Bapak, Ibu, Om, Tante, bro , sist... ;D ^:)^
mau nnyk nih doa makan dlm agama buddah apa sih?? 
soalnya klo kumpul bareng ma tmn, tu kbnykn beragama tetangga, 
jd sblm makan berdoa dulu....
saya seorang Buddhis gk berdoa juga gengsi dung... ;D tp binggung apa yg mesti d ucapkan  ;D...
mohon petunjuknya...
sebenarnya dulu udah d ajarin tp lupa.. :'( :'( :'( :'(
			
			
			
				Ibuku (atau pembantuku) yang dirumah, terima kasih telah memasakkan makanan sehingga aku bisa makan pada saat ini.
			
			
			
				Quote from: Indra on 20 August 2011, 12:18:48 AM
Ibuku (atau pembantuku) yang dirumah, terima kasih telah memasakkan makanan sehingga aku bisa makan pada saat ini.
salah keknya
harusnya, mak kwan im (Ibuku (atau pembantuku)) yang dirumah, terima kasih telah memasakkan makanan sehingga aku bisa makan pada saat ini.
			
 
			
			
				om makanan bikin kenyang hum
serius: semoga makanan ini dapat memberi energi untuk perjuangan saya bebas dari samsara.
(dan semoga saya ditraktir teman saya)
			
			
			
				 ;D ;D ;D ;D :-[ :-[ :-[.... seandainya mkn d warteg atau RM bisa cuma say thx, habis itu lgsg pulang..., semoga doa saya d kabulkan...
			
			
			
				perenungan dalam hati...
terima kasih kepada Buddha . Dhamma . dan Sangha....
dengan karma baik yang saya tanam karena ajaran dari Triratna... saya jadi bisa makan enak nih....
terima kasih jg kepada (yang menyediakan makanan(para petani... koki yang masak.... pembuat mie... atau yang membuat makanan....) / uang siapa / boss yang gajiin uang untuk beli siapa?..> yang masak... dan pemimpin negara yang membuat negara ini tentram sehingga kita bisa pada makan enak.... ga susah2 cari makan.... semoga mereka yang secara tidak mengerti membunuh makhluk hidup yang dagingnya akan saya makan tidak menanam karma yang berat... mereka hanya tahu akan membuat makanan.... semoga mereka juga akan terjaga kebahagiaannya....
terima kasih kepada para Dewata.... yang mungkin diam2 memberiku keberuntungan untuk makan kali ini.... (jika ada...)
semoga keberuntungan ini bisa dirasakan oleh mereka yang sedang kelaparan
semoga saya tidak merugikan siapa-siapa kalau saya makan...
moga semua makhluk berbahagia....
Saddhu3x
			
			
			
				 :o :o :o panjang amir... musti d catet d selembaran.... 
 lgian kelamaan itu ... makanan keburu habis.... kata nenek, kakek, pho2, kung2... makan itu gk boleh lama... tr rejeki hilang d patok ayam... wiuh.. makin mumet deh.... ;D ;D ;D
			
			
			
				Quote from: Veno on 20 August 2011, 12:35:09 AM
 :o :o :o panjang amir... musti d catet d selembaran.... 
 lgian kelamaan itu ... makanan keburu habis.... kata nenek, kakek, pho2, kung2... makan itu gk boleh lama... tr rejeki hilang d patok ayam... wiuh.. makin mumet deh.... ;D ;D ;D
ciakakakakakakak :P 
			
 
			
			
				jyah.... d ketawaiin... malu ah...    ;D ;D ;D
*penuh dengan aura sindiran 8)...  :P :P :P
			
			
			
				wkwkwkk ^-^
			
			
			
				Didalam agama buddha khususnya didalam tradisi mahayana diajarkan sebelum makan kita berdoa dan bersyukur/gan en
pertama kita berdoa dan bersyukur kepada sang buddha yang telah mengajari kita dharma yang indah sehingga kita bisa memupuk karma baik kita karena berkat karma baiklah kita mendapatkan kesempatan untuk makan pada hari ini
kedua kita mendoakan orang yang telah atau berjasa memberi kita makan contohnya orang tua kalau ditraktir teman ya kita mendoakan teman kita
ketiga kita mendoakan semua mahluk agar bisa makan dan berbahagia seperti kita pada hari ini yang memiliki kesempatan untuk makan
doa tersebut bisa diucap menggunakan bahasa sehari2 dalam hati atau bisa juga dengan membaca mantra cundi bodhisatva sebanyak 3x _/\_
			
			
			
