tanya nh,,,kira2 karma apa yg menyebabkan seseorang tidak memiliki jodoh dan karma apa yg menyebabkan prceraian? :) sie2
tanya nh,,,kira2 karma apa yg menyebabkan seseorang tidak memiliki jodoh dan karma apa yg menyebabkan prceraian? :) sie2
tanya nh,,,kira2 karma apa yg menyebabkan seseorang tidak memiliki jodoh dan karma apa yg menyebabkan prceraian? :) sie2
Saya pernah membaca cerita yg berhubungan dengan kasus demikian, mungkin di forum tetangga. Akan saya coba tuliskan kembali ceritanya kurang atau lebih. Anggap aja cerita intermezzo jika tidak percayaad yg bingung kk ,,kan co yang nutupin pake kain bole di bilang berbuat baik lah ke ce ini,,,tp kok balasannya malah di tingggalkan/ disakiti oleh si ce ini,,,,,..? ^^
Ada seorang pemuda yg sudah berpacaran dengan seorang gadis sekian tahun, setelah merasa mantap, cowok tersebut berniat meminang sang gadis. Setelah pinangan diterima dan persiapan pesta sudah dekat-dekat hari H, tiba-tiba sang gadis membatalkan pernikahan itu dengan alasan yg tak jelas.
Tidak beberapa lama kemudian gadis itu berpacaran dengan cowok lain, dan dalam waktu hitungan bulan saja gadis itu menikah dengan cowok yg baru di kenalnya itu.
Sang cowok merasa sakit hati, putus asa dan stress tidak habis pikir kenapa nasibnya bisa begitu pahit. Sampai-sampai sang cowok berniat bunuh diri.
Oleh temannya disarankan untuk berkonsultasi dengan bhikkhu sangha.
Seorang bhikkhu kemudian bercerita padanya.
Dulu ada seorang wanita yg mati terbunuh dan jasadnya dibuang begitu saja di tepi jalan, banyak orang yg lewat dan melihat saja namun tidak berbuat apa2.
Ada seorang laki2 yg merasa kasihan, kemudian menutup mayat gadis itu dengan kain, kemudian meninggalkannya.
Kemudian datang seorang yg lain lagi, dia merasa kasihan, kemudian membawa mayat gadis itu untuk di urus pemakamannya.
"Nah, anda adalah orang yg menutup mayat gadis itu dengan kain" lanjut sang bhikkhu
"Mayat itu adalah gadis yg menjadi mantan pacar anda sekarang"
"Dan orang yg menikah dengan gadis itu sekarang adalah orang yg dulu menguburkan mayat gadis itu"
Mengertikah anda makna dari cerita diatas?
kalo ga disakiti apa ada cara lain ? bukan cewe itu yg menyakiti anda tp pikiran dan perasaan anda sendiri yg dipegaruhi oleh situasi. jika pikiran anda seimbang apapun yg dilakukan org dihadapan anda, anda tidak akan merasa itu menyakiti.50% setuju cc,,,,,50% lagi masih blm bs terima,,,,harusnya mereka bs berpisah dgn baik2,,bukan pas hari h mo merid,,,^^
klo kasus nya gtu, polisi kriminal jodohnya paling banyak krn sering nemuin mayat2, cilakanya klo mayat nya banci jd2an... apa ga brabe tu bakal jodohnya adalah banci ;Dkecocokan kamma tu kek gmn ya kk ,,, trims ^^
aa pribadi punya pandangan ada 2 sebab seseorang berjodoh : tekat masa lalu dan kecocokan kamma. masalah perceraian, sebabnya adalah ada nya rasa tidak suka (ketidakcocokan) terhadap prilaku/sikap/status/penampilan pasangan maupun faktor dr keluarga yg berkembang menjadi ketidakcocok...
agar bisa berjodoh lagi dalam kehidupan mendatang, konon harus memenuhi 4 syarat sama antara kedua belah pihak sbb:
1. sama cagga (kedermawanan)
2. sama sila (moralitas)
3. sama saddha (keyakinan)
4. sama panna (kebijaksanaan)
sekedar share aja nih...
istri aa beda sadha loh, aa tung tung cep ke patung, istri aa merem2 n komat kamit di kayu salib... tp jodoh...
panna ? pasti dah beda, aa bicara realitas, istri aa bicara iman... sila ? jangan ditanya dah... seminim2 nya aa jalankan 5 sila, lah orang yg percaya kayu salib jalankan 10 perintah babe... tp jodoh...
klo di cerita dr awal, nurut aa krn ada faktor kecocokan dalam beberapa hal... bs jd karena ikatan kamma masa lampau... sapa yg tau jelas masalah ini ? ya mereka yg punya kemampuan untuk melihat kerja kamma antara aa ma istri aa...
unik nya yg bs jawab hal2 gini cm dibuddhism, klo di samawi simple jawabnya, ya karena uda di atur ma gusti babe... lah klo pasangan ok ok sih ga masalah, tp klo pasangannya bermasalah camana tu ? gusti babe salah pilih ? ;D
yuk. kalau jawabannya "kamma" berres sudah semua masalah di muka bumi ini.Setuju dengan guyonan ini,
wakakkaka
tanya nh,,,kira2 karma apa yg menyebabkan seseorang tidak memiliki jodoh dan karma apa yg menyebabkan prceraian? :) sie2
pengetahuan ini hanya dimiliki oleh Sammasambuddha
Kenapa segala sesuatunya harus dikorelasikan ama yang lampau-lampau ?karena manusia sejak kecil senang mendengar "dongeng". dan senang di "nina-bobo kan"
Sehingga dengan gampangnya dijawab.... "kamma-nya ga nyambung" :hammer:
ad yg bingung kk ,,kan co yang nutupin pake kain bole di bilang berbuat baik lah ke ce ini,,,tp kok balasannya malah di tingggalkan/ disakiti oleh si ce ini,,,,,..? ^^
klo kasus nya gtu, polisi kriminal jodohnya paling banyak krn sering nemuin mayat2, cilakanya klo mayat nya banci jd2an... apa ga brabe tu bakal jodohnya adalah banci ;D
aa pribadi punya pandangan ada 2 sebab seseorang berjodoh : tekat masa lalu dan kecocokan kamma. masalah perceraian, sebabnya adalah ada nya rasa tidak suka (ketidakcocokan) terhadap prilaku/sikap/status/penampilan pasangan maupun faktor dr keluarga yg berkembang menjadi ketidakcocok...
karena manusia sejak kecil senang mendengar "dongeng". dan senang di "nina-bobo kan"
sehingga ia tak akan pernah tersadar.
bro DragonHung,Numpang jawab.
nyari pacar sebenarnya gak sulit, tinggal berbuat baik pada mayat sih cewek!
nah gimana mendptkan cewek yg manis, baik dan cantik ?
kalau menolong lebih dari satu cewek apakah bisa "berabe/kacau/poligami" nanti ?
yg menarik bagi saya adalah, siapakah bhikkhu yg menceritakan kisah itu dalam episode bungkus dan kubur mayat itu? apakah bhikkhu itu menceritakan kisah fiksi atau memory dari pengalaman yg ia alami langsung?Untuk mencaritahu bhikkhunya, harus selidik dulu (atau bisa juga interogasi bro DragonHung langsung). Untuk mengetahui apakah fiksi atau kekuatan bathin, ini yang susah. Harus punya kemampuan lebih dari bhikkhu itu (atau pakai mesin tes kejujuran).
Untuk mencaritahu bhikkhunya, harus selidik dulu (atau bisa juga interogasi bro DragonHung langsung). Untuk mengetahui apakah fiksi atau kekuatan bathin, ini yang susah. Harus punya kemampuan lebih dari bhikkhu itu (atau pakai mesin tes kejujuran).
bukan begitu, maksud saya, dalam kisah itu ada 3 orang pemeran, si mayat wanita, pria pembungkus, dan pria pengubur, ketiga orang ini sudah teridentifikasi, jadi apakah ada pemeran lain sebagai penonton yg lupa dimasukkan dalam script, yg kemudian pada kehidupan sekarang menjadi bhikkhu penutur?
saya jadi teringat saudari metta yang katanya indigo
beliau waktu di bandung (pada saat seminar) juga bisa "melihat" kehidupan lampau orang lain dan menceritakan kembali ke orang tersebut (dalam hal ini dia tidak terlibat dlm kisah lampau org tersebut)
Setuju dengan guyonan ini,
Tidak seharusnya kamma menjadi setan (seperti versi samawi)
Tidak seharusnya kamma menjadi tuhan
dan tidak seharusnya kamma definisi kamma melebar terlalu jauh sampai kekehidupan yang lalu.
