AL De Silva

norak...! w jujur loh.
klo anda pakai itu buat bicara ke orang K, sama seperti orang gak tahu dasar-dasar Buddhisme bicara tentang buddhisme, yang ada yang satu nyerocos dengan penuh keyakinan dan berkemenangan, yang dengar godek-godek kepala bengong kebingungan (nih orang omong apa), nyerah deh.  :o  :-?

coba dah buktikan, tanya yang sudah tahu dasar-dasar k yang benar/baik tapi yang masih fair loh.

ow...
(edited by ogut ;D)
Title: Re: Pertanyaan yang menyudutkan
Post by: ENCARTA on 27 February 2009, 03:45:52 PM
norak...! w jujur loh.
klo anda pakai itu buat bicara ke orang K, sama seperti orang gak tahu dasar-dasar Buddhisme bicara tentang buddhisme, yang ada yang satu nyerocos dengan penuh keyakinan dan berkemenangan, yang dengar godek-godek kepala bengong kebingungan (nih orang omong apa), nyerah deh.  Shocked 

coba dah buktikan, tanya yang sudah tahu dasar-dasar k yang benar/baik tapi yang masih fair loh.

kalau gitu apa semua buddhist akan masuk neraka?
Title: Re: Pertanyaan yang menyudutkan
Post by: coedabgf on 27 February 2009, 03:48:40 PM
tuhan itu gak ada.. yang ada manusia biasa yg berlagak anak tuhan atau tuhan itu sendiri

kenyataannya, coba survey diseluruh dunia, siapa yang berani menyatakan hal itu dan dapat dipercayai oleh manusia di seluruh dunia dalam jumlah besar? pasti ada suatu pengalaman kesaksian bagi setiap pribadi-pribadi yang mempercayainya.
Title: Re: Pertanyaan yang menyudutkan
Post by: ENCARTA on 27 February 2009, 03:52:54 PM
^ kesaksian seperti apa bro? bisa diceritakan sedikit
Title: Re: Pertanyaan yang menyudutkan
Post by: coedabgf on 27 February 2009, 03:54:36 PM
kalau gitu apa semua buddhist akan masuk neraka?

wah aku gak mo jawab lah, bukan urusanku dan juga belum tahu jalan  kehidupan sesorang pada akhirnya. tapi bro encarta baca saja di kitab wahyu, bagaimana kisah prosesnya. (gak dipaksa menambah pengetahuan)
Title: Re: Pertanyaan yang menyudutkan
Post by: dery on 27 February 2009, 03:57:07 PM
apakah tuhan anda (agama K) = tuhan agama i
Title: Re: Pertanyaan yang menyudutkan
Post by: ENCARTA on 27 February 2009, 04:02:34 PM
gak mau ngomong lagi , nanti jadi (https://forum.dhammacitta.org/proxy.php?request=http%3A%2F%2Fwww.pic4ever.com%2Fimages%2F42kmoig.gif&hash=c3de9c05fb950ee36ac91d9628d3996787e7889a)

yang penting aye dengan cara aye , ente dengan cara ente lah
saoalnya uda emosi (https://forum.dhammacitta.org/proxy.php?request=http%3A%2F%2Fwww.pic4ever.com%2Fimages%2F198.gif&hash=9f50b39f8ed4060dc41019caf5110245082f6d92)
Title: Re: Pertanyaan yang menyudutkan
Post by: Nevada on 27 February 2009, 04:04:29 PM
Sudah... sudah...

Bro coedabgf hanya mencoba bersikap netral.
Memang saya juga melihatnya seperti itu. Banyak Umat Kr*sten merasakan kehadiran Tuhan lewat pengalaman batinnya masing-masing. Dan itu adalah dasar yang membuat mereka tetap bertahan pada kepercayaannya...

Tapi alangkah lebih baik kalau kita tetap waspada pada permainan pikiran kita sendiri. :)

Title: Re: Pertanyaan yang menyudutkan
Post by: coedabgf on 27 February 2009, 04:05:14 PM
^ kesaksian seperti apa bro? bisa diceritakan sedikit

yah misalnya begini, buat perbandingan saja,
misalnya diantara yang sebegitu banyak umat percaya diseluruh dunia dari segala tingkatan kehidupan, apakah semua hanya kepercayaan yang gak nyata, membabi-buta atau dibuat-buat saja?
Title: Re: Pertanyaan yang menyudutkan
Post by: dery on 27 February 2009, 04:11:23 PM
klo ngomongin tuhan, pasti bikin pusing.
soalnya katanya tuhan itu satu, tapi kenyataannya masing2 agama mempunyai tuhannya masing, memiliki wahyu atopun kitab suci yg berbeda2.

na yooo yg mana yg palsu, yg mana yg asli, ayooo ngaku ? yg merasa asli angkat tangan
Title: Re: Pertanyaan yang menyudutkan
Post by: Equator on 27 February 2009, 04:12:40 PM
Quote from: upasaka on 27 February 2009, 03:38:09 PM
Quote from: coedabgf on 27 February 2009, 03:13:53 PM
yep.. ada kekuatan penghiburan.. sehingga membawa kepada pengalaman kelepasan kelegaan  (kali yah..., coz itu kan orang lain yang alami). coba tanya-tanya langsung (pengalaman) apa jawabannya baru deh kita tahu masing-masing jawabannya?

Ya, itu dia penyebabnya! :)

Seorang yang minim akan pendidikan dan pemahaman agama (dalam hal ini, sebenarnya dia haus akan hal itu), cenderung akan mudah dipengaruhi oleh suatu ajaran.

Orang yang masuk dalam Agama Kr*sten cenderung mendapatkan penghiburan, seperti yang dijanjikan dalam doktrinnya. Mereka merasa terhibur oleh Kuasa Tuhan. Jadi pemikiran optimis selalu ditanamkan ke dalam chip di setiap sel otak mereka. Kalau ada rezeki, maka dikatakan itu anugerah dari Tuhan. Kalau ada musibah, dikatakan Tuhan memiliki rencana; karena Dia pasti memberikan yang terbaik pada umat-Nya. Pemikiran yang selalu menghibur diri inilah yang membuat banyak di antara mereka tidak mau melihat realita.

Nah ini dia bro.. kejadiannya begitu teman saya dulu kena musibah
Apa yang dia lakukan ?
Dia berkata; Yang Kuasa, kenapa kau mencobai aku ? (seakan ga rela kalo Tuhannya itu tengah mengujinya, menyentilnya, atau apalah)
Terus kalo tanya pemuka agamanya, lalu dijawab ; kamu sih kurang kuat faithnya
Padahal kan siapa aja bisa gampang ngomong kek gitu
Soalnya memang faith itu tidak mempunyai tolak ukur..
Lucu kan ? Kalo penguatan & penghiburannya dari situ

Kalo buddhis sih.. pake akal donkz..  :-?
Title: Re: Pertanyaan yang menyudutkan
Post by: dilbert on 27 February 2009, 04:16:55 PM
[at] sdr.coedabgf...

apakah anda seorang yang pemikiran buddhis tetapi percaya adanya TUHAN ? ? ? CMIIW...
Title: Re: Pertanyaan yang menyudutkan
Post by: coedabgf on 27 February 2009, 04:18:28 PM
tambah lagi bro,

saya hanya berusaha membagi pengetahuan saya, yah pokoknya semuanyalah baik pengetahuan buddhisme (diposisi pengetahuan (kebenaran) Buddhisme) maupun klo ada yang bertanya lebih lanjut tentang christianity. kan gak... menurut kabar angin atau yang kelihatan diluar saja, paling gak kan tahu gambaran dari penganutnya langsung.
tapi klo bertanya atau diskusi jangan dipenuhi lobha dan dosa yach...., seperti orang baca buku pengetahuan saja bersikap netral dan mencerap pengetahuan, syukur-syukur klo ada manfaatnya atau memperoleh kebaikan. saya siap koq, ok teman?
Title: Re: Pertanyaan yang menyudutkan
Post by: Nevada on 27 February 2009, 04:19:34 PM
Quote from: EquatorNah ini dia bro.. kejadiannya begitu teman saya dulu kena musibah
Apa yang dia lakukan ?
Dia berkata; Yang Kuasa, kenapa kau mencobai aku ? (seakan ga rela kalo Tuhannya itu tengah mengujinya, menyentilnya, atau apalah)
Terus kalo tanya pemuka agamanya, lalu dijawab ; kamu sih kurang kuat faithnya
Padahal kan siapa aja bisa gampang ngomong kek gitu
Soalnya memang faith itu tidak mempunyai tolak ukur..
Lucu kan ? Kalo penguatan & penghiburannya dari situ

Kalo buddhis sih.. pake akal donkz..   :-?

Memang benar teman Bro Equator itu kurang iman... ;D
Teman-teman saya dari Kr*sten yang imannya kuat tidak pernah mengeluh seperti itu. Mereka akan hidup dengan optimis dan berkata : "Tuhan, aku percaya Engkau akan menyertaiku dalam menghadapi masalah-masalah ini".

Kalau kita selaku Buddhis, tentunya kita tidak memakai sudut pandang seperti itu. Kita akan mencari 'penghiburan' melalui cara memahami diri sendiri. Dengan memahami diri sendiri (pikiran, ucapan dan perbuatan), kita akan melihat realita dan mengecap pencerahan. Dari pencerahan inilah kita akan menemukan solusi, fakta yang selama ini tersembunyi, ataupun penyemangat baru sehingga kita pun merasakan kedamaian.

Jadi ini hanya beda metode...
Title: Re: Pertanyaan yang menyudutkan
Post by: coedabgf on 27 February 2009, 04:20:53 PM
hayoo siapa yang buka topik baru seputar pertanyaan hal ini, tapi seperti yang saya tulis :
tapi klo bertanya atau diskusi jangan dipenuhi lobha dan dosa yach...., seperti orang baca buku pengetahuan saja bersikap netral dan mencerap pengetahuan, syukur-syukur klo ada manfaatnya atau memperoleh kebaikan. saya siap koq, ok teman?
dan siap gak... klo saya nyatakan secara langsung misalnya klo ada kebenaran K yang ada bertentangan dengan praktek B? untuk pembelajaran atau menambah pengetahuan.
tapi belum tentu juga semua pertanyaan bisa saya jawab (dari sudut pandang pengalaman pemahaman saya yach).
Title: Re: Pertanyaan yang menyudutkan
Post by: Equator on 27 February 2009, 04:22:36 PM
Quote from: ENCARTA on 27 February 2009, 04:02:34 PM
gak mau ngomong lagi , nanti jadi (https://forum.dhammacitta.org/proxy.php?request=http%3A%2F%2Fwww.pic4ever.com%2Fimages%2F42kmoig.gif&hash=c3de9c05fb950ee36ac91d9628d3996787e7889a)

yang penting aye dengan cara aye , ente dengan cara ente lah
saoalnya uda emosi (https://forum.dhammacitta.org/proxy.php?request=http%3A%2F%2Fwww.pic4ever.com%2Fimages%2F198.gif&hash=9f50b39f8ed4060dc41019caf5110245082f6d92)

Sabar..sabar..  :whistle:
Orang sabar kan disayang pacar bro..  :P

Btw iconnya bikin aku ketawa ketiwi sendiri depan kompie  =))

Pala boleh panas, tapi hati harus dingin.. eh kebalik ga yach ?  ???
Title: Re: Pertanyaan yang menyudutkan
Post by: dery on 27 February 2009, 04:26:49 PM
kasih 2 gelas teh ijo aja bro, pasti jadi dingin
Title: Re: Pertanyaan yang menyudutkan
Post by: Equator on 27 February 2009, 04:27:59 PM
Quote from: dilbert on 27 February 2009, 04:16:55 PM
[at] sdr.coedabgf...

apakah anda seorang yang pemikiran buddhis tetapi percaya adanya TUHAN ? ? ? CMIIW...

Bro Dilbert
Memang bagi orang yang sekolah non buddhist dahulunya sudah terkontaminasi oleh doktrin mereka, termasuk saya dulunya
Bahkan setelah mengetahuipun saya sempat 'syok' walau sedikit, tapi untunglah mata untuk melihat kebenaran Dhamma telah terbuka meskipun cuma bulu luarnya doang (belum nyentuh kulit luar soalnya) malu nih saya yg masih harus banyak belajar lagi meskipun dari awal di forum DC ini, saya rela..  ^:)^

Title: Re: Pertanyaan yang menyudutkan
Post by: coedabgf on 27 February 2009, 04:29:48 PM
yah baru ditulis diatas, sudah mulai panas. wah klo buka topik bisa-bisa pada benjol deh aye digebukin satu kampung, bukan untuk cari pengetahuan.
[at] bro encarta, belum lulus nilai c nih ujian tilakhana dan lobha dosanya.  :)
Title: Re: Pertanyaan yang menyudutkan
Post by: coedabgf on 27 February 2009, 04:32:38 PM
kan tetap prinsipnya kebenaran adalah kebenaran. bukannya marah/emosi, itu sich sebenarnya menyatakan kelekatan atta, bukan pencari/pembina kebenaran.
yang membuat pengkotak-kotakan kan kita sendiri. informasi yang lain tentang keyakinan atau kepercayaan atau kisah-kisah spriritual yang lain yang tak ada hubungannya dengan jalan Buddhisme (bahkan mungkin tidang membangun) koq bisa diterima atau diperbincangkan.
Title: Re: Pertanyaan yang menyudutkan
Post by: dilbert on 27 February 2009, 04:33:11 PM
Quote from: Equator on 27 February 2009, 04:27:59 PM
Quote from: dilbert on 27 February 2009, 04:16:55 PM
[at] sdr.coedabgf...

apakah anda seorang yang pemikiran buddhis tetapi percaya adanya TUHAN ? ? ? CMIIW...

