Forum Dhammacitta

Topik Buddhisme => Buddhisme untuk Pemula => Topic started by: waterlily on 03 December 2010, 05:00:50 PM

Title: antara arahat dan boddhisatva?
Post by: waterlily on 03 December 2010, 05:00:50 PM
pertanyaan pemula nih...
kenapa kalo di Thera, umatnya lebih difokuskan pada pencapaian menjadi arahat?
sementara di Maha, menjadi Boddhisatva?
Perbedaan apa yang mendasarinya?
Ada yang bisa menjelaskan secara padat dan jelas?

trimakasih.
Title: Re: antara arahat dan boddhisatva?
Post by: K.K. on 03 December 2010, 06:12:58 PM
Quote from: waterlily on 03 December 2010, 05:00:50 PM
pertanyaan pemula nih...
kenapa kalo di Thera, umatnya lebih difokuskan pada pencapaian menjadi arahat?
sementara di Maha, menjadi Boddhisatva?
Perbedaan apa yang mendasarinya?
Ada yang bisa menjelaskan secara padat dan jelas?

trimakasih.
Jika ada yang bilang di Theravada difokuskan 'hanya' pada Savaka (arahat), berarti orang itu tidak mengatakannya dengan benar. Yang benar adalah di Theravada, semua dianjurkan untuk berjuang untuk menghapus dukkha, apakah melalui jalan Samma Sambuddha, Pacceka Buddha, maupun Savaka Buddha. Semua ada dijelaskan dengan lumayan terperinci, dan kita bisa memilih yang cocok.

Yang menjadi perbedaan adalah di Theravada menganggap lenyapnya dukkha lewat jalan yang mana pun juga, adalah tujuan akhir. Di Mahayana, jalan savaka/sravaka dan pacceka/pratyeka adalah jalan 'setengah-setengah', jadi hanya menganjurkan jalan samyak sambuddha (menjadi bodhisatva).

Title: Re: antara arahat dan boddhisatva?
Post by: xenocross on 03 December 2010, 06:21:20 PM
Yang menjadi perbedaan adalah di Theravada menganggap lenyapnya dukkha lewat jalan yang mana pun juga, adalah tujuan akhir.
Dan karena jadi arahat lebih gampang daripada jadi Pacceka Buddha atau Samma-Sambuddha, ya jelaslah Theravada lebih menganjurkan jadi Arahat.

Di Mahayana, jalan savaka/sravaka dan pacceka/pratyeka adalah jalan 'setengah-setengah', karena Mahayana lebih menekankan welas asih, dan kedua jalan itu tidak memberikan manfaat maksimal pada makhluk lain.
jadi hanya menganjurkan jalan samyak sambuddha (menjadi bodhisatva). Karena menjadi Buddha memberikan manfaat paling besar bagi seluruh makhluk di dunia.
Title: Re: antara arahat dan boddhisatva?
Post by: stephen chow on 03 December 2010, 09:55:14 PM
OOT dikit..
Lebih banyak mana antara Theravada ato Mahayana bikkhu yg terkenal?
Ajahn Brahm yg terkenal kan dari Theravada.. Gurunya Ajahn Brahm aliaran apa ya? Bhante Ashin aliran apa ya? Dalai Lama aliran apa juga? Beliau kan orang suci terkenal semua yg saya tahu? Ada yg lain yg terkenal lagi? Hanya ingin tahu saja..
Title: Re: antara arahat dan boddhisatva?
Post by: rooney on 03 December 2010, 11:37:42 PM
Kalo masalah Bhikku terkenal itu relatif. Ajahn Chah (Guru Ajahn Brahm) dan Bhante Ashin dari Theravada. Kalo Dalai Lama Tenzin Gyatso itu Vajrayana. Tokoh-tokoh terkenal lain :

-. Master Cheng Yen, pendiri Tzu Chi Foundation dan Da Ai Tv yang sangat aktif dalam misi kemanusiaan. Dianggap sebagai "Mother Teresa of Asia."
-. Mahasi Sayadaw, meditation master yang punya peran signifikan dalam menghidupkan kembali meditasi sati di asia dan memperkenalkan vipassana di barat. Dipandang sebagai "the grandfather of Western vipassana"
-. Master Thich Nhat Hanh, tokoh aktivis perdamaian dunia yang merupakan nominasi peraih nobel perdamaian dari Martin Luther king. Selain itu, juga punya pengaruh yang penting dalam perkembangan Western Buddhism.
-. Master Hsing Yun, pendiri Fo Guang Shan Buddhist order dan beraffiliasi dengan Buddha's Light International Association yang merupakan salah satu organisasi internasional Buddhist terbesar di dunia. Terkenal dengan "Humanistic Buddhism" nya yang merupakan filosofi Fo Guang Shan.
- Satya Narayan Goenka, tokoh umat awam Buddhist paling terkenal. Pendiri "worldwide vipassana retreat organization center"
Title: Re: antara arahat dan boddhisatva?
Post by: K.K. on 04 December 2010, 08:36:54 AM
Quote from: xenocross on 03 December 2010, 06:21:20 PM
Dan karena jadi arahat lebih gampang daripada jadi Pacceka Buddha atau Samma-Sambuddha, ya jelaslah Theravada lebih menganjurkan jadi Arahat.
Theravada bukan menganjurkan berdasarkan gampang-susah, tapi berdasarkan kecocokan. Atau anda pernah ketemu sutta di mana Buddha bilang seperti: "para bhikkhu, jangan jadi bodhisatta, karena susah dan makan waktu lama. Jadi arahat aja karena lebih gampang"? Adakah yang begitu?


QuoteDi Mahayana, jalan savaka/sravaka dan pacceka/pratyeka adalah jalan 'setengah-setengah', karena Mahayana lebih menekankan welas asih, dan kedua jalan itu tidak memberikan manfaat maksimal pada makhluk lain.
jadi hanya menganjurkan jalan samyak sambuddha (menjadi bodhisatva). Karena menjadi Buddha memberikan manfaat paling besar bagi seluruh makhluk di dunia.

Di Theravada, menempuh jalan bodhisatta bukan tinggal pilih seperti pencet tombol, namun memerlukan syarat dasar untuk menjadi seorang bodhisatta. Buddha Gotama yang tergolong cepat dalam perjalanannya saja, harus bertekad selama 16 Asankhyeyya kappa selama kemunculan 512 Samma Sambuddha sebelum bisa disebut seorang bodhisatta. Setelah itu, jika memiliki persyaratan berikut, maka ia bisa menjadi seorang bodhisatta:
1. Ia terlahir sebagai manusia
2. Ia seorang lelaki
3. Ia telah meninggalkan keduniawian (menjadi petapa yang berpandangan adanya akibat dari perbuatan)
4. Ia memiliki pencapaian jhana & abhinna
5. Ia memiliki potensi untuk mencapai Arahatta dalam kehidupan itu juga
6. Bersedia mengorbankan diri demi Buddha
7. Bersedia untuk menempuh berbagai kesulitan dalam memenuhi tekadnya
8. Memiliki "jodoh" untuk bertemu seorang Samma Sambuddha untuk mengungkapkan aspirasinya tersebut

Dengan demikian dalam Theravada, selain ajaran mengasihi yang sepertinya juga tidak kalah dibandingkan Mahayana, juga diajarkan mengenal potensi diri sendiri. Tidak ada gunanya kita beraspirasi menjadi dosen kalau belum bisa membaca. Lebih baik belajar membaca dulu, baru ditentukan lagi aspirasi berikutnya. Karena hal inilah maka Theravadin yang bertekad menjadi Samma Sambuddha sangat sedikit terlihat atau bahkan tidak terlihat sama sekali.