Saya kira kamma juga termasuk apa yang terjadi pada saat ini.
Mengapa tidak memiliki jodoh ?
Mungkin, dikarenakan kurangnya teknik sosialisasi
Mengapa cerai ?
Mungkin, dikarenakan tidak ada lagi kecocokan antara keduanya.
Kenapa segala sesuatunya harus dikorelasikan ama yang lampau-lampau ?
Sehingga dengan gampangnya dijawab.... "kamma-nya ga nyambung" :hammer:
bukan begitu, maksud saya, dalam kisah itu ada 3 orang pemeran, si mayat wanita, pria pembungkus, dan pria pengubur, ketiga orang ini sudah teridentifikasi, jadi apakah ada pemeran lain sebagai penonton yg lupa dimasukkan dalam script, yg kemudian pada kehidupan sekarang menjadi bhikkhu penutur?Oh... ;D Mungkin di 'jaman dulu' juga jadi bhikkhu yang memimpin upacara penguburan?
yg jadi masalah, semua orang yg punya imajinasi bisa menceritakan hal tersebut dan tidak ada cara untuk membuktikannyaCerita beginian memang tidak perlu ditanggapi dengan 'iman', tapi hanya sebagai gambaran saja. Yang saya prihatin, biasanya kalau 'Buddha' yang omong (tertulis di sutta), oleh Umat Buddha langsung dipercaya walau betapa anehnya pun cerita itu; tapi kalau orang lain omong (apalagi kalau bukan Buddhis), langsung berubah jadi skeptis. Padahal kalau balik lagi ke Kalama Sutta, kedua nilai tersebut sama. Sama-sama belum bisa diselidiki dan tidak boleh dipercaya begitu saja.
Oh... ;D Mungkin di 'jaman dulu' juga jadi bhikkhu yang memimpin upacara penguburan?
Cerita beginian memang tidak perlu ditanggapi dengan 'iman', tapi hanya sebagai gambaran saja. Yang saya prihatin, biasanya kalau 'Buddha' yang omong (tertulis di sutta), oleh Umat Buddha langsung dipercaya walau betapa anehnya pun cerita itu; tapi kalau orang lain omong (apalagi kalau bukan Buddhis), langsung berubah jadi skeptis. Padahal kalau balik lagi ke Kalama Sutta, kedua nilai tersebut sama. Sama-sama belum bisa diselidiki dan tidak boleh dipercaya begitu saja.
Yang bisa kita ambil adalah moral cerita, bukan kebenarannya.
Setuju dengan bro Kaynin, yang penting moral ceritanya.
Menurut teman sih, sumbernya dari buku " Hidup senang Mati tenang " Ajahn Brahm halaman 20 ... mengingat kehidupan lampau
Saya sendiri belon konfirmasi karena bukunya masih diincar2 dari bursa vihara.
lebih tepatnya halaman 24, tp tak ada cerita di atas...hanya membahas bagaimana org bisa mengigat kehidupan lampau, dgn jhana2
Cerita beginian memang tidak perlu ditanggapi dengan 'iman', tapi hanya sebagai gambaran saja. Yang saya prihatin, biasanya kalau 'Buddha' yang omong (tertulis di sutta), oleh Umat Buddha langsung dipercaya walau betapa anehnya pun cerita itu; tapi kalau orang lain omong (apalagi kalau bukan Buddhis), langsung berubah jadi skeptis. Padahal kalau balik lagi ke Kalama Sutta, kedua nilai tersebut sama. Sama-sama belum bisa diselidiki dan tidak boleh dipercaya begitu saja.
Yang bisa kita ambil adalah moral cerita, bukan kebenarannya.
ketika ingin membeli buku, saya dan ternyata banyak orang lain juga punya kebiasaan untuk melihat siapa penulis buku itu. jika ada buku komputer yg ditulis oleh seorang ahli komputer, dan ada buku komputer yg ditulis oleh seorang insinyur pertanian, maka saya tentu memilih yg pertama.Jika berkenaan dengan yang ilmiah, saya lebih memilih melihat isi bukunya apakah dalam hal yang saya ketahui sebagai benar, buku itu menulis dengan benar. Jika ya, berarti buku itu cukup terpercaya tanpa peduli siapa pengarangnya.
saya tidak bisa menangkap suatu moral cerita dari cerita yg tidak benar. sehubungan dengan kisah di atas, apakah benar bahwa orang itu adalah si pembungkus mayat wanita itu 'dulu'? kalau ternyata kenyataannya tidak demikian, moral apa yg didapat dari cerita itu?Kisah (penutupan & penguburan jasad) di atas, dari segi nilai 'kebenaran' tidak ada bedanya dengan kisah di Jataka, karena tidak bisa kita buktikan. Yang saya maksud adalah kisah tersebut adalah sebuah penyampaian 'pelajaran kamma' dalam format cerita. Tidak semua orang cocok dengan 'pelajaran kamma' dalam struktur seperti: 'berdasarkan waktu berbuah ada 4... berdasarkan berat-ringan...' tapi lebih cocok dengan suatu pengandaian atau lewat cerita.
Jika berkenaan dengan yang ilmiah, saya lebih memilih melihat isi bukunya apakah dalam hal yang saya ketahui sebagai benar, buku itu menulis dengan benar. Jika ya, berarti buku itu cukup terpercaya tanpa peduli siapa pengarangnya.
Jika berkenaan dengan yang tidak ilmiah, maka saya menilainya semua sama rata. Yang saya pilih tentu yang pola pikirnya sesuai dengan pola pikir saya juga.
Kisah (penutupan & penguburan jasad) di atas, dari segi nilai 'kebenaran' tidak ada bedanya dengan kisah di Jataka, karena tidak bisa kita buktikan. Yang saya maksud adalah kisah tersebut adalah sebuah penyampaian 'pelajaran kamma' dalam format cerita. Tidak semua orang cocok dengan 'pelajaran kamma' dalam struktur seperti: 'berdasarkan waktu berbuah ada 4... berdasarkan berat-ringan...' tapi lebih cocok dengan suatu pengandaian atau lewat cerita.
Saya cerita sedikit. Ada seorang teman kantor yang mirip dengan anak kecil dalam artian negatif*. Suatu ketika ia komplain pada saya karena mentraktir teman lain dua kali di depan mata dia, sementara tidak pernah memberikan 'oleh-oleh' apapun ke dia. Kalau saya ngoceh hubungan sebab-akibat, apalagi sampai hukum kamma, saya tahu dia tidak akan paham. Paham secara bahasa, tapi tidak secara maknanya. Maka saya bilang bahwa traktir yang satu untuk balasan kripik yang diberikan, lalu traktir yang satu lagi balasan kwetiau yang ia (yang saya traktir) berikan untuk saya juga. Otomatis dia sadar bahwa memang hubungan manusia itu sebab dan akibat, dan dia sadar bahwa memang dia sendiri dalam hal kecil tidak pernah 'berdana' pada saya.
Di sini apakah betul saya dulu ditraktir oleh teman lain itu ataukah cuma "cerita bo'ongan", siapapun juga tidak ada yang tahu, kecuali saya dan orang yang traktir (itupun kalau dia ingat). Terlepas dari benar/tidaknya, suatu 'makna' yang mau saya sampaikan itu akhirnya bisa tersampaikan.
