Mungkin thread seperti ini sudah sering dibahas, tapi saya ingin tahu mengenai "konsep" setelah kematian tu menurut berbagai mazhab yang ada baik : theravada, mahayana, tantrayana, maitreya, dan tri dharma
Jadi saya mohon apabila ada yang memberikan penjelasan, memberitahukan mazhab yang dipakai :)
Dan kalau bisa komplit dengan urut-urutannya dari pertama kali kehilangan pernafasan s/d re-inkarnasi atau berada di suatu alam, berapa lama, apa saja, di adili atau tidak bla...bla..bla...
Mohon dengan sangat, karena sampai saat ini saya yakin masih banyak yang belum tahu, termasuk saya
** Thread ini tidak ada maksud untuk perdebatan, apabila ada yang ditanyakan bisa saja, tetapi tidak untuk dicari benar dan salahnya
Maitreya
hampir sama dengan agama Monotheism yang mengajarkan Surga dan Neraka. Ketika kematian menjelang maka seseorang yang belum masuk ke Maitreya harus di chiu tao terlebih dahulu agar arwahnya tenang,namun bila sudah chiu tao dingatkan akan 5 kata suci sebagai password ketika ditanya di surga nanti.
Lalu bila ternyata semasa hidup meskipun telah chiutao tapi tidak pernah ke vihara Maitreya maka di surga akan masuk dalam kelas pelajaran seperti belajar ulang ajaran Maitreya,sedangkan mereka yang sering ke vihara ketika di surga akan bebas berkehendak.
Well,tentunya kalau misalnya udah chiutao tapi meninggalkan ajaran Maitreya maka tidak ada kata ampun dan neraka terbuka disana.
Tantrayana
Mengenal alam antara yaitu alam Bardo.
Tantra mengenal sebelum kematian mengecek dari mana keluarnya nafas,contoh bila nafas terakhir di bagian kaki maka dia akan terlahir di alam sengsara,kalau melewati ubun2 maka dia akan ke alam yang lebih tinggi.lalu sebelum masuk ke alam yang lebih tinggi ada alam antara tempat singgah sementara,disana sesuai dengan kamma masing2 akan melihat wujud2 Buddha (Vairocana,Amitabha,dll).bila gagal mengindentifikasi maka akan muncul kembali wujud Buddha dalam tampak yang seram.bila berhasil menjadi tenang dan memilih serta mengindentifikasi dengan baik maka seseorang akan terlahir di alam dimana pilihannya itu sendiri.
mengenai hal ini kamu bisa coba cari di google mengenai Alam Bardo atau buku "Tibetan Book Of Death"
kalau tidak salah di maitreya jg teragantung keluar dari lubang mana yg menentukan kelahiran jg. Dulu inget waktu abis di chiu tao ada di jelasin pakai gambar gitu
Tri Dharma
dikenal dewa Yama,pada saat meninggal,roh akan melewati jembatan penyebrangan arwah dan bertemu dewa Yama(Yen Wang),disana akan diperlihatkan semua kejahatan dan kebajikan yang telah diperbuat,dan setelh ditimbang maka akan ditentukan apakah menjadi dewa,manusia,binatang atau neraka.
Quote from: Sumedho on 03 December 2008, 08:31:55 AM
kalau tidak salah di maitreya jg teragantung keluar dari lubang mana yg menentukan kelahiran jg. Dulu inget waktu abis di chiu tao ada di jelasin pakai gambar gitu
ada sih tapi aku ga inget begitu jelas,konsepnya hampir sama dengan Taoisme dimana kalo keluar dari perut maka jadi setan kelaparan,kalo dari hidung,akan kembali ke manusia,tapi itu menjadi doktrin yang berseberangan karena Monotheisme hanya mengenal Surga dan Neraka.dan itu janji mereka kepada umatnya juga kan.
tergantung ngajarnya ke agama dulu yah ;D
kgk mungkin ngajarin jadi setan kelaparan atau binatang ke agama samawi yg tidak percaya rebirth
yep,lagian agak membingungkan Maitreya sebagai agama samawi atau memandang dari segi Taoisme dan Buddhisme karena tentunya kalo samawi cuman ada surga dan neraka.kalo di Taoisme dan Buddhisme masih ada konsep lahir jadi ini itu.so bingung deh
Bro Nyana,
Padahal Guru Agung kita kan satu, Buddha Gotama, Koq ajaran tentang setelah kematiannya koq beda2 banget sih ? tadinya saya pikir beda2 tipis gitu lohh
jadi bingung saya mana yang paling tepat ? kalo begini balik2 lagi ke kepercayaan masing2 dong.. maunya cara apa dan bagaimana ?
Kalo di theravada sih simpel banget.......
kalo lahir ada yg dinamakan patisandhi citta
(https://forum.dhammacitta.org/proxy.php?request=http%3A%2F%2Fi197.photobucket.com%2Falbums%2Faa15%2Fmarkosprawira%2Fdying2liveD1.jpg&hash=9ffd7f3c41318f26bbaeb9d20f774438cb600b3b)
biasanya pada kondisi biasanya, 1 proses kesadaran terdiri dari 17 citta (yg didalamnya ada 7 javana) seperti diatas (warna merah)
(https://forum.dhammacitta.org/proxy.php?request=http%3A%2F%2Fi197.photobucket.com%2Falbums%2Faa15%2Fmarkosprawira%2Fdying2liveD7.jpg&hash=77eeace9041c4611e970ea9b6dd5b201a9b9b644)
nah menjelang kematian, pas sebelum meninggal hanya ada 5 javana (warna merah)
disusul cuti citta/death citta (citta yg menutup kehidupan sbg mahluk tsb,warna biru)
dan langsung muncul patisandhi citta/rebirth linking (warna biru) sebagai mahluk baru
5 javana terakhir itulah yang menjadi pendorong utk patisandhi citta yg baru
Simpel banget kok secara theravada sih...... kalo pernah baca buku many lives, many master disana kematian itu digambarkan seperti melangkah melewati pintu
Sebelum lewat, mahluk A
Setelah lewat, udah langsung jadi mahluk B
Semoga proses kematian bermanfaat bagi kita semua agar nantinya tidak takut menjelang kematian _/\_
Quote from: Herdiboy on 03 December 2008, 09:02:09 AM
Bro Nyana,
Padahal Guru Agung kita kan satu, Buddha Gotama, Koq ajaran tentang setelah kematiannya koq beda2 banget sih ? tadinya saya pikir beda2 tipis gitu lohh
jadi bingung saya mana yang paling tepat ? kalo begini balik2 lagi ke kepercayaan masing2 dong.. maunya cara apa dan bagaimana ?
dear herdiboy
ga usah pusing lah...... yg pasti hendaknya kita selalu berusaha untuk berbuat baik dan mengurangi berbuat jahat
karena menjelang kematian, akan muncul nimitta/bayangan perbuatan2, simbol perbuatan ataupun alam yg akan dituju
dan semuanya tergantung dari bagaimana kondisi batin kita saat itu.....
makanya ga usah dipusingin konsepnya, yg penting jaga agar menjelang mati, pikirkan hal yg menyenangkan seperti berdana, berbuat baik ke teman, dll.....
jgn mikir yg aneh2 ky cewe seksi, mancing ikan, menguliti binatang, menikmati hasil korupsi, dll
semoga bisa dimengerti yah
Ya, Theravada sangat sederhana, ada kesadaran-kesadaran kematian, ada kesadaran-kesadaran yang menghubungkan kelahiran kembali, ada kesadaran makhluk baru. Di Theravada tidak dikenal alam antara antara suatu kematian dan kelahiran kembali (dengan perkecualian anagami, ada kasus khusus yang disebut antarabhava parinabanayin, di mana ada kesadaran kematian, tetapi sebelum
berproses lagi ada kesadaran sebelum parinibanna, dan parinibanna).
