bagaimana hukum pindah agama dalam buddhisme?
Dalam ajaran lain kan, kalo pindah agama ada yang dibilang bodoh, ada yang harus dibunuh (sungguh kejam, katanya agama yg paling bener, pantesan laku keras).
Apakah sah2 saja pindah agama?
Karna kan kalo gak salah dhamma bersifat universal, bukan hanya untuk yang pengikut Buddha aja.
Hmmm...
universal maksudnya, kebenaran budhisme sudah seharusnya diterima oleh budhis dan non budhis. tapi ajaran yang dianggap non budhis, jangan coba-coba diyakini dan dipraktikan budhis. gitu lho!
Quote from: Verisky on 18 May 2011, 10:20:35 PM
bagaimana hukum pindah agama dalam buddhisme?
Dalam ajaran lain kan, kalo pindah agama ada yang dibilang bodoh, ada yang harus dibunuh (sungguh kejam, katanya agama yg paling bener, pantesan laku keras).
Apakah sah2 saja pindah agama?
Karna kan kalo gak salah dhamma bersifat universal, bukan hanya untuk yang pengikut Buddha aja.
Hmmm...
Dalam agama buddha tidak ada hukum/aturan yg mengatur secara khusus masalah pindah agama, bahkan sang buddha tidak mengharuskan umat/murid nya untuk menerima begitu saja apa yg telah dikatakan/diajarkan. juga tidak ada ancaman yg menakutkan umat jk meninggalkan ajaran buddhism.
mau pindah ke agama lain, sah2 saja, tidak ada yg melarang, karena itu byk umat buddhism pindah ke agama lain, bkn karena agama buddha jelek/kuno, tp tidak ada paksaan/ancaman dalam agama buddha, sehingga perpindahan terjadi dengan simple/gampang.
agama buddha menantang seseorang untuk membuktikan ajaran nya secara kritis, bkn cm duduk menikmati "mie instan", walau terkesan "mie instan" praktis n enak (dalam artian gampang diawal) tp tetap saja tidak menyehatkan... layaknya seorang anak SD yg mau langsung menjadi seorang sarjana tanpa mau belajar dan melewati tahap-tahapan yg ada sampai di bangku kuliah...
bicara agama, berarti kita bicara kecocokan dengan dogma/ajaran dalam suatu agama, bkn karena panggilan/bkn karena pintu hati dibuka/bkn karena dijamah, itu hanya lah kata kiasan pemanis agar terkesan wah, tp tidak ada isinya atau dengan kata lain "ucapan omong kosong"
didalam ajaran buddhism, di jelaskan bahwa kehidupan terus berlanjut dan berputar dimana manusia akan mengalami penderitaan dan kebahagiaan. mengenal buddhism dalam konsep buddhist adalah suatu kesempatan yang sangat langka, jd jk seseorang dapat mengenal buddhism apalagi mempelajari buddhism, seseorang dapat mewujudkan "kebahagiaan tertinggi" jk orang tersebut mempraktekan dengan sungguh-sungguh.
Quote from: Satria on 18 May 2011, 10:26:59 PM
universal maksudnya, kebenaran budhisme sudah seharusnya diterima oleh budhis dan non budhis. tapi ajaran yang dianggap non budhis, jangan coba-coba diyakini dan dipraktikan budhis. gitu lho!
wah, pak, itu pengertian yg salah... universal yg dimaksud adalah, berlaku untuk siapa saja,
tanpa perlu seseorang yakini atau tidak, tetap saja kebenaran tersebut berlaku untuk setiap orang...
tanpa perlu seseorang menerima atau tidak, tetap saja kebenaran tersebut berlaku untuk setiap orang...
tanpa perlu seseorang menyadari atau tidak, tetap saja kebenaran tersebut berlaku untuk setiap orang...
hal yg termudah adalah konsep kamma/karma, tidak perlu seseorang yakini atau tidak/trima atau tidak/sadari atau tidak... kamma/karma tetap berlaku/berjalan dengan sendiri nya, sekalipun seseorang tersebut menolak konsep tersebut...
namun apakah ada kebenaran diajaran agama lain/non-buddhist ? jawabnya ada (jika ada yg ingin mengulas, bs di bahas di thread yg terpisah)... tp tidak sekomplit/serinci yg di uraikan didalam 84.000 kelompok dhamma, bahkan masih banyak lg yg belum diajarkan/diungkap oleh buddha.
jadi bagaimana sikap kita terhadap ajaran agama lain ? jika mengajarkan kebaikan, ya silakan diterima, jika mengajarkan keburukan, ya tinggal dicerna secara bijak, apakah hal tersebut bermanfaat atau tidak, jika tidak bermanfaat, tinggal di buang...
