Theravada tidak percaya adanya Dewa
Mahayana percaya Dewa-Dewi
Aliran mana yang benar dalam ajaran Buddha ?
mohon pencerahan :)
Salah informasi. Ketiga aliran besar, Theravada, Mahayana, dan Tantrayana percaya ada alam kehidupan deva.
keknya mending dibikin thread khusus Petrus bertanya Buddhist menjawab deh :))
kan uda ada tuh kmrn hohoho :p
Buddhist bertanya,..Petrus menjawab
Quote from: Petrus on 17 November 2008, 11:21:33 AM
Theravada tidak percaya adanya Dewa
Mahayana percaya Dewa-Dewi
Aliran mana yang benar dalam ajaran Buddha ?
mohon pencerahan :)
ngaco ini makhluk..
huahua
kalo menurut saya theravada lebih mencodong ke sistem arahanta, tuntas berat kelahiran kembali. langsung nibanna.
karena adanya konsep tuntas berat kelahiran kembali, maka ada satu sekte yang berpikir mereka tidak begitu setuju dengan konsep tuntas berat, maka lahirlah sekte mahayana yaitu lebih mencondong ke jalur bodhisatva (menolong semua mahluk yang menderita).......... jadi dua-duanya adalah 'BENAR'
disamping itu di aliran theravada, jarang ada bhikkuni yang berperan. tetapi di aliran mahayana bhikkhuni banyak berperan seperti pendiri tzu chi........(seorang bhikkhuni)...
kalo katohlik sama keresten bagusan mana??
semua aliran buddhism tu konsep dasarnya ya sama2 aja..
termasuk alam2 tumimbal lahir:
-surga(dewa2)
-manusia
-hewan
-peta/setan kelaparan
-asura
-neraka
bedanya adalah:
-kalo di theravada tidak terlalu fokus pada makhluk2 alam surga ini, cukup menghormat dalam hati saja..
-sedangkan di mahayana/tantrayana dewa2 dianggap sebagai dharmapala/pelindung dhamma, karena sumpah mereka utk melindungi keberlangsungan dhamma ajaran sang Buddha, karena itu ada patung2nya utk dihormati sebagai pelindung dhamma..
Para dewa butuh keselamatan
Untuk pertama kalinnya dalam sejarah umat manusia Sang Buddha menasihati, mengharapkan, dan meminta, kepada manusia agar tidak menyakiti mahluk hidup apa pun, tidak memberikan doa pujian atau korban kepada para dewa. Dengan segala kefasihannya dalam memberikan nasehat, Yang agung mengumumkan dengan tegas bahwasanya para dewa juga membutuhkan keselamatan bagi diri mereka sendiri
(Prof.Rhys Davids)
salam
_/|\_
dilock ajah neh Thread...
si Makhluk dah salah info..
malu tuh dia..
huahua
Quote from: Petrus on 17 November 2008, 11:21:33 AM
Theravada tidak percaya adanya Dewa
Mahayana percaya Dewa-Dewi
Aliran mana yang benar dalam ajaran Buddha ?
mohon pencerahan :)
Ini Makhluk Moha bangetz, Kalo mau Post di pikir doloe.....nt tahu apa tidak tentang Buddhism?
Thread ini bisa dijadiin monument...
"KEGAGALAN PETRUS UNTUK MENGADU DOMBA THERVADA DAN MAHAYANA"
huahuahua
yg hebatnya...
1st attempt dah gagal..
:))
tuh kan, 1 bukti lagi kalo referensinya Sdr. Petrus tdk aktual dan akurat... :))
Quotebedanya adalah:
-kalo di theravada tidak terlalu fokus pada makhluk2 alam surga ini, cukup menghormat dalam hati saja..
-sedangkan di mahayana/tantrayana dewa2 dianggap sebagai dharmapala/pelindung dhamma, karena sumpah mereka utk melindungi keberlangsungan dhamma ajaran sang Buddha, karena itu ada patung2nya utk dihormati sebagai pelindung dhamma..
saia baru tahu tentang ini, maklum pemula ^^
terima kasih atas pencerahannya...
namastee....
terima kasih sudah mengkoreksi kesalahan informasi.
bagaimana kedudukan Deva tsb ? apakah lebih tinggi dari manusia dan apa peranannya terhadap kehidupan manusia ?
Kedudukan gak lebih tinggi dari manusia. Melainkan dikatakan alam yang lebih bahagia sebagai akibat perbuatan baik. Tetapi para dewa juga lahir dan mati, jadi gak kekal dan tidak memuaskan.
Quote from: karuna_murti on 17 November 2008, 01:06:43 PM
Kedudukan gak lebih tinggi dari manusia. Melainkan dikatakan alam yang lebih bahagia sebagai akibat perbuatan baik. Tetapi para dewa juga lahir dan mati, jadi gak kekal dan tidak memuaskan.
maksudnya deva itu berasal dari manusia ?
dewa, manusia, dan mahluk lain-lainnya itu lahir di alam manusia [jika lahir sebagai manusia], dewa [jika lahir sebagai dewa], hewan [jika dilahirkan sebagai hewan] itu tergantung pada karmanya masing-masing, misalnya jika saya mempunyai karma baik dan terlahir sebagai dewa di kehidupan selanjutnya
maksudnya adalah makhluk, yang terdiri dari lima agregat (fisik, perasaan, pencerapan, kesadaran, dan bentuk-bentuk pikiran)
makhluk-makhluk tersebut juga tidak kekal, tidak memuaskan, bukan diri (atta)
para dewa tersebut merupakan kelahiran kembali dari makhluk apa, bukanlah hal yang penting
melainkan bagaimana suatu makhluk terbebas dari siklus kelahiran dan kematian
Quote from: karuna_murti on 17 November 2008, 01:23:17 PM
maksudnya adalah makhluk, yang terdiri dari lima agregat (fisik, perasaan, pencerapan, kesadaran, dan bentuk-bentuk pikiran)
makhluk-makhluk tersebut juga tidak kekal, tidak memuaskan, bukan diri (atta)
para dewa tersebut merupakan kelahiran kembali dari makhluk apa, bukanlah hal yang penting
melainkan bagaimana suatu makhluk terbebas dari siklus kelahiran dan kematian
jadi manusia bisa menjadi dewa seperti yang dikatakan reenzia ?
tidak ada yang menjadi, karena lima agregrat (tubuh, perasaan, kesadaran, pencerapan dan bentuk-bentuk pikiran) muncul dan lenyap
tetapi salah pula bila dikatakan tidak ada hubungannya, melainkan ada hubungan antara agregrat yang satu dengan yang lain
bertanyalah pada bhante(bhikku) petrus. kita semua ini cuman bisa memberikan gambaran dan ajuan. jika ada yang kurang mengerti mohon jangan disalah artikan.
umat buddhist yang belum menjadi bhante tolong jangan diskusi mengenai dewa-dewian- bicaralah yang manusiawi yang menyangkut dengan kehidupan saat ini. masalah dewa-atau diluar kemampuan manusia, bertanyalah pada bhante(bhikkhu atau bhikkhuni).....
:outoftopic:
bertanyalah pada bhante(bhikku) petrus. kita semua ini cuman bisa memberikan gambaran dan ajuan. jika ada yang kurang mengerti mohon jangan disalah artikan.
lebih tidak mungkin lagi si petrus mau ketemu bhante.
si petrus kok diem aja? :-??
Quote from: nyanadhana on 17 November 2008, 02:04:00 PM
bertanyalah pada bhante(bhikku) petrus. kita semua ini cuman bisa memberikan gambaran dan ajuan. jika ada yang kurang mengerti mohon jangan disalah artikan.
lebih tidak mungkin lagi si petrus mau ketemu bhante.
menurut gw karena dia kurang Kamma baek yg cukup buat bahas Dhamma dengan Bhikkhu..
huahua
semoga dia buat lebih banyak kamma bae biar ketemu bhante, supaya pinter....
apakah member disini belum ada yang bertanya sama banthe ?
Quote from: Petrus on 17 November 2008, 02:25:27 PM
apakah member disini belum ada yang bertanya sama banthe ?
lo ga ada pertanyaan dan jawaban yang lebih penting yah?atau pengetahuan lo udah stack sampai disana?
Quote from: nyanadhana on 17 November 2008, 02:42:10 PM
Quote from: Petrus on 17 November 2008, 02:25:27 PM
apakah member disini belum ada yang bertanya sama banthe ?
lo ga ada pertanyaan dan jawaban yang lebih penting yah?atau pengetahuan lo udah stack sampai disana?
pertanyaan ini seharusnya ditujukan kepada anda dkk.
apakah orang awam tidak boleh mengetahui jawabannya ? dirahasiakan kah ? hanya banthe saja yang boleh ? :-?
lo yang bego atau kita yang bego,dari sini lo disaranin agar untuk lebih mengerti tanyalah kepada bhante sebagai guru agama,kita disini sudah berusaha menjelaskan tapi kalo kamu masih belum puas dalam artian mungkin pngetahuan kami kurang,silahkan tanya pada bhante. okay.
Quote from: Petrus on 17 November 2008, 01:04:12 PM
terima kasih sudah mengkoreksi kesalahan informasi.
bagaimana kedudukan Deva tsb ? apakah lebih tinggi dari manusia dan apa peranannya terhadap kehidupan manusia ?
Deva terlahir di surga karena perbuatan baiknya........ kalau saya boleh bilang, di buddhism itu sebenarnya tidak ada istilah "derajat", jadi alam surga itu kondisinya lebih menyenangkan (hawa adem, mahluknya bagus secara fisik, dll) dibanding alam manusia.....
peranannya thp kehidupan : yah kalo saya bilang sih ngga ada......... cm kadang kalo dia senang dgn kita, bisa membantu usaha2 kita..... itu aja kok
Quote from: Petrus on 17 November 2008, 01:35:55 PM
Quote from: karuna_murti on 17 November 2008, 01:23:17 PM
maksudnya adalah makhluk, yang terdiri dari lima agregat (fisik, perasaan, pencerapan, kesadaran, dan bentuk-bentuk pikiran)
makhluk-makhluk tersebut juga tidak kekal, tidak memuaskan, bukan diri (atta)
para dewa tersebut merupakan kelahiran kembali dari makhluk apa, bukanlah hal yang penting
melainkan bagaimana suatu makhluk terbebas dari siklus kelahiran dan kematian
jadi manusia bisa menjadi dewa seperti yang dikatakan reenzia ?
bisa banget!!!!.............. asal anda rajin berdana, gemar berbuat baik.... bisa banget jadi dewa kok
Senang sekali jika mas Petrus memiliki rasa ingin tahu..
Tiada yg dirahasiakan..
Yg ada hanya disarankan untuk bertanya langsung ama anggota Sangha..
Mas Petrus juga boleh kog di temeni ama TUHAN, saat ingin bertanya ama anggota Sangha (jika mas Petrus takut sendirian)...
loh...teman-teman disini uda mencoba untuk menjelaskan, tapi anda tidak ngerti
tus kita saran kan untuk bertanya kepada bhante...
kok malah minta kita yang bertanya kepada bhante? :hammer:
petrus...mengenai urusan dewa-dewi itu bhante lebih menguasai. and saudara-sedhamma kita sebagai manusia marilah kita diskusi yang lebih manusiawi yaitu ceramah tentang kehidupan yang ada saat ini. menurut wa petrus mempunyai hasrat ingin tahu, anda boleh saja bertanya kepada kita. tapi kalau ada yang kurang jelas, mohon jangan disalah artikan....
bukan main rahasia-rahsiaan....... jika saya menjadi anda, saya juga akan mencari pendeta kr**** daripada menanyakan umatnya......
Quote from: markosprawira on 17 November 2008, 03:08:08 PM
Quote from: Petrus on 17 November 2008, 01:04:12 PM
terima kasih sudah mengkoreksi kesalahan informasi.
bagaimana kedudukan Deva tsb ? apakah lebih tinggi dari manusia dan apa peranannya terhadap kehidupan manusia ?
Deva terlahir di surga karena perbuatan baiknya........ kalau saya boleh bilang, di buddhism itu sebenarnya tidak ada istilah "derajat", jadi alam surga itu kondisinya lebih menyenangkan (hawa adem, mahluknya bagus secara fisik, dll) dibanding alam manusia.....
peranannya thp kehidupan : yah kalo saya bilang sih ngga ada......... cm kadang kalo dia senang dgn kita, bisa membantu usaha2 kita..... itu aja kok
Tambahan :
Ada dewa yang ingin membantu manusia tetapi dengan imbalan... ;D
_/\_ :lotus:
Bro Petrus yang baik...
Bro Petrus berminat ga untuk ikut kelas Abhidhamma? ;D Abhidhamma membahas itu semua.
Yang ikut kelas Abhidhamma bukan hanya untuk yang beragama Buddha saja. Di kelas Abhidhamma yang sering saya ikut itu...ada juga yang beragama selain agama Buddha... salah satunya teman saya yang calon pastor dan juga ada beberapa dokter/dosen untar, dll.
Kalo berminat, tolong message saya via forum ini yaah... ;D
Terima kasih... _/\_
_/\_ :lotus:
Quote from: Lily W on 17 November 2008, 04:03:50 PM
Bro Petrus yang baik...
Bro Petrus berminat ga untuk ikut kelas Abhidhamma? ;D Abhidhamma membahas itu semua.
Yang ikut kelas Abhidhamma bukan hanya untuk yang beragama Buddha saja. Di kelas Abhidhamma yang sering saya ikut itu...ada juga yang beragama selain agama Buddha... salah satunya teman saya yang calon pastor dan juga ada beberapa dokter/dosen untar, dll.
Kalo berminat, tolong message saya via forum ini yaah... ;D
Terima kasih... _/\_
_/\_ :lotus:
apa yang dibahas ? kerajaan para dewa ?
kok om petrus ini senang sekali membahas yang diluar dunia manusia ya? :hammer:
kalo pengen rasain gimana jadi dewa banyak2 lah berbuat karma baik ;D
Quote from: Petrus on 17 November 2008, 06:23:41 PM
Quote from: Lily W on 17 November 2008, 04:03:50 PM
Bro Petrus yang baik...
Bro Petrus berminat ga untuk ikut kelas Abhidhamma? ;D Abhidhamma membahas itu semua.
Yang ikut kelas Abhidhamma bukan hanya untuk yang beragama Buddha saja. Di kelas Abhidhamma yang sering saya ikut itu...ada juga yang beragama selain agama Buddha... salah satunya teman saya yang calon pastor dan juga ada beberapa dokter/dosen untar, dll.
Kalo berminat, tolong message saya via forum ini yaah... ;D
Terima kasih... _/\_
_/\_ :lotus:
apa yang dibahas ? kerajaan para dewa ?
Sis Lily,
Kayaknya debu dimatanya sudah sangat2 tebel karena iman buta...jd percuma saja dan buang2 energi mengenalkan Abbhidhamma kepada bro Petrus...
Anumodana
Quote from: william_phang on 17 November 2008, 06:27:51 PM
Sis Lily,
Kayaknya debu dimatanya sudah sangat2 tebel karena iman buta...jd percuma saja dan buang2 energi mengenalkan Abbhidhamma kepada bro Petrus...
Anumodana
pake chart juga disana ? candle stick ? ;D
Quote from: markosprawira on 17 November 2008, 03:08:08 PM
Quote from: Petrus on 17 November 2008, 01:04:12 PM
terima kasih sudah mengkoreksi kesalahan informasi.
bagaimana kedudukan Deva tsb ? apakah lebih tinggi dari manusia dan apa peranannya terhadap kehidupan manusia ?
Deva terlahir di surga karena perbuatan baiknya........ kalau saya boleh bilang, di buddhism itu sebenarnya tidak ada istilah "derajat", jadi alam surga itu kondisinya lebih menyenangkan (hawa adem, mahluknya bagus secara fisik, dll) dibanding alam manusia.....
peranannya thp kehidupan : yah kalo saya bilang sih ngga ada......... cm kadang kalo dia senang dgn kita, bisa membantu usaha2 kita..... itu aja kok
dimana alam Buddha ? apakah sama dengan alam surga dewa ?
Quote from: william_phang on 17 November 2008, 06:27:51 PM
Kayaknya debu dimatanya sudah sangat2 tebel karena iman buta...jd percuma saja dan buang2 energi mengenalkan Abbhidhamma kepada bro Petrus...
Anumodana
setiap manusia berpeluang mempelajari dhamma, sis Lily mencoba sedikit membuka peluang om petrus ;D
Quote from: Petrus on 17 November 2008, 06:36:16 PM
dimana alam Buddha ? apakah sama dengan alam surga dewa ?
Buddha telah mencapai nibbana, dimana roda samsara telah berhenti
Quote from: reenzia on 17 November 2008, 06:39:34 PM
Quote from: Petrus on 17 November 2008, 06:36:16 PM
dimana alam Buddha ? apakah sama dengan alam surga dewa ?
Buddha telah mencapai nibbana, dimana roda samsara telah berhenti
apakah nibbana tidak sama dengan surga ? lebih tinggi dari surga kah ?
