arti nibanna dan parinibanna sebenarnya apa ya?
maaf pertanyaan yang mendasar sekali, kalo repost tlg di hapus aja ya, trims
_/\_
Om Yong,
Saya coba jawab ya... Nibbana itu adala suatu kondisi dimana kita "sadar" sepenuhnya atau dengan kata lain sudah bebas dari Lobha, Dosa, dan Moha. Sedangkan parinibanna yaitu kalo seseorang yang telah merelisasikan nibbana meninggal dunia.
Siddharta ketika menemukan Dhamma dan dinamakan Buddha telah menemukan Nibbana dan ketika ia meninggal ia masuk dalam PariNibbana.
Kira-kira dari pernyataan begitu kamu mengerti ga Yong? bahwa Nibbana itu berada dalam keadaan sadar(hidup) dan meninggalnya orang yang menemukan Nibbana adalah PariNibbana(mati total), tidak ada kelahiran kembali lagi di alam manapun,tidak ada lagi jejak baru yang muncul.
ngerti om :)
Karena sudah mengerti,tak grepe grepe orang yang sudah posting jawaban disini.
ACIKKK, semoga mendapat balasannya kakakakak :))
Quote from: nyanadhana on 01 August 2008, 02:58:20 PM
Siddharta ketika menemukan Dhamma dan dinamakan Buddha telah menemukan Nibbana dan ketika ia meninggal ia masuk dalam PariNibbana.
Kira-kira dari pernyataan begitu kamu mengerti ga Yong? bahwa Nibbana itu berada dalam keadaan sadar(hidup) dan meninggalnya orang yang menemukan Nibbana adalah PariNibbana(mati total), tidak ada kelahiran kembali lagi di alam manapun,tidak ada lagi jejak baru yang muncul.
berarti parinibanna adalah mati dalam artian sesungguhnya, seorang yg sudah mencapai nibanna pasti akan parinibanna(cmiiw)?
[at] Yong,
Iya orang yang telah merealisasikan nibbana pasti akan parinibbana
seorang arahat apakah bisa disamakan dengan mencapai nibanna?
Quote from: Yong_Cheng on 01 August 2008, 02:46:06 PM
arti nibanna dan parinibanna sebenarnya apa ya?
maaf pertanyaan yang mendasar sekali, kalo repost tlg di hapus aja ya, trims
_/\_
Arti Nibbana
Kata Nibbana berasal dari kata "ni" dan "vana".
Ni berarti tidak
Vana berarti menenun atau menginginkan yang berfungsi bagaikan tali untuk menghubungkan rangkaian kehidupan dari makhluk dalam pengembaraannya (samsara).
Jadi Nibbana berarti suatu keadaan yang pasti setelah keinginan lenyap ato keadaan yang terbebas dari tanha.
Nibbana menurut proses pencapaiannya :
1. Saupadisesa Nibbana : suatu Keadaaan yang mana kilesa atau kekotoran batinnya lenyap secara total, tetapi pancakkhandha (lima kelompok kehidupan) masih ada. Contoh : arahat-arahat yang masih hidup
2. Anupadisesa Nibbana (Parinibbana) : suatu keadaan yang mana kilesa atau kekotoran batinnya lenyap secara total dan diikuti pula dengan lenyapnya pancakkhandha. cth : arahat-arahat yang mangkat
Nibbana menurut objek pencapaiannya :
1. Animitta Nibbana : keadaan nibbana yang terbebas dari objek bayangan. Ini merupakan Nibbana yang menjadi objek bagi org yang melihat anicca.
2. Appanihita Nibbana : keadaan nibbana yang terbebas dari objek keinginan. Ini merupakan Nibbana yang menjadi objek bagi org yang melihat dukkha.
3. Sunnata Nibbana : keadaan nibbana yang terbebas dari kilesa dan pancakkhandha. Ini merupakan Nibbana yang menjadi objek bagi orang yang melihat anatta.