Bro Dilbert
Memang bagi orang yang sekolah non buddhist dahulunya sudah terkontaminasi oleh doktrin mereka, termasuk saya dulunya
Bahkan setelah mengetahuipun saya sempat 'syok' walau sedikit, tapi untunglah mata untuk melihat kebenaran Dhamma telah terbuka meskipun cuma bulu luarnya doang (belum nyentuh kulit luar soalnya) malu nih saya yg masih harus banyak belajar lagi meskipun dari awal di forum DC ini, saya rela..  ^:)^



Kalau saya sudah "ketemu" dengan sdr.coedabgf di forum lain sebelumnya... dan menurut saya berdasarkan pengamatan atas posting posting sdr.coedabgf di forum lain, pandangan buddhis terlihat kuat dalam postingan beliau, tetapi menurut saya, sdr.coedabgf percaya adanya "TUHAN" atau suatu "KUASA".

CMIIW sdr.coedabgf...
Title: Re: Pertanyaan yang menyudutkan
Post by: dery on 27 February 2009, 04:34:37 PM
OOT
belajar kungfu dulo bro coedabgf
biar aman
Title: Re: Pertanyaan yang menyudutkan
Post by: Hendi Wijaya on 27 February 2009, 04:36:07 PM
Quote
Quote from: dery on 26 February 2009, 04:29:18 PM
gw kadang merasa sedih karna didaerah gw, org2 tidak mengenal buddhis mahayana maupun theravada.

bynk keluarga gw yg pindah agama karna ajakan kawan dan pacar, mereka pindah agama sebelum mengenal buddha dhamma.
yg tadinya hanya buddhis tradisi, jadi gak punya pengetahuan dhamma sama sekali (kyak gw dulu )

mereka ini lah yg begitu rapuh, digeraja2 sekrg semuanya sudh bermata sipit, yg gw kasihani mereka pindah, pada awalnya bukan didasari lbh percaya pada agama k, tapi mereka takut dosa akan apa yg mereka perbuat selama ini, padahal kan klo gak merugikan org lain kenapa takut dosa.

salah satu kalimat yg keluar dari ucapan sepupu gw setelah diceramahin pcrnya n akhirnya pindah.
katanya : gw ngesel selama ini berbuat dosa, gw sudah menyembah setan.

tau dr mana si mereka klo yg disembah itu setan ato dewa, emang sudah punya mata dewa untk melihatnya.

pindah agama menurut gw yaaa gak jauh beda dgn tradisi lama, masih melakukan ritual, doa, permohonan, hanya cara dan tokoh (rupang) saja yg berbeda ) contohnya bersujud di patung bunda M. yg ada kan hny imannya saja yg berbeda.

g mengenal dhamma ketika gw punya koneksi internet sendiri, dan gw merasa beruntung dapat menambah pengetahuan gw  yg mungkin dulu masih tipis, tapi punya keyakinan yg kuat terhadap ajaran buddha, selama ini patokan gw hny melakukan sesuatu yg tidak merugikan org lain, berusaha sebisa mungkin berjalan dijalan yg bener.
Quote from: dery on 27 February 2009, 03:14:57 PM
setelah mereka dpt tuhan baru, biasanya mereka dikasih tau klo tradisi mereka yg lama itu menyembah setan n bisa masuk nereka.

waktu kecil gw juga pernh nyalami tu, gw di kasih tau klo hny org yg percaya tuhan Y yg bisa diselamatkan (masuk surga), yg gak percaya akan masuk neraka kekal. waktu itu gw percaya lhooo, sampe kebawa pikiran sampe berhari2, mlm hr gw suka nangis sendiri klo memikirkannya.

dalam pikiran gw, gi mana ya ? gw nnt mati bakalan masuk neraka.

sampe gw mutusin mau masuk agama K, untung gak diizini mama. Terimah kasih sebesar besarnya Mama

gile bro dery...kita sama persis kondisinya..

yg quote pertama: bedanya cuma disini pada buddha ktp n tradisi cuma gk pindah ke K (kasian gw,kerjaannya klo ada acara di vihara bagi muda mudi cuma cuci mata aja,klo org tua ya gitu" aja tiam hio klo ada tang khi liat" n nanya"...jujur gw mah gk percaya sm tang khi" gituan..sandiwara juga bisa itu mah),
gw belajar dhamma juga dari forum DC ini
Note* Special Thanks bwat members DC yg udah membantu gw belajar dhamma  :)

quote kedua: sama tuh,dari TK-SMA sekolah kr****n mulu sih...pas SMA kelas 2 tuh kena abis...hampir mau masuk ke K,soalnya tiap minggu kedoknya bwat ringkasan kotbah tugas sekolah seh disuruh ke gereja...jadi apal tuh ayat" alkitab (yg terkenal" aja sih  ^-^)
tapi ya itu dia...sama lagi..dilarang sama ortu (pindah agama lah...kena kick dari rumah T__T sadis bgt)
tapi dulu larangan karena dari org tua...nah kalo sekarang...larangan itu dari DHAMMA  0:)

Thx.
_/\_
Title: Re: Pertanyaan yang menyudutkan
Post by: dilbert on 27 February 2009, 05:02:04 PM
Quote from: Hendi Wijaya on 27 February 2009, 04:36:07 PM

gile bro dery...kita sama persis kondisinya..

yg quote pertama: bedanya cuma disini pada buddha ktp n tradisi cuma gk pindah ke K (kasian gw,kerjaannya klo ada acara di vihara bagi muda mudi cuma cuci mata aja,klo org tua ya gitu" aja tiam hio klo ada tang khi liat" n nanya"...jujur gw mah gk percaya sm tang khi" gituan..sandiwara juga bisa itu mah),
gw belajar dhamma juga dari forum DC ini
Note* Special Thanks bwat members DC yg udah membantu gw belajar dhamma  :)

quote kedua: sama tuh,dari TK-SMA sekolah kr****n mulu sih...pas SMA kelas 2 tuh kena abis...hampir mau masuk ke K,soalnya tiap minggu kedoknya bwat ringkasan kotbah tugas sekolah seh disuruh ke gereja...jadi apal tuh ayat" alkitab (yg terkenal" aja sih  ^-^)
tapi ya itu dia...sama lagi..dilarang sama ortu (pindah agama lah...kena kick dari rumah T__T sadis bgt)
tapi dulu larangan karena dari org tua...nah kalo sekarang...larangan itu dari DHAMMA  0:)

Thx.
_/\_

gua pernah lihat sendiri seorang pendeta k***** yang sudah punya gereja sendiri (umat), kena pengaruh "santet" mencari kesembuhan dari TANG-KI KONG HU CHU... dan hasilnya... SEMBUH...

Salah satu bhante (theravada) terkemuka di kota saya, sering di-minta-i bantuannya untuk "mengantar-kan" orang yang menjelang ajal. Dan menurut pengalaman, bahwa biasanya setelah dibacai paritta dalam waktu 1 batang hio, orang yang menjelang ajal (biasanya yang susah meninggal) akan dengan mudah-nya meninggal dunia.
Title: Re: Pertanyaan yang menyudutkan
Post by: dery on 27 February 2009, 05:11:18 PM
umat k yg ke tang ki, gw juga tau
di tempt gw lumayan bynk lah, klo sudah kejepit, mau gak mau kesana juga.

Quote"...jujur gw mah gk percaya sm tang khi" gituan..sandiwara juga bisa itu mah

klo tanggapan gw si.... itu semua memang ada, cuma 90% makhluk yg merasuki tang ki itu dr makhluk alam rendah, tapi ada juga yg baik lho.
di tempat gw, ada pengotan tang ki yg memberikan obat dan uang pada pasien yg tidak mampu, klo yg suka judi pasti diceramahin.
tangki tersbt adalah umat k yg dulunya juga tidak percaya yg begituan, krn mulutnya suka menghina loya, suatu hari dia kerasukan. dari situ lah dia mulai mengomati org.

dulu gw juga prnh kesana, setahu gw (yg gw jumpain). ada juga tu yg pake kalung + (walaupun gak banyak), yg I**** jg pernh ketemu gw.

Title: Re: Pertanyaan yang menyudutkan
Post by: Brado on 27 February 2009, 06:26:00 PM
Quote from: dilbert on 27 February 2009, 05:02:04 PM
Salah satu bhante (theravada) terkemuka di kota saya, sering di-minta-i bantuannya untuk "mengantar-kan" orang yang menjelang ajal. Dan menurut pengalaman, bahwa biasanya setelah dibacai paritta dalam waktu 1 batang hio, orang yang menjelang ajal (biasanya yang susah meninggal) akan dengan mudah-nya meninggal dunia.

Ini yang membuat umat Buddha kalau sakit takut dibacain paritta, karena beranggapan bukan dapat kesembuhan, malah mempercepat pindah alam dehh..
Title: Re: Pertanyaan yang menyudutkan
Post by: DragonHung on 27 February 2009, 06:30:14 PM
QuoteKuala Lumpur, Malaysia - Sekitar enam bulan yang lalu terdapat ketukan di pintu dan sewaktu di buka saya menemukan dua orang penyebar injil disana. Saya mengetahui bahwa mereka adalah penyebar Injil dari senyuman bersahabat yang dibuat-buat diwajah mereka, yang dimiliki oleh setiap penginjil sewaktu mereka mencoba untuk mengkr****nkan seseorang.

Ini adalah yang ketiga kalinya dalam sebulan para penyebar injil ini mengetuk pintu saya dan menganggu saya jadi saya memutuskan untuk memberikan mereka pelajaran. "Selamat Pagi" kata mereka. "Selamat Pagi" saya menjawabnya.

"Apakah kamu pernah mendengar tentang Tuhan Yesus Kristus?" mereka bertanya."Saya mengetahui sedikit tentang dia tetapi saya adalah seorang Buddhis. Saya tidak tertarik untuk mengetahui lebih banyak" saya berkata. Tetapi seperti para penginjil lainnya mereka tidak mengacuhkan harapan saya dan terus meneruskan membicarakan tentang kepercayaan mereka.

Jadi saya berkata "Saya merasa anda tidak berhak berbicara kepada saya tentang Yesus" Mereka sangat keheranan dan bertanya, "Mengapa Tidak?" "Karena" saya berkata "kamu tidak mempunyai keyakinan". "Keyakinan kami terhadap Yesus sekuat batu karang" mereka menambahkan. "Saya tidak merasa demikian" saya berkata sambil tersenyum.

"Mohon buka Alkitab Anda dan bacakan Injil Markus Pasal 16 ayat 16, 17 dan 18" saya berkata dan ketika mereka sedang membalik-balikkan halaman Alkitab saya denga cepat kebelakang dan kembali lagi. Salah satu dari mereka menemukan bagian itu dan saya memintanya untuk membacakannya dengan lantang. "Siapa yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan, tetapi siapa yang tidak percaya akan dihukum. Tanda-tanda ini akan menyertai orang-orang yang percaya: mereka akan mengusir setan-setan demi nama-Ku, mereka akan berbicara dalam bahasa-bahasa yang baru bagi mereka, mereka akan memegang ular, dan sekalipun mereka minum racun maut, mereka tidak akan mendapat celaka; mereka akan meletakkan tangannya atas orang sakit, dan orang itu akan sembuh." (Langsung dikutip langsung dari Alkitab Perjanjian Baru Injil Markus Pasal 16 ayat 16-18, penerbit Lembaga Alkitab Indonesia untuk The Gideons International)

ketika beliau menyelesaikannya, saya berkata "pada bagian itu Yesus berkata bahwa apabila kamu mempunyai keyakinan yang sebenarnya maka kamu dapat minum racun dan tidak mati." Saya mengeluarkan sebotol "Lankem" dari belakang punggung saya dan menyodorkannya, "Ini terdapat sedikit racun. Tunjukkanlah kepada saya keyakinan kamu dan saya akan mendengarkan apapun yang akan kamu katakan tentang Yesus"

Kamu seharusnya melihat mimik wajah mereka! Mereka tidak tahu apa yang harus dikatakan. "Apa masalahnya?" saya bertanya. "Apakah keyakinan kamu tidak cukup kuat?" Mereka terdiam sejenak dan kemudian salah satu dari mereka berkata "Alkitab juga mengatakan bahwa kita tidak boleh mencoba Tuhan". "Saya tidak mencoba Tuhan" saya berkata. "Saya mencoba anda. Kamu suka untuk bersaksi untuk Yesus dan ini merupakan kesempatanmu yang besar". Akhirnya satu dari mereka berkata,"Kami akan pergi dan menjumpai Pastor kami untuk menanyakan hal ini dan kembali untuk menjumpaimu. "Saya akan menunggumu saya berkata sewaktu mereka pergi dengan terburu-buru. Tentu mereka tidak pernah kembali lagi.

Disini sedikit saran. Simpan salinan refrensi dari Alkitab dan sediakan sebotol Lankem dan setiap kali para penginjil datang ke pintumu untuk menganggumu berikan mereka ujian ini.

Title: Re: Pertanyaan yang menyudutkan
Post by: dery on 27 February 2009, 06:52:22 PM
kyak senjata makan tuan ya
Title: Re: Pertanyaan yang menyudutkan
Post by: hatRed on 27 February 2009, 07:11:48 PM
Quote from: Lokkhitacaro on 27 February 2009, 06:26:00 PM
Quote from: dilbert on 27 February 2009, 05:02:04 PM
Salah satu bhante (theravada) terkemuka di kota saya, sering di-minta-i bantuannya untuk "mengantar-kan" orang yang menjelang ajal. Dan menurut pengalaman, bahwa biasanya setelah dibacai paritta dalam waktu 1 batang hio, orang yang menjelang ajal (biasanya yang susah meninggal) akan dengan mudah-nya meninggal dunia.

