Mohon bantuan rekan2 untuk memberikan sutta yg lengkap pada yg di bold dibawah ini...
QuoteSuatu kali, di Rajagaha ada keramaian yang diadakan di atas gunung. Kelompok bhikkhu Chabbaggiya pergi melihat keramaian itu. Penduduk desa mencela dan mengkritik perbuatan mereka: ' Kenapa para samana sakyaputta itu pergi melihat orang-orang menari, menyanyi dan main musik seperti layaknya perumah tangga yang senang bersuka ria menikmati nafsu duniawi. ' .................
Mendengar itu, Sang Buddha memerintahkan untuk mengadakan pertemuan Sangha. Lalu bertanya kepada para bhikkhu: ' Wahai para bhikkhu, terdengar berita bahwa bhikkhu Chabbaggiya pergi menonton keramaian, orang menari, menyanyi dan main musik. ' .................
' Wahai para bhikkhu, seorang bhikkhu tak layak pergi menonton keramaian, orang menari,menyanyi dan main musik. Barang siapa melakukan itu, melanggar vinaya dukkata.'
Bila dilihat sepintas lalu, betapa usilnya para perumah tangga mencampuri urusan para bhikkhu. Kenapa mereka tidak membiarkan saja apa yang diperbuat oleh para bhikkhu. Toh ada Sang Buddha yang bertanggung jawab atas pendidikan para bhikkhu. Beliau bisa tahu dengan mata dewa-Nya segala perbuatan para bhikkhu.
Namun, yang dilakukan para perumah tangga itu sebenarnya merupakan bentuk kepedulian mereka terhadap kebaikan para bhikkhu dan kebaikan BuddhaSasana. Pada pandangan mereka, bhikkhu adalah sosok yang patut dihormat, bhikkhu adalah pertapa yang tingkah lakunya seharusnya berbeda dengan para perumah tangga. Pergi menonton keramaian, menonton tari-tarian, menonton orang menyanyi dan main musik, apalagi ikut menyanyi, main gitar dan mengarang lagu bukanlah perbuatan yang baik bagi para bhikkhu. Bukan pula perbuatan yang baik bila seorang bhikkhu menonton sepak bola, film silat, dan lain-lain di TV. Itu semua termasuk yang dilarang oleh Sang Buddha.
sumber: http://chanyan.wordpress.com/2010/04/29/sila-perumah-tangga-dan-bhikkhu/
Dan pertanyaan selanjutnya:
Pantaskah kita menyajikan tari-tarian untuk ditonton saat acara tsb juga dihadiri oleh Bhikkhu?Karena hal tsb sering dilakukan dan selama ini sy kuatir dan selalu berpendapat bahwa menyajikan tontonan tarian, drama atau pertunjukkan sejenis dalam acara2 Buddhis yg dihadiri oleh Bhante adalah suatu perbuatan yg "kurang paham" yg akan menyulitkan si Bhante dlm menjalankan disiplinnya dan menjaga vinaya-nya. Benar apa tidak, mari kita diskusikan agar menjadi lebih jelas dan semoga bermanfaat untuk kita semua dalam usaha menopang kehidupan para Sangha...
_/\_
::
sumber: Vinaya Pitaka, Cullavagga Bab V
http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,22104.msg394192.html#msg394192 (http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,22104.msg394192.html#msg394192)
Biasanya acara Kathina atau semacamnya juga dihadiri mayoritas umat awam, dan mereka juga perlu acara bersifat hiburan.
Jika acara seperti itu diminimalisir hiburannya, umat yang datang lagi akan berkurang (imbasnya perkembangan agama Buddha jadi menurun).
Kalau pendapat saya pribadi, sebaiknya jika bhikkhu ingin disiplin menjalankan Vinaya, bisa menanyakan dahulu agenda acara sebelum menghadirinya.
Prinsipnya, jika kita tidak boleh lihat, kita yang tidak hadir (bukan pengunjungnya yang ikut-ikutan peraturan tertentu).