Sumber : Buku Pokok-pokok dasar Abhidhamma ~ Mettadewi
_/\_ :lotus:
Quote from: Yong_Cheng on 01 August 2008, 03:50:47 PM
seorang arahat apakah bisa disamakan dengan mencapai nibanna?
ya ... arahat telah mencapai Nibbana
Manusia suci menurut pandangan Buddhis ada empat yaitu :
1. Sotapanna, orang suci yang paling banyak akan terlahir tujuh kali lagi.
2. Sakadagami, orang suci yang paling banyak akan terlahir sekali lagi.
3. Anagami, orang suci yang tidak akan terlahir lagi di alam manusia, tetapi langsung terlahir kembali di salah sebuah dari lima alam Suddhavasa. Dari salah sebuah alam Suddhavasa ini Anagami itu akan mencapai tingkat kesucian tertinggi sebagai Arahat dan akhirnya ia mencapai parinibbana.
4. Arahat, orang suci yang telah menyelesaikan semua usahanya untuk melenyapkan semua belenggu yang mengikatnya. Bila ia meninggal dunia, ia tidak akan terlahir di alam mana pun. Ia akan parinibbana.
Ada sepuluh macam belenggu (samyojana) yaitu :
1. Pandangan sesat tentang adanya pribadi, jiwa atau aku yang kekal (sakkaya-ditthi).
2. Keragu-raguan yang skeptis pada Buddha, Dhamma, Sangha, dan tentang kehidupan yang lampau dan kehidupan yang akan datang, juga tentang hukum sebab akibat (vicikicchã).
3. Kemelekatan pada suatu kepercayaan bahwa hanya dengan melaksanakan aturan-aturan dan upacara keagamaan seseorang dapat mencapai kebebasan (silabbata-parãmãsa).
4. Nafsu indriya (kãma-rãga).
5. Dendam atau dengki (vyãpãda).
6. Kemelekatan atau kehausan untuk terlahir di alam bentuk (rüpa-rãga). Alam bentuk (rüpa-rãga) dicapai oleh seseorang apabila ia meninggal sewaktu dalam keadaan samadhi dan telah mencapai Jhãna I, Jhãna II, Jhãna III atau Jhãna IV.
7. Kemelekatan atau kehausan untuk terlahir di alam tanpa bentuk (arüpa-rãga). Alam tanpa bentuk (arüpa-rãga) dicapai oleh seseorang apabila ia meninggal sewaktu dalam keadaan samadhi dan telah mencapai Arüpa Jhãna I, Arüpa Jhãna II, Arüpa Jhãna III atau Arüpa Jhãna IV .
8. Perasaan untuk membandingkan diri sendiri dengan orang lain (mãna).
9. Kegelisahan (uddhacca). Suatu kondisi batin yang haus sekali karena yang bersangkutan belum mencapai tingkat kebebasan sempurna (arahat).
10. Kebodohan atau ketidak-tahuan (avijjã).
==========================
Sotãpanna telah melenyapkan tiga belenggu (samyojana)yaitu
(1) sakkaya-ditthi, (2) vicikicchã, dan (3) silabbata-parãmãsa.
Sakadagami telah melenyapkan tiga belenggu (samyojana)yaitu
(1) sakkaya-ditthi, (2) vicikicchã, dan (3) silabbata-parãmãsa dan telah melemahkan belenggu (4) kãma-rãga dan (5) vyãpãda.
Anãgami telah melenyapkan lima belenggu (samyojana)yaitu
(1) sampai dengan (5).
Lima samyojana (1 - 5) dikenal sebagai lima belenggu rendah atau Orambhãgiya-samyojana.
Arahat telah melenyapkan sepuluh belenggu (1 - 10).
Lima samyojana berikut yaitu samyojana 6 - 10 dikenal pula dengan nama belenggu tinggi atau Uddhambhãgiya-samyojana.
Orambhãgiya-samyojana dan Uddhambhãgiya-samyojana telah dimusnahkan oleh Arahat.
Semoga bermanfaat .... ini copas dr forum sebelah
_/\_
wah complete, thanks all
_/\_
apa seorang calon arahat sebelum parinibbana sudah menemukan nibbana?
Quote from: 7 Tails on 14 January 2009, 11:15:02 PM
apa seorang calon arahat sebelum parinibbana sudah menemukan nibbana?
Calon arahat itu belum merealisasi Nibbana. Nibbana hanya bisa direalisasi, bukan ditemukan...