Dalam kisah penutupan & penguburan jasad, juga tidak diketahui apakah benar atau fiksi, tapi itu mengingatkan satu hal bahwa akibat dari masa lampau berpengaruh juga pada masa sekarang. Bisa juga kita sekarang telah melakukan hal yang benar, namun tetap tidak bisa menghindari akibat buruk dari masa lampau (seperti kisah Isidasi Theri), jadi tidak perlu mencari kesalahan atau menyalahkan diri sendiri. Dari pandangan saya, si bhikkhu ini hanya menyampaikan pelajaran kamma lewat format cerita saja. Tidak lebih, tidak kurang.
tanya nh,,,kira2 karma apa yg menyebabkan seseorang tidak memiliki jodoh dan karma apa yg menyebabkan prceraian? :) sie2
Berjodoh sama siapa ? Kalau gak "milih-milih", kayaknya mudah dapat "jodooh"... kalau mau berjodoh sama artis sinetron, ini yang susah saya jawab-nya...
dalam hal membeli buku tentu kita cuma bisa melihat cover depan dan belakang buku itu, kecuali anda punya kebiasaan nongkrong sepanjang hari di toko buku untuk numpang baca.Kalau yang bisa dilihat cuma cover doang, maka itu termasuk 'tidak ilmiah' dan saya mungkin pilih yang covernya atau judulnya cocok dengan selera saya. :D Kalau bisa dilihat isinya, tentu tidak baca semuanya juga -kalau sudah baca semua, untuk apa juga dibeli?- tapi baca sepintas saja untuk lihat mutunya.
menyampaikan pelajaran kamma berjodoh dan cerai dengan cerita membungkus dan menguburkan mayat, yg agak kribo menurut saya, tentu akan lebih aman jika didahului dengan " ini kisah fiktif ...."Kalau segi 'kembung'-nya itu masalah kedekatan kamma. Maksudnya 'sedari doeloe' si cowok2 memang melakukan hal-hal yang kammanya lebih kuat (menguburkan) ketimbang si cowok1 (yang hanya menutup saja). Kalau di Jataka bahkan kadang lebih 'kribo' lagi karena bhikkhu yang dinasihati Buddha tidak ada dalam skenario, Buddha hanya menceritakan kelahiran lampaunya beliau saja untuk diambil moralnya.
Kalau segi 'kembung'-nya itu masalah kedekatan kamma. Maksudnya 'sedari doeloe' si cowok2 memang melakukan hal-hal yang kammanya lebih kuat (menguburkan) ketimbang si cowok1 (yang hanya menutup saja). Kalau di Jataka bahkan kadang lebih 'kribo' lagi karena bhikkhu yang diceritakan tidak ada dalam skenario, Buddha hanya menceritakan kelahiran lampaunya beliau saja untuk diambil moralnya.
Misalnya suatu ketika Buddha membaca pikiran dari 500 bhikkhu yang penuh nafsu di malam hari, memanggil Ananda untuk mengumpulkan mereka, lalu diceritakan Kumbhakara Jataka, tentang kehidupan Bodhisatta di masa lampau yang mendengar cerita dari 4 orang raja yang menjadi Pacceka-Buddha lalu menjadi petapa. Setelah menceritakan hal tersebut, maka 500 bhikkhu tersebut melepas pikiran nafsunya dan mencapai kesucian (tapi tidak diceritakan tingkat berapa).
Syair 355
XXIV. (11) Kisah Orang Kaya Yang Tidak Memiliki Anak
Suatu ketika, Raja Pasenadi dari Kosala datang untuk memberi hormat kepada Sang Buddha. Ia menjelaskan kepada Sang Buddha bahwa ia terlambat datang karena pada pagi hari itu seorang kaya telah meninggal dunia di Savatthi tanpa meninggalkan ahli waris, sehingga ia harus mengambil alih semua kekayaan orang itu. Raja berkata perihal orang itu, yang meskipun sangat kaya namun sangat kikir. Saat orang itu masih hidup, ia tidak pernah memberikan apapun sebagai ujud kemurahan hati. Ia menolak untuk membelanjakan uangnya bahkan untuk dirinya sendiri, dan karenanya, makan sangat hemat serta mengenakan pakaian dari kain yang kasar dan murah. Mendengar hal ini Sang Buddha menceritakan kepada raja serta para
pengiringnya tentang orang itu pada saat kehidupannya yang lampau. Dalam kehidupannya itu ia juga seorang kaya.
Suatu hari ketika seorang Paccekabuddha datang dan berdiri untuk berpindapatta di depan rumahnya. Ia berkata pada istrinya untuk mempersembahkan sesuatu kepada Paccekabuddha. Istrinya berpikir sangat
jarang suaminya memberi izin untuk memberikan sesuatu pada orang lain. Maka istrinya mengisi penuh mangkok beliau dengan makanan. Orang kaya tersebut sekali lagi bertemu dengan Paccekabuddha tersebut dalam perjalanan pulang ke rumah dan ia melihat pada mangkuk makanannya. Mengetahui bahwa istrinya
telah mempersembahkan makanan yang baik dalam jumlah banyak, ia berpikir, "Oh, bhikkhu ini hanya akan tidur nyenyak setelah makan enak. Akan lebih baik bila pelayan-pelayanku yang diberi makanan sebaik itu. Paling tidak, mereka akan memberiku pelayanan yang lebih baik." Dengan kata lain, ia menyesal bahwa ia telah menyuruh istrinya untuk mempersembahkan dana makanan pada Paccekabuddha.
Orang ini mempunyai seorang kakak yang juga kaya. Kakaknya hanya mempunyai satu orang anak lelaki. Karena iri hati atas kekayaan kakaknya, ia telah membunuh keponakannya yang masih muda dan karenanya mewarisi secara tidak sah kekayaan kakaknya setelah meninggal dunia.
Karena orang tersebut telah mempersembahkan dana makanan pada Paccekabuddha ia menjadi orang kaya dalam kehidupannya sekarang. Karena ia menyesal telah mendanakan makanan pada Paccekabuddha maka ia tidak punya keinginan untuk membelanjakan apapun bahkan untuk dirinya sendiri. Karena ia telah membunuh
keponakannya sendiri untuk mendapatkan kekayaan kakaknya ia telah menderita dalam alam neraka (niraya) selama tujuh kali kehidupan. Perbuatan buruknya telah berakhir sehingga ia terlahir kembali ke alam manusia. Tetapi di sini ia juga tidak melakukan perbuatan baik.
Raja kemudian berkata, "Bhante, meskipun ia telah hidup di sini dalam masa kehidupan seorang Buddha, ia tidak pernah mempersembahkan apapun kepada Sang Buddha maupun murid-muridnya. Sesungguhnya ia telah kehilangan kesempatan yang sangat baik, ia sangat bodoh."
Kemudian Sang Buddha membabarkan syair 355 berikut :
Kekayaan dapat menghancurkan orang bodoh, tetapi tidak menghancurkan mereka
yang mencari 'Pantai Seberang' (nibbana). Karena nafsu keinginan mendapatkan
kekayaan, orang bodoh menghancurkan dirinya sendiri, dan juga akan
menghancurkan orang lain.
nah ini dia yg saya maksudkan dari tadi, Sang Buddha selalu menceritakan kisah lampau di mana Beliau sendiri menjadi pemeran utamanya yg berarti Beliau memang mengetahui secara pasti tentang apa yang Beliau ceritakan, jadi bukan sbg kisah "katanya". sementara dalam kisah yg menjadi topik kita ini, tidak tampak jejak si penutur dalam kisah tersebut.Sebetulnya tidak juga. Seperti halnya menceritakan kisah lampau Maha-Moggallana sehingga harus dibunuh dengan kejam, Bodhisatta tidak ada dalam skenario.
sebenarnya bisa saja kisah di atas disebabkan karena profesi kedua laki2 itu, si pembungkus mayat kebetulan berprofesi sbg pedagang sayur di pasar, jadi secara spontan selalu bungkus membungkus, sementara si pengubur memang profesinya adalah penggali kubur, jadi apa yg mereka lakukan lebih bersifat spontan;D
kayaknya mikirnya terlalu jauh dan terlalu mistis..Seorang ibu melahirkan anak kembar. Bahkan sebelum anak itu bisa bicara, bisa berpikir dan memutuskan, si ibu tersebut ada kecenderungan lebih dekat kepada yang satu dan lebih jauh pada yang lain.
penyebab perceraian ya silakan lihat perbuatan pada kelahiran ini.. 8)
apakah cukup perhatian? apakah cukup kasih sayang? apakah cukup pengertian? ;D
Sebetulnya tidak juga. Seperti halnya menceritakan kisah lampau Maha-Moggallana sehingga harus dibunuh dengan kejam, Bodhisatta tidak ada dalam skenario.