Salam. Semoga berbahagia. _/\_
Sebenar nya tarian, nyanyian, drama dan acara hiburan lain nya, tidak masalah di lakukan di vihara atau acara2 besar buddhist, yang terpenting adalah seorang bhikkhu jangan di kondisikan berada di tempat acara hiburan itu berlangsung.
ini tergantung dari umat yang peduli dan tergantung dari panitia/dayaka yg diharapkan dapat menyokong latihan kebhikkhuan, jgn hanya karena hal yg dianggap spele tersebut, seorang bhikkhu melanggar vinaya.
entah umat/dayak/panitia merasa senang jk ada bhikkhu yg berada di antara mereka, bersama2 mengikuti acara yg berlangsung. tanpa mereka ketahui dan sadari bahwa kegiatan itu tidak layak untuk seorang bhikkhu.
Quote from: Sunya on 13 January 2013, 06:33:03 PM
Biasanya acara Kathina atau semacamnya juga dihadiri mayoritas umat awam, dan mereka juga perlu acara bersifat hiburan.
Jika acara seperti itu diminimalisir hiburannya, umat yang datang lagi akan berkurang (imbasnya perkembangan agama Buddha jadi menurun).
Kalau pendapat saya pribadi, sebaiknya jika bhikkhu ingin disiplin menjalankan Vinaya, bisa menanyakan dahulu agenda acara sebelum menghadirinya.
Prinsipnya, jika kita tidak boleh lihat, kita yang tidak hadir (bukan pengunjungnya yang ikut-ikutan peraturan tertentu).
Bukannya lebih cocok, panitia yg mengatur jadual acara agar Bhikkhu tidak 'terjebak' di suguhan tsb?
Seringnya tari2an disuguhkan di saat2 break, Bhante sedang istirahat atau duduk, dan para gadis tari memulai adegannya...
Bhikkhu juga tidak pada kapasiatasnya untuk terlalu memilih dan mengatur acara, ini yg menurut sy perlu disosialisasikan sering2 agar kita paham dan bisa menyokong kehidupan sangha dengan benar
::
Quote from: williamhalim on 13 January 2013, 07:49:51 PM
Bukannya lebih cocok, panitia yg mengatur jadual acara agar Bhikkhu tidak 'terjebak' di suguhan tsb?
Seringnya tari2an disuguhkan di saat2 break, Bhante sedang istirahat atau duduk, dan para gadis tari memulai adegannya...
Bhikkhu juga tidak pada kapasiatasnya untuk terlalu memilih dan mengatur acara, ini yg menurut sy perlu disosialisasikan sering2 agar kita paham dan bisa menyokong kehidupan sangha dengan benar
::
Bisa juga demikian. Intinya Bhikkhu bisa melaksanakan Vinaya-nya, umat bisa tetap menjalankan aktivitas duniawi seperti biasa (kedua pihak pada jalurnya masing-masing).
_/\_
Quote from: Sunya on 13 January 2013, 06:33:03 PM
Biasanya acara Kathina atau semacamnya juga dihadiri mayoritas umat awam, dan mereka juga perlu acara bersifat hiburan.
Jika acara seperti itu diminimalisir hiburannya, umat yang datang lagi akan berkurang (imbasnya perkembangan agama Buddha jadi menurun).