				Sebaiknya bukan doa. Doa = minta2 = pengemis ?
Sebaiknya adalah perenungan manfaat makanan yang kita makan untuk menunjang kelangsungan unsur2 didalam tubuh kita.
Dengan merenungkan secara bijaksana, saya menyantap makanan ini bukan untuk untuk bermain, bukan untuk kebanggan, bukan untuk kecantikan, bukan untuk menggemukkan 
tetapi hanya untuk menunjang dan melanjutkan keberadaan tubuh ini, untuk mengejar ketidaknyamanan, dan untuk mempraktekkan kehidupan suci,
dengan berpikir "Dengan demikian saya akan menghancurkan perasaan lapar saya dan bukan untuk membuat suatu keinginan yang baru (untuk makan lebih banyak). Saya akan mempertahankan diri saya jauh dari kesalahan & hidup dengan tenang"
dikutip dan diterjemahkan dari: 
Daily Chant - Pa Auk Forest Meditation Center, hal 11.
nb: sedikit gubahan pada "menyantap makanan ini" yang aslinya "almfood" / dana makanan.
			
			
			
				buddhis :
condong 'merenungkan' dari pada doa, tujuan makan utk tubuh tetap sehat dan kuat
tidak wajib berdoa kayak kepercayaan tetangga  :)
			
			
			
				Quote from: Veno on 19 August 2011, 11:52:31 PM
saya seorang Buddhis gk berdoa juga gengsi dung... ;D tp binggung apa yg mesti d ucapkan  ;D...
mohon petunjuknya...
weleh..weleh..
jadi buka thread ini krn gengsi, bro? ;D
Kalo Elin sih disaat mau makan, cukup mengucapkan :
Sabbe Satta Bhavantu Sukkhitatta..
Semoga semua makhluk berbahagia..Sering dikometarin org lain jg sih kok berdoa nya sebentar banget, gak nyampe 5 detik.. :))
			
 
			
			
				Quote from: Veno on 19 August 2011, 11:52:31 PM
Bapak, Ibu, Om, Tante, bro , sist... ;D ^:)^
mau nnyk nih doa makan dlm agama buddah apa sih?? 
soalnya klo kumpul bareng ma tmn, tu kbnykn beragama tetangga, 
jd sblm makan berdoa dulu....
saya seorang Buddhis gk berdoa juga gengsi dung... ;D tp binggung apa yg mesti d ucapkan  ;D...
mohon petunjuknya...
sebenarnya dulu udah d ajarin tp lupa.. :'( :'( :'( :'(
Sebagaimana saya merasakan nikmat dari makanan yang disajikan, semoga semua makhluk di sekitar saya turut berbahagia
			
 
			
			
				Kebetulan singgung perenungan makanan, ikut nimbrung.
Seperti sepasang suami-istri bersama putra tunggal mereka yang sangat mereka cintai, berusaha menyeberangi gurun yang gersang dan berbahaya. Ketika makanan habis, maka mereka terpaksa membunuh putra tunggal mereka, memakan dagingnya sambil meratap. Demikian pula seorang bhikkhu seharusnya makan bukan demi kesenangan, namun semata-mata hanya untuk memelihara tubuh ini demi menyeberangi gurun penderitaan. 
[spoiler]Dari Samyutta Nikaya, Nidanavaggo, tapi lupa nomornya.[/spoiler]
			
			
			
				Quote from: Kainyn_Kutho on 20 August 2011, 11:26:47 AM
Kebetulan singgung perenungan makanan, ikut nimbrung.
Seperti sepasang suami-istri bersama putra tunggal mereka yang sangat mereka cintai, berusaha menyeberangi gurun yang gersang dan berbahaya. Ketika makanan habis, maka mereka terpaksa membunuh putra tunggal mereka, memakan dagingnya sambil meratap. Demikian pula seorang bhikkhu seharusnya makan bukan demi kesenangan, namun semata-mata hanya untuk memelihara tubuh ini demi menyeberangi gurun penderitaan. 
[spoiler]Dari Samyutta Nikaya, Nidanavaggo, tapi lupa nomornya.[/spoiler]
yg menjadi pertanyaan, bagaimana mereka mengolah daging si anak? apakah di bakar/digoreng/direbus?
			