Mengenai Tingkat Alam Kehidupan
Tingkat Keterangan
1 s/d 4 Alam Penderitaan ( Neraka, Binatang, Peta, Asura/Raksasa )
5 s/d 11 Alam Menyenangkan ( Bro Petrus di urutan ke 5, 6 s/d 11 alam dewa/surgawi)
12 s/d 31 Alam Brahma ( Penghuninya kita sebut dewa Brahma )
Nibbana diluar dari 31 alam kehidupan
Nibbana tidak akan lahir lagi, 'wan lah'
Jika Bro Petrus kalau masih berkutak katik diarea permainan Tuhan melulu, hasilnya ndak bisa mencapai Nibbana, paling-paling sampai tingkat alam ke 6, bisa-bisa jatuh ke alam penderitaan, karena suka menghasut dan setuju atas peperangan[/i], bahaya Bro Petrus.
Anda percaya atau tidak percaya, ndak apa2.
karena proses alam kehidupan ini berjalan terus, tanpa berhenti.
Ada Buddha atau tidak ada Buddha di dunia ini, Dhamma ini terus bergulir tanpa berhenti.
Sang Buddha hanya menunjukan jalan, selanjutnya 'TERSERAH ANDA'
Quote from: adiharto on 17 November 2008, 08:25:04 PM
Mengenai Tingkat Alam Kehidupan
Tingkat Keterangan
1 s/d 4 Alam Penderitaan ( Neraka, Binatang, Peta, Asura/Raksasa )
5 s/d 11 Alam Menyenangkan ( Bro Petrus di urutan ke 5, 6 s/d 11 alam dewa/surgawi)
12 s/d 31 Alam Brahma ( Penghuninya kita sebut dewa Brahma )
Nibbana diluar dari 31 alam kehidupan
Nibbana tidak akan lahir lagi, 'wan lah'
Jika Bro Petrus kalau masih berkutak katik diarea permainan Tuhan melulu, hasilnya ndak bisa mencapai Nibbana, paling-paling sampai tingkat alam ke 6, bisa-bisa jatuh ke alam penderitaan, karena suka menghasut dan setuju atas peperangan[/i], bahaya Bro Petrus.
Anda percaya atau tidak percaya, ndak apa2.
karena proses alam kehidupan ini berjalan terus, tanpa berhenti.
Ada Buddha atau tidak ada Buddha di dunia ini, Dhamma ini terus bergulir tanpa berhenti.
Sang Buddha hanya menunjukan jalan, selanjutnya 'TERSERAH ANDA'
Apakah di alam nibbana tidak ada kehidupan ?
alam apakah nibbana itu ? alam kematian atau alam ketiadaan ?
Sdr. Petrus, ini sudah kesekian kalinya saya menjelaskan kepada Anda mengenai Nibbana...
Nibbana adalah keadaan, bukan tempat, alam, ataupun ruang...
Surga adalah tempat, alam atau ruang (kehidupan)...
Istilah Deva mungkin kurang sreg dengan paham Anda. Deva adalah makhluk penghuni Alam Surga. Mungkin sama seperti Malaikat di Agama Anda...
Kira2 begitu dulu yah _/\_
Quote from: upasaka on 17 November 2008, 09:19:23 PM
Sdr. Petrus, ini sudah kesekian kalinya saya menjelaskan kepada Anda mengenai Nibbana...
Nibbana adalah keadaan, bukan tempat, alam, ataupun ruang...
Surga adalah tempat, alam atau ruang (kehidupan)...
Istilah Deva mungkin kurang sreg dengan paham Anda. Deva adalah makhluk penghuni Alam Surga. Mungkin sama seperti Malaikat di Agama Anda...
Kira2 begitu dulu yah _/\_
kalau begitu keadaan seperti apa nibbana itu ? keadaan ketiadaan ?
mohon pencerahan.
Keadaan yg terbebas dari sifat2 duniawi, yaitu : terkondisi, saling-bergantung, ketidakpuasan, dualistis, dll.
Nibbana adalah keadaan yg terbebas dari semua kondisi duniawi.
itu adalah pengertiannya secara garis besar.
[at] Petrus..
Benarkah anda ingin bertanya tentang nibbana?
Salam,
Riky
Quote from: upasaka on 17 November 2008, 09:44:21 PM
Keadaan yg terbebas dari sifat2 duniawi, yaitu : terkondisi, saling-bergantung, ketidakpuasan, dualistis, dll.
Nibbana adalah keadaan yg terbebas dari semua kondisi duniawi.
itu adalah pengertiannya secara garis besar.
apakah personalitas manusia juga terbebaskan ketika berada di Nibanna ?
tubuh ini tidaklah kekal. tidak kekal adalah sifat duniawi.
Nibbana tidak bisa digambarkan secara personal ataupun impersonal.
Quote from: Petrus on 17 November 2008, 09:51:24 PM
Quote from: upasaka on 17 November 2008, 09:44:21 PM
Keadaan yg terbebas dari sifat2 duniawi, yaitu : terkondisi, saling-bergantung, ketidakpuasan, dualistis, dll.
Nibbana adalah keadaan yg terbebas dari semua kondisi duniawi.
itu adalah pengertiannya secara garis besar.
apakah personalitas manusia juga terbebaskan ketika berada di Nibanna ?
berada di Nibbana?!
NIBBANA BUKAN TEMPAT!
Quote from: upasaka on 17 November 2008, 09:53:33 PM
tubuh ini tidaklah kekal. tidak kekal adalah sifat duniawi.
Nibbana tidak bisa digambarkan secara personal ataupun impersonal.
maksud saya ketika mati dan berada dalam keadaan Nibanna, apakah personalitas/pribadi itu masih ada ?
Untuk orang2 seperti Petrus, kaga bisa dkasih jawaban langsung...
Gw tanya balik apakah surga? Dimakah surga?
Bagaimanakah kondisi surga?
Jika dikatakan selalu berada bersama Bapa, dan tinggal di tempat yg segala-nya ada, apakah surga yg gw inginkan, dan surga yang u inginkan sama?
Menurut gw, surga adalah dimana selalu dikelilingi oleh wanita2 cantik, tubuh sempurna, dan selalu perawan...Apakah ada surga seperti itu?
Quote from: Petrus on 17 November 2008, 09:58:05 PM
Quote from: upasaka on 17 November 2008, 09:53:33 PM
tubuh ini tidaklah kekal. tidak kekal adalah sifat duniawi.
Nibbana tidak bisa digambarkan secara personal ataupun impersonal.
maksud saya ketika mati dan berada dalam keadaan Nibanna, apakah personalitas/pribadi itu masih ada ?
Sebelum masuk kepada pertanyaan "apa itu Nibbana", sebaiknya anda mempelajari Empat Kebenaran Mulia, dimana pada point yang ketiga berisi tentang Nibbana,
Silakan buka dan pelajari pada link dibawah ini,
http://www.samaggi-phala.or.id/naskahdamma_dtl.php?id=73&multi=T&hal=0
Semoga bermanfaat.
Quote from: Edward on 17 November 2008, 10:00:26 PM
Untuk orang2 seperti Petrus, kaga bisa dkasih jawaban langsung...
karena memang tujuannya bukan bertanya, tujuannya kan ayooo sini kamu masuk agama petrus saja...
_/\_
tolong jangan direcokin, ini diskusi serius. DELETED ...
jangan dijawab..
kita lontarin pertanyaan terus ajah..
kayak yg dia lakuin ke ktia...
Quote from: Petrus on 17 November 2008, 10:03:58 PM
tolong jangan direcokin, ini diskusi serius. DELETED ...
biasane yg berbakat ato yg dah bener2 gk ketolong baru disuruh ke Bhante...
kalo loe seh yg bener2 gk ketolong..
soale Bhikkhu orangne sabaran banget...
kalo debat langsung ama kita2...
DELETED ...
HAhaha...ADa 4 cara untuk memberikan jawaban dalam suatu pertanyaan...Dan salah satu cara-nya ialah memberikan pertanyaan kembali...Ini adalah diskusi serius, jika u bisa menjawab pertanyaan tersebut, u bakal menemukan jawabannya...
Kalo gitu yang ini,
http://www.samaggi-phala.or.id/naskahdamma_dtl.php?id=795&multi=T&hal=0
Penulisnya bukan Bhante, ada baiknya membaca bagian sebelumnya terlebih dahulu sebelum masuk pada uraian tentang Nibbana, sehingga dapat dimengerti maksudnya.
Silakan dipelajari.
Semoga bermanfaat.
Quote
MENGAPA TUHAN MENGIZINKAN DAN MENCIPTAKAN PARA LESBIAN DAN HOMO?
bukankah dia bisa membuat mereka tidak melakukan hal2 seperti itu?
dan kenapa si Tuhan menciptakan perasaan saling suka sesama jenis?
Quote
Apabila lingkungan menyebabkan orang jadi homo dan lesbi artinya tuhan tidak maha kuasa dong, karena lingkungan aja bisa mengubah ciptaannya, jadi kuasa Tuhan cuma khayalan aja dong.
Manusia pertama sempurna?, baca Bibel dong dimana sempurnanya, begitu rapuh dapat tergoda oleh ular yang dapat izin Tuhan untuk menggoda, cuma celakanya setelah tergoda adam dan hawa malah di hukum usir, sadis ya
Bagaikan ortu yang menyuruh orang lain agar anaknya yang masih kecil mau pegang strum, eh udh kesetrum malah kena hukum usir dari rumah, ih kejam amat
Semoga Petrus gak diusir deh ama Tuhan karena banyak menyesatkan orang lain
thuti
maaf salah copas molo
hehehehe
jawab tuh!
jangan lari2 terus...
Quote from: Petrus on 17 November 2008, 10:03:58 PM
tolong jangan direcokin, ini diskusi serius. DELETED ...
DELETED ... hehehe..
Silakan ditanya...Saya siap melayani koq... :)
^^
Salam hangat,
Riky
saya rasa mr.petrus bukannya bodoh atau tidak bisa mengerti soal hal ini
tapi karena udah dari awal ada rasa penolakan dalam dirinya maka hal itu membuat ia makin tidak mengerti
saya harap semua bisa menentukan sikapnya sendiri tanpa terpengaruh sikap dari orang lain _/\_
wah postingan ke 100 loh ;D
kalo 2000 dapat ISO gak? :p
reenzia ol trus dari tadi pagi yah.. ;D
mpe postingan g kena kebut :(
Sdr. Petrus, Nibbana itu tidak lagi ada atau tidak ada..
Yg Anda tanyakan tentang apakah masih ada personalitas itu saya rasa sudah terjawab pada postingan saya sebelumnya...
iyah ;D mohon pencerahan _/\_
Quote from: Petrus on 17 November 2008, 10:03:58 PM
tolong jangan direcokin, ini diskusi serius. DELETED ...
:))
DELETED ... ?? tapi kok masih tanya tentang alam dewa?? :))
Gimana bisa serius wong anda saja becanda dalam bertanya :))
Quote from: upasaka on 17 November 2008, 10:18:12 PM
reenzia ol trus dari tadi pagi yah.. ;D
mpe postingan g kena kebut :(
Sdr. Petrus, Nibbana itu tidak lagi ada atau tidak ada..
Yg Anda tanyakan tentang apakah masih ada personalitas itu saya rasa sudah terjawab pada postingan saya sebelumnya...
saya belum pernah baca jawaban anda soal personalitas.
kesimpulan anda ketika dalam keadaan Nibbana (setelah mati) personalitas tidak lagi ada, apakah demikian ?
Quote from: Petrus on 17 November 2008, 10:03:58 PM
tolong jangan direcokin, ini diskusi serius. DELETED ...
Ya. Namanya orang lagi caper. Jadi kalau dikasih jawaban sok
DELETED ... melulu. Kayak nggak konek terus, biar terus jadi gosip. Maunya sih bakar-bakar aja. Jadi nggak perlu terlalu dianggap serius.
Kalau ia benar-benar mau tahu, ya kalau dikasih referensi, ia pasti bisa baca sendiri. Tapi orang ini kayaknya cuma mau caper aja, jadi terus lempar "bala panas" melulu kerjanya, cari sensasi. ;D
Quote from: El Sol on 17 November 2008, 10:21:57 PM
DELETED ...
wah...melanggar ni...wuih...hebat benar pelindung dhamma kite ini...
Salah 1 dari unsur 8jalan utama = Samma Sacca(ucapan benar),telah anda langgar anda telah menfitnah MMD,karena Bahiya Sutta itu adalah Sutta atau anda mengingkari bahwa Bahiya Sutta adalah sutta?
Kemudian pelanggaran dalam Pancasila Buddhis sila ke 4 yakni Musavada,trus pelanggaran dalam Pancadhamma yakni Sacca(berkata benar)... :)
Quotepermisi..
DELETED ...
:)
_/\_
Salam hangat,
Riky
Personalitas itu berwujud 'kan?
Personalitas itu paduan faktor (unsur2) 'kan?
Personalitas itu bisa dideskripsikan 'kan?
Kalau 'ya', maka personalitas adalah sifat duniawi.
Dan Nibbana tidak memiliki sifat2 itu.
Quote from: upasaka on 17 November 2008, 10:26:39 PM
Personalitas itu berwujud 'kan?
Personalitas itu paduan faktor (unsur2) 'kan?
Personalitas itu bisa dideskripsikan 'kan?
Kalau 'ya', maka personalitas adalah sifat duniawi.
Dan Nibbana tidak memiliki sifat2 itu.
berarti hilang sama sekali
tidak ada saya lagi, tidak ada lagi anda, tidak ada lagi pribadi yang bernama upsaka
kira-kira begitu ?
Quote from: Petrus on 17 November 2008, 10:28:53 PM
Quote from: upasaka on 17 November 2008, 10:26:39 PM
Personalitas itu berwujud 'kan?
Personalitas itu paduan faktor (unsur2) 'kan?
Personalitas itu bisa dideskripsikan 'kan?
Kalau 'ya', maka personalitas adalah sifat duniawi.
Dan Nibbana tidak memiliki sifat2 itu.
berarti hilang sama sekali
tidak ada saya lagi, tidak ada lagi anda, tidak ada lagi pribadi yang bernama upsaka
kira-kira begitu ?
Gini saja om..Saya bertanya,"Kalau anda makan apel anda pasti tahu rasa apel yang anda makan bukan?Kemudian anda menjelaskan kepada teman anda rasa apel itu,sedangkan teman anda tidak pernah makan apel,bisakah teman anda mengerti rasa apel itu tanpa mencoba apel itu sendiri?" :)
_/\_
Salam,
Riky
Quote from: Petrus on 17 November 2008, 10:22:53 PM
saya belum pernah baca jawaban anda soal personalitas.
kesimpulan anda ketika dalam keadaan Nibbana (setelah mati) personalitas tidak lagi ada, apakah demikian ?
Kata yang saya tebalkan adalah kesalahan total dalam pengertian akan Nibbana.
Saya kan sudah bilang kalau Nibbana itu "bukan ada" dan "bukan tidak ada"
Nibbana tidak bisa dideskripsikan dengan hal2 dualistis.
Nibbana adalah keadaan yg berada di atas hidup dan mati.
Nibbana bukannya sebab atau akibat.
Nibbana bukanlah awal atau akhir.
Nibbana adalah keadaan yg tak bersyarat, mutlak, pembebasan sempurna.
:backtotopic:
Quote from: Sumedho on 17 November 2008, 10:38:20 PM
:backtotopic:
Bhante..dia gk pernah back to topic juga!..
waktu di Thread2 laen..kita tanyain barang dia juga ngehindar terus!...
mencari perbedaan dan kesalahan tak ubahnya samsara
sesuatu yang tiada akhir, bila kita masing-masing menyadari hal itu
seharusnya perbedaan itu tidak ada, yang ada hanya akibat dari itu semua
dimana akibat itu pun harus kita sadari karena memang begitu adanya,
yaitu hasil dari karma masing-masing
_/\_
Quote from: Sumedho on 17 November 2008, 10:38:20 PM
:backtotopic:
Topiknya sendiri sudah bias Suhu Medho. ^-^ Topik utamanya adalah sebuah pertanyaan: "Theravada tidak percaya adanya Dewa. Mahayana percaya Dewa-Dewi. Aliran mana yang benar dalam ajaran Buddha ?"
Pertanyaannya salah, dan seharusnya tidak ada jawaban untuk pertanyaan salah. Dan seharusnya topik ini ditutup karena kesalahan si penanya sendiri. ^-^
Quote from: Kelana on 17 November 2008, 10:44:55 PM
Pertanyaannya salah, dan seharusnya tidak ada jawaban untuk pertanyaan salah. Dan seharusnya topik ini ditutup karena kesalahan si penanya sendiri. ^-^
Dia sih tinggal buka topik baru... Kalau nggak gitu, bukan petrus namanya.
Quote from: upasaka on 17 November 2008, 10:37:11 PM
Saya kan sudah bilang kalau Nibbana itu "bukan ada" dan "bukan tidak ada"
Nibbana tidak bisa dideskripsikan dengan hal2 dualistis.
Nibbana adalah keadaan yg berada di atas hidup dan mati.
Nibbana bukannya sebab atau akibat.
Nibbana bukanlah awal atau akhir.