Salam. Semoga berbahagia. _/\_
kok perkembangan agama buddha di kaitkan dengan adanya hiburan ? :o
Quote from: adi lim on 13 January 2013, 09:17:41 PM
kok perkembangan agama buddha di kaitkan dengan adanya hiburan ? :o
sepertinya perkembangan agama Buddha sedikit banyak dilihat dari jumlah umat, beda dengan perkembangan ajaran Buddha
tidak menutup kemungkinan umat Buddha yg muda atau manula tertarik dengan hiburan, berkumpul dengan teman di vihara dan beberapa faktor lainnya ketimbang ajaran Buddhanya sendiri, dimana ajaran yg dibabarkan terkadang sulit ditangkap materinya, jadi sepertinya jika berbicara sebatas perkembangan agama maka paket yg disajikan perlu menarik dan mendidik..jika ada mindset agama Buddha itu membosankan dan sulit dipelajari maka perlu di patahkan.. sesuai sejarah agama buddha meninggalkan tidak sedikit peninggalan yg luar biasa
sepertinya memang perlu penyesuaian kondisi antara umat dan bhikkhu tanpa harus membuat bhikkhu mengikuti sepenuhnya acara untuk umat, karena jika umat mengikuti cara bhikkhu akan membuat umat biasa menjadi jenuh karena memang jalan hidupnya tidak sama walau tujuannya sama
dari segi perkembangan ajaran Buddha sendiri cukup baik dibandingkan beberapa waktu lalu, sebelumnya mengetahui buddha dari orang tua tidak mengenal apa itu sutta dan vinaya.. sekarang kita bisa mengetahui dan mendapatkan referensi, cerita di tempat ibadah lebih banyak cerita dongeng dewa dan keajaiban yang entah diperoleh dari mana..sekarang sudah mulai banyak buku berkualitas beredar baik di vihara2 bahkan toko buku.
dan pada akhirnya umat buddha taunya cuma nyanyi2 dan mendongeng.
selamat menghadapi kepunahan Dhamma.
:backtotopic:
Quote from: hemayanti on 14 January 2013, 07:35:44 AM
dan pada akhirnya umat buddha taunya cuma nyanyi2 dan mendongeng.
selamat menghadapi kepunahan Dhamma.
:backtotopic:
tidak ada yg abadi, sekarang pun umat buddha sendiri berkurang walau referensi ajaran sudah mulai banyak.. dan kita pun tidak bisa berharap umat buddha mengikuti jejak para pertapa
nyanyi dan dongeng yg mendidik tidak menutup kemungkinan umat buddha dapat menerima ajaran buddha dengan cara yg mereka minati
OOT ;D
yup back to topic
Quote from: Radi_muliawan on 14 January 2013, 08:09:04 AM
tidak ada yg abadi, sekarang pun umat buddha sendiri berkurang walau referensi ajaran sudah mulai banyak.. dan kita pun tidak bisa berharap umat buddha mengikuti jejak para pertapa
nyanyi dan dongeng yg mendidik tidak menutup kemungkinan umat buddha dapat menerima ajaran buddha dengan cara yg mereka minati
OOT ;D
yup back to topic
tapi bbrp aksi sy nilai sdh kebablasan..
misalnya: berteriak2 "happy!" di panggung sambil meloncat dan bertepuk tangan.. mengajak umat yg menonton juga meneriakkan "happy!" dengan semangat dan gembira...
Sy benar2 tercengang melihat 'kemajuan' ini, makin lama makin mirip tetangga
::
Quote from: williamhalim on 14 January 2013, 01:59:46 PM
tapi bbrp aksi sy nilai sdh kebablasan..
misalnya: berteriak2 "happy!" di panggung sambil meloncat dan bertepuk tangan.. mengajak umat yg menonton juga meneriakkan "happy!" dengan semangat dan gembira...
Sy benar2 tercengang melihat 'kemajuan' ini, makin lama makin mirip tetangga
::
saya juga pernah dalam situasi diajak tepuk tangan saat acara bincang dhamma,buat saya pribadi yg penting di dalam pikiran saya tidak menepuk tangan seekor artis atau atraksi sirkus, dikarenakan bentuk apresiasi bisa beda-beda
beberapa aksi mungkin bisa kebablasan tapi belum tentu semuanya kebablasan ^:)^
Quote from: Radi_muliawan on 14 January 2013, 03:06:39 PM
saya juga pernah dalam situasi diajak tepuk tangan saat acara bincang dhamma,buat saya pribadi yg penting di dalam pikiran saya tidak menepuk tangan seekor artis atau atraksi sirkus, dikarenakan bentuk apresiasi bisa beda-beda
beberapa aksi mungkin bisa kebablasan tapi belum tentu semuanya kebablasan ^:)^
bukan mengajak bertepuk tangan sebagai apresiasi atas pembicaraan yg telah diberikan... ini mah biasa saja, ok lah.