Quote from: markosprawira on 03 December 2008, 09:22:27 AM
dear herdiboy
ga usah pusing lah...... yg pasti hendaknya kita selalu berusaha untuk berbuat baik dan mengurangi berbuat jahat
karena menjelang kematian, akan muncul nimitta/bayangan perbuatan2, simbol perbuatan ataupun alam yg akan dituju
dan semuanya tergantung dari bagaimana kondisi batin kita saat itu.....
makanya ga usah dipusingin konsepnya, yg penting jaga agar menjelang mati, pikirkan hal yg menyenangkan seperti berdana, berbuat baik ke teman, dll.....
jgn mikir yg aneh2 ky cewe seksi, mancing ikan, menguliti binatang, menikmati hasil korupsi, dll
semoga bisa dimengerti yah
Bro Markos
Saya pernah di ajak diskusi sama teman seDhamma juga nih
Intinya gini, banyak kejadian di rumah sakit saat pasien pada sekarat
Biasanya ajang begini suka dimanfaatkan oleh agama tertentu yang biasanya mewartakan keselamatan
Nah mereka ini seakan tidak peduli walaupun mereka berbeda keyakinan dengan yang sakit dan 'mengintimidasi' bahkan berusaha 'mengconvert' si pasien untuk pindah keyakinan sebelum terlambat
Dan malangnya sayapun pernah mengalami mereka datang saat Ibunda saya terbaring sakit
Yang saya ga abis pikir, adalah pasien tersebut belum tentu setuju akan tindakan mereka yang maen 'hantam kromo' tersebut dan saya punya kekhawatiran praktek seperti itu akan mendatangkan 'dosa' bagi si pasien yang tak setuju/tak suka dan memolak namun tak berdaya karena sudah mendekati ajal
kasihan kalo mereka putus nafas pada saat seperti itu, tentunya akan membentuk kesadaran menjelang ajal yang buruk.. kira2 gimana pendapat Bro Nyana nih terhadap kasus ini ?
Quote from: Wolverine on 03 December 2008, 09:27:39 AM
Ya, Theravada sangat sederhana, ada kesadaran-kesadaran kematian, ada kesadaran-kesadaran yang menghubungkan kelahiran kembali, ada kesadaran makhluk baru. Di Theravada tidak dikenal alam antara antara suatu kematian dan kelahiran kembali (dengan perkecualian anagami, ada kasus khusus yang disebut antarabhava parinabanayin, di mana ada kesadaran kematian, tetapi sebelum
berproses lagi ada kesadaran sebelum parinibanna, dan parinibanna).
kalo anagami beda bro...... kalo ga salah, Javana 5-nya itu udah arahat magga, jadi masuk ke suddhavasa 5.
Itu yg membuat beliau tidak terlahir kembali setelah dari suddhavasa
mengenai kasus2 special seperti diatas atau bagaimana citta arahat yg akan meninggal, mgkn kita bisa bahas di bagian abhidhamma yah... Javana apa saja yg kemungkinan ada di citta arahat menjelang kematian
kalo dibahas disini, mgkn akan membingungkan rekan2 lainnya yg non theravada...
semoga bisa dimengerti.....
Quote from: Herdiboy on 03 December 2008, 09:36:54 AM
Quote from: markosprawira on 03 December 2008, 09:22:27 AM
dear herdiboy
ga usah pusing lah...... yg pasti hendaknya kita selalu berusaha untuk berbuat baik dan mengurangi berbuat jahat
karena menjelang kematian, akan muncul nimitta/bayangan perbuatan2, simbol perbuatan ataupun alam yg akan dituju
dan semuanya tergantung dari bagaimana kondisi batin kita saat itu.....
makanya ga usah dipusingin konsepnya, yg penting jaga agar menjelang mati, pikirkan hal yg menyenangkan seperti berdana, berbuat baik ke teman, dll.....
jgn mikir yg aneh2 ky cewe seksi, mancing ikan, menguliti binatang, menikmati hasil korupsi, dll
semoga bisa dimengerti yah
Bro Markos
Saya pernah di ajak diskusi sama teman seDhamma juga nih
Intinya gini, banyak kejadian di rumah sakit saat pasien pada sekarat
Biasanya ajang begini suka dimanfaatkan oleh agama tertentu yang biasanya mewartakan keselamatan
Nah mereka ini seakan tidak peduli walaupun mereka berbeda keyakinan dengan yang sakit dan 'mengintimidasi' bahkan berusaha 'mengconvert' si pasien untuk pindah keyakinan sebelum terlambat
Dan malangnya sayapun pernah mengalami mereka datang saat Ibunda saya terbaring sakit
Yang saya ga abis pikir, adalah pasien tersebut belum tentu setuju akan tindakan mereka yang maen 'hantam kromo' tersebut dan saya punya kekhawatiran praktek seperti itu akan mendatangkan 'dosa' bagi si pasien yang tak setuju/tak suka dan memolak namun tak berdaya karena sudah mendekati ajal
kasihan kalo mereka putus nafas pada saat seperti itu, tentunya akan membentuk kesadaran menjelang ajal yang buruk.. kira2 gimana pendapat Bro Nyana nih terhadap kasus ini ?
menjelang kematian, ada 4 tingkat kamma yg berperan yaitu :
1. Garuka kamma : baik 5 akusala atau kusala (jhana)
2. Kamma saat itu
3. Kamma kebiasaan
4. Kamma sesewaktu
Nah yg anda gambarkan itu, ada di no. 2...
betul yg anda blg, bhw jika saat itu muncul dosa mula citta dan DEAD.... maka kelahiran berikutnya akan masuk ke alam yg penuh kebencian yaitu niraya/neraka.
karena itu, semoga kita semua bisa mempertahankan kondisi terakhir sanak saudara kita utk selalu positif, misal :
- dia suka keng, jgn dipaksa hrs baca paritta
- jgn menangis di dalam kamar
- jgn membuat keributan, apalagi mengenai warisan
dan masih bnyk hal yg harus dijaga agar beliau dapat terlahir di alam yg lebih baik...
semoga bermanfaat bagi kita semua
Bro Markos
kalo dilihat dari tingkatannya ada di nomor 2 termasuk sangat penting pula kesadaran menjelang ajal itu untuk kasus yang saya ceritakan tadi
semoga saja kita dapat mempertahankan kondisi terakhir tersebut
tapi semuanya anicca sih bro..
semoga kita semua bisa terlahir ke alam yang lebih baik
thanks penjelasannya
Quote from: Sumedho on 03 December 2008, 08:31:55 AM
kalau tidak salah di maitreya jg teragantung keluar dari lubang mana yg menentukan kelahiran jg. Dulu inget waktu abis di chiu tao ada di jelasin pakai gambar gitu
Oh... Suhu juga punya kapling di surga.... :))
_/\_ :lotus:
Daripada omongin soal alam kematian mendingan omongin soal mengisi kehidupan ini. Ngapain bicarain alam kematian kalo belom terjadi. Yang penting tuh bicarain cara mengisi kehidupan ini. Bukan bicara setelah kehidupan yang belum terjadi.