Nibbana adalah keadaan yg tak bersyarat, mutlak, pembebasan sempurna.
anda gak menjawab pertanyaan saya, tapi memberikan teka-teki
apakah Nibbana itu impersonal ?
apakah pribadi Upasaka tidak ada lagi ketika Nibbana ?
sangat simple jawabannya ya atau tidak
jadi ada suatu kepastian.
mungkin anda capek, sudah terlalu malem, terima kasih sudah menjawab, lanjut besok saja, sambil direnungkan.
good night everybody.
Quote from: Riky_dave on 17 November 2008, 10:32:17 PM
Quote from: truth lover on 17 November 2008, 10:29:58 PM
Mas El Sol sama mas Ricky Dave, tolong jangan diacuhkan si Petrus dongg kasihan kan? mau khotbah kok nggak diperhatiin... ;D nanti kita dianggap nggak sopan lho.. :))
hehehe...bukannya yang namanya nggak sopan itu,kalau saya acuhkan orang yang bertanya kepada saya?hehehe...toh saudara Petrus gk bertanya dengan saya... :)
Salam,
Riky
takut dia ama mas Ricky Dave... :))
Quote from: Petrus on 17 November 2008, 10:47:42 PM
anda gak menjawab pertanyaan saya, tapi memberikan teka-teki
apakah Nibbana itu impersonal ?
apakah pribadi Upasaka tidak ada lagi ketika Nibbana ?
sangat simple jawabannya ya atau tidak
jadi ada suatu kepastian.
mungkin anda capek, sudah terlalu malem, terima kasih sudah menjawab, lanjut besok saja, sambil direnungkan.
good night everybody.
Tuh kan, apa gw bilang. ia cuma mau jawaban yang sesuai maunya. percuma org kayak gini diajak bicara. Kalau mulai terpojok ia tinggal lari. Jadi jelas-jelas tidak punya niat dialog. So, buat apa dijawab terus.
Kalau ia buka topik baru lagi, nggak perlu dibalas aja. Kalau dibalas jadinya rame, tapi nggak jelas juntrung arah pembiacaraannya. Dan ujung-ujungnya di lock. Habis itu ia buka topik baru lagi, bikin pertanyaan sensasional, ditanggapi rame2 lagi, ia berkelit lagi, dst... dst... dst...
Sdr. Petrus, Nibbana itu bukan teka-teki.
Kalau saya bilang tidak ada hal dualistis, berarti Nibbana itu tidak ada personalitas ataupun impersonalitas.
Kalau Anda mengantuk, lebih baik Anda beristirahat dahulu.
Good nite, Sdr. Petrus...
si Upasaka seh bego banget masih nge-jawab segale..
cape dah..
ini gk sesuai!..
dia cuma akan jelek2in Dhamma..
percuma!..
biarin ajah!...
ktia kasih dia banyak2 pertanyaan biar dia jawab!...gantian!
Ini komentar saya yang terakhir dalam topik ini.
Quote from: Petrus on 17 November 2008, 10:47:42 PM
anda gak menjawab pertanyaan saya, tapi memberikan teka-teki
apakah Nibbana itu impersonal ?
apakah pribadi Upasaka tidak ada lagi ketika Nibbana ?
sangat simple jawabannya ya atau tidak
jadi ada suatu kepastian.
mungkin anda capek, sudah terlalu malem, terima kasih sudah menjawab, lanjut besok saja, sambil direnungkan.
good night everybody.
Sdr. Petrus, seorang anak prasekolah akan merasa dirinya diberikan sebuah teka-teki ketika ia diberitahukan bahwa 1000 dikurangi 50 adalah 950. Mengapa? Karena ia belum memiliki pengetahuan yang baik dan benar akan matematika.
Begitu juga Nibbana, Sdr. Petrus. Nibbana sampai kapan pun akan tetap menjadi sebuah teka-teki bagi kita yang belum memiliki pengetahuan akan kebijaksanaan untuk menembusnya.
Pengetahuan yang terbatas akan Nibbana terlihat pada keinginan kita ketika pertanyaan kita hanya ingin dijawab simple dengan ya dan tidak. Padahal untuk menjawabnya tidak bisa menggunakan hanya ya dan tidak. Bahkan masalah duniawi pun tidak selamanya hanya dapat diselesaikan dengan menggunakan ya dan tidak.
Jadi jika keinginan Sdr. Petrus adalah hanya untuk mendapatkan jawaban ya dan tidak, maka anda tidak akan mendapatkan jawaban yang sesungguhnya. Dan keputusan ada ditangan anda, apakah ingin mendapatkan jawaban yang sesungguhnya, atau tidak sesungguhnya atau setengah-setengah. Sekali lagi keputusan ada ditangan anda.
Quote from: Kelana on 17 November 2008, 11:33:14 PM
Ini komentar saya yang terakhir dalam topik ini.
Quote from: Petrus on 17 November 2008, 10:47:42 PM
anda gak menjawab pertanyaan saya, tapi memberikan teka-teki
apakah Nibbana itu impersonal ?
apakah pribadi Upasaka tidak ada lagi ketika Nibbana ?
sangat simple jawabannya ya atau tidak
jadi ada suatu kepastian.
mungkin anda capek, sudah terlalu malem, terima kasih sudah menjawab, lanjut besok saja, sambil direnungkan.
good night everybody.
Sdr. Petrus, seorang anak prasekolah akan merasa dirinya diberikan sebuah teka-teki ketika ia diberitahukan bahwa 1000 dikurangi 50 adalah 950. Mengapa? Karena ia belum memiliki pengetahuan yang baik dan benar akan matematika.
Begitu juga Nibbana, Sdr. Petrus. Nibbana sampai kapan pun akan tetap menjadi sebuah teka-teki bagi kita yang belum memiliki pengetahuan akan kebijaksanaan untuk menembusnya.
Pengetahuan yang terbatas akan Nibbana terlihat pada keinginan kita ketika pertanyaan kita hanya ingin dijawab simple dengan ya dan tidak. Padahal untuk menjawabnya tidak bisa menggunakan hanya ya dan tidak. Bahkan masalah duniawi pun tidak selamanya hanya dapat diselesaikan dengan menggunakan ya dan tidak.
Jadi jika keinginan Sdr. Petrus adalah hanya untuk mendapatkan jawaban ya dan tidak, maka anda tidak akan mendapatkan jawaban yang sesungguhnya. Dan keputusan ada ditangan anda, apakah ingin mendapatkan jawaban yang sesungguhnya, atau tidak sesungguhnya atau setengah-setengah. Sekali lagi keputusan ada ditangan anda.
Nice comment :jempol:
Quote
anda gak menjawab pertanyaan saya, tapi memberikan teka-teki
apakah Nibbana itu impersonal ?
apakah pribadi Upasaka tidak ada lagi ketika Nibbana ?
sangat simple jawabannya ya atau tidak
jadi ada suatu kepastian.
mungkin anda capek, sudah terlalu malem, terima kasih sudah menjawab, lanjut besok saja, sambil direnungkan.
good night everybody.
Sdr. Petrus, Nibbana adalah suatu kondisi dimana telah tercapai penerangan sempurna, bebas dari kotoran batin. Ini adalah kondisi/keadaan bukanlah suatu TEMPAT. Tidak ada lagi personalitas dalam Nibbana karena kata "aku" telah hilang dalam seorang arahat.
Apakah ini menjawab pertanyaan ya dan tidak Saudara Petrus?
Salam
Quote from: k4r1mun on 18 November 2008, 12:52:16 AM
Sdr. Petrus, Nibbana adalah suatu kondisi dimana telah tercapai penerangan sempurna, bebas dari kotoran batin. Ini adalah kondisi/keadaan bukanlah suatu TEMPAT. Tidak ada lagi personalitas dalam Nibbana karena kata "aku" telah hilang dalam seorang arahat.
Apakah ini menjawab pertanyaan ya dan tidak Saudara Petrus?
Salam
Terima kasih saudara k4r1mun telah menjawab dengan tegas, tidak seperti member yang lain yang ragu-ragu. Anda buddhist sejati. Jawaban anda cocok dengan apa yang pernah saya pelajari ttg Buddhism.
Personalitas/pribadi/aku hilang lenyap ketika mencapai keadaan Nirvana/Nibbana. Sebenarnya inilah inti dari keseluruhan ajaran Buddha, menghilangkan ke AKU an sehingga tidak menjadi AKU lagi, aku sudah tidak mengenal diriku lagi, tidak ada lagi aku yang tadinya bernama Petrus, k4r1mun, upsaka, andrew atau El Sol dll. Menjadi NIHIL, atau boleh dikatakan sebagai Kematian Jiwa.
Apakah paham Kematian Jiwa atau pembunuhan personalitas ini dapat dikatakan ajaran Kasih ?
Seorang arahat, adalah seorang yang kehilangan personalitasnya, dia tidak dapat membedakan lagi siapa dia dan orang lain. Apakah orang lain bisa dianggap dirinya dan dirinya bisa orang lain, ini juga tidak. Yang hanya bisa dia katakan bukan ini, bukan itu, bukan, bukan, bukan.........
Bertentangan dengan paham Christian dimana jiwa, aku, pribadi, personalitas tetap ada dan merupakan suatu ciptaan yang unik, satu-satunya, special di mata pencipta.
Quote from: Petrus on 18 November 2008, 11:32:46 AM
Quote from: k4r1mun on 18 November 2008, 12:52:16 AM
Sdr. Petrus, Nibbana adalah suatu kondisi dimana telah tercapai penerangan sempurna, bebas dari kotoran batin. Ini adalah kondisi/keadaan bukanlah suatu TEMPAT. Tidak ada lagi personalitas dalam Nibbana karena kata "aku" telah hilang dalam seorang arahat.
Apakah ini menjawab pertanyaan ya dan tidak Saudara Petrus?
Salam
Terima kasih saudara k4r1mun telah menjawab dengan tegas, tidak seperti member yang lain yang ragu-ragu. Anda buddhist sejati. Jawaban anda cocok dengan apa yang pernah saya pelajari ttg Buddhism.
Personalitas/pribadi/aku hilang lenyap ketika mencapai keadaan Nirvana/Nibbana. Sebenarnya inilah inti dari keseluruhan ajaran Buddha, menghilangkan ke AKU an sehingga tidak menjadi AKU lagi, aku sudah tidak mengenal diriku lagi, tidak ada lagi aku yang tadinya bernama Petrus, k4r1mun, upsaka, andrew atau El Sol dll. Menjadi NIHIL, atau boleh dikatakan sebagai Kematian Jiwa.
Apakah paham Kematian Jiwa atau pembunuhan personalitas ini dapat dikatakan ajaran Kasih ?
Seorang arahat, adalah seorang yang kehilangan personalitasnya, dia tidak dapat membedakan lagi siapa dia dan orang lain. Apakah orang lain bisa dianggap dirinya dan dirinya bisa orang lain, ini juga tidak. Yang hanya bisa dia katakan bukan ini, bukan itu, bukan, bukan, bukan.........
Bertentangan dengan paham Christian dimana jiwa, aku, pribadi, personalitas tetap ada dan merupakan suatu ciptaan yang unik, satu-satunya, special di mata pencipta.
Berbahagialah anda dengan faham anda.... anda tidak perlu memaksakan faham anda ke orang lain yang tidak sefaham dengan anda.... Mau sampai kapan kalo yang satu lihat ke kiri dan satu lagi liat ke kanan tidak akan pernah ketemu.....
Quote from: Petrus on 18 November 2008, 11:32:46 AM
Quote from: k4r1mun on 18 November 2008, 12:52:16 AM
Sdr. Petrus, Nibbana adalah suatu kondisi dimana telah tercapai penerangan sempurna, bebas dari kotoran batin. Ini adalah kondisi/keadaan bukanlah suatu TEMPAT. Tidak ada lagi personalitas dalam Nibbana karena kata "aku" telah hilang dalam seorang arahat.
Apakah ini menjawab pertanyaan ya dan tidak Saudara Petrus?
Salam
Terima kasih saudara k4r1mun telah menjawab dengan tegas, tidak seperti member yang lain yang ragu-ragu. Anda buddhist sejati. Jawaban anda cocok dengan apa yang pernah saya pelajari ttg Buddhism.
Personalitas/pribadi/aku hilang lenyap ketika mencapai keadaan Nirvana/Nibbana. Sebenarnya inilah inti dari keseluruhan ajaran Buddha, menghilangkan ke AKU an sehingga tidak menjadi AKU lagi, aku sudah tidak mengenal diriku lagi, tidak ada lagi aku yang tadinya bernama Petrus, k4r1mun, upsaka, andrew atau El Sol dll. Menjadi NIHIL, atau boleh dikatakan sebagai Kematian Jiwa.
Apakah paham Kematian Jiwa atau pembunuhan personalitas ini dapat dikatakan ajaran Kasih ?
Seorang arahat, adalah seorang yang kehilangan personalitasnya, dia tidak dapat membedakan lagi siapa dia dan orang lain. Apakah orang lain bisa dianggap dirinya dan dirinya bisa orang lain, ini juga tidak. Yang hanya bisa dia katakan bukan ini, bukan itu, bukan, bukan, bukan.........
Bertentangan dengan paham Christian dimana jiwa, aku, pribadi, personalitas tetap ada dan merupakan suatu ciptaan yang unik, satu-satunya, special di mata pencipta.
Jawaban Yang Bijaksana dari Seorang PETRUS.
Ada Baiknya anda mendengar dan memahami perkataan dari Bro William dan Bro Andi.... :)
Semoga Semua Makhluk Berbahagia
Gunawan S S
Quote from: Petrus on 17 November 2008, 01:35:55 PM
Quote from: karuna_murti on 17 November 2008, 01:23:17 PM
maksudnya adalah makhluk, yang terdiri dari lima agregat (fisik, perasaan, pencerapan, kesadaran, dan bentuk-bentuk pikiran)
makhluk-makhluk tersebut juga tidak kekal, tidak memuaskan, bukan diri (atta)
para dewa tersebut merupakan kelahiran kembali dari makhluk apa, bukanlah hal yang penting
melainkan bagaimana suatu makhluk terbebas dari siklus kelahiran dan kematian
jadi manusia bisa menjadi dewa seperti yang dikatakan reenzia ?
manusia jadi dewa bisa, manusia jadi Buddha bisa. Itulah kebenaran
Tapi kamu manusia jangan mimpi jadi Kristus, jangan menghayal jadi Tuhan, durhaka kamu
DELETED ... semoga kamu terhindar dari azab dan kutukan Tuhan
I Love
Andi
Quote from: Petrus on 17 November 2008, 02:25:27 PM
apakah member disini belum ada yang bertanya sama banthe ?
lebih baik kamu yang ketemu Bhante yang baik sehingga kamu bisa belajar cinta kasih yang benar yang bebas dari cemburu dan angkara murka
Ayo temukan sendiri, tanya sendiri, apabila perlu jawab sendiri, lieuuuur ah
I love
Andi
Quote from: Lily W on 17 November 2008, 04:03:50 PM
Bro Petrus yang baik...
Bro Petrus berminat ga untuk ikut kelas Abhidhamma? ;D Abhidhamma membahas itu semua.
Yang ikut kelas Abhidhamma bukan hanya untuk yang beragama Buddha saja. Di kelas Abhidhamma yang sering saya ikut itu...ada juga yang beragama selain agama Buddha... salah satunya teman saya yang calon pastor dan juga ada beberapa dokter/dosen untar, dll.
Kalo berminat, tolong message saya via forum ini yaah... ;D
Terima kasih... _/\_
_/\_ :lotus:
nah ini baru jalur yang benar untuk mengenal ajaran Buddha, ikut aja supaya jangan terperangkap pada pandangan keliru.
siapa tahu setelah tuntas belajar Abhidhamma tambah pintar, dan bisa berdiskusi dengan lebih berbobot.
Siapa tahu setelah belajar Abhidhamma kamu mencapai pencerahan, jadi bisa ngajarin kita-kita
Met belajar, trims buat cc Liliy
I love
Andi
Quote from: Petrus on 17 November 2008, 06:51:52 PM
Quote from: reenzia on 17 November 2008, 06:39:34 PM
Quote from: Petrus on 17 November 2008, 06:36:16 PM
dimana alam Buddha ? apakah sama dengan alam surga dewa ?
Buddha telah mencapai nibbana, dimana roda samsara telah berhenti
apakah nibbana tidak sama dengan surga ? lebih tinggi dari surga kah ?
Makanya belajar meditasi jadi tahu surga itu seperti apa?, siapa tahu kamu juga bisa mencapai Nibbana, jadi bisa bimbing aku juga nih
I love
Andi
Quote from: Petrus on 17 November 2008, 08:35:52 PM
Quote from: adiharto on 17 November 2008, 08:25:04 PM
Mengenai Tingkat Alam Kehidupan
Tingkat Keterangan
1 s/d 4 Alam Penderitaan ( Neraka, Binatang, Peta, Asura/Raksasa )
5 s/d 11 Alam Menyenangkan ( Bro Petrus di urutan ke 5, 6 s/d 11 alam dewa/surgawi)
12 s/d 31 Alam Brahma ( Penghuninya kita sebut dewa Brahma )
Nibbana diluar dari 31 alam kehidupan
Nibbana tidak akan lahir lagi, 'wan lah'
Jika Bro Petrus kalau masih berkutak katik diarea permainan Tuhan melulu, hasilnya ndak bisa mencapai Nibbana, paling-paling sampai tingkat alam ke 6, bisa-bisa jatuh ke alam penderitaan, karena suka menghasut dan setuju atas peperangan[/i], bahaya Bro Petrus.