;D
Ya, itu memang bisa jadi juga, siapa yang tahu? Seperti saya bilang, bukan masalah 'fakta'-nya, tapi pelajaran yang mau disampaikan. Bukan 'saya dulunya tukang sayur' yang ditangkap tapi 'ikatan kamma lampau saya mungkin memang lebih lemah.'
itu pun masih tidak apa2 bagi seorang Sammasambuddha yg memang memiliki pengetahuan itu.Kalau dalam jangkauan terbatas, sepertinya menembus pikiran (sekarang dan masa lampau) juga bisa dimiliki oleh yang bukan Samma Sambuddha. Spekulasi lagi, walaupun tidak diceritakan, belum tentu si bhikkhu tidak ada dalam skenario juga. Tapi itu semua tetap tidak bisa dibuktikan. Jadi saya tetap 'setia' pada pandangan semua cerita sama saja nilai 'kebenarannya' walaupun 'author'-nya Buddha atau orang biasa, tetap tidak bisa dibuktikan. Paling bisa dinilai kualitasnya saja apakah bermanfaat atau tidak.
tapi saya tidak melihat pelajaran bahwa penggali kubur memiliki ikatan yg lebih kuat dengan wanita itu daripada si tukang sayur, maksud saya dalam hal ikatan, kedua pria itu sama kuat dan sama lemahnyaMaksudnya kalau memang beneran 'tukang sayur' dan 'tukang gali kubur' yang hanya spontanitas dan rutinitas belaka? Sekarang bro Indra ini penerjemah. Apakah setiap melihat orang kesulitan menerjemahkan buku, bro Indra mempertimbangkan yang mana yang harus dibantu atau semua pukul rata langsung dibantu terjemahkan?
Kalau dalam jangkauan terbatas, sepertinya menembus pikiran (sekarang dan masa lampau) juga bisa dimiliki oleh yang bukan Samma Sambuddha. Spekulasi lagi, walaupun tidak diceritakan, belum tentu si bhikkhu tidak ada dalam skenario juga. Tapi itu semua tetap tidak bisa dibuktikan. Jadi saya tetap 'setia' pada pandangan semua cerita sama saja nilai 'kebenarannya' walaupun 'author'-nya Buddha atau orang biasa, tetap tidak bisa dibuktikan. Paling bisa dinilai kualitasnya saja apakah bermanfaat atau tidak.
Maksudnya kalau memang beneran 'tukang sayur' dan 'tukang gali kubur' yang hanya spontanitas dan rutinitas belaka? Sekarang bro Indra ini penerjemah. Apakah setiap melihat orang kesulitan menerjemahkan buku, bro Indra mempertimbangkan yang mana yang harus dibantu atau semua pukul rata langsung dibantu terjemahkan?wah, jangan sinis begitu ah, saya bukan seorang penerjemah, walaupun saya memang suka sekali menerjemahkan buku sebagai cara saya untuk mempelajari teks-teks Buddhis. di board "penerjemahan teks Buddhis" saya memang mencoba menjawab semua pertanyaan yg mampu saya jawab, tanpa pilih2.
Seorang ibu melahirkan anak kembar. Bahkan sebelum anak itu bisa bicara, bisa berpikir dan memutuskan, si ibu tersebut ada kecenderungan lebih dekat kepada yang satu dan lebih jauh pada yang lain.
Kalau 'tok' melihat dari kehidupan sekarang saja, tidak pakai 'mistis2an', kira-kira bro LC punya penjelasan apa?
Tips nyari Jodoh... 3B atau 5B
3B...
1. Berusaha
2. Berdoa
3. Bercermin
--
Kalau tips 3B dilakukan masih tidak bisa dapat jodoh, lakukan 2-B lanjutannya
4. Beli Baygon
5. BUNXX DIXX
sepertinya di sini yg diperlukan adalah pengetahuan mengenai hukum karma, bukan sekedar membaca pikiranBukan hukum kamma secara pasti, tapi masa lalu yang sepertinya berkaitan saja.
wah, jangan sinis begitu ah, saya bukan seorang penerjemah, walaupun saya memang suka sekali menerjemahkan buku sebagai cara saya untuk mempelajari teks-teks Buddhis.Kok sinis? ;D Menurut saya, bro Indra memang penerjemah yang bagus lho.
di board "penerjemahan teks Buddhis" saya memang mencoba menjawab semua pertanyaan yg mampu saya jawab, tanpa pilih2.Gimana kalau misalnya sedang browsing lalu melihat misalnya website Buddhis ada yang butuh diterjemahkan atau perlu dikoreksi, apakah bro Indra langsung spontan membantu menerjemahkan?
Gimana kalau misalnya sedang browsing lalu melihat misalnya website Buddhis ada yang butuh diterjemahkan atau perlu dikoreksi, apakah bro Indra langsung spontan membantu menerjemahkan?walaupun mau tapi tidak mungkin juga Bro, terhalang oleh birokrasi harus register, dll, jadi biarlah orang lain yg membantu
kok malah OOT?Bukan maksud OOT, tapi membahas bagaimana hal yang 'mistis' itu kadang dibutuhkan untuk penjelasan sesuatu yang
kan topiknya perceraian om KK.. 8)
walaupun mau tapi tidak mungkin juga Bro, terhalang oleh birokrasi harus register, dll, jadi biarlah orang lain yg membantuNah, itu maksud saya bahwa kadang apakah spontanitas ataupun benar2 niat, kalau tidak punya kedekatan kamma, maka susah untuk diwujudkan. Sebaliknya kalau memang ada kedekatan kamma, bisa saja terjadi apa yang sering kita bilang 'kebetulan'. 'Kebetulan' sekali yang lewat 'tukang gali kubur' yang itu, bukan yang lain. 'Kebetulan' pula dia lagi ga ada 'customer', jadi ada waktu buat pekerjaan sosial itu. 'Kebetulan' lagi hari itu tukang daging telat bangun jadi ga lewat sana. Coba kalau lewat sana setelah tukang daging, mungkin sudah di-kilo-in.
weleh2, pembahasan koq jd tukang sayur ama tukang gali kuburan...karena jika memang benar adanya, bagi yg tidak/sulit mendapatkan jodoh.
wkwkwkw....
:)) :)) :)) :)) :))
karma enak banget di jadiin kambing hitam ... , klo kita selingkuh tinggal bilang ama pasangan
"sorry coy itu udah karma u diselingkuhin , jd u harus instropeksi diri.. mgkn kelahiran lampau u berzinah dgn wanita lain , so jgn salahkan gw , salahkan diri loe sdr... " =))
:)) :)) :)) :)) :))Apa yang terjadi pada kita, boleh 'dilimpahkan' ke akibat dari kamma. Tapi apa yang kita lakukan sekarang, semua keputusan yang kita ambil adalah tanggung jawab kita sendiri. Cuma orang tolol tak bertanggungjawab yang bilang 'sudah kammanya gue mesti selingkuh.'
karma enak banget di jadiin kambing hitam ... , klo kita selingkuh tinggal bilang ama pasangan
"sorry coy itu udah karma u diselingkuhin , jd u harus instropeksi diri.. mgkn kelahiran lampau u berzinah dgn wanita lain , so jgn salahkan gw , salahkan diri loe sdr... " =))
:)) :)) :)) :)) :))
karma enak banget di jadiin kambing hitam ... , klo kita selingkuh tinggal bilang ama pasangan
"sorry coy itu udah karma u diselingkuhin , jd u harus instropeksi diri.. mgkn kelahiran lampau u berzinah dgn wanita lain , so jgn salahkan gw , salahkan diri loe sdr... " =))
Apa yang terjadi pada kita, boleh 'dilimpahkan' ke akibat dari kamma. Tapi apa yang kita lakukan sekarang, semua keputusan yang kita ambil adalah tanggung jawab kita sendiri. Cuma orang tolol tak bertanggungjawab yang bilang 'sudah kammanya gue mesti selingkuh.'
---
Sepertinya tidak banyak yang bisa menangkap maksud saya malah curiga pada arah 'mistisisme' dan spekulan kamma. Jadi saya cukup sampai di sini saja. Sepertinya memang tidak ada 'kedekatan kamma'. :D
Apa yang terjadi pada kita, boleh 'dilimpahkan' ke akibat dari kamma. Tapi apa yang kita lakukan sekarang, semua keputusan yang kita ambil adalah tanggung jawab kita sendiri. Cuma orang tolol tak bertanggungjawab yang bilang 'sudah kammanya gue mesti selingkuh.'