Life is Beutyfulll
Gitu loookh !
Quote from: Sumedho on 03 December 2008, 08:31:55 AM
kalau tidak salah di maitreya jg teragantung keluar dari lubang mana yg menentukan kelahiran jg. Dulu inget waktu abis di chiu tao ada di jelasin pakai gambar gitu
Kalo menurut maitreya lubang yang paling bagus wkt arwah keluar (istilah yang mengenal roh kekal) yaitu lubang yang di antara Alis ( mgkn cakra mata ketiga, ini pendapat pribadi).....
Life is dukkha, makanya relevan untuk membicarakan kematian.
Quote from: markosprawira on 03 December 2008, 09:19:01 AM
Kalo di theravada sih simpel banget.......
kalo lahir ada yg dinamakan patisandhi citta
(https://forum.dhammacitta.org/proxy.php?request=http%3A%2F%2Fi197.photobucket.com%2Falbums%2Faa15%2Fmarkosprawira%2Fdying2liveD1.jpg&hash=9ffd7f3c41318f26bbaeb9d20f774438cb600b3b)
biasanya pada kondisi biasanya, 1 proses kesadaran terdiri dari 17 citta (yg didalamnya ada 7 javana) seperti diatas (warna merah)
(https://forum.dhammacitta.org/proxy.php?request=http%3A%2F%2Fi197.photobucket.com%2Falbums%2Faa15%2Fmarkosprawira%2Fdying2liveD7.jpg&hash=77eeace9041c4611e970ea9b6dd5b201a9b9b644)
nah menjelang kematian, pas sebelum meninggal hanya ada 5 javana (warna merah)
disusul cuti citta/death citta (citta yg menutup kehidupan sbg mahluk tsb,warna biru)
dan langsung muncul patisandhi citta/rebirth linking (warna biru) sebagai mahluk baru
5 javana terakhir itulah yang menjadi pendorong utk patisandhi citta yg baru
Simpel banget kok secara theravada sih...... kalo pernah baca buku many lives, many master disana kematian itu digambarkan seperti melangkah melewati pintu
Sebelum lewat, mahluk A
Setelah lewat, udah langsung jadi mahluk B
Semoga proses kematian bermanfaat bagi kita semua agar nantinya tidak takut menjelang kematian _/\_
Di Many lives Many masters Kayaknya ada juga digambarkan adanya alam perantara deh....dimana sebuah cahaya yang akan menarik arwahnya yang telah keluar dari tubuh...terus tunggu kl dah waktunya dah sampai akan terlahir lagi.....
Quote from: Wolverine on 03 December 2008, 10:36:14 AM
Life is dukkha, makanya relevan untuk membicarakan kematian.
;))
Terang aja , habis dipikirin kita, hidup kita adalah Dukha melulu gimane mau merasa bahagia :)).
Coba pikiran kita ada Hidup ini bahagia, PAsti bahagia ngak bilang Dukha atuhh :))
Life is So Sweat :))
[at] william_phang:
kalau itu keknya bisa dikatakan sebagai nimitta sebelum kematian, jadi sebenarnya masih belum meninggal.
Quote from: Herdiboy on 03 December 2008, 10:02:32 AM
Bro Markos
kalo dilihat dari tingkatannya ada di nomor 2 termasuk sangat penting pula kesadaran menjelang ajal itu untuk kasus yang saya ceritakan tadi
semoga saja kita dapat mempertahankan kondisi terakhir tersebut
tapi semuanya anicca sih bro..
semoga kita semua bisa terlahir ke alam yang lebih baik
thanks penjelasannya
Coba baca yg di bawah ini.... (sori yaah...saya tidak bisa terjemahkan ;D )
B Pàkadànapariyàya-kamma Catukka
With respect to the priority in bearing results, there are four
kinds of kamma:
1 Garuka-kammaWeighty kamma which is so strong that no other kamma
can stop its function in the next life. In other words, it
certainly produces its results in the next life.
Bad weighty kammas are pa¤cànantariya kamma,
namely, (i) creating a schism in the Saügha, (ii)
wounding a Buddha, (iii) murdering an arahat, (iv)
matricide, and, (v) parricide. Niyata-micchàdiññhi
(permanent false view) is also termed as one of the
weighty kammas.
On the other hand, 5 råpàvacara-kusala kammas and
4 aråpàvacara-kusala kammas are good weighty kammas.
Lokuttara-magga is also a weighty force for it closes the
doors of the four apàya abodes for ever.
2 Asa¤¤à-kamma (maksudnye asanna kamma)
Proximate kamma that is performed or remembered just
before death.
3 âciõõa-kamma (maksudnya acinna kamma)
Habitual kamma which is performed regularly, or it may
be a kamma which is performed once and is recollected
and remembered all the time.
4 Kañattà-kammaUnspecified kamma which is done once and soon
forgotten.
Now if we have any garuka-kamma, it will produce its result
when we die and condition our next life.
If we do not have any garuka-kamma, which is often the case,
then we must rely on asa¤¤à-kamma to condition our next life.
To get a good asa¤¤à-kamma, sons and daughters or relatives
and friends should arrange wholesome deeds such as offering
robes to monks or listening to Dhamma-preaching for the person
on his or her death-bed. The dying person should also be
reminded of his past good deeds.
A good example is Venerable Soõa's father in Ceylon. The
father made a living by hunting. When he was too old to go
hunting, he became a monk in his son's monastery. Soon he fell
ill and had a vision that hell hounds were coming up the hill to
bite him. He was frightened, and so he asked his son to drive
away the hounds.
His son, who was an arahat, knew that his father was having
a gati-nimitta to be cast away in niraya. He asked his disciples to
gather flowers quickly and spread them all over the pagoda in
the monastery. Then they carried his father together with his
bed to the pagoda. Venerable Soõa reminded his father to pay
homage to the pagoda and to rejoice in the offering of flowers
on his behalf.
The old monk calmed down, paid respect to the pagoda
and was delighted in seeing the flowers being offered to the
pagoda on his behalf. At that moment, his gati-nimitta changed.
He told his son, "Your beautiful step-mothers from celestial
abode come to take me along". The son was satisfied with the
result of his efforts.
This is a very good way of repaying the gratitude we owe
to our parents.
To be sure to get a good asa¤¤à-kamma, however, we should
develop an àciõõa-kamma while we are alive. The best àciõõakamma
is tranquillity-meditation or insight-meditation which
can be performed all the time. When it becomes habitual, it will
be remembered and practised near the time of death.
