ehm apakah didalam Buddhism itu sendiri ada doa ? selain melantunkan syair/sutta/sutra, gatha, partia
kepada siapa kira2 kita berdoa, siapa yg dengerin ? apakah bs ditangapi doa kita ?
			
			
			
				Setahu saya ada, tapi dianjurkan lebih ke usaha sendiri. 
Saya mengatakan ada, karena dalam Buddhism, 
ada Avalokitesvara yang welas asih yang selalu menolong manusia yang kesusahan..
Makanya banyak yang memanjatkan doa kepada beliau.
Dan saya secara pribadi, jika berdoa berusaha agar tidak meminta ini itu
Tapi lebih ke pengharapan agar semua makhluk berbahagia tanpa terikat pada pengharapan tersebut dan ucapan terima kasih kepadanya karena telah berniat mulia membantu manusia.
			
			
			
				Quote from: Hedi Kasmanto on 25 July 2007, 11:21:57 AM
Setahu saya ada, tapi dianjurkan lebih ke usaha sendiri. 
Saya mengatakan ada, karena dalam Buddhism, 
ada Avalokitesvara yang welas asih yang selalu menolong manusia yang kesusahan..
berarti disini "usaha ke diri sendiri" ga berlaku donk, krn ada Avalokitesvara yg selalu menolong manusia.
Quote
Makanya banyak yang memanjatkan doa kepada beliau.
Dan saya secara pribadi, jika berdoa berusaha agar tidak meminta ini itu
Tapi lebih ke pengharapan agar semua makhluk berbahagia tanpa terikat pada pengharapan tersebut dan ucapan terima kasih kepadanya karena telah berniat mulia membantu manusia.
kalo memanjatkan doa meminta ini itu bagaimana ? apakah bisa doa yg penuh permohonan ini itu ?
kalo merenung apakah bs dikatakan doa ?
			
 
			
			
				Mr. X sapa toh ?
Itu kan model pemikiran yg terpengaruh tetangga.
Harusnya diganti, koq di sebelah ada yah Doa2x kepada Mr. X ? :P
 [at] Hedi:
Soal avalokitesvara itu jadi bahan rame tuh di milis SP sampe ratusan mail sehari.....
			
			
			
				Quote from: dhanuttono on 25 July 2007, 11:28:00 AM
Quote from: Hedi Kasmanto on 25 July 2007, 11:21:57 AM
Setahu saya ada, tapi dianjurkan lebih ke usaha sendiri. 
Saya mengatakan ada, karena dalam Buddhism, 
ada Avalokitesvara yang welas asih yang selalu menolong manusia yang kesusahan..
berarti disini "usaha ke diri sendiri" ga berlaku donk, krn ada Avalokitesvara yg selalu menolong manusia.
Quote
Makanya banyak yang memanjatkan doa kepada beliau.
Dan saya secara pribadi, jika berdoa berusaha agar tidak meminta ini itu
Tapi lebih ke pengharapan agar semua makhluk berbahagia tanpa terikat pada pengharapan tersebut dan ucapan terima kasih kepadanya karena telah berniat mulia membantu manusia.
kalo memanjatkan doa meminta ini itu bagaimana ? apakah bisa doa yg penuh permohonan ini itu ?
kalo merenung apakah bs dikatakan doa ?
Menurut saya lebih ke arah opsi, bahwa ada opsi ingin berusaha sendiri, dan opsi ditolong.
Itu perbedaannya dengan agama tetangga, karena agama tetangga, gak ada opsi, dan semuanya harus ditolong oleh Mr. X
Opsi di sini maksudnya begini, saya ilustrasikan :
Kebetulan bro Dhanu kan orang IT. Jadi saya bawa ilustrasi yang berbau IT (sorry OOT)
Anggaplah saya ingin belajar VB.NET jadi saya ada  beberapa opsi 
1. Belajar dari Bro. Dhanu (berarti saya minta tolong pada Bro Dhanu)
2. Belajar dari orang lain (berarti saya tidak minta tolong ke Bro Dhanu, tapi ke orang lain)
3. Usaha sendiri mencari tahu  
Jadi dalam hal ini ada beberapa opsi dalam Buddhism. (Bila Bro Dhanu ilustrasi dari Mr. X)
Dan perbandingannya dengan agama lain jika :
1. kita melaksanakan opsi 1 : Berarti kita saleh dan taat beragama
2. kita melaksanakan opsi 2 : Berarti kita menduakan Mr. X / syirih 
3. kita melaksanakan opsi 3 : Berarti kita sombong dan takabur..
			
 
			
			
				Quote from: Sumedho on 25 July 2007, 11:38:18 AM
 [at] Hedi:
Soal avalokitesvara itu jadi bahan rame tuh di milis SP sampe ratusan mail sehari.....
Ya.. Saya ada baca.. Sedih juga rasanya.. saling menghujat padahal satu rumpun..
			
 
			
			
				Quote from: Hedi Kasmanto on 25 July 2007, 11:50:39 AM
Quote from: Sumedho on 25 July 2007, 11:38:18 AM
 [at] Hedi:
Soal avalokitesvara itu jadi bahan rame tuh di milis SP sampe ratusan mail sehari.....
Ya.. Saya ada baca.. Sedih juga rasanya.. saling menghujat padahal satu rumpun..
wah jangan dilarikan ke arah debat kusir sono dengan membahas perbedaan antar aliran Buddhism... saya anti untuk itu, moga2 aja topik ini ga lari kesana... bro ben harus waspada, waspada la....
			