Tapi mengajak umat berteriak "happy!" dengan semangat dan gempita... yg ngajak teriak meloncat2 diatas panggung.. <-- emang biasa juga?
::
Quote from: williamhalim on 14 January 2013, 03:21:42 PM
bukan mengajak bertepuk tangan sebagai apresiasi atas pembicaraan yg telah diberikan... ini mah biasa saja, ok lah.
Tapi mengajak umat berteriak "happy!" dengan semangat dan gempita... yg ngajak teriak meloncat2 diatas panggung.. <-- emang biasa juga?
::
bukan ice breaking ?, kadang saat ikut acara motivator juga suka di suruh loncat2 gak jelas :D
Masa' Dhamma disamakan seminar motivasi, Om Radi? Apakah kebahagiaan dalam dhamma dilandasi oleh sugesti?
Quote from: Kainyn_Kutho on 14 January 2013, 03:32:34 PM
Masa' Dhamma disamakan seminar motivasi, Om Radi? Apakah kebahagiaan dalam dhamma dilandasi oleh sugesti?
betul, Bro..
Kebahagiaan Dhamma didapat dari ketenangan dan kemampuan mengawasi gerak-gerik batin
bukannya dari lepas-kendali euphoria, loncat2 dan teriak "happy!" mensugesti diri
Bahkan Ajahn Chah berujar: Orang yg ketawa gembira kegirangan tiada beda dengan orang gila
::
btw pernah mengikuti ceramah dhamma
saat menunggu, di awal acara, sebelum acara dimulai
hanya diputar kaset chanting paritta
tidak ada nyanyi2an, tari2an
menurut saya, ini bisa jadi salah satu pilihan untuk panitia
imho, lebih baik dari lagu-lagu bertema dhamma dll
Quote from: Kainyn_Kutho on 14 January 2013, 03:32:34 PM
Masa' Dhamma disamakan seminar motivasi, Om Radi? Apakah kebahagiaan dalam dhamma dilandasi oleh sugesti?
tidak ada yg bilang dhamma disamakan seminar motivasi, tapi tidak menutup kemungkinan ada yg membawakannya dengan gaya seperti itu
kebahagiaan dalam dhamma jika dilandasi dengan sugesti maka kebagiaan itu bisa jadi semu, ketika sudah tidak tersugesti kebagiaan itu sangat mudah lenyap.. bukan begitu om ? ^:)^
Quote from: Kainyn_Kutho on 14 January 2013, 03:32:34 PM
Masa' Dhamma disamakan seminar motivasi, Om Radi? Apakah kebahagiaan dalam dhamma dilandasi oleh sugesti?
gue sunting ah, "Masa' Dhamma disamakan jualan kecap, Om Radi? Apakah kebahagiaan dalam dhamma dilandasi oleh sugesti?"
Quote from: williamhalim on 14 January 2013, 03:46:33 PM
betul, Bro..
Kebahagiaan Dhamma didapat dari ketenangan dan kemampuan mengawasi gerak-gerik batin
bukannya dari lepas-kendali euphoria, loncat2 dan teriak "happy!" mensugesti diri
Bahkan Ajahn Chah berujar: Orang yg ketawa gembira kegirangan tiada beda dengan orang gila
::
kayak apa sih acara motivator dhamma tersebut? bisa diceritakan secara singkat, om?
Quote from: morpheus on 14 January 2013, 04:09:15 PM
kayak apa sih acara motivator dhamma tersebut? bisa diceritakan secara singkat, om?
waduh ada istilah baru lagi yg muncul "motivator dhamma"
Quote from: williamhalim on 14 January 2013, 03:46:33 PM
betul, Bro..