King Du¤¤hàgamaõi (Dutthagamani) of Ceylon was in the habit of giving
alms to monks before he took his meals. Once his brother rose
against him and drove him into the forest. While hiding in the
forest, he asked his attendant whether they had anything to eat.
His attendant replied that he had brought a bowl of royal meal.
The king divided the meal into four portions – one portion
is for him, one for the attendant, one for the horse and one for
offering. He then asked the attendant to invite monks or recluses
to come and collect his offering.
Of course they could see no one around. But on the king's
insistence, the attendant invited aloud. Lo! A reverend monk came
moving in the air. The monk was an arahat with the knowledge of
abhi¤¤à. The king was so delighted that he offered not only the
fourth portion of the meal but also his portion. The attendant
followed suit and offered his share. On looking at the horse, it
nodded indicating that it wanted to offer its share as well.
The king was in ecstasy for some time and then felt hungry
again. Knowing that the arahat could hear him with his divine
ear (dibba-sota), he made a wish to send him any remnant of the
meal. The arahat sent him the begging-bowl which came flying
in the air. The king took the bowl and found it full of food. The
food can be multiplied by iddhi-vidha-abhi¤¤à (supernormal
power). The king, the attendant and the horse could eat to their
full.
Later the king regained power and donated a tremendous
amount of his wealth to Buddha-sàsanà (Buddhist religion) for
building the great thåpa called Mahà-cetiya, many monasteries
and other religious buildings. He had all his good deeds
recorded. When he was on his death-bed, he listened to the
records, which were read to him. On coming to the item of
offering a meal to the arahat in the forest, he asked the reader
to stop the reading. He was in great joy and, remembering
that deed, he died. This good kamma gave him rebirth in Tusità
realm.
Cunda, a butcher, made a living by slaughtering pigs cruelly
for more than fifty years. When the time was up, the fire from
niraya came up and burnt him making him squeal like a pig for
seven days. He was in niraya as soon as he died. Thus àciõõakamma
becomes asa¤¤à-kamma and produces its result.
Sumber : Ultimate Science ~ Dr. Mehm Tin Mon
Semoga bermanfaat...
_/\_ :lotus:
waw... ternyata theravada malah sudah ada scheme-nya...
Kalau begitu konsep yang mengatakan adanya Raja-Raja Neraka itu aliran mana yah, sampai ada namanya dan aula yang dikuasainya.... apakah hanya tradisi chinese ??
Menurut salah satu bikkhu di Ekayana, orang itu memiliki beberapa tingkat kesadaran, jadi sebelum meninggal tingkat kesadaran itu satu persatu meninggalkan raganya (saya lupa ada berapa tingkat)... bener ga ? makanya menurut dia orang yang sudah tidak ada nafas terkadang masih bisa menitikkan air mata....
Trus dari kehilangan nafas, hari pertama-kedua-dst... orang yang meninggal itu ngapain aja yah ? ada yang bilang 49 hari, ada yang bilang 40 hari... trus kalau di video Tsitigarbha, apabila dalam jangka waktu itu keluarganya melakukan perbuatan baik maka, orang yang meninggal itu memperoleh 1/7 bagian dari kamma baik yang dilakukan pihak keluarga...
mohon penjelasan
Quote from: william_phang on 03 December 2008, 10:38:31 AM
Simpel banget kok secara theravada sih...... kalo pernah baca buku many lives, many master
Di Many lives Many masters Kayaknya ada juga digambarkan adanya alam perantara deh....dimana sebuah cahaya yang akan menarik arwahnya yang telah keluar dari tubuh...terus tunggu kl dah waktunya dah sampai akan terlahir lagi.....
[/quote]
dear ko william
sori sementara ini saya asumsikan itu sebenarnya sudah menjadi mahluk baru, di alam yg penuh cahaya
kenapa disitu dia ga ingat? karena yg diingat oleh dia adalah pengalaman2 yg "berkesan" (mayoritas yg buruk), yg membuat berakumulasi dalam banyak kehidupan, sehingga membuat dia menjadi traumatis saat ini
semoga bisa dimengerti yah
Quote from: her on 03 December 2008, 11:28:08 AM
waw... ternyata theravada malah sudah ada scheme-nya...
Kalau begitu konsep yang mengatakan adanya Raja-Raja Neraka itu aliran mana yah, sampai ada namanya dan aula yang dikuasainya.... apakah hanya tradisi chinese ??
Menurut salah satu bikkhu di Ekayana, orang itu memiliki beberapa tingkat kesadaran, jadi sebelum meninggal tingkat kesadaran itu satu persatu meninggalkan raganya (saya lupa ada berapa tingkat)... bener ga ? makanya menurut dia orang yang sudah tidak ada nafas terkadang masih bisa menitikkan air mata....
Trus dari kehilangan nafas, hari pertama-kedua-dst... orang yang meninggal itu ngapain aja yah ? ada yang bilang 49 hari, ada yang bilang 40 hari... trus kalau di video Tsitigarbha, apabila dalam jangka waktu itu keluarganya melakukan perbuatan baik maka, orang yang meninggal itu memperoleh 1/7 bagian dari kamma baik yang dilakukan pihak keluarga...
mohon penjelasan
ehm, mgkn rekan2 lain yg bisa menjawab karena jika secara theravada, demikianlah prosesnya...
pernah ada yg bercerita di myanmar adalah meditator bercerita pd wkt dia akan mati, dimulai tidak bisa merasakan ujung kaki, dan terakhir di sekitar dada
maaf jika tidak menerangkan kebingungan yg sedang anda alami.....
Jadi teringat kisah ini :
Sewaktu bibi jinaraga dinyatakan telah meninggal dunia secara medis di rumah sakit. Kemudian paman pun menyiapkan segala administrasi di rumah sakit dan berangkat ke balai sosial. Ketika hendak meninggalkan rumah sakit, tiba2 mata bibi terbuka lebar. Kemudian paman berbisik di telinga berkata pergilah dengan damai. Matanya tertutup kembali dengan pelahan.
Ketika sampai di balai sosial dan dipersiapkan segala keperluan, famili dekat kebetulan dah pada dateng, salah satu matanya terbuka dikit (seperti mengintip). Selang sesaat, kemudian menutup kembali.
Cerita horor selesai... Rekan2, gimana menurut pandangan dhamma dalam hal ini ? Kalo dalam pandangan medis jg gimana yah ?
Quote from: her on 03 December 2008, 11:28:08 AM
waw... ternyata theravada malah sudah ada scheme-nya...
Kalau begitu konsep yang mengatakan adanya Raja-Raja Neraka itu aliran mana yah, sampai ada namanya dan aula yang dikuasainya.... apakah hanya tradisi chinese ??
Menurut salah satu bikkhu di Ekayana, orang itu memiliki beberapa tingkat kesadaran, jadi sebelum meninggal tingkat kesadaran itu satu persatu meninggalkan raganya (saya lupa ada berapa tingkat)... bener ga ? makanya menurut dia orang yang sudah tidak ada nafas terkadang masih bisa menitikkan air mata....