Setelah merealisasi Nibbana, kelak (atau kemudian) orang itu akan memasuki Parinibbana.
bearti dia belum mengetahui nibbana kayak gimana? cuma realisasi saja
atau memang sudah paham nibbana seperti apa?
kenapa sammasambuddha bisa menyatakan kalau nibbana itu kayak gini. kan sama2 realisasi sebelum parinibbana
Quote from: 7 Tails on 14 January 2009, 11:34:48 PM
bearti dia belum mengetahui nibbana kayak gimana? cuma realisasi saja
atau memang sudah paham nibbana seperti apa?
kenapa sammasambuddha bisa menyatakan kalau nibbana itu kayak gini. kan sama2 realisasi sebelum parinibbana
Orang yang belum merealisasi Nibbana, hanya cukup mengetahui 4 Kebenaran Ariya dan mempraktekkan Jalan Mulia Beruas 8.
Setelah merealisasikan Nibbana, orang itu akan paham sendiri tentang apa yang dimaksud dengan Nibbana. Parinibbana adalah kematian sepenuhnya. Bagaikan api yang kehabisan bahan bakarnya, api itu padam tak bersisa.
maksudnya hilang, benar2 hilang alias lenyap tak berbekas (kosong)
bukankah sama saja dengan nihilisme?
maksud nya jadi sia2, berdayung2 susah akhirnya tengelam T_T
bukan nihilisme
Quote from: 7 Tails on 14 January 2009, 11:51:29 PM
maksudnya hilang, benar2 hilang alias lenyap tak berbekas (kosong)
bukankah sama saja dengan nihilisme?
Apakah yang dimaksud dengan Nibbana? Banyak jawaban yang tidak menjelaskan secara tepat tentang makna Nibbana, karena memang Nibbana adalah satu kosakata yang menjelaskan tentang keadaan yang tidak ada di alam dualistis ini. Karenanya tidak ada bahasa apa pun atau kalimat manapun yang dapat menjelaskan maknanya secara tepat. Biarpun tidak ada penjelasan yang dapat menjelaskannya, namun kita tetap memerlukan penjelasan akan Nibbana agar setidaknya dapat melihat seberkas gambarannya. Nibbana adalah padamnya nafsu keinginan, keadaan yang sepenuhnya terbebas, tidak ada rasa suka maupun duka, tidak berkondisi, tidak ada unsur-unsur yang melekat, tidak tercipta, tidak dilahirkan, yang mutlak dan terlepas dari segalanya.
Apakah "Yang Tidak Tercipta" (Asankhata) itu? Itu adalah padamnya hawa nafsu (ragakkhayo), padamnya kebencian (dosakkhayo) dan padamnya kegelapan batin (mohakkhayo). Di antara sikap yang tercipta maupun yang tidak tercipta apa pun juga, viraga (sikap yang tidak terpengaruh) adalah sikap yang paling tinggi. Lenyapnya kesombongan, menghancurkan kehausan, membasmi ikatan-ikatan, memutuskan kelangsungan, padamnya tanha, tidak terpengaruh, terhenti, penghentian kelangsungan tumimbal lahir, itulah Nibbana.
Karena Nibbana sering digambarkan dengan istilah-istilah negatif, maka banyak orang yang menganggap bahwa Nibbana adalah penghancuran diri. Ini adalah salah, karena memang tidak ada "diri" yang dihancurkan. Semua unsur yang membuat "makhluk" ada akan terurai habis karena terlapuk, sakit dan mati. Dengan melatih kesadaran dan kewaspadaan serta menghancurkan avijja-tanha (asal mula dukkha), maka semua unsur itu akan terurai tak bersisa, seperti api yang padam. Dengan tercapainya keadaan itu, maka Nibbana haruslah dipandang sebagai pembebasan mutlak. Tidak akan ada lagi kelahiran, tidak akan ada lagi "surga" atau "neraka". Semuanya, di sini, saat ini juga, pada kehidupan ini juga, kita dapat mencapai keadaan tak bersyarat itu. Namun jangan pula menganggap istilah ini sebagai hal yang positif. Positif dan negatif merupakan bagian dari Alam Semesta ini, yang mencerminkan sifat dualistis. Nibbana berada di luar itu semua. Nibbana adalah mutlak (absolute). Realisasi dari Nibbana adalah melihat semua benda dan hal lainnya menurut keadaan yang sewajarnya dan sebenarnya (yathabhutam), tanpa khayalan (ilusi maupun imajinasi) atau avijja (ketidaktahuan dan berpendapat keliru), sehingga tanha dapat terkikis habis dan dukkha dapat dilenyapkan. Kurang tepat pula bila ada pendapat yang menyatakan bahwa Nibbana adalah akibat (buah kamma) dari padamnya tanha-avijja atau hasil dari perbuatan baik yang dijalani dengan penghidupan suci. Karena sebagaimana yang sudah dijelaskna tadi, Nibbana adalah tak bersyarat, tidak tercipta dan mutlak. Nibbana bukanlah akibat dari perjuangan penyucian diri, ataupun sebab dari kebahagiaan tertinggi. Ia berada di luar sebab-akibat.