Title: Re: antara arahat dan boddhisatva?
Post by: ryu on 04 December 2010, 12:09:55 PM
Yang menjadi perbedaan adalah di Terawada bermain musik tidak boleh, kalau di mahayana bermain musik merupakan jalan bodisatwa  ;D

kalau biku terkenal terawada ya nyanadasa lah ;D
Title: Re: antara arahat dan boddhisatva?
Post by: Sleeping dragon on 04 December 2010, 03:26:53 PM
logika ny kl semua orang memilih menjadi boddhisatta trus ketika sammasambudha lahir ke dunia maka tdk ada muridny yg mencapai arahat, karena semua ingin menjadi sammasambudha. Impossible   #-o
Title: Re: antara arahat dan boddhisatva?
Post by: Mahadeva on 10 December 2010, 02:18:38 PM
o ya...sesungguhnya semua makhluk itu kan anatta..tidak ada individu yang nyata, lalu kenapa kok musti diselamatkan? yang menyelamatkan pun kan hanya perpaduan unsur2...

jadi apa manfaatnya menyelamatkan makhluk yang hanyalah proses?
Title: Re: antara arahat dan boddhisatva?
Post by: Sostradanie on 10 December 2010, 04:05:06 PM
Quote from: raynoism on 10 December 2010, 02:18:38 PM
o ya...sesungguhnya semua makhluk itu kan anatta..tidak ada individu yang nyata, lalu kenapa kok musti diselamatkan? yang menyelamatkan pun kan hanya perpaduan unsur2...

jadi apa manfaatnya menyelamatkan makhluk yang hanyalah proses?

Betul sekali,perpaduan unsur-unsur.Dan perpaduan unsur-unsur itu masih bisa merasakan sakit,tua dan mati.Dan lahir lagi,berkelana kian kemari.Mengulangi lagi hal yang sama.Sama seperti orang yang tersesat didalam hutan.Hanya berputar-putar dan tidak tahu jalan keluar.

Seharusnya jika sang Budha berpikir  tentang manfaat seperti anda,maka tidak akan ada hari ini dimana anda mengatakan makhluk itu anatta.Rasa belas kasih yang menggerakkan untuk menyelamatkan makhluk yang hanyalah proses.Hanya belas kasih yang membuat Sang Buddha menunjukkan jalan keluar dari hutan.
Title: Re: antara arahat dan boddhisatva?
Post by: Mahadeva on 11 December 2010, 12:37:28 PM
thanks...namun saya belum paham, kita ini cuman ilusi ya?
Buddha kan sudah tercerahkan dan Beliau sempat tidak ingin mengajarkan Dhamma ya? Apakah itu karena kita ini hanyalah ilusi belaka? jadi Buddha mengajar atau tidak , Beliau kan sudah merealisasi Nibbana jadi bagi Beliau penderitaan mahluk lain kan hanya manifestasi kotoran batin.

apa benar demikian kalau kita sudah suci maka makhluk lain juga akan sirna penderitaannya?

thanks
Title: Re: antara arahat dan boddhisatva?
Post by: K.K. on 11 December 2010, 12:49:50 PM
Quote from: Sleeping dragon on 04 December 2010, 03:26:53 PM
logika ny kl semua orang memilih menjadi boddhisatta trus ketika sammasambudha lahir ke dunia maka tdk ada muridny yg mencapai arahat, karena semua ingin menjadi sammasambudha. Impossible   #-o

Dalam hal ini, logika tersebut tidak tepat karena disebutkan jumlah makhluk adalah tidak terpikirkan, maka premis keadaan "Buddha tanpa murid (yang berarti jumlah makhluk adalah sejumlah tertentu)" adalah tidak sah. 

Hal ini juga berlaku pada logika sebaliknya. Setiap Bodhisatta menerima 'ramalan' dari seorang Buddha, lalu Buddha pertama sebelum menjadi Bodhidatta, menerima 'ramalan' dari siapa? Logika ini tidak bisa diterapkan karena awalnya dunia ini tidak terpikirkan (maka premis adanya Buddha pertama tidak sah).
Title: Re: antara arahat dan boddhisatva?
Post by: Sumedho on 11 December 2010, 12:52:28 PM
ada bacaan menarik

Arahant, Buddha dan Bodhisatva oleh Bhikkhu Bodhi
http://www.accesstoinsight.org/lib/authors/bodhi/arahantsbodhisattvas.html (http://www.accesstoinsight.org/lib/authors/bodhi/arahantsbodhisattvas.html)

Sudah diterjemahkan oleh Bro Jerry dan sedang dalam tahap editing.
Title: Re: antara arahat dan boddhisatva?
Post by: Sostradanie on 11 December 2010, 04:32:40 PM
Quote from: raynoism on 11 December 2010, 12:37:28 PM
thanks...namun saya belum paham, kita ini cuman ilusi ya?
Buddha kan sudah tercerahkan dan Beliau sempat tidak ingin mengajarkan Dhamma ya? Apakah itu karena kita ini hanyalah ilusi belaka? jadi Buddha mengajar atau tidak , Beliau kan sudah merealisasi Nibbana jadi bagi Beliau penderitaan mahluk lain kan hanya manifestasi kotoran batin.

apa benar demikian kalau kita sudah suci maka makhluk lain juga akan sirna penderitaannya?

thanks

Kalau maksud anda ilusi itu seperti halusinasi.Saya rasa tidak tepat.Tubuh ini nyata,bisa disentuh,bisa merasakan sakit.Bisa tua dan mati.Dan kita terkurung dari kehidupan yang satu ke kehidupan yang lain dengan bentuk yang berbeda-beda sesuai karma yang kita buat.Itu terus menerus terjadi tanpa kita tahu jalan keluarnya untuk bebas dari semua ini.

Sang Buddha memang bertekad dari kehidupan sebelumnya ingin menyelamatkan/membebaskan makhluk dari penderitaan.Disaat dia tercerahkan,beliau sempat ragu untuk mengajarkan dhamma bukan karena kita ilusi.Tapi karena dhamma itu terlalu dalam dan susah dimengerti.Dan bagi yang salah mengerti akan terjadi pemahaman yang berbeda.