Trus dari kehilangan nafas, hari pertama-kedua-dst... orang yang meninggal itu ngapain aja yah ? ada yang bilang 49 hari, ada yang bilang 40 hari... trus kalau di video Tsitigarbha, apabila dalam jangka waktu itu keluarganya melakukan perbuatan baik maka, orang yang meninggal itu memperoleh 1/7 bagian dari kamma baik yang dilakukan pihak keluarga...
mohon penjelasan
Gambaran tentang Raja-Raja Neraka itu berasal dari pemikiran Tiongkok Klasik. Setahu saya, konsep spiritual ini telah berasimilasi dengan Buddhisme sehingga tidak jarang melahirkan paham2 Buddhisme yg lain.
Dari yg saya pelajari di Buddhisme, kesadaran indera terhadap objek luar masing2 berdiri sendiri, namun saling mengkondisikan satu sama lain. Misalnya mata (indera penglihatan) hanya bisa mengenali objek berupa wujud (materi), dan mata tidak bisa menyimpang fungsi menjadi 'melihat suara'. Demikian pula indera lainnya. Oleh karena ada mata dan objek yang terlihat oleh mata, maka timbullah kesadaran yang diberi nama "kesadaran mata". Demikian pula kesadaran-kesadaran lain yang dikondisikan indera-indera lainnya. Kita dapat memakai perumpamaan seperti api. Api yang menyala dari kayu diberi nama "api kayu", api yang menyala dari jerami diberi nama "api jerami". Api yang menyala dari kayu hanya menyala selama masih ada persediaan kayu dan padam kembali jika persediaan kayunya telah habis terbakar, karena kondisinya telah berubah. Namun api itu tidaklah melompat ke jerami (yang berada jauh dari kayu).
Saat seseorang divonis meninggal, sebenarnya tidak ada kepastian bahwa semua kesadaran di
salayatana juga telah tiada. Untuk kasus yg Bro Her dan Bro Jinaraga ceritakan, mungkin saja beliau (ybs) masih memiliki kesadaran di salah satu inderanya. Sementara indera lain dan fungsi biologis tubuh sudah berhenti, namun masih ada kesadaran yg belum redup sepenuhnya. Dan beliau masih mampu mengenali objek luar, karena itu beliau dapat bereaksi terhadap dunia. Kalau dilihat proses ini, berarti dalam
salayatana (enam landasan indera) yg paling vital adalah 'indera batin'.
Konsep pemikiran mengenai batasan hari bagi 'roh' mendiang untuk masih 'bergentayangan', lagi2 itu adalah konsep Pemikiran Tiongkok Klasik. Dalam Buddhisme, semua orang yg belum mencapai Nibbana tidak akan dapat 'mati sepenuhnya'. Artinya ketika semua kesadaran telah padam di tubuhnya ini, maka akan ada proses penerusan kehidupan berikutnya sesuai kamma yg ditabur. Seketika beliau meninggal, seketika itu pula beliau terlahir di kehidupan yg lain. Tidak ada waktu jeda.
_/\_
[at] upasaka :
artinya tidak ada system pengadilan ya ? jadi dia masuk ke alam berikutnya sesuai dengan bobot kamma yang dia miliki itu (analoginya ada timbangan otomatis lah gitu yah ?)
kalau misalnya ybs masuk ke alam neraka bagaimana ? kan katanya neraka ada tingkatannya ...
_/\_
Quote from: her on 03 December 2008, 02:02:24 PM
[at] upasaka :
artinya tidak ada system pengadilan ya ? jadi dia masuk ke alam berikutnya sesuai dengan bobot kamma yang dia miliki itu (analoginya ada timbangan otomatis lah gitu yah ?)
kalau misalnya ybs masuk ke alam neraka bagaimana ? kan katanya neraka ada tingkatannya ...
_/\_
Tergantung kondisi bathin Kita...dan tidak ada yang mengadili...
gw mau tanya (tidak bermaksud apa yach,cuma pengen tau)
kan Buddha kita sampai saat ini masih Sang Buddha Gotama
dan Buddha Maitreya baru akan menggantikan Sang Buddha Gotama setelah 80.000 tahun
yaitu ketika semua umat tidak mempercayai akan Buddha Gotama
dan ketika umur manusia (paling panjang) hanya mencapai 10 tahun
tapi mengapa sekarang banyak orang2 yang mengatakan bahwa Buddha Maitreya telah lahir?
tolong dijelaskan yach
salam
Quote from: vathena on 03 December 2008, 02:12:05 PM
gw mau tanya (tidak bermaksud apa yach,cuma pengen tau)
kan Buddha kita sampai saat ini masih Sang Buddha Gotama
dan Buddha Maitreya baru akan menggantikan Sang Buddha Gotama setelah 80.000 tahun
yaitu ketika semua umat tidak mempercayai akan Buddha Gotama
dan ketika umur manusia (paling panjang) hanya mencapai 10 tahun
tapi mengapa sekarang banyak orang2 yang mengatakan bahwa Buddha Maitreya telah lahir?
tolong dijelaskan yach
salam
Biasa banyak yang numpang biar bisa terkenal...hehehhe.... yang dimaksud aliran maitreya? ato Benaran Buddha Maitreya?
Quote from: william_phang on 03 December 2008, 02:13:44 PM
Quote from: vathena on 03 December 2008, 02:12:05 PM
gw mau tanya (tidak bermaksud apa yach,cuma pengen tau)
kan Buddha kita sampai saat ini masih Sang Buddha Gotama
dan Buddha Maitreya baru akan menggantikan Sang Buddha Gotama setelah 80.000 tahun
yaitu ketika semua umat tidak mempercayai akan Buddha Gotama
dan ketika umur manusia (paling panjang) hanya mencapai 10 tahun
tapi mengapa sekarang banyak orang2 yang mengatakan bahwa Buddha Maitreya telah lahir?
tolong dijelaskan yach
salam
Biasa banyak yang numpang biar bisa terkenal...hehehhe.... yang dimaksud aliran maitreya? ato Benaran Buddha Maitreya?
ngak tau,aliran maitreya kali yach.pokoknya kepercayaan akan sudah terlahirnya Buddha maitreya di dunia ini
Quote from: her on 03 December 2008, 02:02:24 PM
[at] upasaka :
artinya tidak ada system pengadilan ya ? jadi dia masuk ke alam berikutnya sesuai dengan bobot kamma yang dia miliki itu (analoginya ada timbangan otomatis lah gitu yah ?)
kalau misalnya ybs masuk ke alam neraka bagaimana ? kan katanya neraka ada tingkatannya ...
_/\_
Sistem pengadilan hanyalan "sistem yg diberlakukan untuk menata kehidupan sosial". Sistem itu hanyalah sistem. Di dalam hukum alam, tidak ada yg namanya hadiah atau hukuman. Semuanya adalah berbagai konsekuensi. Dengan perbuatan2 kita sekarang (kehidupan kini), kita mengkondisikan untuk terjadinya proses penerusan kehidupan berikutnya. Kita adalah arsitek dari keadaan kehidupan kita sendiri.
Tidak hanya Alam Niraya (Neraka) yg memiliki tingkatan. Alam Dewa, Alam Brahma, Alam Hewan, dll. juga memiliki kelas2nya masing2... Tingkatan2 di Alam Neraka itu dibagi menurut keadaannya, sesuai tingkat kesengsaraannya. Tidak ada algojo atau juru siksa di Alam Neraka. Makhluk yg berada di sana merasakan kesengsaraan karena keadaan alamnya memang menyedihkan.