Mangkenye pemahaman secara intelektual dikembangin bersama bhavana. Ntar juga ngerti.. Kalo cm nanya terus ya ampe akhir juga ga ada habisnya.. Akhirnya cuma muter2 di tempat nanya yg itu-itu juga :P.
_/\_
ya nih, sekilas saia pikirkan juga mirip nihilisme....
tidak ada aku
padamnya nafsu keinginan dari aku
so....?
masih blm paham nih, kyknya lebih baik coba untuk direalisasi aja deh....
talk less, do more << iklan nih
karena masi lobha, moha ,dan dosa :'( :'( :'(
Quote from: Reenzia on 15 January 2009, 12:10:24 AM
ya nih, sekilas saia pikirkan juga mirip nihilisme....
tidak ada aku
padamnya nafsu keinginan dari aku
so....?
masih blm paham nih, kyknya lebih baik coba untuk direalisasi aja deh....
talk less, do more << iklan nih
Nihilisme itu memegang konsep 'setelah meninggal, maka aku akan lenyap (kosong).'
Eternalisme itu memegang konsep 'setelah meninggal, maka aku akan selamanya di atau berada dalam kondisi...'
Nibbana tidak sejalan dengan kedua konsep ekstrimis itu. Jika ditanya apakah perealisasian Nibbana akan membawa seseorang pada suatu keadaan yang sunyata (kosong), maka itu tidak tepat. Kalau ditanya apakah perealisasian Nibbana akan membawa seseorang pada suatu keadaan yang abadi, maka itu juga tidak tepat.
Nibbana itu kondisi yang tidak tercipta. Sebagai contoh statement yang agak 'keras' ;
"Pernahkah Anda berpikir kalau Anda itu tidak pernah 'ada' di Alam Semesta ini?"
hoo nihilisme itu setelah meninggal yo?
tidak kosong tapi juga tidak abadi......aaaaaaaaaaaaa............
ada atau tidak ada.....
waaaaaaaaaaaaaaaaaaah...........................
itu semua bukannya karena mata kita telah 'tertutupi' oleh persepsi duniawi yg selalu bersifat dualisme, contohnya:
ada dan tidak ada
benar dan salah
berkondisi dan tak berkondisi
makanya krn masih mikir kyk gt makanya gak bs paham mengenai nibbana nih.................
meditasi dan sila saja belum tentu cukup kalau kita masi belum paham apa yg kita lakukan
gitu loh bos maksud aye disini :))
Mungkin jika diterangkan secara awam, 'posisi' Nibbana itu di antara ada dan tiada.
-> Jadi seperti lagunya Utopia neh... 8)
Quote from: Reenziawaaaaaaaaaaaaaaaaaaah...........................
itu semua bukannya karena mata kita telah 'tertutupi' oleh persepsi duniawi yg selalu bersifat dualisme, contohnya:
ada dan tidak ada
benar dan salah
berkondisi dan tak berkondisi
Sifat-sifat dualisme itu memang benar 'hadir' di Alam Semesta. Mereka bukan sebatas ilusi / kesalahan persepsi kita. Namun terkadang kita menciptakan suatu label yang tidak benar, sehingga apa yang sebenarnya di luar dualisme malah kita cantumkan label dualisme; karena kesalahan persepsi kita.
[at] 7 Tails
Tambah 1 lagi,
panna jangan lupa yah...