Kebahagiaan Dhamma didapat dari ketenangan dan kemampuan mengawasi gerak-gerik batin
bukannya dari lepas-kendali euphoria, loncat2 dan teriak "happy!" mensugesti diri
Bahkan Ajahn Chah berujar: Orang yg ketawa gembira kegirangan tiada beda dengan orang gila
::
bukan hanya Ajahn Chah yg berkata demikian, bahkan itu tercatat juga dalam Sutta, AN 3:107
Quote from: morpheus on 14 January 2013, 04:09:15 PM
kayak apa sih acara motivator dhamma tersebut? bisa diceritakan secara singkat, om?
wah, gw disuruh buka kartu.. gak enak nih... :-\
Katakanlah salah satu organisator dhamma top menyelenggarakan acara 'bhikkhu top keliling indonesia..'
Salah satu destinationnya singgah di kota gw, gw ikutan nonton... Bhikkhu membawakan ceramah dhamma dengan bagus, sukseslah.
Tapi yg aneh justru tingkah laku para panitia organisator ini... improvisasinya jelas berlebihan dan tdk pernah gw saksikan dalam acara2 paparan Dhamma.
Di awal acara, umat diajak untuk berteriak semangat "Happy!" atau "Love-You" teriaknya diusahakan sekeras mungkin.. gaya mengajaknya sambil meloncat dan bertepuk tangan..
Demikian setiap selang break, Bhante istirahat, kembali salah satu panitia maju, sembari meloncat (untuk menunjukkan semangat, kali ya?) mengajak umat teriak "Love-U" atau "Happy!" .. terus terang saat itu gw lihat persis kaya monkey meloncat2 di panggung
Sebenarnya umat diajak bareng meloncat dan bertepuk juga saat berteriak "Love-U" tsb, tapi umat di kampung saya masih malu2, mana mau diajak begitu.. mereka hanya kalem berteriak Love-U / Happy tanpa acting kayak monkey begitu... he3...
::
Quote from: williamhalim on 14 January 2013, 04:29:46 PM
wah, gw disuruh buka kartu.. gak enak nih... :-\
Katakanlah salah satu organisator dhamma top menyelenggarakan acara 'bhikkhu top keliling indonesia..'
Salah satu destinationnya singgah di kota gw, gw ikutan nonton... Bhikkhu membawakan ceramah dhamma dengan bagus, sukseslah.
Tapi yg aneh justru tingkah laku para panitia organisator ini... improvisasinya jelas berlebihan dan tdk pernah gw saksikan dalam acara2 paparan Dhamma.
Di awal acara, umat diajak untuk berteriak semangat "Happy!" atau "Love-You" teriaknya diusahakan sekeras mungkin.. gaya mengajaknya sambil meloncat dan bertepuk tangan..
Demikian setiap selang break, Bhante istirahat, kembali salah satu panitia maju, sembari meloncat (untuk menunjukkan semangat, kali ya?) mengajak umat teriak "Love-U" atau "Happy!" .. terus terang saat itu gw lihat persis kaya monkey meloncat2 di panggung
Sebenarnya umat diajak bareng meloncat dan bertepuk juga saat berteriak "Love-U" tsb, tapi umat di kampung saya masih malu2, mana mau diajak begitu.. mereka hanya kalem berteriak Love-U / Happy tanpa acting kayak monkey begitu... he3...
::
kirain bhante yg memberikan instruksi seperti itu ;D panitia sih bisa kadang ada banyak tipe ada yg ceria, ada yg slow ada yg bocor juga
Quote from: williamhalim on 14 January 2013, 04:29:46 PM
wah, gw disuruh buka kartu.. gak enak nih... :-\
Katakanlah salah satu organisator dhamma top menyelenggarakan acara 'bhikkhu top keliling indonesia..'
Salah satu destinationnya singgah di kota gw, gw ikutan nonton... Bhikkhu membawakan ceramah dhamma dengan bagus, sukseslah.
Tapi yg aneh justru tingkah laku para panitia organisator ini... improvisasinya jelas berlebihan dan tdk pernah gw saksikan dalam acara2 paparan Dhamma.