Wah...
Boleh juga mie instannya... Dari td disebut terus.
Aku gak habis pikir aja sama ajaran2 yg mengancam2 begitu. :-?
hukum agama buddha tentang perpindahan agama yg sy tahu bebas
mau keluar masuk agama yg lain atau seumur hidupnya selalu berganti agama juga boleh
seorang umat buddha sejati tidak di lihat dari label agamanya tapi kualitas dan kwantitas mereka yg hidup di jalan kebenaran yg universal
dengan begitu tidak akan menyakiti atau merugikan mahluk lain
dan akan tercipta umat manusia yg harmonis....
Quote from: Verisky on 18 May 2011, 10:20:35 PM
bagaimana hukum pindah agama dalam buddhisme?
Dalam ajaran lain kan, kalo pindah agama ada yang dibilang bodoh, ada yang harus dibunuh (sungguh kejam, katanya agama yg paling bener, pantesan laku keras).
Apakah sah2 saja pindah agama?
Karna kan kalo gak salah dhamma bersifat universal, bukan hanya untuk yang pengikut Buddha aja.
Hmmm...
bisa di share agama mana yang mengatakan kalau pindah harus dibunuh? :-? , setahu saya kalau di i*s**m hukumnya hanya di bilang murtad, di ka****k gak ada juga, di kr**t** paling di anggap sesat atau anak setan ;D
seperti yang dikatakan oleh yang lain ,keyakinan seseorang untuk mempercayai/ tidak nya terhadap suatu ajaran / agama , tidak dapat dipaksakan oleh pribadi seseorang maupun kelompok, dalam arti tidak ada hukum yang melarang seseorang untuk memeluk agama yang dia percaya, apalagi di dalam ajaran buddha, tidak ada larangan seseorang untuk mempercayai keyakinan lain, begitu pula sebaliknya.
Dalam Kalama Sutta, Sang Buddha memberikan kebebasan penuh kepada kelompok anak muda tersebut untuk memilih, dan mengajarkan cara yang baik agar mereka menerima suatu agama secara rasional.
"Sang Buddha tidak mengklaim bahwa Ajaran-Nya yang paling bernilai, dan tidak mengatakan bahwa orang-orang yang percaya agama lain akan masuk neraka. Beliau hanya memberikan nasihat yang sangat penting kepada mereka untuk direnungkan. Sang Buddha tidak pernah mendorong manusia untuk menerima suatu ajaran sebagai warisan, tetapi mengharapkan mereka untuk mengertinya tanpa purbasangka. Beliau juga tidak mendorong mereka untuk menggunakan emosi atau ketaatan secara membabi buta untuk menerima suatu agama. Ajaran Sang Buddha ini dikenal sebagai agama yang merdeka dan masuk akal."
_/\_
Quote from: Verisky on 18 May 2011, 10:20:35 PM
bagaimana hukum pindah agama dalam buddhisme?
Dalam ajaran lain kan, kalo pindah agama ada yang dibilang bodoh, ada yang harus dibunuh (sungguh kejam, katanya agama yg paling bener, pantesan laku keras).
Apakah sah2 saja pindah agama?
Karna kan kalo gak salah dhamma bersifat universal, bukan hanya untuk yang pengikut Buddha aja.
Hmmm...
hmm..ini maksudnya mau pindah dari buddhisme? sah juga kok pindah agama. untuk merasakan anicca tidak harus jadi umat Buddha kok..nyante..
sdr verisky mau pindah agama to?
kalau sudah mengetahui pandangan yang benar, mengetahui benar dan salah, buat apa lagi berpindah pandangan?
Quote from: Sunkmanitu Tanka Ob'waci on 20 May 2011, 07:56:12 AM
kalau sudah mengetahui pandangan yang benar, mengetahui benar dan salah, buat apa lagi berpindah pandangan?
masalahnya tetangga ada "karcis jalan tol" ntah benaran ato palsu tu karcis n ga perlu capek2 pake "praktek"... ;D
beda, klo disini kan kaga ada "karcis" klo kaga "praktek", tp klo "praktek" otomatis dapat karcis... jd diperlukan usaha dulu, ya capek2 dulu... tp "karcis" yg didapet top markotop, asli booo... =))
emangnya Buddhism agama ?