 
			
			
				SIAAP GRAKKK !!!  8)
			
			
			
				Quote from: Hedi Kasmanto on 25 July 2007, 11:47:11 AM
Menurut saya lebih ke arah opsi, bahwa ada opsi ingin berusaha sendiri, dan opsi ditolong.
Itu perbedaannya dengan agama tetangga, karena agama tetangga, gak ada opsi, dan semuanya harus ditolong oleh Mr. X
Opsi di sini maksudnya begini, saya ilustrasikan :
Kebetulan bro Dhanu kan orang IT. Jadi saya bawa ilustrasi yang berbau IT (sorry OOT)
Anggaplah saya ingin belajar VB.NET jadi saya ada  beberapa opsi 
1. Belajar dari Bro. Dhanu (berarti saya minta tolong pada Bro Dhanu)
2. Belajar dari orang lain (berarti saya tidak minta tolong ke Bro Dhanu, tapi ke orang lain)
3. Usaha sendiri mencari tahu  
Jadi dalam hal ini ada beberapa opsi dalam Buddhism. (Bila Bro Dhanu ilustrasi dari Mr. X)
Dan perbandingannya dengan agama lain jika :
1. kita melaksanakan opsi 1 : Berarti kita saleh dan taat beragama
2. kita melaksanakan opsi 2 : Berarti kita menduakan Mr. X / syirih 
3. kita melaksanakan opsi 3 : Berarti kita sombong dan takabur..
menarik mengenai opsi ini, tapi jika opsi itu memang ada, berarti ini bertentangan dengan konsep Kamma/Karma yg diajarkan/ditemukan oleh Buddha, mengapa ? ketika kita susah, kita menyadari bahwa itu pasti akibat dari perbuatan kita (beberapa sebab yg saling bergantungan)...
Buddha pernah menyatakan jg, bahwa tidak ada tempat dimana kita bs melarikan diri dari akibat perbuatan kita. sehingga kita tentu akan menerima akibat dan tidak bs akibat itu kita limpahkan ke orang lain (sistem penebusan pada agama tong-go) nah jika ada opsi ditolong, ini ditolong dalam bentuk apa ? jika terbebas dari penderitaan yg kita alami (akibat perbuatan kita sendiri di waktu lampau) berarti bertentangan dengan konsep Kamma/Karma, tapi lain hal nya kalo kita ditolong untuk mencapai pencerahan/penerangan disini bs diartikan kita di tuntun oleh beliau...
dari contoh opsi yg dianalogika-kan oleh bro Hedi sangat menarik, tapi tetap saja kita membutuhkan usaha kita sendiri untuk belajar, bantuan yg kita terima beragam, minta bantuan dari orang lain agar kita dapat memahaminya atau mencari sendiri pemahaman itu, bisa dikatakan bahwa bantuannya berupa materi... tapi toh tetap saja kita mempraktekan nya sendiri... kan kita tidak bisa mengatakan bahwa ketika saya mengajari VB.NET ke anda, tanpa mempraktekan cuma mengerti tiba2 anda bisa membuat program menggunakan VB.NET (ini cukup aneh  ;D) 
oh ya, pertanyaan saya sebelumnya :
kalo memanjatkan doa meminta ini itu bagaimana ? apakah bisa doa yg penuh permohonan ini itu ?
kalo merenung apakah bs dikatakan doa ?
mohon sharingnya  _/\_
			
 
			
			
				Yang Bro Dhanu bilang memang benar..
Hebat. Anda bisa menebak apa jalan pikiran saya melalui perumpamaan VB.NET 
dan Anda bertanya sesuai dengan apa yang saya duga.. 
Ini coba saya jawab dengan tinjauan dari segi Buddhism.
Tapi saya pernah membaca bahwa dengan berpikiran baik dapat membuahkan karma baik.
Dan pada saat kita memohon / berdoa, maka kita juga telah melakukan suatu perbuatan baik dengan berpikiran baik yang menguntungkan diri sendiri..
Jadi bila ditinjau dari segi Buddhism, yang menyelamatkan diri kita tetap diri kita sendiri. 
Bila saya ditolong oleh Bro Dhanu sebagai Mr. X atau ditolong oleh Avalokitesvara itu bukanlah melanggar hukum Karma, tetapi karena karma kita mencukupi untuk keluar dari masalah kita melalui bantuan Bro Dhanu / Mr. X atau Avalokitesvara.
Inilah sesuai dengan post Bro. Dhanu sendiri, bahwa walau saya berguru pada Anda untuk belajar VB.NET kalau saya malas tentu tidak akan bisa VB.NET 
Dan bila ditranslate ke Bahasa Buddhism
Ini juga menjadi alasan mengapa Avalokitesvara tidak bisa menolong semua manusia. Karena manusia masih terikat dengan kamma masing2. Avalokitesvara bisa dikatakan menolong untuk mempercepat pembuahan karma baik kita.
Menanggapi pertanyaan yang lain, terus terang saya agak bingung karena doa itu adalah istilah di agama lain jadi kesulitan menjawab karena akan menimbulkan ambiquitas.
Menurut saya itu hanya pelabelan istilah saja. Saya intinya lebih menekankan pada tindakan yang dibuat dan apa yang dihasilkan. Jadi merenung apa bisa disebut doa. Jawaban menurut saya bisa iya.. bisa tidak.. tergantung apa tindakannya.
			