 
			
			
				Quote from: Elin on 20 August 2011, 09:19:45 AM
weleh..weleh..
jadi buka thread ini krn gengsi, bro? ;D
Kalo Elin sih disaat mau makan, cukup mengucapkan :
Sabbe Satta Bhavantu Sukkhitatta..
Semoga semua makhluk berbahagia.. + termasuk saya (yang mengucapkan), hehehehe
Sering dikometarin org lain jg sih kok berdoa nya sebentar banget, gak nyampe 5 detik.. :))
			 
			
			
				Quote from: Indra on 20 August 2011, 11:30:15 AM
yg menjadi pertanyaan, bagaimana mereka mengolah daging si anak? apakah di bakar/digoreng/direbus?
Pakai lup (kaca pembesar), lalu dipanggang saat matahari terik. 
			
 
			
			
				wakakaka tiap orang beda doanya, gak ada yg standar
tapi semuanya bagus
orang luar kalau liat kita duduk makan bersama bakal bingung, pada doa sendiri2, waktunya beda-beda ada yg panjang ada yg 5 detik. Trus isi doa kalau ditanya beda semua hahahaha
			
			
			
				Quote from: Elin on 20 August 2011, 09:19:45 AM
weleh..weleh..
jadi buka thread ini krn gengsi, bro? ;D
Kalo Elin sih disaat mau makan, cukup mengucapkan :
Sabbe Satta Bhavantu Sukkhitatta..
Semoga semua makhluk berbahagia..
Sering dikometarin org lain jg sih kok berdoa nya sebentar banget, gak nyampe 5 detik.. :))
bukan cuma gengsi, tp kn kt sebagai umat hrs berikan contoh yg bagus jg dung... ;D ;D ;D
			
 
			
			
				Quote from: Indra on 20 August 2011, 11:30:15 AM
yg menjadi pertanyaan, bagaimana mereka mengolah daging si anak? apakah di bakar/digoreng/direbus?
msi mikirin gmn masaknya?? wew.. klo da terpaksa maybe bangkai pun uda d santap demi kelangsungan hidup agar bisa bertahan 8) 8) 8)... itulah hukum alam dan hukum rimba...
			
 
			
			
				QuoteCunda Js
Perenungan ketika makan 5:
Aku menyantap makanan ini hanya untuk mempertahankan 'keberadaan tubuh' (kāyassa ṭhitiyā yāpanāya)
yg lainnya lihat di http://www.facebook.com/groups/dhammacitta/?ref=notif¬if_t=group_r2j#!/groups/dhammacitta/ (http://www.facebook.com/groups/dhammacitta/?ref=notif¬if_t=group_r2j#!/groups/dhammacitta/) :))
			
 
			
			
				Quote from: Kainyn_Kutho on 20 August 2011, 11:26:47 AM
Kebetulan singgung perenungan makanan, ikut nimbrung.
Seperti sepasang suami-istri bersama putra tunggal mereka yang sangat mereka cintai, berusaha menyeberangi gurun yang gersang dan berbahaya. Ketika makanan habis, maka mereka terpaksa membunuh putra tunggal mereka, memakan dagingnya sambil meratap. Demikian pula seorang bhikkhu seharusnya makan bukan demi kesenangan, namun semata-mata hanya untuk memelihara tubuh ini demi menyeberangi gurun penderitaan. 
[spoiler]Dari Samyutta Nikaya, Nidanavaggo, tapi lupa nomornya.[/spoiler]
kenapa malah membunuh anaknya om kainyn?  ::)
			
 
			
			
				Quote from: Kainyn_Kutho on 20 August 2011, 11:26:47 AM
Seperti sepasang suami-istri bersama putra tunggal mereka yang sangat mereka cintai, berusaha menyeberangi gurun terpaksa membunuh putra tunggal mereka, memakan dagingnya sambil meratap. 
dulu pernah denger cerita yg mirip 
tapi ceritanya anaknya mati kelaparan, bukan dibunuh 
dan ortunya memakan bangkai nya 
			
 
			
			
				Quote from: hemayanti on 20 August 2011, 04:31:54 PM
kenapa malah membunuh anaknya om kainyn?  ::)
apa lebih mendingan membunuh anaknya sis hemayanti aja?
			