Kita bisa memahami Nibbana kok, asal kita sudah merealisasikannya. Kalau Anda tidak pernah mencoba rasa manis, dijelaskan seperti apapun Anda tidak akan paham apa itu rasa manis...
meditasi sila dan kebijaksanan :jempol:
sekalian sila terjemahin sbg moralitas atau kebajikan. jgn stengah2 hehe ;D
yup.. stuju ma opa saka.
kalo pikirkan secara konsep nibbana ya sperti nihilisme. Lha udah nibbana trus ke mana? Jujur ini jg pertanyaan yg pernah menghantui saya dan timbul penolakan ttg ini. Tp itu krn pikiran yg mengandung 'aku'. masih tertutup debu. krn itu makanya ada yg menciptakan lg dongeng2, alasan2 ttg 'nibbana' sbg alam/kondisi diluar 31 alam kehidupan. dan lingkaran setan pun bekerja. kebohongan 1 menciptakan kebohongan laen. muter deh ampe jd ribet keq gini.. :P
_/\_
nah itu dia masalahnya....
bertanya terus kemana?
bertanya dari mana?
bertanya apa sebabnya?
bertanya apa tujuannya?
ujung-ujungnya kalo gak tau ya balik lagi berasumsi ke si Dia
Pada dulunya, g mengira nibbana itu hampir sama seperti alam tidur lelap selama lama lamanya.
Dimana keadaan tidur lelap selama lamanya (tanpa mimpi) itu, adalah keadaan tanpa aku, tak mendngar, tak ada penglihatan, tak ada bau, tak ada nafsu, tak marah, tak benci, tak ada cinta, tak ada kesadaran, tak ada rasa bahagia, tak ada rasa duka, tak ada apapun, itulah persepsi gw mengenai keadaan tidur lelap selama lamanya tanpa mimpi.
Dulu2nya kira nibbana adalah keadaan tidur lelap abadi itu.
Ternyata bukan.
bukannya kembali ke Ibu Tua?kekekekeke,sini diboboin ama tante
Waduh, pake tante tante, jadi ingat iklan koran2 calling tante ya di 0809xxx.
BTT.
ngak tau nanya dimana he..
kalau Bahiya Sutta termasuk paham theravada gak?
Bahita Sutta kan dari Pitaka Pali yang notabene Theravada.
Mahluk = nama khanda, nama dhamma, rupa khanda dan rupa dhamma
Nibbana = nama dhamma saja
khanda terkena proses muncul, berlangsung dan padam
Berbeda dengan secara dhamma,secara hakekat yg sesungguhnya
Seperti perasaan yg bukan batin, tapi batin bisa merasakan :P
Nibbana itu acinteyya, bro alias tidak bisa dipikirkan oleh pikiran manusia awam (putthujhana)...... sayang sekali kalo kita memikirkan sesuatu yg udah pasti tidak bisa dipikirkan ^-^
Kalau rupa dhamma apa bro??
Nama dhamma>batinnya dhamma.
Rupa khanda > kelompok jasmani.
Nama khanda > kelompok batin.
Sdang
rupa dhamma apakah rupanya dhamma? ?
Makhluk ternyata masih ada unsur nama dhamma> alayavijjana > atman > nur ani > ragavajra buddha > watak nirvana > tuhan dalam diri > nibbana.
mabok....
Mafmaaf, cuma mau bertanya mengenai hal tsb, apa mungkn berhubungan antara abhidhamma mgnai nama dhamma, dngan atman hndu, alayavijana mahayana, tuhan dalam diri ala mldd, dst.
Kalau mengatakan tuhan dalam diri, wah gw bisa dosa besar krna musyirik kpada Tuhan. Mohon ampuni hamba ya Allah.
ya ampuni orang yang pengecut akan dirinya,yang hanya bisa berserah diri karena kekuatan yang ia sendiri tidak tahu,tidak paham,hanya meraba2,ya diampuni Johsunnya, belum lagi ada petir dari Lau Mu karena membangkang perintah mami malah kawin lari sama orang lain.
'ya diampuni johsunnya'
w bukan minta ampun ama loe,
but meminta
[at] Johnsun
kalau saya saran sih, mgkn anda sebaiknya coba lepaskan dahulu konsep mengenai Atman, Jiwa atau apapun karena konsep Buddhism sudah jelas yaitu An-Atta (Tanpa Aku/Atta)
Karena jika anda masih berpegang pada konsep lain, akan percuma utk mengerti Anatta karena sudah beda jalur.....
jika anda berkenan, saya akan email sedikit bacaan yg membahas mengenai apa itu Anatta
Maaf jika sekiranya saya tidak bisa menerangkan........
But meminta ampunan kepada Allah.
Atau meminta ampunan dari Allah.
Ya, thanks atas email bro, pake email atau private masege?
Rahasia am
[at] Johnsun : ntar malem saya emailin, sori pagi ini flashdisk ketinggalan