Anda percaya atau tidak percaya, ndak apa2.
karena proses alam kehidupan ini berjalan terus, tanpa berhenti.
Ada Buddha atau tidak ada Buddha di dunia ini, Dhamma ini terus bergulir tanpa berhenti.
Sang Buddha hanya menunjukan jalan, selanjutnya 'TERSERAH ANDA'
Apakah di alam nibbana tidak ada kehidupan ?
alam apakah nibbana itu ? alam kematian atau alam ketiadaan ?
Ya ampun mau tahu nibbana tunggu aku ya, apabila aku telah mencapai nibbana nanti aku kasih tahu.
Buddha mencapai nibbana ketika masih hidup, apakah relevan pertanyaan kamu itu?.
I love
Andi
Quote from: Petrus on 17 November 2008, 09:51:24 PM
Quote from: upasaka on 17 November 2008, 09:44:21 PM
Keadaan yg terbebas dari sifat2 duniawi, yaitu : terkondisi, saling-bergantung, ketidakpuasan, dualistis, dll.
Nibbana adalah keadaan yg terbebas dari semua kondisi duniawi.
itu adalah pengertiannya secara garis besar.
apakah personalitas manusia juga terbebaskan ketika berada di Nibanna ?
Makanya jangan suka mempersonipikasikan Tuhan, Tuhan yang berbadan manusia, atau manusia sebagai Tuhan. Akibatnya nibbana pun mau dipersonipikasi, memangnya nibbana persona?
Manusia sampai kapanpun tidak akan jadi Tuhan, tapi bisa jadi Buddha dan bisa mencapai Nibbana.
I love
andi
Quote from: Petrus on 18 November 2008, 11:32:46 AM
Quote from: k4r1mun on 18 November 2008, 12:52:16 AM
Sdr. Petrus, Nibbana adalah suatu kondisi dimana telah tercapai penerangan sempurna, bebas dari kotoran batin. Ini adalah kondisi/keadaan bukanlah suatu TEMPAT. Tidak ada lagi personalitas dalam Nibbana karena kata "aku" telah hilang dalam seorang arahat.
Apakah ini menjawab pertanyaan ya dan tidak Saudara Petrus?
Salam
Terima kasih saudara k4r1mun telah menjawab dengan tegas, tidak seperti member yang lain yang ragu-ragu. Anda buddhist sejati. Jawaban anda cocok dengan apa yang pernah saya pelajari ttg Buddhism.
Personalitas/pribadi/aku hilang lenyap ketika mencapai keadaan Nirvana/Nibbana. Sebenarnya inilah inti dari keseluruhan ajaran Buddha, menghilangkan ke AKU an sehingga tidak menjadi AKU lagi, aku sudah tidak mengenal diriku lagi, tidak ada lagi aku yang tadinya bernama Petrus, k4r1mun, upsaka, andrew atau El Sol dll. Menjadi NIHIL, atau boleh dikatakan sebagai Kematian Jiwa.
Apakah paham Kematian Jiwa atau pembunuhan personalitas ini dapat dikatakan ajaran Kasih ?
Seorang arahat, adalah seorang yang kehilangan personalitasnya, dia tidak dapat membedakan lagi siapa dia dan orang lain. Apakah orang lain bisa dianggap dirinya dan dirinya bisa orang lain, ini juga tidak. Yang hanya bisa dia katakan bukan ini, bukan itu, bukan, bukan, bukan.........
Bertentangan dengan paham Christian dimana jiwa, aku, pribadi, personalitas tetap ada dan merupakan suatu ciptaan yang unik, satu-satunya, special di mata pencipta.
Apa yg loe ngerti tentang arahat?
Pernah ketemu arahat?
Asumsi lagi khan PET.. ^-^
Yg pasti paham karesten yg PET pahami just theory, but Ajaran Buddha is practical teaching. Jadi jangan maksa gitu lho ^-^
Quote from: Petrus on 18 November 2008, 11:32:46 AM
Quote from: k4r1mun on 18 November 2008, 12:52:16 AM
Sdr. Petrus, Nibbana adalah suatu kondisi dimana telah tercapai penerangan sempurna, bebas dari kotoran batin. Ini adalah kondisi/keadaan bukanlah suatu TEMPAT. Tidak ada lagi personalitas dalam Nibbana karena kata "aku" telah hilang dalam seorang arahat.
Apakah ini menjawab pertanyaan ya dan tidak Saudara Petrus?
Salam
Terima kasih saudara k4r1mun telah menjawab dengan tegas, tidak seperti member yang lain yang ragu-ragu. Anda buddhist sejati. Jawaban anda cocok dengan apa yang pernah saya pelajari ttg Buddhism.
Personalitas/pribadi/aku hilang lenyap ketika mencapai keadaan Nirvana/Nibbana. Sebenarnya inilah inti dari keseluruhan ajaran Buddha, menghilangkan ke AKU an sehingga tidak menjadi AKU lagi, aku sudah tidak mengenal diriku lagi, tidak ada lagi aku yang tadinya bernama Petrus, k4r1mun, upsaka, andrew atau El Sol dll. Menjadi NIHIL, atau boleh dikatakan sebagai Kematian Jiwa.
Apakah paham Kematian Jiwa atau pembunuhan personalitas ini dapat dikatakan ajaran Kasih ?
Seorang arahat, adalah seorang yang kehilangan personalitasnya, dia tidak dapat membedakan lagi siapa dia dan orang lain. Apakah orang lain bisa dianggap dirinya dan dirinya bisa orang lain, ini juga tidak. Yang hanya bisa dia katakan bukan ini, bukan itu, bukan, bukan, bukan.........
Bertentangan dengan paham Christian dimana jiwa, aku, pribadi, personalitas tetap ada dan merupakan suatu ciptaan yang unik, satu-satunya, special di mata pencipta.
Sang Buddha mengatakan ada tidak ada jiwa yang lenyap ketika nibanna.
Pandangan bahwa ada jiwa kemudian lenyap saat mencapai nibanna adalah pandangan Uchedavadin, pandangan nihilisme yang bertentangan dengan Ajaran Sang Buddha.
Sang Buddha telah mengatakan ajaran Anatta, yaitu tidak ada jiwa.
Jika anda ingin lebih mengerti, silahkan lihat sebab musabab yang saling bergantung, anatta, karma dan tumimbal lahir. Serta lihat juga Brahmajala Sutta.
Karena anda salah mengerti, maka tidak layak mengatakan bahwa ada jiwa yang lenyap.
_/\_
Quote from: Petrus on 18 November 2008, 11:32:46 AM
Terima kasih saudara k4r1mun telah menjawab dengan tegas, tidak seperti member yang lain yang ragu-ragu. Anda buddhist sejati. Jawaban anda cocok dengan apa yang pernah saya pelajari ttg Buddhism.
Personalitas/pribadi/aku hilang lenyap ketika mencapai keadaan Nirvana/Nibbana. Sebenarnya inilah inti dari keseluruhan ajaran Buddha, menghilangkan ke AKU an sehingga tidak menjadi AKU lagi, aku sudah tidak mengenal diriku lagi, tidak ada lagi aku yang tadinya bernama Petrus, k4r1mun, upsaka, andrew atau El Sol dll. Menjadi NIHIL, atau boleh dikatakan sebagai Kematian Jiwa.
Apakah paham Kematian Jiwa atau pembunuhan personalitas ini dapat dikatakan ajaran Kasih ?
Seorang arahat, adalah seorang yang kehilangan personalitasnya, dia tidak dapat membedakan lagi siapa dia dan orang lain. Apakah orang lain bisa dianggap dirinya dan dirinya bisa orang lain, ini juga tidak. Yang hanya bisa dia katakan bukan ini, bukan itu, bukan, bukan, bukan.........
Bertentangan dengan paham Christian dimana jiwa, aku, pribadi, personalitas tetap ada dan merupakan suatu ciptaan yang unik, satu-satunya, special di mata pencipta.
Kalau gitu ya selesaikan pembicaraan ini. Anda tetap dengan pandangan anda sendiri... Buat anda kr****n (ka****k) dan buddhis berjarak seperti bumi dan langit, lalu? Apa lagi yang mau dipersoalkan?
Quote from: karuna_murti on 19 November 2008, 11:13:58 AM
Sang Buddha mengatakan ada tidak ada jiwa yang lenyap ketika nibanna.
Pandangan bahwa ada jiwa kemudian lenyap saat mencapai nibanna adalah pandangan Uchedavadin, pandangan nihilisme yang bertentangan dengan Ajaran Sang Buddha.
Sang Buddha telah mengatakan ajaran Anatta, yaitu tidak ada jiwa.
Jika anda ingin lebih mengerti, silahkan lihat sebab musabab yang saling bergantung, anatta, karma dan tumimbal lahir. Serta lihat juga Brahmajala Sutta.
Karena anda salah mengerti, maka tidak layak mengatakan bahwa ada jiwa yang lenyap.
_/\_
anda betul sekali, Buddha tidak mengajarkan adanya jiwa, sekarang anda tidak punya jiwa.
Apakah anda sekarang masih mempunyai AKU ?
Quote from: Petrus on 19 November 2008, 12:25:09 PM
anda betul sekali, Buddha tidak mengajarkan adanya jiwa, sekarang anda tidak punya jiwa.
Apakah anda sekarang masih mempunyai AKU ?
Hal itu gak relevan om.
Sama seperti anda percaya kepada tuhan, apakah anda sudah melihat tuhan?
Anda percaya surga, apakah anda sudah masuk surga?
Quote from: karuna_murti on 19 November 2008, 12:34:28 PM
Quote from: Petrus on 19 November 2008, 12:25:09 PM
anda betul sekali, Buddha tidak mengajarkan adanya jiwa, sekarang anda tidak punya jiwa.
Apakah anda sekarang masih mempunyai AKU ?
Hal itu gak relevan om.
Sama seperti anda percaya kepada tuhan, apakah anda sudah melihat tuhan?
Anda percaya surga, apakah anda sudah masuk surga?
Beda dong, saya percaya akan adanya kehidupan dari AKU nanti.
Anda percaya AKU akan hilang nanti.
saya berjalan menuju kehidupan, sedangkan anda menuju kematian. ---> Euthanasia AKU
Tidak. Anda salah paham.
Sang Buddha mengajarkan dukkha, dan berakhirnya dukkha.
Bukan berakhirnya jiwa atau atta.
Quote from: Petrus on 19 November 2008, 02:26:54 PM
Quote from: karuna_murti on 19 November 2008, 12:34:28 PM
Quote from: Petrus on 19 November 2008, 12:25:09 PM
anda betul sekali, Buddha tidak mengajarkan adanya jiwa, sekarang anda tidak punya jiwa.
Apakah anda sekarang masih mempunyai AKU ?
Hal itu gak relevan om.
Sama seperti anda percaya kepada tuhan, apakah anda sudah melihat tuhan?
Anda percaya surga, apakah anda sudah masuk surga?
Beda dong, saya percaya akan adanya kehidupan dari AKU nanti.
Anda percaya AKU akan hilang nanti.
saya berjalan menuju kehidupan, sedangkan anda menuju kematian. ---> Euthanasia
Sebenarnya bukan 'hilang'. Buddhisme tidak mengakui AKU karena semuanya hanyalah satu proses penerusan. Seperti 1 tetes embun. Ketika dia masih berwujud embun, Anda menyikapinya sebagai air. Namun ketika embun itu menguap, apakah Anda masih menganggap uap itu adalah sama seperti embun. Dan bila uap itu kembali menjadi tetesan air hujan, apakah Anda menyikapinya sebagai satu (AKU) dari awal?
Quote from: Petrus on 19 November 2008, 02:26:54 PM
Beda dong, saya percaya akan adanya kehidupan dari AKU nanti.
Anda percaya AKU akan hilang nanti.
saya berjalan menuju kehidupan, sedangkan anda menuju kematian. ---> Euthanasia AKU
apakah AKU anda itu??
- jabang bayi?
- anak umur 3 tahun?
- anak SD?
- anak SMP?
- mahasiswa?
- atau orang tua peyot?
mana AKU-nya anda?
kalau memang AKU itu abadi selamanya, saya sih maunya jadi selalu tampan dan muda, jadi boleh khan BUNUH DIRI sekarang? :))
Utk bro Petruk,
kalo masih dirasa illfeel utk belajar buddhism dan tidak bs masuk.. Ga perlu susah2..
Coba belajar teori dekonstruksinya Derrida ok? Ntar bakal ngerti ama yg namanya anatta dan paticca samuppada.
mettacittena
_/\_
Begini, misalnya anda-anda berhasil menjadi arahat.
Apakah anda tetap akan ingat sebelum arahat anda itu dulu siapa ?
Quote from: xuvie on 19 November 2008, 08:04:57 PM
Utk bro Petruk,
kalo masih dirasa illfeel utk belajar buddhism dan tidak bs masuk.. Ga perlu susah2..
Coba belajar teori dekonstruksinya Derrida ok? Ntar bakal ngerti ama yg namanya anatta dan paticca samuppada.
mettacittena
_/\_
Baca juga tentang psikoanalisisnya Jacques Lacan atau baca karya Michel Foucault. Kalau cara pikirnya masih Cartesian susah deh.
Quote from: Petrus on 19 November 2008, 08:35:07 PM
Begini, misalnya anda-anda berhasil menjadi arahat.
Apakah anda tetap akan ingat sebelum arahat anda itu dulu siapa ?
Belum tentu ada 4macam arahat om petrus...
1.Sukkhavipasako = arahat yang hanya ada "kebijaksanaan" / "pandangan terang"
2.Tevijjo = arahat yang mempunyai pandangan terang + 3macam kemampuan
3.chalabinno = + 6kemampuan
4.Lupa namanya = + 4kemampuan...
Jadi tergantung juga om...
Kalau memiliki kemampuan "melihat masa lampau diri sendiri dan orang lain" maka dia bisa tahu...
:)
Salam hangat,
Riky
Quote from: Riky_dave on 19 November 2008, 08:43:18 PM
Belum tentu ada 4macam arahat om petrus...
1.Sukkhavipasako = arahat yang hanya ada "kebijaksanaan" / "pandangan terang"
2.Tevijjo = arahat yang mempunyai pandangan terang + 3macam kemampuan
3.chalabinno = + 6kemampuan
4.Lupa namanya = + 4kemampuan...
Jadi tergantung juga om...
Kalau memiliki kemampuan "melihat masa lampau diri sendiri dan orang lain" maka dia bisa tahu...
:)
Salam hangat,
Riky
Aneh juga ya, ada arahat yang masih ingat ke AKU an nya ??
bagaimana dia membandingkan ke AKU annya yang dulu dengan keadaan sekarang sehingga dia bisa tahu yg dulu.
jangan-jangan pengertian kalian tentang menghilangkan ke AKU an itu tidak seperti yg murni diajarkan Buddha. :-?
Quote from: Petrus on 19 November 2008, 09:05:48 PM
Quote from: Riky_dave on 19 November 2008, 08:43:18 PM
Belum tentu ada 4macam arahat om petrus...
1.Sukkhavipasako = arahat yang hanya ada "kebijaksanaan" / "pandangan terang"
2.Tevijjo = arahat yang mempunyai pandangan terang + 3macam kemampuan
3.chalabinno = + 6kemampuan
4.Lupa namanya = + 4kemampuan...
Jadi tergantung juga om...
Kalau memiliki kemampuan "melihat masa lampau diri sendiri dan orang lain" maka dia bisa tahu...
:)
Salam hangat,
Riky
Aneh juga ya, ada arahat yang masih ingat ke AKU an nya ??
Hehehe,emang bro petrus pikir arahat itu robot ya?arahat itu gk punya "hati"?macem batu doang??hehehe...Kalau arahat gk ingat "akunya" lantas apa yang diajarkan oleh para yang suci? :)
Quotebagaimana dia membandingkan ke AKU annya yang dulu dengan keadaan sekarang sehingga dia bisa tahu yg dulu.
jangan-jangan pengertian kalian tentang menghilangkan ke AKU an itu tidak seperti yg murni diajarkan Buddha. :-?
Hehehe,arahat tidak "membanding2kan" apapun lagi...
"Didalam apa yang terlihat hanya ada apa yang terlihat,didalam apa yang didengar hanya ada apa yang didengar,didalam apa yang tercerap oleh indra hanya ada apa yang dicerap oleh indra,didalam apa yang dikenal[oleh pikiran] hanya ada apa yang dikenal"
Salam hangat,
Riky
Quote from: Petrus on 19 November 2008, 09:05:48 PM
Aneh juga ya, ada arahat yang masih ingat ke AKU an nya ??
bagaimana dia membandingkan ke AKU annya yang dulu dengan keadaan sekarang sehingga dia bisa tahu yg dulu.
jangan-jangan pengertian kalian tentang menghilangkan ke AKU an itu tidak seperti yg murni diajarkan Buddha. :-?