Kesucian seseorang tidak akan bisa membuat orang lain terlepas dari penderitaan.Sama seperti cerita hutan tadi.Jika seseorang menemukan jalan keluar dari hutan, dan orang itu berhasil keluar dari hutan.Apakah secara otomatis yang masih ada didalam hutan juga langsung berada diluar hutan? Yang didalam hutan hanya bisa berada diluar hutan jika dia sendiri berjalan dan mengikuti jalan keluar tersebut sehingga berada diluar hutan.
Title: Re: antara arahat dan boddhisatva?
Post by: Mahadeva on 11 December 2010, 04:50:54 PM
thanks...bukan halusinasi tapi tidak ada sesuatu yang fundamental karena hanya paduan saja,

menilai orang lain menderita atau bahagia kan hanya pikiran kita saja yang menciptakan..kalau pikiran sudah bebas dari kegelapan batin kan otomatis semua orang yang kita lihat sudah tidak ada yang menderita ataupun bahagia ataupun netral sekalipun. toh semua hal di alam semesta ini kan masuk pikiran kita ya? Buddha di jaman dulu dan yang akan datang masuk pikiran kita semua ya? pencerahan mereka, makhuk lain semuanya berikut penderitaan kan masuk pikiran kita, tidak ada yang diluar kan?

oh ttg tubuh kita yang bisa tua dan mati, kita kan tidak bisa menunjuk dengan tepat apa tubuh itu, bagaimana kita bisa bilang tubuh itu bisa sakit dan mati? kan hanya paduan unsur...


apa benar demikian?
Title: Re: antara arahat dan boddhisatva?
Post by: Kelana on 11 December 2010, 05:02:07 PM
Quote from: Kainyn_Kutho on 11 December 2010, 12:49:50 PM
Dalam hal ini, logika tersebut tidak tepat karena disebutkan jumlah makhluk adalah tidak terpikirkan, maka premis keadaan "Buddha tanpa murid (yang berarti jumlah makhluk adalah sejumlah tertentu)" adalah tidak sah. 

Jadi, maksud Sdr. Kainyn tidak mungkin Buddha tanpa murid?
Title: Re: antara arahat dan boddhisatva?
Post by: Sostradanie on 11 December 2010, 05:52:33 PM
Quote from: raynoism on 11 December 2010, 04:50:54 PM

menilai orang lain menderita atau bahagia kan hanya pikiran kita saja yang menciptakan..kalau pikiran sudah bebas dari kegelapan batin kan otomatis semua orang yang kita lihat sudah tidak ada yang menderita ataupun bahagia ataupun netral sekalipun. toh semua hal di alam semesta ini kan masuk pikiran kita ya? Buddha di jaman dulu dan yang akan datang masuk pikiran kita semua ya? pencerahan mereka, makhuk lain semuanya berikut penderitaan kan masuk pikiran kita, tidak ada yang diluar kan?

Kalau tepatnya saya tidak tahu juga yah,karena saya masih penuh dengan noda batin.Tapi menurut saya, tidak seperti yang bro katakan.Sang Buddha untuk mencapai pencerahan,sudah mengumpulkan banyak sekali parami.Kalau seperti yang bro katakan,saya malah menangkap ketidakpedulian/cuek bebek.
Jika penderita diabetes yang kakinya sampai membusuk,berulat dan harus diamputasi.Dimanakah penderitaannya?Didalam pikiran sajakah?Jika bro tabrakan dan patah,apakah bisa merasakan sakit?


Quoteoh ttg tubuh kita yang bisa tua dan mati, kita kan tidak bisa menunjuk dengan tepat apa tubuh itu, bagaimana kita bisa bilang tubuh itu bisa sakit dan mati? kan hanya paduan unsur...

Paduan unsur yang punya kesadaran.Dan selama kesadaran itu masih ada,maka kita masih merasakan sakit,tua dan mati.
Title: Re: antara arahat dan boddhisatva?
Post by: adi lim on 12 December 2010, 06:02:27 AM
Quote from: Sumedho on 11 December 2010, 12:52:28 PM
ada bacaan menarik

Arahant, Buddha dan Bodhisatva oleh Bhikkhu Bodhi
http://www.accesstoinsight.org/lib/authors/bodhi/arahantsbodhisattvas.html (http://www.accesstoinsight.org/lib/authors/bodhi/arahantsbodhisattvas.html)

Sudah diterjemahkan oleh Bro Jerry dan sedang dalam tahap editing.

tunggu editing Bro Jerry aja !
anumodana Bro Jerry

_/\_
Title: Re: antara arahat dan boddhisatva?
Post by: Sumedho on 12 December 2010, 06:07:03 AM
Quote from: adi lim on 12 December 2010, 06:02:27 AM
tunggu editing Bro Jerry aja !
anumodana Bro Jerry

_/\_
sy yg ngedit sih. maka itu lama :))
Title: Re: antara arahat dan boddhisatva?
Post by: adi lim on 12 December 2010, 07:37:36 AM
Quote from: Sumedho on 12 December 2010, 06:07:03 AM
sy yg ngedit sih. maka itu lama :))

oh !
anumodana

_/\_
Title: Re: antara arahat dan boddhisatva?
Post by: ryu on 12 December 2010, 07:51:15 AM
Quote from: adi lim on 12 December 2010, 07:37:36 AM
oh !
anumodana

_/\_
jangan anumodana, harusnya di pecut biar ga pake lama =))
Title: Re: antara arahat dan boddhisatva?
Post by: Mahadeva on 12 December 2010, 09:43:03 AM
Quote from: sriyeklina on 11 December 2010, 05:52:33 PM
Kalau tepatnya saya tidak tahu juga yah,karena saya masih penuh dengan noda batin.Tapi menurut saya, tidak seperti yang bro katakan.Sang Buddha untuk mencapai pencerahan,sudah mengumpulkan banyak sekali parami.Kalau seperti yang bro katakan,saya malah menangkap ketidakpedulian/cuek bebek.
Jika penderita diabetes yang kakinya sampai membusuk,berulat dan harus diamputasi.Dimanakah penderitaannya?Didalam pikiran sajakah?Jika bro tabrakan dan patah,apakah bisa merasakan sakit?


Paduan unsur yang punya kesadaran.Dan selama kesadaran itu masih ada,maka kita masih merasakan sakit,tua dan mati.

hmm..menurut saya kalau arahat itu terkena diabetes mellitus tipe 2 atau tipe 1, dan kakinya gangren, beliau tentu saja tidak menderita, tubuh kan nda kekal..gangren juga nda kekal..apanya yang  mau disedihkan?
kalau belum arahat  ya jelas masih menderita, (dan bisa sakit diabet)

tentang ketidak pedulian atau cuek, Buddha saja bilang, dirimu adalah pelindung bagi dirimu sendiri...

yang saya masih heran kok seorang Arahat dikatakan masih punya belas kasih? kan tidak ada lagi makhluk yang perlu dibantu lagi...keberadaan makhluk lain kan sirna juga kalau sudah parinibbana...

tentang paduan unsur yang punya kesadaran, kesadaran itu sendiri kan timbul berlangsung lenyap.....
jadi ilusi juga....

benarkah demikian?
Title: Re: antara arahat dan boddhisatva?
Post by: Indra on 12 December 2010, 10:11:37 AM
Quote from: raynoism on 12 December 2010, 09:43:03 AM
yang saya masih heran kok seorang Arahat dikatakan masih punya belas kasih? kan tidak ada lagi makhluk yang perlu dibantu lagi...keberadaan makhluk lain kan sirna juga kalau sudah parinibbana...