Quote from: wang ai lie on 19 May 2011, 12:58:24 AM
bisa di share agama mana yang mengatakan kalau pindah harus dibunuh? :-? , setahu saya kalau di i*s**m hukumnya hanya di bilang murtad, di ka****k gak ada juga, di kr**t** paling di anggap sesat atau anak setan ;D
seperti yang dikatakan oleh yang lain ,keyakinan seseorang untuk mempercayai/ tidak nya terhadap suatu ajaran / agama , tidak dapat dipaksakan oleh pribadi seseorang maupun kelompok, dalam arti tidak ada hukum yang melarang seseorang untuk memeluk agama yang dia percaya, apalagi di dalam ajaran buddha, tidak ada larangan seseorang untuk mempercayai keyakinan lain, begitu pula sebaliknya.
Dalam Kalama Sutta, Sang Buddha memberikan kebebasan penuh kepada kelompok anak muda tersebut untuk memilih, dan mengajarkan cara yang baik agar mereka menerima suatu agama secara rasional.
"Sang Buddha tidak mengklaim bahwa Ajaran-Nya yang paling bernilai, dan tidak mengatakan bahwa orang-orang yang percaya agama lain akan masuk neraka. Beliau hanya memberikan nasihat yang sangat penting kepada mereka untuk direnungkan. Sang Buddha tidak pernah mendorong manusia untuk menerima suatu ajaran sebagai warisan, tetapi mengharapkan mereka untuk mengertinya tanpa purbasangka. Beliau juga tidak mendorong mereka untuk menggunakan emosi atau ketaatan secara membabi buta untuk menerima suatu agama. Ajaran Sang Buddha ini dikenal sebagai agama yang merdeka dan masuk akal."
_/\_
di i*l*m.. klo murtad.. darahnya halal buat di bunuh...krn mengikari allah... begitulah padangan sebagian dari mereka
Quote from: dhanuttono on 20 May 2011, 10:27:11 AM
masalahnya tetangga ada "karcis jalan tol" ntah benaran ato palsu tu karcis n ga perlu capek2 pake "praktek"... ;D
beda, klo disini kan kaga ada "karcis" klo kaga "praktek", tp klo "praktek" otomatis dapat karcis... jd diperlukan usaha dulu, ya capek2 dulu... tp "karcis" yg didapet top markotop, asli booo... =))
yang mana tho "karcis" nya?? kok dibilang top markotop?? ^-^ ^-^
Quote from: Kemenyan on 20 May 2011, 10:38:02 AM
emangnya Buddhism agama ?
iya...khan ada TUHAN....
(***dlm hal ini maksudnya adalah KeTuhanan YME....dimana sekarang mereka semua menyadari bahwa bukan Tuhan yang persona yang dimaksudkan, Buddhism adalah the way of life, saya YAKIN andapun TAHU) ;D
Quote from: pannadevi on 20 May 2011, 11:23:24 AM
iya...khan ada TUHAN....
(***dlm hal ini maksudnya adalah KeTuhanan YME....dimana sekarang mereka semua menyadari bahwa bukan Tuhan yang persona yang dimaksudkan, Buddhism adalah the way of life, saya YAKIN andapun TAHU) ;D
benernya agama ato..sasana??
QuoteŚāsana (Sanskrit), (Pali: sāsana) is a term used by Buddhists and Shaivites to refer to their religion or non-religion. It has a range of possible translations, including teaching, practice, doctrine and Buddha Śãsana, which means "the teaching of the Buddha" (of which there have been several). Since in Buddhism there is no divine god the term is considered more accurate than the word "religion" as it denotes an adaptable philosophy and practice rather than a non-changing divine call from an all knowing god. Also, for many Buddhist outsiders the term religion implies faith; some might argue that faith is not a necessary feature of Buddhism, based in spirituality and logic, thus making śāsana all the more useful a term in definition.
dari wiki :P
Quote from: The Ronald on 20 May 2011, 11:52:10 AM
benernya agama ato..sasana??
dari wiki :P
dulu ada kok pernah dibahas ttg Sang Hyang Adi Buddha, di thread lama, ntar kita mengulang dan mengulang lagi....disitu juga udah dikupas mendetail Buddhism itu agama ato bukan, juga mengapa ada Tuhan dlm Buddhism. coba deh buka thread ttg Sang Hyang Adi Buddha.