Ini yang membuat umat Buddha kalau sakit takut dibacain paritta, karena beranggapan bukan dapat kesembuhan, malah mempercepat pindah alam dehh..

:)) =)) =))
Title: Re: Pertanyaan yang menyudutkan
Post by: coedabgf on 28 February 2009, 12:47:20 PM
kutipan dragon hung :
Quote
Kuala Lumpur, Malaysia - Sekitar enam bulan yang lalu terdapat ketukan di pintu dan sewaktu di buka saya menemukan dua orang penyebar injil disana. Saya mengetahui bahwa mereka adalah penyebar Injil dari senyuman bersahabat yang dibuat-buat diwajah mereka, yang dimiliki oleh setiap penginjil sewaktu mereka mencoba untuk mengkr****nkan seseorang.

Ini adalah yang ketiga kalinya dalam sebulan para penyebar injil ini mengetuk pintu saya dan menganggu saya jadi saya memutuskan untuk memberikan mereka pelajaran. "Selamat Pagi" kata mereka. "Selamat Pagi" saya menjawabnya.

"Apakah kamu pernah mendengar tentang Tuhan Yesus Kristus?" mereka bertanya."Saya mengetahui sedikit tentang dia tetapi saya adalah seorang Buddhis. Saya tidak tertarik untuk mengetahui lebih banyak" saya berkata. Tetapi seperti para penginjil lainnya mereka tidak mengacuhkan harapan saya dan terus meneruskan membicarakan tentang kepercayaan mereka.

Jadi saya berkata "Saya merasa anda tidak berhak berbicara kepada saya tentang Yesus" Mereka sangat keheranan dan bertanya, "Mengapa Tidak?" "Karena" saya berkata "kamu tidak mempunyai keyakinan". "Keyakinan kami terhadap Yesus sekuat batu karang" mereka menambahkan. "Saya tidak merasa demikian" saya berkata sambil tersenyum.

"Mohon buka Alkitab Anda dan bacakan Injil Markus Pasal 16 ayat 16, 17 dan 18" saya berkata dan ketika mereka sedang membalik-balikkan halaman Alkitab saya denga cepat kebelakang dan kembali lagi. Salah satu dari mereka menemukan bagian itu dan saya memintanya untuk membacakannya dengan lantang. "Siapa yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan, tetapi siapa yang tidak percaya akan dihukum. Tanda-tanda ini akan menyertai orang-orang yang percaya: mereka akan mengusir setan-setan demi nama-Ku, mereka akan berbicara dalam bahasa-bahasa yang baru bagi mereka, mereka akan memegang ular, dan sekalipun mereka minum racun maut, mereka tidak akan mendapat celaka; mereka akan meletakkan tangannya atas orang sakit, dan orang itu akan sembuh." (Langsung dikutip langsung dari Alkitab Perjanjian Baru Injil Markus Pasal 16 ayat 16-18, penerbit Lembaga Alkitab Indonesia untuk The Gideons International)

ketika beliau menyelesaikannya, saya berkata "pada bagian itu Yesus berkata bahwa apabila kamu mempunyai keyakinan yang sebenarnya maka kamu dapat minum racun dan tidak mati." Saya mengeluarkan sebotol "Lankem" dari belakang punggung saya dan menyodorkannya, "Ini terdapat sedikit racun. Tunjukkanlah kepada saya keyakinan kamu dan saya akan mendengarkan apapun yang akan kamu katakan tentang Yesus"

Kamu seharusnya melihat mimik wajah mereka! Mereka tidak tahu apa yang harus dikatakan. "Apa masalahnya?" saya bertanya. "Apakah keyakinan kamu tidak cukup kuat?" Mereka terdiam sejenak dan kemudian salah satu dari mereka berkata "Alkitab juga mengatakan bahwa kita tidak boleh mencoba Tuhan". "Saya tidak mencoba Tuhan" saya berkata. "Saya mencoba anda. Kamu suka untuk bersaksi untuk Yesus dan ini merupakan kesempatanmu yang besar". Akhirnya satu dari mereka berkata,"Kami akan pergi dan menjumpai Pastor kami untuk menanyakan hal ini dan kembali untuk menjumpaimu. "Saya akan menunggumu saya berkata sewaktu mereka pergi dengan terburu-buru. Tentu mereka tidak pernah kembali lagi.

Disini sedikit saran. Simpan salinan refrensi dari Alkitab dan sediakan sebotol Lankem dan setiap kali para penginjil datang ke pintumu untuk menganggumu berikan mereka ujian ini.



Quote from: Lokkhitacaro on Yesterday at 06:26:00 PM
Quote from: dilbert on Yesterday at 05:02:04 PM
Salah satu bhante (theravada) terkemuka di kota saya, sering di-minta-i bantuannya untuk "mengantar-kan" orang yang menjelang ajal. Dan menurut pengalaman, bahwa biasanya setelah dibacai paritta dalam waktu 1 batang hio, orang yang menjelang ajal (biasanya yang susah meninggal) akan dengan mudah-nya meninggal dunia.

Ini yang membuat umat Buddha kalau sakit takut dibacain paritta, karena beranggapan bukan dapat kesembuhan, malah mempercepat pindah alam dehh..


buat perenungan teman-teman :
dari perbandingan dua kutipan diatas, lebih memilih mana menurut teman lebih yang wajar?
jangan-jangan bisa-bisa seperti tulisan kutipan saya dibawah tentang gambaran kondisi dua orang yang terlibat pembicaraan.


kutipan coedabgf :
kutipan encarta :
kalau bro Coedxxx mau komen soal ini kenapa tidak komentarin dulu isi buku beyong beliefnya AL De Silva

norak...! w jujur loh.
klo anda pakai itu buat bicara ke orang K, sama seperti orang gak tahu dasar-dasar Buddhisme bicara tentang buddhisme, yang ada yang satu nyerocos dengan penuh keyakinan dan berkemenangan, yang dengar godek-godek kepala bengong kebingungan (nih orang omong apa), nyerah deh.  Shocked 

coba dah buktikan, tanya yang sudah tahu dasar-dasar k yang benar/baik tapi yang masih fair loh.


buat perenungan teman-teman :
nah dari paparan tulisannya saja misalnya kata-kata 'senyuman bersahabat yang dibuat-buat diwajah mereka, atau misalnya tutup telepon dibilang banting telepon, atau dibilang pergi begitu saja atau dengan wajah kecut tetapi misalnya oleh karena ada penolakan dengan kata-kata kasar/keras atau bahkan diusir, sebenarnya yang dalam keadaan sati didalam brahma vihara (dengan pengharapan-pengharapan baik) itu siapa?

coba renungkan kenyataannya dengan netral pada diri sendiri.
Title: Re: Pertanyaan yang menyudutkan
Post by: ENCARTA on 28 February 2009, 12:59:55 PM
jadi bang coedxxxx kalau saya ditawarin masuk krist'en saya harus bagaimana :)
apa kalau ngomong harus senyum mulu :)
kan cape bos, anda sendiri bagaimana :)
yesus dipotonya emang pernah tertawa yah :)
Title: Re: Pertanyaan yang menyudutkan
Post by: coedabgf on 28 February 2009, 01:09:48 PM
 [at] encarta,
saya mo tanya memang teman-terman seperti biasa yang wajar klo menerima atau menghadapi orang bagaimana, bahkan salesman? apakah harus pasang wajah sangar..., mata sedikit terbelalak, mulut mengkerut sedikit monyong, dan hati penuh kemarahan/kebencian (dosa)? koq seperti orang dengan keadaan batin dan pandangan pikiran yang berada didaerah konflik? memang sebenarnya ada salah besar atau keburukan atau kejahatan apa atas orang tersebut atau beritanya, siapa tahu ada manfaat kebenaran juga loh? klo dilihat dari sudut perenungan netral.;D :))  :o

Title: Re: Pertanyaan yang menyudutkan
Post by: ENCARTA on 28 February 2009, 01:17:51 PM
saya yakin semua yg ada diforum ini adalah orang yg mempunyai sati lebih baik dari saya :)
ini kan cuma tulisan2 tidak bisa mengungkapkan situasi yg sebenarnya.
kalau nada tulisanya datar, gak enak dibaca gitu :P

1+1=2 +1=3 +1=4........ bergitu juga pengalaman dan hidup manusia kan ;D
Title: Re: Pertanyaan yang menyudutkan
Post by: dilbert on 28 February 2009, 01:18:56 PM
Quote from: coedabgf on 28 February 2009, 01:09:48 PM
[at] encarta,
saya mo tanya memang teman-terman seperti biasa yang wajar klo menerima atau menghadapi orang bagaimana, bahkan salesman? apakah harus pasang wajah sangar..., mata sedikit terbelalak, mulut mengkerut sedikit monyong, dan hati penuh kemarahan/kebencian (dosa)? koq seperti orang dengan keadaan batin dan pandangan pikiran yang berada didaerah konflik? memang sebenarnya ada salah besar atau keburukan atau kejahatan apa atas orang tersebut atau beritanya, siapa tahu ada manfaat kebenaran juga loh? klo dilihat dari sudut perenungan netral.;D :))  :o


saya kira umat buddha / KHC yang didatangi oleh para missionaris K****** sudah berlaku yang terbaik dan tidak pernah ada konflik... BAGAIMANA sekiranya kalau dibalik, para umat BUDDHA yang mendatangi umat K****** untuk menyebarkan dharma ? Yang ada malah pihak K****** selalu mengatakan bahwa di luar K****** (kecuali IS*****) adalah penyembah berhala/ penyembah setan dan akan terlahir di neraka...

LHA gimana ini ?
Title: Re: Pertanyaan yang menyudutkan
Post by: coedabgf on 28 February 2009, 01:32:11 PM
 [at] encarta
ya.. kan saya cuma buat gambaran kalo kalo (mata melotot, mulut monyong, suara serak-serak berat atau cempereng-cempereng keras, dan tangan kibas-kibas seperti orang kepanasan, urat dijidat nonjol-nonjol, dahi sampai mengkerut-mengkerut.  :))  :))
Title: Re: Pertanyaan yang menyudutkan
Post by: dery on 28 February 2009, 01:35:40 PM
bro coedabgf,
gw juga pernah ngadapin para pembawa injil, kenyataannya, mereka datang dgn tersenyum, tapi klo misinya gak berhasil merka prg tanpa permisi tuuuu... klo gak percaya, lain kali klo ketemu gw rekam videonya untk anda.

Quotesaya mo tanya memang teman-terman seperti biasa yang wajar klo menerima atau menghadapi orang bagaimana, bahkan salesman? apakah harus pasang wajah sangar..., mata sedikit terbelalak, mulut mengkerut sedikit monyong, dan hati penuh kemarahan/kebencian (dosa)? koq seperti orang dengan keadaan batin dan pandangan pikiran yang berada didaerah konflik? memang sebenarnya ada salah besar atau keburukan atau kejahatan apa atas orang tersebut atau beritanya, siapa tahu ada manfaat kebenaran juga loh? klo dilihat dari sudut perenungan netral.Grin laugh  Shocked

kok yg dibold kyaknya ada nada anda ngajakin kita2 masuk "K" ya ?
emangnya ada apa dgn agama kita yg sekarg ini (buddha), apa anda juga punya pendapat yg sama dgn umat k pada umumnya, kebanyakan mereka menganggap kami ini sesat, menyembah sentan, dan mesti diselamati.

kenapa kita hrs ikut mereka, wong kita punya pandangan yg berbedakok, contohnya mereka percaya roh kudus dan kita gak percaya adanya roh.

blm ada sejarahnya umat buddhis yg bener mendatangi umat K, kyak sales agama aja
Title: Re: Pertanyaan yang menyudutkan
Post by: coedabgf on 28 February 2009, 01:37:55 PM
ya klo orang tersebut mempunyai doktrin tersebut dan spontan melakukannya tapi tidak dengan kondisi seperti begini
ya.. kan saya cuma buat gambaran kalo kalo (mata melotot, mulut monyong, suara serak-serak berat atau cempereng-cempereng keras, dan tangan kibas-kibas seperti orang kepanasan, urat dijidat nonjol-nonjol, dahi sampai mengkerut-mengkerut.
oleh hanya karena semangat spontan 45 dalam memberitakannya? bagaimana tuh bro dilbert? bukankah lebih baik ditanyakan memang kenapa atau atas dasar apa alasannya buat menambah (tahu) pengetahuan saja, anggap saja seperti cerita-cerita seram atau takhayul atau aneh-aneh paranormal/dukun/tangki2.
Title: Re: Pertanyaan yang menyudutkan
Post by: ENCARTA on 28 February 2009, 01:42:08 PM
kalau sifat orang kan beda2, ada yang kata2nya halus tapi isinya menyesatkan
ada yang galak kayak bro lothar tapi hatinya sangat mulia
menurut saya sifat kasar tidak mencerminkan sifat yg sebenarnya dari orang
pada dasarnya manusia itu baik ^:)^ ^:)^

bergitu juga.. aku dan kau suka Dancow :>-
Title: Re: Pertanyaan yang menyudutkan
Post by: dilbert on 28 February 2009, 01:49:29 PM
Quote from: coedabgf on 28 February 2009, 01:37:55 PM
ya klo orang tersebut mempunyai doktrin tersebut dan spontan melakukannya tapi tidak dengan kondisi seperti begini
ya.. kan saya cuma buat gambaran kalo kalo (mata melotot, mulut monyong, suara serak-serak berat atau cempereng-cempereng keras, dan tangan kibas-kibas seperti orang kepanasan, urat dijidat nonjol-nonjol, dahi sampai mengkerut-mengkerut.
oleh hanya karena semangat spontan 45 dalam memberitakannya? bagaimana tuh bro dilbert? bukankah lebih baik ditanyakan memang kenapa atau atas dasar apa alasannya buat menambah (tahu) pengetahuan saja, anggap saja seperti cerita-cerita seram atau takhayul atau aneh-aneh paranormal/dukun/tangki2.

