Forum Dhammacitta

Topik Buddhisme => Diskusi Umum => Topic started by: tesla on 20 January 2011, 04:20:34 PM

Title: without insight
Post by: tesla on 20 January 2011, 04:20:34 PM
QuoteWith no ardor, no concern, lazy, with low persistence, full of sloth & drowsiness, shameless, without respect: he's incapable, a monk like this, of touching superlative self-awakening. But whoever is mindful, masterful, absorbed in jhana, ardent, concerned, & heedful, cutting the fetter of birth & aging, touches right here a self-awakening un- surpassed. Iti27

ada yg bisa kasih penjelasan? hmmm...
Title: Re: without insight
Post by: Sumedho on 20 January 2011, 07:52:23 PM
sepi bener.

btw bisa dijelaskan antara yg di bold sama judul topik?
Title: Re: without insight
Post by: morpheus on 20 January 2011, 11:41:57 PM
mungkin ini dasar dari meditasi tradisi hutan thai yg mengajarkan untuk mencapai jhana dan keluar dari jhana kemudian melakukan mindfulness dalam keadaan nivarana yg sedang hibernate? kombinasi samatha dan vipassana gitu...
Title: Re: without insight
Post by: tesla on 21 January 2011, 05:34:29 AM
maksudnya ga ada pakai keluar dari jhana di sini... justru absorded in jhana, kan kalau mau vipassana harus keluar dari jhana,

tambahan: so tidak ada vipassana di sini... soal mindfull kan samatha jg mindfull  :D jadi... kalau kita baca tanpa komentar2, ya cuma samatha pun bisa mengakhiri kelahiran.
Title: Re: without insight
Post by: vendelta on 21 January 2011, 11:03:49 PM
_/\_
kenapa akhir akhir forum ini agak sepi?
pada mengadakan berbagai persiapan utk hari raya imlek ya?
then, waiiiiiit for meeeeee.........
gue juga mo ikutan imlek tapi kagak and belon punya persiapan nih......
gimana caranya?
gue kagak punya duit nih.......
gue kayak orang mabuk kesasar yg kagak punya duit sepersen pun nih.
gimana yah caranya supaya bisa ikutan imlek? :'(
Title: Re: without insight
Post by: Sumedho on 22 January 2011, 12:50:30 PM
 [at] tesla: aye jg membaca dan menangkap hal yg sama tapi aye tidak menilai dengan kacamata vipassana dan samatha.

[at] vendelta: persiapan niat yg baik aja donk, free dan mudah tapi susah ;D

:backtotopic:
Title: Re: without insight
Post by: tesla on 22 January 2011, 01:48:26 PM
Quote from: Sumedho on 22 January 2011, 12:50:30 PM
[at] tesla: aye jg membaca dan menangkap hal yg sama tapi aye tidak menilai dengan kacamata vipassana dan samatha.

cuma mo nunjukin aja kok, tanpa vipassana jg bisa tercerahkan kok. mis: Dhammapadda ya:
386 Sitting silent, dustless, absorbed in jhana, his task done, effluents gone, ultimate goal attained: he's what I call a brahman.
(sutta lain masih ada)

sebagaimana kita tau sama tau, instruktur kan ajarin setelah jhana disuruh keluar dulu utk vipassana krn ini jalan satu2nya... padahal kalau mengacu ke sutta ya, kalau bisa jhana ya lanjutin aja lagi... imo, jhana tidak berbahaya, absorded in jhanna (terus) = tercerahkan. tidak ada melekat pada jhana. kalau bisa melekat pada jhana, berarti jhana yg dimaksud bukan jhana ajaran Sang Buddha hehe

tp kayanya pd ga tertarik ya... T_T
Title: Re: without insight
Post by: Sumedho on 22 January 2011, 03:48:17 PM

Mungkin pada tidak tertarik karena mostly berpandangan mainstream yg berbeda dengan ini kali.
Title: Re: without insight
Post by: ryu on 22 January 2011, 03:59:29 PM
yang ini ya?

Kisah Brahmana Tertentu


DHAMMAPADA XXVI, 4
 

        Suatu hari, seorang brahmana berpikir sendiri. "Buddha Gotama menyebut para pengikutnya dengan 'brahmana'. Saya adalah seorang brahmana jika dilihat dari kasta saya. Tidakkah saya juga dapat disebut seorang brahmana?" Setelah berpikir, ia pergi menemui Sang Buddha dan mengutarakan pendapat tersebut.