mettacittena,
Quote from: Kemenyan on 20 May 2011, 10:38:02 AM
emangnya Buddhism agama ?
ya anggap la begitu, tuk hal ini ngikut aja pandangan umum bro... masa mau bilang buddhism bukan agama di indonesia ?
bukan agama ntar di klaim oleh orang "bo-do" sebagai komunis lg, repot... ya, pengetahuan akan buddhism untuk konsumsi kalangan terbatas aja, ga perlu tuk kalangan tetangga... ;D
bakar menyan doeloe dah... :))
Quote from: pannadevi on 20 May 2011, 11:19:24 AM
yang mana tho "karcis" nya?? kok dibilang top markotop?? ^-^ ^-^
maksudnya, klo capek2 dikit, kan dapat hasil (baca : karcis), trus hasil yg diperoleh jg merupakan kenyataan bkn janji/harapan/kata2 manis semata (baca : top markotop)
klo karcis tetangga kan lain... sperti kita makan "mie instan"
=))
Waktu saya menerima kartu visudhi upasaka, disitu bahkan ada tertulis catatan kaki :
"Kartu ini berlaku sepanjang yang bersangkutan menyatakan berlindung kepada Buddha, Dhamma dan Sangha"
Bahkan Buddha sendiri menyatakan dalam satu Sutta
Aku tidak mengajar untuk menjadikanmu sebagai muridku
Aku tidak tertarik untuk membuatmu menjadi muridku
Aku tidak tertarik untuk memutuskan hubunganmu dengan gurumu yang lama
Aku bahkan tak tertarik mengubah tujuanmu
karena setiap orang ingin lepas dari penderitaan
cobalah apa yang ku temukan ini
dan nilailah oleh dirimu sendiri
jika itu baik bagimu, terimalah
jika tidak, janganlah engkau terima
(Buddha)
saya ralat komentar saya, setelah dapat masukan dari bro ronald , ternyata memang ada hukum suatu agama yang melakukan penggal kepala untuk orang yang murtad (garis keras). terima kasih atas info nya bro ronald .
demikian kesalahan sudah di perbaiki _/\_
Jadi teringat saat saya visuddhi pas Waisak kemaren. Ada seorg teman bertanya kpd saya sebelum visuddhi, gmn kalo sudah di-visuddhi pindah agama, apa gak kena karma buruk? Saya jawab tdk masalah.
Eh tidak tahunya, bhante yg memberikan visuddhi saat ceramahnya mengatakan bahwa kalau pindah agama ke non-Buddhis sudah melakukan karma buruk karena menganut pandangan yang berbeda (baca: pandangan salah), walaupun tidak/belum di-visuddhi (krn tiap kali kebaktian udah menyatakan perlindungan kepada Sang Tiratana, sudah otomatis jadi umat Buddha). Akibatnya, jadi bingung teman saya tersebut.... :)
Tetapi yg saya tangkap maksud bhante tersebut mengukuhkan keyakinan para peserta visuddhi agar tdk pindah agama (kebanyakan peserta visuddhi kemarin berasal dari kalangan anak muda dan pelajar yg masih labil keyakinan beragamanya). Kan gak lucu, me-visuddhi orang2 terus mengatakan bahwa walaupun udh di-visuddhi gak masalah jika kelak pindah agama. Mengatakan bahwa pindah agama termasuk karma buruk juga tdk salah krn berpindah keyakinan bs menyebabkan pandangan salah yg bs membawa pada perbuatan2 yg salah....
Bagaimana pendapat teman2 se-Dhamma mengenai hal ini?
Quote from: seniya on 20 May 2011, 08:32:36 PM
Jadi teringat saat saya visuddhi pas Waisak kemaren. Ada seorg teman bertanya kpd saya sebelum visuddhi, gmn kalo sudah di-visuddhi pindah agama, apa gak kena karma buruk? Saya jawab tdk masalah.