Di awal acara, umat diajak untuk berteriak semangat "Happy!" atau "Love-You" teriaknya diusahakan sekeras mungkin.. gaya mengajaknya sambil meloncat dan bertepuk tangan..
Demikian setiap selang break, Bhante istirahat, kembali salah satu panitia maju, sembari meloncat (untuk menunjukkan semangat, kali ya?) mengajak umat teriak "Love-U" atau "Happy!" .. terus terang saat itu gw lihat persis kaya monkey meloncat2 di panggung
Sebenarnya umat diajak bareng meloncat dan bertepuk juga saat berteriak "Love-U" tsb, tapi umat di kampung saya masih malu2, mana mau diajak begitu.. mereka hanya kalem berteriak Love-U / Happy tanpa acting kayak monkey begitu... he3...
::
dulu pernah menghadiri acara dari panitia yg sama
sekarang udah ngk minat menghadiri lagi
kurang sreg di hati
tapi ngk pa2 juga sih,
mungkin ada juga org yg merasa cocok dengan pendekatan begitu
selera setiap org berbeda,
fase yg berbeda, saat yg berbeda, org yg berbeda
asal niat panitianya baik kan ?
tapi ngk bisa membaca pikiran, jadi "who knows" ?
only that person know for sure
yag....balik lagi ke topik niat lagi...oot dag
Quote from: williamhalim on 14 January 2013, 04:29:46 PM
wah, gw disuruh buka kartu.. gak enak nih... :-\
Katakanlah salah satu organisator dhamma top menyelenggarakan acara 'bhikkhu top keliling indonesia..'
Salah satu destinationnya singgah di kota gw, gw ikutan nonton... Bhikkhu membawakan ceramah dhamma dengan bagus, sukseslah.
Tapi yg aneh justru tingkah laku para panitia organisator ini... improvisasinya jelas berlebihan dan tdk pernah gw saksikan dalam acara2 paparan Dhamma.
Di awal acara, umat diajak untuk berteriak semangat "Happy!" atau "Love-You" teriaknya diusahakan sekeras mungkin.. gaya mengajaknya sambil meloncat dan bertepuk tangan..
Demikian setiap selang break, Bhante istirahat, kembali salah satu panitia maju, sembari meloncat (untuk menunjukkan semangat, kali ya?) mengajak umat teriak "Love-U" atau "Happy!" .. terus terang saat itu gw lihat persis kaya monkey meloncat2 di panggung
Sebenarnya umat diajak bareng meloncat dan bertepuk juga saat berteriak "Love-U" tsb, tapi umat di kampung saya masih malu2, mana mau diajak begitu.. mereka hanya kalem berteriak Love-U / Happy tanpa acting kayak monkey begitu... he3...
ok, jadi bisa ngebayangin sekarang.
mungkin mirip2 gini:
Quote from: morpheus on 14 January 2013, 04:47:31 PM
ok, jadi bisa ngebayangin sekarang.
mungkin mirip2 gini:
pas gaya masuk: meloncat2 mirip, juga teriakkannya..
mondar-mandir sambil loncat2 dan teriak...mirip emang
tapi si Ballmer ini lebih ekstrim
::
Quote from: williamhalim on 14 January 2013, 04:51:49 PM
pas gaya masuk: meloncat2 mirip, juga teriakkannya..
mondar-mandir sambil loncat2 dan teriak...mirip emang
tapi si Ballmer ini lebih ekstrim
::
bisa juga se ekstrem si Ballmer, jika bukan acara bersama dengan Bhikkhu :))
Quote from: Radi_muliawan on 14 January 2013, 04:12:59 PM
waduh ada istilah baru lagi yg muncul "motivator dhamma"
kata yang di bold, kayaknya sudah tidak asing ;D
Quote from: adi lim on 14 January 2013, 08:12:47 PM
kata yang di bold, kayaknya sudah tidak asing ;D
yup buat saya sendiri selama motivasinya masih sesuai dhamma no problem, tidak selamanya hanya tenang itu mampu mengalami kebahagiaan dhamma, karena bisa saja tenangnya adalah karena malas dan culas.. dan tidak akan sesuai juga jika dikatakan kebahagiaan dhamma adalah karena malas dan culas.