        Kepadanya, Sang Buddha menjawab, "Aku tidak menyebut seseorang sebagai brahmana karena kastanya. Aku hanya menyebut seseorang sebagai brahmana jika ia telah mencapai tingkat kesucian arahat".

        Kemudian Sang Buddha membabarkan syair 386 berikut:

Seseorang yang tekun bersemadi, bebas dari noda, tenang, telah mengerjakan apa yang harus dikerjakan, bebas dari kekotoran batin dan telah mencapai tujuan akhir (nibbana), maka ia Kusebut seorang brahmana.

        Brahmana mencapai tingkat kesucian sotapatti, setelah khotbah Dhamma itu berakhir.***
Title: Re: without insight
Post by: Indra on 22 January 2011, 04:09:42 PM
mungkin perlu membaca keseluruhan sutta, sulit menganalisa hanya dari penggalan di atas, harus dilihat konteksnya, lawan bicara, kecenderungan/watak lawan bicara, dll
Title: Re: without insight
Post by: Sumedho on 22 January 2011, 04:26:12 PM
mungkin ini bisa memancing diskusi ;D

http://dhct.org/d80 (http://dhct.org/d80)
Quote from: DN 18: Janavasabha Sutta

...
27. '"Inilah pokok pembicaraan Brahmā Sanankumāra. Ia melanjutkan: 'Bagaimanakah menurut Para Tiga-Puluh-Tiga Dewa? Seberapa baikkah Sang Buddha yang mengetahui dan melihat mengajarkan tujuh prasyarat konsentrasi, demi pengembangan konsentrasi sempurna dan kesempurnaan konsentrasi! Apakah itu? Yaitu, pandangan benar, pikiran benar, ucapan benar, perbuatan benar, penghidupan benar [217], usaha benar, perhatian benar.35 Keterpusatan pikiran itu, yang dihasilkan tujuh faktor ini disebut konsentrasi benar Ariya dengan landasan dan prasyaratnya. Dari pandangan benar muncul pikiran benar, dari pikiran benar muncul ucapan benar, dari ucapan benar muncul perbuatan benar, dari perbuatan benar muncul penghidupan benar, dari penghidupan benar muncul usaha benar, dari usaha benar muncul perhatian benar,  dari perhatian benar muncul konsentrasi benar, dari konsentrasi benar muncul pengetahuan benar,36 dari pengetahuan benar muncul kebebasan benar.37 Jika seseorang dengan jujur menyatakan: "Dhamma telah diajarkan dengan sempurna oleh Sang Bhagavā, terlihat di sini dan saat ini, tanpa batas waktu, mengundang untuk diselidiki, mengarah menuju kemajuan, untuk dipahami oleh para bijaksana untuk dirinya sendiri," mengatakan: "Terbukalah pintu keabadian,"38 ia pasti berbicara sesuai dengan kebenaran tertinggi. Karena sesungguhnya, Tuan-tuan, Dhamma memang telah diajarkan dengan sempurna oleh Sang Bhagavā, terlihat di sini dan saat ini, tanpa batas waktu, mengundang untuk diselidiki, mengarah menuju kemajuan, untuk dipahami oleh para bijaksana untuk dirinya sendiri, dan juga, pintu menuju keabadian telah terbuka!'"'
...

Quote from: Pali-nya...
'''Taṃ kiṃ maññanti, bhonto devā tāvatiṃsā, yāva supaññattā cime tena bhagavatā jānatā passatā arahatā sammāsambuddhena satta samādhiparikkhārā sammāsamādhissa paribhāvanāya sammāsamādhissa pāripūriyā. Katame satta? Sammādiṭṭhi sammāsaṅkappo sammāvācā sammākammanto sammāājīvo sammāvāyāmo sammāsati. Yā kho, bho, imehi sattahaṅgehi cittassa ekaggatā parikkhatā, ayaṃ vuccati, bho, ariyo sammāsamādhi saupaniso itipi saparikkhāro itipi. Sammādiṭṭhissa bho, sammāsaṅkappo pahoti, sammāsaṅkappassa sammāvācā pahoti, sammāvācassa sammākammanto pahoti. Sammākammantassa sammāājīvo pahoti, sammāājīvassa sammāvāyāmo pahoti, sammāvāyāmassa sammāsati pahoti, sammāsatissa sammāsamādhi pahoti, sammāsamādhissa sammāñāṇaṃ pahoti, sammāñāṇassa sammāvimutti pahoti. Yañhi taṃ, bho, sammā vadamāno vadeyya – 'svākkhāto bhagavatā dhammo sandiṭṭhiko akāliko ehipassiko opaneyyiko paccattaṃ veditabbo viññūhi apārutā amatassa dvārā'ti idameva taṃ sammā vadamāno vadeyya. Svākkhāto hi, bho, bhagavatā dhammo sandiṭṭhiko, akāliko ehipassiko opaneyyiko paccattaṃ veditabbo viññūhi apārutā amatassa dvārā [dvārāti (syā. ka.)].
...