terus terang, no offence... saya gak ngerti apa yang sdr.coedabgf tuliskan di atas ini... ADA rekan-rekan lain yang bisa membantu menjelaskan ?
Title: Re: Pertanyaan yang menyudutkan
Post by: coedabgf on 28 February 2009, 01:51:11 PM
 [at] dery
saya bingung nih.
saya hanya mencoba membagi informasi atau pengetahuan dalam kapasitas saya dalam tataran Buddhisme dengan tujuan/pengharapan yang baik atau klo ada yang bertanya tentang christianity dalam tataran christianity dari dasar yang jelas sehingga pikiran tidak terombang-ambing dengan kabar-kabar burung atau berita-berita yang tidak jelas yang bukan menambah kebijaksanaan tetapi berkembang menjadi semakin tidak jelas atau jauh dari prinsip kebenaran yang dimaksudnya. begitu kan... isi sutta kalama sutta atau prinsip ehipassiko. sehingga menambah sikap sati bukan mengacaukan sati. seperti tulisan saya, pengetahuan-pengetahuan, pilihan it's up to you. siapa yang tahu dan bisa memaksakan kehendak hati seseorang, bila tidak ada gunanya.
Title: Re: Pertanyaan yang menyudutkan
Post by: dery on 28 February 2009, 01:54:58 PM
naaa... saya rasa pilih2 teman2 di dc ini, ya buddhis.
saya rasa acara untk mencari  umat oleh para sales pun, itu gak perlu.
Title: Re: Pertanyaan yang menyudutkan
Post by: coedabgf on 28 February 2009, 01:57:23 PM
begini bro dilbert, (coba lihat dengan jelas) ada perbandingan berbeda gak... dari sikap batin dan pengarapan seseorang pada contoh dua perbandingan kutipan ini :

1.
saya mo tanya memang teman-terman seperti biasa yang wajar klo menerima atau menghadapi orang bagaimana, bahkan salesman? apakah harus pasang wajah sangar..., mata sedikit terbelalak, mulut mengkerut sedikit monyong, dan hati penuh kemarahan/kebencian (dosa)? koq seperti orang dengan keadaan batin dan pandangan pikiran yang berada didaerah konflik? memang sebenarnya ada salah besar atau keburukan atau kejahatan apa atas orang tersebut atau beritanya, siapa tahu ada manfaat kebenaran juga loh? klo dilihat dari sudut perenungan netral.

2.
ya klo orang tersebut mempunyai doktrin tersebut dan spontan melakukannya tapi tidak dengan kondisi seperti begini :
'ya.. kan saya cuma buat gambaran kalo kalo (mata melotot, mulut monyong, suara serak-serak berat atau cempereng-cempereng keras, dan tangan kibas-kibas seperti orang kepanasan, urat dijidat nonjol-nonjol, dahi sampai mengkerut-mengkerut.'
oleh hanya karena semangat spontan 45 dalam memberitakannya? bagaimana tuh bro dilbert? bukankah lebih baik ditanyakan memang kenapa atau atas dasar apa alasannya buat menambah (tahu) pengetahuan saja, anggap saja seperti cerita-cerita seram atau takhayul atau aneh-aneh paranormal/dukun/tangki2.
Title: Re: Pertanyaan yang menyudutkan
Post by: ENCARTA on 28 February 2009, 01:58:13 PM
Quote from: coedabgf on 28 February 2009, 01:51:11 PM
[at] dery
saya bingung nih.
saya hanya mencoba membagi informasi atau pengetahuan dalam kapasitas saya dalam tataran Buddhisme dengan tujuan/pengharapan yang baik atau klo ada yang bertanya tentang christianity dalam tataran christianity dari dasar yang jelas sehingga pikiran tidak terombang-ambing dengan kabar-kabar burung atau berita-berita yang tidak jelas yang bukan menambah kebijaksanaan tetapi berkembang menjadi semakin tidak jelas atau jauh dari prinsip kebenaran yang dimaksudnya. begitu kan... isi sutta kalama sutta atau prinsip ehipassiko. sehingga menambah sikap sati bukan mengacaukan sati. seperti tulisan saya, pengetahuan-pengetahuan, pilihan it's up to you. siapa yang tahu dan bisa memaksakan kehendak hati seseorang, bila tidak ada gunanya.

saya yakin senior2 disini tidak akan mengubrisnya
karena bro coedxxxx tahu kelemahan buddhist yg tidak suka ofensif
Title: Re: Pertanyaan yang menyudutkan
Post by: coedabgf on 28 February 2009, 01:58:53 PM
klo dihubungkan dengan sikap sati atau at this moment umat yang membina.
Title: Re: Pertanyaan yang menyudutkan
Post by: dery on 28 February 2009, 02:01:05 PM
perlu diketahui, dasar dr mereka mencari umat itu krn ada anggapan bahwa kita ini berhala dan sesat, saya rasa anda juga pernh baca di forum sebelah, ada grafik2 target di gereja tertentu, target permatanya ya umat KHC, yg kedua umat B. kenapa gak dimasukin Umat I sekalian
Title: Re: Pertanyaan yang menyudutkan
Post by: coedabgf on 28 February 2009, 02:02:38 PM
kan saya sudah bilang dalam tataran Budhhisme yah tataran Buddhisme, klo melebar timbul mengarah pada yang lain yah yang lain, supaya jadi jelas.
sebagai pengetahuan bisa berguna titik, klo pilihan siapa yang bisa memaksakan, it's up to every body.
Title: Re: Pertanyaan yang menyudutkan
Post by: ENCARTA on 28 February 2009, 02:14:21 PM
Quote from: coedabgf on 28 February 2009, 02:02:38 PM
kan saya sudah bilang dalam tataran Budhhisme yah tataran Buddhisme, klo melebar timbul mengarah pada yang lain yah yang lain, supaya jadi jelas.
sebagai pengetahuan bisa berguna titik, klo pilihan siapa yang bisa memaksakan, it's up to every body.

bagaimana ada tataran buddhism dalam konsep krist'en
apa sekarang yesus ikut mengajarkan dhamma Buddha..
saya cuma belajar disini, bagaimana kalau bro juga ikut sama2 membuang dan mengosongkan cangkir dulu
tanpa ember2 i'm chirstian ;D
Title: Re: Pertanyaan yang menyudutkan
Post by: coedabgf on 28 February 2009, 02:15:13 PM
kutipan dery :
perlu diketahui, dasar dr mereka mencari umat itu krn ada anggapan bahwa kita ini berhala dan sesat, saya rasa anda juga pernh baca di forum sebelah, ada grafik2 target di gereja tertentu, target permatanya ya umat KHC, yg kedua umat B. kenapa gak dimasukin Umat I sekalian

semuanya sebagai pribadi (manusianya). bukan gontok-gontokan kelompok atau seperti (tujuan) partai. seperti juga anda dan yang lain mengajarkan atau membagi pengetahuan kebenaran atau diam saja saat ada orang yang anda kasihi menurut anda berjalan salah atau menuju bahaya?.

begini dah saya buat gambaran, seperti partai politik mencari anggota, harapan mereka yang memberitakan atau
oleh karena sebenarnya ada pengharapan dan kasih yang baik oleh karena pengetahuan ajaran mereka? meskipun mungkin kata-katanya spontan keluar tanpa menyadari menyinggung atau menyakitkan teman dan kenyataannya kata-kata tersebut belum tentu menggambarkan keseluruhan bagian-bagian kenyataan yang sebenarnya seperti yang diucapkan.
Title: Re: Pertanyaan yang menyudutkan
Post by: dilbert on 28 February 2009, 02:15:32 PM
Quote from: coedabgf on 28 February 2009, 01:57:23 PM
begini bro dilbert, (coba lihat dengan jelas) ada perbandingan berbeda gak... dari sikap batin dan pengarapan seseorang pada contoh dua perbandingan kutipan ini :

1.
saya mo tanya memang teman-terman seperti biasa yang wajar klo menerima atau menghadapi orang bagaimana, bahkan salesman? apakah harus pasang wajah sangar..., mata sedikit terbelalak, mulut mengkerut sedikit monyong, dan hati penuh kemarahan/kebencian (dosa)? koq seperti orang dengan keadaan batin dan pandangan pikiran yang berada didaerah konflik? memang sebenarnya ada salah besar atau keburukan atau kejahatan apa atas orang tersebut atau beritanya, siapa tahu ada manfaat kebenaran juga loh? klo dilihat dari sudut perenungan netral.

2.
ya klo orang tersebut mempunyai doktrin tersebut dan spontan melakukannya tapi tidak dengan kondisi seperti begini :
'ya.. kan saya cuma buat gambaran kalo kalo (mata melotot, mulut monyong, suara serak-serak berat atau cempereng-cempereng keras, dan tangan kibas-kibas seperti orang kepanasan, urat dijidat nonjol-nonjol, dahi sampai mengkerut-mengkerut.'
oleh hanya karena semangat spontan 45 dalam memberitakannya? bagaimana tuh bro dilbert? bukankah lebih baik ditanyakan memang kenapa atau atas dasar apa alasannya buat menambah (tahu) pengetahuan saja, anggap saja seperti cerita-cerita seram atau takhayul atau aneh-aneh paranormal/dukun/tangki2.

apa maksud sdr.coedabgf bahwa ketika missionaris K***** datang, sebaiknya sikap kita adalah netral ? ? ? Tidak langsung prejudice ? ? ?...
Title: Re: Pertanyaan yang menyudutkan
Post by: coedabgf on 28 February 2009, 02:29:46 PM
kutipan encarta
bagaimana ada tataran buddhism dalam konsep krist'en
apa sekarang yesus ikut mengajarkan dhamma Buddha..
saya cuma belajar disini, bagaimana kalau bro juga ikut sama2 membuang dan mengosongkan cangkir dulu
tanpa ember2 i'm chirstian

bro encarta
saya pernah tulis prinsip saya yakni
1. the way (jalan), 2. the truth (kebenaran),
3. dan pada akhirnya the life (kehidupan-iman)
kan saya bilang kebenaran adalah kebenaran, bisa kan saya berjalan (menyelidiki/menggali/belajar) pada tataran no. 1 dan 2 jika itu adalah kebenaran umum (sifatnya universal), dan yang no. 3 itu adalah ukuran/batasan (pengetahuan) pengalaman keyakinan saya atau setiap pribadi atas realitas yang sebenarnya. makanya ada ditulis 'it's up to everybody'.

klo timbulnya pemebedaan dalam tataran 1 dan 2 itu berasal dari apa siapa, jika memang itu mengandung kebenaran universal, diakui mengandung kebaikan, kasih?
Title: Re: Pertanyaan yang menyudutkan
Post by: coedabgf on 28 February 2009, 02:34:27 PM
 [at] dilbert
loh klo sebagai pengetahuan, memang keyakinan bisa dipaksakan kecuali memang jika dapat melihat kegunaan ada kebenarannya.
seperti nonton tv, baca koran, dengar radio atau cerita teman atau bahkan rumpian. kenapa batin bisa bergejolak?
Title: Re: Pertanyaan yang menyudutkan
Post by: coedabgf on 28 February 2009, 02:40:15 PM
bagaimana dengan (hanya tahapan) latihan meditasi yang dibilang melatih mengamati dengan bersikap netral? kenyataannya seperti apa klo begitu, padahal tidak ada apa-apa dalam pengertian tujuan dan pengharapan yang buruk dari pihak lain?
belum masuk lagi kedalam kepembebasan pada konsep kebenaran umum sejati sifat-sifat duniawi (kesemetaraan), belum masuk lagi kedalam kebenaran sejati keMutlakan.
bagaimana mengetahui/memprejudice kenyataan apakah itu benar atau salah pengetahuan klo begitu?
Title: Re: Pertanyaan yang menyudutkan
Post by: dilbert on 28 February 2009, 02:40:40 PM
Quote from: coedabgf on 28 February 2009, 02:34:27 PM
[at] dilbert
loh klo sebagai pengetahuan, memang keyakinan bisa dipaksakan kecuali memang jika dapat melihat kegunaan ada kebenarannya.
seperti nonton tv, baca koran, dengar radio atau cerita teman atau bahkan rumpian. kenapa batin bisa bergejolak?

nonton tv, channel dan acara tidak cocok... SKIP...
baca koran, bisa SKIP,
dengar radio, bisa ganti gelombang,
dengar cerita teman, tidak cocok dengar, boleh permisi,
rumpian juga...

apakah ada bedanya, jika ada missionaris K****** datang, lantas ketika dengar sebentar, tidak cocok, boleh SKIP gak ? boleh donk... apakah bisa dipaksakan ?
Title: Re: Pertanyaan yang menyudutkan
Post by: dilbert on 28 February 2009, 02:42:43 PM
Quote from: coedabgf on 28 February 2009, 02:40:15 PM
bagaimana dengan latihan meditasi yang dibilang melatih mengamati dengan bersikap netral? kenyataannya seperti apa klo begitu, padahal tidak ada apa-apa dalam pengertian tujuan dan pengharapan yang buruk dari pihak lain?

bagaimana kalau di balik... umat K****** dengar umat buddha wejangan dhamma ? Jika tidak dikehendaki, demikian-lah juga jika ada umat Buddha yang tidak berkehendak dengan upaya missionaris K******...

Dalam hal ini pandangan saya juga NETRAL... jika tidak mau diperlakukan begitu, jangan memperlakukan orang lain begitu juga...