			
			
				Quote from: Hedi Kasmanto on 25 July 2007, 12:43:48 PM
Yang Bro Dhanu bilang memang benar..
Hebat. Anda bisa menebak apa jalan pikiran saya melalui perumpamaan VB.NET 
dan Anda bertanya sesuai dengan apa yang saya duga.. 
[mode joke on] jadi malu nih  :-[ jangan terlalu menyanjung karena kata Mr. X itu adalah sesat/setan  >:D haha...
Quote
Ini coba saya jawab dengan tinjauan dari segi Buddhism.
Tapi saya pernah membaca bahwa dengan berpikiran baik dapat membuahkan karma baik.
Dan pada saat kita memohon / berdoa, maka kita juga telah melakukan suatu perbuatan baik dengan berpikiran baik yang menguntungkan diri sendiri..
Jadi bila ditinjau dari segi Buddhism, yang menyelamatkan diri kita tetap diri kita sendiri. 
Bila saya ditolong oleh Bro Dhanu sebagai Mr. X atau ditolong oleh Avalokitesvara itu bukanlah melanggar hukum Karma, tetapi karena karma kita mencukupi untuk keluar dari masalah kita melalui bantuan Bro Dhanu / Mr. X atau Avalokitesvara.
Inilah sesuai dengan post Bro. Dhanu sendiri, bahwa walau saya berguru pada Anda untuk belajar VB.NET kalau saya malas tentu tidak akan bisa VB.NET 
Ini juga menjadi alasan mengapa Avalokitesvara tidak bisa menolong semua manusia. Karena manusia masih terikat dengan kamma masing2. Avalokitesvara bisa dikatakan menolong untuk mempercepat pembuahan karma baik kita.
betul, ini bs dijadikan alasan yg mendukung mengapa adanya doa/permohonan di-Buddhism, Bodhisatva/Para Dewa mungkin terkesan bs meluluskan apa permohonan kita, tapi sebenarnya hal itu tidak terlepas dari kekuatan Kamma/Karma yg kita miliki sendiri, dimana Bodhisatva/Para Dewa cuma mengkondisikan agar Kamma/Karma baik dari seseorang itu berbuah sehingga memberikan keuntungan dan kebahagian bagi pemohon...
thank's atas sharingnya  _/\_
Quote
Menanggapi pertanyaan yang lain, terus terang saya agak bingung karena doa itu adalah istilah di agama lain jadi kesulitan menjawab karena akan menimbulkan ambiquitas.
Menurut saya itu hanya pelabelan istilah saja. Saya intinya lebih menekankan pada tindakan yang dibuat dan apa yang dihasilkan. Jadi merenung apa bisa disebut doa. Jawaban menurut saya bisa iya.. bisa tidak.. tergantung apa tindakannya.
ehm... saya pernah membaca tulisan seorang Bhikkhu Theravada, [Bhante Uttamo kalo ga salah, maaf kalo salah tak maksud hati untuk salah ;D] bahwa doa permohonan didalam Buddhism itu sendiri tidak ada [yg saya tulis ini cuma ringkasan dr tulisan beliau] namun kita dapat merenungkan sifat dari Kamma/Karma dan mengkondisikan agar Kamma/Karma baik kita berbuah melalui tekad...  [pernah ada yg tau ?]
nah apakah hal tersebut bs dikatakan doa jg ? krn toh tetap ada permohonan. oh ya, bagaimana dengan doa mau makan, mau tidur dan mau segalanya dah, apakah ada di Buddhism ?  :-? [byk loh yg tanya ini, terutama anak kecil/remaja] 
			
 
			
			
				Quote from: dhanuttono on 25 July 2007, 01:22:10 PM
Quote from: Hedi Kasmanto on 25 July 2007, 12:43:48 PM
Menanggapi pertanyaan yang lain, terus terang saya agak bingung karena doa itu adalah istilah di agama lain jadi kesulitan menjawab karena akan menimbulkan ambiquitas.
Menurut saya itu hanya pelabelan istilah saja. Saya intinya lebih menekankan pada tindakan yang dibuat dan apa yang dihasilkan. Jadi merenung apa bisa disebut doa. Jawaban menurut saya bisa iya.. bisa tidak.. tergantung apa tindakannya.
ehm... saya pernah membaca tulisan seorang Bhikkhu Theravada, [Bhante Uttamo kalo ga salah, maaf kalo salah tak maksud hati untuk salah ;D] bahwa doa permohonan didalam Buddhism itu sendiri tidak ada [yg saya tulis ini cuma ringkasan dr tulisan beliau] namun kita dapat merenungkan sifat dari Kamma/Karma dan mengkondisikan agar Kamma/Karma baik kita berbuah melalui tekad...  [pernah ada yg tau ?]
nah apakah hal tersebut bs dikatakan doa jg ? krn toh tetap ada permohonan. oh ya, bagaimana dengan doa mau makan, mau tidur dan mau segalanya dah, apakah ada di Buddhism ?  :-? [byk loh yg tanya ini, terutama anak kecil/remaja]
Ya.. Kita sama  ;D , saya juga membaca dari Web Samaggi-Phala. Kalau tidak salah juga dari forum tanya jawab.
Doa sebelum makan, sebelum tidur menurut saya pribadi sejauh itu sifatnya renungan ya tidak masalah. Renungan di sini saya contohkan, bahwa kita beruntung kondisi karma kita masih memungkingkan kita makan 3 x 1 hari, tidur dengan nyaman, full AC (kalau ada)..  ^-^
Tapi bila doa sebelum makan, tidur, dll itu berupa permohonan, gak salah sih tapi lebih baik dikurangi. Dan lebih percaya diri agar tidak menimbulkan kemelekatan terhadap doa.. 
			