jadi samma samadhi itu pre-quisitenya atau harus memiliki samma sati dahulu.

Title: Re: without insight
Post by: tesla on 22 January 2011, 05:52:25 PM
Quote from: ryu on 22 January 2011, 03:59:29 PM
Seseorang yang tekun bersemadi, bebas dari noda, tenang, telah mengerjakan apa yang harus dikerjakan, bebas dari kekotoran batin dan telah mencapai tujuan akhir (nibbana), maka ia Kusebut seorang brahmana.

wah ini mah terjemahannya kok berbeda jauh ya?

386 Sitting silent, dustless, absorbed in jhana, his task done, effluents gone, ultimate goal attained: he's what I call a brahman.
Title: Re: without insight
Post by: tesla on 22 January 2011, 06:00:54 PM
Quote from: Sumedho on 22 January 2011, 04:26:12 PM
mungkin ini bisa memancing diskusi ;D

http://dhct.org/d80 (http://dhct.org/d80)
jadi samma samadhi itu pre-quisitenya atau harus memiliki samma sati dahulu.

menarik juga, karena alurnya ... sati -> samadhi -> nana ...
tapi sebagaimana kata mainstream, nana (pengetahuan) itu lagi2 hasil insight... bukan hasil jhana >:D

anyway kalau ga salah ada sutta juga yg membahas:
versi Buddha, ada arahat yg bebas dg ceto-vimutthi (mungkin dg jhana?) ada pula yg dg panna-vimutthi (kebijaksanaan artinya hasil vipassana). hal ini disebabkan karena ketrampilan orang berbeda2...
versi Ananda, ada 4 jalan: samatha(a) dulu baru vipassana(b), b dulu baru a, a & b bersama2, ga jelas...

tapi sutta tepatnya saya lupa... skr ga ada semangat mo bongkar2 sutta.
& sebenarnya kalau ingat2 baca2 sutta dulu (kayanya awal DN), ada 1 cara lagi yaitu dengan kesaktian... (mungkin ini  juga mengarah pada ceto-vimuthi) emg ada indikasi tidak harus vipassana... (tapi ada indikasi pertikaian politik nanti kalau samatha kan ada sebelum zaman Buddha... mungkin ini yg ditutup2i?)
Title: Re: without insight
Post by: Sumedho on 22 January 2011, 06:43:24 PM
AN 4.170: Yuganaddha Sutta yah -> http://dhct.org/d130 (http://dhct.org/d130)

tapi point yg diatas dari DN 18 itu bertentangan dengan pendapat bahwa jhana adalah "haram" bahkan dikatakan samma sati adalah prasyarat dari samma samadhi / jhana... unless... jhana yg dimaksud itu berbeda ???

Quote from:  SN 48.8:Magga Vibhaṅga Sutta
http://dhct.org/d146 (http://dhct.org/d146)

...
"Dan apakah, para bhikkhu, perhatian benar? (i) Dimana ada seorang bhikkhu tetap fokus pada tubuh kedalam & keluar — tekun, sadar, & perhatian — membuang keserakahan & kecemasan yang berhubungan dengan dunia. (ii) Dia tetap terfokus pada sensasi kedalam & keluar — tekun, sadar, & perhatian — membuang keserakahan & kecemasan yang berhubungan dengan dunia. (iii) Dia tetap terfokus pada pikiran kedalam & keluar — tekun, sadar, perhatian — membuang keserakahan & kecemasan yang berhubungan dengan dunia. (iv) Dia tetap terfokus pada kualitas mental kedalam & keluar — tekun, sadar, perhatian — membuang keserakahan & kecemasan yang berhubungan dengan dunia. Ini, para bhikkhu, yang disebut perhatian benar.