---
Sepertinya tidak banyak yang bisa menangkap maksud saya malah curiga pada arah 'mistisisme' dan spekulan kamma. Jadi saya cukup sampai di sini saja. Sepertinya memang tidak ada 'kedekatan kamma'. :D
Apa yang terjadi pada kita, boleh 'dilimpahkan' ke akibat dari kamma. Tapi apa yang kita lakukan sekarang, semua keputusan yang kita ambil adalah tanggung jawab kita sendiri. Cuma orang tolol tak bertanggungjawab yang bilang 'sudah kammanya gue mesti selingkuh.'Aku setuju ama kk kainyn kok....
---
Sepertinya tidak banyak yang bisa menangkap maksud saya malah curiga pada arah 'mistisisme' dan spekulan kamma. Jadi saya cukup sampai di sini saja. Sepertinya memang tidak ada 'kedekatan kamma'. :D
Aku setuju ama kk kainyn kok....
Tidak usa menyalahkan sapa yang salah, apakah yang berselingkuh ataupun diselingkuhin... Yang diselingkuhin mgkn itu memang akibat karma, (tapi bukan karma yang salah, tapi memang karma itu berbuah) kalo gak, kenapa saya uda setia tetap saja diselingkuhin? Selain karma, apa lagi jawaban yang lebih cocok?
saya tidak menolak bahwa ada hubungan kamma dalam kasus perceraian, tapi tidak perlu melihat terlalu jauh sampai kehidupan kelahiran sebelumnya.. itu terlalu mistis bagi saya..Mungkin terlalu 'mistis' bagi bro LC, tapi tidak terlalu mistis bagi orang yang telah merenung kejadian 1 minggu, 1 bulan, 1-5 tahun lalu dalam hidup ini tapi tidak mendapatkan kesalahan pada dirinya, namun tetap tidak berhasil dalam hubungan. Seperti bro LC, dalam hidup saya juga jarang terjadi hal-hal 'aneh' tersebut, biasanya memang ada 'penjelasan'-nya dalam hidup sekarang ini. Hanya saja, saya tidak selalu menggunakan sudut pandang diri sendiri untuk menilai kehidupan orang lain.
cukup melihat kejadian masa lampau pada kelahiran saat ini, yaitu: kemarin, 1 minggu yang lalu, 1 bulan yang lalu, 1 tahun yang lalu, atau 5 tahun yang lalu, dst.. ;)
saya turut prihatin, Sis. semoga next round lebih baik lagiBukan saya kk....cuma contoh aja....hehe....
Mungkin terlalu 'mistis' bagi bro LC, tapi tidak terlalu mistis bagi orang yang telah merenung kejadian 1 minggu, 1 bulan, 1-5 tahun lalu dalam hidup ini tapi tidak mendapatkan kesalahan pada dirinya, namun tetap tidak berhasil dalam hubungan. Seperti bro LC, dalam hidup saya juga jarang terjadi hal-hal 'aneh' tersebut, biasanya memang ada 'penjelasan'-nya dalam hidup sekarang ini. Hanya saja, saya tidak selalu menggunakan sudut pandang diri sendiri untuk menilai kehidupan orang lain.O ya, kk lex chan n landy chua sama2 LC yak...cocok jg nih ^-^
Kalau ada waktu, coba baca kisah Isidasi Theri.
Aku setuju ama kk kainyn kok....:D Thx.
Tidak usa menyalahkan sapa yang salah, apakah yang berselingkuh ataupun diselingkuhin... Yang diselingkuhin mgkn itu memang akibat karma, (tapi bukan karma yang salah, tapi memang karma itu berbuah) kalo gak, kenapa saya uda setia tetap saja diselingkuhin? Selain karma, apa lagi jawaban yang lebih cocok?Sebetulnya saya sudah singgung sebelumnya. Normalnya, kita memang selalu cari alasan yang relevan, logis dan ilmiah. Kadang kita tidak jeli dalam hal ini sehingga sedikit-sedikit nyerempet kamma atau 'kambing hitam' lain apapun jenisnya. Tapi kadang juga sudah dicari, tapi memang tidak ada penjelasan yang logisnya, maka itulah orang terdorong untuk mencari jawaban di luar sains.
Menurut saya, tidak semua kondisi yang kita alami adalah akibat dari karma masa kehidupan lampau. Tidak semua ikatan suami istri yang terjadi sekarang adalah akibat dari kesamaan moralitas, kebijaksanaan, kedermawanan, dan keyakinan, pada kehidupan lalu. Napsu (dalam konteks yang luas) pada masa kehidupan sekarang pun bisa membentuk ikatan tersebut. Dan tidak heran jika ada ikatan yang memang tidak ada kesamaan dan potensi putusnya ikatan tersebut juga besar. Dan bisa jadi ini adalah ikatan untuk pertama kali bagi pasangan tersebut dari keseluruhan kehidupan mereka. Nah, apakah nanti ikatan ini mau dilanjutkan atau tidak, Sang Buddha telah menunjukkan jalannya. Jika ingin dilanjutkan maka harus ada pembinaan batin masing-masing individu pasangan tersebut dalam ikatan yang sekarang terjalin.
Aku setuju ama kk kainyn kok....
Tidak usa menyalahkan sapa yang salah, apakah yang berselingkuh ataupun diselingkuhin... Yang diselingkuhin mgkn itu memang akibat karma, (tapi bukan karma yang salah, tapi memang karma itu berbuah) kalo gak, kenapa saya uda setia tetap saja diselingkuhin? Selain karma, apa lagi jawaban yang lebih cocok?
salahkan pilihan mu.... kan kmu juga yg milih dia jd pasangan mu.. dan kurang pandai observasiDah bilang jaman dulu org jarang pacaran... tp lebih ke dijodohkan.... Mgkn kk bilang salahkan kenapa memilih menerima perjodohan itu? Sy no comment lg deh..hehe..... Kasian kalo org uda dikasarin kita bilang salahmu sendiri kenapa pilih dia...Pasti hati nya lebih tenang kalo kita bilang terima aja ya, sabar aja, mgkn kehidupan lalu km pernah berbuat kesalahan...yang penting skrg dia uda berubah... :'(
Dah bilang jaman dulu org jarang pacaran... tp lebih ke dijodohkan.... Mgkn kk bilang salahkan kenapa memilih menerima perjodohan itu? Sy no comment lg deh..hehe..... Kasian kalo org uda dikasarin kita bilang salahmu sendiri kenapa pilih dia...Pasti hati nya lebih tenang kalo kita bilang terima aja ya, sabar aja, mgkn kehidupan lalu km pernah berbuat kesalahan...yang penting skrg dia uda berubah... :'(
Hahha... bs aja sis landy :))
Bole jg tuh... Mana kk sacheng... Ngom2 kk comel kok da lama ga keliatan ya? Pintar merangkai kata2 jg kayanya ◦°◦нeнeнeнe◦°◦ ...
nih cari sacheng atau comel.... :'( :'( :'( :'(hahahaha
jangan terlalu sering buat orang GR lhoooooo, punya kasihan dikit dehhhh
Menurut Buku Pathana (abhidhamma), bahwa ada 24 penyebab (paccaya) atas terjadi-nya suatu fenomena, dan Kamma (phala/vipaka) adalah salah satu dari 24 paccaya itu.
Benar, Sdr. Dilbert, bahwa ada 24 penyebab (paccaya) atas terjadinya suatu fenomena, dan kamma dan vipaka adalah dua dari 24 paccaya itu, namun saya tidak melihat (membaca) bahwa kamma dan vipaka yang dimaksud adalah harus kamma dan vipaka dari kehidupan masa lampau.
Jadi dalam apa yang saya sampaikan, saya tidak menepis keberadaan kamma dan vipaka, tetapi menepis pandangan mengenai keharusan adanya kamma dan vipaka dari kehidupan masa lampau terhadap kondisi yang dialami sekarang.
tapi kehidupan lampau juga dapat bermakna kemarin atau tahun lalu
Ya maksudnya kehidupan sebelum kita lahir pada masa sekarang ini dengan nama dan rupa yang bertahan sekarang. Singkatnya, kala waktu dalam pengertian umum, bukan Buddhis, Dewa Indra. _/\_
Hahha... bs aja sis landy :))
Bole jg tuh... Mana kk sacheng... Ngom2 kk comel kok da lama ga keliatan ya? Pintar merangkai kata2 jg kayanya ◦°◦нeнeнeнe◦°◦ ...