Pengalaman saya dengan Missionari K*****...
Jika ada missionari K****** yang datang ke rumah dan kemudian mulai memberikan wejangan dsbnya.... saya juga balik memberikan wejangan ala BUDDHA kepada missionaris tersebut. Alhasil biasanya karena tujuannya mau convert saya... ternyata saya malah kelihatan mau "CONVERT" balik dia dengan konsep konsep buddhisme... Jadi minggat sendiri... Jadi minta permisi cepat cepat...
Title: Re: Pertanyaan yang menyudutkan
Post by: sabdo palon on 28 February 2009, 02:47:14 PM
Quote from: Lokkhitacaro on 31 December 2008, 12:22:17 PM
Selalu begitu
Kalau mereka tahu kita beragama Buddha
Pernah saya ditanya begini;

"Agama kamu apa ?"

"Buddha.. "

"Ohh masih Buddha toh ? "

(masih ? oh noo! saya sudah menjadi Buddhis, saya sudah ditisarana, saya juga sudah punya nama Buddhis)

"........................"

(kenapa dibilang masih? bukankah seperti seorang maling yang masih melakukan tindakan tak terpujinya, koq dibilang masih? apakah beragama Buddha itu salah?)

"Ke tempat saya yuk ? di sana ramai lohh.. "

"ah nggak ah"

"Lohh kenapa ? nanti saya jemput.. minggu ini ya?"

"nggak deh..terima kasih"

"rumahmu dimana sih ? nanti saya datang ntar malam.. saya mau beri kabar gembira untukmu..warta keselamatan"

"............................."

(speechless)

*** aku masih memikirkan kata 'masih' yang seolah menyudutkan, kata itu masih terngiang di telingaku sampai sekarang, kata masih menunjukkan kita di posisi bertahan dan bukanlah di pihak yang dominan ***

Kapan kita bisa berkata dengan kepercayaan diri penuh, "Kenapa kamu masih beragama itu ? Ke Vihara aku yuk ? Disana ramai lohh.. Banyak Bhikkhunya.. ada nyanyi2 lagu buddhis juga lohh.. dan malam ini aku akan datang kerumahmu, aku membawa warta kebenaran.."






Nimbrung aaah.

Bila mereka mengejek oooh masih Buddha ya?

Jawaban yang bisa dipilih:

1. Ya habis gimana ya....? sudah terlanjur.... masa sudah biasa naik mercy disuruh ganti sepeda.....?
    Sepeda butut lagi...... hehehe....
2. Emangnya kenapa? kamu masuk Kristin ya....? masa....? kok mau emas diganti besi....? besi berkarat lagi.....
    hehehe.......

Dan berbagai contoh yang serupa......   ;D
Title: Re: Pertanyaan yang menyudutkan
Post by: ENCARTA on 28 February 2009, 02:53:16 PM
Quote from: coedabgf on 28 February 2009, 02:29:46 PM
kutipan encarta
bagaimana ada tataran buddhism dalam konsep krist'en
apa sekarang yesus ikut mengajarkan dhamma Buddha..
saya cuma belajar disini, bagaimana kalau bro juga ikut sama2 membuang dan mengosongkan cangkir dulu
tanpa ember2 i'm chirstian

bro encarta
saya pernah tulis prinsip saya yakni
1. the way (jalan), 2. the truth (kebenaran),
3. dan pada akhirnya the life (kehidupan-iman)
kan saya bilang kebenaran adalah kebenaran, bisa kan saya berjalan (menyelidiki/menggali/belajar) pada tataran no. 1 dan 2 jika itu adalah kebenaran umum (sifatnya universal), dan yang no. 3 itu adalah ukuran/batasan (pengetahuan) pengalaman keyakinan saya atau setiap pribadi atas realitas yang sebenarnya. makanya ada ditulis 'it's up to everybody'.

klo timbulnya pemebedaan dalam tataran 1 dan 2 itu berasal dari apa siapa, jika memang itu mengandung kebenaran universal, diakui mengandung kebaikan, kasih?

maap kalau aye salah paham ^:)^
tapi bagaimana kalau memaksakan suatu konsep, ada.. doktrin netral? :D
Title: Re: Pertanyaan yang menyudutkan
Post by: coedabgf on 28 February 2009, 03:13:21 PM
seperti yang ditulis dan dikutip oleh bro kelana :
Mari kita simak dalam Lankavatara Sutra (versi panjang maupun pendek) mengenai Tathagata-Garbha:

The Blessed One replied: No, Mahamati, my Womb of Tathagatahood (Tathagata-Garbha) is not the same as the Divine Atman as taught by the philosophers. What I teach is Tathagatahood in the sense of Dharmakaya, Ultimate Oneness, Nirvana, emptiness, unbornness, unqualifiedness, devoid of will-effort. The reason why I teach the doctrine of Tathagatahood is to cause the ignorant and simple-minded to lay aside their fears as they listen to the teaching of egolessness and come to understand the state of non-discrimination and imagelessness. The religious teachings of the Tathagatas are just like a potter making various vessels by his own skill of hand with the aid of rod, water and thread, out of the one mass of clay, so the Tathagatas by their command of skillful means issuing from Noble Wisdom, by various terms, expressions, and symbols, preach the twofold egolessness in order to remove the last trace of discrimination that is preventing disciples from attaining a self-realisation of Noble Wisdom. The doctrine of the Tathagata-womb is disclosed in order to awaken philosophers from their clinging to the notion of a Divine Atman as transcendental personality, so that their minds that have become attached to the imaginary notion of "soul" as being something self-existent, may be quickly awakened to a state of perfect enlightenment. All such notions as causation, succession, atoms, primary elements, that make up personality, personal soul, Supreme Spirit, Sovereign God, Creator, are all figments of the imagination and manifestations of mind. No, Mahamati, the Tathagata's doctrine of the Womb of Tathagatahood is not the same as the philosopher's Atman.
---------
Dari pernyataan Sang Buddha, jelas bahwa tidak ada yang namanya True Self, Divine Atman/Atta. Sang Buddha menjelaskan bahwa Beliau mengajar dengan menggunakan istilah, simbol Tatagatha-Garbha ataupun True Self adalah sebagai tahap awal menyingkirkan rasa takut orang-orang yang merasa takut ketika mendengar mengenai ajaran ketanpa-Akuan, kekosongan, padam. Dengan demikian mereka mau duduk mendengarkan ajaran mengenai pikiran yang tidak diskriminasi. Begitu pula apa yang ada dalam Mahaparinirvana Sutra, Sang Buddha menjelaskan Tatagatha-Garbha kepada mereka yang masih memiliki ketakutan akan ketanpa-akuan. Rasa takut seperti ini banyak menghinggapi manusia hingga sekarang.

Jadi, sejatinya tidak ada True Self, tidak ada Atta Sejati, tidak ada True Self buried inside False Self.


jadi pandangan dibawah inipun,
'Jadi, sejatinya tidak ada True Self, tidak ada Atta Sejati, tidak ada True Self buried inside False Self'.
Semua masih dalam tataran filosofis (khayal/palsu) duniawi/karnal belum yang sesungguhnya, jika belum mengalami realitas kebenaran sejati ( from attaining a self-realisation of Noble Wisdom). Rahasianya bukan kebijaksanaan kebenaran sejati adalah karena 'are all figments of the imagination and manifestations of mind', masih dalam tataran duniawi atau karnal.
Tahapannya,
bedakan atta dengan True self? apakah bedanya?,
atta dengan Dharmakaya?apakah bedanya?,
True self dengan Dharmakaya?adakah bedanya?.
Title: Re: Pertanyaan yang menyudutkan
Post by: coedabgf on 28 February 2009, 03:26:10 PM
kutipan dilbert :
nonton tv, channel dan acara tidak cocok... SKIP...
baca koran, bisa SKIP,
dengar radio, bisa ganti gelombang,
dengar cerita teman, tidak cocok dengar, boleh permisi,
rumpian juga...

apakah ada bedanya, jika ada missionaris K****** datang, lantas ketika dengar sebentar, tidak cocok, boleh SKIP gak ? boleh donk... apakah bisa dipaksakan ?

Pengalaman saya dengan Missionari K*****...
Jika ada missionari K****** yang datang ke rumah dan kemudian mulai memberikan wejangan dsbnya.... saya juga balik memberikan wejangan ala BUDDHA kepada missionaris tersebut. Alhasil biasanya karena tujuannya mau convert saya... ternyata saya malah kelihatan mau "CONVERT" balik dia dengan konsep konsep buddhisme... Jadi minggat sendiri... Jadi minta permisi cepat cepat...


bro dilbert kan ... sudah jawab sendiri dari tulisan kutipan diatas. apakah klo bertindak begitu ada muncul sikap-sikap gejolak batin yang tidak baik, hayo lebih baik mana sudah ada sikap tidak netral sebelumnya atau wajar-wajar saja (netral) lihat situasi dan kondisi untuk berdiskusi? tinggal maunya.
Title: Re: Pertanyaan yang menyudutkan
Post by: coedabgf on 28 February 2009, 03:28:26 PM
 [at] encarta
bro maksudnya siapa yang memaksakan konsep?
Title: Re: Pertanyaan yang menyudutkan
Post by: Kelana on 28 February 2009, 04:04:07 PM
Quote from: coedabgf on 28 February 2009, 03:13:21 PM

jadi pandangan dibawah inipun,
'Jadi, sejatinya tidak ada True Self, tidak ada Atta Sejati, tidak ada True Self buried inside False Self'.
Semua masih dalam tataran filosofis (khayal/palsu) duniawi/karnal belum yang sesungguhnya, jika belum mengalami realitas kebenaran sejati ( from attaining a self-realisation of Noble Wisdom).

Sdr. Coedabgf.  Pertama. Ini bukan pandangan tetapi pernyataan.
Kedua. Pernyataan ini bukan berdasarkan dari pengalaman saya, tetapi dari pengalaman Sang Buddha yang telah mengalami yang kita sebut Nirvana.

Sdr. Coedabgf, lalu apa dasar anda menggugat pernyataan ini jika anda tidak memiliki pengalaman seperti Sang Buddha? Anda tidak memiliki alasan apapun selain argumen-argumen mentah yang tidak berdasar.

QuoteRahasianya bukan kebijaksanaan kebenaran sejati adalah karena 'are all figments of the imagination and manifestations of mind', masih dalam tataran duniawi atau karnal.

'are all figments of the imagination and manifestations of mind'. Benar Sdr. Coedabgf, termasuk pernyataan anda bahwa atta itu ada, itu hanyalah imajinasi anda. :whistle:


QuoteTahapannya,
bedakan atta dengan True self? apakah bedanya?,
atta dengan Dharmakaya?apakah bedanya?,
True self dengan Dharmakaya?adakah bedanya?.

Pertanyaan ini semuanya kan hanya imajiansi anda Sdr. Coedabgf. Jadi saya tidak menjawabnya , toh nanti akan ditanggapi dengan imajinasi anda lagi.   ^-^ :whistle:

Selanjutnya no comment
Title: Re: Pertanyaan yang menyudutkan
Post by: coedabgf on 28 February 2009, 04:41:26 PM
bro kelana,
saya berbicara atta itu merujuk kepada sebatas pengalaman nama dan rupa
seperti kutipan :
'Rahasianya bukan kebijaksanaan kebenaran sejati adalah karena 'are all figments of the imagination and manifestations of mind', masih dalam tataran duniawi atau karnal.'
'sehingga semua masih dalam tataran filosofis (khayal/palsu) duniawi/karnal belum yang sesungguhnya, jika belum mengalami realitas kebenaran sejati ( from attaining a self-realisation of Noble Wisdom).'

tetapi (maksud) yang saya tulis silahkan lihat perbandingan kutipan ini :
Tahapannya,
bedakan atta dengan True self? apakah bedanya?,
atta dengan Dharmakaya?apakah bedanya?,
True self dengan Dharmakaya?adakah bedanya?.

makanya dalam tulisan ada saya tanyakan (berlaku bagi siapapun umat atau guru-guru),
siapakah yang telah tercerahkan?
sebab bila seseorang belum tercerahkan (mengenali yang sejati), seperti kata guru Buddha,
semua kotbah-kotbah, buku-buku yang ditulis mengenai penjelasan, pengajaran tentang anicca dukkha anatta dan bahkan (kondisi) Nibanna hanyalah dalan tataran  filosofis (khayal/palsu)
dan sampai kapanpun tidak akan dapat (belum) menjumpai/menemukan yang sejati

seperti ujaran guru Buddha :
my Womb of Tathagatahood (Tathagata-Garbha) is not the same as the Divine Atman as taught by the philosophers.
sebab :
their clinging to the notion of ...
All such notions as ....
are all figments of the imagination and manifestations of mind
masih ada senantiasa didalam, sehingga :
trace of discrimination that is preventing disciples from attaining a self-realisation of Noble Wisdom
sebab :
What I teach is Tathagatahood in the sense of Dharmakaya, Ultimate Oneness, Nirvana, emptiness, unbornness, unqualifiedness, devoid of will-effort.
so,
the Tathagata's doctrine of the Womb of Tathagatahood is not the same as the philosopher's Atman.
sehingga Ia mengajarkan rahasia (penelusuran perenungan meditasi) pengajaran :
preach the twofold egolessness in order to remove the last trace of discrimination that is preventing disciples from attaining a self-realisation of Noble Wisdom.
The doctrine of the Tathagata-womb is disclosed in order to awaken philosophers from their clinging to the notion of a Divine Atman as transcendental personality, so that their minds that have become attached to the imaginary notion of "soul" as being something self-existent, may be quickly awakened to a state of perfect enlightenment.
Tathagatahood in the sense of Dharmakaya, Ultimate Oneness, Nirvana, emptiness, unbornness, unqualifiedness, devoid of will-effort.
yakni :
Sense of Dharmakaya, Ultimate Oneness, Nirvana, emptiness, unbornness, unqualifiedness, devoid of will-effort'


imaginasi atau kebenaran, bisa dipandang berbeda oleh masing-masing pribadi-pribadi yang mempunyai kebijaksanaan yang sudah mendekat atau yang masih jauh.


semoga menambah pengetahuan pencerahan
Title: Re: Pertanyaan yang menyudutkan
Post by: truth lover on 28 February 2009, 06:18:14 PM
Quote from: Lokkhitacaro on 27 February 2009, 06:26:00 PM
Quote from: dilbert on 27 February 2009, 05:02:04 PM
Salah satu bhante (theravada) terkemuka di kota saya, sering di-minta-i bantuannya untuk "mengantar-kan" orang yang menjelang ajal. Dan menurut pengalaman, bahwa biasanya setelah dibacai paritta dalam waktu 1 batang hio, orang yang menjelang ajal (biasanya yang susah meninggal) akan dengan mudah-nya meninggal dunia.