"Dan apakah, para bhikkhu, konsentrasi benar? (i) Dimana ada seorang bhikkhu — sepenuhnya melepaskan sensualitas, melepaskan kualitas (mental) tidak terampil — memasuki & berdiam dalam jhana pertama: kegirangan dan kenikmatan yang muncul dari pelepasan, disertai oleh pemikiran yang diarahkan & penilaian. (ii) Dengan menenangkan pemikiran yang diarahkan & evaluasi, dia memasuki & berdiam didalam jhana kedua: kegirangan dan kenikmatan muncul dari konsentrasi, penyatuan dari kesadaraan yang bebas dari pemikiran yang diarahkan & penilaian — kepastian dari dalam. (iii) Dengan hilangnya kegirangan, dia tetap dalam ketenangan, perhatian & awas, dan merasakan kenikmatan dengan tubuhnya. Dia memasuki & berdiam didalam jhana ketiga, yang dinyatakan oleh Yang Mulia, 'Ketenangan & perhatian, dia memiliki kenikmatan yang terus menerus.' (iv) Dengan meninggalkan kenikmatan & sakit — bersamaan hilangnya kebahagiaan & penderitaan yang sebelumnya — dia memasuki & berdiam didalam jhana keempat: kemurnian dari ketenangan & perhatian penuh, tidak nikmat ataupun sakit. Ini, para bhikkhu, yang disebut konsentrasi benar."
...
Title: Re: without insight
Post by: ryu on 22 January 2011, 08:35:59 PM
Quote from: tesla on 22 January 2011, 06:00:54 PM
menarik juga, karena alurnya ... sati -> samadhi -> nana ...
tapi sebagaimana kata mainstream, nana (pengetahuan) itu lagi2 hasil insight... bukan hasil jhana >:D

anyway kalau ga salah ada sutta juga yg membahas:
versi Buddha, ada arahat yg bebas dg ceto-vimutthi (mungkin dg jhana?) ada pula yg dg panna-vimutthi (kebijaksanaan artinya hasil vipassana). hal ini disebabkan karena ketrampilan orang berbeda2...
versi Ananda, ada 4 jalan: samatha(a) dulu baru vipassana(b), b dulu baru a, a & b bersama2, ga jelas...

tapi sutta tepatnya saya lupa... skr ga ada semangat mo bongkar2 sutta.
& sebenarnya kalau ingat2 baca2 sutta dulu (kayanya awal DN), ada 1 cara lagi yaitu dengan kesaktian... (mungkin ini  juga mengarah pada ceto-vimuthi) emg ada indikasi tidak harus vipassana... (tapi ada indikasi pertikaian politik nanti kalau samatha kan ada sebelum zaman Buddha... mungkin ini yg ditutup2i?)
maksudnya yang ini bukan?
Sekha Sutta (http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=17773.msg287162)
Title: Re: without insight
Post by: morpheus on 22 January 2011, 08:56:37 PM
ndak jauh2, karaniyametta sutta aja juga bilang hal yg senada.
Title: Re: without insight
Post by: Indra on 22 January 2011, 09:28:55 PM
Quote from: morpheus on 22 January 2011, 08:56:37 PM
ndak jauh2, karaniyametta sutta aja juga bilang hal yg senada.


bagian mananya bang?
Title: Re: without insight
Post by: morpheus on 22 January 2011, 10:26:06 PM
Quote from: Indra on 22 January 2011, 09:28:55 PM
bagian mananya bang?
itu nyang terus2an mengembangkan metta sepanjang waktu, berdiam dalam brahma. trus akhirnya tidak terlahir dalam rahim manapun juga.
itu maksudnya jhana atau bukan?
Title: Re: without insight
Post by: Indra on 22 January 2011, 10:39:26 PM
Quote from: morpheus on 22 January 2011, 10:26:06 PM
itu nyang terus2an mengembangkan metta sepanjang waktu, berdiam dalam brahma. trus akhirnya tidak terlahir dalam rahim manapun juga.
itu maksudnya jhana atau bukan?