dan menurut cara pandang saya pribadi, untuk cara penyajian acara baik berupa hiburanpun jika hanya kepada umat awam yg tidak memiliki vinaya diserahkan kepada masing masing yg mengikuti acaranya dalam menilai, karena yg saya pribadi anggap menarik belum tentu menarik buat orang lain
Kalo bhikkhu nonton acara sepakbola di TV gimana???
8)
Quote from: ariyakumara on 14 January 2013, 09:37:24 PM
Kalo bhikkhu nonton acara sepakbola di TV gimana???
berarti pertapa setengah hobi bola, lalu tidak nonton tv sepakbola tapi membaca koran mengenai bola gimana juga ya? ;D
kalo nonton OVJ sambil tertawa riang bagaimana?
jujur yang ini pernah saya saksikan sendiri.
tapi sepertinya g perlu dijawab lagi deh. ;D
Quote from: Radi_muliawan on 14 January 2013, 09:53:33 PM
8)
berarti pertapa setengah hobi bola, lalu tidak nonton tv sepakbola tapi membaca koran mengenai bola gimana juga ya? ;D
Memasuki jalur petapaan (Bhikkhu), tujuannya kan untuk mencari kondisi-ideal mengikis kemelekatan.
Dan Buddha sudah semaksimal mungkin pagar2 untuk membantu disiplin para petapa ini (vinaya).
Bagi yg memahami esensi jadi Bhikkhu dan kenapa vinaya dibuat, tentu semaksimal mungkin memanfaatkan pilihan hidupnya tsb untuk serius mendisiplinkan diri. Bukannya masih bersenang2 melibatkan diri dengan hobby dan hal2 tidak berguna lainnya...
::
Quote from: morpheus on 14 January 2013, 04:47:31 PM
ok, jadi bisa ngebayangin sekarang.
mungkin mirip2 gini:
[spoiler][/spoiler]
Langsung keinget pegulat di World Wrestling Entertainment.
jadi teringat waktu nonton pertarungan Mike Tyson
mungkin bisa di edit pas di menit 0:40 sd menit 1:00, jadi pas saat pertandingan tinju mau dimulai saja?
biar lebih fokus ;D
::
Quote from: williamhalim on 16 January 2013, 04:34:10 PM
mungkin bisa di edit pas di menit 0:40 sd menit 1:00, jadi pas saat pertandingan tinju mau dimulai saja?
biar lebih fokus ;D
::
Terus dikasih subtitle:
Are you ready to rummmmmmbbbbbbblllleeeee??
On the blue corner weighing hundred forty three pounds, standing five feet ten wearing brown trunks...errr....robes.... The undefeated champion of the wooorrrrlllllddd....
Ajaaaaaaahhnnnn BRAHM!!
Jadi yang ga kedengeran atau ga ngerti bahasa Indo, bisa menghayati.
:))
feeling gw sebentar lagi link youtube itu akan 'dibersihkan'...
::
Quote from: williamhalim on 16 January 2013, 04:52:44 PM
:))
feeling gw sebentar lagi link youtube itu akan 'dibersihkan'...
::
gak masalah ... udah diamankan
yang botak loncat2 tu sapa?
Quote from: williamhalim on 16 January 2013, 04:52:44 PM
:))
feeling gw sebentar lagi link youtube itu akan 'dibersihkan'...
::
kayaknya ndak deh, udah kebal ......
wong Vinaya aja berani tabrak kok ! ;D
Quote from: ryu on 16 January 2013, 06:41:50 PM
yang botak loncat2 tu sapa?
hopeng si kumis =)) =))
Quote from: ryu on 16 January 2013, 06:41:50 PM
yang botak loncat2 tu sapa?