Anda dapat memahami contoh analogi seperti ini :
Secara garis besar, alam hewan itu terdiri dari mamalia, serangga, unggas, reptil, dll. Anda bisa melihat bahwa jenis2 mamalia (seperti anjing) bisa mendapatkan kehidupan yg lebih baik, daripada jenis2 serangga (misalnya lalat). Beberapa jenis anjing bisa menikmati kehidupan di rumah orang kaya, sedangkan lalat dianggap parasit dan sering dibunuh oleh makhluk lain.
_/\_
ada ngak yang bisa tolong jelasin alam asura (raksasa) itu kayak apa sich?
Quote from: vathena on 03 December 2008, 02:16:07 PM
Quote from: william_phang on 03 December 2008, 02:13:44 PM
Quote from: vathena on 03 December 2008, 02:12:05 PM
gw mau tanya (tidak bermaksud apa yach,cuma pengen tau)
kan Buddha kita sampai saat ini masih Sang Buddha Gotama
dan Buddha Maitreya baru akan menggantikan Sang Buddha Gotama setelah 80.000 tahun
yaitu ketika semua umat tidak mempercayai akan Buddha Gotama
dan ketika umur manusia (paling panjang) hanya mencapai 10 tahun
tapi mengapa sekarang banyak orang2 yang mengatakan bahwa Buddha Maitreya telah lahir?
tolong dijelaskan yach
salam
Biasa banyak yang numpang biar bisa terkenal...hehehhe.... yang dimaksud aliran maitreya? ato Benaran Buddha Maitreya?
ngak tau,aliran maitreya kali yach.pokoknya kepercayaan akan sudah terlahirnya Buddha maitreya di dunia ini
Kayaknya aliran maitreya adalah mempersiapkan dunia ini agar kondisi yang sesuai agar maitreya bisa terlahir deh.... mgkn bisa nanya yang expert maitreya aja...
[at] her : ada mahluk yg namanya vemanika peta. Agak sedikit unik karena dia tidak menderita sepanjang hari seperti mahluk peta lainnya, namun hanya setengah hari
Setengah harinya lagi masih mengalami masa yg menyenangkan.
Jika ada yg masuk niraya, kadang kalau kammanya masih bisa membantu, kadang oleh vemanika peta, mahluk yg baru masuk ini akan ditanya mengenai kamma2 baik yg masih diingat (jadi ga semua mahluk yg masuk neraka bisa selamat juga)
jika ada yg diingat dan si mahluk itu berbahagia, maka bisa memutus kehidupan di neraka dan lahir di alam yg berbahagia.....
kalo soal tingkatan neraka berbeda2 tergantung dari perbuatannya.
Misal bagi mereka yg sering mengulang2 pandangan sesat (miccha ditthi), akan masuk ke Paradatthujivika Niraya (neraka yg ada di pinggiran Avici)
Kalo yg berbuat akusala garuka kamma, masuk ke Avici
Beda lagi yg suka membunuh binatang, membunuh manusia, dan berbagai perbuatan lainnya
Secara detail, sudah diterangkan di abhidhammatasangaha...
semoga bermanfaat
Quote from: vathena on 03 December 2008, 02:12:05 PM
gw mau tanya (tidak bermaksud apa yach,cuma pengen tau)
kan Buddha kita sampai saat ini masih Sang Buddha Gotama
dan Buddha Maitreya baru akan menggantikan Sang Buddha Gotama setelah 80.000 tahun
yaitu ketika semua umat tidak mempercayai akan Buddha Gotama
dan ketika umur manusia (paling panjang) hanya mencapai 10 tahun
tapi mengapa sekarang banyak orang2 yang mengatakan bahwa Buddha Maitreya telah lahir?
tolong dijelaskan yach
salam
soalnya bnyk yg demen ama "produk terbaru" :))
mari kita pegang saja bhw saat maitreya muncul, pada saat itu umur manusia sudah mencapai 84.000 tahun
apakah saat ini sudah selama itu? _/\_
ga usah didebatkan, ga usah dipikirkan.... mari kita perbanyak kebaikan dan kurangi kejahatan saja :D
Quote from: upasaka on 03 December 2008, 02:16:19 PM
Tidak hanya Alam Niraya (Neraka) yg memiliki tingkatan. Alam Dewa, Alam Brahma, Alam Hewan, dll. juga memiliki kelas2nya masing2... Tingkatan2 di Alam Neraka itu dibagi menurut keadaannya, sesuai tingkat kesengsaraannya. Tidak ada algojo atau juru siksa di Alam Neraka. Makhluk yg berada di sana merasakan kesengsaraan karena keadaan alamnya memang menyedihkan.
_/\_
cuma mo nambahin.
Selain kondisi alamnya yg menyedihkan, juga karena dosa/kebencian yg terus berkobar dalam dirinya, membuat si mahluk itu makin menderita
contoh paling mudah, adalah jika kita sedang kepanasan, cenderung utk mudah emosian.
Jika emosi diikuti, biasanya akan membuat badan RASANYA makin panas juga :P
Mengenai algojo : ehm..... dibahas kapan2 aja deh biar ga makin membingungkan ^-^
Quote from: markosprawira on 03 December 2008, 02:24:16 PM
Quote from: vathena on 03 December 2008, 02:12:05 PM
gw mau tanya (tidak bermaksud apa yach,cuma pengen tau)
kan Buddha kita sampai saat ini masih Sang Buddha Gotama
dan Buddha Maitreya baru akan menggantikan Sang Buddha Gotama setelah 80.000 tahun
yaitu ketika semua umat tidak mempercayai akan Buddha Gotama
dan ketika umur manusia (paling panjang) hanya mencapai 10 tahun
tapi mengapa sekarang banyak orang2 yang mengatakan bahwa Buddha Maitreya telah lahir?
tolong dijelaskan yach
salam
soalnya bnyk yg demen ama "produk terbaru" :))
mari kita pegang saja bhw saat maitreya muncul, pada saat itu umur manusia sudah mencapai 84.000 tahun
apakah saat ini sudah selama itu? _/\_
ga usah didebatkan, ga usah dipikirkan.... mari kita perbanyak kebaikan dan kurangi kejahatan saja :D
tak ada maksud untuk memperdebatkan hal ini,saya hanya ingin mengetahui
Quote from: vathena on 03 December 2008, 02:19:17 PM
ada ngak yang bisa tolong jelasin alam asura (raksasa) itu kayak apa sich?
Sori... saya belum pernah ke alam asura, jadi ga bisa jelaskan berdasarkan pengalaman. tapi kalo di buku sih di tulis....sbb :
Yang di sebut Asurakaya Bhumi ( alam dari Raksasa Asura ) karena makhluk yang berdiam di Alam ini jauh dari kemuliaan, kebebasan dan kesenangan.