Ray, menurut pendapat anda, mengapakah Sang Buddha mau bersusah-payah mengajarkan Dhamma selama 45 tahun? padahal Beliau sudah terbebas dan menurut logika anda tidak ada yg harus diselamatkan lagi? ini sebenarnya adalah pertanyaan anda sendiri, tapi saya ingin mengetahui pandangan anda atas hal ini terlebih dulu.
Title: Re: antara arahat dan boddhisatva?
Post by: Mahadeva on 12 December 2010, 11:44:17 AM
Quote from: Indra on 12 December 2010, 10:11:37 AM
Ray, menurut pendapat anda, mengapakah Sang Buddha mau bersusah-payah mengajarkan Dhamma selama 45 tahun? padahal Beliau sudah terbebas dan menurut logika anda tidak ada yg harus diselamatkan lagi? ini sebenarnya adalah pertanyaan anda sendiri, tapi saya ingin mengetahui pandangan anda atas hal ini terlebih dulu.

kalau menurut saya Buddha tidak bersusah payah atau berusaha keras dalam melakukan segala sesuatu sejak tercerahkan, kan usaha keras dan susah payah kan ada karena kotoran batin saja..

saya tanya begitu karena pernah baca ada orang yang bilang seorang arahat itu penuh belas kasih. Buddha kan arahat juga, namun saya belum pernah baca dalam kutipan dari kanon pali (saya memang belum baca semua) ada kata2 dari Buddha, " Karena belas kasih-Ku dan cinta-Ku pada semua makhluk yang menderita, Aku kan menyelematkan mereka...dsb..."

Setau saya Buddha sudah bebas dari rasa cinta..
jadi sebenarnya ketika sudah jadi arahat kok semuanya terlihat dengan jelas bahwa sesungguhnya tidak ada lagi yang menderita atau bahagia, tidak ada yang dimusnahkan juga karena juga tidak pernah ada yang muncul

maka dari itu saya tidak mengerti kok ada yang bilang Buddha punya perasaan belas kasih, cinta dll..
saya ketemu ini di thread lain yang sejenis,

Tatra kho áyasmá Sáriputto bhikkhú ámantesi, Sukham idam ávuso
     nibbánam, sukham idam ávuso nibbánanti. Evam vutte áyasmá Udáyi
     áyasmantam Sáriputtam etad avoca, Kim panettha ávuso Sáriputta
     sukham yad ettha natthi vedayitanti. Etad eva khvettha ávuso sukham
     yad ettha natthi vedayitam.
     (Anguttara IX,34)

     YM Sáriputta mengatakan kepada bhikkhu, 'Kepadaman ini sahabat,
     adalah menyenangkan.' Ketika ini dikatakan, YM Udáyi berkata kepada
     YM Sáriputta, 'Tapi, sahabat Sáriputta, apa yg menyenangkan di sini,
     berhubung tidak ada perasaan?'
     'Karena itulah, sahabat, menyenangkan di sini, bahwa di sini tidak ada
     perasaan.'

Title: Re: antara arahat dan boddhisatva?
Post by: Indra on 12 December 2010, 12:12:03 PM
Quote from: raynoism on 12 December 2010, 11:44:17 AM
kalau menurut saya Buddha tidak bersusah payah atau berusaha keras dalam melakukan segala sesuatu sejak tercerahkan, kan usaha keras dan susah payah kan ada karena kotoran batin saja..

saya tanya begitu karena pernah baca ada orang yang bilang seorang arahat itu penuh belas kasih. Buddha kan arahat juga, namun saya belum pernah baca dalam kutipan dari kanon pali (saya memang belum baca semua) ada kata2 dari Buddha, " Karena belas kasih-Ku dan cinta-Ku pada semua makhluk yang menderita, Aku kan menyelematkan mereka...dsb..."

Setau saya Buddha sudah bebas dari rasa cinta..
jadi sebenarnya ketika sudah jadi arahat kok semuanya terlihat dengan jelas bahwa sesungguhnya tidak ada lagi yang menderita atau bahagia, tidak ada yang dimusnahkan juga karena juga tidak pernah ada yang muncul

maka dari itu saya tidak mengerti kok ada yang bilang Buddha punya perasaan belas kasih, cinta dll..
saya ketemu ini di thread lain yang sejenis,

Tatra kho áyasmá Sáriputto bhikkhú ámantesi, Sukham idam ávuso
     nibbánam, sukham idam ávuso nibbánanti. Evam vutte áyasmá Udáyi
     áyasmantam Sáriputtam etad avoca, Kim panettha ávuso Sáriputta
     sukham yad ettha natthi vedayitanti. Etad eva khvettha ávuso sukham
     yad ettha natthi vedayitam.
     (Anguttara IX,34)

     YM Sáriputta mengatakan kepada bhikkhu, 'Kepadaman ini sahabat,
     adalah menyenangkan.' Ketika ini dikatakan, YM Udáyi berkata kepada
     YM Sáriputta, 'Tapi, sahabat Sáriputta, apa yg menyenangkan di sini,
     berhubung tidak ada perasaan?'
     'Karena itulah, sahabat, menyenangkan di sini, bahwa di sini tidak ada
     perasaan.'



kalau begitu untuk tujuan apa Sang Buddha mengajar selama 45 tahun itu? mendirikan Sangha di mana para siswaNya bercekcok, harus mengalami masa-masa sulit misalnya diserang oleh Devadatta, difitnah, kesulitan dalam memperoleh makanan, dll? bukankah lebih baik Sang Buddha segera parinibbana saja atau berdiam sendirian dalam kenyamanan?

saya pikir sebaiknya tidak menginterpretasikan sutta secara sepotong2, dalam mempelajari sutta sebaiknya juga mengetahui latar belakang sutta itu
Title: Re: antara arahat dan boddhisatva?
Post by: choroqie on 12 December 2010, 12:33:40 PM
[at] bro ray

saya asumsikan menurut bro ray makhluk yg telah mencapai penerangan sempurna seharusnya "cuek", tidak peduli terhadap makhluk2 lain???
lalu mengapa pada masa lalu para arahat,yang tercerahkan mengadakan konsili sangha jika mereka tidak peduli dengan makhluk2 lain,apa tujuannya??