 
			
			
				Ikut Nimbrung ya....
Sebenarnya, dalam Buddhisme sendiri khususnya Mahayana, tidak ada istilah meminta-minta pada Buddha atau Bodhisattva. Seorang bhikshu pernah melihat umatnya yang berdoa memohon pada Avalokitesvara dan Beliau menasihati dengan satu kalimat saja: "Kalau kalian tidak pernah menjadi Avalokitesvara (Guanyin) bagi orang lain, bagaimana mungkin Avalokitesvara dapat menolong kalian?" Dalam sadhana Jambhala, kita juga memvisualisasikan diri kita berubah menjadi Jambhala dan menganugerahkan berkah bagi semua makhluk. Jadi intisari Mahayana adalah "merubah" diri kita sendiri menjadi "Bodhisattva." Yang ujung2nya juga sama yaitu "berlindung pada pulau perlindungan diri kita sendiri." 
Hanya saja umat yang masih duniawi memang masih memikirkan dirinya sendiri. Ini yang menyebabkan orang salah tafsir terhadap Mahayana. Oleh karena itu, saya pernah bilang pada teman saya, selama seseorang masih duniawi, maka susah dapat mencerap ajaran Buddha. 
Master Shengyen pernah memberikan ajaran dalam bukunya yang sangat bagus: "Avalokitesvara membawa sebuah tasbih di tangannya, lalu untuk membaca nama siapa? Membaca nama "Avalokitesvara"! Karena diri sendiri adalah perlindungan yang utama.
Meskipun demikian, saya tidak melarang atau merendahkan orang yang masih suka memohon keduniawian pada Buddha, Bodhisattva, dan deva. Saya pernah meminta sesuatu pada orang lain, misalnya orderan. Itu berarti orang lain itu adalah obyek permohonan saya. Dia dapat dianggap "deva" saya. Oleh karena itu, dalam kehidupan sehari2 saya masih banyak permohonan. Sehingga tidak konsisten bila saya melarang atau mengecam orang yang memohon. Waktu kecil kita juga dulu masih banyak permohonan ke orang tua. Selama kita masih menjadi manusia di muka bumi, keinginan kita masih kental.
Memohon tidaklah patut disalahkan atau dikecam. Terkadang mengucapkan permohonan itu bagus bagi psikologis. Sebagai contoh, dulu urat di kaki saya pernah terjepit. Waktu itu tidak ada siapa-siapa, tetapi saya berteriak juga, "Tolong!" Walau saya tahu tidak ada yang akan menolong saya. Setelah itu agak enak. Duduk sebentar lalu bisa jalan lagi. Minta tolong ke siapa saya juga tidak tahu, tetapi yang pasti ada kelegaan.
Saya pernah baca juga, bahwa deva-devi bisa melimpahkan pertolongan pada kita dalam hal2 duniawi (meskipun kamma juga penting). Sebagai contoh, seorang pengemis yang malas (kemalasan juga adalah kamma), meskipun kita tolong berapa miliar pun juga akan tetap miskin. Jadi tetap harus ada perubahan attitude yang semuanya saling melengkapi. Tanpa pertolongan deva pun kita juga bisa sukses, karena kita sudah dapat menjadikan diri kita sebagai deva bagi diri sendiri. Sekedar sharing lagi. saya pernah lihat pengemis yang menolak kalau dikasih Rp. 50. Uang itu langsung dibuangnya. Padahal dia lupa kalau 2 keping Rp.50 dikumpulkan jumlahnya Rp.100 juga. Jadi kurangnya penghargaan terhadap uang ini yang menyebabkan dia tidak bisa kaya. Misalnya ada seorang deva yang melimpahkan 1 miliar keping uang Rp. 50, semuanya akan dibuangnya, padahal jumlah keseluruhannya adalah Rp. 50 miliar!!! Oleh karenanya, semuanya kembali lagi pada attitude dan pola pikir kita terhadap sesuatu atau pulang ke diri sendiri.
Jadi di sini tidak ada yang bertentangan dengan hukum karma. Semoga bermanfaat. Mohon maaf kalau tulisan saya amburadul atau ada yang salah.
NB: kalau doa makan menurut Mahayana, isinya berupa ucapan terima kasih pada yang telah menyiapkan makanan itu, mulai dari para petani, penanak beras, pembuat lauk, dan lain sebagainya. Tanpa mereka kita tidak dapat menyantap hidangan itu. Jadi bukannya pada makhluk adikuasa.
Metta,
Tan
			
			
			
				bang tan, anda musti banyak bikin post2 soal mahayana yg bener. kita banyak yg gak tau di sini  ^:)^
			
			
			
				Calon korban penulis wiki tuh  :-?
			
			
			
				 >:D >:D >:D
			
			
			
				Quote from: Sumedho on 25 July 2007, 02:35:22 PM
Calon korban penulis wiki tuh  :-?
Haha.. Salut untuk Bro. Tan.
			