Asura ada 3 macam, yaitu :
~ Deva Asura : kelompok Dewa yang di sebut Asura
~ Peta Asura : Kelompok Setan yang di sebut Asura
~ Niraya Asura : Kelompok makhluk Neraka yang di sebut Asura
Keterangan :
1. Deva Asura ada 6 macam, yaitu :
~ Vepacitti Asura
~ Subali ASura
~ Rahu Asura
~ Pahara Asura
~ Sambarati Asura
~ Vinipati Asura
Dalam deva Asura 6 macam ini, Vepacitti Asura, Subali ASura, Rahu Asura, Pahara Asura dan Sambarati Asura jumlah lima makhluk ini disebut Asura itu adalah disebabkan berlawanan terhadap Deva Tavatimsa. Tempat tinggal kelima Deva Asura ini berada di selatan gunung Sineru, walaupun kelima deva asura ini tempat tinggalnya di selatan gunung sineru, tetapi mereka dapat bergabung masuk dalam kelompok deva tavatimsa. Sedangkan Vinipati Deva Asura tempat tinggalnya dalam alam manusia, seperti di hutan, digunung, pohon dan lain-lain yang merupakan tempat tinggalnya Bhumamatta Devatta (para deva yang berada di alam manusia), maka itu Vinipati Deva Asura ini termasuk pengikutnya Bhumamatta Devata. Jika Bergabung dalam kelompok deva, termasuk kelompok Deva Catummaha-rajika.
2. Peta Asura ada tiga macam, yaitu :
~ Kalakancikapeta Asura : merupakan peta asura yang termasuk Asurakaya dari semula
~ Vemanikapeta Asura : Kelompok setan yang mengalami duka di waktu siang dan mengalami suka di waktu malam
~ Avuddhikapeta Asura : Kelompok setan yang saling membunuh dengan berbagai senjata. Avuddhikapeta yang disebut Asura itu disebabkan pihak yang berlawanan terhadap deva tavatimsa. Karena Deva tavatimsa saling menyintai antara satu dengan lainnya, sedangkan Avuddhikapeta adalah sebaliknya, saling membunuh antara satu dengan lainnya dengan berbagai macam senjata.
3. Niraya Asura hanya ada semacam saja.
(Tri Bhumi bahasa Thai)
Sumber : Kamus Umum BUddha Dharma ~ Panjika
_/\_ :lotus:
Quote from: her on 03 December 2008, 11:28:08 AM
... makanya menurut dia orang yang sudah tidak ada nafas terkadang masih bisa menitikkan air mata....
kalo menurut saya sih, masalah ini krn unsur2 rupa kita (cair, padat, panas dan gerak) tidak lagi seimbang, konsekuensinya air mata keluar. gitu aja koq repot? ;D
mettacittena
_/\_
Quote from: Lily W on 03 December 2008, 06:17:10 PM
Quote from: vathena on 03 December 2008, 02:19:17 PM
ada ngak yang bisa tolong jelasin alam asura (raksasa) itu kayak apa sich?
Sori... saya belum pernah ke alam asura, jadi ga bisa jelaskan berdasarkan pengalaman. tapi kalo di buku sih di tulis....sbb :
Yang di sebut Asurakaya Bhumi ( alam dari Raksasa Asura ) karena makhluk yang berdiam di Alam ini jauh dari kemuliaan, kebebasan dan kesenangan.
Asura ada 3 macam, yaitu :
~ Deva Asura : kelompok Dewa yang di sebut Asura
~ Peta Asura : Kelompok Setan yang di sebut Asura
~ Niraya Asura : Kelompok makhluk Neraka yang di sebut Asura
Keterangan :
1. Deva Asura ada 6 macam, yaitu :
~ Vepacitti Asura
~ Subali ASura
~ Rahu Asura
~ Pahara Asura
~ Sambarati Asura
~ Vinipati Asura
Dalam deva Asura 6 macam ini, Vepacitti Asura, Subali ASura, Rahu Asura, Pahara Asura dan Sambarati Asura jumlah lima makhluk ini disebut Asura itu adalah disebabkan berlawanan terhadap Deva Tavatimsa. Tempat tinggal kelima Deva Asura ini berada di selatan gunung Sineru, walaupun kelima deva asura ini tempat tinggalnya di selatan gunung sineru, tetapi mereka dapat bergabung masuk dalam kelompok deva tavatimsa. Sedangkan Vinipati Deva Asura tempat tinggalnya dalam alam manusia, seperti di hutan, digunung, pohon dan lain-lain yang merupakan tempat tinggalnya Bhumamatta Devatta (para deva yang berada di alam manusia), maka itu Vinipati Deva Asura ini termasuk pengikutnya Bhumamatta Devata. Jika Bergabung dalam kelompok deva, termasuk kelompok Deva Catummaha-rajika.
2. Peta Asura ada tiga macam, yaitu :
~ Kalakancikapeta Asura : merupakan peta asura yang termasuk Asurakaya dari semula
~ Vemanikapeta Asura : Kelompok setan yang mengalami duka di waktu siang dan mengalami suka di waktu malam
~ Avuddhikapeta Asura : Kelompok setan yang saling membunuh dengan berbagai senjata. Avuddhikapeta yang disebut Asura itu disebabkan pihak yang berlawanan terhadap deva tavatimsa. Karena Deva tavatimsa saling menyintai antara satu dengan lainnya, sedangkan Avuddhikapeta adalah sebaliknya, saling membunuh antara satu dengan lainnya dengan berbagai macam senjata.
3. Niraya Asura hanya ada semacam saja.
(Tri Bhumi bahasa Thai)
Sumber : Kamus Umum BUddha Dharma ~ Panjika
_/\_ :lotus:
terima kasih atas pemberitahuannya
_/\_
lalu bagaimana wujud asura itu?apakah mereka besar(raksasa)?
[at] atas...
Saya tidak tahu itu...soalnye belum pernah melihatnya... ;D (mungkin ada teman-teman forum yang pernah melihatnye, bisa share di sini? )
Asura adalah makhluk tak tampak....biasanya Manusia itu suka mengorang-orangkan makhluk tak tampak itu.... ;D
_/\_ :lotus:
Quote from: Lily W on 03 December 2008, 06:17:10 PM
Sori... saya belum pernah ke alam asura............
_/\_ :lotus:
nmaste suvatthi hotu
Semoga tidak lterlahir di sana.......paling tidak untuk cc Lily di Tavatimsa saja
thuti
[at] atas...
Jangan cemas... ;D
Kan saya udah punya 2 kapling di sana... :))
_/\_ :lotus:
Quote from: markosprawira on 03 December 2008, 02:21:32 PM
[at] her : ada mahluk yg namanya vemanika peta. Agak sedikit unik karena dia tidak menderita sepanjang hari seperti mahluk peta lainnya, namun hanya setengah hari
Setengah harinya lagi masih mengalami masa yg menyenangkan.
Jika ada yg masuk niraya, kadang kalau kammanya masih bisa membantu, kadang oleh vemanika peta, mahluk yg baru masuk ini akan ditanya mengenai kamma2 baik yg masih diingat (jadi ga semua mahluk yg masuk neraka bisa selamat juga)
jika ada yg diingat dan si mahluk itu berbahagia, maka bisa memutus kehidupan di neraka dan lahir di alam yg berbahagia.....
kalo soal tingkatan neraka berbeda2 tergantung dari perbuatannya.