Mettànisaüsasuttaü
The Discourse on the Advantages of Friendliness Meditation

Introductory Verse
Aggikkhandhopamaü sutvà ~ jàtasaüvegabhikkhunaü
To the monks who felt a sense of urgency after hearing the simile on the mass of fire
assàdatthàya desesi ~ yaü parittaü Mahàmuni.
the Great Sage preached this safeguard, for their welfare and satisfaction.
Sabbalokahitatthàya ~ parittaü tam bhaõàmahe.
For the whole world's welfare and benefit ~ we will recite that safeguard.

The Safeguard
Evaü me sutaü:
Thus I have heard:
ekaü samayaü Bhagavà Sàvatthiyaü viharati
at one time the Auspicious One was dwelling near Sàvatthi
Jetavane Anàthapiõóikassa àràme.
at Anàthapiõóika's grounds in Jeta's Wood.
Tatra kho Bhagavà bhikkhå àmantesi:
There it was that the Auspicious One addressed the monks, saying:
ßBhikkhavo!û ti, ßBhadante!û ti te bhikkhå Bhagavato paccassosuü,
ßMonks!û, ßReverend Sir!û those monks replied to the Auspicious One,
Bhagavà etad-avoca:
and the Auspicious One said this:
ßMettàya bhikkhave cetovimuttiyà,
ßMonks, from the freedom of mind by friendliness meditation,
àsevitàya, bhàvitàya, bahulãkatàya, yànãkatàya,1
when practised, developed, made much of, carried on,
vatthukatàya, anuññhitàya, paricitàya, susamàraddhàya,
established, maintained, augmented, and properly instigated,
ekàdasànisaüsà pàñikaïkhà.
eleven advantages are to be expected.

Katame ekàdasa?
What are the eleven?
i. Sukhaü supati,
He sleeps happily,
ii. sukhaü pañibujjhati,
he wakes up happily,
iii. na pàpakaü supinaü passati,
he does not see bad dreams,
iv. manussànaü piyo hoti,
he is dear to human beings,
v. amanussànaü piyo hoti,
he is dear to non-human beings,
vi. devatà rakkhanti,
the gods protect him,
vii. nàssa aggi và visaü và satthaü và kamati,
neither fire, poison, or sword can affect him,
viii. tuvataü2 cittaü samàdhiyati,
he can concentrate his mind quickly,
ix. mukhavaõõo vippasãdati,
his complexion becomes clear,
x. asammåëho kàlaü karoti,
he dies unbewildered,
xi. uttariü appañivijjhanto Brahmalokåpago hoti.
and if he penetrates no further, he will (at least) go to the Brahma world.
Title: Re: without insight
Post by: tesla on 22 January 2011, 11:18:12 PM
ini dari DN2 di Tipitaka DC

97. "Dan ia dengan pikiran terkonsentrasi, murni dan bersih, tanpa noda, bebas dari kekotoran, lentur, mudah dibentuk, kokoh, dan setelah mendapatkan kondisi tanpa-gangguan, ia mengarahkan pikirannya kepada pengetahuan hancurnya kekotoran.44 Ia mengetahui sebagaimana adanya: 'Ini adalah penderitaan', [84] ia mengetahui sebagaimana adanya: 'Ini adalah asal-mula penderitaan', ia mengetahui sebagaimana adanya: 'Ini adalah lenyapnya penderitaan', ia mengetahui sebagaimana adanya: 'Ini adalah jalan menuju lenyapnya penderitaan'. Dan ia mengetahui sebagaimana adanya: 'Ini adalah kekotoran', 'Ini adalah asal-mula kekotoran', 'Ini adalah lenyapnya kekotoran', 'Ini adalah jalan menuju lenyapnya kekotoran.' Dan melalui pengetahuannya dan penglihatannya pikirannya bebas dari kekotoran kenikmatan-indria, dari kekotoran penjelmaan, dari kekotoran kebodohan, dan pengetahuan muncul dalam dirinya: 'Ini adalah pembebasan!', dan ia mengetahui: 'Kelahiran telah berakhir, kehidupan suci telah dijalani, apa yang harus dilakukan telah dilakukan, tidak ada lagi yang lebih jauh di sini.'"45

ini jelas bukan jalan pintas, lengkap dari jhana1, 2, 3, 4, abhinna, tetapi tentu saja ini membuktikan bahwa samatha saja bisa juga membebaskan.