Dah bilang jaman dulu org jarang pacaran... tp lebih ke dijodohkan.... Mgkn kk bilang salahkan kenapa memilih menerima perjodohan itu? Sy no comment lg deh..hehe..... Kasian kalo org uda dikasarin kita bilang salahmu sendiri kenapa pilih dia...Pasti hati nya lebih tenang kalo kita bilang terima aja ya, sabar aja, mgkn kehidupan lalu km pernah berbuat kesalahan...yang penting skrg dia uda berubah... :'(
wah ada yang kangen sama saya :-[.Gmn caranya tuh boleh dishare? Jadi masa org menghibur ga bole menenangkan, jadi malah membuat merasa bersalah? Orang kan wataknya beda2, menurutku, ad orang yang keras kepala lebih dari batu, ampe dibilang seperti apapun tidak akan mau peduli, dan itu sudah saya alami... Semua keinginannya harus dipenuhi dan ga ada yang boleh melawannya..... Saya sendiri sudah bosan menasehatinya... Proses berubahnya ampe memerlukan waktu 20 tahun.... itu pun baru setengah berubah aja.... Ada cara ga bagaimana membuat orang bertobat? Mohon di share.....
hati tenang untuk apa nona yenyen, kalo ketenangan itu cuma sekejap saja ;D.
coba belajar sama mamanya koko landy, bagaimana berusaha membimbing suaminya yang suka berjudi, menjadi tidak berjudi lagi ;D.
itu yang harus dilakukan oleh umat buddha menurut saya, selalu berusaha ;D.
buah kamma masa lalu itu hanya mempengaruhi sebagian saja dari hidup kita saat ini, sebagian lagi (bahkan sebagian besar) sisanya ditentukan dari usaha kita saat ini ;D
OOT ya..comel br kelar uposathanya?
Gmn caranya tuh boleh dishare? Jadi masa org menghibur ga bole menenangkan, jadi malah membuat merasa bersalah? Orang kan wataknya beda2, menurutku, ad orang yang keras kepala lebih dari batu, ampe dibilang seperti apapun tidak akan mau peduli, dan itu sudah saya alami... Semua keinginannya harus dipenuhi dan ga ada yang boleh melawannya..... Saya sendiri sudah bosan menasehatinya... Proses berubahnya ampe memerlukan waktu 20 tahun.... itu pun baru setengah berubah aja.... Ada cara ga bagaimana membuat orang bertobat? Mohon di share.....
Bukan menasehati 20thn, tapi proses berubahnya hehehe....
Sang Buddha menyadarkan Ibu itu bagaimana caranya? Saya juga berusaha menyadarkan kok dengan cara blg kalo proses karma.... Masa bilang itulah, napa dulu mama pilihnya yg itu sih...blablabla.... Sy cuma bilang kdg orang berjodoh karena karma...bisa jadi mama papa, sodara, ada kesamaan karma... gt deh.... hehe.....
Intinya memang aku setuju karma ga harus dari kehidupan lalu kok....Tapi dr kehidupan lalu ato kehidupan sekarang org bersangkutanlah yang tau.... Hehe.....
saya lupa ceritanya ;D, kalo ngak salah ibu itu disuruh mengumpulkan apa gitu dari setiap rumah yang anggota keluarganya tidak pernah mengalami kematian ;D. akhirnya si ibu tidak bisa mengumpulkan apa-apa dan sadar bahwa usaha dia untuk menghidupkan si anak adalah sia-sia ;D. kurang lebih begitu ;D, kalo saya ketemu ceritanya ntar saya post lagi ;D.Setuju hehe.... Selain penyebab juga solusi.... Cuma topik threadnya kan cuma penyebab....hoho....
nona yenyen terlalu memikirkan masa lampau, dengan menjelaskan karma masa lalunya, kalo saya yang jadi korban, saya lebih suka diberi petunjuk penyelesaiannya ;D. misalnya diberi petunjuk untuk melalui sarana mediasi ;D, dikenalin sama orang yang berkompeten untuk membantu urusan-urusan seperti itu ;D, atau diberi nasihat untuk melakukan ini atau itu biar sedikit demi sedikit si suami bisa sadar ;D.
Alkisah Kisa Gotami beranakkan satu putra namun kemudian anak itu mati. Dalam sedihnya, dia membawa jenazah putranya itu ke tetangga-tetangganya minta diberi obat-obatan. Melihat hal itu, mereka berkata, “Dia telah kehilangan indra keenamnya. Anaknya sendiri mati.”
Akhirnya, Kisa Gotami bertemu dengan seseorang yang berkata: “Tiada padaku obat-obatan seperti yang kau minta untuk anak-mu tetapi aku mengetahui seorang dokter yang dapat membantumu.”
Kisa Gotami mengadu di hadapan Buddha sambil menangis. “Tuan dan Guru, sudilah berikan kepadaku obat penyembuhan anakku ini.”
Sang Buddha menjawab: “Aku memerlukan segenggam biji wijen.” Tak terkira hatinya mendengar hal itu seraya berjanji akan membawanya dengan segera. Sabda Sang Buddha lagi: “Biji-biji itu harus diambil dari sebuah rumah yang tidak pernah mengalami kehilangan anak lelaki, suami, istri atau sahabat.”
Kisa Gotami yang malang kini mengetuk dari pintu ke pintu sehingga orang-orang merasa kasihan dengannya dan berkata: “ini, ambillah!” Tetapi ketika ia bertanya, “Pernahkah ada anak laki-laki, suami, istri, atau teman mati dirumahmu?” Mereka menjawab: “Aduh, kami yang hidup hanya sedikit, tapi yang mati sudah banyak jumlahnya. Jangan mengingatkan kami lagi pada perisitwa-perisitwa yang sangat menyedihkan itu.” Begitulah, tidak ada rumah yang steril dari kematian.
Kisa Gotami gelisah dan putus asa. Duduklah dia di pinggir jalan sambil menatap lampu-lampu yang berkelap-kelip tiada hentinya. Perlahan namun pasti, kegelapan akhirnya menyelimuti seisi kota. Kisa Gotami merenungkan nasib manusia, betapa mereka hidup dan kemudian mati. Timbul dalam hatinya: “Betapa kesedihan membangkitkan egosime dalam hatiku! Kematian adalah lumrah bagi semua orang; namun dalam lembah kesepian ini ada jalan yang membimbing dia yang telah menanggalkan segala egosentrisme menuju keabadiaan.”
Dalam terang ini, Kisa Gotami merelakan kepergian anaknya dan menguburnya di tengah hutan. Setelah itu, ia kembali ke hadapan Buddha dan menjadikan Buddha tempat pengungsian dan menemukan kedamaian hati dalam Dharma, yaitu obat pelipur dan penyembuh segala hati yang meradang dalam luka dan duka.
Sabda sang Buddha:
“Hidup manusia di dunia ini penuh kesusahan, singkat dan becampur dengan penderitaan. Karena itu, tak seorangpun mampu menghindar dari kematian. Setelah mencapai usia lanjut, sang Kematian bakal mengetuk rumahmu. Begitulah yang harus terjadi dalam kehidupan segenap makhluk hidup.”
Seperti halnya buah-buah matang di pohon yang setiap saat bisa jatuh ke tanah, begitu juga manusia sejak lahirnya selalu dibayangi bahaya kematian.
Seperti halnya setiap barang-barang buatan manusia yang suatu saat pasti akan pecah, begitu juga kehidupan manusia.
Baik yang muda maupun yang tua, yang bodoh dan pinar, semuanya jatuh dalam kekuasaan kematian; semuanya pasti mati.
Seorang ayah tidak akan sanggup menyelamatkan anak, kerabat atau para sahabatnya yang meninggal dunia itu.
Camkan baik-baik! Sementara kaum kerabat sedang larut berkabung, satu per satu manusia di giring seperti seekor sapi yang digiring ke rumah jagal.
Jadi, dunia memang ditakdirkan bersama kematian dan pembusukan. Oleh karena itu, orang bijak tidak akan larut dalam perkabungan karena mengetahui hal ini. Bukan karena sedu-sedan tangisan atau jeritan pedih dia mendapatkan kedamaian hati. Sebaliknya, penderitaannya akan kian bertambah dan tubuhnya akan kian menderita. Ia justru akan tampak pucat dan sakit-sakitan padahal yang mati tetap terbaring tinggal jasad kaku.