Misal bagi mereka yg sering mengulang2 pandangan sesat (miccha ditthi), akan masuk ke Paradatthujivika Niraya (neraka yg ada di pinggiran Avici)
Kalo yg berbuat akusala garuka kamma, masuk ke Avici
Beda lagi yg suka membunuh binatang, membunuh manusia, dan berbagai perbuatan lainnya
Secara detail, sudah diterangkan di abhidhammatasangaha...
semoga bermanfaat
Bro Markos Apa buktinya loe omongin yang ini, loe bisa rekam kagak, kalo tuh loe ngaomong benr ada disutta. Pengen tau g ?
[at] Purnama
diatas saya sudah sebut ada di abhidhammatasangaha loh..... itu merupakan ringkasan dari 42.000 bagian dhamma
kalo masih kurang, salah satu sumbernya bisa dicek di petavatthu
Silahkan dicek dulu yah, baru kita bisa berdiskusi lagi soalnya mgkn berbeda dgn konsep tradisional chinese seperti giam lo ong
semoga bisa dimengerti _/\_
Quote from: markosprawira on 04 December 2008, 01:48:12 PM
[at] Purnama
diatas saya sudah sebut ada di abhidhammatasangaha loh..... itu merupakan ringkasan dari 42.000 bagian dhamma
kalo masih kurang, salah satu sumbernya bisa dicek di petavatthu
Silahkan dicek dulu yah, baru kita bisa berdiskusi lagi soalnya mgkn berbeda dgn konsep tradisional chinese seperti giam lo ong
semoga bisa dimengerti _/\_
Masak?
Kalu gitu loe dulu dek duluan, udah kebukti baru ngomong sama g yah
_/\_
Loe bisa abbidharma masak Sejago apa loe sama JL ?.
Kalo Loe mau nantang abidharma boleh silakan ke menara patra mau ngak loe ?
Tantang sekalian JL.
dear purnama,
saya udah buktiin kok, saya tulis khan berdasar dari abhidhammatasangaha dan petavatthu loh.....
makanya saya bisa kasih tau disini _/\_
eh, salam untuk ko jimmy yah.... udah lama ga denger kabarnya dia _/\_
itukan dibuku :)
_/\_
dear purnama,
kalau begitu, boleh tau apa anda udah buktiin dan lihat sendiri?
sama seperti narkoba dan minuman keras
apakah kita harus mencobanya sendiri utk bisa mengetahui apa yg tertulis dalam leaflet kesehatan?
daripada memusingkan hal2 seperti alam kehidupan lain, apakah tidak lebih baik jika mempraktekkan apa yg ada dalam tipitaka?
- bagaimana mengamati batin kita
- bagaimana mengenali gejolak batin
- bagaimana cara kerja hukum kamma
- bagaimana kesadaran itu bekerja
- apakah kesadaran itu
bagi saya, yg anda sebut buku itu saja, yg boro2 dipraktekin semua, dibacanya aja mungkin baru sepersepuluh ribunya
maaf mgkn anda melihat itu hanya sekedar buku secara fisik, namun bagi saya, dhammalah ada di dalam buku itu
semoga bisa dimengerti pemikiran saya yg masih perlu terus belajar ini _/\_
Sama - Sama :).
_/\_
Quote from: markosprawira on 03 December 2008, 09:22:27 AM
dear herdiboy
ga usah pusing lah...... yg pasti hendaknya kita selalu berusaha untuk berbuat baik dan mengurangi berbuat jahat
karena menjelang kematian, akan muncul nimitta/bayangan perbuatan2, simbol perbuatan ataupun alam yg akan dituju
dan semuanya tergantung dari bagaimana kondisi batin kita saat itu.....
makanya ga usah dipusingin konsepnya, yg penting jaga agar menjelang mati, pikirkan hal yg menyenangkan seperti berdana, berbuat baik ke teman, dll.....
jgn mikir yg aneh2 ky cewe seksi, mancing ikan, menguliti binatang, menikmati hasil korupsi, dll
semoga bisa dimengerti yah
_/\_ Makasih penjelasannya yang begitu panjang lebar, membuat saya sedikit tenang tentang proses kematian pada konsep Theravada
Namun perkara meninggal, kita tidak akan pernah mengetahui dengan cara apa dan bagaimana kita akan meninggal nanti
Kalau jangan mikir aneh2 ini yang susah kali ya ? Saya sama sekali belum terlatih mengatasi pikiran sendiri..
Semoga saja penjelasan ini masuk ke alam bawah sadar saya, buat persiapan menjelang ajal nanti
Quote from: Herdiboy on 05 December 2008, 09:54:33 PM
Quote from: markosprawira on 03 December 2008, 09:22:27 AM
dear herdiboy
ga usah pusing lah...... yg pasti hendaknya kita selalu berusaha untuk berbuat baik dan mengurangi berbuat jahat
karena menjelang kematian, akan muncul nimitta/bayangan perbuatan2, simbol perbuatan ataupun alam yg akan dituju
dan semuanya tergantung dari bagaimana kondisi batin kita saat itu.....
makanya ga usah dipusingin konsepnya, yg penting jaga agar menjelang mati, pikirkan hal yg menyenangkan seperti berdana, berbuat baik ke teman, dll.....
jgn mikir yg aneh2 ky cewe seksi, mancing ikan, menguliti binatang, menikmati hasil korupsi, dll
semoga bisa dimengerti yah
_/\_ Makasih penjelasannya yang begitu panjang lebar, membuat saya sedikit tenang tentang proses kematian pada konsep Theravada
Namun perkara meninggal, kita tidak akan pernah mengetahui dengan cara apa dan bagaimana kita akan meninggal nanti
Kalau jangan mikir aneh2 ini yang susah kali ya ? Saya sama sekali belum terlatih mengatasi pikiran sendiri..
Semoga saja penjelasan ini masuk ke alam bawah sadar saya, buat persiapan menjelang ajal nanti
dear herdi,
demikianlah kecenderungan kita semua, takut akan sesuatu yg belum jelas, belum pernah kita alami
sama seperti teman2 saya yg mau tes gula/diabetes.
Jarumnya kecil tp krn mereka sudah membuat "stres" atau kepanikan (baca : akusala citta) terus menerus
sehingga begitu ditusuk jarum itu, rasanya sangat menyakitkan
demikian juga mengenai kematian.
Karena itu "rasanya" belum pernah dialami (sebenarnya krn kita yg ga ingat), krn semakin takut, maka begitu akan meninggal, pikiran kita justru dipenuhi oleh akusala
Krn pikiran akusala maka tentunya akan membuahkan akusala juga......
Bawah sadar : ada yg perlu diluruskan bro
1. tidak ada alam bawah sadar atau tidak sadar dalam buddhism
2. Bukan penjelasannya yg perlu "dimasukkan" melainkan bagaimana praktek kita yg selaras dgn penjelasan itu.....
Jika dalam keseharian kita cenderung utk akusala, walau dijelaskan spt apapun, tetap percuma saja
Seperti penjagal Cunda, yg walau rumahnya dekat dgn tempat tinggal buddha, yg setiap hari ada pembabaran dhamma, namun dia tetap berkondisi "akusala"
semoga bisa dimengerti yah