Sekarang Petruk sudah jadi pakar Buddhisme
Quote from: Riky_dave on 19 November 2008, 09:11:21 PM
Hehehe,emang bro petrus pikir arahat itu robot ya?arahat itu gk punya "hati"?macem batu doang??hehehe...Kalau arahat gk ingat "akunya" lantas apa yang diajarkan oleh para yang suci? :)
Salam hangat,
Riky
DELETED ...
Quote from: Petrus on 19 November 2008, 09:17:02 PM
Quote from: Riky_dave on 19 November 2008, 09:11:21 PM
Hehehe,emang bro petrus pikir arahat itu robot ya?arahat itu gk punya "hati"?macem batu doang??hehehe...Kalau arahat gk ingat "akunya" lantas apa yang diajarkan oleh para yang suci? :)
Salam hangat,
Riky
DELETED ...
Sayangnya saudaraku,orang
DELETED ... itu kita para manusia bukan para arahat,arahat sudah sangat sadar melebihi apa yang anda ketahui dan apa yang saya ketahui...:)
Oh ya,boleh kah saya tahu alasan anda berkata,
DELETED ... Salam hangat,
Riky
Arahat bukannya kehilangan "aku". Tapi Arahat tidak lagi memegang pandangan keliru akan adanya "aku". Dan orang yg mencapai Arahat tidak akan lupa diri. Mereka sadar, bahkan mampu mengingat dengan jelas perbuatan2 mereka yg lampau.
Tidak boleh ada penghinaan terhadap Arahat.
Arahat masih memiliki panca skandha, memiliki tubuh dan fungsi-fungsi batin, salah satunya adalah ingatan. Tetapi menurut teori, fungsional Arahat menurut teori tidak dilandasi kebencian, keserakahan, kebodohan, ketidakbencian, ketidakserakahan, ketidakbodohan. Fungsional Arahat adalah Maha Kiriya, yaitu semata-mata fungsional, tidak menciptakan kamma baru.
_/\_
Quote from: karuna_murti on 19 November 2008, 09:22:51 PM
Tidak boleh ada penghinaan terhadap Arahat.
Arahat masih memiliki panca skandha, memiliki tubuh dan fungsi-fungsi batin, salah satunya adalah ingatan. Tetapi menurut teori, fungsional Arahat menurut teori tidak dilandasi kebencian, keserakahan, kebodohan, ketidakbencian, ketidakserakahan, ketidakbodohan. Fungsional Arahat adalah Maha Kiriya, yaitu semata-mata fungsional, tidak menciptakan kamma baru.
_/\_
Wow...gila ni...???
Bukankah "hadiah" yang diberi oleh "orang asing" bisa kita "tolak" dan "dikembalikan",bukan dengan sikap "fanatik"?Jika mau "fanatik" untuk membentengi "diri dan keyakinan" sih boleh2 saja,tapi jangan "diajarkan" sama umat awam ya... :)
Salam hangat,
Riky
Bingung ni?kenapa di DELETED ya...Sudah makin keren aja para Admin DC ini... :)
Salam hangat,
Riky
Quote from: Riky_dave on 19 November 2008, 09:24:31 PM
Quote from: karuna_murti on 19 November 2008, 09:22:51 PM
Tidak boleh ada penghinaan terhadap Arahat.
Arahat masih memiliki panca skandha, memiliki tubuh dan fungsi-fungsi batin, salah satunya adalah ingatan. Tetapi menurut teori, fungsional Arahat menurut teori tidak dilandasi kebencian, keserakahan, kebodohan, ketidakbencian, ketidakserakahan, ketidakbodohan. Fungsional Arahat adalah Maha Kiriya, yaitu semata-mata fungsional, tidak menciptakan kamma baru.
_/\_
Wow...gila ni...???
Bukankah "hadiah" yang diberi oleh "orang asing" bisa kita "tolak" dan "dikembalikan",bukan dengan sikap "fanatik"?Jika mau "fanatik" untuk membentengi "diri dan keyakinan" sih boleh2 saja,tapi jangan "diajarkan" sama umat awam ya... :)
Salam hangat,
Riky
Sori Riky, kondisinya lagi tidak sehat. Tampaknya tujuan Petrus bukan untuk berdiskusi yang sehat. Ini thread untuk pemula, sebaiknya tidak mencerminkan penghinaan terhadap para Suciwan.
Quote from: karuna_murti on 19 November 2008, 09:27:03 PM
Quote from: Riky_dave on 19 November 2008, 09:24:31 PM
Quote from: karuna_murti on 19 November 2008, 09:22:51 PM
Tidak boleh ada penghinaan terhadap Arahat.
Arahat masih memiliki panca skandha, memiliki tubuh dan fungsi-fungsi batin, salah satunya adalah ingatan. Tetapi menurut teori, fungsional Arahat menurut teori tidak dilandasi kebencian, keserakahan, kebodohan, ketidakbencian, ketidakserakahan, ketidakbodohan. Fungsional Arahat adalah Maha Kiriya, yaitu semata-mata fungsional, tidak menciptakan kamma baru.
_/\_
Wow...gila ni...???
Bukankah "hadiah" yang diberi oleh "orang asing" bisa kita "tolak" dan "dikembalikan",bukan dengan sikap "fanatik"?Jika mau "fanatik" untuk membentengi "diri dan keyakinan" sih boleh2 saja,tapi jangan "diajarkan" sama umat awam ya... :)
Salam hangat,
Riky
Sori Riky, kondisinya lagi tidak sehat. Tampaknya tujuan Petrus bukan untuk berdiskusi yang sehat. Ini thread untuk pemula, sebaiknya tidak mencerminkan penghinaan terhadap para Suciwan.
Oke boz,keputusan ada ditangan anda,bukan ditangan saya,saya hanya memberikan saran,tolak terima itu hak anda koq... :)
Salam hangat,
Riky
Quote from: karuna_murti on 19 November 2008, 09:22:51 PM
Tidak boleh ada penghinaan terhadap Arahat.
Arahat masih memiliki panca skandha, memiliki tubuh dan fungsi-fungsi batin, salah satunya adalah ingatan. Tetapi menurut teori, fungsional Arahat menurut teori tidak dilandasi kebencian, keserakahan, kebodohan, ketidakbencian, ketidakserakahan, ketidakbodohan. Fungsional Arahat adalah Maha Kiriya, yaitu semata-mata fungsional, tidak menciptakan kamma baru.
_/\_
berarti konsep penghilangan ke AKU an (second noble of truth) tidak berjalan karena masih bisa mengingat siapa dia dulu.
note:
amnesia itu contoh, bukan penghinaan.
saya sudah katakan bukannya 'hilang'.
ingatan dan egoisme itu dua hal yg saling independen. tidak sama.
Quote from: Petrus on 19 November 2008, 09:32:10 PM
berarti konsep penghilangan ke AKU an (second noble of truth) tidak berjalan karena masih bisa mengingat siapa dia dulu.
note:
amnesia itu contoh, bukan penghinaan.
Ingatan tidak ada hubungan dengan pandangan salah.
Tampaknya anda hanya berputar-putar tanpa menghiraukan pernyataan yang sudah ada.
Quote from: upasaka on 19 November 2008, 09:36:25 PM
saya sudah katakan bukannya 'hilang'.
ingatan dan egoisme itu dua hal yg saling independen. tidak sama.
jadi menghilangkan ke AKU an itu maksudnya menghilangkan sifat egois ?
bukan menghilangkan, karena AKU itu memang tidak pernah ada.
Arahat adalah orang yg sudah terlepas dari pandangan keliru akan adanya AKU / JIWA / ROH / DIRI (yang kekal).
Ketika tidak lagi memegang pandangan keakuan, semua yg diperbuatnya bukanlah atas dasar demi kepentingan diri. Jadi para Arahat tidak ada sifat egois lagi.
Quote from: upasaka on 19 November 2008, 09:52:51 PM
bukan menghilangkan, karena AKU itu memang tidak pernah ada.
Arahat adalah orang yg sudah terlepas dari pandangan keliru akan adanya AKU / JIWA / ROH / DIRI (yang kekal).
Ketika tidak lagi memegang pandangan keakuan, semua yg diperbuatnya bukanlah atas dasar demi kepentingan diri. Jadi para Arahat tidak ada sifat egois lagi.
berarti anda dan yang lain sekarang adalah arahat, tidak perlu berusaha menjadi arahat lagi, karena AKU tidak pernah ada. :-?
AKU memang tidak pernah ada. Tapi tidak semua orang bisa terlepas dan terbebas dari pandangan keakuan ini secara penuh. Orang yg mampu membebaskan pikirannya, ucapannya dan perbuatannya dari konsep keliru ini akan mencapai tingkat kesucian Arahat.
Teman ku, Petrus. kemarin gw bilang Datang, Lihat dan Buktikan.
lu belajarnya pelan-pelan pake tahap.
pertama Datang. emang gw liat lu udah datang. datang kesini nanya-nanya (mudah-mudahan emang niat lu).
LIHAT : yg ini belum. mau belajar harus banyak baca. link teman-teman dibaca. baca aja dulu banyak-banyak. coba dipahami. jangan sedikit-sedikit nanya. belum dipahami udah nanya. ntar lu dikira lomot. beda theravada dan mahayana itu hal yang dasar. kendaraan kecil dan kendaraan besar emang lu udah tau apa?
Buktikan : gak usah terburu-buru. belajar alkitab aja awalnya dari kejadian. bukan langsung ke wahyu yang menceritakan indahnya surga dan panasnya neraka.
ini lu mau bahas nibbana. gak usah ketinggian. takutnya otak susah nangkap.
maaf bukan menghina. agama Buddha gak cuma hapalan ayat-ayat 1 buku tebal. tipitaka aja berkali-kali lipat bukunya dari alkitab. doanya bahasa pali. lu yg biasa berdoa bahasa Indonesia. ditantang untuk belajar bahasa pali. belum liat buku Riwayat Agung Para Buddha. modar dah.
ayo berani gak?
gak kayak alkitab yang dikurikulum sekolah ngulang-ngulang tuh ayat-ayat mulu.
gw bantu lu karena ingat dulu kita sekandang.
^:)^ ^:)^ ^:)^ maaf kalo ada kata gw yang salah.
Quote from: upasaka on 19 November 2008, 09:59:45 PM
AKU memang tidak pernah ada. Tapi tidak semua orang bisa terlepas dan terbebas dari pandangan keakuan ini secara penuh. Orang yg mampu membebaskan pikirannya, ucapannya dan perbuatannya dari konsep keliru ini akan mencapai tingkat kesucian Arahat.
kalau tidak pernah ada, apa yang harus dilepaskan ? berarti AKU itu ada.
berikut ini ajaran Buddha untuk menghilangkan AKU yg pernah saya pelajari, tolong dikoreksi :
Keinginanlah yang membuat orang sengsara (dukkha), keinginan disebabkan karena adanya perbedaan antara aku punya dan yang aku inginkan. Perbedaan ini mendatangkan ketidakpuasan, contoh : hidup, menyebabkan mati, inginnya hidup terus.
Menghilangkan sengasara adalah dengan menghilangkan perbedaan antara AKU dan ITU, supaya perbedaan itu hilang, AKU harus hilang dan menjadi sama dengan ITU.
contoh : Anda ingin makan anggur tapi tidak sanggup membeli, supaya puas/bahagia keinginan anda dihilangkan dengan berfantasi bahwa anggur dan anda adalah sama/satu.
ada lagi contoh yang terkenal Tiger and Strawberry, sudah tahu kan ?
Kira-kira begitu ?
Quote from: Petrus on 20 November 2008, 08:28:06 AM
kalau tidak pernah ada, apa yang harus dilepaskan ? berarti AKU itu ada.
berikut ini ajaran Buddha untuk menghilangkan AKU yg pernah saya pelajari, tolong dikoreksi :
Keinginanlah yang membuat orang sengsara (dukkha), keinginan disebabkan karena adanya perbedaan antara aku punya dan yang aku inginkan. Perbedaan ini mendatangkan ketidakpuasan, contoh : hidup, menyebabkan mati, inginnya hidup terus.
Menghilangkan sengasara adalah dengan menghilangkan perbedaan antara AKU dan ITU, supaya perbedaan itu hilang, AKU harus hilang dan menjadi sama dengan ITU.
contoh : Anda ingin makan anggur tapi tidak sanggup membeli, supaya puas/bahagia keinginan anda dihilangkan dengan berfantasi bahwa anggur dan anda adalah sama/satu.
ada lagi contoh yang terkenal Tiger and Strawberry, sudah tahu kan ?
Kira-kira begitu ?
yg gw blok itu ngawur aja
ngakak gw bacanya =)) :hammer:
Quote from: Petrus on 20 November 2008, 08:28:06 AM
Quote from: upasaka on 19 November 2008, 09:59:45 PM
AKU memang tidak pernah ada. Tapi tidak semua orang bisa terlepas dan terbebas dari pandangan keakuan ini secara penuh. Orang yg mampu membebaskan pikirannya, ucapannya dan perbuatannya dari konsep keliru ini akan mencapai tingkat kesucian Arahat.
kalau tidak pernah ada, apa yang harus dilepaskan ? berarti AKU itu ada.
berikut ini ajaran Buddha untuk menghilangkan AKU yg pernah saya pelajari, tolong dikoreksi :
Keinginanlah yang membuat orang sengsara (dukkha), keinginan disebabkan karena adanya perbedaan antara aku punya dan yang aku inginkan. Perbedaan ini mendatangkan ketidakpuasan, contoh : hidup, menyebabkan mati, inginnya hidup terus.
Menghilangkan sengasara adalah dengan menghilangkan perbedaan antara AKU dan ITU, supaya perbedaan itu hilang, AKU harus hilang dan menjadi sama dengan ITU.
contoh : Anda ingin makan anggur tapi tidak sanggup membeli, supaya puas/bahagia keinginan anda dihilangkan dengan berfantasi bahwa anggur dan anda adalah sama/satu.
ada lagi contoh yang terkenal Tiger and Strawberry, sudah tahu kan ?
Kira-kira begitu ?
:)
Sdr. Petrus, saya ingin meluruskan penjelasan yg dicetak merah itu...
Keinginan adalah salah satu yg menyebabkan penderitaan bagi makhluk. Keinginan ini adalah
tanha, yaitu nafsu-keinginan yg terus-menerus. Bahkan Anda mungkin sudah sering mendengar kalimat bijak yg berbunyi "perjalanan yg paling singkat adalah perjalanan menuju ke kematian, sedangkan perjalanan yg paling lama adalah perjalanan menuju kepuasan"
Ya, manusia (dan semua makhluk) selalu tidak merasa puas dan ingin mengejar kenikmatan semu. Karena itulah keinginan menyebabkan penderitaan.
Keinginan ini pada dasrnya berangkat dari EGO / AKU / DIRI / JIWA / ROH. Selama masih ada pandangan keakuan, orang ybs akan memenuhi panggilan egoismenya untuk mencari kenikmatan. Dan bila kenikmatan itu habis, ia akan mencarinya lagi. dalam skala yg lebih kronis, orang ybs mencari kenimatan abadi berupa kekekalan ROH / JIWA / AKU pada Alam / Tempat menyenangkan laiinya, seperti Surga Abadi. Itu semua adalah hasrat untuk memuaskan EGO-nya yg tidak pernah terpuaskan.
Seorang Arahat sudah jelas betul melihat fatamorgana ini. Oleh karena itu, dia tidak melepaskan AKU. Karena AKU memang tidak pernah ada. Seorang Arahat HANYA MELEPASKAN PANDANGAN KELIRU AKAN ADANYA AKU.
_/\_
Quote from: upasaka on 20 November 2008, 08:44:30 AM
Sdr. Petrus, saya ingin meluruskan penjelasan yg dicetak merah itu...
Keinginan adalah salah satu yg menyebabkan penderitaan bagi makhluk. Keinginan ini adalah tanha, yaitu nafsu-keinginan yg terus-menerus. Bahkan Anda mungkin sudah sering mendengar kalimat bijak yg berbunyi "perjalanan yg paling singkat adalah perjalanan menuju ke kematian, sedangkan perjalanan yg paling lama adalah perjalanan menuju kepuasan"
Ya, manusia (dan semua makhluk) selalu tidak merasa puas dan ingin mengejar kenikmatan semu. Karena itulah keinginan menyebabkan penderitaan.
Keinginan ini pada dasrnya berangkat dari EGO / AKU / DIRI / JIWA / ROH. Selama masih ada pandangan keakuan, orang ybs akan memenuhi panggilan egoismenya untuk mencari kenikmatan. Dan bila kenikmatan itu habis, ia akan mencarinya lagi. dalam skala yg lebih kronis, orang ybs mencari kenimatan abadi berupa kekekalan ROH / JIWA / AKU pada Alam / Tempat menyenangkan laiinya, seperti Surga Abadi. Itu semua adalah hasrat untuk memuaskan EGO-nya yg tidak pernah terpuaskan.
Seorang Arahat sudah jelas betul melihat fatamorgana ini. Oleh karena itu, dia tidak melepaskan AKU. Karena AKU memang tidak pernah ada. Seorang Arahat HANYA MELEPASKAN PANDANGAN KELIRU AKAN ADANYA AKU.