Ini yang membuat umat Buddha kalau sakit takut dibacain paritta, karena beranggapan bukan dapat kesembuhan, malah mempercepat pindah alam dehh..

mending cepet pindah alam, gimana kalau tidak pindah alam tiap hari sakit seperti sakit gigi padahal sembuh tidak mungkin, misalnya kanker lever stadium 4? hayo mas Hokkhie pilih mana?
Title: Re: Pertanyaan yang menyudutkan
Post by: truth lover on 28 February 2009, 06:22:30 PM
Mas Coeda...

Menurut Kristin roh/atta ada atau tidak ada?

Title: Re: Pertanyaan yang menyudutkan
Post by: coedabgf on 28 February 2009, 08:17:45 PM
 [at] truth lover
karena anda bertanya, saya menanyakan kepada anda, untuk belajar mengetahui apa sich roh atau atta klo dari sudut pandang K, buat pengetahuan gambaran yang lebih lengkap, boleh gak... saya sertakan beberapa firmannya untuk dasar penjelasan christianity bukan kata saya.
Title: Re: Pertanyaan yang menyudutkan
Post by: truth lover on 01 March 2009, 12:19:27 AM
Quote from: coedabgf on 28 February 2009, 08:17:45 PM
[at] truth lover
karena anda bertanya, saya menanyakan kepada anda, untuk belajar mengetahui apa sich roh atau atta klo dari sudut pandang K, buat pengetahuan gambaran yang lebih lengkap, boleh gak... saya sertakan beberapa firmannya untuk dasar penjelasan christianity bukan kata saya.

Mas Coeda untuk mengatakan ada atau tidak ada perlukah beberapa firman? Kelihatannya mas Coeda kurang percaya diri untuk mengatakan ada atau tidak ada.

Ok lah saya rasa nggak apa-apa, cuma apakah moderator keberatan atau tidak saya tidak tahu, karena umumnya umat Buddha lebih mengenal dan akrab terhadap ajaran Kristin daripada ajaran Buddha, jadi kadang malas membaca firman Tuhan, karena mereka sudah tahu, sebab sekolah di sekolah Kristin.
Title: Re: Pertanyaan yang menyudutkan
Post by: tesla on 01 March 2009, 02:25:14 PM
Quote from: dilbert on 28 February 2009, 02:42:43 PM
Quote from: coedabgf on 28 February 2009, 02:40:15 PM
bagaimana dengan latihan meditasi yang dibilang melatih mengamati dengan bersikap netral? kenyataannya seperti apa klo begitu, padahal tidak ada apa-apa dalam pengertian tujuan dan pengharapan yang buruk dari pihak lain?

bagaimana kalau di balik... umat K****** dengar umat buddha wejangan dhamma ? Jika tidak dikehendaki, demikian-lah juga jika ada umat Buddha yang tidak berkehendak dengan upaya missionaris K******...

Dalam hal ini pandangan saya juga NETRAL... jika tidak mau diperlakukan begitu, jangan memperlakukan orang lain begitu juga...

Pengalaman saya dengan Missionari K*****...
Jika ada missionari K****** yang datang ke rumah dan kemudian mulai memberikan wejangan dsbnya.... saya juga balik memberikan wejangan ala BUDDHA kepada missionaris tersebut. Alhasil biasanya karena tujuannya mau convert saya... ternyata saya malah kelihatan mau "CONVERT" balik dia dengan konsep konsep buddhisme... Jadi minggat sendiri... Jadi minta permisi cepat cepat...

belakangan saya sering diskusi dg umat agama lain & so far saya rasa mereka "juga" bisa menerima dg baik Buddha Dhamma. namun dalam diskusi, property agama kita (Buddha)  tanggalkan dahulu & kadang2 memakai property agama mereka (tapi ada batasnya... hehehe). kita hanya bicara realitas hidup sehari-hari, di sini & sekarang. masalah2 apa yg kita alami ketika hidup.

mis, doa Bapa Kami:

Quote

    Bapa kami yang ada di surga
    Dimuliakanlah nama-Mu
    Datanglah Kerajaan-Mu
    Jadilah kehendak-Mu
    Di atas bumi seperti di dalam Surga

    Berilah kami rejeki pada hari ini
    Dan ampunilah kesalahan kami, seperti kamipun mengampuni yang bersalah kepada kami
    Dan janganlah masukkan kami ke dalam percobaan
    Tetapi bebaskan kami dari yang jahat
    Amin.

dalam doa sederhana ini ada 2 unsur yg bertolak belakang yah (biru & merah).
yg merah, sudah jelas adalah keinginan seorang manusia biasa.
jadi apa arti doa yg biru?
Title: Re: Pertanyaan yang menyudutkan
Post by: tesla on 01 March 2009, 02:34:48 PM
Quote from: truth lover on 28 February 2009, 06:22:30 PM
Mas Coeda...

Menurut Kristin roh/atta ada atau tidak ada?



AFAIK, Sang Buddha sendiri tidak pernah mengatakan atta ada, ataupun tidak ada.
sederhana, karena definisi atta sendiri tidak jelas.
yg terjadi adalah Buddha menepis anggapan bahwa atta adalah kesadaran, atta adalah perasaan, dst...
yg mana adalah definisi atta pada setiap orang pada umumnya (putthujana). (setiap orang yg mendefinisikan atta pasti akan jatuh pada salah satu dari kelima kelompok kembali, atau lebih)
Title: Re: Pertanyaan yang menyudutkan
Post by: coedabgf on 01 March 2009, 06:18:06 PM
oh ya... minta izin dulu nih ke om mod, boleh gak... biar dapat pengetahuan/gambaran dengan jelas tentang pandangan perbedaan atta dengan roh menurut sudut pandang christianity, saya menjelaskannya dengan menyertai ayat-ayat Firman Alkitab? sapa yach om modnya?  _/\_
Title: Re: Pertanyaan yang menyudutkan
Post by: Sumedho on 02 March 2009, 06:09:31 AM
di board perbandingan buddhisme aja om, jikalau om wolverine berkehendak :)
Title: Re: Pertanyaan yang menyudutkan
Post by: Brado on 02 March 2009, 08:28:03 AM
Quote from: truth lover on 28 February 2009, 06:18:14 PM
Quote from: Lokkhitacaro on 27 February 2009, 06:26:00 PM
Quote from: dilbert on 27 February 2009, 05:02:04 PM
Salah satu bhante (theravada) terkemuka di kota saya, sering di-minta-i bantuannya untuk "mengantar-kan" orang yang menjelang ajal. Dan menurut pengalaman, bahwa biasanya setelah dibacai paritta dalam waktu 1 batang hio, orang yang menjelang ajal (biasanya yang susah meninggal) akan dengan mudah-nya meninggal dunia.

Ini yang membuat umat Buddha kalau sakit takut dibacain paritta, karena beranggapan bukan dapat kesembuhan, malah mempercepat pindah alam dehh..

mending cepet pindah alam, gimana kalau tidak pindah alam tiap hari sakit seperti sakit gigi padahal sembuh tidak mungkin, misalnya kanker lever stadium 4? hayo mas Hokkhie pilih mana?

Itu karena melihatnya dari kacamata anda yang sekarang, yang sedang sehat dan tidak sedang mengalami penderitaan akibat penyakit
Namun dari kacamata si penderita itu kan kita tidak tahu apakah ia akan memilih meneruskan hidup dan menginginkan kesembuhan, atau malah sebaliknya selagi dia dalam kondisi koma atau sekarat
Namun sebagai umat Buddha yang baik, kita harus menghargai kehidupan serta hak hidup makhluk lain
Kalau anda menanyakan kepada saya pribadi, saya akan memilih pindah alam jika gambaran alam yang muncul sebelum menjelang ajal adalah alam2 yang baik
Namun apabila gambaran kematian ini adalah alam2 rendah, saya pasti akan memilih sembuh dari penyakit untuk kemudian berbuat baik lebih banyak lagi agar tidak terjatuh
Permintaan normal dan manusiawi yang selalu diinginkan manusia, termasuk saya
Title: Re: Pertanyaan yang menyudutkan
Post by: 7 Tails on 02 March 2009, 08:40:26 AM
Quote from: coedabgf on 01 March 2009, 06:18:06 PM
oh ya... minta izin dulu nih ke om mod, boleh gak... biar dapat pengetahuan/gambaran dengan jelas tentang pandangan perbedaan atta dengan roh menurut sudut pandang christianity, saya menjelaskannya dengan menyertai ayat-ayat Firman Alkitab? sapa yach om modnya?  _/\_

bos boleh tanya gak?
perbedaan antara "tuhan" dan "the self", yesus, allah, anatta, kesunyatan, atau apa saja yg berhubungan dengan figurnya
dalam kriste n dan buddhism?

thanks yah..
Title: Re: Pertanyaan yang menyudutkan
Post by: coedabgf on 02 March 2009, 09:21:28 AM
kutipan sumedho :
di board perbandingan buddhisme aja om, jikalau om wolverine berkehendak

[at] truth lover dan 7 tails
ayo... silahkan anda saja dah seperti saran bro sumedho buka dulu pada satu judul topik untuk penjelasan  pertanyaan ini dari sudut pandang pengetahuan christianity (nti saya yang jawab), sbab klo saya yang buka nti kesannya oleh yang lain bisa salah tangkap saya menginjili lagi.
bagaimana mod om bro wolverine diijinkan gak?  :)
Title: Re: Pertanyaan yang menyudutkan
Post by: 7 Tails on 02 March 2009, 11:07:41 AM
menurut saya disini cocok kok, sebagaim pengalaman pribadi
Title: Re: Pertanyaan yang menyudutkan
Post by: truth lover on 02 March 2009, 11:47:20 AM
Quote from: coedabgf on 02 March 2009, 09:21:28 AM
kutipan sumedho :
di board perbandingan buddhisme aja om, jikalau om wolverine berkehendak

[at] truth lover dan 7 tails
ayo... silahkan anda saja dah seperti saran bro sumedho buka dulu pada satu judul topik untuk penjelasan  pertanyaan ini dari sudut pandang pengetahuan christianity (nti saya yang jawab), sbab klo saya yang buka nti kesannya oleh yang lain bisa salah tangkap saya menginjili lagi.
bagaimana mod om bro wolverine diijinkan gak?  :)

pindah ke forum agama tradisi dan kepercayaan lain

mas 7 tail, lebih enak diskusi di forum itu, karena ini menyangkut perbandingan agama. boleh
ya mas Medho?

terima kasih

_/\_
Title: Re: Pertanyaan yang menyudutkan
Post by: pendekar kuning on 03 March 2009, 04:34:31 PM
dulu wa Buddhis sekarang wa kr****n lho
Title: Re: Pertanyaan yang menyudutkan
Post by: ENCARTA on 03 March 2009, 04:38:04 PM
Quote from: pendekar kuning on 03 March 2009, 04:34:31 PM
dulu wa Buddhis sekarang wa kr****n lho

semoga bahagia
btw.. maksudnya apa nih?
Title: Re: Pertanyaan yang menyudutkan
Post by: Adhitthana on 05 March 2009, 01:34:35 AM
dulu sekali wa Buddhis, trus karestan, sekarang Buddhis, seterusnya ....... selanjutnyaaa Buddhis
masa mendatang .... mao lahir kyk apa kek, dialam apa kek, ..... Semoga berjodoh dgn Buddha Dhamma  _/\_
Title: Re: Pertanyaan yang menyudutkan
Post by: Brado on 12 March 2009, 03:35:20 PM
Quote from: Virya on 05 March 2009, 01:34:35 AM
dulu sekali wa Buddhis, trus karestan, sekarang Buddhis, seterusnya ....... selanjutnyaaa Buddhis
masa mendatang .... mao lahir kyk apa kek, dialam apa kek, ..... Semoga berjodoh dgn Buddha Dhamma  _/\_


Tekadnya sangat mantap
Tapi.. serem juga
Lahir kayak apa dan di alam apanya itu yang membuat saya jadi bergidik
Semoga jodoh dengan Buddha Dhamma kita akan terus berlanjut hingga sampai ke pembebasan akhir
Saya pribadi yakin bahwa kita bisa diskusi di DC juga bukanlah sesuatu hal yang kebetulan, namun karena kamma jualah kita bisa bertemu lagi di kehidupan ini baik di dunia maya (internet) maupun di dunia nyata (kopdar)


Title: Re: Pertanyaan yang menyudutkan
Post by: JH sugathadasa on 08 May 2009, 04:13:49 PM
wah koment ini gua pernah alami sendiri.
yg nanya direktur salah satu divisi di ktr.. waktu gua sodorin undangan merit
dia ngeliat pemberkatannya di vihara

"oh masih buddha ya ?"
gua balikin, emang bapak udah ngak ? :p duhh napa .... :p

akhirnya dia ga dtg di acara gua ehhehe (tau deh ini ada kaitannya ga hehe)
Title: Re: Pertanyaan yang menyudutkan
Post by: saltwatermonkey on 26 June 2009, 01:05:21 PM
Yep.. Gw pernah juga sih ditanya kaya gitu.
-Agama apa?
+Buddha
-Ooooh.... Masih ikut orang tua sih ya... (dengan muka yang prihatin)

WTF dalem hati gw.. Misalnya emang ikut orang tua, emang ikut orang tua buruk apa? Apa sih maksud lu musti pasang tampang n omong kaya gitu? 'Suka" gw, nyong..' gw omong dalem ati.