 
			
			
				Saya siap membantu apa saja...... yang penting bisa mendatangkan manfaat.  :)
Tan
			
			
			
				 ^:)^ terima kasih sebelumnya 
			
			
			
				Quote from: Tan on 25 July 2007, 02:05:18 PM
Ikut Nimbrung ya....
Sebenarnya, dalam Buddhisme sendiri khususnya Mahayana, tidak ada istilah meminta-minta pada Buddha atau Bodhisattva. Seorang bhikshu pernah melihat umatnya yang berdoa memohon pada Avalokitesvara dan Beliau menasihati dengan satu kalimat saja: "Kalau kalian tidak pernah menjadi Avalokitesvara (Guanyin) bagi orang lain, bagaimana mungkin Avalokitesvara dapat menolong kalian?" Dalam sadhana Jambhala, kita juga memvisualisasikan diri kita berubah menjadi Jambhala dan menganugerahkan berkah bagi semua makhluk. Jadi intisari Mahayana adalah "merubah" diri kita sendiri menjadi "Bodhisattva." Yang ujung2nya juga sama yaitu "berlindung pada pulau perlindungan diri kita sendiri." 
...
Metta,
Tan
ini nih jawaban yg di cari... hehehe... 
Versi Theravada udah dari bro Hedi
Versi Mahayana udah dari bro Tan
ayo ada versi Vajrayana lg ? kalo gini kan bagus, jd pada tau perbedaan antar aliran, bukannya saling mencerca tp saling melengkapi, biar Buddhism itu kuat... betul ? _/\_
			
 
			
			
				Vajrayana sama Mahayana keknya sama deh. kan Vajra itu bagian dari mahayana, bener nga bro tan ?
			
			
			
				Quote from: Sumedho on 25 July 2007, 03:10:01 PM
Vajrayana sama Mahayana keknya sama deh. kan Vajra itu bagian dari mahayana, bener nga bro tan ?
Oh sama ya ? Vajrayana itu bukannya aliran Tibetan itu kah ? apa maksudnya Tantrayana ?
tapi ada yg ngatakan bahwa Tantrayana itu bagian dari Mahayana... mana yg bener nih ? apa maksud dari suhu Ben, aliran Tibetan masuk ke dalam aliran Mahayana ? bagaimana jg nurut suhu Tan
mohon sharingnya  _/\_
			
 
			
			
				katanya sih di
http://en.wikipedia.org/wiki/Vajrayana
QuoteVajrayana Buddhism (Also known as Tantric Buddhism, Tantrayana, Mantrayana, Mantranaya, Esoteric Buddhism, Diamond Vehicle, ', or Jingangcheng in Chinese) is an extension of Mahayana Buddhism consisting of differences in the adoption of additional techniques (upaya, or 'skillful means') rather than in philosophy. Thus, before terms such as Vajray?na or Tantray?na came into use, scholar-monks such as Buddhaguhya (fl. mid-8th CE) state that Mahay?na is subdivided into two categories: p?ramit?-yana (the "Perfection Method") and mantra-yana (the "Mantra Method"). Some of these up?ya are esoteric practices which must be initiated and transmitted only through a skilled spiritual teacher.[1] The Vajrayana is often viewed as the third major 'vehicle' (Yana) of Buddhism, alongside the Theravada and Mahayana.
http://en.wikipedia.org/wiki/Tibetan_Buddhism
QuoteTibetan Buddhism is the body of religious Buddhist doctrine and institutions characteristic of Tibet, the Himalayan region (including northern Nepal, Bhutan, Sikkim and Ladakh), Mongolia, Buryatia, Tuva and Kalmykia (Russia), and northeastern China (Manchuria: Heilongjiang, Jilin). It includes the teachings of the three vehicles (or yanas in Sanskrit) of Buddhism: Hinayana, Mahayana, and Vajrayana (also known as Tantrayana).
			 
			
			
				 _/\_ tungguh dicerahhkan nih...duduk bersila  ^:)^
			
			
			
				Nunggu bro Tan yang lebih mengerti juga  _/\_
			
			
			
				Quote from: Sumedho on 09 August 2007, 06:44:01 AM
Nunggu bro Tan yang lebih mengerti juga  _/\_
kalo saling nunggu kayaknya ga bakal ada jawaban deh  ^-^ apalagi thread ini sudah lama secale... gimana ada yg bisa bantu jawab, langsung aja di jawab, mohon bantuannya ya...
 _/\_
			
 
			
			
				Ehm.. menurut saya yg pemula ini, ga ada tuh doa pada Mr. X ( maksudnya Tuhan maha sempurna itu yah?? ).. kan Tuhan Pencipta Maha Pengautr and Maha Sempurna itu ga ada....
Gw sendiri kalo doa paling ya berupa Tisarana, penytaan perlindungan. kalo mau maem ya doa mempersembahkan makanan gw pada triratna, kalo mau bobo kadang gw baca "Sepuluh Dasar Kebajikan".. paling itu aja.. kalo doa ke Mr. X sh kayaknya ga pernah tuh.. 
 _/\_
			
			
			
				Quotekalo mau maem ya doa mempersembahkan makanan gw pada triratna
 :o
emank triratna maseh butuh 'makan' ?
mending buat penghuni peta dan ashura deh... 
			