_/\_
"Keinginan ini pada dasrnya berangkat dari EGO / AKU / DIRI / JIWA / ROH " kontradiksi dengan "Karena AKU memang tidak pernah ada"
pindah ke topik yg ini saja : http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=6397.msg105844;topicseen#msg105844
OK, saya sudah meralatnya di link tersebut..
_/\_
Quote from: Petrus on 19 November 2008, 09:05:48 PM
Aneh juga ya, ada arahat yang masih ingat ke AKU an nya ??
bagaimana dia membandingkan ke AKU annya yang dulu dengan keadaan sekarang sehingga dia bisa tahu yg dulu.
jangan-jangan pengertian kalian tentang menghilangkan ke AKU an itu tidak seperti yg murni diajarkan Buddha. :-?
anda belum jawab :
apakah AKU anda itu??
- jabang bayi?
- anak umur 3 tahun?
- anak SD?
- anak SMP?
- mahasiswa?
- atau orang tua peyot?
mana AKU-nya anda?
kalau memang AKU itu abadi selamanya, saya sih maunya jadi selalu tampan dan muda, jadi boleh khan BUNUH DIRI sekarang?
dari saya lihat pertanyaan dari awal sampai akhir ini tak ada ujung habis-habisnya. menurut saya kita dan petruk seperti anak kecil yang masih 5 atau 6 tahun menanyakan pertanyaan bagaimana datangnya asal usul kita kepada orang tuanya. otomatis pasti akan bingung, jika ortu menjelaskan dengan detil. nah pada saat petruk dan kita-kitanya dah mencapai umur 18 tahun atau sudah capai masanya, baru tahu oh ternyata kita ada begini dan karena begitu dan beginilah kejadiannya.......
Quote from: Petrus on 20 November 2008, 08:28:06 AM
kalau tidak pernah ada, apa yang harus dilepaskan ? berarti AKU itu ada.
Siapa bilang "aku" itu harus dilepas om? :)
Quoteberikut ini ajaran Buddha untuk menghilangkan AKU yg pernah saya pelajari, tolong dikoreksi :
Keinginanlah yang membuat orang sengsara (dukkha), keinginan disebabkan karena adanya perbedaan antara aku punya dan yang aku inginkan. Perbedaan ini mendatangkan ketidakpuasan, contoh : hidup, menyebabkan mati, inginnya hidup terus.
Menghilangkan sengasara adalah dengan menghilangkan perbedaan antara AKU dan ITU, supaya perbedaan itu hilang, AKU harus hilang dan menjadi sama dengan ITU.
contoh : Anda ingin makan anggur tapi tidak sanggup membeli, supaya puas/bahagia keinginan anda dihilangkan dengan berfantasi bahwa anggur dan anda adalah sama/satu.
Dapat darimana ini dongeng om?Bagi2 dong... :))
Salam hangat,
Riky
Quote from: markosprawira on 20 November 2008, 09:26:19 AM
Quote from: Petrus on 19 November 2008, 09:05:48 PM
Aneh juga ya, ada arahat yang masih ingat ke AKU an nya ??
bagaimana dia membandingkan ke AKU annya yang dulu dengan keadaan sekarang sehingga dia bisa tahu yg dulu.
jangan-jangan pengertian kalian tentang menghilangkan ke AKU an itu tidak seperti yg murni diajarkan Buddha. :-?
anda belum jawab :
apakah AKU anda itu??
- jabang bayi?
- anak umur 3 tahun?
- anak SD?
- anak SMP?
- mahasiswa?
- atau orang tua peyot?
mana AKU-nya anda?
kalau memang AKU itu abadi selamanya, saya sih maunya jadi selalu tampan dan muda, jadi boleh khan BUNUH DIRI sekarang?
hmm...setiap detik si AKU berubah. Jadi kemana AKU ?
begini, kita ini hidup dalam alam yang tidak kekal, masih tergantung waktu dan ruang.
AKU menurut ruang dan waktu adalah AKU yang juga mengikuti waktu dan ruang, yaitu AKU dari lahir sampai tua, itulah AKU menurut ruang dan waktu.
Kalau AKU yang anda mau itu, nanti ketika sudah tidak tergantung waktu, infinite. Menurut ajaran Christian nanti setelah kiamat roh akan disatukan dengan badan yang disempurnakan. Badan yang tidak tergantung ruang dan waktu yang wujudnya masih belum kita ketahui, tapi jauh lebih hebat dari yang sekarang.
Orang yang lahir cacat, buta, pincang dll akan disempurnakan, kalau nanti tidak ada kehidupan lagi yang lebih baik sial sekali mereka dilahirkan. Inilah kabar gembira.
btw, bagaimana pandangan Buddha terhadap orang cacat ? karma ?
Looking for the maker of this house, I ran to no avail through a string of many births, and wearisome is birth again and again. But now, maker of the house, you have been seen. you shall not raise this house again. All the rafters are broken; the ridgepole is shattered. The mind, approaching eternity, has attained the extinction of all desires.
nb: pakai nada puitis, kesannya akan lebih bermakna. (Banyak orang yg ingin mengatakan ini loh)
OOT OOT OOT OOT OOT OOT OOT OOT OOT OOT OOT OOT OOT OOT OOT OOT OOT OOT OOT OOT OOT OOT OOT OOT OOT OOT OOT OOT OOT OOT OOT OOT OOT OOT OOT OOT OOT OOT OOT OOT OOT OOT OOT OOT OOT OOT OOT OOT OOT OOT OOT OOT OOT OOT OOT OOT OOT OOT OOT OOT OOT OOT OOT OOT OOT OOT OOT OOT OOT OOT OOT OOT OOT OOT OOT OOT OOT OOT OOT OOT OOT OOT OOT OOT OOT OOT OOT OOT OOT OOT OOT OOT OOT OOT OOT OOT OOT OOT OOT OOT OOT OOT OOT OOT OOT OOT OOT OOT OOT OOT OOT OOT OOT OOT OOT OOT OOT OOT OOT OOT OOT OOT OOT OOT OOT OOT OOT OOT OOT OOT OOT OOT OOT OOT OOT OOT OOT OOT OOT OOT OOT OOT OOT OOT OOT OOT OOT OOT OOT OOT OOT OOT OOT OOT OOT OOT OOT OOT OOT OOT OOT OOT OOT OOT OOT OOT OOT OOT OOT OOT OOT OOT OOT OOT OOT
iya juga ya OOT,
kalo gitu pendapat saya::: atas judul topik
" gak ada yang benar banget,,, dan gak ada yang salah banget,,,,
Baik Theravada dan Mahayana masing2 mengandung benernya juga dan salahnya juga
trus munculnya aliran2 di Buddhisme itu karena beda-beda tradisi saja.
jadi ada penambahan dan pengurangan.
ya kayak mie ayam aja.
kan ada mie ayam medan, mie ayam telor, mie ayam aaa, mie ayam 88, dan lain lain.
kalau mo tau bedanya ya tergantung selera aja.
[at] hatred ; terjemahin dong sekalian, uda tau ada yg terbelakang ni
<===== gw :hammer:
=))
hahaha... N1AR neh sisi lain dari Rain ya? :)
oke g nyoba terjemahin ,
ummm......
Mencari (sedang) pembuat rumah ini (mungkin "rumahnya" B. Gautama sendiri), ummm.........
avail itu berguna jadi I ran to no avail artinya err...... Saya berlari tiada guna (kaleeee) melalui urutan2 dari banyak kelahiran (lah.. kelahiran si B. Gautama juga kali ya?), and wearisome
wearisome = bosen jadi nya......... dan betenya lahir lagi dan lagi (kayak iklan mylanta).
nah ini bagian favorit g
Tetapi sekarang wahai pembuat rumah, anda sudah terlihat (cieee.......)
anda tidak akan (shall = lebih menekankan tidak akan mungkin) membuat rumah ini lagi.
rakit2 mu sudah patah.
Pikiran menuju eternity eh.... eternity itu apa ya??
telah mencapai pemusnahan semua keinginan2 (kasarnya : nafsu nafsu)
nb: harap baca dengan nada puitis. :)
[at] Mas Hatred = Semoga nanti anda Tabah kalau Vipaka Buruk anda berbuah nanti....... :)) Semoga Anda berbahagia dalam Pandangan Anda....... :)
[at] Gunawan
wah... anda sudah suci ya,, bisa tau siapa yang vipaka buruk atau bukan ...
[claps] hebat hebat
Quote from: Petrus on 20 November 2008, 08:33:20 PM
Quote from: markosprawira on 20 November 2008, 09:26:19 AM
Quote from: Petrus on 19 November 2008, 09:05:48 PM
Aneh juga ya, ada arahat yang masih ingat ke AKU an nya ??
bagaimana dia membandingkan ke AKU annya yang dulu dengan keadaan sekarang sehingga dia bisa tahu yg dulu.
jangan-jangan pengertian kalian tentang menghilangkan ke AKU an itu tidak seperti yg murni diajarkan Buddha. :-?
anda belum jawab :
apakah AKU anda itu??
- jabang bayi?
- anak umur 3 tahun?
- anak SD?
- anak SMP?
- mahasiswa?
- atau orang tua peyot?
mana AKU-nya anda?
kalau memang AKU itu abadi selamanya, saya sih maunya jadi selalu tampan dan muda, jadi boleh khan BUNUH DIRI sekarang?
hmm...setiap detik si AKU berubah. Jadi kemana AKU ?
begini, kita ini hidup dalam alam yang tidak kekal, masih tergantung waktu dan ruang.
AKU menurut ruang dan waktu adalah AKU yang juga mengikuti waktu dan ruang, yaitu AKU dari lahir sampai tua, itulah AKU menurut ruang dan waktu.
Kalau AKU yang anda mau itu, nanti ketika sudah tidak tergantung waktu, infinite. Menurut ajaran Christian nanti setelah kiamat roh akan disatukan dengan badan yang disempurnakan. Badan yang tidak tergantung ruang dan waktu yang wujudnya masih belum kita ketahui, tapi jauh lebih hebat dari yang sekarang.
Orang yang lahir cacat, buta, pincang dll akan disempurnakan, kalau nanti tidak ada kehidupan lagi yang lebih baik sial sekali mereka dilahirkan. Inilah kabar gembira.
btw, bagaimana pandangan Buddha terhadap orang cacat ? karma ?
Nah, Anda sadar juga kalau si AKU itu terus berubah..
wah, jadi maksud Anda di Surga dan Neraka, Hukum Matematika, Fisika, Kimia, Biologi, Geologi dan Sosiologi serta ilmu2 lainnya sudah tidak berlaku..?
Hmm... Orang (atau makhluk lainnya) yg cacat itu hanyalah paduan unsur semata. Di Buddhisme 'kelainan' itu hanyalah sementara pula, hanya proses perubahan. Sama seperti ketika di hidup ini Anda kadang merasa untung, kadang pula merasa rugi... Tidak ada yg perlu dimelekati.
NB : Kalau begitu, untuk apa diciptakan cacat, kalau pada akhirnya ada 'revisi' juag di akhirat..?
Quote from: hatRed on 20 November 2008, 08:40:29 PM
Looking for the maker of this house, I ran to no avail through a string of many births, and wearisome is birth again and again. But now, maker of the house, you have been seen. you shall not raise this house again. All the rafters are broken; the ridgepole is shattered. The mind, approaching eternity, has attained the extinction of all desires.
nb: pakai nada puitis, kesannya akan lebih bermakna. (Banyak orang yg ingin mengatakan ini loh)
utk N1AR (ato RAIN) :))
ini terjemahannya :
Bahasa Pali :"Anekajati samsaram
Sandhavissam anibbissam
Gahakarakam gavesanto
Dukkha jati punappunam
Gahakaraka! dittho'si
Punageham na kahasi
Sabba to phasuka bhagga
Gahakutam vismakhitam
Vismakharagatam cittam
Tanhanam khayamajjhaga."
Bahasa Indonesia :"Dengan letih Aku mencari Pembuat Rumah ini
Berlari-berputar dalam lingkaran tumimbal lahir
Menyakitkan, tumimbal lahir yang tiada akhir
Pembuat Rumah! Sekarang telah Ku-ketahui
Engkau tak akan dapat membuat rumah lagi
Semua atapmu telah Ku-robohkan
Semua fondasimu telah Ku-bongkar
Batinku sekarang mencapai keadaan terbebas
Dan berakhirlah semua nafsu keinginan."
Quote from: Petrus on 20 November 2008, 08:33:20 PM
Quote from: markosprawira on 20 November 2008, 09:26:19 AM
Quote from: Petrus on 19 November 2008, 09:05:48 PM
Aneh juga ya, ada arahat yang masih ingat ke AKU an nya ??
bagaimana dia membandingkan ke AKU annya yang dulu dengan keadaan sekarang sehingga dia bisa tahu yg dulu.
jangan-jangan pengertian kalian tentang menghilangkan ke AKU an itu tidak seperti yg murni diajarkan Buddha. :-?
anda belum jawab :
apakah AKU anda itu??
- jabang bayi?
- anak umur 3 tahun?
- anak SD?
- anak SMP?
- mahasiswa?
- atau orang tua peyot?
mana AKU-nya anda?
kalau memang AKU itu abadi selamanya, saya sih maunya jadi selalu tampan dan muda, jadi boleh khan BUNUH DIRI sekarang?
hmm...setiap detik si AKU berubah. Jadi kemana AKU ?
begini, kita ini hidup dalam alam yang tidak kekal, masih tergantung waktu dan ruang.
AKU menurut ruang dan waktu adalah AKU yang juga mengikuti waktu dan ruang, yaitu AKU dari lahir sampai tua, itulah AKU menurut ruang dan waktu.
Kalau AKU yang anda mau itu, nanti ketika sudah tidak tergantung waktu, infinite. Menurut ajaran Christian nanti setelah kiamat roh akan disatukan dengan badan yang disempurnakan. Badan yang tidak tergantung ruang dan waktu yang wujudnya masih belum kita ketahui, tapi jauh lebih hebat dari yang sekarang.
Orang yang lahir cacat, buta, pincang dll akan disempurnakan, kalau nanti tidak ada kehidupan lagi yang lebih baik sial sekali mereka dilahirkan. Inilah kabar gembira.
btw, bagaimana pandangan Buddha terhadap orang cacat ? karma ?
sdr.petrus... untuk memberikan semacam jawaban tentang konsep An-ATTA di dalam ajaran buddhis, berikut ini dilampirkan salah satu Jawaban BUDDHA tentang ATTA kepada Uruvella Kassapa...
Jawaban Buddha atas pertanyaan Uruvela Kassapa tentang ATTA !! --------------------------------------------------------------------------------
Suatu siang, kala Buddha dan Kassapa sedang berdiri di tepi sungai Neranjara, Kassapa berkata, "Gotama, di hari sebelumnya engkau menyebutkan tentang memeditasikan tubuh, perasaan-perasaan, persepsi persepsi, bentuk-bentuk pikiran dan kesadaran. Aku telah melatih meditasi itu, dan mulai dapat memahami betapa berbagai perasaan dan persepsi seseorang menentukan kualitas kehidupannya. Aku juga melihat tidak adanya elemen kekal abadi yang dapat diketemukan di dalam salah satu dari kelima sungai itu. Aku bahkan dapat melihat bahwa keyakinan akan suatu diri yang terpisah keliru adanya. Namun, aku masih belum mengerti mengapa seseorang menelusuri jalur spiritual jika tanpa adanya diri ? Siapakah yang akan menjadi terbebaskan ?
Buddha bertanya, "Kassapa, apakah engkau setuju penderitaan merupakan suatu kebenaran ?"
"Ya Gotama, aku setuju penderitaan merupakan suatu kebenaran".
"Apakah engkau setuju penderitaan pasti ada sebab-sebabnya ?"
"Ya, aku setuju penderitaan pasti ada sebab-sebabnya ?"
"Kassapa, ketika sebab sebab penderitaan hadir, maka penderitaan juga hadir. Ketika sebab sebab penderitaan dihilangkan, maka penderitaan pun hilang."
"Ya, aku melihat ketika sebab sebab penderitaan dihilangkan, penderitaan itu sendiri akan hilang."
"Penyebab penderitaan adalah kebodohan bathin, suatu cara yang keliru untuk melihat realita. Berpikir bahwa yang tidak kekal sebagai kekal merupakan kebodohan bathin. Berpikir ada diri sementara tak ada yang disebut diri merupakan kebodohan bathin. Dari kebodohan bathin lahirlah keserakahan, ketakutan, iri hati, dan penderitaan yang tak terhitung jumlahnya. Jalan menuju pembebasan adalah jalan untuk melihat segala sesuatu secara mendalam agar benar benar mampu memahami sifat dasar ketidak kekalan (Anicca), tiada diri yang terpisah (An-atta), akan saling ketergantungan dari segala sesuatu (Pattica Samupada). Jalan ini adalah jalan untuk mengatasi kebodohan bathin. Setelah kebodohan bathin di atasi, penderitaan pun terlampaui. Itulah pembebasan sejati.
Tak perlu ada suatu diri di sana untuk dibebaskan."