Eh tidak tahunya, bhante yg memberikan visuddhi saat ceramahnya mengatakan bahwa kalau pindah agama ke non-Buddhis sudah melakukan karma buruk karena menganut pandangan yang berbeda (baca: pandangan salah), walaupun tidak/belum di-visuddhi (krn tiap kali kebaktian udah menyatakan perlindungan kepada Sang Tiratana, sudah otomatis jadi umat Buddha). Akibatnya, jadi bingung teman saya tersebut.... :)
Tetapi yg saya tangkap maksud bhante tersebut mengukuhkan keyakinan para peserta visuddhi agar tdk pindah agama (kebanyakan peserta visuddhi kemarin berasal dari kalangan anak muda dan pelajar yg masih labil keyakinan beragamanya). Kan gak lucu, me-visuddhi orang2 terus mengatakan bahwa walaupun udh di-visuddhi gak masalah jika kelak pindah agama. Mengatakan bahwa pindah agama termasuk karma buruk juga tdk salah krn berpindah keyakinan bs menyebabkan pandangan salah yg bs membawa pada perbuatan2 yg salah....
Bagaimana pendapat teman2 se-Dhamma mengenai hal ini?
kalau saya berpatokan dengan yang di bawah ini , sang buddha saja tidak memaksakan seseorang untuk mempercayai dirinya, tidak memaksakan seseorang untuk meninggalkan guru dari orang itu, dan dengan jelas sang buddha mengatakan
jika itu baik dirimu terimalah jika tidak , jangan engkau terima _/\_
Quote
Bahkan Buddha sendiri menyatakan dalam satu Sutta
Aku tidak mengajar untuk menjadikanmu sebagai muridku
Aku tidak tertarik untuk membuatmu menjadi muridku
Aku tidak tertarik untuk memutuskan hubunganmu dengan gurumu yang lama
Aku bahkan tak tertarik mengubah tujuanmu
karena setiap orang ingin lepas dari penderitaan
cobalah apa yang ku temukan ini
dan nilailah oleh dirimu sendiri
jika itu baik bagimu, terimalah
jika tidak, janganlah engkau terima
(Buddha)
pindah agama tidak sama dengan pindah keyakinan
Quote from: seniya on 20 May 2011, 08:32:36 PM
Jadi teringat saat saya visuddhi pas Waisak kemaren. Ada seorg teman bertanya kpd saya sebelum visuddhi, gmn kalo sudah di-visuddhi pindah agama, apa gak kena karma buruk? Saya jawab tdk masalah.
Eh tidak tahunya, bhante yg memberikan visuddhi saat ceramahnya mengatakan bahwa kalau pindah agama ke non-Buddhis sudah melakukan karma buruk karena menganut pandangan yang berbeda (baca: pandangan salah), walaupun tidak/belum di-visuddhi (krn tiap kali kebaktian udah menyatakan perlindungan kepada Sang Tiratana, sudah otomatis jadi umat Buddha). Akibatnya, jadi bingung teman saya tersebut.... :)
Tetapi yg saya tangkap maksud bhante tersebut mengukuhkan keyakinan para peserta visuddhi agar tdk pindah agama (kebanyakan peserta visuddhi kemarin berasal dari kalangan anak muda dan pelajar yg masih labil keyakinan beragamanya). Kan gak lucu, me-visuddhi orang2 terus mengatakan bahwa walaupun udh di-visuddhi gak masalah jika kelak pindah agama. Mengatakan bahwa pindah agama termasuk karma buruk juga tdk salah krn berpindah keyakinan bs menyebabkan pandangan salah yg bs membawa pada perbuatan2 yg salah....
Bagaimana pendapat teman2 se-Dhamma mengenai hal ini?
Kalau menurut saya, mengatakan sesuatu yang tidak sesuai dhamma, walaupun bertujuan baik, adalah tidak tepat.
Seseorang memilih Agama Buddha dan divisuddhi, tidak otomatis memiliki pandangan benar. Walaupun masih menganut pandangan salah, orang tetap bisa melakukan kamma baik. Itulah sebabnya orang berbahagia, terlahir di alam lebih tinggi bukan karena beragama Buddha, tapi karena berbuat (kamma) baik. Jadi kalau beragama lain = pandangan salah = kamma buruk, berarti hal tersebut tidak dikatakan dengan baik.
Sebaliknya kalau seseorang sudah menganut pandangan benar secara nyata (=mencapai minimal sotapatti magga), sudah jelas beralih keyakinan adalah hal yang tidak mungkin. Orang tersebut bisa saja pindah agama, tapi tidak akan mengingkari kebenaran (dhamma) yang sudah dilihatnya sendiri.
Setahu saya, secara hukum, hal paling merugikan yang bisa terjadi pada seseorang yang 'murtad' dari Ajaran Buddha adalah kehilangan uang untuk biaya administrasi ganti KTP & identitas.