 
			
			
				Quote from: 7th on 20 August 2007, 03:09:23 PM
Quotekalo mau maem ya doa mempersembahkan makanan gw pada triratna
 :o
emank triratna maseh butuh 'makan' ?
mending buat penghuni peta dan ashura deh... 
hehehe.. membingungkan ya ? sama.......... ;D
			
 
			
			
				kayaknya ada deh. tapi bukan pada MR X, doa yang ada itu pada tutikung dan dewa-dewi gitu ya..  ;D
			
			
			
				Quote from: 7th on 20 August 2007, 03:09:23 PM
Quotekalo mau maem ya doa mempersembahkan makanan gw pada triratna
 :o
emank triratna maseh butuh 'makan' ?
mending buat penghuni peta dan ashura deh... 
mempersembahkan disini merupakan bagian dari konsep berlindung pada Triratna. jadi bukan kayak mempersembahkan makanan pada perayaan Ulambana.
memang Sang Triratna udah ga butuh makanan, tapi kita butuh karma baik dari niat untuk mempersembahkan makanan. nah.. kalo persembahan makanan ke Sang Triratna kan karma baiknya gede tuh.. jadi dgn motivasi yang baik, niat yg baik, mengharap karma baik untuk tujuan yang baik.
misalnya kita mempersembahkan makanan untuk Sang Triratna, lalu karma baik perbuatan itu dilimpahkan untuk orang tua kita/ ato irang yang sakit, dll... gitu...
silahkan baca buku : "Berlindung Gerbang Memasuki Ajaran" http://www.kadamchoeling.or.id/catalog/index.php
			
 
			
			
				Quotememang Sang Triratna udah ga butuh makanan, tapi kita butuh karma baik dari niat untuk mempersembahkan makanan. nah.. kalo persembahan makanan ke Sang Triratna kan karma baiknya gede tuh.. jadi dgn motivasi yang baik, niat yg baik, mengharap karma baik untuk tujuan yang baik.
mengapa bisa lebih gede?
kan triratna ga butuh lagi... bukannya akan lebih gede kalo dikasi kepada yang lebih membutuhkan?  :-?
			
 
			
			
				lebih gede karena secara tingkat kesucian Sang Buddha itu paling tinggi. ada koq urutannya.. gw lupa detilnya gimana.. silahkan refer ke website KCB www.kadamchoeling.or.id ato bisa ikut teaching Lamrim. 
			
			
			
				Hm... gw maseh berpikir seolah ngasi duit ke orang kaya, padahal yang miskin masih banyak yang jauh lebih butuh...
So i prefer ngasi ke yang 'lebih butuh', dengan ngasi ke mereka, mereka senang, kita senang... Sedangkan kalo ke Triratna, kita senang, mereka tetap menderita...
			
			
			
				Quote from: 7th on 21 August 2007, 04:27:35 PM
Hm... gw maseh berpikir seolah ngasi duit ke orang kaya, padahal yang miskin masih banyak yang jauh lebih butuh...
So i prefer ngasi ke yang 'lebih butuh', dengan ngasi ke mereka, mereka senang, kita senang... Sedangkan kalo ke Triratna, kita senang, mereka tetap menderita...
Kalo kita kasih makanan ke mereka, mereka senang saat itu, abis itu.. kekurangan makanan lagi kan... kalo kita persembahkan makanan ke Triratna, karma baiknya kita dedikasikan untuk mereka yg kekurangan itu misalnya, dan jika itu berbuah, maka mereka bakal dapet lebih dari sekedar kita kasih makanan.. mungkin ga dikehidupan ini, tapi dikehidupan yang akan dateng...
			
 
			
			
				Quote from: Muten Roshi on 21 August 2007, 12:09:02 PM
kayaknya ada deh. tapi bukan pada MR X, doa yang ada itu pada tutikung dan dewa-dewi gitu ya..  ;D
contoh doa nya ape ? dharmakara pernah doa gtu ? trus dikabulkan ? pernah jg ga dikabulkan ? mang bisa dikabulkan ? sharing dunk...  :D
			
 
			
			
				Quote from: HokBen on 21 August 2007, 03:52:32 PM
lebih gede karena secara tingkat kesucian Sang Buddha itu paling tinggi. ada koq urutannya.. gw lupa detilnya gimana.. silahkan refer ke website KCB www.kadamchoeling.or.id ato bisa ikut teaching Lamrim. 
hehehe... jd yg diharapkan adalah Kamma baik ? anda yakin anda menyembahkan makanan ke Triratana (mang Triratana menurut bro apa-an sih ?) itu berarti berbuah Kamma baik ? trus biar yg sono yg suci itu ngasih berkah gtu karena kita berbaik hati dengan dikit nyogok ke sono ?  ^-^
ya kadang kita ga sadar jg sih, dikehidupan bermasyarakat walau kita jengkel ma orang kaya (sebenarnya sih iri hati sih) tapi kalo orang kaya lewat, kita akan menunduk, manggut" kepala jg, senyam senyum kalo orang kaya lewat, pas orang kaya lagi nyari kursi, kita sibuk nyarikan kursi siapa yg cepat malah terkesan hebat, biar dipandang ma orang kaya itu... seperti ini mah parah ya... mungkin seperti ini pula analogi diatas  :-?
			
 
			
			
				QuoteKalo kita kasih makanan ke mereka, mereka senang saat itu, abis itu.. kekurangan makanan lagi kan... kalo kita persembahkan makanan ke Triratna, karma baiknya kita dedikasikan untuk mereka yg kekurangan itu misalnya, dan jika itu berbuah, maka mereka bakal dapet lebih dari sekedar kita kasih makanan.. mungkin ga dikehidupan ini, tapi dikehidupan yang akan dateng...
yup... ga da yang kekal... ya ngasi pas bisa ngasi... kalo mank ga bisa ngasi ya ga usah dipaksain...
ah gw seh yang pasti" aja deh... cuz dengan kita kasi 'makan' ke mereka, mereka pasti merasa senang, dengan ngerasa senang, perasaan bisa lebih tenang, perasaan tenang bisa berpikir lebih baik, dengan berpikiran positif bisa mengkondisikan batin ke arah yang lebih baik... Ya semoga mereka bisa lebih cepat terbebas dari 'sana', atau setidaknya di kehidupan setelahnya bisa terlahir lebih baik...  ;D
			