Quote from: dilbert on 20 November 2008, 10:55:17 PM
sdr.petrus... untuk memberikan semacam jawaban tentang konsep An-ATTA di dalam ajaran buddhis, berikut ini dilampirkan salah satu Jawaban BUDDHA tentang ATTA kepada Uruvella Kassapa...
Jawaban Buddha atas pertanyaan Uruvela Kassapa tentang ATTA !!
--------------------------------------------------------------------------------
Suatu siang, kala Buddha dan Kassapa sedang berdiri di tepi sungai Neranjara, Kassapa berkata, "Gotama, di hari sebelumnya engkau menyebutkan tentang memeditasikan tubuh, perasaan-perasaan, persepsi persepsi, bentuk-bentuk pikiran dan kesadaran. Aku telah melatih meditasi itu, dan mulai dapat memahami betapa berbagai perasaan dan persepsi seseorang menentukan kualitas kehidupannya. Aku juga melihat tidak adanya elemen kekal abadi yang dapat diketemukan di dalam salah satu dari kelima sungai itu. Aku bahkan dapat melihat bahwa keyakinan akan suatu diri yang terpisah keliru adanya. Namun, aku masih belum mengerti mengapa seseorang menelusuri jalur spiritual jika tanpa adanya diri ? Siapakah yang akan menjadi terbebaskan ?
Buddha bertanya, "Kassapa, apakah engkau setuju penderitaan merupakan suatu kebenaran ?"
"Ya Gotama, aku setuju penderitaan merupakan suatu kebenaran".
"Apakah engkau setuju penderitaan pasti ada sebab-sebabnya ?"
"Ya, aku setuju penderitaan pasti ada sebab-sebabnya ?"
"Kassapa, ketika sebab sebab penderitaan hadir, maka penderitaan juga hadir. Ketika sebab sebab penderitaan dihilangkan, maka penderitaan pun hilang."
"Ya, aku melihat ketika sebab sebab penderitaan dihilangkan, penderitaan itu sendiri akan hilang."
"Penyebab penderitaan adalah kebodohan bathin, suatu cara yang keliru untuk melihat realita. Berpikir bahwa yang tidak kekal sebagai kekal merupakan kebodohan bathin. Berpikir ada diri sementara tak ada yang disebut diri merupakan kebodohan bathin. Dari kebodohan bathin lahirlah keserakahan, ketakutan, iri hati, dan penderitaan yang tak terhitung jumlahnya. Jalan menuju pembebasan adalah jalan untuk melihat segala sesuatu secara mendalam agar benar benar mampu memahami sifat dasar ketidak kekalan (Anicca), tiada diri yang terpisah (An-atta), akan saling ketergantungan dari segala sesuatu (Pattica Samupada). Jalan ini adalah jalan untuk mengatasi kebodohan bathin. Setelah kebodohan bathin di atasi, penderitaan pun terlampaui. Itulah pembebasan sejati. Tak perlu ada suatu diri di sana untuk dibebaskan."
sdr dilbert, sebenarnya penderitaan seperti apa yang ingin dihilangkan oleh Siddharta pada waktu itu ?
sebagian besar orang India yang menderita pada waktu itu adalah orang-orang miskin yang dilihat dari kacamata seorang keturunan raja. Kemiskinan mereka disebabkan sistem monarkhi absolut dan adanya diskriminasi berdasarkan kasta.
Yang saya herankan mengapa Keinginan (termasuk keinginan baik) yang harus dihilangkan untuk menghilangkan derita ?
Seandainya ajaran ini berhasil diterapkan ke semua manusia, apa yang akan terjadi ?
Dunia pasti kosong tidak berpenduduk karena keinginan sex sudah tidak ada lagi, tidak adalagi keinginan untuk berusaha, belajar, berprestasi dll. (bahkan keinginan menjadi arahat pun seharusnya dilarang )
Belum lagi akibat dari menghilang AKU, identitas diri sudah tidak ada lagi, manusia tidak punya harga diri sebagai manusia.
Padahal kita lihat bahwa penderitaan yang dialami oleh orang India tsb juga dialami oleh bangsa lain dan mereka bisa menghilangkan sebagian besar penderitaan tsb dengan kemajuan berpikir dan ilmu serta pemerintahan yang membuat rakyat bisa hidup lebih baik dan sehat tanpa menghilangkan harga diri sebagai manusia. Malahan sekarang hak-hak pribadi/aku dilindungi oleh undang-undang di hampir semua negara (kecuali komunis).
Bagaimana ?
Quote from: Petrus on 22 November 2008, 10:28:48 PM
Belum lagi akibat dari menghilang AKU, identitas diri sudah tidak ada lagi, manusia tidak punya harga diri sebagai manusia.
Padahal kita lihat bahwa penderitaan yang dialami oleh orang India tsb juga dialami oleh bangsa lain dan mereka bisa menghilangkan sebagian besar penderitaan tsb dengan kemajuan berpikir dan ilmu serta pemerintahan yang membuat rakyat bisa hidup lebih baik dan sehat tanpa menghilangkan harga diri sebagai manusia.
Wah..!! Menarik sekali tanggapan dari bro Petrus. ^:)^
Tapi ada sedikit yang saya tidak mengerti, bisa Bro terangkan apa itu harga diri sebagai manusia?? Trima kasih sebelumnya.
Quote from: hendrako on 22 November 2008, 10:49:06 PM
Quote from: Petrus on 22 November 2008, 10:28:48 PM
Belum lagi akibat dari menghilang AKU, identitas diri sudah tidak ada lagi, manusia tidak punya harga diri sebagai manusia.
Padahal kita lihat bahwa penderitaan yang dialami oleh orang India tsb juga dialami oleh bangsa lain dan mereka bisa menghilangkan sebagian besar penderitaan tsb dengan kemajuan berpikir dan ilmu serta pemerintahan yang membuat rakyat bisa hidup lebih baik dan sehat tanpa menghilangkan harga diri sebagai manusia.
Wah..!! Menarik sekali tanggapan dari bro Petrus. ^:)^
Tapi ada sedikit yang saya tidak mengerti, bisa Bro terangkan apa itu harga diri sebagai manusia?? Trima kasih sebelumnya.
anda lihat sendiri bagaimana penghormatan kepada hewan yang dilakukan melebihi penghormatan kepada manusia di India (hindu). Didalam ajaran Buddha (reform Hindu), walaupun hewan tidak disembah seperti itu, hewan tetap saja ditempatkan seharga dengan manusia, cacing perlu diselamatkan ketika pembangunan sebuah vihara di myanmar.
Apakah harga diri anda mau disamakan dengan seekor sapi ?
Quote from: Petrus on 22 November 2008, 10:58:53 PM
Quote from: hendrako on 22 November 2008, 10:49:06 PM
Quote from: Petrus on 22 November 2008, 10:28:48 PM
Belum lagi akibat dari menghilang AKU, identitas diri sudah tidak ada lagi, manusia tidak punya harga diri sebagai manusia.
Padahal kita lihat bahwa penderitaan yang dialami oleh orang India tsb juga dialami oleh bangsa lain dan mereka bisa menghilangkan sebagian besar penderitaan tsb dengan kemajuan berpikir dan ilmu serta pemerintahan yang membuat rakyat bisa hidup lebih baik dan sehat tanpa menghilangkan harga diri sebagai manusia.
Wah..!! Menarik sekali tanggapan dari bro Petrus. ^:)^
Tapi ada sedikit yang saya tidak mengerti, bisa Bro terangkan apa itu harga diri sebagai manusia?? Trima kasih sebelumnya.
anda lihat sendiri bagaimana penghormatan kepada hewan yang dilakukan melebihi penghormatan kepada manusia di India (hindu). Didalam ajaran Buddha (reform Hindu), walaupun hewan tidak disembah seperti itu, hewan tetap saja ditempatkan seharga dengan manusia, cacing perlu diselamatkan ketika pembangunan sebuah vihara di myanmar.
Apakah harga diri anda mau disamakan dengan seekor sapi ?
Maaf bro, saya masih belum mengerti dengan yang anda maksud sebagai harga diri sebagai manusia. Bisa tolong lebih jelas lagi, definisi dan contoh praktis dari pengalaman pribadi, mungkin.... Trima kasih sebelumnya.
Quote from: Petrus on 22 November 2008, 10:28:48 PM
Quote from: dilbert on 20 November 2008, 10:55:17 PM
sdr.petrus... untuk memberikan semacam jawaban tentang konsep An-ATTA di dalam ajaran buddhis, berikut ini dilampirkan salah satu Jawaban BUDDHA tentang ATTA kepada Uruvella Kassapa...
Jawaban Buddha atas pertanyaan Uruvela Kassapa tentang ATTA !!
--------------------------------------------------------------------------------
Suatu siang, kala Buddha dan Kassapa sedang berdiri di tepi sungai Neranjara, Kassapa berkata, "Gotama, di hari sebelumnya engkau menyebutkan tentang memeditasikan tubuh, perasaan-perasaan, persepsi persepsi, bentuk-bentuk pikiran dan kesadaran. Aku telah melatih meditasi itu, dan mulai dapat memahami betapa berbagai perasaan dan persepsi seseorang menentukan kualitas kehidupannya. Aku juga melihat tidak adanya elemen kekal abadi yang dapat diketemukan di dalam salah satu dari kelima sungai itu. Aku bahkan dapat melihat bahwa keyakinan akan suatu diri yang terpisah keliru adanya. Namun, aku masih belum mengerti mengapa seseorang menelusuri jalur spiritual jika tanpa adanya diri ? Siapakah yang akan menjadi terbebaskan ?
Buddha bertanya, "Kassapa, apakah engkau setuju penderitaan merupakan suatu kebenaran ?"
"Ya Gotama, aku setuju penderitaan merupakan suatu kebenaran".
"Apakah engkau setuju penderitaan pasti ada sebab-sebabnya ?"
"Ya, aku setuju penderitaan pasti ada sebab-sebabnya ?"
"Kassapa, ketika sebab sebab penderitaan hadir, maka penderitaan juga hadir. Ketika sebab sebab penderitaan dihilangkan, maka penderitaan pun hilang."
"Ya, aku melihat ketika sebab sebab penderitaan dihilangkan, penderitaan itu sendiri akan hilang."
"Penyebab penderitaan adalah kebodohan bathin, suatu cara yang keliru untuk melihat realita. Berpikir bahwa yang tidak kekal sebagai kekal merupakan kebodohan bathin. Berpikir ada diri sementara tak ada yang disebut diri merupakan kebodohan bathin. Dari kebodohan bathin lahirlah keserakahan, ketakutan, iri hati, dan penderitaan yang tak terhitung jumlahnya. Jalan menuju pembebasan adalah jalan untuk melihat segala sesuatu secara mendalam agar benar benar mampu memahami sifat dasar ketidak kekalan (Anicca), tiada diri yang terpisah (An-atta), akan saling ketergantungan dari segala sesuatu (Pattica Samupada). Jalan ini adalah jalan untuk mengatasi kebodohan bathin. Setelah kebodohan bathin di atasi, penderitaan pun terlampaui. Itulah pembebasan sejati. Tak perlu ada suatu diri di sana untuk dibebaskan."
sdr dilbert, sebenarnya penderitaan seperti apa yang ingin dihilangkan oleh Siddharta pada waktu itu ?
sebagian besar orang India yang menderita pada waktu itu adalah orang-orang miskin yang dilihat dari kacamata seorang keturunan raja. Kemiskinan mereka disebabkan sistem monarkhi absolut dan adanya diskriminasi berdasarkan kasta.
Yang saya herankan mengapa Keinginan (termasuk keinginan baik) yang harus dihilangkan untuk menghilangkan derita ?
Seandainya ajaran ini berhasil diterapkan ke semua manusia, apa yang akan terjadi ?
Dunia pasti kosong tidak berpenduduk karena keinginan sex sudah tidak ada lagi, tidak adalagi keinginan untuk berusaha, belajar, berprestasi dll. (bahkan keinginan menjadi arahat pun seharusnya dilarang )
Belum lagi akibat dari menghilang AKU, identitas diri sudah tidak ada lagi, manusia tidak punya harga diri sebagai manusia.
Padahal kita lihat bahwa penderitaan yang dialami oleh orang India tsb juga dialami oleh bangsa lain dan mereka bisa menghilangkan sebagian besar penderitaan tsb dengan kemajuan berpikir dan ilmu serta pemerintahan yang membuat rakyat bisa hidup lebih baik dan sehat tanpa menghilangkan harga diri sebagai manusia. Malahan sekarang hak-hak pribadi/aku dilindungi oleh undang-undang di hampir semua negara (kecuali komunis).
Bagaimana ?
Siddhattha Gotama saat itu melihat dunia ini penuh dengan penderitaan. Sakit, tua, mati, ratap-tangis, berpisah dari orang yg disayangi, sistem kasta, ego manusia yg menyerempet tatanan sosial, kondisi duniawi serba tidak memuaskan. Saya berani memastikan Sdr. Petrus pernah atau akan mengalami semua hal tadi yg saya sebutkan di kalimat sebelumnya, dan hal itu juga berlaku bagi semua orang.
Di dunia ini, reaksi adalah hal yg tidak bisa dihapus ketika kita membuat aksi. Namun konsepnya berbeda bila kita adalah 'si aksi'. kalau kita berbuat atas dasar keinginan / kehendak (cetana), kita akan menerima akibatnya, baik atau buruk. Akibat ini akan dibawa sampai ke kehidupan mendatang. Semua kekuatan di dunia ini adalah hasil dari pengulangan (repetisi). Mobil Anda dapat berjalan karena ada kinerja mesin yg berulangkali memutar tuas roda, sehingga roda dan ban Anda terus berputar yg menyebabkan mobil Anda dapat berjalan. Ini adalah contoh simpelnya. Semua ilmu eksak, seperti Matematika, Fisika, Biologi dan Kimia menjurus pada satu aspek yg sama, yaitu "pengulangan adalah sumber energi / tenaga". Kehidupan pun berulang! Dari satu bentuk kehidupan ke kehidupan lainnya. Dan yg menyebabkan semua orang terseret pada kelahiran berulang adalah buah kamma. Kalau kita tidak membuat kamma baru (ingat kamma itu perbuatan yg berkehendak / berkeinginan), kita tinggal menerima buah kamma terdahulu sampai habis, dan tidak ada buah kamma selanjutnya yg menyeret kita ke kehidupan berikutnya.
Ketika menjadi seseorang yg tak terkungkung oleh keinginan, bukan berarti tidak lagi 'berbuat' baik. Justru perbuatan baik adalah fondasi awal untuk merasakan kebahagiaan tulus di duniawi ini, satu proyek dasar untuk menyucikan diri menuju ke pembebasan.
Kalau Anda melihat dunia ini yg sebenarnya mengidap penyakit kronis berupa fatamorgana dan ilusi kebahagiaan, Anda pasti setuju bahwa kebahgiaan sejati bukanlah di dunia fana. Ingat, agama Anda juga memberikan dogma bahwa alangkah lebih baik tidak ada manusia di dunia ini, dan nantinya Tuhan akan menjemput semua orang ke akhirat. Artinya? Pandangan Agama Anda juga setuju bahwa dunia ini hanya fatamorgana. Tapi di Agama Anda, dianjurkan untuk menikmati duniawi terlbih dahulu dan 'nanti' baru menikmati kebahagiaan sejati (Surga). Buddhisme itu adalah ajaran yg bisa langsung dibuktikan saat ini, tidak perlu menunggu 'nanti' sampai kita mati. Memangnya ada jaminan setelah mati kita akan menerima keadaan seperti yg sudah dijelaskan di Kitab Suci yg berada di dunia fana? Buddhisme mengundang orang bijak untuk menyelami kebenaran sesuai apa yg diperbuat.
Namun ada masalah kongkrit yang masih belum banyak orang pahami. Sang Buddha membabarkan Dhamma dengan tujuan untuk menlong semua makhluk. Namun tidak semua orang memiliki kematangan spiritual yg sama, oleh karena itu ada yg menjalani kehidupan sebagai Bhikkhu-Bhikkhuni, ada pula yg menjadi Upasaka-Upasaki (umat awam). Sistem kesinambungan adalah yg berlaku di dunia ini. Artinya umat awam menyokong Bhikkhu, dan sekiranya umat awam itu kelak menjadi Bhikkhu, selanjutnya umat awam yg lain menyokongnya.
Identitas diri tidak pernah hilang wahai Saudaraku Petrus yg baik...
Yg dianjurkan Sang Buddha adalah menghilangkan pandangan keliru akan adanya AKU (AKU yang akan hidup abadi di akhirat setelah mati di duniawi, atau AKU yang akan musnah setelah mati di duniawi). Semua solusi orang lain untuk mengakhiri penderitaan adalah OBAT BIUS. Tentunya Anda pernah menghadapi problema yg cukup berat bukan? Lalu apakah Anda pernah melupakannya sejenak dan malah pergi ke tempat rekreasi atau
having fun? Sekilas nampaknya Anda bahagia, tidak terikat oleh masalah lagi. Namun alam bawah sadar Anda sangat menderita. Siddhattha Gotama bahkan sangat sedih sampai tidak bersemangat hidup ketika menyadari bahwa semua orang yg disayanginya akan menderita penyakit, penuaan (terlihat buruk rupa), dan kematian. Coba tanyakan pada diri Anda. Anda sudah tahu bahwa semua orang (orang yg Anda cintai) akan sakit, tua dan mati. Namun Anda tidak peduli bukan? Dan ketika Anda berpisah dengan orang yg Anda cintai, Anda malah menangis. Kenapa Anda tidak menangis sejak awal ketika Anda sadar bahwa hal itu pasti akan terjadi? KENAPAAAA....??