"Pergilah kalian, demi kebaikan semua, demi kebahagiaan semua, atas dasar belas kasih kepada dunia, demi manfaat, kesejahteraan, dan kebahagiaan para dewa dan manusia. Janganlah pergi berdua dalam satu jalan. Babarkanlah Dhamma ini, yang indah pada awalnya, indah pada tengahnya, dan indah pada akhirnya." Buddha Gotama (Marakatha, Mahavagga Pali, Vinaya Pitaka I)
Title: Re: antara arahat dan boddhisatva?
Post by: Mahadeva on 12 December 2010, 01:01:42 PM
Quote from: choroqie on 12 December 2010, 12:33:40 PM
[at] bro ray

saya asumsikan menurut bro ray makhluk yg telah mencapai penerangan sempurna seharusnya "cuek", tidak peduli terhadap makhluk2 lain???
lalu mengapa pada masa lalu para arahat,yang tercerahkan mengadakan konsili sangha jika mereka tidak peduli dengan makhluk2 lain,apa tujuannya??

"Pergilah kalian, demi kebaikan semua, demi kebahagiaan semua, atas dasar belas kasih kepada dunia, demi manfaat, kesejahteraan, dan kebahagiaan para dewa dan manusia. Janganlah pergi berdua dalam satu jalan. Babarkanlah Dhamma ini, yang indah pada awalnya, indah pada tengahnya, dan indah pada akhirnya." Buddha Gotama (Marakatha, Mahavagga Pali, Vinaya Pitaka I)


bukannya jadi cuek...tapi bagaimana mau menyelamatkan sesuatu yang sesungguhnya tidak pernah ada? dirinya sendiri yang mau menyelamatkan juga tidak ada kok..
peduli makhluk lain atau tidak, yang bisa menolong makhluk lain kan makhluk lain itu, dan menurut saya ajaran Buddha kan tentang membebaskan  diri sendiri dari dukkha bukan tentang membebaskan makhluk lain dari dukkha... karena menurut saya kalau diri sendiri bebas dari dukkha (tercerahkan), makhluk lain pun akan terbebas dari dukkha

(yah, sesungguhnya tidak ada yang terbelenggu atau terbebas kok....)

ttg kata2 Buddha untuk mengutus bhikkhu2, "atas dasar belas kasih" kan buat bhikkhu yang ngerasain bukan buat Buddha, lagian apakah ada dalam sutta itu dijelaskan, bhikkhu yang diutus itu ada yang Arahat? (maaf saya juga belum cek memang, kalau ternyata ada tolong kasi tau saya).

Ya Arahat mengadakan konsili menurut saya sama seperi Arahat makan pagi atau minum air...
Buddha dalam kata2 terakhir juga nda pernah mau berencana mengadakan konsili...
karena toh Ajaran Buddha kan nda kekal juga...mau dibuat konsili juga hanya menunda saja

hmm memang sih, berspekulasi ttg pikiran Arhat adalah hal yang tidak dianjurkan Buddha (selain cara kerja karma, jhana dan alam semesta), tapi bagaimana lagi seru sih



Title: Re: antara arahat dan boddhisatva?
Post by: Sostradanie on 12 December 2010, 01:32:29 PM
Quote from: raynoism on 12 December 2010, 09:43:03 AM
hmm..menurut saya kalau arahat itu terkena diabetes mellitus tipe 2 atau tipe 1, dan kakinya gangren, beliau tentu saja tidak menderita, tubuh kan nda kekal..gangren juga nda kekal..apanya yang  mau disedihkan?
kalau belum arahat  ya jelas masih menderita, (dan bisa sakit diabet)

Yang saya tanyakan pada bro sebelumnya manusia,bukan arahat.Bukankah bro sebelumnya mengatakan semua hanya ada dipikiran?
Sang Buddha sendiri juga masih bisa sakit dan merasakan sakit.Tapi Beliau sudah tidak melekat dengan rasa itu.


Quotetentang ketidak pedulian atau cuek, Buddha saja bilang, dirimu adalah pelindung bagi dirimu sendiri...
Yah,karena yang bisa menolong dirimu adalah usahamu sendiri.Dari perkataan bro diatas,seharusnya sudah terjawab pertanyaan bro sendiri tentang pencapaian kesucian orang lain apakah bisa menyelamatkan orang lain?Atau apakah orang lain ikut terkena imbas juga tersucikan.


Quoteyang saya masih heran kok seorang Arahat dikatakan masih punya belas kasih? kan tidak ada lagi makhluk yang perlu dibantu lagi...keberadaan makhluk lain kan sirna juga kalau sudah parinibbana...
Bro,saya ingin bertanya arti parinibbana menurut anda?
Kalau bro bertanya seorang arahat masih punya belas kasih.Jawabannya iya.Belas kasih yang jauh kualitasnya dari makhluk yang belum tercerahkan.Belas kasih yang sudah tidak melekat pada perasaan.Belas kasih dari batin yang sudah seimbang.Bukan seperti yang bro pikirkan,seolah-olah mereka jadi tidak merasakan apa-apa.Blong....kosong...seperti makhluk yang tanpa perasaan.

Quotetentang paduan unsur yang punya kesadaran, kesadaran itu sendiri kan timbul berlangsung lenyap.....
jadi ilusi juga....

Dan paduan unsur yang saya bicarakan sekarang adalah anda.Kesadaran timbul tenggelam menunjukkan tidak kekal dan itu menunjukkan tidak ada aku.Tapi kamu masih terkurung didalam paduan unsur yang kita sebut tubuh.Dimana ada jantung,ginjal,syaraf-syaraf dan lain sebagainya.Yang berarti kamu masih merasakan sakit.Jika anda berpikir,"Ah,ini hanya paduan unsur/ilusi terus sakit itu hilang?" Tidak akan bisa seperti itu.
Tapi dengan  kebijaksanaan kamu memahami sakit itu seperti adanya.Maka batinmu tetap seimbang.

Ini contoh sakit:
-4.20. Dan setelah memakan makanan yang dipersembahkan oleh Cunda, Sang Bhagavā diserang oleh penyakit parah hingga mengalami diare berdarah, dan dengan sangat kesakitan nyaris meninggal dunia. [128] Namun Beliau menahankannya dengan penuh perhatian dan dengan kesadaran jernih, dan tanpa mengeluh. Kemudian Sang Bhagavā berkata: 'Ānanda, mari kita pergi ke Kusināra.' 'Baiklah, Bhagavā,' jawab Ānanda.

Ini contoh belas kasih:
Kisah Putigattatissa Thera

Sesudah mendapatkan cara-cara bermeditasi dari Sang Buddha, Tissa Thera rajin melaksanakan meditasi dalam keadaan menderita suatu penyakit. Bisul-bisul kecil nampak di seluruh tubuh dan bisul itu berkembang menjadi luka yang besar, ketika luka ini pecah, jubah atas dan bawahnya menjadi lengket, dicemari nanah dan darah, seluruh tubuhnya berbau busuk. Karena hal itu, beliau dikenal dengan sebutan Putigattatissa, Tissa yang tubuhnya berbau.

Pada saat Sang Buddha memandang alam semesta dengan penglihatan batin sempurna, Tissa Thera nampak dalam penglihatannya. Beliau melihat kesedihan Tissa Thera, yang telah ditinggal sendirian oleh murid-muridnya karena tubuhnya berbau. Dalam waktu yang sama, Sang Buddha mengetahui bahwa Tissa dapat segera mencapai tingkat kesucian arahat.