Tapi semua juga sama gw pikir. Ini cerita temen gw yang Kn skolah di sekolah negeri :
Guru : Agama kamu apa?
Temen gw : Kn
Guru : Lho? Napa ga I aja? M kan nabi t'akhir..


8-} Menurut gw ini aneh.. Nabi lu aja gw pernah maksain seseorang harus ikut dia. N skarang lu mo coba" narik umat. Wow.. Hebat sekale..
Title: Re: Pertanyaan yang menyudutkan
Post by: sumana on 30 June 2009, 12:43:28 PM
Sebenarnya, saya lebih prihatin sama mereka yang bertanya, masih BUDDHA ?
karena mereka tidak melihat, tidak meneliti, tidak membuktikkan !!! (EHIPASSIKO)
hanya IMAN, yang membuta. tentunya kalo mereka sadar bahwasannya kata BUDDHA itu dari kata BUDDHO (orang yang telah sadar)
saya punya indera yang sehat tetapi seolah-olah sakit.
Apa yang harus diselamatkan adalah diri sendiri, bukan dengan mencari juru selamat.
Kapan sadarnya, orang dijanjikan diselamatkan.
Title: Re: Pertanyaan yang menyudutkan
Post by: jimmykei on 21 August 2009, 10:28:17 AM
 ;D

aku masih akan menjadi agama Buddha hari ini, besok, dan selamanya...
Title: Re: Pertanyaan yang menyudutkan
Post by: kamala on 21 August 2009, 11:58:53 AM
Kalo diliat semua umat Buddhist/KHC pernah didatangi evan K*** kalo wa dulu mereka bolak balik dteng ke rmh tp jumpanya ke mama wa terakhir mama wa pusing lalu di oper ke wa jadi wa jawab aja :
kami gak bakalan masuk ke K*** karena
1. ajaran mrk menakutkan karena kita dicobai dulu baru bisa masuk sorga
2. tidak menghormati orang tua karena altar leluhur kami juga altar Buddha mau DIBUANG
3. memaksakan agama buktinya uda ditolak bolak balik datang juga
4. suka menghina agama lain buktinya bilang kita penyembah berhala/setan tanpa tau kebenarannya
terakhir dia bilang coba dulu ke g*** katanya mereka gak kayak gitu jadi wa bilang kami juga bukan nyembah berhala/setan jadi wa bilang hari sabtu lu ikut wa ke vihara utk pembuktian baru minggunya wa ke g****utk liat pembuktian lu tapi mrk gak datang2 lagi kecewa juga deh
Title: Re: Pertanyaan yang menyudutkan
Post by: freedom on 21 August 2009, 12:26:57 PM
Wah.. cara yg sgt bagus rekan Kamala :)
Betul jg.. ajak mereka ke Vihara jg :)
Banyak informasi yg salah yg mereka terima .. dan silahkan buktikan di Vihara :)

Boleh jg nich caranya :)
Jk bertemu teman2 tsb.. sy akan coba cara anda :)
Who Knows.. teman2 tsb setelah mengetahui "Kebenaran" informasi yg selama ini mrk peroleh.. malah berjodoh dgn ajaran Buddhisme :)
Title: Re: Pertanyaan yang menyudutkan
Post by: Mystic on 21 August 2009, 12:42:56 PM
waaaaaw
intinya berpikir, mendalami dan memahami
berpikir : dia ngajak2 ke agama laen tapi di ajak ga mau? swt. Coba di tanya ke dia alesan kmu ngajak saiya apa? dan kenapa? msh banyak hal yg bisa dia lakuin dibanding hal2 sepele seperti itu saiya rasa.
mendalami : makna dari ini semua intinya cuman satu bahwa dia bukanlah org yg hebat yg mengerti ttg Agamnya sendiri, sudahkah dia menjadi iman yg baek ?  >.<
memahami : bahwa semuanya itu adalah kekuatan kitalah yang menang ^_^
karena segelintir kerikil tak dapat menyandung kita ( puistis bgt ) dan pada akhirnya kitalah yg survive yg tetap berada di depan ^_^
Title: Re: Pertanyaan yang menyudutkan
Post by: vathena on 21 August 2009, 01:18:10 PM
Quote from: Lokkhitacaro on 31 December 2008, 12:22:17 PM

(masih ? oh noo! saya sudah menjadi Buddhis, saya sudah ditisarana, saya juga sudah punya nama Buddhis)


maaf yach OOT bentar , nama Buddhis gimana perolehnya yach ?

ok BTT , saya rasa sekarang k*** itu seperti MLM dan umat2nya adalah salesman penjual surga . saya sich ngak salahkan Y*** yach , yang sekarang yang aneh2 itu umatnya , agama orang diejek2 diperburukan , kalau saya ketemu orang yang seperti itu , saya biasa langsung bilang "apakah agama kalian mengajarkan kalian untuk menjelek2an agama orang lain untuk mengembangkan ajaran sendiri?"
Title: Re: Pertanyaan yang menyudutkan
Post by: kamala on 21 August 2009, 01:49:36 PM
maaf yach OOT bentar , nama Buddhis gimana perolehnya yach ?

kalo kita ikut Visudhi Trisarana/Pancasila kita akan diberi nama Buddhist biasanya pas Waisak paling banyak diadakan di vihara2 tapi wa dapatnya pas ikut retret meditasi siap itu sekalian Trisarana :)
Title: Re: Pertanyaan yang menyudutkan
Post by: kamala on 21 August 2009, 01:53:25 PM
Quote from: freedom on 21 August 2009, 12:26:57 PM
Wah.. cara yg sgt bagus rekan Kamala :)
Betul jg.. ajak mereka ke Vihara jg :)
Banyak informasi yg salah yg mereka terima .. dan silahkan buktikan di Vihara :)

Boleh jg nich caranya :)
Jk bertemu teman2 tsb.. sy akan coba cara anda :)
Who Knows.. teman2 tsb setelah mengetahui "Kebenaran" informasi yg selama ini mrk peroleh.. malah berjodoh dgn ajaran Buddhisme :)
;D ;D ;D
ok kan
salam kenal
Title: Re: Pertanyaan yang menyudutkan
Post by: Mystic on 21 August 2009, 03:14:08 PM
Quote from: vathena on 21 August 2009, 01:18:10 PM
Quote from: Lokkhitacaro on 31 December 2008, 12:22:17 PM

(masih ? oh noo! saya sudah menjadi Buddhis, saya sudah ditisarana, saya juga sudah punya nama Buddhis)


maaf yach OOT bentar , nama Buddhis gimana perolehnya yach ?

ok BTT , saya rasa sekarang k*** itu seperti MLM dan umat2nya adalah salesman penjual surga . saya sich ngak salahkan Y*** yach , yang sekarang yang aneh2 itu umatnya , agama orang diejek2 diperburukan , kalau saya ketemu orang yang seperti itu , saya biasa langsung bilang "apakah agama kalian mengajarkan kalian untuk menjelek2an agama orang lain untuk mengembangkan ajaran sendiri?"

heeem gw jg blum ada nama buddhis tapi nyokap gw ada dan gw tanya ke nyokap gw gmn caranya? trus nyokap gw blg dateng aja ke vihara nanti disana kmu register, klo ga salah inget ada prosedurnya deh aku jg lupa, trus nanti nama buddhis di kasi sendiri oleh mereka kira2 seperti itu seh cc ^_^
huehuehuehuehue
Title: Re: Pertanyaan yang menyudutkan
Post by: Jerry on 21 August 2009, 06:08:57 PM
Quote from: vathena on 21 August 2009, 01:18:10 PM
Quote from: Lokkhitacaro on 31 December 2008, 12:22:17 PM

(masih ? oh noo! saya sudah menjadi Buddhis, saya sudah ditisarana, saya juga sudah punya nama Buddhis)


maaf yach OOT bentar , nama Buddhis gimana perolehnya yach ?

Ikutan visuddhi tisarana di vihara terdekat, entah yg buddhayana, mahayana atau theravada. biasanya visuddhi diadain pd hari tertentu, misalnya kathina, wesak atau asadha gitu.. makanya ikutan dunk kegiatan2 di vihara. ;D

BTT!
Title: Re: Pertanyaan yang menyudutkan
Post by: vathena on 21 August 2009, 10:18:41 PM
thank youu buat teman2 yang udah kasih tau cara dapat nama buddhis .
Title: Re: Pertanyaan yang menyudutkan
Post by: Equator on 23 October 2009, 11:18:19 AM
Quote from: jimmykei on 21 August 2009, 10:28:17 AM
;D

aku masih akan menjadi agama Buddha hari ini, besok, dan selamanya...

Bagus nih tekadnya..  =D> =D> =D>
Title: Re: Pertanyaan yang menyudutkan
Post by: Tekkss Katsuo on 23 October 2009, 11:40:12 AM
 _/\_

saya jg bertekad demikian hahahaha
Title: Re: Pertanyaan yang menyudutkan
Post by: arisslash on 17 December 2009, 02:28:49 PM
Aku punya dua pengalaman yang membuat aku muak dengan K******. Yang pertama adalah pengalaman beberapa hari setelah Cheng Beng. Ada saudara aku yang sekolahnya di M******** trus dia bilang ke gua katanya ada gurunya yang notabene adalah pendidik mengatakan kepadanya bahwa Cheng Beng itu adalah pemujaan kepada setan karena yang ada di kuburan itu semuanya adalah setan dan roh yang mati itu sebenarnya telah dibawa Y**** ke surga. Trus kejadian yang kedua adalah pas ada saudara aku yang meninggal karena sakit. Sebelum meninggal saudara aku yang dirawat di rumah sakit didatangi oleh pendeta akhirnya saudara aku itu beralih agama. Yang bikin aku tidak senang adalah mereka selalu mencari kesempatan pada saat seseorang sedang lemah (kondisi sakit, sekarat atau kesulitan keuangan). Just sharing.
Title: Re: Pertanyaan yang menyudutkan
Post by: Nevada on 17 December 2009, 03:41:56 PM
Quote from: arisslash on 17 December 2009, 02:28:49 PM
Aku punya dua pengalaman yang membuat aku muak dengan K******. Yang pertama adalah pengalaman beberapa hari setelah Cheng Beng. Ada saudara aku yang sekolahnya di M******** trus dia bilang ke gua katanya ada gurunya yang notabene adalah pendidik mengatakan kepadanya bahwa Cheng Beng itu adalah pemujaan kepada setan karena yang ada di kuburan itu semuanya adalah setan dan roh yang mati itu sebenarnya telah dibawa Y**** ke surga. Trus kejadian yang kedua adalah pas ada saudara aku yang meninggal karena sakit. Sebelum meninggal saudara aku yang dirawat di rumah sakit didatangi oleh pendeta akhirnya saudara aku itu beralih agama. Yang bikin aku tidak senang adalah mereka selalu mencari kesempatan pada saat seseorang sedang lemah (kondisi sakit, sekarat atau kesulitan keuangan). Just sharing.

Tidak perlu muak. Coba ajak mereka untuk berpikir lebih jernih...

Misalnya mengenai tradisi Ceng Beng yang katanya adalah pemujaan setan. Dalam padangan kr****n, tradisi Tionghoa itu merupakan perbuatan buruk di mata Tuhan. Dalam kr****n pun dikenal adanya konsep dosa turunan. Yaitu dosa yang diwariskan dari Adam dan Hawa ke semua manusia. Konsep dosa turunan sendiri sebenarnya tidak ada di Alkitab, konsep ini muncul belakangan dari lembaga Kekr****nan. Menurut pandangan kr****n, dosa turunanlah yang membuat semua orang penuh dosa dan upahnya adalah maut. Berbagai fenomena dan keadaan yang kita bawa semuanya karena pengaruh dosa turunan. Nah dalam konsep ini sendiri ada pertentangan, misalnya yang pernah saya tanyakan ke teman-teman Kristiani:

"Saya tidak bisa menerima bulat-bulat konsep dosa turunan ini. Karena menurut saya konsep ini memiliki kontradiksi dengan fakta dunia. Seperti yang kita bisa lihat di dunia ini, ada orangtua yang baik hati tetapi memiliki anak yang serba kekurangan. Namun ada juga orangtua yang bejat tetapi justru memiliki anak yang banyak kelebihan. Jika dosa turunan memang sebuah harga mati, kenapa orangtua yang baik justru "memberikan warisan" dosa berat hingga ada anak yang kekurangan? Kenapa pula ada orangtua yang bejat tetapi "memberikan warisan" dosa yang tidak begitu berat sehingga ada anak yang punya banyak kelebihan? Jika Anda tidak pernah melihat bahwa ada orang-orang seperti ini, kapan-kapan saya bisa mengajak Anda untuk berkenalan dengan mereka. 

Jika Anda berpendapat bahwa dosa turunan juga bergantung pada leluhur-leluhurnya yang lalu, sepertinya tidak demikian. Saya beri contoh orang-orang Tionghoa di zaman dahulu. Negeri Tiongkok adalah negeri yang kental dengan ajaran Taoisme dan sembahyang kepada dewa-dewa. Dalam pandangan kr****n, kehidupan orang-orang seperti ini tentulah kehidupan yang jauh dari Tuhan, atau boleh dikatakan sebagai "sesat". Tetapi sejarah membuktikan bahwa peradaban orang Tionghoa dari 5.000 tahun yang lalu sampai dewasa ini adalah salah satu peradaban terbaik di dunia. Masyarakatnya sejahtera dan sepertinya dosa turunan tidak berlaku di tanah itu. Bahkan kalau boleh dilihat sekarang, orang-orang Tionghoa sudah menyebar ke seluruh penjuru dunia. Dan sebagian besar di antara mereka adalah "sesat" ataupun lahir dari leluhur mereka yang "jauh dari Tuhan", tetapi kesejahteraan tetap ada bersama mereka."