Orang meninggalkan dunai ini untuk selama-lamanya dan nasib mereka selanjutnya tergantung pada setiap perbuatan mereka semasa hidup.
Jika seseorang hidup hingga 100 tahun atau bahkan lebih, dia toh akan dipisahkan dari para kerabatnya dan meninggalkan dunia tanpa kembali lagi.
Dia yang telah mementangkan tali busur jiwanya dan hidup dalam kebeningan akan mendapatkan ketenangan batin. Dia yang telah mengatasi semua penderitaan akan bebas dari penderitaan dan diberkati.
Sumber : http://www.reocities.com/bbcid.geo/cerita5.html
ikut nimbrung...
kk Comel, saya setuju dengan memberi nasehat alih-alih memberi penghiburan. Tetapi ketika kebijaksanaan kita masih belum cukup untuk menyadarkan orang, bagusnya apa yang kita lakukan? Karena saya rasa nasehat umum, pasti sudah didengarnya berkali-kali. Apa bedanya nasehat kita dengan nasehat orang lain yang berikan kepadanya. Hanya mengulangi kata-kata yang sama saja....
Salahkah sy jika sy mencintai seorang janda anak satu ber agama muslim?
Tolong ksh masukan...
Tapi dr kehidupan lalu ato kehidupan sekarang org bersangkutanlah yang tau.... Hehe.....
Salahkah sy jika sy mencintai seorang janda anak satu ber agama muslim?
Tolong ksh masukan...
dari mana orang itu tau? emangnya bik indah tau soal kehidupan sekarang dan kehidupan lalu bik inah?Karma penyebab orang bercerai/tidak cocok kan biasanya krn melanggar sila 3, kalo di keh ini gak merasa melanggar sila 3 tp jodohnya gak baik, mgkn dr kehidupan lalu...gitu kali yah?
Karma penyebab orang bercerai/tidak cocok kan biasanya krn melanggar sila 3, kalo di keh ini gak merasa melanggar sila 3 tp jodohnya gak baik, mgkn dr kehidupan lalu...gitu kali yah?
Salahkah sy jika sy mencintai seorang janda anak satu ber agama muslim?
Tolong ksh masukan...
tanya pendapat keluarga saja, tentu perlu mempertimbangkan perasaan mereka juga..
Hidup manusia di dunia ini penuh kesusahan, singkat dan becampur dengan penderitaan. Karena itu, tak seorangpun mampu menghindar dari kematian. Setelah mencapai usia lanjut, sang Kematian bakal mengetuk rumahmu. Begitulah yang harus terjadi dalam kehidupan segenap makhluk hidup
Tentu saja tdk setuju..... tp apakah mereka memikirkan perasaan saya? tentu saja tdk, yg mereka pikirkan hanya ras, suku dan agama.
wah susah jg ya..kalo saya boleh kasih saran: coba gunakan pikiran daripada perasaan..ini adalah pilihan hidup anda..tentu anda sudah tau konsekuensi dr pilihan anda sendiri...dan lagi pula ini bukan drama seri yang selalu berakhir bahagia. straight to the point, kalo lebih banyak merugikan mending jangan lah..Oleh sebab itu sy sampai saat ini sdg berpikir, di satu pihak sy tdk mau menyakiti perasaan orang tua, tp apakah sy hrs menyakiti perasaan sy sendiri? apa sy harus merelakan dan memutuskan hubungan ini? Sy sendiri sdh berdiskusi dgn sih doi dia merasa bukan agama jadi permasalahannya melainkan ras dan suku, Apakah buddha pernah mengajarkan agar kita tdk boleh mencintai seseorang dari ras,suku dan agama? Jika tdk mengapa pemikiran tsb msh selalu ada....
Oleh sebab itu sy sampai saat ini sdg berpikir, di satu pihak sy tdk mau menyakiti perasaan orang tua, tp apakah sy hrs menyakiti perasaan sy sendiri? apa sy harus merelakan dan memutuskan hubungan ini? Sy sendiri sdh berdiskusi dgn sih doi dia merasa bukan agama jadi permasalahannya melainkan ras dan suku, Apakah buddha pernah mengajarkan agar kita tdk boleh mencintai seseorang dari ras,suku dan agama? Jika tdk mengapa pemikiran tsb msh selalu ada....
kita hdp di lingkungan bermasyarakat..tidak bisa lepas dr pemikiran2 seperti demikian..saya rasa anda harus berpikir bijak di sini..tidak semua keinginan kita di dunia ini dapat tercapai..
saya ingin balik bertanya: apabila anda menikahi dia, apakah yakin kalian akan hidup bahagia? apakah anda sendiri bisa tahan dengan gosip2 miring tetangga? atau pergunjingan dr keluarga anda? atau hal2 lain yang akan menyusahkan hidup kalian kelak?
memang perasaan anda sedemikian kuat sekarang...tapi yg saya kuatirkan adalah perasaan anda bisa "menipu" (panas2 taek ayam istilah kasarnya; istilah buddhismenya anicca) ..dan kalo begitu siapa yang rugi? anda rugi, dia lebih rugi..
kata orang: "mencintai bukan harus memiliki" , "tidak ada yang bisa menggantikan orang tua di dunia ini"
Sy orangnya tdk pernah mendengarkan apa kata orang toh apa yg bisa mereka berikan? tdk ada. "tidak ada yang bisa menggantikan orang tua di dunia ini" Kalimat ini yg membuat sy selalu berpikir bukan soal bahagia atau tdk nya, jika kita tdk mencoba bagaimana kita bisa tahu bahwa kita bahagia atau tdk. Blm tentu jodoh pilihan orang tua itu juga benar dan bagus.
kita hdp di lingkungan bermasyarakat..tidak bisa lepas dr pemikiran2 seperti demikian..saya rasa anda harus berpikir bijak di sini..tidak semua keinginan kita di dunia ini dapat tercapai..
saya ingin balik bertanya: apabila anda menikahi dia, apakah yakin kalian akan hidup bahagia? apakah anda sendiri bisa tahan dengan gosip2 miring tetangga? atau pergunjingan dr keluarga anda? atau hal2 lain yang akan menyusahkan hidup kalian kelak?
memang perasaan anda sedemikian kuat sekarang...tapi yg saya kuatirkan adalah perasaan anda bisa "menipu" (panas2 taek ayam istilah kasarnya; istilah buddhismenya anicca) ..dan kalo begitu siapa yang rugi? anda rugi, dia lebih rugi..
kata orang: "mencintai bukan harus memiliki" , "tidak ada yang bisa menggantikan orang tua di dunia ini"
Blm tentu jodoh pilihan orang tua itu juga benar dan bagus.bagaimana kalau pilihan ortu sedikit lebih baik, apakah akan pindah ?
kita hdp di lingkungan bermasyarakat..tidak bisa lepas dr pemikiran2 seperti demikian..saya rasa anda harus berpikir bijak di sini..tidak semua keinginan kita di dunia ini dapat tercapai..
saya ingin balik bertanya: apabila anda menikahi dia, apakah yakin kalian akan hidup bahagia? apakah anda sendiri bisa tahan dengan gosip2 miring tetangga? atau pergunjingan dr keluarga anda? atau hal2 lain yang akan menyusahkan hidup kalian kelak?
memang perasaan anda sedemikian kuat sekarang...tapi yg saya kuatirkan adalah perasaan anda bisa "menipu" (panas2 taek ayam istilah kasarnya; istilah buddhismenya anicca) ..dan kalo begitu siapa yang rugi? anda rugi, dia lebih rugi..
kata orang: "mencintai bukan harus memiliki" , "tidak ada yang bisa menggantikan orang tua di dunia ini"
kalau boleh tau ini diambil dari sutta sebelah mana ?