Sang Buddha mengeluarkan pancaran api di dekat tempat tinggal Tissa. Di tempat itu, Sang Buddha mendidihkan air, kemudian Beliau datang ke tempat Tissa berbaring, memegang tepi dipan.

Hal ini membuat murid-murid Tissa Thera berkumpul mengelilingi gurunya. Sesuai petunjuk Sang Buddha, mereka mengangkat Tissa Thera mendekati tempat pancaran api. Di tempat tersebut Tissa Thera dibasuh dan dimandikan. Ketika ia masih dimandikan, jubah atas dan bawahnya dicuci dan dikeringkan. Sesudah mandi, tubuh dan pikiran Tissa Thera menjadi segar. Segera batinnya berkembang mencapai satu titik konsentrasi.

Berdiri pada kepala dipan, Sang Buddha berkata kepadanya bahwa dalam tubuh ini tidak ada inti seperti sebatang kayu yang terbujur di atas tanah.

Kemudian Sang Buddha membabarkan syair 41 berikut:

Aduh, tak lama lagi tubuh ini akan terbujur di atas tanah, dibiarkan saja, tanpa kesadaran,
bagaikan sebatang kayu yang tidak berguna.

Tissa Thera mencapai tingkat kesucian arahat bersamaan dengan pencapaian pandangan terang analitis setelah khotbah Dhamma itu berakhir, kemudian beliau meninggal dunia. Sang Buddha kemudian menyuruh murid-murid Tissa Thera untuk segera mengkremasikan tubuh gurunya.

Atas pertanyaan mengapa Tissa tubuhnya berbau, Sang Buddha menerangkan bahwa Tissa, pada salah satu kehidupannya yang lampau adalah penangkap unggas yang kejam. Setelah tertangkap, tulang kaki dan tulang sayap burung itu selalu dipatahkannya, agar tak bisa melarikan diri. Akibat perbuatan kejamnya itu, Tissa terlahir kembali dengan tubuh berbau.


Menurut bro,kenapa sang Buddha harus repot-repot membantu thera tersebut?
Title: Re: antara arahat dan boddhisatva?
Post by: dilbert on 12 December 2010, 01:41:03 PM
Dalam term doktrin Theravada (kalau boleh dikatakan demikian), Bodhisatta malah belum termasuk dalam salah satu jenis makhluk suci.

Seorang makhluk menyandang gelar Bodhisatta / memasuki karir sebagai bodhisatta (calon sammasambuddha) setelah mencapai parami tertentu (ada persyaratannya) dan di-kukuh-kan dgn mendapat ramalan pasti dari seorang sammasambuddha (setidaknya dalam kebiasaan bodhisatta yg terjadi belakangan ini)
Title: Re: antara arahat dan boddhisatva?
Post by: Mahadeva on 12 December 2010, 02:31:44 PM
hmm...Buddha memang bisa merasakan sakit tapi rasanya sama saja seperti Buddha saat mandi. jadi tidak menderita karena rasa sakit dan tidak bahagia karena terguyur siraman air

nah itu dia kok aneh Buddha sampai bisa dikatakan merasa sangat kesakitan?, bukannya Buddha itu sudah seimbang dan pasti tenang2 saja, tidak ada sakit yang dapat membuat Beliau merana. Perlu diingat yang menggambarkan ttg Buddha sakit kan bukan Beliau sendiri namun saksi mata yang tentu saja bisa salah sangka.

begini, makhluk lain kan masuk pikiran kita berikut penderitaannya kalau seseorang itu merealisasi nibbana ya jelas pasti tidak ada makhluk lain lah...Buddha tidak pernah bilang, "Setelah suci, jangan lupa membantu makhluk laen"

di dunia ini ada penderitaan karena kita ini belum suci, coba kalau kita sudah parinibbana dari kemaren..langsung penderitaan makhluk lain juga tidak ada (dan memang tidak pernah ada, kita suci atau tidak)
coba cari di sutta, apakah keadaan parinibbana masih ada makhluk yang perlu diselamatkan. semua ini kan cuma delusi saja

Buddha aja setelah tercerahkan kan ingin cepat2 parinibbana kok

nah pencerahan Buddha ini masih masuk dalam pikiran kita....

ajaran Buddha kan tentang membebaskan diri sendiri bukan tentang membebaskan makhluk lain

ini bukti, seorang arahat sudah nda punya perasaan:
Tatra kho áyasmá Sáriputto bhikkhú ámantesi, Sukham idam ávuso
     nibbánam, sukham idam ávuso nibbánanti. Evam vutte áyasmá Udáyi
     áyasmantam Sáriputtam etad avoca, Kim panettha ávuso Sáriputta
     sukham yad ettha natthi vedayitanti. Etad eva khvettha ávuso sukham
     yad ettha natthi vedayitam.
     (Anguttara IX,34)

     YM Sáriputta mengatakan kepada bhikkhu, 'Kepadaman ini sahabat,
     adalah menyenangkan.' Ketika ini dikatakan, YM Udáyi berkata kepada
     YM Sáriputta, 'Tapi, sahabat Sáriputta, apa yg menyenangkan di sini,
     berhubung tidak ada perasaan?'
     'Karena itulah, sahabat, menyenangkan di sini, bahwa di sini tidak ada
     perasaan.'
Title: Re: antara arahat dan boddhisatva?
Post by: Sostradanie on 12 December 2010, 02:41:40 PM
Quote from: raynoism on 12 December 2010, 02:31:44 PM
hmm...Buddha memang bisa merasakan sakit tapi rasanya sama saja seperti Buddha saat mandi. jadi tidak menderita karena rasa sakit dan tidak bahagia karena terguyur siraman air

nah itu dia kok aneh Buddha sampai bisa dikatakan merasa sangat kesakitan?, bukannya Buddha itu sudah seimbang dan pasti tenang2 saja, tidak ada sakit yang dapat membuat Beliau merana. Perlu diingat yang menggambarkan ttg Buddha sakit kan bukan Beliau sendiri namun saksi mata yang tentu saja bisa salah sangka.

begini, makhluk lain kan masuk pikiran kita berikut penderitaannya kalau seseorang itu merealisasi nibbana ya jelas pasti tidak ada makhluk lain lah...Buddha tidak pernah bilang, "Setelah suci, jangan lupa membantu makhluk laen"

di dunia ini ada penderitaan karena kita ini belum suci, coba kalau kita sudah parinibbana dari kemaren..langsung penderitaan makhluk lain juga tidak ada (dan memang tidak pernah ada, kita suci atau tidak)
coba cari di sutta, apakah keadaan parinibbana masih ada makhluk yang perlu diselamatkan. semua ini kan cuma delusi saja

Buddha aja setelah tercerahkan kan ingin cepat2 parinibbana kok

nah pencerahan Buddha ini masih masuk dalam pikiran kita....

ajaran Buddha kan tentang membebaskan diri sendiri bukan tentang membebaskan makhluk lain

ini bukti, seorang arahat sudah nda punya perasaan:
Tatra kho áyasmá Sáriputto bhikkhú ámantesi, Sukham idam ávuso
     nibbánam, sukham idam ávuso nibbánanti. Evam vutte áyasmá Udáyi
     áyasmantam Sáriputtam etad avoca, Kim panettha ávuso Sáriputta
     sukham yad ettha natthi vedayitanti. Etad eva khvettha ávuso sukham
     yad ettha natthi vedayitam.
     (Anguttara IX,34)

     YM Sáriputta mengatakan kepada bhikkhu, 'Kepadaman ini sahabat,
     adalah menyenangkan.' Ketika ini dikatakan, YM Udáyi berkata kepada
     YM Sáriputta, 'Tapi, sahabat Sáriputta, apa yg menyenangkan di sini,
     berhubung tidak ada perasaan?'
     'Karena itulah, sahabat, menyenangkan di sini, bahwa di sini tidak ada
     perasaan.'