 
			
			
				Quote from: dhanuttono on 21 August 2007, 05:08:54 PM
Quote from: HokBen on 21 August 2007, 03:52:32 PM
lebih gede karena secara tingkat kesucian Sang Buddha itu paling tinggi. ada koq urutannya.. gw lupa detilnya gimana.. silahkan refer ke website KCB www.kadamchoeling.or.id ato bisa ikut teaching Lamrim. 
hehehe... jd yg diharapkan adalah Kamma baik ? anda yakin anda menyembahkan makanan ke Triratana (mang Triratana menurut bro apa-an sih ?) itu berarti berbuah Kamma baik ? trus biar yg sono yg suci itu ngasih berkah gtu karena kita berbaik hati dengan dikit nyogok ke sono ?  ^-^
Tentu mempersembahkan makanan ke Triratna itu membuahkan karma baik. Sekali lagi, dalam tradisi Lamrim (Jalan Bertahap Menuju Pencerahan) ini merupakan bagian dari praktek Berlindung. Ini lebih merupakan sila yang dilakukan jika seseorang menyatakan perlindungannya pada Sang Triratna.. ehm.. yang diharapkan itu karma baik dari niat mepersembahkannya itu. dan karma baik itu yang didedikasikan sesuai kemauan kita.
Quote
ya kadang kita ga sadar jg sih, dikehidupan bermasyarakat walau kita jengkel ma orang kaya (sebenarnya sih iri hati sih) tapi kalo orang kaya lewat, kita akan menunduk, manggut" kepala jg, senyam senyum kalo orang kaya lewat, pas orang kaya lagi nyari kursi, kita sibuk nyarikan kursi siapa yg cepat malah terkesan hebat, biar dipandang ma orang kaya itu... seperti ini mah parah ya... mungkin seperti ini pula analogi diatas  :-?
gw ga liat korelasi antara kasus ini ama persembahan pada Triratna. kalo "si kaya" diumpamakan sebagai Triratna, kita mempersembahkan bukan untuk dipandang oleh Sang Triratna, karena yang bisa nyelamatin diri kita kan karma baik kita sendiri. kita mempersembahkan itu untuk mendapatkan karma baik dari niat. karma baik itu yang kita dedikasikan untuk pencapaian kita.
untuk lebih jelas, bisa baca2 buku di http://www.thubtenchodron.org/GradualPathToEnlightenment/articles_and_transcripts_of_teachings_on_lamrim.html
atau ikut teaching di kadam choeling.
oh.. yang dimaksud Triratna itu tentu saja Sang Buddha, Dhamma dan Sangha.. untuk arti lebih lanjut mengenai arti Triratna ini mending baca bukunya dh, kepanjangan kalo diketik disini. :D
			
 
			
			
				Quote from: 7th on 21 August 2007, 05:50:09 PM
QuoteKalo kita kasih makanan ke mereka, mereka senang saat itu, abis itu.. kekurangan makanan lagi kan... kalo kita persembahkan makanan ke Triratna, karma baiknya kita dedikasikan untuk mereka yg kekurangan itu misalnya, dan jika itu berbuah, maka mereka bakal dapet lebih dari sekedar kita kasih makanan.. mungkin ga dikehidupan ini, tapi dikehidupan yang akan dateng...
yup... ga da yang kekal... ya ngasi pas bisa ngasi... kalo mank ga bisa ngasi ya ga usah dipaksain...
ah gw seh yang pasti" aja deh... cuz dengan kita kasi 'makan' ke mereka, mereka pasti merasa senang, dengan ngerasa senang, perasaan bisa lebih tenang, perasaan tenang bisa berpikir lebih baik, dengan berpikiran positif bisa mengkondisikan batin ke arah yang lebih baik... Ya semoga mereka bisa lebih cepat terbebas dari 'sana', atau setidaknya di kehidupan setelahnya bisa terlahir lebih baik...  ;D
Kalo emang mau kasih ke manusia yang membutuhkan juga ga apa2, jadi gini, kita persembahkan dulu makanan itu ke Triratna, lalu karma baiknya kita dedikasikan untuk mereka2 itu, lalu makanannya kita kasih juga ke mereka.. jadi mereka malah dapet lebih banyak kan...
			
 
			
			
				Huahahaha... keliatan abstrak bagi gw... maseh ga nangkep...  :|
			
			
			
				Quote from: 7th on 22 August 2007, 10:51:05 AM
Huahahaha... keliatan abstrak bagi gw... maseh ga nangkep...  :|
mungkin bisa lebih nangkep kalo tahu dulu tentang Lamrim. bisa cari2 buku judulnya "Liberation in our Hand" karya Pabongkha Rinpoche, disitu ada sejarah Lamrim , dasar2nya , termasuk soal persembahan makanan ini, dll. ntar pasti tau dh manfaatnya persembahan itu.  ;D  _/\_
			
 
			
			
				ini Mahayana punya yah?
			
			
			
				yupz... 
			
			
			
				Mahayana Tibetan tepatnya.
			