Oleh sebab itu sy sampai saat ini sdg berpikir, di satu pihak sy tdk mau menyakiti perasaan orang tua, tp apakah sy hrs menyakiti perasaan sy sendiri? apa sy harus merelakan dan memutuskan hubungan ini? Sy sendiri sdh berdiskusi dgn sih doi dia merasa bukan agama jadi permasalahannya melainkan ras dan suku, Apakah buddha pernah mengajarkan agar kita tdk boleh mencintai seseorang dari ras,suku dan agama? Jika tdk mengapa pemikiran tsb msh selalu ada....
anda sekarang bisa saja berkata bahwa anda tdk peduli dengan pergunjingan orang lain..tapi apakah bisa bertahan lama? who knows? bgmn dgn pasangan anda? apakah dia jg berwatak seperti anda? apakah anda yakin dengan menikahi dia akan membuat hdp keduanya bahagia atau menyengsarakan mengingat banyak begitu tekanan.? saya rasa anda sendiri yang bisa menjawabnyaMungkin benar yg anda katakan , sy hrs pikirkan perasaan mereka semua bukan memikirkan perasaan sy sendiri , ini yg sy harus memikirkannya, sakit memang rasanya, tp sy rela jika memang sy yg hrs merelakannya biarpun hati ini sakit rasanya. Sy tdk pernah mengenal kata CINTA karena itu hanya kiasan kalimat , tp sy lbh suka mengenal dr hati ke hati , jika hati sdh berpadu semuanya akan tenang dan damai di hati. Terima kasih atas masukannya. Kalimat anda yg ini sangat membuka pikiran saya.
kata orang: cinta itu buta , sepertinya memang bener ya..tapi apakah dengan cinta saja bisa cukup?
setubuh bro :)) btw kenapa sampai bawa2 taek ayam segala yak :))
ngambilnya dari kanan terus ke kiri bro :P
bukan dari pihak laki2 saja yang mempermasalahkan ras, dari pihak wanita pun sama ;D , apalagi lingkungan walau kita sudah membaur , tetap saja masih di persulit dan tidak di terima , mau jadi mualaf? heheheh...tetap saja tidak berpengaruh .. yang penting berpikir secara baik2 , dinginkan kepala, jangan hanya karena nafsu sesa'at malah menyesal belakangan.
benar tidak masalah nikah dengan janda (apalagi janda kembang :D ) coba renungkan, apakah itu cinta? atau hanya nafsu sesaat saja?
apakah sudah dipikirkan tentang anaknya? dia bawa anak 1 loh bro... ;D kalau misalnya bro bisa tetap benar2 menyayangi anak tersebut walau nantinya mempunyai anak yg murni dari bro sendiri apakah bisa? sanggut tidak mebedakan? apa sudha siap kalau sampai si anak tidak mengakui bro ayahnya?
nikah bukan cuma materi bro yg perlu, perasaan memang perlu tapi kalau sudah nikah itu jadi no2 . saran pikirkan, renungkan, seperti kata master... ikuti arus ^-^
Mungkin benar yg anda katakan , sy hrs pikirkan perasaan mereka semua bukan memikirkan perasaan sy sendiri , ini yg sy harus memikirkannya, sakit memang rasanya, tp sy rela jika memang sy yg hrs merelakannya biarpun hati ini sakit rasanya. Sy tdk pernah mengenal kata CINTA karena itu hanya kiasan kalimat , tp sy lbh suka mengenal dr hati ke hati , jika hati sdh berpadu semuanya akan tenang dan damai di hati. Terima kasih atas masukannya. Kalimat anda yg ini sangat membuka pikiran saya.
Berkumpul dengan yang tidak kita senangi merupakan penderitaan. Berpisah dengan yang dicintai merupakan penderitaan
sharing dikit bro, bagaimana bisa "kecantol" janda ini?Mula nya sy hanya memberikan ksh sayang layaknya seorang ayah untuk anaknya... karena saya merasa anak ini tdk layak di berikan kesedihan atas perbuatan ayahnya yg tdk bertanggung jawab.... sy menyanyangi dia dgn tulus tdk ada bermaksud untuk mendekati ibu nya... se iring waktu berjalan lama kelamaan kami berdua timbul rasa suka dan sayang , rasa suka dan sayang ini ada bukan karena keinginan untuk memiliki tp karena kedekatan, Klu laki-laki melihatnya pasti tertarik kok sama ibu nya , tp sy tdk tertarik karena memang dr awal sy tau biarpun sy tertarik tdk akan berjalan dgn baik. Intinya perasaan ini ada karena kedekatan bersama.
apakah dia janda kembang ? (yg amat cantik) ?
Mula nya sy hanya memberikan ksh sayang layaknya seorang ayah untuk anaknya... karena saya merasa anak ini tdk layak di berikan kesedihan atas perbuatan ayahnya yg tdk bertanggung jawab.... sy menyanyangi dia dgn tulus tdk ada bermaksud untuk mendekati ibu nya... se iring waktu berjalan lama kelamaan kami berdua timbul rasa suka dan sayang , rasa suka dan sayang ini ada bukan karena keinginan untuk memiliki tp karena kedekatan, Klu laki-laki melihatnya pasti tertarik kok sama ibu nya , tp sy tdk tertarik karena memang dr awal sy tau biarpun sy tertarik tdk akan berjalan dgn baik. Intinya perasaan ini ada karena kedekatan bersama.
Mula nya sy hanya memberikan ksh sayang layaknya seorang ayah untuk anaknya... karena saya merasa anak ini tdk layak di berikan kesedihan atas perbuatan ayahnya yg tdk bertanggung jawab.... sy menyanyangi dia dgn tulus tdk ada bermaksud untuk mendekati ibu nya... se iring waktu berjalan lama kelamaan kami berdua timbul rasa suka dan sayang , rasa suka dan sayang ini ada bukan karena keinginan untuk memiliki tp karena kedekatan, Klu laki-laki melihatnya pasti tertarik kok sama ibu nya , tp sy tdk tertarik karena memang dr awal sy tau biarpun sy tertarik tdk akan berjalan dgn baik. Intinya perasaan ini ada karena kedekatan bersama.
kedekatan bersamaproses ini berlangsung berapa lama bro ? minggu, bulan, tahun ?
Jika memang semua sudah cocok/klop menurut anda. Kenapa harus terhalang karena status seorang janda atau ras? Anda tidak bergantung hidup pada orang tua ataupun tetangga anda bukan? Kalau tentang gunjingan, masuk telinga kanan keluar telinga kiri. Ada batas manusia itu capek dan bosan juga membicarakan hal itu terus menerus. Sebaik apapun manusia itu tetap saja jadi gunjingan.utk gujingan juga bisa sampai ke anak lho. maupun saudara/famili...
utk gujingan juga bisa sampai ke anak lho. maupun saudara/famili...Coba sebutkan apa yang akan jadi gunjingan orang?
bukan berlaku anda sendiri aja lho...
Klu untuk anaknya saya sangat sayang bro..... sy malah lbh dekat ke anak nya dr pd ke ibunya... Ayah itu hanya 1 tdk bisa di gantikan , sy tdk prnh mengharapkan dia memanggil sy ayah... karena ayah dia hanya 1 tak bisa tergantikan. Mungkin dr pihak keluarga dia juga tdk setuju anaknya menikah dgn orang cina lagi , karena pernikahan dia yg pertama berakhir cerai karena sih suami tdk pernah memberi nafkah, kerjanya hanya mabuk2 an , tdk pernah bekerja malah sih istri yg bekerja mencari uang . . . . . tp semua saran yg bro..bro... berikan jd masukan buat sy. terima ksh atas masukannya karena sy memang butuh masukan untuk saat ini.
tau apa gak sih? kok pake mungkin?Kurang yakin hehe... :P
Kurang yakin hehe... :P
Menurut kk kalo melanggar sila 3 akibatnya apa aja? Apakah yg menyebabkan seseorg dpt jodoh yg buruk, kasar, boros, semua yg buruk?
walaupun ada 1 juga kasus di DC ini di mana seseorang yg pemalu dan nyaris tidak bisa berbicara namun akhirnya ada yg mau dan menikah.
walaupun ada 1 juga kasus di DC ini di mana seseorang yg pemalu dan nyaris tidak bisa berbicara namun akhirnya ada yg mau dan menikah.sepertinya tau :))
akibat dari suatu perbuatan adalah wilayah hukum karma, dan saya tidak berani men-spekulasikan tentang sesuatu yg mustahil saya ketahui. yg saya tau hanya seorang Sammasambuddha yg mampu menjelaskan tentang sebab dari suatu akibat.
gak harus sammasambuddha. ada salah satu abhinna yaitu dibba-cakkhu yg bisa melihat seseorang berbuat demikian, setelah meninggal akan terlahir di alam demikian.