Mungkin muridnya Tung Desem Waringin yang lagi praktek jurus menggetarkan bumi ;D
Quote from: sanjiva on 17 January 2013, 03:49:35 PM
Mungkin muridnya Tung Desem Waringin yang lagi praktek jurus menggetarkan bumi ;D
pernah ikutan yak =))
AB jadi biku selebriti, kalau ikut2an loncat lebih mantep lagi =))
Quote from: ryu on 18 January 2013, 07:08:21 AM
pernah ikutan yak =))
AB jadi biku selebriti, kalau ikut2an loncat lebih mantep lagi =))
hus....... jangan memunculkan opini yang belum ada bukti, walaupun bisa terjadi :))
Quote from: sanjiva on 17 January 2013, 03:49:35 PM
Mungkin muridnya Tung Desem Waringin yang lagi praktek jurus menggetarkan bumi ;D
bukan murid lagi tapi tingkatan sudah sejajar
Quote from: williamhalim on 14 January 2013, 01:59:46 PM
tapi bbrp aksi sy nilai sdh kebablasan..
misalnya: berteriak2 "happy!" di panggung sambil meloncat dan bertepuk tangan.. mengajak umat yg menonton juga meneriakkan "happy!" dengan semangat dan gembira...
Sy benar2 tercengang melihat 'kemajuan' ini, makin lama makin mirip tetangga
::
ini beneran? wa baru baca hal seperti ini!
Sepengetahuan ku biasa acara kesenian (lagu[choir], tari, barongsai)biasa nya sebelum dan sesudah dhammadesana, biasa sebelum para Bhiku masuk ke dalam dharmasala dan sesudah para bhiku keluar dari dharmasala.
Seingat ku seperti itu program acaranya di atur/ di organisir oleh panitia.
Festival Perahera adalah Pawai/Karnaval Membawa keliling kota Kandy Relik Gigi Sang Buddha semalam suntuk dengan iringan kesenian tarian khas negara Sri Lanka.
[spoiler]
Festival Perahera yang diadakan tiap tahun oleh negara Sri Lanka selalu diiringi tarian dan arakan yang panjanggggg sekaliiii karena sejak dimulai jam 8 malam start dari Istana Kandy kemudian mengelilingi kota Kandy itu aja barisan terakhir baru berangkat jam 5 subuh. Dalam Festival itu dihadiri Bhikkhu2 bahkan Bhikkhu2 senior dari Dalam dan LN yang diundang pemerintah Sri Lanka.
[/spoiler]
Quote from: williamhalim on 14 January 2013, 01:59:46 PM
tapi bbrp aksi sy nilai sdh kebablasan..
misalnya: berteriak2 "happy!" di panggung sambil meloncat dan bertepuk tangan.. mengajak umat yg menonton juga meneriakkan "happy!" dengan semangat dan gembira...
Sy benar2 tercengang melihat 'kemajuan' ini, makin lama makin mirip tetangga
::
Seingat saya Ajahn Brahm pernah menulis didalam bukunya bahwa Ajahn Chah yang tersohor itu pernah menggebuk muridnya karena merasa lelah memegang sebuah papan besar kalo tidak salah.... Tapi di malam harinya, Ajahn Chah mengatakan bahwa setiap bhikkhu harus selalu ingat dengan tujuannya mereka datang ke hutan dan belajar dari Ajahn Chah...........
Quote from: Xan To on 04 October 2013, 03:53:48 PM
Seingat saya Ajahn Brahm pernah menulis didalam bukunya bahwa Ajahn Chah yang tersohor itu pernah menggebuk muridnya karena merasa lelah memegang sebuah papan besar kalo tidak salah.... Tapi di malam harinya, Ajahn Chah mengatakan bahwa setiap bhikkhu harus selalu ingat dengan tujuannya mereka datang ke hutan dan belajar dari Ajahn Chah...........
Maksudnya ?
Papan besar tsb utk apa ?