Bro,bisakah bro membaca ulang postingan saya?Dan bisakah bro membantu dengan menjawab pertanyaan saya dipostingan tersebut.
Title: Re: antara arahat dan boddhisatva?
Post by: Indra on 12 December 2010, 02:48:40 PM
Quote from: raynoism on 12 December 2010, 01:01:42 PM
bukannya jadi cuek...tapi bagaimana mau menyelamatkan sesuatu yang sesungguhnya tidak pernah ada? dirinya sendiri yang mau menyelamatkan juga tidak ada kok..
peduli makhluk lain atau tidak, yang bisa menolong makhluk lain kan makhluk lain itu, dan menurut saya ajaran Buddha kan tentang membebaskan  diri sendiri dari dukkha bukan tentang membebaskan makhluk lain dari dukkha... karena menurut saya kalau diri sendiri bebas dari dukkha (tercerahkan), makhluk lain pun akan terbebas dari dukkha


jadi apakah anda sendiri saat ini juga sudah terbebaskan? bukankah Sang Buddha telah terbebaskan, jadi makhluk lain (anda) juga terbebaskan?

Quote
(yah, sesungguhnya tidak ada yang terbelenggu atau terbebas kok....)

ttg kata2 Buddha untuk mengutus bhikkhu2, "atas dasar belas kasih" kan buat bhikkhu yang ngerasain bukan buat Buddha, lagian apakah ada dalam sutta itu dijelaskan, bhikkhu yang diutus itu ada yang Arahat? (maaf saya juga belum cek memang, kalau ternyata ada tolong kasi tau saya).

penugasan missionari pertama itu adalah kepada 60 Arahat pertama.

Title: Re: antara arahat dan boddhisatva?
Post by: Indra on 12 December 2010, 02:57:09 PM
Quote from: raynoism on 12 December 2010, 02:31:44 PM
ini bukti, seorang arahat sudah nda punya perasaan:
Tatra kho áyasmá Sáriputto bhikkhú ámantesi, Sukham idam ávuso
     nibbánam, sukham idam ávuso nibbánanti. Evam vutte áyasmá Udáyi
     áyasmantam Sáriputtam etad avoca, Kim panettha ávuso Sáriputta
     sukham yad ettha natthi vedayitanti. Etad eva khvettha ávuso sukham
     yad ettha natthi vedayitam.
     (Anguttara IX,34)

     YM Sáriputta mengatakan kepada bhikkhu, 'Kepadaman ini sahabat,
     adalah menyenangkan.' Ketika ini dikatakan, YM Udáyi berkata kepada
     YM Sáriputta, 'Tapi, sahabat Sáriputta, apa yg menyenangkan di sini,
     berhubung tidak ada perasaan?'
     'Karena itulah, sahabat, menyenangkan di sini, bahwa di sini tidak ada
     perasaan.'

saya khawatir anda keliru mengartikan makna sutta itu menjadi tidak ada perasaan. setidaknya anda harus mempelajari konteks dari ucapan itu. semua makhluk hidup apakah arahat maupun bukan arahat, ketika masih hidup pasti memiliki perasaan, apakah menyenangkan atau tidak menyenangkan atau netral.
Title: Re: antara arahat dan boddhisatva?
Post by: Mr. Wei on 12 December 2010, 05:12:01 PM
Selama ini banyak usaha untuk mencoba mencari persamaan antara tujuan Theravada dan Mahayana. Theravada mengajarkan bahwa baik savaka buddha, pacceka buddha, atau sammasambuddha ketiganya dapat dijadikan sebagai tujuan; sedangkan Mahayana mengajarkan untuk menjadi bodhisatva untuk mencapai tujuan akhir sammasambuddha. Namun sepertinya diskusi seperti ini tidak pernah ada habisnya, entah karena puthujana seperti saya dan (mungkin) beberapa teman di sini yang memang belum memiliki kebijaksanaan untuk menyelami keduanya atau memang kedua aliran itu berbeda (ada kesalahan penafsiran dari salah satu ajaran).

Kalau saya, lebih baik coba mendatangi kedua ajaran tersebut, lalu saya selami mana yang menurut saya bisa memberikan perkembangan di dalam batin saya, itu yang saya ambil.
Title: Re: antara arahat dan boddhisatva?
Post by: Terasi on 12 December 2010, 06:15:46 PM
Esensinya manusia itu hanyalah kumpulan unsur, tak ada si Terasi yang kekal. Tapi secara riilnya kumpulan unsur yang di kehidupan ini bernama Terasi, karena belum tercerahkan maka akan terlahir kembali berulang-ulang tak ada habisnya. Itu kenyataannya.
Sang Buddha itu realistis, makanya dengan cinta kasih dia mengajarkan Dhamma supaya kumpulan unsur yang muter-muter dalam samsara bisa mentas. Bukannya dia pasang target si A, si B, si C dsb - karena si A, B, C itu semua tak kekal, yang ada hanya kumpulan unsur yang membentuk A, B, C di kehidupan saat ini.

Cinta kasih sang Buddha itu ada, tapi tidak melekat. Kalau bro Ray menyumbang rumah sakit untuk korban tsunami, itu cinta kasih. Misalnya di antara korban tsunami ada si X yang karena tsunami jadi sakit keras, walaupun dapat sumbangan tapi tetap meninggal, kan bro Ray nggak terus jadi sedih atau murka. Mungkin seperti begitu sih.
Title: Re: antara arahat dan boddhisatva?
Post by: Mahadeva on 12 December 2010, 09:20:47 PM
Quote from: Indra on 12 December 2010, 02:48:40 PM
jadi apakah anda sendiri saat ini juga sudah terbebaskan? bukankah Sang Buddha telah terbebaskan, jadi makhluk lain (anda) juga terbebaskan?

penugasan missionari pertama itu adalah kepada 60 Arahat pertama.



oh thanks...saya tidak baca itu...

oh saya juga belum tercerahkan kok....