 
			
			
				paritta dalam bahasa pali
Quote from: nyanadhana on 08 May 2008, 12:58:44 PM
paritta dimana digunakan Bhikkhu saat makan
Paṭisaṅkhā yoniso piṇḍapātaṃ(umat awam : Bhojanam) paṭisevāmi,
Considering it thoughtfully, I use alms food,
Neva davāya na madāya na maṇḍanāya na vibhūsanāya,
Not playfully, nor for intoxication, nor for putting on bulk, nor for beautification,
Yāvadeva imassa kāyassa ṭhitiyā yāpanāya vihiṃsuparatiyā brahma-cariyānuggahāya,
But simply for the survival & continuance of this body, for ending its afflictions, for the support of the holy life,
Iti purāṇañca vedanaṃ paṭihaṅkhāmi navañca vedanaṃ na uppādessāmi,
(Thinking,) Thus will I destroy old feelings (of hunger) and not create new feelings (from overeating).
Yātrā ca me bhavissati anavajjatā ca phāsu-vihāro cāti.
I will maintain myself, be blameless, & live in comfort.
dari  http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=2591.msg37472#msg37472
terjemahan bahasa indonesia nya kira2
Quote from: Mas Tidar on 20 August 2011, 04:11:41 AM
Dengan merenungkan secara bijaksana, saya menyantap makanan ini bukan untuk untuk bermain, bukan untuk kebanggan, bukan untuk kecantikan, bukan untuk menggemukkan 
tetapi hanya untuk menunjang dan melanjutkan keberadaan tubuh ini, untuk mengejar ketidaknyamanan, dan untuk mempraktekkan kehidupan suci,
dengan berpikir "Dengan demikian saya akan menghancurkan perasaan lapar saya dan bukan untuk membuat suatu keinginan yang baru (untuk makan lebih banyak). Saya akan mempertahankan diri saya jauh dari kesalahan & hidup dengan tenang"
Paritta ini ada di buku Paritta biru terbitan STI
			
				Quote from: Indra on 20 August 2011, 06:00:56 PM
apa lebih mendingan membunuh anaknya sis hemayanti aja?
:hammer:
			
 
			
			
				wha jd thread pembunuhan anak nih...  :P :outoftopic:
			
			
			
				Quote from: hemayanti on 20 August 2011, 04:31:54 PM
kenapa malah membunuh anaknya om kainyn?  ::)
Itu hanya perumpamaan, Sis Hema. Buddha memberitahu lewat perumpamaan itu bahwa seharusnya seorang bhikkhu memakan makanan dengan pola pikir seperti orang tua di kisah tersebut yang dengan sangat terpaksa memakan anaknya hanya untuk kelangsungan hidup saja demi berjuang melewati gurun berbahaya, bukan untuk kenikmatan, menjaga kecantikan atau bersenang-senang. 
			
 
			
			
				^ ^ ^ Perumpamaan lain yang tidak ekstrem: Makan diibaratkan seperti mengoleskan salep ke luka. Makanan ibaratnya seperti obat.
			
			
			
				Quote from: Kainyn_Kutho on 22 August 2011, 10:37:38 AM
Itu hanya perumpamaan, Sis Hema. Buddha memberitahu lewat perumpamaan itu bahwa seharusnya seorang bhikkhu memakan makanan dengan pola pikir seperti orang tua di kisah tersebut yang dengan sangat terpaksa memakan anaknya hanya untuk kelangsungan hidup saja demi berjuang melewati gurun berbahaya, bukan untuk kenikmatan, menjaga kecantikan atau bersenang-senang.
oh begitu yah...  :)
iya, sekarang saya mengerti.  :)
			
 
			
			
				seorang teman di kegiatan sharing dhamma yang pernah saya hadiri bbrp thn lalu pernh memberitahu bahwa doa sebelum makan yang tepat adalah mengucapkan 'opamimomi' sebanyak 3x. Si teman adalah pengikut alihan Mahayana, so saya berasumsi bahwa doa itu jg adalah doa dalam aliran Mahayana (ini asumsi saya doang lhoh, waktu itu saya gag kepikir utk nanya sebenarnya doa itu berasal dari aliran mana).
Arti dari doa itu kira2 berisi; terima kasih kepada semua pihak yang berjasa (termasuk semua daya, dan upaya) dalam proses tersedianya makanan tsb; lalu jika ada nyawa yang harus bertumimbal-lahir dalam proses maka semoga nyawa tersebut mendapatkan jasa dan terlahir di alam yang lebih baik; dan harapan semoga makanan yg akan dimakan itu bermanfaat.
Sebenarnya saya agak bingung jg, kok dr 1 kata yag diulang 3x bisa mengandung arti sebanyak itu, pun (artinya) berbeda2 pula.
So, please correct me if I'm wrong ato gag tepat..
			