[spoiler]so far ga ada counter theory ya... hmmm... kalau ingin dibenar2kan:
kalimat ini ia mengarahkan pikirannya kepada pengetahuan hancurnya kekotoran.
bagaimana kalau diartikan ia mengalihkan ketenangan setelah keluar dari jhana utk ber-vipassana? masih klop ga?
[/spoiler]
Title: Re: without insight
Post by: Indra on 23 January 2011, 07:02:34 AM
Quote from: tesla on 22 January 2011, 11:18:12 PM
ini dari DN2 di Tipitaka DC

97. "Dan ia dengan pikiran terkonsentrasi, murni dan bersih, tanpa noda, bebas dari kekotoran, lentur, mudah dibentuk, kokoh, dan setelah mendapatkan kondisi tanpa-gangguan, ia mengarahkan pikirannya kepada pengetahuan hancurnya kekotoran.44 Ia mengetahui sebagaimana adanya: 'Ini adalah penderitaan', [84] ia mengetahui sebagaimana adanya: 'Ini adalah asal-mula penderitaan', ia mengetahui sebagaimana adanya: 'Ini adalah lenyapnya penderitaan', ia mengetahui sebagaimana adanya: 'Ini adalah jalan menuju lenyapnya penderitaan'. Dan ia mengetahui sebagaimana adanya: 'Ini adalah kekotoran', 'Ini adalah asal-mula kekotoran', 'Ini adalah lenyapnya kekotoran', 'Ini adalah jalan menuju lenyapnya kekotoran.' Dan melalui pengetahuannya dan penglihatannya pikirannya bebas dari kekotoran kenikmatan-indria, dari kekotoran penjelmaan, dari kekotoran kebodohan, dan pengetahuan muncul dalam dirinya: 'Ini adalah pembebasan!', dan ia mengetahui: 'Kelahiran telah berakhir, kehidupan suci telah dijalani, apa yang harus dilakukan telah dilakukan, tidak ada lagi yang lebih jauh di sini.'"45

ini jelas bukan jalan pintas, lengkap dari jhana1, 2, 3, 4, abhinna, tetapi tentu saja ini membuktikan bahwa samatha saja bisa juga membebaskan.

[spoiler]so far ga ada counter theory ya... hmmm... kalau ingin dibenar2kan:
kalimat ini ia mengarahkan pikirannya kepada pengetahuan hancurnya kekotoran.
bagaimana kalau diartikan ia mengalihkan ketenangan setelah keluar dari jhana utk ber-vipassana? masih klop ga?
[/spoiler]

setuju dengan spoiler, IMO mengarahkan pikiran pada pengetahuan hancurnya ...dst, adalah bagian Vipassana.
Title: Re: without insight
Post by: tesla on 23 January 2011, 07:45:11 AM
Quote from: Indra on 23 January 2011, 07:02:34 AM
setuju dengan spoiler, IMO mengarahkan pikiran pada pengetahuan hancurnya ...dst, adalah bagian Vipassana.
yups, teori meditasi yg mainstream emg mengatakan asava-kkhaya-nana (pengetahuan menghancurkan kotoran batin) adalah hasil dari insight.

anyway, disutta, samma-samadhi adalah jhana. see: rujukan Tuhan (http://dhct.org/d80)

pada MN64 dikatakan:
'so tehi dhammehi citta.m pa.tivaapetvaa amataaya dhaatuyaa citta.m upsanharati: eta.m santan eta.m paniita.m yadhida.m sabba sankhaarasamatho suabbupddhipa.tnissaggo ta.nhakkhayo viraago nirodho nibbaana.m ti'

Then he turns the mind to the deathless element: This is peaceful, this is exalted, such as the appeasement of all determinations, the giving up of all endearments, the destruction of craving, detachment, cessation and extinction


kalau mau di-cap ini vipassana ya bisa2 aja hehe...

di akhir sutta Ananda bertanya:
Venerable sir, when this is the path and the method for the destruction of the five lower bonds for the sensual world, why does a certain bhikkhu talk of a release of mind and a release through wisdom? Ananda, that is the difference in the maturity of the mental faculties.

disini cuma sampai five lower bonds sih... tapi tingkat kesucian awal juga merupakan pencerahan kan ;)