Coba ajak mereka menelaah contoh kasus seperti itu. Kalau tradisi Cheng Beng adalah pemujaan setan, tapi buktinya kok Negeri Tiongkok sejahtera meskipun hidup jauh dari Tuhan. Katanya kalau melakukan penyembahan berhala, menyembah banyak allah, melakukan perbuatan yang jauh dari Hukum Taurat, maka Tuhan akan menghukum orang-orang seperti itu. Tapi kok kenyataannya tidak.

Bagi mereka yang mau berpikir, mereka akan menyadari kontradiksi ini. Bagi yang imannya terlalu kuat, mereka selalu mengatakan bahwa alasan Tuhan di atas logika... Biarkan mereka merenungkan hal ini...
Title: Re: Pertanyaan yang menyudutkan
Post by: wiithink on 23 December 2009, 08:40:37 PM
gw juga sering di tanya ama sodara gw, agama gw apa? dan gw jawab, Buddha.
dia pasti ngomong, masih yah??

trus gw tanya dia, lu agama apa?.. trus di jawab, k*****n. trus, gw tanya aja, trus, kalo bonyok lu ninggal gimana?.. dia bilang biarin aja dikuburan. pas mamanya denger, langsung marah2 ama dia huakakaka...

"masih", ckckckck....

mereka tidak mengerti arti Buddha, sebenarnya. berani komentar
Title: Re: Pertanyaan yang menyudutkan
Post by: Sumedho on 23 December 2009, 09:03:39 PM
langung ralat donk, bilang "sudah"
Title: Re: Pertanyaan yang menyudutkan
Post by: Mr. Wei on 23 December 2009, 09:09:59 PM
Teman gw di kampus 90% karesten dan cat-holic, kalau mereka lagi ngomongin alkitab + gerejanya gw kadang suka ikut2an ngomong.
Mereka nanya: 'koq loe tau vin?'.
Gw jawab: 'ya iya donk, gw kan sekolah di sekolah kr****n 6 tahun'.
Lalu ada yang nanya: 'kenapa ke agama buddha vin? kan uda di kr****n waktu itu?'
Gw jawab lagi: 'gw gak menemukan kepuasan di agama itu, di agama buddha gw lebih banyak menemukan kepuasan dari penjelasan2 tentang kehidupan.'

Akhirnya ada 1 ngajakin gw untuk ke apartemen dia untuk bicarain tentang buddhism dan kristianism. Tapi gw bilang kapan2 aja ya (soalnya waktu itu gw lagi males, mau tidur di rumah :P)
Title: Re: Pertanyaan yang menyudutkan
Post by: ryu on 23 December 2009, 09:46:40 PM
Quote from: Mr. Wei on 23 December 2009, 09:09:59 PM
Teman gw di kampus 90% karesten dan cat-holic, kalau mereka lagi ngomongin alkitab + gerejanya gw kadang suka ikut2an ngomong.
Mereka nanya: 'koq loe tau vin?'.
Gw jawab: 'ya iya donk, gw kan sekolah di sekolah kr****n 6 tahun'.
Lalu ada yang nanya: 'kenapa ke agama buddha vin? kan uda di kr****n waktu itu?'
Gw jawab lagi: 'gw gak menemukan kepuasan di agama itu, di agama buddha gw lebih banyak menemukan kepuasan dari penjelasan2 tentang kehidupan.'

Akhirnya ada 1 ngajakin gw untuk ke apartemen dia untuk bicarain tentang buddhism dan kristianism. Tapi gw bilang kapan2 aja ya (soalnya waktu itu gw lagi males, mau tidur di rumah :P)
pasti cowo, kalo cewe pasti langsung pergi yak =))
Title: Re: Pertanyaan yang menyudutkan
Post by: Jerry on 23 December 2009, 09:53:10 PM
Quote from: Mr. Wei on 23 December 2009, 09:09:59 PM
Teman gw di kampus 90% karesten dan cat-holic, kalau mereka lagi ngomongin alkitab + gerejanya gw kadang suka ikut2an ngomong.
Mereka nanya: 'koq loe tau vin?'.
Gw jawab: 'ya iya donk, gw kan sekolah di sekolah kr****n 6 tahun'.
Lalu ada yang nanya: 'kenapa ke agama buddha vin? kan uda di kr****n waktu itu?'
Gw jawab lagi: 'gw gak menemukan kepuasan di agama itu, di agama buddha gw lebih banyak menemukan kepuasan dari penjelasan2 tentang kehidupan.'

Akhirnya ada 1 ngajakin gw untuk ke apartemen dia untuk bicarain tentang buddhism dan kristianism. Tapi gw bilang kapan2 aja ya (soalnya waktu itu gw lagi males, mau tidur di rumah :P)
Wah niat dia pasti mau ngelurusin loe agar kembali ke jalan yang bener >:D
Karena 1 ekor domba tersesat yg pulang lebih disambut dengan sukacita dibanding 99 ekor yg tidak tersesat dan berkumpul. :D
Title: Re: Pertanyaan yang menyudutkan
Post by: Mr. Wei on 23 December 2009, 10:35:39 PM
Quote from: ryu on 23 December 2009, 09:46:40 PM
Quote from: Mr. Wei on 23 December 2009, 09:09:59 PM
Teman gw di kampus 90% karesten dan cat-holic, kalau mereka lagi ngomongin alkitab + gerejanya gw kadang suka ikut2an ngomong.
Mereka nanya: 'koq loe tau vin?'.
Gw jawab: 'ya iya donk, gw kan sekolah di sekolah kr****n 6 tahun'.
Lalu ada yang nanya: 'kenapa ke agama buddha vin? kan uda di kr****n waktu itu?'
Gw jawab lagi: 'gw gak menemukan kepuasan di agama itu, di agama buddha gw lebih banyak menemukan kepuasan dari penjelasan2 tentang kehidupan.'

Akhirnya ada 1 ngajakin gw untuk ke apartemen dia untuk bicarain tentang buddhism dan kristianism. Tapi gw bilang kapan2 aja ya (soalnya waktu itu gw lagi males, mau tidur di rumah :P)
pasti cowo, kalo cewe pasti langsung pergi yak =))

=)) =)) =))

Quote from: Jerry on 23 December 2009, 09:53:10 PM
Quote from: Mr. Wei on 23 December 2009, 09:09:59 PM
Teman gw di kampus 90% karesten dan cat-holic, kalau mereka lagi ngomongin alkitab + gerejanya gw kadang suka ikut2an ngomong.
Mereka nanya: 'koq loe tau vin?'.
Gw jawab: 'ya iya donk, gw kan sekolah di sekolah kr****n 6 tahun'.
Lalu ada yang nanya: 'kenapa ke agama buddha vin? kan uda di kr****n waktu itu?'
Gw jawab lagi: 'gw gak menemukan kepuasan di agama itu, di agama buddha gw lebih banyak menemukan kepuasan dari penjelasan2 tentang kehidupan.'

Akhirnya ada 1 ngajakin gw untuk ke apartemen dia untuk bicarain tentang buddhism dan kristianism. Tapi gw bilang kapan2 aja ya (soalnya waktu itu gw lagi males, mau tidur di rumah :P)
Wah niat dia pasti mau ngelurusin loe agar kembali ke jalan yang bener >:D
Karena 1 ekor domba tersesat yg pulang lebih disambut dengan sukacita dibanding 99 ekor yg tidak tersesat dan berkumpul. :D

Kapan2 mau ke sana sih, penasaran juga dia mau ngomong apa ke gw, hehehehe...
Title: Re: Pertanyaan yang menyudutkan
Post by: waliagung on 23 December 2009, 10:58:23 PM
kenapa tidak ikut aja takut ya,,,,,,,,,,,,,,,,,
menurut saya kita  harus menjelaskan kabar kebahagian tertinggi dlm pandangan agama buddha,jgn smp kalah set,bila mereka punya warta kemenangan kita juga punya warta kebahagian,menang tanpa tujuan kebahagian tertinggi sm dengan kemenangan sia2 hanya mendapatkan  akhir tanpa menyentuh inti kebahagian,

"kemenangan yg diawali atau di sebabkan pertumpahan darah walaupun setetes sungguh tidak/kurang tepat untuk di banggakan, kemenangan tanpa setetes darah yg mengalir dlm penyebaran kebenaran adl kemulian"
Title: Re: Pertanyaan yang menyudutkan
Post by: Mr. Wei on 23 December 2009, 11:11:14 PM
Bukan takut, tapi lagi capek, dan besok ada UAS di kampus, mau belajar dulu :P
Title: Re: Pertanyaan yang menyudutkan
Post by: Parami on 05 March 2010, 02:35:22 PM
Gak usah di-ikutin.... paling cm jd perdebatan konyol...en kalo semua emosi jd timbul keributan.
Sayang khan persahabatan yg ada jd putus.... setuju [at] Mr. Wei???

Biar kita berjalan masing2 untuk urusan bathin.. ya gak.
Title: Re: Pertanyaan yang menyudutkan
Post by: Tai Ji Quan on 25 March 2010, 11:10:56 PM
Lain kali coba jelaskan ke mereka Bahwa pemilihan agama bukan berdasarkan bahwa agamanya yang paling benar. Tapi pemilihan agama berdasarkan kecocokan. Bilang aja saya cocok kok di Buddha dan anda cocok di K.....

Apakah cirinya kita cocok di satu agama? cirinya adalah semakin meningkatnya hal-hal baik dalam diri kita. Seperti semakin bisa berpikir lebih positif dan mendoakan semoga semua makhluk berbahagia, semakin bisa mengendalikan pikiran ucapan dan perbuatan kita ke arah yang lebih baik...

Semoga bermanfaat....
Title: Re: Pertanyaan yang menyudutkan
Post by: Tommy Fong on 29 April 2010, 08:28:33 AM
Saya mengerti kenapa mereka bertanya demikian karena pertanyaan seperti itu sering ditanyakan ke saya berkali-kali. Mereka mencampur-adukkan ajaran Buddha dengan tradisi umat Tionghoa seperti bakar-bakar kertas untuk leluhur. Kita harus menerang kan dengan jelas bahawa tradisi itu bukan bagian dari ajaran Buddha walaupun Buddha sendiri tidak pernah melarang atau menyetujui.
8)
Title: Re: Pertanyaan yang menyudutkan
Post by: ENCARTA on 08 May 2010, 02:04:24 AM
seorang teman yg baik adalah yg bisa menghormati dan mencoba menerima kita apa adanya ( titik )
Title: Re: Pertanyaan yang menyudutkan
Post by: kusalaputto on 08 May 2010, 12:53:33 PM
Quote from: ENCARTA on 08 May 2010, 02:04:24 AM
seorang teman yg baik adalah yg bisa menghormati dan mencoba menerima kita apa adanya ( titik )
sayangnya bagi mereka teman yg lom jadi domba harus d jadikan domba n ga mau ngerti :))
Title: Re: Pertanyaan yang menyudutkan
Post by: Aime on 25 August 2010, 04:58:36 PM
biarin saja.. yang penting dia bahagia dengan apa yg dia percaya saat itu. Kalau sudah waktunya, bibit bunga tersebut akan tumbuh dan mekar sendirinya..
Title: Re: Pertanyaan yang menyudutkan
Post by: yanfei on 26 August 2010, 09:41:58 PM
kalo kata bhante viriyanadi mahathera "Anda boleh pindah agama asalkan menjadi lebih baik. Sebelum pindah agama jarang sembahyang, tapi setelah itu sering sembahyang dan percaya Tuhan itu baik. Jangan setelah pindah agama malah sering berbohong karena ada pengampunan dosa itu menjadi tidak baik"
"Anda tidak boleh membuddhakan orang karena melanggar hak asasi beragama tapi pelajarilah ajaran Buddha dengan baik dan benar, anda akan memperoleh manfaatnya dalam kehidupan"
Title: Re: Pertanyaan yang menyudutkan
Post by: fabian c on 27 August 2010, 04:25:05 PM
Quote from: yanfei on 26 August 2010, 09:41:58 PM
kalo kata bhante viriyanadi mahathera "Anda boleh pindah agama asalkan menjadi lebih baik. Sebelum pindah agama jarang sembahyang, tapi setelah itu sering sembahyang dan percaya Tuhan itu baik. Jangan setelah pindah agama malah sering berbohong karena ada pengampunan dosa itu menjadi tidak baik"
"Anda tidak boleh membuddhakan orang karena melanggar hak asasi beragama tapi pelajarilah ajaran Buddha dengan baik dan benar, anda akan memperoleh manfaatnya dalam kehidupan"

Astaga.....   :o
Title: Re: Pertanyaan yang menyudutkan
Post by: junxiong on 28 August 2010, 11:26:00 PM
Quote from: yanfei on 26 August 2010, 09:41:58 PM
kalo kata bhante viriyanadi mahathera "Anda boleh pindah agama asalkan menjadi lebih baik. Sebelum pindah agama jarang sembahyang, tapi setelah itu sering sembahyang dan percaya Tuhan itu baik. Jangan setelah pindah agama malah sering berbohong karena ada pengampunan dosa itu menjadi tidak baik"
"Anda tidak boleh membuddhakan orang karena melanggar hak asasi beragama tapi pelajarilah ajaran Buddha dengan baik dan benar, anda akan memperoleh manfaatnya dalam kehidupan"

Sebuah statement yang cukup kontroversial menurut saya.
Tetapi kaliimat terakhir saya setuju....