Sekali lagi, menghilangkan konsep keakuan bukan tidak mengakui HAM. Buktinya sistem kasta di Tanah India dihapus oleh Sang Buddha lewat jalan demokrasi cinta-kasih. Konflik antar negara diselesaikan tanpa setetes darah pun. Anda bisa membacanya di referensi buku2 sejarah! Mana ada orang lain yg bisa sedemikian hebatnya seperti Sang Buddha. Ini berarti Sang Buddha mengakui hak manusia (bahkan semua makhluk). Makanya juga Sang Buddha tidak pernah memaksa orang lain untuk memeluk pandangan-Nya. Coba tanya pada diri Anda, siapa yg datang ke hati orang lain lalu mengetuk pintu hati mereka untuk 'diberikan' pandangan yg berisi Kabar Baik? Siapa yg sekiranya kurang mengakui hak untuk menjalani hidup orang?
Apakah Anda menghargai hak diri Anda sebagai orang yg pantas untuk tercerahkan dari postingan kali ini?
Quote from: upasaka on 20 November 2008, 10:48:40 PM
Quote from: hatRed on 20 November 2008, 08:40:29 PM
Looking for the maker of this house, I ran to no avail through a string of many births, and wearisome is birth again and again. But now, maker of the house, you have been seen. you shall not raise this house again. All the rafters are broken; the ridgepole is shattered. The mind, approaching eternity, has attained the extinction of all desires.
nb: pakai nada puitis, kesannya akan lebih bermakna. (Banyak orang yg ingin mengatakan ini loh)
utk N1AR (ato RAIN) :))
ini terjemahannya :
Bahasa Pali :
"Anekajati samsaram
Sandhavissam anibbissam
Gahakarakam gavesanto
Dukkha jati punappunam
Gahakaraka! dittho'si
Punageham na kahasi
Sabba to phasuka bhagga
Gahakutam vismakhitam
Vismakharagatam cittam
Tanhanam khayamajjhaga."
Bahasa Indonesia :
"Dengan letih Aku mencari Pembuat Rumah ini
Berlari-berputar dalam lingkaran tumimbal lahir
Menyakitkan, tumimbal lahir yang tiada akhir
Pembuat Rumah! Sekarang telah Ku-ketahui
Engkau tak akan dapat membuat rumah lagi
Semua atapmu telah Ku-robohkan
Semua fondasimu telah Ku-bongkar
Batinku sekarang mencapai keadaan terbebas
Dan berakhirlah semua nafsu keinginan."
bahasa pali ^:)^ ^:)^
upasaka ; grp nyusul..
^idolaku ;D
_/\_ same 2 same
Quote from: Petrus on 22 November 2008, 10:28:48 PM
sdr dilbert, sebenarnya penderitaan seperti apa yang ingin dihilangkan oleh Siddharta pada waktu itu ?
sebagian besar orang India yang menderita pada waktu itu adalah orang-orang miskin yang dilihat dari kacamata seorang keturunan raja. Kemiskinan mereka disebabkan sistem monarkhi absolut dan adanya diskriminasi berdasarkan kasta.
Yang saya herankan mengapa Keinginan (termasuk keinginan baik) yang harus dihilangkan untuk menghilangkan derita ?
Seandainya ajaran ini berhasil diterapkan ke semua manusia, apa yang akan terjadi ?
Dunia pasti kosong tidak berpenduduk karena keinginan sex sudah tidak ada lagi, tidak adalagi keinginan untuk berusaha, belajar, berprestasi dll. (bahkan keinginan menjadi arahat pun seharusnya dilarang )
Belum lagi akibat dari menghilang AKU, identitas diri sudah tidak ada lagi, manusia tidak punya harga diri sebagai manusia.
Padahal kita lihat bahwa penderitaan yang dialami oleh orang India tsb juga dialami oleh bangsa lain dan mereka bisa menghilangkan sebagian besar penderitaan tsb dengan kemajuan berpikir dan ilmu serta pemerintahan yang membuat rakyat bisa hidup lebih baik dan sehat tanpa menghilangkan harga diri sebagai manusia. Malahan sekarang hak-hak pribadi/aku dilindungi oleh undang-undang di hampir semua negara (kecuali komunis).
Bagaimana ?
Wah, harus mulai dari situasi dimana BUDDHA masih anak-anak, sewaktu umur kira kira 10 tahun, Pangeran Siddharta diajak Ayahanda Raja untuk menghadiri pesta panen. Pada saat tersebut, Siddharta kecil melihat rangkaian rantai makanan, dimana cacing dimakan oleh anak ayam, kemudian anak ayam diterkam oleh elang. Serangkaian peristiwa ini membekas di dalam hati Siddharta kecil, yang bertanya tanya di dalam hati, mengapa kehidupan semua makhluk begitu menderita.
Kemudian ditambah lagi peristiwa 4 penampakan agung, dimana Siddharta Remaja bertemu dengan 4 kejadian penting yaitu bertemu orang sakit, orang tua, orang mati dan pertapa yang menyebabkan tekad Siddharta untuk mencari tahu JALAN MENUJU PEMBEBASAN.
Pembebasan apa ?? Tentunya pembebasan dari sakit, tua, dan mati... Inilah dukkha/penderitaan awal yang dirasakan oleh Siddharta.
Sedangkan menurut Ajaran Buddha (setelah Siddharta mencapai penerangan sempurna dan memperoleh Pengetahuan sempurna), Berbagai bentuk penderitaan yang ada di dunia ini dapat dirangkum ke dalam tiga bagian utama atau kategori, yaitu:
1. Penderitaan Biasa (Dukkha-Dukkha), misalnya sakit flu, sakit perut, sakit gigi, dan sebagainya.
2. Penderitaan karena Perubahan (Viparinama-Dukkha), misalnya berpisah dengan yang dicintai, berkumpul dengan yang dibenci, tidak tercapai apa yang diinginkan, sedih, ratap tangis, putus asa, dan sebagainya.
3. Penderitaan karena memiliki Badan Jasmani (Sankhara-Dukkha), yaitu penderitaan karena kita lahir sebagai manusia, sehingga bisa mengalami sakit flu, sakit gigi, sedih, kecewa, dan sebagainya.
Quote from: Petrus on 22 November 2008, 10:28:48 PM
sdr dilbert, sebenarnya penderitaan seperti apa yang ingin dihilangkan oleh Siddharta pada waktu itu ?
sebagian besar orang India yang menderita pada waktu itu adalah orang-orang miskin yang dilihat dari kacamata seorang keturunan raja. Kemiskinan mereka disebabkan sistem monarkhi absolut dan adanya diskriminasi berdasarkan kasta.
Yang saya herankan mengapa Keinginan (termasuk keinginan baik) yang harus dihilangkan untuk menghilangkan derita ?
Seandainya ajaran ini berhasil diterapkan ke semua manusia, apa yang akan terjadi ?
Dunia pasti kosong tidak berpenduduk karena keinginan sex sudah tidak ada lagi, tidak adalagi keinginan untuk berusaha, belajar, berprestasi dll. (bahkan keinginan menjadi arahat pun seharusnya dilarang )
Belum lagi akibat dari menghilang AKU, identitas diri sudah tidak ada lagi, manusia tidak punya harga diri sebagai manusia.
Padahal kita lihat bahwa penderitaan yang dialami oleh orang India tsb juga dialami oleh bangsa lain dan mereka bisa menghilangkan sebagian besar penderitaan tsb dengan kemajuan berpikir dan ilmu serta pemerintahan yang membuat rakyat bisa hidup lebih baik dan sehat tanpa menghilangkan harga diri sebagai manusia. Malahan sekarang hak-hak pribadi/aku dilindungi oleh undang-undang di hampir semua negara (kecuali komunis).
Bagaimana ?
bro Petrus daripada kamu pusing-pusing memikirkan urusan agama Buddha dengan teropong agama dan kepercayaan kamu yang akan mengakibatkan kamu bertambah pusing, buat apa ambil pusing dengan segala ajaran agama lain yang kamu sendiri gak pernah akan kamu percaya ataupun yakin, lebih baik urus diri sendiri aja sesuai ajaran agama yang kamu percaya sehingga kamu menjadi orang yang dikagumi banyak orang seperti madame Theresia. Apakah kamu sudah mengamalkan ajaran agamamu seperti madame Theresia?, apabila belum lebih baik belajar lagi deh.
Quote from: Petrus on 22 November 2008, 10:58:53 PM
anda lihat sendiri bagaimana penghormatan kepada hewan yang dilakukan melebihi penghormatan kepada manusia di India (hindu). Didalam ajaran Buddha (reform Hindu), walaupun hewan tidak disembah seperti itu, hewan tetap saja ditempatkan seharga dengan manusia, cacing perlu diselamatkan ketika pembangunan sebuah vihara di myanmar.
Apakah harga diri anda mau disamakan dengan seekor sapi ?
bro Petrus sejak kapan agama Buddha merupakan reform dari agama Hindu?
Kamu ini sudah tersesat dan sangat menyesatkan orang lain.
Buddha adalah manusia yang memiliki wawasan dan pengetahuan luas, beliau tidak pernah menyamakan manusia sebagai binatang (domba), jadi tolong pahami saja agama sendiri deh.
Apakah menyayangi sesama makhluk hidup itu lalu berarti status manusia menjadi sama dengan binatang?
Setiap kamu menayangkan pendapatmu maka makin terlihat kebodohan kamu dalam agama?
Belajarlah lagi melalui sumber yang benar, jangan biarkan dirimu tersesat lebih jauh.
Semoga Tuhan mengampuni manusia yang sedang dalam kegelapan ini
Quote from: Petrus
Malahan sekarang hak-hak pribadi/aku dilindungi oleh undang-undang di hampir semua negara (kecuali komunis).
wah.. neh gak setuju neh. kata siapa hak2 pribadi dilindungi disetiap negara kecuali komunis.
asal tau aja ya, justru negara2 kapitalis seperti USA,negara2 eropa, dan termasuk Indonesia tuh gak melindungi hak2 pribadi.
justru cuma negara Komunis lah yang dapat melindungi hak2 pribadi
Bukti nya =, coba deh u pikir sendiri bagaimana u bisa hidup lebih nyaman sekarang, sedangkan u liat banyak orang yang hidupnya lebih berkekurangan.
trus u punya pembantu gak petrus? apa lu melindungi hak2 pribadi pembantu u??? haa????
dengan hanya menjadikan seseorang pembantu u aja, itu sudah merupakan Pemanfaatan manusia, dimana masih ada manusia diatas manusia. ini yang u namakan perlindungan hak2 pribadi????????
Hidup di negara kapitalis itu segitiga men. dimana satu orang akan lebih baik hidupnya dengan cara menekan kesejahteranan minimal 3 orang. jadi 1 orang kaya berarti bakal ada 3 orang miskin men. itu yang u namakan adil????
kalaupun ada negara maju yang hidupnya nyaman, itu juga karena dia memiskinkan negara lain. sama kayak sistem MLM.
bagaimana komunis itu dianggap tidak melindungi hak2 manusia, itu karena sistem komunis itu masih baru dan perlu banyak belajar, jadi belon sempurna.
Komunisme yang sempurna, justru itulah yang diidam2kan oleh banyak orang.
dan Orang2 yang seperti anda yang bisanya hanya ingin memanfaatkan orang lain tuk kesenangan sendiri. itulah contoh orang bejat yang pantas masuk neraka, tidak ada surga bagi Kapitalis.
Orang awam seperti saya, dalam kehidupan ini lebih menyukai hal2 yg ga memusingkan spt mengumpulkan bunga2 kesenangan indera atau mempertebal harga diri sehingga org lain hormat...
yg penting gw HEPI deh (konsep Outside In, bagaimana objek bisa memuaskan diri saya)
atau konsep tertentu dimana ada mahluk superior yg menuntut agar dia tidak diduakan, yg menuntut agar org hanya tunduk kepadanya
Orang bijaksana seperti pangeran Siddhatta, memikirkan bagaimana agar orang bisa keluar dari lingkaran kehidupan yg isinya serba tidak memuaskan
bukan melihat dari konsep Outside In, tapi Inside Out (Bagaimana diri ini bisa membuat orang lain menjadi bahagia)
Nah mari kita lihat bersama, konsep manakah yg lebih bijaksana.
Semoga bermanfaat
Quote from: Petrus on 22 November 2008, 10:58:53 PM
anda lihat sendiri bagaimana penghormatan kepada hewan yang dilakukan melebihi penghormatan kepada manusia di India (hindu). Didalam ajaran Buddha (reform Hindu), walaupun hewan tidak disembah seperti itu, hewan tetap saja ditempatkan seharga dengan manusia, cacing perlu diselamatkan ketika pembangunan sebuah vihara di myanmar.
Apakah harga diri anda mau disamakan dengan seekor sapi ?
makin lama domba yang satu ini makin tersesat.
apakah kamu punya harga diri?
bahagia deh dalam agama Buddha manusia tidak pernah direndahkan sebagai sapi apalagi domba
I love
Quote from: Petrus on 17 November 2008, 11:21:33 AM
Theravada tidak percaya adanya Dewa
Mahayana percaya Dewa-Dewi
Aliran mana yang benar dalam ajaran Buddha ?
mohon pencerahan :)
Bro Petrus, jadi mo tanya balik ke agama you.
Apa beda kr****n dan ka****k, padahal sama2 mengakui Yesus sebagai Anak Allah???
Kenapa bisa ada 2 aliran, malah lebih parah lagi kr****n bisa terpecah lagi menjadi banyak aliran seperti advent, saksi yehowa, pantekosta, dll (maaf kalo salah). Padahal dasar inti pelajaran agama/ajaran you sama, kenapa gak bisa jadi satu aja????
Kalo you tanya kenapa aliran Buddha ada dua, jadi sama aja dengan agama you juga?
Dengan kata lain you bisa mengerti kenapa itu bisa terjadi dengan memahami agama you sendiri ok?
Jadi intinya jangan mendebat agama/ajaran orang lain dengan menggunakan agama/ajaran sendiri. Pasti gak akan ketemu, karena anda memandang dengan "kaca mata" agama/ajaran anda.
Kalo Anda mau mengerti agama/ajaran orang lain lepas dulu "kaca mata" yang anda pakai dan gunakan logika/pikiran anda sendiri.
Semoga jadi cerah deh Anda punya pandangan.....
Sabbe satta bhavantu sukhitatta - semoga semua mahkluk berbahagia hendaknya.
Quote from: Parami on 24 November 2008, 10:24:37 AM
Quote from: Petrus on 17 November 2008, 11:21:33 AM
Theravada tidak percaya adanya Dewa
Mahayana percaya Dewa-Dewi
Aliran mana yang benar dalam ajaran Buddha ?
mohon pencerahan :)
Bro Petrus, jadi mo tanya balik ke agama you.
Apa beda kr****n dan ka****k, padahal sama2 mengakui Yesus sebagai Anak Allah???
Kenapa bisa ada 2 aliran, malah lebih parah lagi kr****n bisa terpecah lagi menjadi banyak aliran seperti advent, saksi yehowa, pantekosta, dll (maaf kalo salah). Padahal dasar inti pelajaran agama/ajaran you sama, kenapa gak bisa jadi satu aja????
Kalo you tanya kenapa aliran Buddha ada dua, jadi sama aja dengan agama you juga?
Dengan kata lain you bisa mengerti kenapa itu bisa terjadi dengan memahami agama you sendiri ok?
Jadi intinya jangan mendebat agama/ajaran orang lain dengan menggunakan agama/ajaran sendiri. Pasti gak akan ketemu, karena anda memandang dengan "kaca mata" agama/ajaran anda.
Kalo Anda mau mengerti agama/ajaran orang lain lepas dulu "kaca mata" yang anda pakai dan gunakan logika/pikiran anda sendiri.
Semoga jadi cerah deh Anda punya pandangan.....
Sabbe satta bhavantu sukhitatta - semoga semua mahkluk berbahagia hendaknya.
Betul bro Petrus.... kalo anda bener2 mempunyai niat yg tulus untuk berdiskusi ttg agama buddha, anda harus netral dulu dalam memposisi kan diri anda, saya sering membaca posting dari bro Petrus yg cenderung memaksakan pandangan/kepercayaan anda dalam diskusi ini. Saya secara pribadi sangat menghormati agama dan kepercayaan anda, tapi mohon anda juga menghargai kami dengan tidak mencampur adukannya dengan agama dan kepercayaan anda, karena tidak akan ketemu. Seperti ada beberapa partanyaan anda sebelumnya yg terkesan memojokkan agama buddha. Saya berharap anda tidak mengulangnya lagi, semoga anda berbahagia, semoga semua mahluk berbahagia.