			
			
				Oh pantes aja i bingung Triratna dikasi persembahan... #-o
ya sudahlah yang penting semua makhluk berbahagia aja mau bijimane (pinjem kata"nya Mbah) juga caranya...  ;D
			
			
			
				 [at] 7th : yup betul banget......
dah jelas beda sudut pandang khan???  ;)
			
			
			
				iya abisnya aye kaga tau itu Tibetan Mahayana punya... Cuz di Theravada kaga pernah baca ato denger yang begituan...
Makasih dah nambah pengetahuan...
 _/\_
			
			
			
				keliatan bgt kok dari websitenya.......
tapi nambah pengetahuan itu = nambah dhamma kok....
			
			
			
				sembah siapapun yang paling penting bisa tambah rejeki, betul tidak.. hahahaha..  :)) :)) :))
			
			
			
				Oh ya? Sembah gw bisa?
			
			
			
				 [at] 7th
mungkin bisa kalao dikasih sesajen angpao2 dan makanan enak..  :)) :)) :)) 
			
			
			
				Ga, i dont need that...
Gw butuh kebahagiaan, ga da masalah, ga da kesusahan... Bisa persembahkan ke gw? Tar gw berkatin deh... 
			
			
			
				Quote from: Muten Roshi on 23 August 2007, 12:00:39 PM
sembah siapapun yang paling penting bisa tambah rejeki, betul tidak.. hahahaha..  :)) :)) :))
itu namanya orang bodoh dan serakah...  :))
			
 
			
			
				There is no supreme.being known as "Avalokitesvara"
yg ada... 
Kita menyelami karakter 'avalokitesvara' yg welas asih...
Menanamkan dalam diri ndiri... 
Gua adalah avalokitesvara..
Gua adalah sosok yg welas asih..
Gua adalah sosok mahluk yg menjadi avalokitesvara bagi mahluk laen...
penuh metta, karuna...
Berdoa pada avalokitesvara => berdoa pada diri ndiri...
Siapa lage yg bakalan mendengarkan tangisan/jeritan hati-mu selaen dirimu sendiri... ?
			
			
			
				Persembahan... ?
koq pusink2x...
anggap aja Dana tuk yg jaga Altar/Patung/Vihara....
Termasuk (Sangha, bhante, biksu, samanera, tukang sapu dan tukang parkir)
			
			
			
				Doa Kepada Mr.X ?
kalao mao di Imani juga silahkan..., 
jikalau mreka bisa memberi manfaat juga kaga ada yg ngelarang...
Toh mreka memberi manfaat bagi anda... 
			
			
			
				itu namanya cerdas dan bijaksana.. ;)
Quote from: dhanuttono on 23 August 2007, 06:08:28 PM
Quote from: Muten Roshi on 23 August 2007, 12:00:39 PM
sembah siapapun yang paling penting bisa tambah rejeki, betul tidak.. hahahaha..  :)) :)) :))
itu namanya orang bodoh dan serakah...  :))
			 
			
			
				Quote from: Muten Roshi on 23 August 2007, 07:39:27 PM
itu namanya cerdas dan bijaksana.. ;)
Quote from: dhanuttono on 23 August 2007, 06:08:28 PM
Quote from: Muten Roshi on 23 August 2007, 12:00:39 PM
sembah siapapun yang paling penting bisa tambah rejeki, betul tidak.. hahahaha..  :)) :)) :))
itu namanya orang bodoh dan serakah...  :))
oh ya ? dimana letak kecerdasannya ?
dimana letak kebijaksanaannya ? jika menggunakan dogma Samawi ya memang, itu adalah cerdas dan bijaksana dalam kebodohan...  :)) ya karena emang bodoh !
			
 
			
			
				Quote from: Muten Roshi on 23 August 2007, 07:39:27 PM
itu namanya cerdas dan bijaksana.. ;)
Quote from: dhanuttono on 23 August 2007, 06:08:28 PM
Quote from: Muten Roshi on 23 August 2007, 12:00:39 PM
sembah siapapun yang paling penting bisa tambah rejeki, betul tidak.. hahahaha..  :)) :)) :))
itu namanya orang bodoh dan serakah...  :))
CMIIW,
menganggap sesuatu yang salah sebagai sesuatu yang benar bukannya dapat dikategorikan sebagai Pandangan Salah?
			
 
			
			
				Quote from: HokBen on 24 August 2007, 08:45:55 AM
Quote from: Muten Roshi on 23 August 2007, 07:39:27 PM
itu namanya cerdas dan bijaksana.. ;)
Quote from: dhanuttono on 23 August 2007, 06:08:28 PM
Quote from: Muten Roshi on 23 August 2007, 12:00:39 PM
sembah siapapun yang paling penting bisa tambah rejeki, betul tidak.. hahahaha..  :)) :)) :))
itu namanya orang bodoh dan serakah...  :))
CMIIW,
menganggap sesuatu yang salah sebagai sesuatu yang benar bukannya dapat dikategorikan sebagai Pandangan Salah?
betul, karena itu saya menyatakan bahwa tindakan seperti yg dikatakan si Dharmakara adalah kebodohan (berpandangan salah) dan keserakahan (keinginan yg berlebihan mencari" berkah dengan menyembah" yg tidak ia ketahui demi keuntungan pribadi)
ya gtu deh...
			
 
			
			
				Quote from: dhanuttono on 25 July 2007, 11:11:31 AM
ehm apakah didalam Buddhism itu sendiri ada doa ? selain melantunkan syair/sutta/sutra, gatha, partia
kepada siapa kira2 kita berdoa, siapa yg dengerin ? apakah bs ditangapi doa kita ?
kalau maksud anda adalah kpd Buddha, ...
apakah menurut anda kata Buddha, harus dan mau tidak mau, selalu menunjuk kpd "seorg mahkluk"???
ika.