tapi kalau sudah tercerahkan bukannya nanti setelah parinibbana maka makhluk lain jadi tidak ada lagi bagi saya sendiri?
Title: Re: antara arahat dan boddhisatva?
Post by: Indra on 12 December 2010, 09:31:13 PM
Quote from: raynoism on 12 December 2010, 09:20:47 PM
oh thanks...saya tidak baca itu...

oh saya juga belum tercerahkan kok....

tapi kalau sudah tercerahkan bukannya nanti setelah parinibbana maka makhluk lain jadi tidak ada lagi bagi saya sendiri?

mohon anda sudi berbagi pengalaman anda di sini ketika anda sudah tercerahkan nanti
Title: Re: antara arahat dan boddhisatva?
Post by: Mahadeva on 12 December 2010, 09:34:05 PM
Quote from: Indra on 12 December 2010, 09:31:13 PM
mohon anda sudi berbagi pengalaman anda di sini ketika anda sudah tercerahkan nanti

oh..baiklah...akan saya usahakan

saya juga tolong dibimbing untuk bisa tercerahkan
Title: Re: antara arahat dan boddhisatva?
Post by: Indra on 12 December 2010, 09:41:55 PM
Quote from: raynoism on 12 December 2010, 09:34:05 PM
oh..baiklah...akan saya usahakan

saya juga tolong dibimbing untuk bisa tercerahkan


ada ritualnya kalo mau masuk perguruan ;D
Title: Re: antara arahat dan boddhisatva?
Post by: Mahadeva on 12 December 2010, 09:55:19 PM
Quote from: Indra on 12 December 2010, 09:41:55 PM
ada ritualnya kalo mau masuk perguruan ;D

oh..apakah itu? seperti visuddhi?
Title: Re: antara arahat dan boddhisatva?
Post by: Indra on 12 December 2010, 10:07:56 PM
Quote from: raynoism on 12 December 2010, 09:55:19 PM
oh..apakah itu? seperti visuddhi?

joking, gue belum certified untuk membimbing orang
Title: Re: antara arahat dan boddhisatva?
Post by: Sostradanie on 12 December 2010, 10:15:26 PM
Quote from: Indra on 12 December 2010, 09:41:55 PM
ada ritualnya kalo mau masuk perguruan ;D

=))  =))  =))
Title: Re: antara arahat dan boddhisatva?
Post by: Mahadeva on 18 December 2010, 05:30:27 PM
saya sudah baca artikel di sini
http://www.accesstoinsight.org/lib/authors/bodhi/arahantsbodhisattvas.html

dan Bhikkhu Bodhi bilang kalo di kanon pali, Buddha tidak menjelaskan cara untuk jadi Sammasambuddha, lalu di  thread ini
http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=17940.0

Bro Fabian bilang ada caranya dalam kanon pali dan sudah dijelaskan juga ada di RAPB, jadi memang ada ya caranya?
Title: Re: antara arahat dan boddhisatva?
Post by: seniya on 18 December 2010, 07:48:05 PM
Quote from: raynoism on 18 December 2010, 05:30:27 PM
saya sudah baca artikel di sini
http://www.accesstoinsight.org/lib/authors/bodhi/arahantsbodhisattvas.html

dan Bhikkhu Bodhi bilang kalo di kanon pali, Buddha tidak menjelaskan cara untuk jadi Sammasambuddha, lalu di  thread ini
http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=17940.0

Bro Fabian bilang ada caranya dalam kanon pali dan sudah dijelaskan juga ada di RAPB, jadi memang ada ya caranya?

Coba baca buku "A Treatise of Paramis" yang diterjemahkan dari komentar Cariya Pitaka oleh Bhikkhu Bodhi. Buku ini berisi uraian tentang pemenuhan paramita oleh Bodhisatta dalam pandangan Theravada. Bisa dibaca di http://www.midamericadharma.org/gangessangha/ParamisTreatise.html (http://www.midamericadharma.org/gangessangha/ParamisTreatise.html)
Title: Re: antara arahat dan boddhisatva?
Post by: Mahadeva on 18 December 2010, 09:52:41 PM
thanks ntar saya baca, kalau pandangan mahayana ttg jadi bodhisatta tentu menarik.
namun kalau yang dari pandangan theravada ttg jadi bodhisatta,  tentu ini sangat baik juga untuk dipelajari dan menambah semangat untuk memupuk parami

kalau misalnya ada yang sudah dapat kutipan langsung dari kanon palinya, tolong di post juga. pasti keren.
Title: Re: antara arahat dan boddhisatva?
Post by: Sumedho on 20 December 2010, 09:07:00 AM
Quote from: seniya on 18 December 2010, 07:48:05 PM
Coba baca buku "A Treatise of Paramis" yang diterjemahkan dari komentar Cariya Pitaka oleh Bhikkhu Bodhi. Buku ini berisi uraian tentang pemenuhan paramita oleh Bodhisatta dalam pandangan Theravada. Bisa dibaca di http://www.midamericadharma.org/gangessangha/ParamisTreatise.html (http://www.midamericadharma.org/gangessangha/ParamisTreatise.html)

PDF dalam bahasa indonesianya di http://dhammacitta.org/pustaka/ebook/theravada/Risalah tentang Parami-Parami dari Kitab Komentar untuk Cariyapitaka.pdf (http://dhammacitta.org/pustaka/ebook/theravada/Risalah%20tentang%20Parami-Parami%20dari%20Kitab%20Komentar%20untuk%20Cariyapitaka.pdf)

baru mau naik ke perpustakaan, dcpedianya otw

buku ini bukan oleh bhikkhu bodhi tapi diterjemahkan oleh bhikkhu bodhi. ditulis oleh acariya dhammapala
Title: Re: antara arahat dan boddhisatva?
Post by: seniya on 20 December 2010, 06:13:11 PM
Quote from: Sumedho on 20 December 2010, 09:07:00 AM
PDF dalam bahasa indonesianya di http://dhammacitta.org/pustaka/ebook/theravada/Risalah tentang Parami-Parami dari Kitab Komentar untuk Cariyapitaka.pdf (http://dhammacitta.org/pustaka/ebook/theravada/Risalah%20tentang%20Parami-Parami%20dari%20Kitab%20Komentar%20untuk%20Cariyapitaka.pdf)

baru mau naik ke perpustakaan, dcpedianya otw

buku ini bukan oleh bhikkhu bodhi tapi diterjemahkan oleh bhikkhu bodhi. ditulis oleh acariya dhammapala


Thx baru tahu kalau udah ada bahasa Indonesia-nya....

Ya, itu memang terjemahan bhikkhu Bodhi dari komentar Cariya Pitaka. Mungkin kalimat saya di atas ambigu: Coba baca buku "A Treatise of Paramis" yang diterjemahkan dari komentar Cariya Pitaka oleh Bhikkhu Bodhi.
Title: Re: antara arahat dan boddhisatva?
Post by: Mahadeva on 20 December 2010, 08:19:44 PM
ini ada juga artikel keren
http://www.dhammaweb.net/htmlbook/page.php?page=0&id=4

judulnya, apakah penganut theravada hanya bertujuan untuk jadi arahat saja?