			
			
				Quote from: canape-girl on 23 August 2011, 07:37:46 PM
seorang teman di kegiatan sharing dhamma yang pernah saya hadiri bbrp thn lalu pernh memberitahu bahwa doa sebelum makan yang tepat adalah mengucapkan 'opamimomi' sebanyak 3x. Si teman adalah pengikut alihan Mahayana, so saya berasumsi bahwa doa itu jg adalah doa dalam aliran Mahayana (ini asumsi saya doang lhoh, waktu itu saya gag kepikir utk nanya sebenarnya doa itu berasal dari aliran mana).
Arti dari doa itu kira2 berisi; terima kasih kepada semua pihak yang berjasa (termasuk semua daya, dan upaya) dalam proses tersedianya makanan tsb; lalu jika ada nyawa yang harus bertumimbal-lahir dalam proses maka semoga nyawa tersebut mendapatkan jasa dan terlahir di alam yang lebih baik; dan harapan semoga makanan yg akan dimakan itu bermanfaat.
Sebenarnya saya agak bingung jg, kok dr 1 kata yag diulang 3x bisa mengandung arti sebanyak itu, pun (artinya) berbeda2 pula.
So, please correct me if I'm wrong ato gag tepat..
suer... baru pertama kali saya dengar kata "opamimomi", tp kok familiar bgnt ma " om mani pad me hum"??? 
			
 
			
			
				Perenungan ketika makan :
 * Aku menyantap makanan ini bukan hanya demi kenikmatan belaka (na davāya)
 * Aku menyantap makanan ini bukan untuk menimbulkan ketagihan/kecanduan (na madāya)
 * Aku menyantap makanan ini bukan untuk sekedar mempercantik diri (na maṇḍāya) 
 
 * Aku menyantap makanan ini bukan sebagai ornamen atau hiasan belaka (na vibhūsanāya)
~Romo Cunda~ 
			
			
			
				Kalau mau pakai metode Thich Nhat Hanh:
QuoteServing Food
In this food I see clearly the presence of the entire universe supporting my existence.
Looking at the Filled Plate
All living beings are struggling for life. May they all have enough food to eat today.
Just Before Eating
The plate is filled with food. I am aware that each morsel is the fruit of much hard work by those who produced it.
Beginning to Eat
With the first taste, I promise to practice loving kindness. With the second, I promise to relieve the suffering of others. With the third, I promise to see others' joy as my own. With the fourth, I promise to learn the way of non-attachment and equanimity.
Finishing the Meal
The plate is empty. My hunger is satisfied. I vow to live for the benefit of all beings.
Metode Sukhavati Jepang:
QuoteThis food is the gift of the whole universe,
Each morsel is a sacrifice of life,
May I be worthy to receive it.
May the energy in this food,
Give me the strength,
To transform my unwholesome qualities
into wholesome ones.
I am grateful for this food,
May I realize the Path of Awakening,
For the sake of all beings.
Namo Amida Buddha. 
Dan kalau secara Mahayanis, kita juga tidak boleh lupa mendoakan para makhluk yang tersaji di piring kita apabila kita memakan daging. Mantranya bisa mantra Bhaisajyaguru atau mantra khusus "Om Abhirakacara Hum". Nianfo dan daimoku pun bisa.
 _/\_
The Siddha Wanderer
			
				Quote from: canape-girl on 23 August 2011, 07:37:46 PM
seorang teman di kegiatan sharing dhamma yang pernah saya hadiri bbrp thn lalu pernh memberitahu bahwa doa sebelum makan yang tepat adalah mengucapkan 'opamimomi' sebanyak 3x. Si teman adalah pengikut alihan Mahayana, so saya berasumsi bahwa doa itu jg adalah doa dalam aliran Mahayana (ini asumsi saya doang lhoh, waktu itu saya gag kepikir utk nanya sebenarnya doa itu berasal dari aliran mana).
Arti dari doa itu kira2 berisi; terima kasih kepada semua pihak yang berjasa (termasuk semua daya, dan upaya) dalam proses tersedianya makanan tsb; lalu jika ada nyawa yang harus bertumimbal-lahir dalam proses maka semoga nyawa tersebut mendapatkan jasa dan terlahir di alam yang lebih baik; dan harapan semoga makanan yg akan dimakan itu bermanfaat.
Sebenarnya saya agak bingung jg, kok dr 1 kata yag diulang 3x bisa mengandung arti sebanyak itu, pun (artinya) berbeda2 pula.
So, please correct me if I'm wrong ato gag tepat..
Rasa saya ini bukan dari mahayana karena saya belajar mahayana tidak pernah dengar mantra ini saya rasa ini mantra dari tantra kalau mahayana menggunakan mantra cundi bodhisatva itu yang diajarkan kepada saya sewaktu mengikuti pabajja sramanera mahayana
			
 
			
			
				Doa singkat :
Semoga aku tidak takluk kepada makanan ini..